1
PENDAHULUAN
Pendidikan Sekolah Dasar Pelita khususnya di kelas 1 belum berjalan
Bangsa didirikan pada tanggal 27 secara maksimal, di lihat dari siswa
September 2003 oleh Kepala Dinas yang sekarang duduk di kelas 2 masih
Pendidikan Kota Bandar Lampung. terlihat lemah dalam membaca, menulis
Sekolah Pelita Bangsa merupakan dan berhitung, hal ini mungkin
lembaga pendidikan dengan Standar disebabkan karena cara guru mengajar
Sekolah Nasional Plus dengan dalam menyampaikan materi,
akreditasi A sesuai dengan SK. No. 421 kurangnya media yang digunakan, dan
/ 2733.A. / 08/ 2004. Sekolah Pelita kurangnya kemampuan guru dalam
Bangsa terletak di wilayah mengajarkan calistung di kelas,
Tanjungkarang Pusat dan merupakan khususnya di kelas satu SD Pelita
satu diantara program Pusat Kegiatan Bangsa.
Belajar Masyarakat Yayasan Pelita
Bangsa. Pembelajaran calistung di SD Pelita
Bangsa di berikan kepada siswa di kelas
Saat ini Sekolah Pelita Bangsa di asuh 1, rombongan belajar kelas satu di SD
oleh 15 guru kelas, 15 asisten guru, 3 Pelita Bangsa terdapat 3 rombel dan
guru ekspat , 3 guru mandarin, 1 guru tiap kelas terdiri dari 25 siswa dengan
bahasa lampung, dan 2 guru penjas, latar belakang siswa yang berbeda-beda.
dengan kualifikasi pendidikan Diploma, Di kelas satu terdapat 4 orang guru
Strata 1, dan Strata 2. Jumlah siswa SD dengan sistem mengajar pararel di dua
Pelita Bangsa berdasarkan data siswa kelas yang berbeda, empat orang guru
tahun 2013/2014 sebanyak 338 siswa di kelas satu ini memiliki jenjang
dengan latar belakang pekerjaan orang pendidikan yang sama yaitu strata 1,
tua adalah PNS, TNI, POLRI, dengan spesifikasi atau gelar
wiraswasta, pegawai swasta dan lain- pendidikan yang berbeda.
lain.
Kemampuan siswa dalam membaca,
Pembelajaran membaca, menulis dan menulis dan berhitung tak lepas dari
berhitung atau biasa disingkat dengan dari bimbingan dan peran guru serta
calistung di SD Pelita Bangsa orang tua siswa dalam mendidik siswa
2
di sekolah maupun di rumah, dan di keberhasilannya. Akan tetapi kunci
harapkan orang tua siswa di SD Pelita utama keberhasilannya adalah
Bangsa mampu menjalin kerjasama pembelajaran di dalam kelas. Lebih
yang baik dengan guru, tetapi karena lanjut lagi, calistung merupakan salah
kesibukan orang tua siswa mereka satu mata pelajaran di SD yang sangat
memberikan anaknya sepenuhnya berperan penting ternyata merupakan
kepada guru, sehingga terkadang guru masalah tersendiri bagi para siswa.
di Pelita Bangsa merasa tanggung jawab Persoalan membaca, menulis, dan
dalam mendidik siswa sangat besar berhitung atau calistung memang
dengan banyaknya tekanan dari orang merupakan fenomena tersendiri di
tua siswa yang mengharuskan guru setiap sekolah, terutama di kelas 1.
menangani siswa sepenuhnya di
sekolah. Keberhasilan pembelajaran calistung di
kelas juga tak lepas dari bagaimana
Pelaksanaan pembelajaran guru harus seorang guru menyampaikan materi
berperan ganda dalam artian guru tidak dengan baik dan dapat dipahami oleh
hanya sebagai pengajar, tetapi guru juga siswa, seperti kemampuan guru diawal
sebagai pengganti orang tua di sekolah pembelajaran, dalam pelaksanaannya
harus mampu menjadi motivator dan diakhir pembelajaran, bagaimana
belajar, fasilitator, organisator, dan seorang guru mampu melakukan itu
peran-peran lain yang dibutuhkan oleh dengan baik. Agar semuanya berjalan
siswa dalam pembelajaran. Salah satu dengan baik seorang guru juga harus
hal penting yang harus diperhatikan memiliki kerjasama yang baik dengan
dalam pembelajaran adalah seorang sesama rekan guru, siswa dan orang tua.
guru harus mampu mengkondisikan Hubungan komunikasi antara sesama
pembelajaran berlangsung aktif guru kurang terjaga, dan antara guru
,inspiratif, menyenangkan, dan menarik satu dengan yang lainnya masih bersifat
perhatian siswa. individualis.
3
ini secara langsung berkaitan dengan kemampuan calistung yang rendah. Hal
seluruh proses belajar siswa. ini terlihat hampir 64% siswa masih
Keberhasilan belajar siswa dalam kesulitan untuk membaca, menulis dan
mengikuti proses kegiatan belajar- berhitung dan ditunjukkan dari nilai
mengajar di sekolah sangat ditentukan yang diperoleh masih di bawah Kriteria
oleh penguasaan kemampuan membaca Ketuntasan Minimal yang telah
mereka. Siswa yang tidak mampu ditetapkan yaitu 85.
membaca dengan baik akan mengalami
kesulitan dalam mengikuti kegiatan Menurut Arikunto (2009: 7), terdapat
pembelajaran untuk semua mata perbedaan yang mencolok antara
pelajaran. Siswa akan mengalami penelitian dan evaluasi program adalah
kesulitan dalam menangkap dan sebagai berikut : (a) Dalam kegiatan
memahami informasi yang disajikan penelitian, peneliti ingin mengetahui
dalam berbagai buku pelajaran, buku- gambaran tentang sesuatu kemudian
buku bahan penunjang dan sumber- hasilnya dideskripsikan, sedangkan
sumber belajar tertulis yang lain. dalam evaluasi program pelaksana ingin
Akibatnya, kemajuan belajarnya juga mengetahui seberapa tinggi mutu atau
lamban jika dibandingkan dengan kondisi sesuatu sebagai hasil
teman-temannya yang tidak mengalami pelaksanaan program, setelah data yang
kesulitan dalam membaca. terkumpul dibandingkan dengan kriteria
atau standar tertentu, (2) Dalam
Berdasarkan hakikat pembelajaran kegiatan penelitian, peneliti dituntut
membaca, menulis dan berhitung di oleh rumusan masalah karena ingin
atas, yang terjadi dilapangan mengetahui jawaban dari penelitiannya,
pelaksanaan pembelajaran membaca, sedangkan dalam evaluasi program
menulis dan berhitung permulaan yang pelaksana ingin mengetahui tingkat
terjadi di SD Pelita Bangsa masih ketercapaian tujuan program, dan
belum sesuai dengan pelaksaanaan yang apabila tujuan belum tercapai
dianjurkan. Kurangnya penggunaan sebagaimana ditentukan, pelaksana
media untuk mencapai tujuan belajar ingin mengetahui letak kekurangan itu
yang maksimal mengakibatkan siswa dan apa sebabnya.
kelas satu di SD Pelita Bangsa memiliki
4
Menurut Jean Piaget dalam Susmayanti 3. Belajar Kecakapan Hidup
(2013), seorang anak maju melalui 4. Belajar dari Benda Konkrit
empat tahap perkembangan kognitif, 5. Belajar Terpadu
antara lahir dan dewasa, yaitu tahap
sensori motor, pra operasional, operasi Menurut Prabowo (2002:2),
konkrit, dan operasi formal. Kecepatan pembelajaran terpadu adalah suatu
perkembangan tiap anak berbeda, proses pembelajaran dengan melibatkan
tergantung dari seberapa jauh anak aktif atau mengkaitkan berbagai bidang studi.
memanipulasi dan berinteraksi aktif Pembelajaran terpadu juga merupakan
dengan lingkungan. Lingkungan tempat pendekatan belajar pengajar yang
anak tumbuh dan berkembang sangat melibatkan beberapa bidang studi.
berpengaruh dalam menentukan proses
perkembangan kognitif anak. Menurut Abraham Maslow dalam
Suharto (2011: 23) secara umum diakui
Kegiatan pembelajaran pada anak usia bahwa perilaku seseorang itu suatu
dini dan sekolah dasar, (Nurani, 2009: ketika biasanya ditentukan oleh
138) pada dasarnya adalah kebutuhan yang sangat kuat. Menurut
pengembangan kurikulum secara Maslow manusia memiliki hirarki
konkret berupa seperangkat rencana kebutuhan dari urutan terendah sampai
yang berisi sejumlah pengalaman tertinggi. Hirarki kebutuhan
belajar melalui bermain yang diberikan menggambarkan tingkat kebutuhan
pada anak usia dini berdasarkan potensi yang dimiliki seseorang. Jika dijabarkan
dan tugas perkembangan yang harus hirarki kebutuhan manusia sebagaimana
dikuasainya dalam rangka pencapaian dikemukakan oleh Maslow sebagai
kompetensi yang harus dimiliki oleh berikut :
anak. Atas dasar pendapat di atas dapat 1. Psilogical needs (kebutuhan fisik)
dinyatakan bahwa pembelajaran untuk meliputi kebutuhan makan, pakaian,
anak usia dini dan sekolah dasar dan papan.
memiliki karakteristik sebagai berikut: 2. Safety needs (kebutuhan akan rasa
1. Belajar, bermain, dan bernyanyi aman)
2. Pembelajaran yang berorientasi pada
perkembangan.
5
3. Afilization needs (kebutuhan untuk proses pembiasaan di rumah, penciptaan
berafiliasi) antara lain kebutuhan lingkungan yang kondusif, keterlibatan
untuk bergaul dalam masyarakat dan dalam memantau hasil belajar peserta
mencari kebutuhan hubungan yang didik dan aktivitas stimulasi perlu
bermakna. diupayakan secara maksimal.
4. Self eestem (kebutuhan penghargaan)
yaitu suatu kebutuhan agar orang lain Menurut Suharto (2011: 27) sikap orang
mau menghargai akan dirinya dan tua menjadi penting sebagai mitra
usaha-usaha yang dilakukannya. positif para guru untuk memaksimalkan
5. Self actualization (kebutuhan akan pencapaian tujuan pembelajaran dan
aktualisasi diri), kebutuhan ini adalah pengembangan aspek tumbuh kembang
kebutuhan ingin memaksimalkan anak-anak.Stimulasi yang diberikan
potensi diri, suatu keinginan untuk secara intensif dari orang tuanya
menjadi apa yang dirasakan oleh menjadi faktor penting agar anak
seseorang karena mempunyai potensi mampu mengalami tugas
mencapainya. perkembangannya dengan optimal.
Menurut Suharto (2011: 26) peran Adapun hal-hal yang perlu dipelajari
orang tua terkait dengan pembelajaran untuk meningkatkan kecepatan
di rumah yaitu membangun suasana membaca adalah sebagai berikut: (1)
belajar di rumah secara kondusif dengan memahami hakikat membaca, (2)
cara pengaturan tata ruang, mengetahui cara mengukur kecepatan
pencahayaan, dan sirkulasi udara, dan membaca, (3) mampu mengukur tingkat
tidak melakukan kegiatan pemahaman terhadap bacaan,
kontraproduktif dengan kegiatan (4) mengetahui dan menerapkan metode
pembelajaran peserta didik. dan teknik pengembangan kecepatan
membaca, (5) mengetahui faktor-faktor
Keterlibatan mendesain lingkungan secara tak sadar menghambat kecepatan
bermain sambil belajar di rumah juga membaca, baik internal maupun faktor
penting. Dari beberapa ketentuan di eksternal, (6) mengetahui bermacam-
atas, dapat dikemukakan bahwa sikap macam variasi kecepatan membaca
positif dan dukungan orang tua melalui sesuai dengan variasi tujuan membaca,
6
(7) mampu memilih aspek tertentu saja misalnya pembelajaran yang kurang
yang dibutuhkan dalam bacaan sesuai atraktif (menyenangkan)
dengan tujuan membaca, (8)
menganggap kegiatan membaca sebagai METODE PENELITIAN
kebutuhan, (9) selalu membaca pada
berbagai jenis bacaan, dengan rasa Metode yang digunakan dalam
butuh yang sangat tinggi (Nurhadi, penelitian ini adalah evaluative dengan
2004: 38). pendekatan Model CIPP (context, input,
process, product). Jenis penelitian ini
Menurut Tarigan (2008:2), menulis digunakan karena penelitian mengkaji
ialah menurunkan lambang-lambang dan mengevaluasi keterlaksanaan
atau grafik yang menggambarkan suatu program pembelajaran yang
bahasa yang dipahami oleh seseorang dilaksanakan pada SD Pelita Bangsa
sehingga seseorang atau orang lain Bandar Lampung. Tempat penelitian
dapat membaca lambang-lambang diadakan di SDS Pelita Bangsa Bandar
grafik tersebut kalau mereka memahami lampung, waktu penelitian akan
bahasa dan gambaran grafik itu. diadakan pada bulan Februari – April
2014.
Menurut Hidayati, ( 2010:10) mengemu
kan bahwa faktor yang mempengaruhi Subjek yang diteliti terdiri dari tenaga
kemampuan berhitung anak adalah pendidik, siswa, data dokumentasi SD
faktor internal dan faktor eksternal. Pelita Bangsa di Bandar Lampung.
1. Faktor internal adalah faktor yang Populasi dalam penelitian ini adalah
ada dalam diri anak tersebut siswa kelas satu SD Pelita Bangsa
berupa motivasi, kematangan, gaya Bandar Lampung sejumlah 25 siswa
belajar yang khas dari masing- dan 4 orang guru, 10 orang tua murid,
masing anak. Kepala Sekolah dan Wakil Kepala
2. Faktor eksternal adalah faktor dari luar Sekolah.
diri anak seperti dari proses belajar
mengajar yang dapat mempengaruhi Objek penelitian ini adalah pelaksanaan
rendahnya kemampuan berhitung ana calistung di kelas satu yang bertumpu
pada kurikulum 2013, menggunakan
7
pendekatan kuantitatif deskriptif karena
data yang diambil menggunakan angka
mulai dari pengumpulan data,
penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilan dari hasilnya.
8
Tabel 4.2: Kondisi Lingkungan SD Tabel 4.3:Motivasi Guru SD Pelita
Pelita Bangsa Bangsa dalamPembelajaan
No Responden Skor X f fX No Responden Skor X f fX
Total Total
1 KS 114 112 2 224
1 GR 1 24 23 2 46
2 WK 112 114 2 228
2 GR 2 23 24 1 24
3 GR1 112
3 GR 3 25 25 1 25
4 GR2 114
4 GR 4 23
N 4 452
N 4 95
SD 1.154
7 SD 0.957
Mean 113 Mean 23,7
≥ 114,15 5
Kelas atas (Baik)
Kelas tengah ≥ 114,15 sampai dengan Kelas atas (Baik) ≥ 24,71
(Cukup) < 111,85
Kelas bawah < 111,85 Kelas tengah ≥ 24,71 sampai dengan
(Kurang) (Cukup) < 22,79
% Baik Kelas bawah < 22,79
Cukup 100% ( 4 orang (Kurang)
responden)
Kurang % Baik 25% (1 orang
responden)
jumlah responden adalah 4 orang, rata- adalah 5,165. Di bawah ini disajikan
9
Tabel 4.4 : Dukungan Orang Tua C. Kesiapan Sarana dan Prasarana
dalam Pembelajaran di
Hasil analisis deskiptif didapatkan
SD Pelita Bangsa
jumlah responden adalah 3 orang, rata-
No Responden Skor X f fX rata (mean) skor input 27,33 , dan
Total
1 OT 1 simpangan baku (standar deviasi)
75 60 3 180
2 OT 2
adalah 0,577. Di bawah ini disajikan
72 62 2 124
tabel 4.5 sarana dan prasarana SD
3 OT 3
64 64 3 192
Pelita Bangsa dalam Pembelajaran,
4 OT 4
62 72 1 72
berdasarkan Standar Nasional
5 OT 5
60 75 1 75 Pendidikan tentang standar sarana dan
6 OT 6
60 0 prasarana, berikut data temuan yang
7 OT 7 dilakukan melalui angket maupun
62
8 OT 8 pengamatan peneliti.
64
9 OT 9
60
10 OT 10 Tabel 4.5: Sarana dan Prasarana di
64
SD Pelita Bangsa
N
10 643 No Responden Skor X f fX
SD Total
5.165 1 Guru 1 39 39 2 78
Mean 2 Guru 2 39 40 2 80
64.3
3 Guru 3 40
≥ 69,47
4 Guru 4 40
Kelas atas (Baik)
≥ 69,47 sampai dengan < N 4 158
Kelas tengah 59,13 SD 0.577
(Cukup) Mean 39,5
Kelas bawah < 59,13 Kelas atas (Baik) ≥ 40,08
(Kurang) Kelas tengah ≥ 40,08 sampai dengan
% Baik 20% ( 2 orang responden)
(Cukup) < 38,92
Cukup 80% (8 orang responden)
Kelas bawah < 38,92
Kurang
(Kurang)
% Baik
Berdasarkan data di atas diketahui Cukup 100% (4 orang
responden)
secara umum dukungan orang tua siswa
Kurang
terhadap pembelajaran 2 orang
berkategori baik, dan 8 orang Berdasarkan hasil data diatas diperolah
berkategori cukup. hasil secara umum bahwa kelengkapan
sarana dan prasarana di SD Pelita
10
Bangsa di peroleh 3 orang berkategori d. Komponen Produk
cukup. a. Kemampuan Membaca
11
Tabel 4.7 Kemampuan Membaca Berdasarkan hasil data diatas, siswa
Siswa kelas 1 SD Pelita
kelas 1 di SD Pelita Bangsa memiliki
Bangsa
No Responden Skor X f fX kemampuan membaca sebanyak 3 orang
Total siswa masuk dalam kategori baik , dan
1 BD 60 60 1 60
2 CV 75 65 3 195 18 orang siswa memiliki kemampuan
3 CS 70 70 4 280 membaca dengan kategori cukup, dan 4
4 DM 80 75 2 150
5 ED 80 80 5 400 orang siswa memiliki kemampuan
6 GR 65 85 3 255 membaca dengan kategori kurang.
7 HK 70 90 4 360
8 ID 70 95 1 95
9 JR 85 100 2 200 b. Kemampuan Menulis
10 KY 80
11 KZ 90
12 KN 90 Keterampilan menulis merupakan
13 KH 95
14 LY 100 keterampilan yang sangat kompleks,
15 MR 80 siswa tidak hanya menuangkan ide
16 ND 75
17 NF 100 tetapi, siswa juga dituntut untuk
18 NL 70 menuangkan gagasan, konsep, perasaan,
19 NR 65
20 OW 90 dan kemauan. Kemampuan menulis di
21 RS 65
SD Pelita Bangsa di ujikan melalui tes
22 RT 80
23 SF 85 tertulis yaitu siswa-siswi kelas 1 SD
24 ST 90
Pelita Bangsa sebanyak 25 siswa.
25 YY 85
N 25 1995
SD 11,23
Hasil analisis deskiptif didapatkan
Mean 79,8
Kelas atas (Baik) ≥ 91,02 jumlah responden adalah 25 orang, rata-
Kelas tengah ≥ 91,02 sampai dengan <
rata (mean) skor produk 82,8, dan
(Cukup) 68,58
Kelas bawah < 68,58 simpangan baku (standar deviasi)
(Kurang)
adalah 8,548. Di bawah ini disajikan
% Baik 12% (3 orang responden)
Cukup 72% (18 orang responden) pada tabel 4.8
Kurang 16% (4 orang responden)
12
Tabel 4.8 Kemampuan Menulis Siswa Berdasarkan hasil data diatas, siswa
kelas 1 SD Pelita Bangsa
kelas 1 di SD Pelita Bangsa memiliki
No Responden Skor X f fX
kemampuan menulis dengan kategori
Total
1 BD 80 75 8 600 baik sebanyak 4 orang siswa, dan
2 CV 80 80 9 720
sebanyak 21 orang siswa memiliki
3 CS 90 85 1 85
4 DM 90 90 3 270 kemampuan menulis dengan kategori
5 ED 95 95 1 95
cukup.
6 GR 75 100 3 300
7 HK 80
8 ID 75
c. Kemampuan Berhitung
9 JR 80
10 KY 100
11 KZ 75
12 KN 80
Kemampuan calistung (membaca,
13 KH 75 menulis dan berhitung) perlu dilatih
14 LY 80
15 MR 80
(lagi) pada peserta didik Sekolah Dasar
16 ND 75 (SD) kelas 1 dan 2? Salah satu
17 NF 75
18 NL 80
jawabannya adalah agar semua peserta
19 NR 75 didik mempunyai ketiga kemampuan itu
20 OW 100
21 RS 75
dengan dasar (basic) yang kuat.
22 RT 85 Kemampuan berhitung di SD Pelita
23 SF 90
24 ST 80
Bangsa di ujikan melalui tes tertulis
25 YY 100 yaitu siswa-siswi kelas 1 SD Pelita
N 25 2070
SD 8,548 Bangsa sebanyak 25 siswa. Berikut ini
Mean 82,8 data hasil tes kemampuan berhitung
Kelas atas (Baik) ≥ 91,3
Kelas tengah ≥ 91,3 sampai dengan siswa kelas 1 SD Pelita Bangsa
(Cukup) < 74,3 Bandarlampung.
Kelas bawah < 74,3
(Kurang)
% Baik 16% (4 orang responden) Hasil analisis deskiptif didapatkan
Cukup 84% (21 orang responden)
Kurang jumlah responden adalah 25 orang, rata-
rata (mean) skor produk 82,8, dan
Sumber data: Hasil Pengolahan Data,
2014. simpangan baku (standar deviasi)
adalah 8,548. Di bawah ini disajikan
pada tabel 4.9
13
Tabel 4.9 Kemampuan Berhitung Berdasarkan hasil data diatas, 4 orang
Siswa kelas 1 SD Pelita
siswa kelas 1 di SD Pelita Bangsa
Bangsa
memiliki kemampuan berhitung dengan
No Responden Skor X f fX
Total
kategori baik, 15 orang siswa memiliki
1 BD 80 75 6 450 kemampuan berhitung dengan kategori
2 CV 100 80 5 400
3 CS 75 85 2 170 cukup, dan sebanyak 6 orang siswa
4 DM 85 90 8 720 memiliki kemampuan berhitung dengan
5 ED 100 95 2 190
6 GR 85 100 2 200 kategori kurang.
7 HK 80
8 ID 75
9 JR 90 Secara keseluruhan kemampuan
10 KY 95 membaca, menulis dan berhitung di SD
11 KZ 75
12 KN 80 Pelita Bangsa di kategorikan cukup, hal
13 KH 75 ini disebabkan faktor kondisi
14 LY 90
15 MR 90 lingkungan di SD Pelita Bangsa yang
16 ND 75 belum maksimal, dukungan orang tua
17 NF 80
18 NL 90 dan motivasi guru yang belum berjalan
19 NR 75 dengan baik, dan proses pembelajaran
20 OW 90
21 RS 80 dikelas yang belum maksimal, guru
22 RT 95 belum memiliki keterampilan dalam
23 SF 90
24 ST 90 mengelola kelas dengan baik, dan
25 YY 90 penggunaan media yang kurang kreatif,
N 25 2130
SD 8.098 di sertai sarana dan prasarana sekolah
Mean 85.2 yang belum cukup memadai.
Kelas atas (Baik) ≥ 93,3
Kelas tengah ≥ 93,3 sampai dengan
(Cukup) < 77,1
KESIMPULAN DAN SARAN
Kelas bawah < 77,1
(Kurang)
% Baik 16% (4 orang responden)
Kesimpulan dari hasil penelitian yang
Cukup 60% (15 orang reponden)
Kurang 24% (6 orang responden) dilakukan didapatkan hasil bahwa
pembelajaran calistung di SD Pelita
Sumber data: Hasil Pengolahan Data,
2014. Bangsa termasuk dalam kategori cukup,
baik itu dalam komponen konteks yang
mencakup kondisi pembelajaran,
14
komponen input yang mencakup Nurani, Yulianti. 2005. Menu
Pembelajaran Anak Usia Dini.
motivasi guru, ketersediaan sarana dan
Yayasan Citra Pendidiakan
prasarana dan dukungan orang tua Indonesia : Jakarta
terhadap pembelajaran, komponen Nurhadi. 2004. Bagaimana
proses yang mencakup kinerja guru Meningkatkan Kemampuan
Membaca Suatu Teknik
dalam pembelajaran, dan komponen Memahami Literatur yang
produk yang mencakup kemampuan Efesien. Bandung : Sinar Baru
Algensindo
siswa dalam membaca, menulis dan
berhitung. Prabowo. 2000. Pembelajaran Fisika
dengan Pendekatan Terpadu
dalam Menghadapi
Berdasarkan kesimpulan di atas Perkembangan IPTEK
Millenium III. Makalah
sebaiknya SD Pelita Bangsa lebih Universitas Negeri Surabaya.
meningkatkan kondisi lingkungan Surabaya
pembelajaran yang kondusif, Suharto. 2011. Evaluasi Pembelajaran
meningkatkan kemandirian dan Pendidikan Anak Usia Dini
Rhaudhatuljinan Bandar
pengembangan diri melalui pelatihan Lampung. Tesis. Lampung
guru untuk memenuhi kompetensi guru,
Susmayanti, Andriana. 2012.
serta melengkapi sarana dan prasarana Peningkatan Prestasi Belajar
sekolah yang belum ada agar lebih IPA dengan Metode
Pembelajaran Penemuan
memaksimalkan kegiatan pembelajaran, Terbimbing Pada Siswa Kelas
sehingga kemampuan calistung SD IV SD Pelita Bangsa Bandar
Lampung. Tesis. Bandar
Pelita Bangsa lebih baik lagi. Lampung.
15