Kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Ada berbagai
gangguan kesehatan yg diakibatkan infeksi di dalam rongga mulut.
Sumber infeksi ini disebut sbg fokus atau fokal infeksi, sedangkan infeksi yg ditimbulkan
disbt infeksi fokal.
Infeksi fokal adalah : Proses penyebaran dari kuman atau toksinnya dari fokus infeksi ke
tempat lain yang jauh letaknya dari asal fokus infeksi, sehingga mampu mengakibatkan
kerusakan jaringan yg dpt berupa infeksi baru maupun kelainan baru.
Fokal infeksi terjadi ketika mikroorganisme yang berasal dari rongga mulut dan gigi
menyebabkan infeksi atau penyakit tubuh yang lain. Infeksi di akar gigi maupun di jaringan
penyangga gigi melibatkan lebih dari 350 bakteri dan mikroorganisme. Karena letak
infeksinya sangat dekat dengan pembuluh darah, produk bakteri berupa toksin dapat
menyebar keseluruh tubuh.
2. Difusi toksin atau produk mikroorganisme yg toksik ke pembuluh darah atau limfe,
shg sampai ke bag tubuh yg jauh letaknya. Di tempat baru tsb dapat
menimbulkan reaksi hypersensitif pd jaringan yg bersangkutan.
Infeksi fokal yg dpt tjd akibat fokus infeksi dlm rongga mulut:
1. Arthritis [radang sendi], rheumatoid arthritis dan tipe demam rheumatic
Faktor pendukung :
Bakterimia dapat terjadi setelah dilakukan pencabutan gigi.
Bakteri pada plak gigi dapat merupakan salah satu faktor penyebab endokarditis.
Sebaiknya sisa akar gigi dicabut, jika tidak dicabut dapat menyebabkan infeksi kronis.
Infeksi ini dpt terjadi jika kebersihan mulut tdk baik (terbentuk karang gigi). Infeksi
ini ditandai dg gusi mudah berdarah, kemerahan, pembengkakan gusi sampai kegoyangan
gigi.
3. Segera kunjungi dokter gigi jika ada masalah dengan gigi dan mulut.
http://poltekkes-denpasar.ac.id/files/JURNAL%20KESEHATAN
%20GIGI/V1N1/10%20Swastini%2063-68.pdf
resolusi:
konsisten.
2. Antara 5 sampai 7 hari – tengahnya mulai melunak dan abses merusak kulit atau
mukosa sehingga membuatnya dapat di tekan. Pus mungkin dapat dilihat lewat
3. Akhirnya abses pecah, mungkin secara spontan atau setelah pembedahan secara
drainase. Selama fase pemecahan, regio yang terlibat kokoh/tegas saat dipalpasi
Infeksi odontogenik berasal dari bakteri flora normal mulut yang terdapat pada :
gigi vital : Periodontalàpoket
àPerkontinuatum
àHematogen
àLimfogen
Streptococcus,dan staphylococcus
Perawatan pada infeksi odontogenik :
Mengevaluasi pasien
https://dokumen.tips/download/link/infeksi-odontogenik-55cd88ba5f884#
Infeksi odontogen adalah infeksi yang awalnya bersumber dari kerusakan jariangan keras gigi
atau jaringan penyangga gigi yang disebabkan oleh bakteri yang merupakan flora normal
rongga mulut yang berubah menjadi patogen (Soemartono, 2000). Penyebaran infeksi
odontogen ke dalam jaringan lunak dapat berupa abses. Secara harfiah, abses merupakan
suatu lubang berisi kumpulan pus terlokalisir akibat proses supurasi pada suatu jaringan yang
disebabkan oleh bakteri piogenik. Abses yang sering terjadi pada jaringan mulut adalah abses
yang berasal dari regio periapikal. Daerah supurasi terutama tersusun dari suatu area sentral
berupa polimorfonuklear leukosit yang hancur dikelilingi oleh leukosist hidup dan kadang-
kadang terdapat limfosit. Abses juga merupakan tahap akhir dari suatu infeksi jaringan yang
dimulai dari suatu proses yang disebut inflamasi (Aryati, 2006).
Infeksi odontogenik dapat berasal dari tiga jalur, yaitu (1) jalur periapikal, sebagai hasil dari
nekrosis pulpa dan invasi bakteri ke jaringan periapikal; (2) jalur periodontal, sebagai hasil
dari inokulasi bakteri pada periodontal poket; dan (3) jalur perikoronal, yang terjadi akibat
terperangkapnya makanan di bawah operkulum tetapi hal ini terjadi hanya pada gigi yang
tidak/belum dapat tumbuh sempuna. Dan yang paling sering terjadi adalah melalui jalur
periapikal (Karasutisna, 2001).
Infeksi odontogen biasanya dimulai dari permukaan gigi yaitu adanya karies gigi yang sudah
mendekati ruang pulpa (Gambar 1), kemudian akan berlanjut menjadi pulpitis dan akhirnya
akan terjadi kematian pulpa gigi (nekrosis pulpa). Infeksi odontogen dapat terjadi secara lokal
atau meluas secara cepat. Adanya gigi yang nekrosis menyebabkan bakteri bisa menembus
masuk ruang pulpa sampai apeks gigi. Foramen apikalis dentis pada pulpa tidak bisa
mendrainase pulpa yang terinfeksi. Selanjutnya proses infeksi tersebut menyebar progresif ke
ruangan atau jaringan lain yang dekat dengan struktur gigi yang nekrosis tersebut (Cilmiaty,
2009).
https://dentosca.wordpress.com/2011/04/02/pola-penyebaran-abses-akibat-infeksi-odontogen/
Bakteri
Virus
Parasit
Mikotik
Odontogenik
Non-odontogenik
Pulpa
Periodontal
Perikoronal
Fraktur
Tumor
Oportunistik
Kronik
Spasium kaninus
Spasium bukal
Spasium infratemporal
Spasium submental
Spasium sublingual
Spasium submandibula
Spasium masseter
Spasium pterigomandibular
Spasium temporal
Spasium retrofaringeal
Spasium prevertebral
Abses adalah infeksi akut yang terlokalisir pada rongga yang berdinding tebal,
Abses rongga mulut adalah suatu infeksi pada mulut, wajah, rahang, atau
tenggorokan yang dimulai sebagai infeksi gigi atau karies gigi. Kehadiran abses
dentoalveolar sering dikaitkan dengan kerusakan yang relatif cepat dari alveolar
tulang yang mendukung gigi. Jumlah dan rute penyebaran infeksi tergantung pada
-Abses periapikal
periapikal gigi yang sudah mengalami kematian dan terjadi keadaan eksaserbasi akut.
-Abses subperiosteal
Gejala klinis abses subperiosteal ditandai dengan selulitis jaringan lunak mulut
dan daerah maksilofasial. Pembengkakan yang menyebar ke ekstra oral, warna kulit
sedikit merah pada daerah gigi penyebab. Penderita merasakan sakit yang hebat,
berdenyut dan dalam serta tidak terlokalisir. Pada rahang bawah bila berasal dari gigi
premolar atau molar pembengkakan dapat meluas dari pipi sampai pinggir mandibula,
tetapi masih dapat diraba. Gigi penyebab sensitif pada sentuhan atau tekanan.
-Abses submukosa
Abses ini disebut juga abses spasium vestibular, merupaan kelanjutan abses
subperiosteal yang kemudian pus berkumpul dan sampai dibawah mukosa setelah
bertambah besar. Gejala lain yaitu masih terdapat pembengkakan ekstra oral kadang-
kadang disertai demam.lipatan mukobukal terangkat, pada palpasi lunak dan fluktuasi
podotip. Bila abses berasal darigigi insisivus atas maka sulkus nasolabial mendatar,
Sakit gigi
1. Sakit gigi dan terjadi pembengkakan disekitar pipi dan akhirnya bersifat kronik
membentuk fistel
2. Kelelahan dan nyeri pada sendi/ edema
Penyebabnya
b. Candidiasis
Gejala
Plak putih dan rapuh yang melekat pada lidah, mukosa, gingiva dan palatum dengan
Eritemadibawahnya.
Penyebabnya
◦Terjadi di lingkungan yang abnormal tergantung pada kelembapan/ panas
◦Antiibiotik sistemik
c. Actynomikosisà
Menyebabkan abses di beberapa tempat.
Gejala
• (Disebut juga Lumpy Jaw), dimulai sebagai pembengkakan kecil, datar dan keras di dalam
mulut, kulit leher/ bawah rahang.
• Terbentuk daerah lunak yang menghasilkan cairan yang mengandung butiran belerang bulat
dan kecil berwarna kekuningan.Penyebabnya Bakteri Achynomyces israelli
TINGKAT GRADE KALKULUS (KARANG GIGI)
Keadaan kebersihan mulut pasien dapat diukur dengan beberapa indeks. Indeks yang
biasanya digunakan antara lain Oral Hygiene Index (OHI) dan Oral Hygiene Index Simplified
(OHI-S). Pada awalnya indeks ini digunakan untuk menilai penyakit peradangan gingiva dan
penyakit periodontal, akan tetapi dari 20 data yang diperolah ternyata kurang berarti atau
bermakna.
Indeks ini hanya digunakan untuk mengukur tingkat kebersihan gigi dan mulut dan menilai
efektivitas dari penyikatan gigi.
OHI terdiri atas komponen indeks debris dan indeks kalkulus, dengan demikian OHI
merupakan hasil penjumlahan dari indeks debris dan indeks kalkulus, setiap indeks
menggunakan skala nilai dari 0-3. Pada penilaian ini semua gigi diperiksa baik gigi-gigi pada
rahang atas atas maupun rahang bawah. Setiap rahang dibagi menjadi tiga segmen, yaitu: (1)
Segmen pertama, mulai dari distal kaninus sampai molar ketiga kanan rahang atas, (2)
Segmen kedua, diantara kaninus kanan dan kiri dan (3) Segmen ketiga, mulai dari mesial
kaninus sampai molar ketiga kiri. Setelah semua gigi diperiksa, pilih gigi yang paling kotor
dari setiap segmen. Pada OHI, penentuan skor untuk tiap gigi dilakukan sebagai berikut.
Skor Kalkulus
1 = Jika terdapat kalkulus tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi mulai dari servikal
2 = Jika terdapat kalkulus supragingival lebih dari 1/3 tetapi kurang dari 2/3 dari permukaan
gigi atau terdapat sedikit kalkulus subgingiva
3 = Jika terdapat kalkulus lebih dari 2/3 dari permukaan gigi atau terdapat kalkulus
subgingiva yang melingkari servikal.
Indeks kalkulus adalah jumlah seluruh skor segmen dibagi jumlah segmen (=6).
Kriteria tingkat keparahan kebersihan gigi dan mulut adalah nilai 0,1 - 1,2 baik, nilai
1,3 – 3,0 sedang dan nilai 3,1 – 6,0 buruk.
Debris Indeks = jumlah penilaian debris DIBAGI jumlah gigi yang diperiksa
Kalkulus indeks = jumlah penilaian kalkulus DIBAGI jumlah gigi yang diperiksa
http://scholar.google.co.id/scholar_url?
url=https://journal.ugm.ac.id/bkm/article/view/3411/2959&hl=en&sa=X&scisig=AAGBfm07
ffzLMo6JJ1_0uQBhOM4_e1y9LQ&nossl=1&oi=scholarr