Anda di halaman 1dari 10

Aritmia Lethal Aritmia Adalah gangguan denyut jantung yang meliputi frekuensi,irama dan konduksi yang dapat ditimbulkan

karena gangguan pengeluaran / pembentukan impuls maupun gangguan sistem hantaran / konduksi atau keduanya.
Klasifkasi Aritmia
1. Aritmia minor aritmia ini tidak memerlukan tindakan segera sebab tidakmengganggu sirkulasi dan tidak berlanjut ke
aritmianyang saerius, biasanya tidak memerlukan terapi
2. Aritmia mayor Aritmia ini dapat menimbulkan gangguan penurunan curah jantung & dapat berlanjut ke aritmia yang
mengancam jiwa.Memerlukan tindakan segera dan terapi.
3. Aritmia mengancam jiwa / lethal Aritmia yang memerlukan resusitasi segera untuk mencegah kematian.
Aritmia Lethal Aritmia letal adalah aritmia yang membahayakan/mengancam jiwa. Aritmia ini memerluka tindakan
resusitasi segera untuk mencegah kematian. tiologi Aritmia letal dapat terjadi karena kurangnya suplai darah ke jantung
yang menyebabkan kontarksi jatung tidak adekuat. #eberapa hal yang dapat menyebabkan kontarksi jantung tidak adekuat,
antara lain$ %yok etidakseimbangan elektrolit 'enti nafas M() dll

Apa Itu Aritmia...?

Teman semua, seperti yang kita ketahui bersama, semua jenis irama selain sinus rythm di katakan aritmia. Penilaian aritmia
sangat dipengaruhi oleh kemampuan interpreter dalam interpretasi elektrokardiografi. Pemahaman mengenai aritmia sangat
penting untuk mengidentifikasi kegawatan cardiovascular dan prognosis pasien.
Apa itu aritmia, bagaimana klasifikasinya, mengenai patofisiologi/mekanismenya serta asuhan keperawatan pada pasien
dengan aritmia, mari kita pelajari bersama ...sebelumnya yakinkan bahwa "ECG itu mudah..."

DEFINISI
Gangguan irama jantung yang disebabkan karena kegagalan dari sistem konduksi baik pacemaker sebagai pembentuk
impulse maupun hantarannya.
Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai
perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel (Price, 1994).
Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung tapi juga termasuk kecepatan denyut dan
konduksi (Hanafi, 1996).

ETIOLOGI
a. Hipoksia: miokardium yang kurang oksigen adalah miokardium yang tidak sehat.
b. Iskemia dan iritabilitas: infark miokardium merupakan keadaan yang umumnya menyebabkan aritmia.
c. Pengaruh sistem saraf otonom
d. Drugs (obat-obatan)
e. Gangguan elektrolit
f. Gangguan metabolisme
g. Kelainan hemodinamik
PATOFISIOLOGI
Apabila terjadi perubahan tonus susunan saraf pusat otonom atau karena suatu penyakit di Nodus SA sendiri maka dapat
terjadi aritmia
a. Trigger automatisasi
Dasar mekanisme trigger automatisasi ialah adanya early dan delayed after-depolarisation yaitu suatu voltase kecil yang
timbul sesudah sebuah potensial aksi,
Apabila suatu ketika terjadi peningkatan tonus simpatis misalnya pada gagal jantung atau terjadi penghambatan aktivitas
sodium-potassium-ATP-ase misalnya pada penggunaan digitalis, hipokalemia atau hipomagnesemia atau terjadi reperfusi
jaringan miokard yang iskemik misalnya pada pemberian trombolitik maka keadaan-keadaan tersebut akan mnegubah
voltase kecil ini mencapai nilai ambang potensial sehingga terbentuk sebuah potensial aksi prematur yang dinamakan
“trigger impuls”
Trigger impuls yang pertama dapat mencetuskan sebuah trigger impuls yang kedua kemudian yang ketiga dan seterusnya
samapai terjadi suatu iramam takikardai.
b. Gangguan konduksi
1) re-entry
Bilamana konduksi di dalah satu jalur tergaggu sebagai akibat iskemia atau masa refrakter, maka gelombang depolarisasi
yang berjalan pada jalur tersebut akan berhenti, sedangkan gelombang pada jalur B tetap berjalan seperti semula bahkan
dapat berjalan secara retrograd masuk dan terhalang di jalur A. Apabila beberapa saat kemudian terjadi penyembuhan pada
jalur A atau masa refrakter sudah lewat maka gelombang depolarisasi dari jalur B akan menembus rintangan jalur A dan
kembali mengaktifkan jalur B sehingga terbentuk sebuah gerakan sirkuler atau reentri loop. Gelombang depolarisasi yang
berjalan melingkar ini bertindak sebagai generator yang secara terus-menerus mencetuskan impuls. Reentri loop ini dapat
berupa lingkaran besar melalui jalur tambahan yang disebut macroentrant atau microentrant.
c. Concealed conduction (konduksi yang tersembunyi)
Impuls-impuls kecil pada jantung kadang-kadang dapat menghambat dan menganggu konduksi impuls utama. Keadaan ini
disebut concealed conduction. Contoh concealed conduction ini ialah pada fibrilasi atrium, pada ekstrasistol ventrikel yang
dikonduksi secara retrograd. Biasanya gangguan konduksi jantung ini tidak memiliki arti klinis yang penting.
d. Blok
Blok dapat terjadi di berbagai tempat pada sistem konduksi sehingga dapat dibagi menjadi blok SA (apabila hambatan
konduksi pada perinodal zpne di nodus SA); blok AV (jika hambatan konduksi terjadi di jalur antara nodus SA sampai berkas
His); blok cabang berkas (bundle branch block=BBB) yang dapat terjadi di right bundle branch block atau left bundle branch
block.
Jenis-jenis Aritmia
a. Gangguan pembentukan impuls di sinus
· Takikardia sinus
· Bradikardia sinus
· Aritmia sinus
· Henti sinus
b. Pembentukan impuls di atria
· Ekstrasistol atrial
· Takikardia atrial
· Gelepar atrial
· Fibrilasi atrial
· Pemacu kelana atrial
c. Pembentukan impuls di penghubung AV (Aritmia penghubung)
· Ekstrasistol penghubung
· Takikardia penghubung
· Irama lolos penghubung
d. Pembentukan impuls di ventrikel (Aritmia Ventrikuler)
· Ekstrasistol ventrikuler
· Takikardia ventrikuler
· Fibrilasi ventrikuler
· Idioventrikular
· Asistol
e. Gangguan Penghantaran Impuls
· Blok sino-atrial
· Blok atrio-ventrikuler
· Blok intraventrikuler
Berdasarkan keparahannya
a. Aritmia minor; tidak memerlukan penanganan segera dan umumnya tidak mempengaruhi sirkulasi. Mereka hanya
mencerminkan iritabilitas dari jantung.
b. Aritmia major; mengurangi efisiensi dari jantung atau tanda dari ancaman bahaya dan memerlukan pengobatan yang
cepat.
c. Aritmia yang mematikan atau lethal arrhythmias- memerlukan resusitasi segera untuk mencegah ancaman kematian
seperti ventrikel takikardia, ventrikel fibrilasi, ventrikuler asistol, Pulseless Electrical Activity(PEA), Torsade de Pointes (Latief,
2005).

. MANIFESTASI KLINIS
d. Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur,
bunyi ekstra, denyut menurun; kulit pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin menurun bila curah jantung menurun
berat.
e. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, perubahan pupil.
f. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat antiangina, gelisah
g. Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi)
mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena
tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan tipe/sumber disritmia dan efek
ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.
b. Monitor Holter : Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan dimana disritmia disebabkan oleh
gejala khusus bila pasien aktif (di rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat
antidisritmia.
c. Foto dada : Dapat menunjukkanpembesaran bayangan jantung sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup
d. Skan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan aea iskemik/kerusakan miokard yang dapat mempengaruhi konduksi
normal atau mengganggu gerakan dinding dan kemampuan pompa.
e. Tes stres latihan : dapat dilakukan utnnuk mendemonstrasikan latihan yang menyebabkan disritmia.
f. Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat mnenyebabkan disritmia.
g. Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat jalanan atau dugaan interaksi obat contoh
digitalis, quinidin.
h. Pemeriksaan tiroid : peningkatan atau penururnan kadar tiroid serum dapat menyebabkan.meningkatkan disritmia.
i. Laju sedimentasi : Penignggian dapat menunukkan proses inflamasi akut contoh endokarditis sebagai faktor pencetus
disritmia.
j. GDA/nadi oksimetri : Hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi disritmia
PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Terapi Medis
Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :
1) Antiaritmia Kelas 1 : Sodium Channel Blocker
Kelas 1 A
Quinidin : adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan untuk mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau flukter.
Procainamide : untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmia yang menyertai anestesi.
Dyspiramide : untuk SVT akut dan berulang.
Kelas 1 B
Lignocain : untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard, ventrikel takikardia.
Mexiletine : untuk aritmia ventrikel dan VT.
Kelas 1 C
Flecainide : untuk ventrikel ektopik dan takikardi.
2) Antiaritmia Kelas 2 (Beta Adrenergik Blokade)
Atenol, Metroprolol, Propanolol : indikasi aritmia jantung, angina pektoris dan hipertensi.
3) Antiaritmia Kelas 3 (Prolong Repolarisation)
Amiodarone, indikasi VT, SVT berulang.
4) Antiaritmia Kelas 4 (Calsium Channel Blocker)
Verapamil, indikasi Supraventrikular aritmia.
b. Terapi Mekanis
1) Kardioversi : Mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia yang memiliki kompleks GRS, biasanya
merupakan prosedur elektif.
2) Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pda keadaan gawat darurat.
3) Defibrilator Kardioverter Implantabel : suatu alat untuk mendeteksi dan mengakhiri episode takikardi ventrikel yang
mengancam jiwa atau pada pasien yang resiko mengalami fibrilasi ventrikel.
4) Terapi Pacemaker : Alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik berulang ke otot jantung untuk mengontrol
frekuensi jantung.

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Aktivitas / Istirahat:
Subyektif: kelemahan, kelelahan umum dan karena kerja.
Obyektif: perubahan frekuensi jantung / TD dengan aktivitas / olahraga.
b. Sirkulasi
Riwayat IM sebelumnya / akut, kardiomiopati, GIK, penyakit katup jantung, hipertensi. Perubahan TD, contoh: hepertensi
atau hipotensi
Nadi: mungkin tidak teratur, denyut kuat teratur / denyut lemah.
Bunyi jantung: irama tidak teratur, bunyi ekstra. Denyut menurun.
Kulit: warna dan kelembaban berubah, contoh: pucat, sianosis, berkeringat (gagal jantung. Syok). Edema.
c. Integritas Ego
Pernafasan gugup, pernafasan terancam. Stressor sehubungan dengan masalah medik, cemas, takut
d. Makanan / cairan
Hilang nafsu makan, anoreksia. Tidak toleran terhadap makanan (karena adanya obat). Mual/muntah, perubahan berat
badan, edema, perubahan pada kelembaban kulit / turgor.
e. Neurosensori
Pusing, berdenyut, sakit kepala, status sensori berubah, contoh: disorientasi, bingung, perubahan pola bicara / kesadaran,
pingsan, koma, perubahan pupil (reaksi terhadap sinar).
f. Nyeri / Ketidaknyamanan
Nyeri dada ringan sampai akhirnya berat, di mana dapat atau tidak bisa hilang dengan obat antiangina, gelisah.
g. Pernafasan
Penyakit paru kronis, penyakit atau penggunaan tembakau berulang., nafas pendek
batuk (dengan atau tidak dengan produksi sputum), perubahan kecepatan atau kedalaman pernafasan selama episode
aritmia, bunyi nafas: bunyi tambahan (krekles, ronchi, mengi) mungkin ada, menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada
gagal jantung kiri.
Temuan Fisik
EKG: Menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan tipe/sumber aritmia dan efek ketidak
seimbangan elektrolit dan obat jantung.
Foto dada: Dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katub.Resiko
2. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokardial/perubahan inotropik, perubahan
frekuensi, irama dan konduksi listrik, perubahan struktural
b. Penurunan perfusi perifer berhubungan dengan menurunnya curah jantung
c. Risiko tinggi penurunan tingkat kesadaran berhubungan dengan penurunan aliran darah ke otak
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan: ketidakseimbangan antar suplai oksigen, kelemahan umum, tirah baring
lama/immobilisasi, ditandai dengan: kelemahan, kelelahan, perubahan tanda vital, adanya disritmia, dispnea, pucat,
berkeringat

2. Intervensi
a. Diagnosa 1
Klien melaporkan penurunan episode dispnea, tekanan daah dalam batas normal, irama jantung teratur, CRT 3 detik
- Periksa keadaan klien dengan auskultasi nadi apikal, kaji frekuensi, irama jantung
R: biasanya terjadi takikardi walaupun saat istirahat itu untuk mengkompensasi penurunan kontraktilitas ventrikel
- Palpasi nadi perifer
R: penurunan curah jantung menunjukkan penurunan nadi, dan pulsus alternan mungkin ada.
- Pantau pengeluaran urine
R: ginjal berespon pada penuruna curah jantung dengan menahan cairana dan natrium.
- Batasi aktifitas
R: manuver valsava menyebabkan rangsang vagal diikuti dengan takikardia, yang selanjutnya berpengaruh pada fungsi
jantung/curah jantung.
- Berikan oksigen tambahan
R: meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokardium, mencegah hipoksia.
- Kolaborasi untuk pemberian obat
R: menghambat perangsangan adrenergik jantung, menekan eksitabilitas dan kontraktilitas miokardium.
b. Diagnosa 2
Nadi klien normal, akral hangat, tidak pucat
- Kaji status mental klien
R: mengetahui derajat hipoksia pada otak.
- Kaji warna kulit, suhu, sianosis, nadi perifer, dan diaforesis secara teratur
R: mengetahui derajat hipoksemia dan tahanan perifer.
- Kaji kualitas peristaltik
R: mengetahui pengaruh hipoksia terhadap fungsi saluran cerna serta dampak penurunan elektrolit.
- Periksa lab: Hb, Ht, BUN, SC
R: mengetahui keadekuatan fungsi dan vaskularisasi secara keseluruhan. Jika terjadi dekompensasi diambah komplikasi Hb
rendah dan Ht tinggi, akan memperberat gangguan perfusi. Ini akan mengurangi aliran darah ke ginjal sehingga ginjal dapat
mengalami gangguan fungsi yang daptat dimonitor dari peningkatan kadar BUN.
c. Diagnosa 3
Klien tidak mengalami penurunan kesadaran.
- Monitor kesadaran klien
R: mengidentifikasi kemungkinan hipoksia, penurunan kesadaran.
- Kaji status mental secara teratur
R: mengetahui derajat hipoksia otak.
- Pantau vital sign
R: memantau hemodinamik pasien.
d. Diagnosa 4
Aktifitas klien sehari hari terpenuhi dan meningkatnya kemampuan beraktifitas.
- Tingkatkan istirahat, batasi aktifitas
R: menurunkan kerja miokard.
- Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila klien menggunakan vasodilator,diuretic dan
penyekat beta.
Rasional: Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas karena efek obat (vasodilasi), perpindahan cairan (diuretic) atau
pengaruh fungsi jantung.
- Catat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi, diritmia, dispnea berkeringat dan pucat.
Rasional: Penurunan/ketidakmampuan miokardium untuk meningkatkan volume sekuncup selama aktivitas dapat
menyebabkan peningkatan segera frekuensi jantung dan kebutuhan oksigen juga peningkatan kelelahan dan kelemahan.
3. EVALUASI
a. Menunjukkan peningkatan curah jantung
· Tanda tanda vital dalam batas normal
· Terhindar dari risiko penurunan perfusi perifer
· Tidak terjadi kelebihan volume cairan
· Tidak sesak dan edema tidak terjadi
b. Mengalami penurunan kelelahan dan dispnea
· Mampu beristirahat secara adekuat baik fisik maupun emosional
· Berada pada posisi yang tepat yang dapat mengurangi kelelahan
· Mematuhi aturan pengobatan
c. Mencapai perfusi jaringan yang normal
· Mampu beristirahat yang cukup
· Kulit hangat dan kosong dengan warna normal
· Tidak memperlihatkan edema perifer

(Doenges Marilynn E,. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien) Edisi 3. Jakarta: Buku Kedokteran: EGC)
Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler dan Hematologi. Jakarta: Salemba
Medika

Rani, Aziz. 2006. Panduan Pelayanan Medik PB PAPDI. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia

Wilson Lorraine M, 1895. Patofisiologi (Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit) Buku 2, Edisi 4. Jakarta: EGC
Diposting oleh Mank Agus di 05.46
Tidak ada komentar:
Posting Komentar

4 Tahapan Konduksi Jantung Manusia


Konduksi jantung adalah tingkat di mana jantung melakukan impuls listrik. Impuls ini menyebabkan jantung berkontraksi dan
kemudian relaks. Siklus konstan kontraksi otot jantung yang diikuti dengan relaksasi menyebabkan darah dipompa ke seluruh
tubuh. Konduksi jantung dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk latihan, suhu, dan hormon sistem endokrin.

Jantung manusia
4 Tahap Konduksi Jantung
Tahap 1: Sinoatrial (SA) node (juga disebut sebagai alat pacu jantung) menghasilkan impuls saraf yang melakukan perjalanan
di seluruh dinding jantung. Hal ini menyebabkan kedua atrium berkontraksi. SA node terletak di dinding bagian atas atrium
kanan. Hal ini terdiri dari jaringan nodal yang memiliki karakteristik dari kedua otot dan jaringan saraf.

Tahap 2: Atrioventrikular (AV) node terletak di sisi kanan dari partisi yang memisahkan atrium, di dekat bagian bawah atrium
kanan. Ketika impuls dari nodus SA mencapai nodus AV mereka tertunda selama sekitar sepersepuluh detik. Penundaan ini
memungkinkan atrium berkontraksi dan mengosongkan isinya terlebih dahulu.

Tahap 3: Impuls kemudian diturunkan bundel atrioventrikular. Ini bundel serat bercabang menjadi dua bundel dan impuls
dilakukan di tengah-tengah jantung ke kiri dan ventrikel kanan.

Tahap 4: Di dasar hati berkas atrioventrikular mulai membagi lebih lanjut ke serat Purkinje. Ketika impuls mencapai serat-
serat ini mereka memicu serat otot di ventrikel berkontraksi. Ventrikel kanan mengirimkan darah ke paru-paru melalui arteri
paru-paru. Ventrikel kiri memompa darah ke aorta.

Siklus jantung
Konduksi jantung adalah kekuatan pendorong di belakang siklus jantung. Siklus ini adalah urutan peristiwa yang terjadi ketika
jantung berdetak. Selama fase diastole dari siklus jantung, atrium dan ventrikel santai dan darah mengalir ke atrium dan
ventrikel. Pada fase sistol, kontrak ventrikel me

Aritmia adalah masalah pada laju atau irama detak jantung yang berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau dengan ritme
yang tidak teratur.

Penderita mungkin akan merasakan detak jantung yang terlalu cepat, yang disebut takikardia. Sementara detak jantung yang
terlalu lambat disebut bradikardia. Atau penderita mungkin tidak merasakan apa-apa, karena aritmia bisa tanpa gejala
(asimtomatik).

Kebanyakan aritmia tidak berbahaya, namun beberapa bisa menjadi serius atau bahkan mengancam nyawa. Selama aritmia,
jantung mungkin tidak dapat memompa darah ke tubuh dengan cukup. Kekurangan aliran darah bisa merusak otak, jantung,
dan organ lainnya.

Aritmia bisa jatuh ke dalam kondisi darurat, namun aritmia bisa jadi tidak berbahaya. Jika Anda merasa sesuatu yang tidak
biasa terjadi dengan detak jantung Anda, sesegera mungkin menghubungi dokter atau dilarikan ke rumah sakit terdekat
untuk mendapat penanganan petgas kesehatan, sehingga Anda dapat mengetahui mengapa hal itu terjadi.

Penyebab aritmia
Anda bisa mengalami aritmia bahkan jika jantung Anda sehat. Atau bisa terjadi karena Anda memiliki:

Penyakit jantung
Ketidakseimbangan elektrolit (seperti natrium atau kalium) dalam darah Anda
Perubahan otot jantung
Cedera dari serangan jantung
Penyembuhan setelah operasi jantung
Jenis aritmia
Ada banyak jenis aritmia, namun yang utama dan paling umum adalah kontraksi atrial prematur, aritmia supraventrikular,
aritmia ventrikel, dan bradyarrhythmias.

Namun, banyak jenis aritmia antara lain:

Kontraksi atrial prematur – Ini merupakan denyut ekstra awal yang dimulai di ruang atas jantung, yang disebut atrium.
Biasanya kontraksi ini tidak berbahaya dan biasanya tidak membutuhkan pengobatan.

Supraventrikular – Detak jantung yang cepat biasanya dengan irama yang teratur, mulai dari atas ruang bawah jantung, atau
ventrikel. Supraventrikular tiba-tiba terjadi dan tiba-tiba berakhir.

Takikardia ventrikel (V-tach) – Irama jantung yang cepat dimulai dari ruang jantung yang lebih rendah. Karena jantung
berdetak terlalu cepat, maka jantung tidak terisi darah dengan volume adekuat. Ini bisa menjadi aritmia yang serius,
terutama pada orang dengan penyakit jantung, dan itu mungkin terkait dengan gejala lainnya.

Bradiaritmia – Ini adalah irama detak jantung lambat, yang mungkin karena ada gangguan pada sistem listrik pada jantung.

Kontraksi ventrikel prematur(PVC) – Ini adalah salah satu aritmia yang paling sering terjadi. Biasanya kontraksi ini akan
“melewatkan detak jantung” yang kita semua kadang-kadang merasakannya. Hal ini dapat berhubungan dengan stres, terlalu
banyak kafein atau nikotin. Tapi kadang-kadang, PVC dapat disebabkan oleh penyakit jantung atau ketidakseimbangan
elektrolit. Jika Anda sering merasakan PVC, atau gejala terkait dengan hal ini, segera hubungi dokter jantung Anda.

Fibrilasi atrium – Irama detak jantung sangat cepat dan tidak teratur, ini seringkali menyebabkan bilik atas jantung
berkontraksi abnormal.

Atrial flutter – Ini adalah aritmia yang biasanya lebih terorganisir dan teratur dibandingkan fibrilasi atrium. Hal ini terjadi
paling sering pada penyakit jantung dan pada minggu pertama setelah operasi jantung. Ini sering berubah menjadi fibrilasi
atrium.

Jalur tambahan takikardia – Anda bisa merasakan detak jantung yang cepat karena ada jalur tambahan antara ruang atas dan
bawah jantung. Ini seperti perumpamaan jika ada jalan tambahan baru pada perjalanan pulang di luar rute yang biasa, mobil
akan memliih jalur tersebut sehingga bergerak lebih cepat. Ketika itu terjadi di dalam jantung, itu dapat menyebabkan irama
jantung yang cepat, yang disebut takikardia, bahkan sangat cepat.

Atrioventricular nodal reentrant tachycardia – Ini adalah jenis lain dari detak jantung yang cepat (takikardia). Ini disebabkan
oleh adanya jalur tambahan melalui bagian dari jantung yang disebut AV nodal. Hal ini dapat menyebabkan jantung
berdebar, pasien pingsan seketika atau gagal jantung. Dalam beberapa kasus, Anda dapat menghentikannya hanya dengan
bernapas teratur dan berisitrahat.

Fibrilasi ventrikel – Hal ini terjadi ketika ruang jantung yang lebih rendah bergetar dan tidak dapat berkontraksi atau
memompa darah ke tubuh. Ini adalah keadaan darurat medis yang harus diobati dengan CPR (resusitasi jantung) dan
defibrilasi sesegera mungkin.

Sindrom QT panjang. Hal ini dapat menyebabkan aritmia berpotensi berbahaya dan kematian mendadak. Dokter bisa
mengobatinya dengan obat atau perangkat yang disebut defibrillator.

Disfungsi sinus node – Irama jantung lambat ini disebabkan masalah dengan simpul sinus jantung. Beberapa orang dengan
jenis aritmia perlu alat pacu jantung.

Blok jantung – Ada penundaan atau blok total pada impuls listrik jantung karena perjalanan dari sinus node jantung untuk
ruang jantung yang lebih rendah. Jantung berdenyut tidak teratur sering lebih lambat. Dalam kasus-kasus serius, maka pasien
membutuhkan alat pacu jantung.

Gejala aritmia
Aritmia bisa tanpa gejala (asimtomatik). Seorang dokter dapat menemukan adanya detak jantung yang tidak teratur selama
pemeriksaan fisik dengan memeriksa jantung melalui stetoskop atau melalui alat elektrokardiogram (EKG).
Gejala yang timbul dapat meliputi:

Palpitasi (perasaan jantung berdetak kencang)


Rasa berdebar di dada
Pusing
Pingsan tiba-tiba (sinkop)
Sesak napas
Nyeri dada atau sesak
Kelelahan
Diagnosis aritmia
Untuk mendiagnosis aritmia atau menemukan penyebabnya, dokter menggunakan tes yang meliputi:
Elektrokardiogram (EKG atau ECG) – Tes ini mencatat aktivitas listrik jantung. Anda akan memakai patch elektroda kecil di
dada, lengan, dan kaki. Tes ini tidak menyakitkan dan cepat diaplikasikan, yang dapat dilakukan di tempat praktik dokter.

Monitor Holter – Ini adalah EKG portabel yang akan Anda gunakan selama 1 sampai 2 hari. Anda akan menggunakan
elektroda yang ditempelkan di kulit. Hal ini menyakitkan dan Anda dapat melakukan segala sesuatu meski mengenakan
elektroda.
Tes stres – Ada berbagai jenis tes stres. Tujuannya adalah untuk memeriksa berapa banyak stres jantung yang dapat terjadi
sebelum memiliki masalah pada irama jantung atau ketika tidak mendapatkan aliran darah ke jantung. Jenis dari tes stres
yang paling sering adalah Anda akan berjalan di atas treadmill atau mengayuh sepeda stasioner untuk meningkatkan kinerja
jantung kemudian Anda diperiksa EKG.

Echocardiogram – Tes ini menggunakan ultrasound untuk mengevaluasi otot jantung dan katup jantung.
Kateterisasi jantung – Dokter Anda akan memasukkan kateter atau tabung panjang yang tipis ke dalam pembuluh darah di
lengan atau kaki. Ini akan memandunya ke jantung Anda dengan bantuan dari mesin X-ray khusus. Kemudian akan
menyuntikkan pewarna melalui kateter untuk membantu membuat video X-ray dari katup jantung Anda, arteri koroner, dan
ruang-ruang jantung.
Studi elektrofisiologi – Tes ini mencatat aktivitas listrik dan jalur kelistrikan jantung. Ini dapat membantu mencari tahu apa
yang menyebabkan masalah irama jantung dan menemukan pengobatan terbaik. Selama tes, dokter akan mencatat irama
jantung yang abnormal kemudian mungkin memberikan obat yang berbeda untuk mencatat obat terbaik, atau untuk melihat
prosedur atau perangkat terbaik yang dibutuhkan pasien.

Test head tilt up – Dokter menggunakan tes ini untuk mencari tahu apa yang menyebabkan pasien pingsan. Mengukur
perbedaan dalam denyut jantung dan tekanan darah ketika pasien berdiri dan berbaring. Pasien akan berbaring di tempat
tidur dengan posisi miring pada sudut yang berbeda saat diperiksa EKG dan tekanan darah, serta tingkat oksigen.

Aritmia (Gangguan Irama Jantung) – Halama

Antikoagulan atau terapi antiplatelet – Obat ini menurunkan risiko pembekuan darah dan stroke. Ini termasuk warfarin
(coumadin) atau aspirin. Pengencer darah lain yang disebut apixaban (eliquis), dabigatran (pradaxa), edoxaban (savaysa), dan
rivaroxaban (xarelto) telah disetujui untuk mencegah stroke pada orang dengan atrial fibrilasi.

Setiap orang memiliki kasus yang berbeda. Temukan obat dan dosis yang terbaik bagi Anda dan mungkin hal tersebut akan
memakan waktu yang lama:
Jika Anda menyadari bahwa aritmia terjadi lebih sering karena aktivitas tertentu, namun tiba-tiba berhenti melakukan
aktivitas tersebut.
Berhenti merokok
Tidak minum minuman beralkohol.
Batasi atau berhenti mengonsumsi kafein
Jangan gunakan obat batuk dan obat flu yang memiliki stimulan. Baca label dan meminta resep dokter atau dari apoteker,
obat apa yang terbaik untuk Anda.
Kardioversi
Jika obat tidak dapat mengontrol irama jantung yang tidak teratur (seperti atrial fibrilasi), Anda mungkin perlu mendapatkan
kardioversi. Untuk melakukan ini, dokter akan memberikan anestesi tindakan singkat, kemudian memberikan kejutan listrik
di dinding dada untuk memungkinkan irama jantung kembali berdetak sehingga menjadi normal kembali.
Pacemaker
Perangkat ini mengirimkan impuls listrik kecil ke otot jantung untuk menjaga detak jantung yang aman. Alat pacu jantung
memiliki generator denyut dan kabel yang mengirimkan impuls dari generator ke otot jantung.
Implan cardioverter defibrillator (ICD)
Dokter menggunakan ICD untuk mengobati takikardia ventrikel dan fibrilasi ventrikel, dua irama jantung yang mengancam
jiwa.
ICD melacak irama jantung. Ketika irama jantung terdeteksi dengan sangat cepat, kejutan listrik secara otomatis akan
diberikan ke otot jantung sehingga jantung mendapatkan irama normal kembali. Ada beberapa cara ICD untuk
mengembalikan irama jantung normal, meliputi:

Anti-takikardia pacing (ATP). Ketika jantung berdetak terlalu cepat, pasien akan mendapat serangkaian impuls listrik kecil ke
otot jantung untuk mengembalikan denyut jantung dan irama normal
Pasien mendapat kejutan rendah energi pada saat yang sama ketika jantung berdetak untuk mengembalikan irama jantung
normal.
Ketika jantung berdetak cepat atau tidak teratur, otot jantung harus sesegera mungkin mendapatkan kejutan dengan energi
yang lebih tinggi untuk mengembalikan irama normal.
Anti-bradikardia pacing. Banyak ICD memberikan cadangan untuk mempertahankan irama jantung jika terlalu melambat.
Ablasi kateter
Anda dapat menganggap prosedur ini sebagai rewiring untuk memperbaiki masalah listrik dalam jantung. Dokter akan
memasukkan kateter melalui kaki. Kateter memberikan energi listrik frekuensi tinggi untuk area kecil di dalam jantung. Area
tersebut yang menyebabkan irama jantung menjadi abnormal, lalu kateter akan “memutus” jalur dari ritme abnormal.

Dokter menggunakan ablasi untuk mengobati supraventrikular, atrial flutter, fibrilasi atrium, beberapa takikardi atrium dan
ventrikel takikardia. Beberapa orang juga perlu prosedur lainnya.

Bedah jantung untuk aritmia


Prosedur labirin adalah jenis operasi yang digunakan untuk memperbaiki fibrilasi atrium. Selama prosedur ini, ahli bedah
membuat labirin pemotongan ruang atas jantung. Tujuannya adalah untuk menjaga impuls listrik jantung hanya pada jalur
tertentu. Beberapa orang mungkin perlu alat pacu jantung sesudahnya

Kelenjar tiroid dan apa fungsinya?


Kelenjar tiroid, yang terletak di leher Anda, membuat dua jenis hormon tiroid yaitu T4 (tiroksin) dan T3 (triiodothyronine).
Hormon tiroid memiliki fungsi dapat mengatur bagaimana tubuh Anda menggunakan dan menyimpan energi. Hormon ini
juga membantu otak, jantung, otot, dan organ-organ lain bekerja dengan baik. Mereka mempengaruhi pernapasan Anda,
sistem saraf, suhu tubuh, dan berat badan.

Gejala Tiroid
Gejala tiroid dapat anda rasakan ketika kelenjar tiroid tidak dapat membuat hormon yang cukup dalam tubuh, tubuh akan
merasa tidak nyaman dan mudah terterap penyakit. Tahukah kamu? bahwa Hypothyroidism (tiroid)lebih sering terjadi pada
wanita dan pada orang tua dari usia 50.

Gejala lainnya :

lelah
perasaan lesu
merasa dingin
Bertambah berat badan
Memiliki kulit kering dan rambut
menjadi sembelit
Memiliki periode menstruasi yang tidak teratur
Hubungan Kelenjar Tiroid Dengan Jantung
Mengapa kelenjar tiroid meningkatkan risiko penyakit jantung?

Kedua hormon tiroid (T4 dan T3) terkait dengan penyakit jantung karena mereka mempengaruhi denyut jantung dan jumlah
darah yang dipompa oleh jantung Anda. Hormon tiroid membantu memperlancar aliran darah Anda dengan relaksasi otot-
otot pembuluh darah dan menjaga pembuluh darah yang terbuka.

Kelenjar tiroid jiga juga dapat menyebabkan peningkatan kadar LDL ( “buruk”) kolesterol, kolesterol total, trigliserida, dan
lemak lainnya yang berhubungan dengan penyakit jantung.
Resiko tiroid menjadi penyaakit jantung ??
Untuk keluhan penyakit tiroid menjadi penyakit jantung memang jarang terjadi, namun jika kondisi yang serius dapat
mencakup terjadinya penyakit jantung.
Masalah yang berhubungan dengan jantung dapat terjadi juga dengan hipotiroidisme atau kelenjar tiroid ??
Tentu bisa terjadi pada penderita kelenjar tiroid dengan tanda tanda seperti di bawah ini :
Tekanan darah tinggi
denyut jantung yang rendah (kurang dari 60 denyut menit)
Peningkatan kekakuan dinding pembuluh darah
Peningkatan ketegangan pada jantung
Pembesaran jantung

Anda mungkin juga menyukai