Anda di halaman 1dari 6

Nama : Muhammad Bayu

Nim : 03031381720003

MIKROSKOP BIOKULER

Mikroskop bersal dari bahasa Yunani yaitu micron yang artinya kecil dan
scropos yang artinya melihat atau tujuan. Jadi dapat dikatakan bahwa mikroskop
adalah alat untuk melihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
telanjang. Alat utama dalam mikroskop yang digunakan untuk mengamati adalah
lensa objektif dan lensa okuler. Mikroskop merupakan alat yang tak trpisahkan
dari keseharian seorang peneliti. Keberadaannya cukup mutla sebab hanya dengan
alat tersebut seseorang bisa mengamati sekaligus mempelajari objek mikro yang
tidak bisa terdeteksi oleh penglihatan mata telanjang. Sering perkembangan
teknologi, mikroskop kini dikenal dalam berbagai varian. Masing-masing varian
mikroskop ini dibuat dengan tujuan spesifik yang berbeda. Berbicara soal jenis
mikroskop, kita tentu kan akan pernah lepas dari dua pembagian umum alat
tersebut yakni mikroskop monokuler dan mikroskop binokuler. Kedua jenis
mikroskop ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
Mikroskop monokuler diartikan sebagai jenis mikroskop yang hanya
dilengkapi dengan satu lensa okuler saja. Jenis mikroskop yang satu ini masuk ke
dalam kelompok mikroskop cahaya yang digunakan untuk mengamati detil di
dalam sebuah sel. Compound light microscope adalah nama lain dari mikroskop
cahaya. Sumber cahaya yang akan digunakan dalam meneliti bagian dalam sel
pada mikroskop monokuler ini berasal dari lampu. Lensa okuler pada mikroskop
monokuler kabarnya sangat mudah digunakan jika dibandingkan dengan lensa
okuler pada mikroskop binokuler.Mikroskop BinokulerSama seperti mikroskop
monokuler, jenis yang satu ini juga digolongkan ke dalam kelompok mikroskop
cahaya yang digunakan dengan tujuan meneliti bagian dalam sebuah sel. Hanya
saja, jika pada mikroskop monokuler hanya terdapat satu lensa okuler, maka pada
mikroskop binokuler dijumpai dua lensa yang terdiri atas lensa objektif dan juga
lensa okuler. Kedua lensa ini saat digunakan di kedua mata sang peneliti akan
menciptakan efek tiga dimensi pada benda yang diteliti. Sumber cahaya yang
digunakan pada mikroskop binokuler ini adalah cahaya lampu. Adapun
kemampuan pembesarannya tidak terlalu besar. Kisarannya berbeda untuk
masing-masing jenis lensa. Untuk lensa objektif sekitar 1 kali sampai 2 kali
sementara itu untuk lensa okuler perbesarannya 10 kali hingga 15 kali. Mikroskop
binokuler ini menggunakan lensa objektif dengan ukuran yang besar sebab pada
bagian atasnya terdapat sistem lensa lainnya yang dibuat terpisah sehingga pada
posisi paralel. Pada mikroskop ini juga dijumpai jalur cahaya yang terpisah pada
bagian kanan dan juga kiri. Mikroskop binokuler ini memiliki kelemahan dan juga
tentu sejumlah kelebihan. Kekurangannya bersumber pada sistem aperture
numerical-nya yang dibatasi oleh keberadaan jalur beam, atau dikenal juga dengan
istilah cahaya ganda. Kekurangan ini membuat orang atau peneliti yang hendak
menggunakan mikroskop binokuler mensetting diameter objektif agar lebih besar.
Meski demikian, mikroskop denga lensa majemuk ini juga memiliki kelebihan
yakni tidak adanya kondesor dan jarak kerja yang cukup panjang serta kedalaman
pandang yang memadai. Lensanya harus berdiameter besar karena diatasnya akan
dipasangi system lensa lain yang terpisah dalam posisi parallel dan jalur sinar
terpisah untuk mata kanan dan kiri. Mikroskop ini tidak memiliki kondensor, tapi
memiliki kedalaman bidang pandang dan jarak kerja yang panjang. Kekurangan
utama dari tipe obyek mikroskop binokuler adalah bahwa aperture numerical dari
sistem dibatasi oleh adanya jalur beam/cahaya ganda. Karenanya seseorang harus
menggunakan mikroskop majemuk, yang memiliki obyektif dengan diameter
yang lebih besar dan karenanya meningkatkan aperture numerical. Mikroskop
biologi digunakan untuk pengamatan benda-benda tipis transparan, penyinaran
diberikan dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Menurut tim pengajar (2010),
mikroskop biologi ini umumnya memiliki lensa objektif dengan kekuatan
pembesaran sebagai berikut :
a. Objektif 4X dan okuler 10X, pembesarannya 40X.
b. Objektif 10X dan okuler 10X, pembesarannya 100X.
c. Objektif 40X dan okuler 10X, pembesarannya 400X.
d. Objektif 100X dan okuler 10X, pembesarannya 1000X.
Objektif yang paling kuat pada mikroskop optik adalah 100X yang disebut
dengan objektif emersi, disebut demikian karena penggunaannya harus
menggunakan minyak emersi dan cara memakainya dengan khusus pula. Sifat
bayangan pada mikroskop di tentukan pada 2 lensa, yaitu lensa objekif dan lensa
okuler. Lensa objektif mempunyai sifat bayangan maya, terbalik dan diperkecil.
Sedngkan lensa okuler mempunyai sifat bayangan nyata, tegak dan diperbesar.
Benda yang diamati diletakkan sedekat mungkin dengan titik fkus lensa objektif.
Sedangkan mata kita tepat berada I lensa okuler. Mata pengamat berda dibelakang
lensa objektif yang kebetulan bayangan dari okuler tepat di titik focus ensa okuler
dinamakan pegamat secara rilks dan pengamatan dilakukan secara terakomendasi
bila bayangan objektif berada diruang etama okuler. Mikroskop yang terdiri dari
lensa positif bayangan akhir barada jauh tak terhingga, yang memiliki sifat
bayangan diperbesar, maya dan tegak. Perbedaan Mikroskop Binokuler dan
Polasisasi Mikroskop binokuler mempunyai dua lensa okuler sedangkan
mikroskop polarisasi hanya mempunyaI satu lensa okuler. Mikroskop binokuler
digunakan untuk mengamati preparat fosil sedangkan mikroskop polarisasi
digunakan untuk mengamati sayatan tipis pada batuan dan mineral. Mikroskop
binokuler memerlukan cahaya dari luar untuk pengamatan fosil yang bukan dalam
bentuk sayatan tipis, walaupun sudah ada sumber cahaya dari mikroskop tersebut
sedangkan mikroskop polarisasi tidak memerlukan cahaya dari luar.

1. Bagian Utama Mikroskop Binokuler


Tubus Atas merupakan bagian mikroskop yang terdapat pada bagian
tengah yang terdiri lubang pengamatan adalah tempat mata pada saat mengamati
preparat melalui lensa okuler. Lensa okuler , berfungsi sebagai tempat untuk
mengamati atau untuk melihat preparat fosil yang diletakkan di atas meja objek,
terdiri dari 2 buah lensa okuler. Dioptering, merupakan bagian dari lensa okuler
yang berbentuk cincin, berfungsi untuk mengatur atau memutar kedudukan lensa
okuler. pengatur jarak lensa okuler, berfungsi untuk mengatur jarak lensa yang
disesuaikan dengan mata orang yang melakukan pengamatan.
Sekrup pengunci tubus berfungsi untuk mengunci kedudukan tubus
sehingga tidak bergerak selama melakukan pengamatan. Lengan mikroskop,
berfungsi sebagai pegangan pada saat mengambil atau memindahkan mikoskop.
Revolver yaitu bagian dari mikroskop yang berfungsi sebagai tempat melekatnya
lensa objektif dan juga untuk memutar lensa objektif sesuai dengan perbesaran
yang akan digunakan. Lensa objektif berfungsi sebagai alat untuk memperbesar
objek yang diamati, lensa objektif ini terdiri dari 4 buah lensa dengan perbesaran
yang berbeda.Tubus Tengah merupakan bagian mikroskop yang terdapat pada
bagian tengah yang terdiri dari lubang meja objek, berfungsi sebagai tempat
lewatnya cahaya yang berasal dari iluminator. Lensa betrand atau lensa meja
objek yang berfungsi untuk memusatkan cahaya yang melawati lubang meja
objek. Penjepit preparat (specimen clip) berfungsi untuk menjepit preparat selama
pengamatan sehingga kedudukannya tetap dan tidak bergeser. Sekrup penjepit
preparat, berfungsi sebagai alat untuk menguncipenjepit preparat. Skala absis
menunjukkan posisi atau kedudukan preparat yang diamati atau menunjukkan
nilai pada sumbu X. Skala ordinat berfungsi sebagai penentu posisi atau
kedudukan preparat pada sumbu Y. Nonius skala absis yaitu nilai atau ukuran
terkecil pada skala absis yang berfungsi untuk menentukan ketepatan dari nilai
yang ditunjukkan oleh sumbu X. Nonius skala ordinat, berfungsi untuk
menentukan ketepatan nilai pada sumbu y. Pengarah skala absis berfungsi untuk
menggerakkan preparat dengan arah kiri kanan sesuai dengan absis atau sumbu X.
Pengarah skala ordinat berfungsi untuk menggerakkan preparat dengan arah depan
belakang sesuai dengan ordinat atau sumbu Y. Penyangga meja objek berfungsi
untuk menyangga meja objek. Diafragma berfungsi untuk mengarahkan dan
memusatkan cahaya. Bukaan diafragma berfungsi untuk mengarahkan dan
membuka diafragma agara tidak terganggu pada saat melakukan pengamatan.
Pengarah kasar berfungsi untuk menggerakkan meja objek guna mengatur
jarak antara preparat dengan lensa objektif untuk memfokuskan bayangan agar
tampak jelas. Pengarah halus disini berfungsi untuk mengatur cahaya agar
diperoleh tampilan bayangan objek yang fokus . Tubus Bawah merupakan bagian
dari mikroskop yang terdapat pada bagian bawah yang terdiri atas Iluminator
yang berfungsi sebagai tempat asal/sumber cahaya. Selubung adalah iluminator
yang berfungsi sebagai alat untuk melindungi ilumintor. Brightness controll dial
berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan arus atau sumber cahaya pada
mikroskop. Kabel panjang yang terdapat pada mikroskop berfungsi sebagai
penghubung antara mikroskop dengan sumber arus listrik.
2. Cara Perawatan Mikroskop
Mikroskop merupakan peralatan biologi atau yang perlu dirawat dengan
baik. Pemeliharaan alat laboratorium sangat diperlukan dalam rangka
kesinambungan kegiatan laboratorium, termasuk dalam hal ini pemeliharaan
mikroskop. Beberapa ketentuan dalam hal pemeliharaan mikroskop adalah
mikroskop harus disimpan di tempat sejuk, kering, bebas debu dan bebas dari uap
asam dan basa.Tempat penyesuaian yang sesuai ialah kotak mikroskop yang
dilengkapi dengan silica gel, yang bersifat higroskopis, sehingga lingkungan
sekitar mikroskop tidak lembab. Selain itu dapat pula diletakkan dalam lemari
yang diberi lampu untuk mencegah tumbuhnya jamur, atau seperti gambar ini.
Bagian mikroskop non optik, terbuat dari logam atau plastik, dapat dibersihkan
dengan menggunakan kain fanel. Untuk membersihkan debu yang terselip di
bagian mikroskop tersebut dapat digunakan kuas kecil atau kuas lensa kamera.
Lensa-lensa mikroskop (okuler, objektif, dan kondensor) dibersihkan dengan
menggunakan tisue lensa yang diberi alkohol 70%. Jangan sekali-kali
membersihkan lensa menggunakan sapu tangan atau lap kain. Sisa minyak imersi
pada lens objektif dapat dibersihkan dengan xilol (xylene). Pada penggunaan xilol
haruslah hati-hati, jangan sampai cairan xilol menempel pada bagian mikroskop
non optik, karena akan merusak cat atau merusak bahan plastik, dan juga jangan
menggunakan larutan ini kebagian lensa yang lain kecuali produsennya
menyatakan bahwa tindakan tersebut aman. Sebelum menyimpan mikroskop,
bersihkan selalu mikroskop tersebut, terutama hapus semua minyak imersi di
permukaan lensa, sehingga partikel yang halus tidak menempel dan menggumpal
serta mengering. Minyak dan partikel halus pada lensa dapat mengaburkannya dan
menyebabkan goresan. Hal ini menurunkan kemampuan lensa. Preparat yang
tertinggal diatas meja mikroskop merupakan suatu pertanda jelas sebuah
kelalaian/kecerobohan. Sebelum disimpan mikroskop, meja mikroskop diatur lagi
dan lensa objektif dijauhkan dari meja preparat dengan memutar alat
penggeraknya. Dengan mematuhi petunjuk penggunaan dan pemeliharaan
mikroskop, diharapkan mikroskop dapat bertahan lebih lama untuk dipergunakan
pada semua kegiatan laboratorium yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Ardi, Risca Adelina, Periadnadi dan Nurmiati. 2015. Analisis Kuantitatif Dalam
Karakterisasi Citra Mikroskopik. Jurnal Biologi Universitas Andalas, Vol
3, No pp. 1 – 3.
Karim, N. M. 2011. Pengembangan Mikroskop dengan Mikrokontroler dan
Cahaya Monokromatis. Jurnal Teknologi laboratorium Indonesia. Vol 6,
No pp. 2-3.
Masum, Zuhdi. 2006. Analisis Keterampilan Psikomotorik Dalam Menggunakan
Mikroskop. Jurnal FMIPA Buana Sains, Vol 6, No pp. 1 – 2.

Anda mungkin juga menyukai