Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
STANDAR AKUNTANSI
Rerangka Konseptual
Perbedaan akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen antara lain dari beberapa
segi:
1. Pihak yang menggunakan laporan
Akuntansi keuangan: digunakan oleh pihak dalam perusahaan dan luar perusahaan
akan tetapi lebih dikhususkan bagi pihak di luar perusahaan.
Akuntansi manajemen: digunakan khusus bagi manajer berbagai jenjang di dalam
perusahaan, seperti manajer produksi, manajer keuangan, dan lainnya.
2. Aturan pelaporan
Akuntansi keuangan: diatur melalui Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Akuntansi manajemen: tidak diatur oleh peraturan yang baku.
3. Orientasi waktu
Akuntansi keuangan: selalu menghasilkan laporan keuangan yang merupakan
data-data yang berasal dari masa lalu.
Akuntansi manajemen: dalam laporannya banyak memberikan estimasi atau
ramalan penjualan.
Proses Akuntansi
Prosedur atau proses penyusunan laporan keuangan terdiri dari dua tahap, yaitu:
1. Tahap perekaman data
Tahap ini dimulai dari pembuatan bukti transaksi, pencatatan transaksi ke dalam
jurnal dan dilanjutkan dengan pembukuan transaksi ke buku besar.
2. Tahap pengikhtisaran data
Tahap ini dimulai dari pembuatan kertas kerja berlajur, daftar saldo dan
dilanjutkan dengan membuat penyesuaian.
Jurnal adalah catatan pertama yang dilakukan perusahaan dalam mengikuti dan
merekam arus transaksi keuangan.
Buku besar adalah pengelompokkan masing-masing pos dalam jurnal. Buku besar
berisi akun-akun yang tiap akhir periode junlahnya dipindah ke laporan keuangan.
Neraca Saldo adalah daftar yang berisi saldo-saldo dari seluruh akun yang ada di
dalam buku besar pada suatu saat tertentu.
Penyesuaian adalah proses menandingkan biaya dan pendapatan yang sudah terjadi
tetapi belum dicatat.
Neraca saldo setelah penyesuaian adalah daftar saldo yang dapat dinilai langsung
dari buku besar setelah jurnal penyesuaian dibukukan ke dalamnya.
Pembuatan laporan keuangan, yaitu dari laporan laba rugi, laporan perubahan
ekuitas, neraca dan laporan aliran kas
Jurnal penutup adalah jurnal yang dibuat untuk menutup (menjadikan nol) saldo-
saldo akun sementara (akun nominal dan akun prive).
Jurnal pembalik adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan kembali beberapa
jurnal penyesuaian yang telah dibuat pada akhir tahun sebelumnya. Jurnal ini bersifat
opsional.
BAB IV
LAPORAN LABA RUGI DAN INFORMASI YANG TERKAIT
Dalam laporan laba rugi, terdapat item-item yang bersifat non reguler, yaitu:
1. Penghentian segmen usaha (Discontinued operation)
Terjadi sebagai akibat dari penjualan atau penghentian suatu lini usaha utama
yang terpisah dimana aktiva, laba atau rugi bersih dan aktivitas dapat dipisahkan
baik secara fisik, secara operasional maupun untuk tujuan laporan keuangan.
Kas
Kas adalah aktiva yang paling likuid yang dijadikan standard pertukaran dan
tidak dibatasi penggunaannya.
Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid,
berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu
tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.
Untuk bisa disebut sebagai kas, terdapat karakteristik tertentu yang harus
dipenuhi, antara lain :
1. Aktiva tersebut haruslah siap tersedia untuk membayar kewajiban saat ini
2. Tidak dibatasi penggunaannya.
Rekonsiliasi
Rekonsiliasi diperlukan untuk menjelaskan perbedaan-perbedaan yang terjadi
antara saldo menurut bank dengan saldo menurut perusahaan.
Ada beberapa item yang mempengaruhi terjadinya perbedaan antara catatan
bank dan catatan perusahaan:
2. Deposit In Transit (Setoran dalam perjalanan)
3. Outstanding Checks (Cek dalam peredaran)
4. Bank Charges (Biaya-biaya bank)
5. Bank Credits (Misalnya pendapatan bunga)
6. Error (Kesalahan)
7. Not Sufficient Funds (Cek kosong)
BAB VII
PIUTANG (RECEIVABLE)
Pengertian Piutang
Piutang adalah klaim terhadap pelanggan untuk uang, barang, atau jasa.
Piutang ini terdiri dari berbagai macam yaitu trade receivable (terdiri dari piutang
dagang dan piutang wesel) dan nontrade receivable.
Pengakuan Piutang
Ada dua faktor yang bisa menimbulkan kesulitan dalam mengukur harga
pertukaran, yaitu:
1. Diskon (trade dan cash discount)
a. Trade discount
Trade discount digunakan untuk menghindari perubahan harga dalam katalog,
perbedaan harga untuk kuantitas pembelian yang berbeda, dan untuk
menyembunyikan harga yang sesungguhnya dari kompetitor.
b. Cash discount (sales discount)
Merupakan potongan harga tunai yang diberikan apabila pembeli membayar
dalam jangka waktu tertentu. Contoh, dinyatakan dalam 2/10, n/30 artinya ada
diskon 2% jika pembeli membayar dalam 10 hari, dan jatuh temponya dalam
30 hari.
2. Jangka waktu antara penjualan dan jatuh tempo pembayaran (masalah bunga).
Penilaian Piutang
Piutang dagang jangka pendek biasanya dinilai dan dilaporkan sebesar net
realizable value, yaitu jumlah bersih kas yang kemungkinan besar akan diterima.
Penentuan net realizable value ini membutuhkan estimasi jumlah piutang yang
mungkin tidak tertagih.
Ada dua metode untuk pencatatan piutang tidak tertagih:
1. Metode penghapusan langsung (direct write-off)
Rekening kerugian piutang akan didebet pada saat piutang benar-benar tidak
tertagih. Metode ini tidak boleh digunakan karena tidak sesuai dengan
Generally Accepted Accounting Principles (GAAP).
3. Metode cadangan (allowance method)
Dalam metode cadangan ini, perlu dibuat cadangan untuk piutang yang tidak
tertagih.
Untuk memperkirakan jumlah piutang yang mungkin tidak tertagih ada dua
pendekatan:
a. Pendekatan rugi laba (income statement approach) – persentase dari penjualan
Dalam metode ini yang ditekankan adalah kerugian piutangnya. Jumlah kerugian
piutang dan cadagan keugian piutang tidak akan terpengaruh oleh saldo cadangan
kerugian piutang yang sudah ada.
b. Pendekatan neraca (balance sheet approach) – persentase piutang
Tujuan pendekatan ini adalah untuk melaporkan piutang sebesar net realizable
value, maka pendekatan ini merujuk pada neraca. Dengan menggunakan
pengalaman di masa lalu, perusahaan dapat memperkirakan persentase dari
piutang yang masih beredar yang akan tidak tertagih bisa juga dengan membuat
analisis umur piutang (aging schedule). Jumlah kerugian piutang akan dipengaruhi
oleh saldo awal cadangan kerugian piutang yang sudah ada.
Retur Penjualan
Perusahaan mengantisipasi adanya penjualan yang dikembalikan dengan cara
membuat rekening retur penjualan dan cadangan untuk mencegah distorsi terhadap
laba bersih yang dialporkan dalam laporan laba rugi. Rekening tersebut akan
dikontrakan dengan pendapatan penjualan.
Pengertian Persediaan
Persediaan adalah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual atau
barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam proses produksi pembuatan
barang.
b. Dollar-Value LIFO
Peningkatan dan penurunan dalam satu kelompok ditentukan dan diukur
berdasarkan total nilai persediaan dalam satuan uang bukan kuantitas (unit)
persediaan dalam satu kelompok. Metode ini dapat mengurangi kelemahan LIFO
yang terkait dengan likuidasi persediaan dengan metode LIFO pada saat terjadi
kelangkaan persediaan.
Evaluasi LCOM
Penurunan nilai aktiva dicatat dalam periode dimana kerugian terjadi, bukan
pada periode penjualan. Di sisi lain, peningkatan nilai aktiva dicatat pada saat
penjualan. Perlakuan ini tidak konsisten dan mengarah pada distorsi data.
Penerapan prinsip ini bisa mengakibatkan ketidakkonsistenan, karena
persediaan perusahaan bisa dinilai pada harga perolehan tahun ini, mungkin tahun
depan bisa dinilai dengan harga pasar.
Apabila aktiva dibeli atau mulai digunakan tidak pada awal tahun, maka aktiva
tetap tersebut akan terkena depresiasi yang bersifat parsial atau tidak penuh. Dalam
peristiwa seperti itu, maka depresiasi akan dihitung dari saat aktiva tersebut dibeli
atau digunakan sampai dengan akhir tahun.
Aktiva dinyatakan di neraca sebesar nilai bukunya. Nilai buku merupakan selisih
antara kos (harga perolehan) aktiva dengan akumulasi depresiasi.
Dalam depresiasi aktiva, terdapat faktor nilai residu dan umur ekonomis yang
mempengaruhi penghitungan dan pembebanan depresiasi per tahun. Ketika aktiva
sudah dipergunakan, terkadang estimasi nilai residu dan/atau umur ekonomis
mengalami perubahan. Perubahan tersebut dapat diakibatkan oleh perubahan
teknologi, kerusakan fisik, perubahan kebutuhan perusahaan atau informasi lain.
Ketika terjadi perubahan estimasi, maka pembebanan depresiasi juga harus
disesuaikan dengan estimasi yang baru.
Selain perubahan estimasi, seiring dengan berjalannya waktu, aktiva dapat
mengalami perbaikan, penggantian ataupun penambahan. Perbaikan, penggantian atau
penambahan tersebut harus dikapitalisasi (menambah kos aktiva lama), jika
memenuhi salah satu dari 3 kriteria berikut:
1. menambah umur ekonomis
2. menambah kuantitas produksi
3. menambah atau meningkatkan kualitas jasa yang diberikan
Kos aktiva sumber daya alam tersebut merupakan seluruh pengorbanan yang
dikeluarkan untuk mendapatkan sumber daya alam ditambah estimasi biaya untuk
merehabilitasi tanah supaya kembali ke keadaan semula seperti sebelum dilakukan
penggalian.
Kos sumber daya alam terdiri dari:
1. Kos akuisisi, yaitu pengorbanan yang dikeluarkan untuk mendapatkan hak
untuk mencari dan menemukan sumber daya alam. Kos akuisisi dapat juga
berupa kos yang dikeluarkan untuk mendapatkan hak mengelola sumber daya
alam yang telah diketemukan atau dapat berupa pembayaran royalty atas
properti yang dipergunakan dalam penambangan.
2. Kos eksplorasi, yaitu pengorbanan yang dikeluarkan untuk mencari sumber
daya alam
3. Kos pengembangan, yaitu pengorbanan yang dikeluarkan untuk membuat
sumur gali, terowongan, dan pengeboran, dan lain-lain
4. Kos restorasi, kos yang dikeluarkan untuk mengembalikan keadaan tanah
kembali semula.
Aktiva tidak berwujud adalah aktiva yang tidak memiliki wujud fisik dan
bukan merupakan aktiva moneter. Aktiva tidak berwujud biasanya memberikan
manfaat dalam waktu lebih dari satu tahun, sehingga diklasifikasikan sebagai aktiva
jangka panjang.
Aktiva tidak berwujud dapat berupa hak cipta, paten, waralaba (franchise),
lisensi, merk dagang dan goodwill (muhibah). Goodwill terjadi hanya ketika suatu
perusahaan membeli perusahaan lain dengan harga beli yang lebih tinggi dari harga
pasar aktiva bersih perusahaan yang dibeli.
Pengorbanan yang dikeluarkan untuk aktiva tidak berwujud yang diciptakan
sendiri tidak boleh dicatat sebagai aktiva tidak berwujud. Hanya biaya hukum dan
biaya langsung yang berhubungan dengan aktiva tidak berwujud saja yang bisa dicatat
sebagai aktiva tidak berwujud yang diciptakan secara internal.
Aktiva tidak berwujud dapat juga diperoleh dari pembelian. Apabila aktiva
tidak berwujud diperoleh dari pembelian, maka kos aktiva tidak berwujud merupakan
harga beli ditambah biaya lain-lain, seperti biaya hukum dan pendaftaran.
Aktiva tidak berwujud biasanya diamortisasi menggunakan garis lurus.
Menurut FASB, goodwill tidak diamortisasi dikarenakan dianggap melekat pada
perusahaan sehingga masa manfaatnya tidak terbatas.
Aktiva tidak berwujud juga dapat mengalami penurunan nilai (impairment).
Untuk aktiva tidak berwujud yang masa manfaatnya terbatas, cara pengakuan
impairment sama seperti halnya aktiva tetap. Namun untuk goodwill, tidak perlu
recoverability test. Karena goodwill melekat pada perusahaan, maka harus ditentukan
terlebih dahulu nilai total aktiva bersih perusahaan sebelum dibandingkan dengan
harga pasarnya.
BAB XV
UTANG LANCAR DAN KONTIJENSI
Definisi Utang
Menurut APB Statement 4, utang adalah kewajiban ekonomik sebagai
tanggung jawab untuk mentransfer sumber daya ekonomik kepada entitas lain di
masa depan.
Terdapat 3 (tiga) karakteristik dasar kewajiban, yaitu :
1. Adanya kewajiban, artinya pengorbanan sumber daya ekonomik masa depan itu
cukup pasti.
2. kewajiban tersebut benar-benar tidak dapat dihindari, artinya kewajiban tersebut
merupakan kewajiban periode atau saat ini untuk menyerahkan suber daya
ekonomik di masa depan.
3. kejadian yang menimbulkan kewajiban tersebut telah terjadi.
Utang Lancar
Utang lancar adalah utang yang diharapkan akan dibayar (1) dalam waktu satu
tahun atau satu siklus operasi normal perusahaan, dan (2) dengan menggunakan aktiva
lancar yang ada atau hasil dari pembentukan kewajiban lancar yang lain.
Jika utang tersebut jatuh tempo karena permintaan kreditor (callable), maka
harus diklasifikasikan sebagai utang lancar. Kewajiban jangka pendek yang
diharapkan untuk didanai kembali termasuk utang jangka panjang.
Kontinjensi
Kontijensi (contigency) adalah suatu peristiwa atau keadaan yang meliputi
ketidakpastian yang mungkin menimbulkan keuntungan atau kerugian kepada
perusahaan, dimana hanya dapat dipastikan apabila suatu kejadian atau beberapa
kejadian di masa yang akan datang terjadi atau tidak.
Dalam akuntansi, kerugian kontinjensi dapat diakui bila besar kemungkinan
untuk terjadi (probable) dan dapat dilakukan estimasi yang layak terhadap jumlah
kerugian yang ditimbulkan. Keuntungan kontinjensi tidak boleh diakui dalam laporan
keuangan. Keuntungan kontinjensi harus diungkapkan jika besar kemungkinan untuk
terjadi.
BAB XVI
HUTANG JANGKA PANJANG : OBLIGASI DAN WESEL
Apabila bunga dibayarkan dua kali dalam setahun, maka periode pembayaran
bunga adalah n x 2, dan suku bunga yang menjadi discount rate adalah suku bunga
pasar (i) dibagi 2.
Pada saat diterbitkan, antara harga jual dengan nilai nominal dapat terjadi
perbedaan. Perbedaan tersebut diakibatkan oleh adanya perbedaan antara suku bunga
nominal dengan suku bunga pasar. Apabil harga jual obligasi lebih besar daripada
nilai nominal, maka selisihnya disebut dengan premi (agio). Namun jika harga jual
obligasi lebih rendah dibandingkan nilai nominalnya, maka selisihnya disebut dengan
diskonto (disagio).
Premium dan diskonto tersebut harus diamortisasi selama jangka waktu
obligasi dengan metode bunga efektif maupun dengan metode garis lurus. Adanya
premium (diskonto) mengakibatkan biaya bunga yang dibebankan ke laporan laba
rugi menjadi lebih rendah (tinggi) dibandingkan dengan kas yang dibayarkan.
Biaya penerbitan obligasi dinyatakan dalam rekening yang terpisah dari
obligasi dan diamortisasikan selama jangka waktu obligasi dengan menggunakan
metode garis lurus.
Obligasi dinyatakan di neraca sebesar nilai bukunya, yaitu sebesar nilai
nominal ditambah dengan premi yang belum diamortisasi atau nilai nominal dikurangi
dengan diskonto yang belum diamortisasi.
Keterangan di atas yang berlaku untuk obligasi juga berlaku untuk utang
wesel jangka panjang.
BAB XVII
MODAL PEMILIK: MODAL DISETOR
Laba ditahan adalah laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. Laba
ini ditahan di perusahaan dengan tujuan antara lain:
a. Untuk ekspansi perusahaan di masa yang akan datang.
b. Sebagai cadangan apabila perusahaan mengalami kerugian
c. Untuk meratakan pembayaran dividen
Stock split adalah pemecahan nilai nominal saham. Stock split dilakukan
dengan tujuan untuk menurunkan harga pasar yang terlalu tinggi atau untuk
memperbanyak jumlah saham yang beredar. Perusahaan tidak perlu membuat jurnal
untuk stock split, hanya perlu membuat pengungkapan pada catatan atas laporan
keuangan.
BAB XIX
INVESTASI SURAT BERHARGA: UTANG
Terdapat beberapa istilah yang terkait dengan surat berharga utang sebagai
berikut:
• Nilai nominal (nilai jatuh tempo) adalah nilai pokok utang yang tertera pada
setiap lembar obligasinya
• Suku bunga nominal: adalah suku bunga yang tertera pada lembar obligasi
• Harga beli adalah nilai obligasi yang terjadi pada saat obligasi tersebut dibeli
• Suku bunga pasar (suku bunga efektif) adalah suku bunga yang diinginkan
oleh investor. Suku bunga pasar ini digunakan sebagai tingkat diskonto
(discount rate) untuk menghitung harga beli obligasi.
• Harga beli obligasi dapat dihitung dengan rumus sbb:
Harga beli = PVF (n, i) Nilai nominal + PVF-OA (n,i) bunga
n = periode = jangka waktu obligasi
i = suku bunga pasar
Nilai buku investasi obligasi adalah nilai nominal ditambah dengan premium
yang belum diamortisasi atau nilai nominal dikurangi dengan diskonto yang belum
diamortisasi.
Pada saat diterbitkan, antara harga beli dengan nilai nominal dapat terjadi
perbedaan. Perbedaan tersebut diakibatkan oleh adanya perbedaan antara suku bunga
nominal dengan suku bunga pasar. Apabila harga beli obligasi lebih besar daripada
nilai nominal, maka selisihnya disebut dengn premi (agio). Namun jika harga beli
obligasi lebih rendah dibandingkan nilai nominalnya, maka selisihnya disebut dengan
diskonto (disagio).
Berbeda dengan pada bahasan utang obligasi, premium ataupun diskonto ini
tidak akan muncul dalam rekening yang terpisah. Tetapi premium dan diskonto ini
akan menjadi satu pada rekening investasi obligasi yang bersangkutan.
Premium dan diskonto tersebut harus diamortisasi selama jangka waktu
obligasi dengan metode bunga efektif maupun dengan metode garis lurus.
BAB XX
INVESTASI SURAT BERHARGA: SAHAM
Seperti halnya pada investasi surat utang, maka dalam investasi saham pun
juga ada pengklasifikasian investasi menjadi Available for sale dan trading. Investasi
dalam saham tidak ada yang diklasifikasikan menjadi held to maturity, dikarenakan
saham tidak memiliki tanggal jatuh tempo.
Investasi dalam saham yang diklasifikasikan menjadi available for sale dan trading,
maka pada saat pembuatan neraca, nilai investasi tersebut harus disesuaikan dengan
harga pasar pada tanggal neraca.
Selain itu, proporsi kepemilikan saham juga mempengaruhi metode akuntansi
yang dipakai untuk pencatatan akuntansinya. Secara ringkas, pengaruh proporsi
kepemilikan saham terhadap metode akuntansinya disajikan dalam tabel sebagai
berikut:
Proporsi kepemilikan Klasifikasi Metode Akuntansi
< 20% Available For Fair value (harga pasar), yaitu
Sale investasi dinyatakan di neraca
Trading sebesar nilai pasar
20 – 50% (diasumsikan - Ekuitas, investasi dinyatakan di
memiliki pengaruh yang neraca sebesar kosnya. Jika ekuitas
signifikan ke investee) investee berubah, maka nilai
investasi juga berubah.
> 50% (diasumsikan - Ekuitas, dan harus membuat
memiliki kendali terhadap laporan keuangan konsolidasi
investee)
BAB XXI
PENGAKUAN PENDAPATAN
KONSTRUKSI JANGKA PANJANG
Ketika terjadi ada penjualan dengan sistem angsuran dalam jangka panjang,
terdapat resiko yang tinggi atas tingkat ketertagihan piutang perusahaan. Dalam
keadaan demikian,maka harus ada konservatisme yang dilakukan perusahaan untuk
memilih metode akuntansi yang sesuai.
Adanya ketidakpastian yang tinggi pada ketertagihan piutang, membuat
perusahaan penjual harus menunda pengakuan pendapatannya. Secara teknis,
perusahaan tetap mencatat pendapatan penjualan pada saat transaksi, tetapi menunda
pengakuan laba kotornya.
Terdapat 2 metode untuk pengakuan pendapatan penjualan angsuran jangka panjang:
1. Installment sales accounting method
Merupakan sistem penjualan produk/barang dengan masa pelunasan bertermin
dalam kurun waktu yang panjang, sehingga resiko tak tertagih menjadi tinggi.
Pendapatan dan Kos barang terjual (harga pokok penjualan) diakui pada periode
penjualan, tetapi laba kotor pengakuannya ditunda sampai ada kas yang diterima.
Resiko diatasi dengan membuat perjanjian kepemilikan, dan jaminan personal
2. Metode pemulihan kos (cost recovery method)
Pendapatan dan harga pokok perolehan diakui pada saat transaksi, tetapi laba
kotor atas penjualan baru akan diakui jika jumlah setoran yang sudah diterima dari
customer telah melebihi harga pokok penjualan.
Kedua metode di atas diperbolehkan digunakan dalam situasi khusus, dimana resiko
ketidaktertagihan piutang sangat tinggi dan biasanya angsuran dalam jangka panjang.
BAB XXIII
SEWA GUNA
Lease (sewa guna) adalah penjanjian kontrak antara penyewa (lessee) dengan
pihak yang menyewakan (lessor), dimana lessee berhak menggunakan aktiva yang
dimiliki lessor dalam waktu yang ditentukan.
Saat ini, sesuai SFAS 154, pendekatan yang digunakan tergantung dari
perubahan akuntansi yang terjadi. Perubahan dalam prinsip akuntansi dan perubahan
pelaporan entitas biasanya menggunakan pendekatan retrospectively dimana
perusahaan harus menyajikanulang laporankeuangan periode-periode sebelumnya,
kecuali apabila pendekatan ini tidak dapat diterapkan (impracticable). Perubahan
dalam estimasi akuntansi menggunakan pendekatan prospectively, dimana dampak
perubahan estimasi ini hanya akan berpengaruh pada periode berjalan dan yang akan
datang..
Koreksi kesalahan
Berupa kesalahan matematis, kesalahan penggunaan prinsip akuntansi,
maupun kesalahan dalam menggunakan informasi. Kesalahan tersebut dapat
mengakibatkan kesalahan pada neraca saja atau laporan laba rugi saja, atau keduanya.
Apabila perusahaan mengetahui adanya kesalahan pada laporan keuangannya, maka
perusahaan harus segera membuat koreksi atas kesalahan tersebut.
Terdapat 2 tipe kesalahan yang mengakibatkan kesalahan pada neraca dan laporanlaba
rugi sekaligus:
a. Counterbalancing errors, merupakan kesalahan yang dapat benar dengan
sendirinya dalam dua periode akuntansi. Walaupun tanpa koreksi, kesalahan
jenis ini akan menjadi benar dengan sendirinya. Namun apabila perusahaan
mengetahui adanya kesalahan ini dan belum dibenarkani, maka perusahaan tetap
harus membuat koreksi. Contoh kesalahan adalah kelalaian untuk mencatat
penyesuaian terhadap biaya gaji yang terutang.
b. Noncounterbalancing errors, merupakan kesalahan yang tidak dapat benar
dengan sendirinya. Sehingga perusahaan harus segera membuat koreksi atas
kesalahan tersebut. Contoh dari kesalahan ini adalah kesalahan dalam mencatat
kos aktiva (aset) sebagai biaya pembelian aktiva.
BAB XXV
PENGUNGKAPAN PENUH DALAM LAPORAN KEUANGAN
Laporan Interim
Interim Reports adalah laporan yang meliputi periode kurang dari satu
periode. Profesi mengindikasikan bahwa metode yang digunakan dalam laporan
interim sama dengan yang digunakan dalam laporan tahunan, kecuali dalam beberapa
hal, antara lain diperbolehkannya menggunakan gross profit method untuk penilaian
persediaan interim tapi diperlukan pengungkapan dan penyesuaian dengan persediaan
tahunan. Selain itu, penurunan nilai persediaan (market) tidak ditunda di luar periode
interim kecuali jika sifatnya temporer dan tidak ada kerugian yang diharapkan untuk
tahun fiskal. Dalam pembuatan laporan interim, terdapat dua pendapat, yaitu laporan
interim dianggap merupakan suatu laporan terpisah dari laporan tahunan (discrete
view) dan laporan interim dianggap merupakan bagian dari laporan tahunan (integral
view).
Namun, pelaporan keuangan melalui internet ini juga mengandung bahaya dari
hackers yang bisa menyalahgunakan data yang disajikan. Selain itu belum ada standar
pengaturan kelengkapan informasi yang disajikan.