LATAR BELAKANG
Tidak berlebihan kiranya Farr (1984) menyebut bahwa “Reading is the heart
of education”. Bagi masyarakat muslim, pentingnya literasi ditekankan dalam
wahyu pertama Allah kepada Nabi Muhammad SAW, yakni perintah
membaca (IQRA’) yang dilanjutkan dengan ‘mendidik melalui literasi’
(‘ALLAMA BIL QALAM).
PERMASALAHAN
Dalam konteks pendidikan nasional kita, minat baca-tulis masyarakat kita
sangat menghawatirkan. Hal ini disebabkan adanya pelbagai persoalan,
misalnya:
PENYEBAB
SOLUSI
Atas dasar pemikiran inilah kami menawarkan aksi nyata perbaikan budaya
literasi melalui sebuah program yang disebut GERAKAN LITERASI
SEKOLAH.
Gerakan Literasi Sekolah mengajak semua pihak untuk terlibat dalam usaha
penyadaran budaya literasi, yakni:
Adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam Gerakan Literasi Sekolah ini
adalah?
Program ini telah diujicobakan di SMA Negeri 5 Surabaya dengan hasil yang
sangat memuaskan. Hanya dalam waktu kurang dari 2 (dua) bulan siswa
SMAN 5 Surabaya telah membaca 1851 buku novel dari target 3000 buku
dalam setahun. Program ini telah diulas di Koran Jawa Pos dan Koran Surya
(5 Oktober 2012).
Beberapa jenis kegiatan lomba literasi yang bisa dilakukan antara lain: speed
reading contest, comprehensive reading contest, story telling competition,
essay competition, book review competition, poetry contest, dan magazine
competition.
Ø Jumpa Penulis & Bedah Buku
Kegiatan jumpa penulis (meet the author) ditujukan untuk memotivasi peserta
Gerakan Literasi Sekolah untuk menjadi penulis sukses. Penulis yang
dihadirkan adalah penulis buku bermutu dan terkait dengan dunia pendidikan /
pengembangan diri siswa.
Ø Pemberian Penghargaan
Ø Pameran Buku
Pameran buku (book expo) adalah kegiatan bazar buku yang bekerja sama
dengan penerbit atau toko buku. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan
penghargaan siswa dan masyarakat terhadap karya tulis, yang pada akhirnya
secara kumulatif akan memotivasi penulis untuk semakin berkarya.
TARGET
Kualitatif
Kuantitatif
DISCLAIMER
Gerakan Literasi Sekolah ini tidak memungut biaya dari sekolah, yayasan,
atau Dinas Pendidikan. Yang dibutuhkan hanyalah kemauan dan komitmen
untuk menjalankan program ini.
CONTACT PERSON
Tujuan Khusus
1. Menumbuh kembangkan budi pekerti.
2. Membangun ekosistem literasi sekolah.
3. Menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran (learning
organization) (Senge, 1990).
4. Mempraktikkan kegiatan pengelolaan pengetahuan (knowledge
management).
5. Menjaga keberlanjutan budaya literasi.
4. Tidak ada istilah terlalu banyak untuk membaca dan menulis yang bermakna
Kegiatan membaca dan menulis di kelas perlu dilakukan kapan pun kondisi di
kelas memungkinkan. Untuk itu, perlu ditekankan bentuk kegiatan yang bermakna dan
kontekstual. Misalnya, ‘menulis surat untuk wali kota’ atau ‘membaca untuk ibu’
adalah contoh-contoh kegiatan yang bermakna dan memberikan kesan kuat kepada
peserta didik.
Kelas berbasis literasi yang kuat akan melakukan berbagai kegiatan lisan
berupa diskusi tentang buku selama pembelajaran di kelas. Kegiatan diskusi ini juga
harus membuka kemungkinan untuk perbedaan pendapat agar kemampuan berpikir
kritis dapat diasah. Peserta didik perlu belajar untuk menyampaikan perasaan dan
pendapatnya, saling mendengarkan, dan menghormati perbedaan pandangan satu sama
lain.
Penting bagi pendidik untuk tidak hanya menerima perbedaan, namun juga
merayakannya melalui agenda literasi di sekolah. Buku-buku yang disediakan untuk
bahan bacaan peserta didik perlu merefleksikan kekayaan budaya Indonesia agar
peserta didik dapat terpajan pada pengalaman multicultural sebanyak mungkin.
KATA PENGANTAR
1. LATAR BELAKANG
Membaca bagi sebagian masyarakat sudah menjadi budaya. Bahkan
sebagian kecil masyarakat membaca merupakan kebutuhan. Jenis
bacaanpun beragam mulai dari buku pelajaran dan buku fiksi seperti novel
dan dongeng. Dan untuk zaman digital sekarang ini masyarakat sudah
sangat dimudahkan dengan kecanggihan teknologi karna dapat membaca
buku melalui e-book yang disediakan oleh smartphone dengan cara
mengunduh baik yang gratis maupun berbayar.
Walaupun media untuk membaca sekarang ini sudah sangat beragam namun
jika masyarakat dari usia terkecil seperti siswa SD tidak ditanamkan
untuk gemar membaca maka kebiasaan membacapun dapat hilang dengan
sendirinya. Sebagai negara yang konsen mengenai pendidikan anak
negerinya melalui Dinas dan diteruskan ke sekolah-sekolah, pemerintah
menggalakan program “ Gerakan Literasi Sekolah” untuk menumbuhkan
minat kembang baca siswa-siswinya yang melalui guru-gurunya. SDIT
Akmala yang juga konsen mengenai minat kembang membaca bermaksud
mengadakan Workshop “ Gerakan Literasi Sekolah” kepada jajaran guru-
guru agar bisa menumbuhkan minat baca siswa-siswinya
1. TUJUAN KEGIATAN
Tujuan kegiatan workshop “Gerakan Literasi Sekolah” adalah :
Sejak Indonesia merdeka tidak ada 1 pun buku sastra yang wajib dibaca di
sekolah. Telah terjadi Tragedi Nol Buku di Indonesia
Adalah suatu Program tantangan membaca untuk para guru dan siswa di
sekolah dari para pemimpin pemerintahan tertinggi dalam suatu wilayah.
DESKRIPSI KEGIATAN
TANTANGAN MEMBACA WJLRC
1. Membentuk komunitas siswa membaca di luar jam pelajaran secara
berkelompok
2. Peserta adalah siswa kelas IV s.d. Kelas XII.
3. Kegiatan rutin bulanan:
Membaca buku yang sudah divalidasi serta menulis review
MINGGU KE-3
MIMGGU KE-4
Merekap rekaman kegiatan dan portofolio peserta untuk siap dikirim
ke web sesuai jadwal)
GURU PERINTIS