PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Indonesia memiliki kekayaan minyak baik di dalam perut buminya
maupun lingkungan permukaanya. Dari dalam bumi yaitu minyak yang
digunakan untuk bahan bakar kendaraan yaitu bensin dan solar, sedangkan
yang dari atas lingkungan permukaanya adalah minyak yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan dan hewan. Salah satu kegunaan minyak yang di
lingkungan yaitu untuk melakukan oksidasi atau pembakaran dalam tubuh
untuk melancarkan metabolisme manusia. Banyak sekali sumber minyak
yang bisa didapat oleh manusia di lingkungannya untuk kebutuhannya
sehari-hari.
Kacang mete adalah salah satu bahan yang bisa menghasilkan minyak
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Hasil identifikasi komponen utama
minyak biji kacang mete adalah sebagai berikut: asam lemak jenuh antara
lain asam palmitat (asam heksadekanoat), (15,49%); asam stearat (asam
oktadekanoat), (13,27%); asam 9,10,12-trimetoksi-oktadekanoat (3,48%)
dan asam eikosanoat (asam arachidat), (1,20%) dan asam lemak tak jenuh
antara lain asam oleat (asam 9-oktadekenoat), (47,20%); asam linoleat
(asam 9,12-oktadekadienoat), (0,59%) dan asam 12,15-oktadekadienoat
(1,24%).
Salah satu cara untuk mengambil minyak dari kacang mete adalah
menggunakan metoda ekstaksi pelarut (sokletasi). Ekstraksi/pemisahan
yang digambarkan sebagai proses perpindahan satu atau lebih komponen
dari satu fasa ke fasa lain (Kellner dkk., 2004). Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi proses ekstraksi. Perbedaan metode, pelarut, suhu serta
waktu ekstraksi akan berpengaruh terhadap jumlah rendemen serta kualitas
ekstrak yang didapatkan. Menggunakan metode, pelarut serta waktu yang
sesuai akan menghasilkan rendemen serta kulitas ekstrak yang maksimal
(Xiao dkk., 2010). Sokletasi dipilih menjadi metoda percobaan karena
pelarut yang diperlukan disini relatif sedikit dan dapat direfluks sehingga
bisa diambil kembali untuk kemudian dapat digunakan berulang ulang.
Dengan dapat digunakannya lagi pelarut yang sama untuk percobaan
berikutnya, maka metode sokletasi menjadi lebih murah dan efisien.
Selain itu, metoda sokletasi juga merupakan yang paling efektif untuk
mengekstrak minyak karena dengan metoda ini hampir 99% minyak dalam
sampel dapat diekstrak (Ketaren, 1986). Atas dasar itulah, maka
pengambilan komponen minyak dilakukan dengan metoda solvent
extraction, yaitu sokletasi.
2. Tujuan
1. Mempelejari dan mengamati proses isolasi suatu komponen dari suatu
bahan alam dengan metoda sokletasi
2. Menghitung rendemen
ABSTRAK
Kacang mete didapat dari tanaman jambu mete (Anacardium occidentale L) yang
mengandung minyak laka ±82,4%. Kegunaan utama dari kacang mete adalah
kudapan (snacks), campuran pada industri gula-gula dan industri roti. Tujuan dari
percobaan ini untuk mempelajari proses ekstraksi suatu komponen dari bahan
alam serta untuk mendapatkan rendemen minyak kacang mete dari proses
ekstraksi sokletasi. Pada percobaan ini kacang mete dihaluskan dan dikeringkan.
Kemudian ditimbang sebanyak 31,706 gram dan masukkan kedalam selongsong.
Selongsong dimasukkan kedalam tabung soklet yang telah disesuaikan ukurannya,
kemudian diisi dengan pelarut heksana sebanyak 300 ml secara perlahan. Rangkai
alat dan lakukan proses refluks selama 5 jam pemasan. Pelarut heksana dengan
melakukan proses pemanasan sehingga pelarut tersebut menguap, diembunkan
oleh kondensor sehingga turun dan membasahi serta merendam sampel sehingga
menarik komponen minyak. Setelah proses sokletasi selesai dilanjutkan dengan
destilasi yang bertujuan untuk memisahkan heksana dengan minyak yang didapat.
Lalu dioven sampai konstan untuk menghilangkan heksana yang masih tertinggal
di dalam minyak, dan didapat 14,61 gram minyak kacang mete. Dari percobaan
yang dilakukan didapat rendemen minyak kacang mete yaitu sebanyak 46,08%.