Anda di halaman 1dari 9

Buletin Veteriner Udayana Vol. 5 No.

2
ISSN : 2085-2495 Agustus 2013

Identifikasi Golongan Senyawa Kimia Estrak Etanol Buah Pare (Momordica


charantia) dan Pengaruhnya Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah
Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus) yang Diinduksi Aloksan
(IDENTIFICATION OF ETHANOL EXTRACT PARE FRUIT AND ITS REDUCTION EFFECT
OF WHITE MALE RATS GLUCOSE LEVEL WITH ALOKSAN INDUCTION)

I Ketut Angga Yuda¹, Made Suma Anthara², Anak Agung Gede Oka Dharmayudha³
¹Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan, ²Laboratorium Farmakologi, ³Laboratorium Radiologi
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana-Bali
Email : anggayuda.begoq@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui golongan senyawa kimia ekstrak etanol buah
pare (M. charantia) sebagai penurun kadar glukosa darah tikus putih jantan (R. novergicus) yang
diinduksi aloksan. Sampel penelitian ini adalah 25 ekor tikus putih jantan (R. novergicus)
berumur 3 bulan dengan berat rata-rata 150-300 g. Rancangan yang digunakan berupa
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan sebagai berikut, perlakuan I sebagai
kontrol yaitu tikus normal tanpa perlakuan, Perlakuan II kontrol diabetes, perlakuan III tikus
diabetes dan ekstrak buah pare 100 mg/kg bb, perlakuan IV tikus diabetes dan ekstrak buah pare
50 mg/kg bb, dan perlakuan V tikus diabetes dan glibenklamid 1 mg/kg bb. Hasil penelitan
menunjukan buah pare mengandung zat flavonoid, polifenol, dan saponin. Pemberian ekstrak
etanol buah pare (M. charantia) dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus putih (R.
novergicus) penderita diabetes dengan diinduksi aloksan secara signifikan P<0,05 yang
sebanding dengan pemberian glibenklamid. Dengan demikian, ekstrak etanol buah pare dapat
digunakan sebagai penurun kadar glukosa darah.

Kata Kunci : buah pare, aloksan, glukosa darah

ABSTRACT
The research’s purpose is to know the ethanol extract of pare fruit (M. charantia) as
lowering blood glucose level in male rats injected aloksan. The samples of thir research is 25
white male rats (R. novergicus) that have average age 3 month with 150-300 g body weight. The
research design that we use is complete randomize design as for the treatment given: the I
treatment as a control; normal rat wethout treatment, the II treatment diabetic control, the III
treatment diabetic rat and extract of pare fruit 100 mg/kg bb, the IV treatment diabetic rat and
extract of pare fruit 50 mg/kg bb, and the V treatment diabetic rat and glibenklamid 1 mg/kg bb.
The result shows by pare fruit contain a flavonoida, polifenol and saponin. Giving ethanol
extract pare (M. charantia) could reduce the glucose level of diabetic rat, with significant
induction of aloksan P<0,05 comparable with the provision of glibenklamid. Thus, ethanol
extract of pare fruit can be used as a lowering of blood glucose levels.

Keywords : pare fruit, aloksan, blood glucose

87
Buletin Veteriner Udayana Vol. 5 No. 2
ISSN : 2085-2495 Yuda,2013
Agustus dkk

PENDAHULUAN relatif lebih sedikit dari pada obat modern.


Beberapa bahan nabati yang digunakan
Prevalensi penyakit degeneratif
sebagai tanaman obat yaitu buah pare, buah
meningkat seiring dengan peningkatan
naga, daun sirih, dll. Pare (M. charantia)
kemakmuran masyarakat. Kencing manis atau
merupakan salah satu jenis bahan nabati yang
penyakit gula, sudah dikenal sejak 2000 tahun
potensial untuk dikembangkan karena
yang lalu. Dua ahli kesehatan Yunani Celcus
memiliki nilai ekonomi yang tinggi sebagai
dan Areteus, memberikan nama atau sebutan
tanaman pangan dan bahan obat tradisional
diabetes pada orang yang menderita banyak
(Siska, 2007).
minum dan banyak kencing, dalam dunia
Salah satu jenis tanaman yang banyak
kedokteran dikenal dengan istilah Diabetes
digunakan sebagai obat tradisional adalah
mellitus (bahasa latin: diabetes = penerusan;
pare (M. charantia). Tanaman ini sudah
mellitus = manis) (Lanywati, 2001).
dibudidayakan diberbagai daerah di wilayah
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit
nusantara. Pare tergolong tanaman semak
dengan kadar glukosa darah tinggi akibat
semusim, yang hidupnya menjalar atau
tubuh kekurangan hormon insulin. DM
merambat, dan permukaan kulit buah yang
dibedakan menjadi Insulin Dependent
berbintil-bintil besar. Buah pare berbentuk
Diabetes Mellitus (IDDM) diakibatkan
bulat telur memanjang, warna hijau, kuning
kekurangan hormon insulin dan Non Insulin
sampai jingga, dan rasanya pahit (Nova,
Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)
2001).
diakibatkan karena insulin tidak berfungsi
Khasiat yang terkandung di dalam buah
dengan baik (Soegondo, 2007).
pare dilaporkan untuk menyembuhkan
Keadaan DM dapat diinduksi dengan
penyakit kencing manis (diabetes mellitus),
cara pemberian zat kimia aloksan dan
malaria, sariawan, batuk, cacingan, disentri,
streptozotozin. Aloksan lebih lazim
bisul, dan bronchitis (Nadesul, 2002).
digunakan karena dapat menimbulkan
Mekanisme kerja buah pare dalam
hiperglikemia permanen dalam waktu dua
menurunkan glukosa darah pada hewan
sampai tiga hari dengan cara merusak sel β
percobaan dengan cara mencegah penyerapan
pankreas sehingga produksi insulin berkurang
glukosa pada usus. Selain itu diduga pare
(Turner and Bagnara, 1988).
memiliki komponen yang menyerupai
Penggunaan obat tradisional secara
sulfonylurea (obat anti diabetes paling tua dan
umum dinilai lebih aman dari pada
banyak dipakai).
penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan
obat tradisional memiliki efek samping yang

88
Buletin Veteriner Udayana Vol. 5 No. 2
ISSN : 2085-2495 Agustus 2013

Penelitian yang pernah dilakukan etanol kental kemudian dikeringkan


terhadap ekstrak buah pare (M. charantia) menggunakan freeze dryer (Maksum, 2008).
mulai dari kandungan kimia yang ada di
dalamnya sampai manfaat atau khasiat yang Metode Pembuatan Larutan dan Suspensi
dapat diperoleh dari buah pare. Kandungan Pembuatan Suspensi Glibenklamid
kimia buah pare yang berkhasiat dalam 0,02%. Sebanyak 20 mg glibenklamid
pengobatan adalah saponin, flavonoid, digerus dan ditambahkan tetes demi tetes
polifenol, alkaloid, triterpenoid, momordisin, aquades. Kemudian dimasukan ke dalam labu
glikosida cucurbitacin, charantin, asam takar 100 ml. Volumenya dicukupkan dengan
butirat, asam palmitat, asam linoleat, dan aquades hingga 100 ml.
asam stearat. Flavonoid berfungsi sebagai Pembuatan Suspensi Ekstrak Etanol
antimikroba dan triterpenoid sebagai Buah Pare 2% b/v. Ekstrak etanol buah pare
insektisida dan mempengaruhi sistem saraf (2 g) ditambahkan tetes demi tetes aquades.
(Subahar, 2004). Kemudian dimasukan ke dalam labu takar
100 ml. Volumenya ditambahkan dengan
METODE PENELITIAN aquades hingga 100 ml. Pemberian ekstrak
etanol buah pare dengan konsentrasi 2%
Pembuatan Ekstrak Buah Pare untuk mempermudah pemberian pada tikus
Ekstrak buah pare dibuat dengan cara putih.
menimbang sebanyak 50 g buah pare segar
dihancurkan dengan menggunakan mortal, Pengujian Efek Anti Diabetes
kemudian ditambahkan pelarut etanol 70% Untuk pengujian ini tikus dibagi atas
dimasukan ke dalam wadah, ditutup dan perlakuan (kontrol, bahan uji yang terdiri dari
dibiarkan selama dua hari terlindung dari 2 dosis dan bahan pembanding). Masing-
cahaya sambil diaduk, disaring sehingga di masing terdiri dari 5 ekor tikus. Tikus
dapat maserat. Ampas dimaserasi dengan dipuasakan (tidak makan tapi tetap minum)
etanol 70% menggunakan prosedur yang selama16-18 jam. Kemudian berat badan
sama, maserasi dilakukan sampai diperoleh ditimbang dan diukur kadar glukosa darah
maserat yang jernih. Semua maserat etanol puasa pada hari-0. Tikus diabetes dibuat
digabungkan dan diuapkan dengan dengan cara diinjeksi aloksan sekali dosis 120
menggunakan alat penguap vakum putar pada mg/kg bb secara intra peritoneal. Setelah tiga
temperatur + 400 C sampai diperoleh ekstrak hari (hari ke-3), kadar glukosa darah dan
berat badan tikus kembali diukur, untuk

89
Buletin Veteriner Udayana Vol. 5 No. 2
ISSN : 2085-2495 Yuda, 2013
Agustus dkk

memastikan terjadinya diabetes pada tikus sempel darah dilakukan pada hari ke-0, 3, 7,
percobaan. Adapun perlakuan yang diberikan 14, dan hari ke-21.
sebagai berikut, perlakuan I sebagai kontrol
yaitu tikus normal tanpa perlakuan, Perlakuan Skrining Fitokimia
II kontrol diabetes, perlakuan III tikus Skrining fitokimia digunakan untuk
diabetes dan ekstrak buah pare 100 mg/kg bb, mendeteksi senyawa tumbuhan berdasarkan
perlakuan IV tikus diabetes dan ekstrak buah golongannya. Sebagai informasi awal dalam
pare 50 mg/kg bb, dan perlakuan V tikus mengetahui golongan senyawa kimia apa
diabetes dan glibenklamid 1 mg/kg bb. yang mempunyai aktivitas biologi dari suatu
Pemberian perlakuan pada perlakuan tanaman. Metode yang telah dikembangkan
III, IV, dan V dilakukan setiap hari mulai hari dapat mendeteksi adanya golongan senyawa
ke-3 sampai hari terakhir (hari ke-21). Kadar alkaloid, flavonoid, tannin, saponin, steroid
glukosa darah tikus diukur kembali pada hari (Teyler,1987).
ke-7, 14, 21. Pengukuran kadar glukosa darah Pemeriksaan Alkaloid, pereaksi
dilakukan dengan menggunakan glucotest EZ Wagner, satu ml isolat ditambahkan beberapa
smart (Salim, 2007). tetes pereaksi wagner, reaksi positif jika
terbentuk endapan coklat. Pereaksi Meyer,
Pemeriksaan Glukosa Darah satu ml isolat ditambahkan beberapa tetes
Pengukuran glukosa darah pereaksi meyer, reaksi positif jika terbentuk
menggunakan Glukometer (EZ Smart), endapan putih. Pemeriksaan Flavonoid,
glukotest ini secara otomatis akan berfungsi pereaksi NaOH 10%, Satu ml isolat
ketika strip dimasukan dan akan tidak ditambahkan beberapa tetes pereaksi NaOH
berfungsi ketika strip dicabut. Darah diambil 10%. Reaksi positif jika terjadi perubahan
dengan menusuk ekor tikus dengan jarum warna spesifik. Pereaksi Wilstater, satu ml
kecil sampai keluar darah, dengan isolat ditambahkan beberapa tetes HCl pekat
menyentuhkan setetes darah ke strip, reaksi + sedikit serbuk Mg. Reaksi positif jika
dari wadah strip akan otomatis menyerap terjadi perubahan warna merah-orange.
darah ke dalam strip melalui aksi kapiler. Pereaksi Smith-Metacalfe, satu ml isolat
Ketika wadah terisi penuh oleh darah, alat ditambahkan beberapa tetes HCl pekat
akan mulai mengukur kadar glukosa darah, kemudian dipanaskan. Reaksi positif jika
hasil pengukuran dibaca selama 9 detik memberikan warna putih. Pemeriksaan
setelah darah masuk strip. Pengambilan Saponin (Uji Busa), satu ml isolat
ditambahkan air panas dan dikocok. Reaksi

90
Buletin Veteriner Udayana Vol. 5 No. 2
ISSN : 2085-2495 Agustus 2013

positif jika terbentuk busa yang tahan lama. 6 Triterpenoid -


Keterangan: + : Ekstrak pare mengandung zat
Pemeriksaan Polifenol, satu ml isolat
fitokimia
ditambahkan pereaksi FeCl3 1%. Reaksi - :Ekstrak pare tidak
mengandung zat fitokimia
positif jika terbentuk warna kehitaman atau
biru tua. Pemeriksaan Steroid dan Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa
Triterpenoid, satu ml isolat ditambahkan ekstrak etanol buah pare (M. charantia) 2%
asetat anhidrat ditambah H2SO4 pekat dan mengandung senyawa flavonoida, saponin,
asetat anhidrid jika terjadi perubahan warna dan polifenol.
hijau-biru menunjukan positif steroid dan jika
perubahan warna merah-ungu, coklat Kadar Glukosa Darah
menunjukan triterpenoid. Hasil penelitian ekstrak etanol buah
pare (M. charantia) sebagai penurun kadar
Analisis Data glukosa darah tikus putih (R. novergicus)
Data kadar glukosa darah yang penderita diabetes dapat dilihat pada Tabel 2.
diperoleh dianalisis dengan ANOVA. Uji Tabel 2. Kadar Glukosa Darah Tikus Putih
yang Diberi Ekstrak Pare setelah
lanjutan yang digunakan untuk melihat
Penyuntikan Aloksan.
perbedaan yang nyata antara perlakuan adalah Kadar Glukosa Darah pada Hari Ke-
Perlakuan
3 7 14 21
uji Jarak Berganda Duncan (Steel dan Torrie, 92,0 ± 92.4 ± 92.2 ± 93.6 ± 93.8 ±
I
18,5 a 15,8 a 17,5 a 16,8 a 11,8 a
1980). Perhitungan Statistik dilakukan dengan 90.4 ± 492,0 ± 561,0 ± 570.4 ± 506.2 ±
II
18,5 a 103,5 b 53,7 b 66,1 b 97,1 b
bantuan piranti SPSS 15.0 for Window. III
88.2 ± 335.6 ± 111,0 ± 102.4 ± 89.2 ±
26,0 a 122,0 b 19,2 a 25,1 a 42,0 a
72.2 ± 329.8 ± 194.8 ± 161.6 ± 115,0 ±
IV
12,4 a 165,6 b 149,1 ab 133,9 a 23,5 a
88.2 ± 245.2 ± 123.6 ± 122.0 ± 87.6 ±
V
HASIL DAN PEMBAHASAN 7,7 a 144,3 b 82,8 a 74,9 a 23,3 a
Keterangan: Nilai dengan huruf berbeda pada
kolom yang sama menunjukkan
Skrinning Ekstrak Etanol Buah Pare (M. nilai yang berbeda nyata
(P<0.05), sedangkan nilai
charantia) 2% dengan huruf sama pada kolom
Hasil pemeriksaan skrinning fitokimia yang sama menunjukkan nilai
yang tidak berbeda nyata
ekstrak etanol buah pare (M. charantia) 2% (P>0.05).
dapat dilihat pada Tabel 1. I = Kontrol untuk semua, II =
Kontrol untuk diabetes, III =
Tabel 1. Hasil Skrinning Fitokimia Ekstrak Suspensi ekstrak etanol buah pare
Pare 100 mg/kg bb, IV = Suspensi
No. Pemeriksaan Hasil ekstrak etanol buah pare 50 mg/kg
1 Alkaloida - bb, V = Suspensi glibenklamid 1
2 Flavonoida + ml/kg bb (kontrol positif).
3 Saponin +
4 Polifenol + Pada hari ke-0 semua kadar glukosa
5 Steroida - darah tidak berbeda nyata (P>0,05). Pada hari

91
Buletin Veteriner Udayana Vol. 5 No. 2
ISSN : 2085-2495 Yuda,2013
Agustus dkk

ke-3 perlakuan ekstrak etanol buah pare 100 belum mengalami peningkatan kadar glukosa
mg/kg bb dengan perlakuan ekstrak etanol darah.
buah pare 50 mg/kg bb, perlakuan kontrol

Kadar Glukosa Darah (mg/dl)


untuk diabetes dan perlakuan glibenklamid 1
mg/kg bb (kontrol positif) tidak berbeda
nyata tetapi berbeda nyata dengan perlakuan
kontrol. Pada hari ke-7 perlakuan ekstrak
etanol buah pare 100 mg/kg bb dengan
ekstrak etanol buah pare 50 mg/kg bb berbeda
: kontrol
nyata (P<0,05). Perlakuan ekstrak etanol buah : kontrol diabetes
: dasis 100 mg/kg bb
pare 100 mg/kg bb tidak berbeda nyata : dosis 50 mg/kg bb
: glibenclamid 1 ml/kg

dengan perlakuan kontrol dan perlakuan


glibenklamid 1 mg/kg bb (kontrol positif). Gambar 1. Grafik Rata-rata Hasil Pengukuran
Kadar Glukosa Darah Tikus Putih
Perlakuan ekstrak etanol buah pare 100 pada Lima Perlakuan
mg/kg bb berbeda nyata dengan perlakuan
Sedangkan, pada hari ke-3 terjadi
kontrol untuk diabetes. Pada hari ke-14, sama
kenaikan kadar glukosa darah yang nyata
dengan pada hari ke-21 yaitu antara perlakuan
pada perlakuan kontrol diabetes sebesar
ekstrak etanol buah pare 100 mg/kg bb,
(492.00±103,5 mg/dL), perlakuan ekstrak
perlakuan ekstrak etanol buah pare 50 mg/kg
etanol buah pare 100 mg/kg bb sebesar
bb, perlakuan glibenklamid 1 mg/kg bb
(335.60±122,0 mg/dL), perlakuan ekstrak
(kontrol positif) dan kontrol tidak berbeda
etanol buah pare 50 mg/kg bb sebesar
nyata tetapi berbeda nyata dengan perlakuan
(329.80±165,6 mg/dL), dan perlakuan
kontrol diabetes.
glibenklamid 1 mg/kg bb (kontrol positif)
Rata-rata hasil pengukuran kadar
sebesar (245,20±144,3 mg/dL). Naiknya
glukosa darah tikus putih pada lima perlakuan
kadar glukosa darah pada hari ke-3
disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 1.
disebabkan oleh induksi aloksan secara
Pada hari ke-0, kadar glukosa darah
intraperitonial yang langsung masuk kedalam
pada perlakuan kontrol untuk semua,
tubuh dan beredar dalam darah sehingga sel β
perlakuan ekstrak etanol buah pare 100 mg/kg
pankreas mengalami kerusakan sehingga
bb, perlakuan ekstrak buah pare 50 mg/kg bb,
produksi insulin menurun yang akan
dan perlakuan glibenklamid 1 mg/kg bb
meningkatkan kadar glukosa darah.
(kontrol positif) masih dalam atas normal dan
Pada hari ke-7, kadar glukosa darah
pada perlakuan ekstrak etanol buah pare 100

92
Buletin Veteriner Udayana Vol. 5 No. 2
ISSN : 2085-2495 Agustus 2013

mg/kg bb sebesar (111.0±19,2 mg/dL) dan perlakuan kontrol untuk diabetes sebesar
perlakuan ekstrak etanol buah pare 50 mg/kg (506.2±97,1 mg/dL).
bb sebesar (194.80±149,1 mg/dL), tidak Disebabkan karena pada perlakuan
berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol diabetes tidak diberikan pare dan
perlakuan glibenklamid 1 mg/kg bb (kontrol glibenklamid 1 mg/kg bb. Ekstrak etanol buah
positif) sebesar (123.60±82,8 mg/dL) tetapi pare 2% mampu menekan peningkatan kadar
berbeda nyata jika dibandingkan dengan glukosa darah setelah pemberian aloksan
kadar glukosa darah tikus perlakuan kontrol secara intraperitonial (Gambar 2). Hal ini
untuk diabetes sebesar (561.0±53,7 mg/dL). disebabkan ekstrak etanol buah pare sudah
Pada hari ke-14, kadar glukosa darah mampu menekan peningkatan kadar glukosa
pada perlakuan ekstrak etanol buah pare 100 darah, dengan mencegah usus menyerap
mg/kg bb sebesar (102.4±25,1 mg/dL) dan glukosa yang dimakan dan menstimulasi sel β
perlakuan ekstrak etanol buah pare 50 mg/kg kelenjar pankreas tubuh memproduksi insulin
bb sebesar (161.6±133,9 mg/dL), tidak lebih banyak, selain meningkatkan deposit
berbeda nyata dibandingkan dengan cadangan glukosa glikogen di hati. Sehingga
perlakuan glibenklamid 1 mg/kg bb (kontrol pada hari berikutnya mampu mempercepat
positif) sebesar (122.0±74,9 mg/dL) tetapi penurunan kadar glukosa darah. Penurunan
berbeda nyata jika dibanding dengan kadar kadar glukosa darah pada tikus yang
glukosa tikus pada perlakuan kontrol untuk diberikan ekstak etanol buah pare disebabkan
diabetes sebesar (570.4±66,1 mg/dL). oleh kandungan saponin, polifenol, dan
Pada hari ke-21 sudah terlihat bahwa flavonoid yang teridentifikasi dalam skrining
terus terjadi penurunan kadar glukosa darah fitokimia yang terkandung dalam ekstrak
hampir menyamai kadar glukosa darah awal etanol buah pare (Purwanto, 2003).
pada hari ke-0. Dimana pada hari ke-21, Ekstrak etanol buah pare atau
kadar glukosa darah pada perlakuan ekstrak glibenklamid menstimulasi sel-sel β dari
etanol buah pare 100 mg/kg bb sebesar pulau langerhans pankreas, sehingga sekresi
(89.2±42,0 mg/dL) dan perlakuan ekstrak insulin ditingkatkan (Tjay & Rahardja, 2002).
etanol buah pare 50 mg/kg bb sebesar
(115.0±23,5 mg/dL), tidak berbeda nyata SIMPULAN DAN SARAN
dibandingkan dengan perlakuan glibenklamid
1 mg/kg bb (kontrol positif) sebesar Simpulan
(87.6±23,3 mg/dL) tetapi berbeda nyata jika Buah pare mengandung zat flavonoida,
dibanding dengan kadar glukosa tikus pada polifenol, dan saponin. Ekstrak buah pare (M.

93
Buletin Veteriner Udayana Vol. 5 No. 2
ISSN : 2085-2495 Yuda,2013
Agustus dkk

charantia) 2% pada dosis 50 mg/kg BB, yang Diinduksi Streptozotocin.


Skripsi Fakultas Farmasi USU.
maupun dosis 100 mg/kg BB, dapat
Medan.
menurunkan kadar glukosa darah. Ekstrak
Maksum, U. 2008. Uji Efek Anti Diabetes
etanol buah pare (M. charantia) 2% pada Ekstrak Etanol Daun Kembang Bulan
dosis 100 mg/kg bb memiliki efek sebanding (Thitonia difersifolia (hemsley) A.
Gay) Terhadap Tikus yang Diinduksi
dengan glibenklamid sebagai penurun Streptozotocin. Skripsi Fakultas
glukosa darah. Farmasi USU. Medan.
Nadesul, H. 2002. Melawan Wabah Diabetes
Dunia Dengan Buah Pare.
Saran http://www.gizi.net/cgibin/berita/fulln
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut ews.cgi?newssid1025597117,76900.
Tanggal Akses 22 September 2009.
tentang efek pemberian ekstrak etanol buah
pare (M. charantia) terhadap kadar glukosa Nova, 2001. Pare, Si Pahit Yang Banyak
Khasiat. www.tabloidnova.com.
darah tikus putih jantan (R. novergicus) Tanggal Akses 1 Februari 2008.
dengan pemberian induksi zat diabetagon Purwanto Y. 2003. Metode Penelitian
yang lain dan pengaruhnya terhadap Etnobotani. Bahan Kuliah Program
Pasca Sarjana IPB, Laboratorium
gambaran histopatologi sel beta pankreas. Etnobotani, Balitbang, Puslitbang
Biologi LIPI, Bogor. Tidak
Dipublikasikan.
UCAPAN TERIMAKASIH
Salim, E. 2007. Uji Efek Ekstrak Daun
Murbei (Morus Australis Poir)
Peneliti mengucapkan terimakasih dan Terhadap Penurunan Kadar Gula
penghargaan kepada Bapak Dekan Fakultas Darah Tikus Putih. Skripsi Fakultas
Farmasi USU. Medan.
Kedokteran Hewan atas fasilitas yang telah
Siska. 2007. Melawan Wabah Diabetes Dunia
diberikan selama penelitian dan kepada dengan Buah Pare.
Bapak. Drh Made Suma Anthara, M. Kes dan http://www.nusaku.com/forum/archiv
e/indek.php/t-3860.htm. Tanggal
Drh Anak Agung Oka Dharmayudha, M.P Akses 1 Februari 2010.
atas segala bimbingan yang telah diberikan.
Soegondo, S. 2007. Diabetes, The silent
Killer. www.medicastore.com.
Tanggal Akses 9 Februari 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Steel, R. G. D. dan Torrie, J. H. 1980. Prinsip
Lanywati, E. 2001. Diabetes Mellitus Prosedur Statistika Suatu Pendekatan
Penyakit Kencing Manis. Yogyakarta: Biometrik. Jakarta: Gramedia.
Kanisius.
Subahar TS, 2004. Khasiat dan Manfaat Pare.
Maksum, U. 2008. Uji Efek Anti
Penerbit Agromedia Pustaka, Jakarta.
Diabetes Ekstrak Etanol Daun
Kembang Bulan (Thitonia difersifolia
(hemsley) A. Gay) Terhadap Tikus

94
Buletin Veteriner Udayana Vol. 5 No. 2
ISSN : 2085-2495 Agustus 2013

Teyler. V.E. 1987. Pharmachognosy. 9th Turner CD, Bagnar JT. 1988. Endokrinologi
edition. 187-188. Philadelphia : Lea Umum. Edisi ke-6. Surabaya,
and Febiger. Airlangga University Press.
Tjay, T.H. dan K. Rahardja. 2002. Obat-Obat
Penting, Berkhasiat, Penggunaan dan
Efek-Efek Sampingnya. Edisi-5.
Penerbit PT. Elex Media Komputindo
Kelompok Gramedia. Jakarta.

95

Anda mungkin juga menyukai