Anda di halaman 1dari 3

Orientasi Geografis

Kabupaten Enrekang adalah salah satu kabupaten di Daerah Sulawesi Selatan. lahir berdasarkan Undang-Undang
No. 29 Tahun 1959. Secara fisik wilayah terletak sekitar ±240 Km disebelah Utara Kota Makassar, atau secara
geografis wilayah ini terletak diantara LS 3?10’0” dan BT 119?3’8” sampai LS 3?5’0” dan 120?1’0” dengan batas-
batas wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Luwu
3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sidenreng Rappang
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pinrang
Kabupaten Enrekang terdiri dari sembilan kecamatan, 108 kelurahan/ desa dengan luas wilayah administratif
1.768,01 Km2

Geologi
Berdasarkan morfologinya wilayah Kabupaten Enrekang dapat dibagi alas 9 satuan morfologi yaitu :
1. Brown Farest Soil terdapat di wilayah kecamatan Enrekang (perbatasan kabupaten Enrekang dengan
kabupaten pinrang) meliputi Kelurahan Juppandang dan Buttu Batu.
2. Mediteran coklat kekelabu-kelabuan terdapat di wilayah Kecamatan Alla, Kecamatan Anggeraja, Kecamatan
Baraka dan Kecamatan Enrekang.
3. Mediteran coklat terdapat di wilayah Kecamatan Anggeraja dan Kecamatan Alla
4. Podsolit Coklat dengan bahan induk Tufa Volkan macam terdapat di wilayah Kecamatan Enrekang dan
Kecamatan Maiwa.
5. Podsolik Coklat dengan bahan induk batuan pasir serfik dan tufa terdapat di wilayah Kecamatan Anggeraja,
Kecamatan Baraka dan Kecamatan Enrekang.
6. Podsolik kekuningan dengan bahan induk Seksis terdapat di wilayah Kecamatan Maiwa, Kecamatan Baraka,
dan Kecamatan Alla.
7. Podsolik merah kekuningan dengan bahan Induk batu pasir terdapat di wilayah Kecamatan Maiwa.
8. Podsolik Violet dengan bahan induk serpih dan batu pasir terdapat di wilayah Kecamatan Maiwa Atas,
Kecamatan Baraka dan Kecamatan Alla.
9. Kompleks Podsolik Coklat Kelabuan dan Regosol terdapat di wilayah Kecamatan Maiwa.

Potensi pertambangan dan energi di Kabupaten Enrekang cukup besar. Sesuai dengan data geologi
pertambangan di Kabupaten Enrekang memiliki potensi endapan bahan tambang galian berupa emas, minyak
bumi, batu bara akan tetapi hingga soot ini belum digunakan secara komersil.

Bahan tambang galian yang telah diolah adalah tambang galian golongan C antara lain batu gunung, pasir, kerikil
don bahan baku batu merah yang tersebar di seluruh kecamatan.

Morfologi pegunungan vulkanik mempunyai relief topografi tinggi, batuan pegunungan dalah batuan gunung api
dari formasi Latimojong, menyebar di bagian Timur Wilayah kabupaten dengan arah penyebaran ke Utara
Selatan. Formasi Latimojong tersusun dari batuan sedimen liat berselingan dengan batuan gunung api (vulkanik),
batu pasir tufaan berselingan dengan tufa, batu pasir, batu lanan don batu lempung umumnya mengeras kuat
don sebagian kurang padat.

Tebal pelapisannya (4-100) cm, tufanya berbutir halus hingga mapilli. Mengandung fosil toriminifera kecil yang
menunjukkan umur Miosen tengah sampai Miosen akhir don diendapkan dolam lingkungan neritik.

Topografi/Kelerengan
Kabupaten Enrekang terdiri atas dataran tinggi yang memungkinkan pengembangan sektor perkebunan. Datoran
tinggl terletak pada bagian barat, Tmur, selatan don utara meliputi Kecamatan Alla, Alla Timur, Anggeraja,
Baraka don Maiwa Atas, sedang dataran rendah terhampar pada bagian tengah, meliputi Kecamatan Enrekang,
don sebagian Kecamatan Maiwa.

Kondisi topografi Kabupaten Enrekang dapat diklasifikasikan dalam 4 (empat) kelas lereng yaitu 0-2%, 2-15%,
15-40% don lebih dari 40% kemiringan tanah yang paling dominan adalah 15-40% meliputi sebagian besar
wilayah Kabupaten Enrekang dengan luas 758,15 Ha atau 0,424%. Sedangkon daerah yang mempunyai
kemiringan >40% merupakan wilayah terkecil seluas 755,37 Ha atau 0,42% terhadap luas Kabupaten Enrekang.

Hidrologi
Keadoan kondisi air tanah di Kabupaten Enrekang mengikuti keadaan bentuk wilayah yang berbukit hingga
pegunungan meliputi daerah Enrekang Timur, Selatan dan Barat yaitu sebagian besar wilayah Kecamatan Ala
dan Kecamatan Maiwa Atas. Pada umumnya kedalaman air tanah bebas kurang dari 5 meter dengan fluktuasi 1
meter. Wilayah sungai, air umumnya mudah untuk diperoleh dan memiliki syarat untuk dikonsumsi. Daerah yang
hampir rata, bergelombang, berbukit sampai bergunung meliputi sebagian wilayah Kecamatan Enrekang,
Kecamatan Enrekang Selatan, Kecamatan Maiwa. Kedalaman air tanah bebas mulai dari 5 meter banyak dijumpai
sumber mata air dari hulu sungai terutama di daerah Kecamatan Ala, di bagion Barat Timur dan Baraka yang
merupakan kaki Gunung Latimojong dan kawasan hutan yang lebat. Disamping itu daerah tersebut mempunyai
curah hujan yang relatif tinggi berkisar antara 3.500 - 4.000 mm/tahun.

Sumberdaya Alam
Pertanian
Sektor pertanian sangat penting peranannya dalam perekonomian di Kabupaten Enrekang. Sektor pertanian
memberi kontribusi yang paling besar terhadap PDRB. Sejak tahun 1998 sampai tahun 2002, kontribusi sektor
pertanian terhadap total PDRB diatas 47 %. Hal ini mencerminkan bahwa perekonomian sebagian besar
penduduk di wilayah ini masih mengandalkan sektor pertanian.

Keberhasilan sektor pertanian mengangkat perekonomian masyarakat didukung oleh ketersediaan sumberdaya
atam yang memadai. Ketersediaan lahan yang subur memungkinkan pengembangan berbagai komoditas, baik
komoditas tanaman pangan dan hortikuttura maupun berbagai komoditas pertanian lainnya.

Besarnya peranan/ kontribusi sumberdaya alam dalam pengembangan sektor pertanian, tercermin dari Luas
panen/tuas lahan yang dimanfaatkan untuk pengembangan berbagai komoditas pertanian. Luas panen padi
sawah pada tahun 2002 sebanyak 8.157 Ha dengan tingkat produksi mencapai 37.762.340 Kg. luas panen pada
tahun ini lebih rendah dari tahun sebelumnya, bahkan pada tahun 1999 tuas panen padi sawah mencapai 12.206
Ha. Penurunan Luas panen tersebut berdampak terhadap berkurangnya jumlah produksi dari 60.781.920 Kg
pada tahun 1999 menjadi 37.762.340 Kg pada tahun 2002. Selama lima tahun terakhir, penurunan tuas panen
dan jumlah produksi juga terjadi pada komoditas jagung. Pada umumnya jumlah produksi tanaman buah-bahkan
tahun ini juga mengalami penurunan produksi bita dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sebaliknya bita
dibandingkan dengan tahun yang lalu, beberapa jenis sayuran justru mengalami peningkatan produksi.
Peningkatan produksi ini sebagai akibat terjadinya peningkatan pemanfaatan sumberdaya lahan.

Beberapa jenis buah-buahan yang cukup potensial di Kabupaten Enrekang adalah pepaya dan salak. Tanaman ini
tersebar di hampir semua wilayah kecamatan dan menunjukkan kecenderungan meningkat setiap tahun. Pada
tahun 2001, jumlah pohon pepaya sebanyak 174.398 pohon dan meningkat menjadi 177.163 pohon pada tahun
2002. Sedangkan produksi salak pada tahun 2001 mencapai 38.043,45 Kg.

Kehutanan dan Perkebunan


Sektor kehutanan dan perkebunan memegang peranan penting dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Hutan sebagai tempat kehidupan tanaman dan hewan menyediakan berbagai sumberdaya hayati bagi umat
manusia. Oleh karena itu kelestarian hutan perlu dijaga agar dapat memberikan manfaat secara optimal dan
berkelanjutan. Selain itu hutan juga dapat memberikan kontribusi terhadap ketersediaan air dan udara sejuk
yang sangat dibutuhkan umat manusia. Sebaliknya kerusakan hutan dapat menyebabkan bencana bagi
kehidupan hewan, tanaman dan manusia. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa kehutanan ikut memberi andil
terhadap keberhasilan sektor pertanian, perdagangan, perindustrian dan sektor lainnya. KaLuasan hutan di
Kabupaten Enrekang cukup luas dan tersebar di beberapa kecamatan. KaLuasan hutan pada tahun 1999 seluas
90.150 Ha tetapi sejak tahun 2000 sampai 2002 luasnya berkurang menjad'i 87.352 Ha. Meskipun Kabupaten
Enrekang memiliki hutan yang luas namun sebagian kaLuasan hutan tersebut sudah dikategorikan kritis. Luas
hutan kritis yang ditumbuhi semak belukar mencapai 23.417 Ha atau hampir mencapai 30 % dari total Luas
hutan. Bila dirinci menurut jenisnya/fungsinya, maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar hutan tersebut
berupa hutan lindung (72.755 Ha) dan sebagian lainnya merupakan hutan produksi biasa (14.597 Ha). Pada
tahun 2002 di kaLuasan hutan produksi tersebut diperoleh produksi jati rimba sebanyak 4.048,66 m2 dan rotan
sebanyak 478 ton.

Tanaman perkebunan di Kabupaten Enrekang juga cukup beragam dan pada umumnya tersebar diberbagai
kecamatan. Komoditas perkebunan yang paling banyak diusahakan adalah kopi (10.444 Ha), kakao (6.149 Ha),
kemiri (2.995 Ha), jambu mente (2.313 Ha), lada (1.976 Ha) dan cengkeh (1.028 Ha). Tanaman kopi hampir ada
pada setiap kecamatan namun paling banyak ditanam di Kecamatan Baraka, Alla dan Curio. Sedangkan tanaman
kakao ditanam dan tersebar di seluruh kecamatan.

Tanaman vanili dan murbei, nampaknya juga memiliki prospek yang cukup baik di daerah ini, disamping karena
kesesuaian lahan, juga karena kian besarnya minat masyarakat untuk mengusahakan tanaman tersebut.
Besarnya permintaan dan prospek pasar yang cukup menjanjikan menjadi alasan utama bagi petani untuk
mengembangkan tanaman tersebut.

Pertambangan
Berdasarkan penelitian dan pemetaan yang pernah dilakukan di Kabupaten Enrekang dapat diketahui berbagai
potensi bahan galian yang tersebar di berbagai kecamatan. Bahan galian tersebut diantaranya adalah minyak
bumi, batubara, emas, perak, logam dasar (Cu, Pb, Zn), marmer, pasir kuarsa, koalin dan lain-lain. Semua
sumberdaya tersebut sudah diketahui penyebarannya, namum baru sebagian bahan galian yang teridentifikasi
jumlah cadangannya di setiap wilayah.

Berdasarkan pengamatan kondisi obyektif sumberdaya alam Kabupaten Enrekang, maka ada beberapa peluang
yang mungkin dapat dimanfaatkan dan tantangan yang patut mendapat perhatian, diantaranya:
• Luas lahan yang cocok untuk pengembangan komoditas pertanian sebanyak 77.508 Ha. Dari luas lahan
tersebut baru 42.267 Ha yang termanfaatkan sehingga masih terdapat peluang ekstensifikasi seluas 35.241 Ha.
• Berbagai komoditas pertanian yang dikembangkan masih menyisakan peluang untuk ditingkatkan
produktifitasnya melalui penerapan berbagai teknologi pertanian.
• Kondisi sumberdaya alam yang ada masih memberi peluang bagi pengembangan komoditas andalan.
• Masih seringnya muncut serangan hama penyakit pada berbagai komoditas yang diusahakan petani, menjadi
penghambat keberhasilan di bidang pertanian.
• KaLuasan hutan Kabupaten Enrekang saat ini tinggal 87.352 Ha dan hampir 30 % luas areal tersebut
merupakan lahan kritis.
• Kondisi sumberdaya alam memungkinkan peningkatan kuantitas maupun kualitas tanaman perkebunan.
• Bahan galian yang belum dapat ditunjukkan jumlah cadangannya masih menjadi kendala dalam meningkatkan
daya tarik investor. Kegiatan penelitian atau eksplorasi untuk mengetahui besarnya potensi pertambangan belum
dilakukan secara menyeluruh sehingga bahan galian tertentu hanya dapat diketahui lokasi penyebarannya.
• Pemanfaatan bahan galian belum dilakukan secara optimal sehingga sektor pertambangan belum memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah. Kondisi ini menuntut upaya serius berbagai
kalangan, baik pemerintah daerah maupun sLuasta, untuk menjalin kerjasama yang sating menguntungkan.

Infrastruktur Fisik
Sarana Transportasi dan Telekomunikasi
Kelancaran transportasi memegang peranan penting datam mewujudkan kondisi perekonomian yang diinginkan.
Ketersediaan sarana transportasi berdampak positif terhadap ketersediaan barang dan jasa sesuai dengan
jumlah, kuatitas dan waktu yang diinginkan. Bagi masyarakat yang memproduksi barang dan jasa dapat dengan
mudah memperoleh bahan baku untuk memperlancar kegiatan produksinya apabita didukung oleh kelancaran
arus transportasi. Setain itu mereka juga dapat memasarkan produksinya dengan tepat waktu dan tepat jumlah.
Kondisi seperti itu akan berimplikasi terhadap efektifitas dan efisiensi perekonomian masyarakat.

Panjang jatan dan kondisi jalan memegang peranan penting untuk mendukung kelancaraan arus transportasi.
Daerah-daerah yang terisolasi selama ini akan lebih mudah dijangkau apabila ruas jalan semakin panjang.
Sedangkan kualitas jalan yang baik akan mempermudah arus transportasi sehingga waktu tempuh dapat
dipersingkat dan kapasitas angkut dapat diperbesar.

Ketersediaan jalan tersebut dan didukung oteh sarana transportasi (kendaraan roda empat dan roda dua) akan
memudahkan mengakses seturuh wilayah kecamatan. Kondisi ini setidaknya dapat dicermati dari lancarnya arus
latu lintas dari ibukota kabupaten ke ibukota kecamatan. Bahkan wilayah desa pada umumnya sudah dapat
dijangkau kendaraan roda empat. Arus kendaraan ke desa juga sudah tancar apatagi pada hari pasar,
intensitasnya semakin tinggi.

Panjang jalan dan jenis permukaan jalan di Kabupaten Enrekang saat ini tetah mengalami kemajuan. Panjang
jalan pada tahun 2001 hanya 766,24 Km tetapi pada tahun 2002 telah meningkat menjadi 812,42 Km. Kondisi
tersebut cukup menggembirakan karena jenis jalan yang mengalami peningkatan besar adalah jalan aspal. Pada
tahun yang sama panjang jalan aspal meningkat dari 255,95 Km menjadi 404,67 Km.

Meskipun panjang jalan telah banyak mengalami kemajuan namun kondisi beberapa ruas jalan justru mengalami
penurunan kualitas. Panjang jalan yang termasuk dalam kategori baik mengalami penurunan dari 158,25 Km
pada tahun 2001 menjadi 122,63 Km pada tahun 2002. Sebaliknya dalam kurung waktu yang sama, jalan yang
kurang baik semakin bertambah.

Keberadaan sarana telekomunikasi di Kabupaten Enrekang sangat mendukung aktifitas ekonomi dan kegiatan
pemerintahan. Sarana tetekomunikasi digunakan pelaku ekonomi untuk melakukan perintah pengiriman
barang/uang dan untuk mengetahui harga barang/jasa. Sarana tetekomunikasi di Kabupaten Enrekang cukup
memadai setelah PT. Telkom menyediakan telepon kabel dan PT. Indosat menyediakan telepon seluler. Jumlah
pelanggan PT. Telkom terus bertambah dari 730 pelanggan pada tahun 2000 menjadi 999 pelanggan pada tahun
2002. Seiring dengan meningkatnya jump lah pelanggan, produksi pulsa juga meningkat dari 5.201.391
pelanggan pada tahun 2000 menjadi 10.872.333 pada tahun 2002. Hanya saja, peningkatan pulsa lebih dari dua
kali lipat tersebut belum dapat menjangkau seluruh wilayah kecamatan.

Listrik dan Air Bersih


Ketersedian arus listrik yang memadai akan mendukung berbagai aktifitas ekonomi dan aktifitas rumah tangga.
Berbagai jenis industri kecit/rumahtangga memanfaatkan listrik sebagai sumber tenaga untuk menghasilkan
produk. Setain itu listrik juga dibutuhkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan rumahtangganya.

Ketersediaan tenaga listrik di Kabupaten Enrekang sangat memadai untuk memenuhi kebutuhan penduduk pada
saat ini. Jumlah tenaga listrik terpasang saat ini mencapai 17.845.000 VA.

Jumlah kapasitas terpasang tersebut telah dapat memenuhi kebutuhan rumahtangga maupun kebutuhan industri
kecil yang ada selama ini. Meskipun demikian distribusi tenaga listrik ke seluruh pelosok desa masih perlu terus
diupayakan.

Air minum merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan rumahtangga,
niaga, instansi pemerintah, badan sosial dan umum. Dari 876.517 m3 air minum yang disalurkan oleh PDAM
Kabupaten Enrekang, sebagian besar (756.282 m3) digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumahtangga dan
hanya sebagian kecil (18.752 m3) disalurkan untuk memenuhi kebutuhan niaga dan industri.

Anda mungkin juga menyukai