Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Intervensi
Pemberian Kemoterapi dan terapi lain pada pasien kanker“, untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak II di semester V tahun 2018. Materi ini
bersumber dari berbagai sumber bacaan dan Puji Tuhan tersusun dengan sistematis
dan kritik yang membangun demi perbaikan dan kebaikan makalah ini untuk
kedepannya. Semoga materi yang terkait didalam Makalah ini dapat bermanfaat
Syalom…
Penulis (Kelompok 4)
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi .................................................................................................. 4
B. Klasifikasi Tipe-Tipe Kemoterapi .......................................................... 5
C. Tujuan ..................................................................................................... 6
D. Manfaat................................................................................................... 7
E. Cara Kerja Kemoterapi ........................................................................... 8
F. Obat-Obatan Untuk Kemoterapi ............................................................. 9
G. Macam-Macam Cara Pemberian Obat Kemoterapi ............................... 14
H. Efek Samping ......................................................................................... 16
I. Dasar Pemberian Kemoterapi ................................................................ 18
J. Prinsip-Prinsip Kemoterapi ................................................................... 20
K. Prosedur Kemoterapi ............................................................................. 22
L. WOC ..................................................................................................... 23
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Dasar ................................................................................... 24
B. Diagnosa Keperawatan .......................................................................... 25
C. Rencana Asuhan Keperawatan .............................................................. 25
ii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
IHME tahun 2016). Menurut WHO tahun 2003, setiap tahun timbul lebih dari
10 juta kasus penderita baru kanker dengan prediksi peningkatan setiap tahun
kurang lebih 20%. Diperkirakan pada tahun 2020 jumlah penderita baru
akan meninggal pada 10 tahun ke depan. Diperkirakan setiap 11 menit ada satu
penduduk duniameninggal karena kanker dan setiap 3 menit ada satu pendeita
Ada beberapa jenis terapi yang digunakan untuk mengatasi sel kanker
dan ada juga beberapa terapi biologis yang dapat lakukan. Pada makalah ini
secara sistemik yang sering dipilih terutama untuk mengatasi kanker stadium
lanjut, local maupun metastatis. Kemoterapi sangat penting dan dirasakan besar
dengan cara pemberian melalui infus dan sering menjadi pilihan metode efektif
dalam mengatasi kanker terutama kanker stadium lanjut local (Desen, 2008).
1
Teknik pemberian kemoterapi ditentukan dari jenis keganasan dan jenis
kombinasi dari beberapa obat yang diberikan secara bersamaan dengan jadwal
yang telah ditentukan. Selain membunuh sel kanker, obat kemoterapi juga
berefek pada sel-sel sehat yang normal, terutama yang cepat membelah atau
cepat bertumbuh seperti rambut, lapisan mukosa usus dan sum-sum tulang.
Beberapa efek samping yang terjadi pada kemoterapi, gangguan mual dan
yaitu dengan obat anti mual dan muntah sebelum dan sesudah kemoterapi
(Abdulmuthalib, 2006)
B. Rumusan masalah
2
10. Apa saja prinsip-prinsip Kemoterapi ?
C. Tujuan penulisan
3
BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Definisi
sel kanker. Kemoterapi adalah upaya untuk membunuh sel-sel kanker dengan
(Handayani, 2008).
proliferasi sel-sel kanker. (Tramer MR, Carroll D, Campbell FA, Reynolds DJ,
kepada obat sitostatik yang digunakan untuk merawat kaker (dalam Wikipedia
, 2018).
4
B. Klasifikasi Tipe-tipe Kemoterapi
tumor atau jumlah sel kanker, contoh pada tomur ganas yang berukuran
besar (Bulky Mass Tumor) atau pada keganasan darah seperti leukemia
atau bagian tubuh yang terdapat sel kanker, mungkin masih ada beberapa
sisa sel kanker yang tertinggal yang tidak terlihat. Ketika obat-obatan
sel-sel kanker yang tidak dapat dilihat saat dilakukan scan. Manfaatnya
5
d) Kemoterapi paliatif diberikan hanya untuk mengurangi besarnya tumor
yang dalam hal ini karena atau lokasinya menggangu pasien karena nyeri
a. Mengobati (Cure)
kanker, yang berarti bahwa penyakit kanker dapat dihilangkan dan tidak
b. Mengendalikan (Control)
harapan hidup yang lebih lama. Dalam banyak kasus, penyakit kanker
kronis, sama seperti penyakit jantung atau diabetes. Dalam kasus lain,
6
penyakit kanker mungkin tampaknya sudah pergi untuk sementara waktu,
c. Paliatif
limfoblastik.akut 2000-2008.
D. Manfaat Kemoterapi
1. Pengobatan
7
2. Kontrol
3. Mengurangi Gejala
perasaan lebih baik serta memperkecil ukuran Kanker pada daerah yang
diserang.
Fawcett, Don W. 2002. Buku Ajar imunology. Jakarta: EGC Hal 234-
235.
tergantung dari tingkat dan beratnya kanker. Kemo, seperti pada umumnya
a) Menyembuhkan kanker
lagi.
8
b) Merawat kanker
Hal 419-432.
tertentu yang menyebabkan tekanan atau nyeri pada bagian tubuh yang
terkena.
diklasifikasikan menjadi:
9
c. Merupakan golongan sel spesifik non fase spesifik. Yang termasuk
1. Amsacrine
2. Cisplatin
3. Busulfan
4. Carboplati
5. Chlorambucil
6. Dacarbazine
7. Cyclophospamid
8. Procarbazin
9. Ifosphamid
10. Streptozocin
11. Thiotepa
12. Mephalan
2) Antibiotik
1. Actinomicin D
2. Mithramicin
3. Bleomicin
10
4. Mitomicyn
5. Daunorubicin
6. Mitoxantron
7. Doxorubicin
8. Epirubicin
9. Idarubicin
3) Antimetabolit
1. Azacytidine
2. Cytarabin
3. Capecitabine
4. Fludarabin
5. Mercaptopurin
6. Fluorouracil
7. Metotrexate
8. Luekovorin
9. Mitoguazon
10. Capecitabine
11
4) Mitotic Spindle
lain:
1. Plakitaxel
2. Vinorelbin
3. Docetaxel
4. Vindesine
5. Vinblastin
6. Vincristin
5) Topoisomerase Inhibitor
lain:
1. Irinotecan
2. Topotecan
3. Etoposit
6) Hormonal
antara lain:
1. Adrenokortikosteroid
a. Prednison
b. Metilprednisolon
12
c. Dexametason
2. Adrenal inhibitor
a. Aminoglutethimide
b. Anastrozole
c. Letrozole
d. Mitotane
3. Androgen
4. Antiandrogen
5. LHRH
6. Progestin
7) Cytoprotektive Agents
1. Amifostin
2. Dexrazoxan
8) Monocronal Antibodies
toksisitasnya relatif rendah. Obat ini dapat menyerang sel tertentu secara
1. Rituximab
2. Trastuzumab
13
9) Hematopoietic Growth Factors
1. Eritropoitin
Jakarta: FK UI
120 menit, atau dengan continous drip sekitar 24 jam dengan infusion
tumor dalam cairan otak (liquor cerebrospinalis) antara lain MTX, Ara.C.
14
c. Radiosensitizer
untuk memperkuat efek radiasi, jenis obat untukl kemoterapi ini antara lain
d. Oral
pemberian Bleomycin.
f. Topikal
g. Intra arterial
h. Intracavity
i. Intraperitoneal/Intrapleural
contohnya Bleocin.
15
Moh. Anief , Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi, Gajah Mada
Katsung, B.G. Farmakologi Dasar Dan Klinik. Ed. ke-6 ECG. Jakarta
2001
1) Efek amping segera terjadi (Immediate Side Effects) yang timbul dalam
2) Efek samping yang awal terjadi (Early Side Effects) yang timbul dalam
stomatitis.
3) Efek samping yang terjadi belakangan (Delayed Side Effects) yang timbul
neuropati.
4) Efek samping yang terjadi kemudian ( Late Side Effects) yang timbul
padasetiap pemberian, maupun dosis kumulatif, selain itu efek samping yang
timbul pada setiap penderita berbeda walaupun dengan dosis dan obat yang
16
dan mukositis, mual dan muntah biasanya timbul selang beberapa lama
sitistatika dapat terjadi segera atau kemudian, pada supresi sumsum tulang
pada hari ke-8 sampai hari ke-14, setelah itu diperlukan waktu sekitar 2
tulang yang terjadi kemudian penurunan kadar leukosit terjadi dua kali
yaitu pertama-tama pada minggu kedua dan pada sekitar minggu ke empat
dan kelima. Kadar leukosit kemudian naik lagi dan akan mencapai nilai
kebotakan. efek samping yang jarang terjadi tetapi tidak kalah penting
17
umumnya iireversibel, kelainan hati terjadi biasanya menyulitkan
dimetabolisir dalam hati, efek samping pada kulit, saraf, uterus dan saluran
Katsung, B.G. Farmakologi Dasar Dan Klinik. Ed. ke-6 ECG. Jakarta
2001
hari, Sagung-seto.Jakarta
Obat anti kanker yang sekarang ini digunakan secara klinis mempunyai
efek sitostatik dengan cara memengaruhi sintesis atau fungsi DNA. Titik
tangkap obat kemoterapi terhadap sel tumor dapat dibagi menjadi 12 titik
tangkap, terutama peran dalam menghambat atau merusak siklus sel kanker.
18
sensitifitas terhadap obat, dan efek sinergis dari kombinasi tersebut. Terapi
dan karenanya lebih mungkin untuk sel resisten obat atau klon ada dalam
2. Kemoterapi ajuvan
secara klinis.
3. Kemoterapi pra-bedah
berguna sebagai tindakan pencegahan kalau ada sel yang tercecer karena
19
4. Kemoterapi dosis tinggi
Kemoterapi dosis tinggi adalah kemoterapi dengan dosis yang tidak lazim.
Kalau pada dosis biasa obat anti kanker melewati membran sel secara difusi
aktif, pada penggunaan obat dosis tinggi menjadi difusi pasif karena
tingginya kadar obat diluar sel. Karena penggunaan obat dosis tinggi akan
merusak sel normal maka keberadaan obat didalam tubuh harus segera
dieliminasi.
bahwa salah satu tempat relaps pada leukemia limfoblastik akut adalah
dimeningen dan otak. Secara statistik ternyata kanker pada saraf pusat
J. Prinsip-Prinsip Kemoterapi
20
dengan fraksi pertumbuhan yang rendah. Karena tumor dapat membesar,
biasanya sedikit sel-sel yang sedang aktif memberlah, karena itu tumor yanng
lebih besar mepunyai fraksi pertumbuhan yang rendah dan juga kurang
biasanya mempunyai fraksi pertumbuahan yang lebih tinggi dan lebih sensitif
terhadap kemoterapi. Dengan kata lain kemoterapi biasanya lebih efektif saat
ada inti tumor kecil dan kurang efektif pada penyakit lanjut bila ada inti tumor
urutan kinetik pertama, yang menyebabkan sebuah persentase sel yang sulit
dibunuh pada setiap pengobatan kemoterapi, bukan jumlah pasti dari sel.
Karena itu, walau tumor-tumor dengan inti sel kecil mungkin memerlukan
21
K. Prosedur Kemoterapi
13. Membuang seluruh perlatan yang telah di gunakan atau tidak terpakai
dalam suatu tempat yang aman dari kebocoran jauh dari jangkuan pasien
22
L. WOC
Kanker
Sel menyebar
Kemoterapi
23
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN KEMOTERAPI
A. Pengkajian Dasar
1. Melakukan pengkajian meliputi
a. Identitas (pekerjaan klien dan tempat tinggal memengaruhi riwayat
penyakit yang diderita)
b. Tingkat kesadaran
c. Berat badan (Berat badan pada pasien kemoterapi biasanya akan
turun)
d. TTV
e. Rasa tidak nyaman pada saluran pencernaan (mual, muntah, nyeri)
f. Masalah tentang berkemih (rasa terbakar, frekuensi)
g. Perubahan pada fungsi neurologis (sakit kepala,rasa baal, gangguan
penglihatan, berjalan, dan mendengar)
h. Kondisi kulit
i. Bunyi paru
j. Nafsu makan (biasanya nafsu makan turun karena mual dan muntah)
k. Perubahan pada pola defekasi atau warnanya dan konsistensi dari
feses
l. Perubahan dalam tingkat aktivitas seperti kelemahan yang terus
menerus.
2. Pemeriksaan hasil laboratorium, digunakan untuk memantau reaksi-
reaksi yang merugikan :
a. Nilai JDL untuk supresi sumsum tulang
b. Nilai BUN dan kreatinin untuk untuk fungsi ginjal
c. Pemeriksaan fungsi untuk kerusakan hati
d. Nilai sinar-X dada untuk fibrosis pulmoner
e. Nilai EKG untuk kardiotoksisitas
f. Kadar asam urat serum meningkat pada penggunaan beberapa agen
3. Kaji pemahaman tentang kemoterapi dan masalah potensial efek samping
terapi
24
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual dan muntah sekunder terhadap kemoterapi
2. Ganguan konsep diri berhubungan dengan perubahan aktual citra tubuh
sekunder terhadap kemoterapi
3. Perubahan fungsi defekasi berhubungan dengan efek efek merugikan dari
kemoterapi
4. Ansietas berhubungan dengan takut akan kemoterapi dan kemungkinan
efek samping
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan sekunder terhadap
anemia karena kemoterapi
6. Resiko tinggi terhadap perubahan mukosa mulut berhubungan dengan
stomatitis dan infeksi candida sekunder terhadap kemoterapi
7. Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan
efek kemoterapi
8. Resiko infeksi berhubungan dengan pengobatan kemoterapi berkaitan
dengan destruksi secara cepat pembelahan sel hematopoietik normal
yang mengakibatkan imunosupressi
25
Intervensi Rasional
1. Observasi TTV klien 1. Mengetahui perkembangan
TTV klien
2. Pantau berat badan setiap minggu 2. Dasar mengevaluasi
jumlah makanan yang dimakan hasil keefektifan terapi
protrin albumin dan serum
3. Pantau masukan makanan dan cairan 3. Memberikan informasi diet
serta makanan yang disediakan harian untuk perencanaan
4. Anjurkan makan posi kecil namun 4. Mencegah mual
sering jika pasien mengalami
penurunan nafsu makan dan cepat
merasa kenyang
5. Nasihatkan pasien untuk menghindari 5. Distensi lambung bila
makan banyak sebelum kemotrapi jika lapisan muksa terinflamasi
lapar makan makanan kecil atau mencetuskan muntah
minuman seperti sefen up atau air jahe
tunggu tiga sampai empat jam setelah
tindakan kemotrapi untuk makan
reguler
6. Tambahkan makanan yang 6. Kemotrapi dan kanker
mengandung tinggi berhubungan dengan
protein,vitamin,mineral dan kalori meeningkatnya
katabolisme
7. Hindari makan makanan yang pedas, 7. Perubahan pengecapan
berlemak, dan manis-manis selama selama kemoterapi dapat
pengobatan menimbulkan intoleransi
terhadap makanan jenis ini
8. Makanan halus lebih
8. Berikan diet halus selama kemoterapi
mudah ditoleransi selama
kemoterapi
26
9. Berikan suplemen nutrisi seperti 9. Suplemen ini memberikan
sustacal atau sejenis ,di berikan antara protein vitamin,kalori
waktu makan bila makan klien buruk
10. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk 10. Ahli gizi adalah spesialis
membantu perencanaan makanan nutrisi yang dapat
membantu kebutuhan
nutrisi pasien dan langsung
mempersiapkan kebutuhan
nutrisi pasiennya
11. Kolaborasi dengan dokter dalam
11. Mual menyebabkan tidak
pemberian obat antimetik 30 menit
nafsu makan kombinasi
sebelum kemoterapi dengan interval
terapi antimetik paling
yang teratur selama kemoterapi dan 2-3
efektif dalam mengontrol
dosis setelah kemetorapi. Dianjurkan
mual
untuk di beri kombinasi antimetik:
• Lorezam(ativan) dikombinasi
dengan deksametason
(decadron)atau difenhidramin
HCL(benadryl)
• Metoklopramida HCL (reglan)
dikombinasi dengan decadron atau
benadryl
27
Intervensi Rasional
28
2. Pasien defekasi 2-3 x sehari
3. Konsistensi feses lunak
4. Warna feses coklat
Intervensi Rasional
1. Pantau warna, konsistensi dan 1. Mengenali indikasi kemajuan atau
banyak nya feses penyimpangan dari sasaran
Untuk konstipasi :
2. Berikan obat obat pelunak feses 2. Mencegah konstipasi
3. Anjurkan untuk masukan cairan 3. cairan membantu kecepatan
2 liter sehari gerakan makanan melalui usus
4. Anjurkan untuk makan 4. Serat untuk membantu kecepatan
makanan yang mengandung gerakan makanan melalui usus
tinggi serat.
5. Jika selama 3 hari tidak ada 5. Kerja obat katartik adalah
keinginan untuk defekasi maka meningkatkan kandungan air
berikan laksatif jika tidak dalam feses ,enema membersihkan
berhasil setelah 24 jam berikan feses dari rektum
enema
Untuk diare :
6. Berikan obat obat anti diare 6. Agen ini bekerja untuk
setiap habis defekasi dan menurunkan spastisitas dari
evaluasi keefektifannya saluran gastrointestinal
7. Batasi minuman kopi ,makanan 7. Kopi merangsang peningkatan
yang tinggi serat dan susu peristaltik makanan tinggi serat
membentuk masa yang banyak
yang menyebabkan terjadinya
distensi usus yang akhirnya
merangsang peristaltik.Susu dapat
membentuk gas juga merangsang
peristaltik karena distensi usus
29
8. Laporkan tanda kekurangan 8. Zat ini dapat hilang dengan cepat
cairan,karbonat dan kalium dalam jumlah yang besar karena
diare
9. Berikan perawatan perinia 9. Prosedur prosedur ini memberi
setiap setelah rasa nyaman seringnya defekasi
defekasi.bersihkan dengan yang mengandung asam
sabun dan air.beri minyak jeli menyebabkan iritasi pada anus
atau sale A dan D kedaerah anus
atau gunakan tucks(sediaan
komersial yang berisi semacam
buah kemiri)
10. Berikan diet rendah sisa atau 10. Diet ini memberi kesempatan usus
diet cair sampai diare dapat di untuk istirahat:gatorade dapat
kontrol.tambahkan konsumsi membantu mengganti ciran dan
cairan elektrolit seperti gatorade elektrolit yang hilang karena diare
terus menerus
11. Lapor dokter jika diare atau 11. Dosis kemotrapi perlu diturunkan.
konstipasi
30
Intervensi Rasional
1. Observasi TTV klien 1. Mengetahui perkembangan
TTV klien
2. Pantau tingkat kecemasan klien 2. Dasar pembuatan
intervensi yang tepat
3. Jelaskan mengenai tindakan 3. Pengetahuan yang adekuat
kemoterapi dan efek sampingnya dapat menurunkan ansietas
4. Gunakan pendekatan yang tenang dan 4. Mencegah ansietas
menyakinkan
5. Lakukan tindakan yang membuat 5. Meningkatkan relaksasi
nyaman, mis., posisi nyaman
6. Dengarkan dengan penuh perhatian 6. Menciptakan suasana
terhadap ekspresi perasaan dan saling percaya
kekuatirannya
7. Berikan aktivitas pengalih perhatian 7. Pengalihan perhatian dapat
menurunkan penurunan
8. Kolaborasi dengan dokter dalam 8. Obat menurunkan ansietas
pemberian obat penurun ansietas
sesuai kebutuhan
31
Intervensi Rasional
1. Pantau pola istirahat/adanya 1. Menentukan data dasar untuk
keletihan pada pasien membantu pasien dengan
keletihan
2. Anjurkan pasien untuk 2. Meningkatkan kontrol diri
memepertahankan pola
tidur/istirahat/aktivitas sebanyak
mungkin
3. Anjurkan pasien untuk 3. Membantu pasien dalam
mengungkapkan perasaan koping dengan keletihan
adanaya keterbatasan
4. Anjurkan pasien untuk 4. Menungkatkan istirahat yang
merencanakan periode istirahat adekuat
sesuai kebutuhan sepanjang hari
5. Bantu pasien merencakan 5. Meningkatkan aktivitas
aktivitas yang berdasarkan pola selama proses pencegahan
istirahat/keletihan keletihan
6. Bantu pasien dalam masukan 6. Mempertahankan cadangan
makanan adekuat protein yang diperlukan untuk
menghasilkan energi
32
Intervensi Rasional
1. Anjurkan sikat gigi dengan sikat 1. Untuk menurunkan iritasi
gigi berbulu lembut setiap setelah pada gusi. Kebersihan mulut
makan akan tidur adalah pencegahan paling
baik, terhadap stomatitis
2. Berikan perawatan mulut atau 2. Memberikan perawatan jika
perawatan gigi sesuai kebutuhan pasien tidak mampu
melakukannya
3. Gunakan cairan pencuci mulut yang 3. Asam meningkatkan karies
dapat meningkatkan pH pada gigi. Reaksi oksidasi
rongga mulut, seperti soda kue dan membantu menghilangkan
larutan salin (kira-kira ½ liter air debris, sekresi yang kental
hangat atau dingin dengan ½ sendok dan bakteri. Larutan ini
the garam dan ½ sendok teh soda membantu mencegah
kue) kekeringan
33
c. Berikan makanan lunak yang Membersihkan mulut
dinginatau suam-suam kuku. dengan hati-hati setiap
Hidari makanan yang pedas- selesai makan dan pada
pedas waktu akan tidur dan
d. Berikan makanan yang lembut meningkatkan rasa nyaman
yang mudah dikunyah
e. Keluarkan gigi palsu, kecuali
selama makan.
f. Gunakan larutan pembersih
mulut yang memberikan efek
menyejukkan. Misalnya 1 ons
Benadryl eliksir dicampur
kedalam 0,95 l atau pencuci
mulut viscoain xylocain.
9. Periksa jika plak putih terjadi 9. Plak merupakan indikasi
sepanjang lidah mulut infeksi candida
10. Kolaborasi dengan dokter dalam 10. Nistatin adalah obat yang
pemberian nistatin pencuci mulut dipilih untuk pengobatan
sesuai dengan pesanan infeksi jamur
Intervensi Rasional
Nefrotoksisitas
1. Pantau: 1. Mendeteksi tanda-tanda dini
insufisiensi ginjal.
34
• Masukan dan haluan setiap 8
jam
• Laporan hasil asam urat serum
• pH urine
• laporan hasil BUN dan kreatinin
2. berikan allopurinol (zyloprom) 2. Agen ini menghambat
sesuai pesanan. formasi asam urat, akibat
cepatnya pengrusakan SDP
oleh agen kemoterapi
3. Jaga hidrasi dengan baik. 3. Untuk memelihara volume
Tingkatkan, masukan cairan 2-3 cairan yang cukup melalui
liter sehari, kecuali kalau ada ginjal.
kontraindikasi. Anjurkan untuk
banyak minum.
4. Berikan natrium bikarbonat tablet 4. Untuk menjaga urin alkali.
sesuai pesanan. Kristal asam urat
mempercepat urin menjadi
asam, meningkatkan resiko
pembentukan batu ginjal.
5. Beri tahu dokter jika haluan urine 5. Penurunan haluan urine
turun di bawah 240 ml per 6 jam merupakan indikasi
atau terjadi peningkatan BUN, kekurangan cairan, curah
kreatinin serum atau asam urat jantung berkurang atau
serum. Mulai terapi intravena insufisiensi ginjal. Pada
sesuai resep untuk memelihara peningkatan BUN dan
haluan urine diatas 50ml per jam kreatinin serum indikasi
insufisiensi ginjal. Pada
peningkatan kadar asam urat
indikasi kebutuhan untuk
meningkatkan dosis obat
alloupurinol.
35
Supresi sumsum tulang
1. Pantau: 1. Untuk mendeteksi tanda-
• TTV setia 4 jam tanda disi supresi sumsum
• Laporan hasil JDL tulang.
• Status umum (apendik D) setiap
8 jam
2. Mulai tindakan perawatan 2. Jumlal leukosit yang rendah
perlindungan jika jumlah leukosit merupakan predisposisi px
turun sampai 1000/mm3atau untuk infeksi.
kurang .
3. Mulai tindakan pencegahan 3. Pemeliharaan integritas
perdarahan pada jumlah trombosit pembuluh darah penting
utama untuk mengontrol
perdarahan.
4. Berikan periode istirahat diantara 4. Istirahat menurunkan
pengobatan. pengeluaran energy.
5. Berikan tranfusi eritrosit kemasan 5. Transfuse eritrosit kemasan
sesuai pesanan. diberikan untuk mengganti
komponen sel darah yang
hilang pada kekurangnan
volume cairan.
6. Bantu pemenuhan sehari 6. Untuk menurunkan
hari(AKS) sesuai kebutuhan. pengeluaran energy.
Sintisis
1. Beritahu dokter bila px melaporkan 1. Gejala ini indikasi sistitis,
berkemih tidak nyaman, seperti yang sering terjadi bila kadar
rasa terbakar, disuria, dorongan, leukosit turun dibawah
frekwensi. Dapatkan specimen urin normal. Kateter membantu
untuk kultur dan tes sensivitas mengisolasi organismen
sasuai pesanan. penyebab infeksi. Kultur dan
tes sensivitas membantu
mengidentifikasi agen
36
antimikroba yang lebih
efektif untuk menanggulangi
infeksi.
2. Tingkatkan masukan cairan 2-3 2. Aliran darah adekuat melalui
liter sehari. Anjurkan banyak ginjal membantu membilas
minum. dan membersihkan sisa-sisa
sampah dari saluran
perkemihan.
3. Lakukan hematest urine darah 3. Darah tidak selalu Nampak
selama mengalami berkemih tidak tapi mungkin dapat dideteksi
nyaman. dengan tes litmus.
Ototoksisitas
1. Selidiki tentang masalah 1. Untuk menentukan data
pendengaran sebelum memulai dasar. Tes audiologi mungkin
kemoterapi. dilakukan sebelum terapi
obat, terutama jika obat
tersebut ototoksik.
2. Anjurkan pasien untuk melaporkan 2. Untuk mencegah kehilangan
kesulitan pendengaran, tinnitus pendengar secara permanen,
atau pusing. obat tidak diteruskan
Neurotoksisitas
1. Beritahu dokter jika px mengalami 1. Temuan ini indikasi
sakit rahang, gangguan kerusakan saraf dini dan obat-
penglihatan, sakit kepala, kebar, obat tidak diteruskan.
kesemutan, gangguan berjalan,
konstipasi terus menerus parestesia
atau sensorium berkurang.
Toksisitas pulmonal
1. Pantau : 1. Untuk mendeteksi
• Bunyi napas setiap 8 jam maninfestasi dini disfungsi
• TTV setiap 4 jam pulmonal.
37
2. Beritahu dokter jika terjadi batuk 2. Pnemumonitis dan fibrosis
kering terus menerus, rales atau pulmonal adalah efek toksis
dispnea. Lakukan sinar x dada dan utama. Kejadian toksisitas
pemeriksaan sesuai pesanan. pulmonal terjai perlahan
Berikan kortikosteroid dan diatas beberapa bulan,
hentikan kemoterapi dengan gejala-gejala paling
dini adalah meningkatnya
dispnea. Kortikosteroid
diberikan untuk menurunkan
inflamasi.
3. Dorong napas dalam setiap 2 jam 3. Napas dalam membentu
bila masalah paru terdeteksi atau ekspansi alveoli.
bila px tirah baring.
Kadiotoksisitas
1. Pantau ttv setiap 4 jam 1. Untuk mendeteksi tanda dini
keterlibatan jantung.
2. Laporkan abnormalitas irama dan 2. EKG mempertegas kelainan
frekwensi nadi. Dapatkan hasil jantung, obat dihentikan bila
EKG sesuai pesanan. terdapat gangguan pada
jantung.
Hepatotoksisitas
1. Pantau hasil fungsi hati (bilirubin, 1. Untuk mendeteksi tanda dini
lakalin fosfatase serum). keterlibatan hati
2. Beritahu dokter jika px mengalami 2. Penemuan ini member kesan
kuning, urine coklat tua, feses kerusakan hati dan perlu
seperti tanah liat, pruritus atau nyeri untuk menghentikan
perut. pemberian obat.
3. Intruksikan px untuk menghindari 3. Zat-zat ini menyebabkan
minum alcohol dan aspirin kerusakan hati untuk
sementara menjalani kemoterapi. pemakaian lama.
Nekrosis jaringan local :
38
1. Selalu periksa untuk ketepatan 1. Agen kemoterapi sangt toksik
letakk dari alat-alat intravena (port untuk jaringan. Rasa
implant, kateter atrium eksternal, terbakar, nyeri, bengkak pada
atau intravena perifer) sebelum sisi infuse merupakan tanda
mulai infuse kemoterapi. Amati sisi infiltrasi. Regitine diberikan
infuse setiap jam untuk melihat untuk menetralkan toksisitas
tanda-tanda infiltrasi (bengkak, obat. Kompres dingin
aliran tidak lancar). Anjurkan pada membantu menurunkan
px untuk member tahu bila nyeri flebitis dan edema jaringan.
atau rasa terbakar pada daerah Aliran balik darah
tusukan. Hentikan infuse dengan menjami8n ketepatan
segera bila terjadi infiltrasi. masuknya alat-alat (jarum)
Berikan kompres dingin. Berikan kedalam pembuluh.
regitine secara langsung kedalam Ektravasasi agen yang
jaringan yang sakit atau antidote berbahaya dapat
yang ditentukan oleh protocol menyebabkan nekrosis dan
fasilitas. mengelupaskan jarigan.
2. Selalu menggunakan pompa infuse 2. Untuk mengatur aliran lebih
bila memberikan obat-obatan akurat yang dengan
kemoterapi secara terus menerus demikian menurunkan
melalui drip IV. kemungkinan kelebihan.
39
Intervensi Rasional
1. Pantau hasil laboratorium SDP, 1. AGC dibawah 500 sel/mm³
diferensiasi, hitung AGC ( menempatkan pasien pada
AGC=SDP total x [% resiko berat terhadap infeksi
segmen+]% lembaran
2. Pantu infeksi sistemik atau letak
infeksi, tetap ingat bahwa tanda- 2. Kekurangan neutropil selama
tanda normal infeksi granulositopenia
(kemerahan,pus,inflamasi,hangat) menghambat kemampuan
berhubungan dengan kerja SDP, untuk melawan infeksi dan
jadi tanda-tanda normal infeksi dapat menutupi munculnya
mungkin tidak ada tanda-tanda infeksi
40
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
timbul secara umum dari kemoterapi seperti mual, muntah, rambut rontok, dan
B. Saran
kolaborasi.
41
DAFTAR PUSTAKA
5. Otto, Shirley E.. 2003. Buku Saku Keperawatan Onkologi. Jakarta : EGC.
Jakarta : EGC.
7. Fawcett, Don W. 2002. Buku Ajar imunology. Jakarta: EGC Hal 423-501.
42