Anda di halaman 1dari 4

SUSPEK TB PARU

No. Dokumen :
567/SOP-C/09/PKM/2017
SOP No. Revisi : 01
Tanggal Terbit : 13 September
2017
Halaman :1/4
UPT
PUSKESMAS drg.Supita Ratna Wulan
NIP. 197809192010012008
PASUNDAN

1. Pengertian Cara / metode menemukan secara cepat dan tepat kasus TB Paru
dengan serangkaian kegiatan terdiri dari penjaringan suspek,
diagnosa, penentuan klasifikasi penyakit dan tipe pasien.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
mendapatkan/menemukan kasus TB melalui serangkaian kegiatan
sehingga segera dapat dilakukan pengobatan agar sembuh dan tidak
menularkan penyakit kepada orang lain.
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 155/SK
B/09/PKM/2017 Tentang Penetapan Penanggung Jawab
Program UKM Puskesmas Dan Pelaksana Program UKM di UPT
Puskesmas Pasundan
2. SK Kepala UPT Puskesmas Pasundan Nomor 010/SK-
C/03/PKM/2017 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
4. Referensi a. Buku panduan TB Paru
5. Prosedur Alat dan Bahan :
1. Ruang Pengelola.
2. Pengelola P2 TB.
3. Meja, kursi dan kipas angin.
4. ATK dan buku register.
5. Buku penderita TB.05 dan TB.06
6. Pot dahak
6. Langkah- 1. Pasien diberi penjelasan tentang tujuan dan cara pengobatan
langkah pasien
2. Penemuan pasien TB secara pasif, dengan penyuluhan aktif
dengan melibatkan semua layanan dengan maksud untuk
mempercepat penemuan dan mengurangi keterlambatan
pengobatan.
3. Penemuan secara aktif dapat dilakukan terhadap :
4. Kelompok khusus tang rentan atau resiko tinggi sakit TB
seperti pasien dengan HIV AIDS.
5. Kelompok yang rentan tertular TB (rumah tahanan), daerah
kumuh, keluarga atau kontak pasien TB, terutama mereka
yang dengan TB BTA positif.
6. Pemeriksaan anak < 5 tahun pada keluarga TB untuk
menentukan tindak lanjut apakah perlu pengobatan TB /
pengobatan pencegahan.
7. Kontak dengan pasien TB resistan obat.
8. Tahap awal penemuan dilakukan dengan menjaring mereka
yang memiliki gejala utama pasien TB paru adalah batuk
berdahak selama 2-3 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti
dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk
darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat
badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa
kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan.
9. Pengelola melalukan anamese dan mencatat mengenai
 Berapa lama batuk ?
 Berdahak/tidak ?
 Dahak bercampur darah/tidak ?
 Sesak nafas /tidak ?
 Nyeri dada / tidak ?
 Kurang nafsu makan/tidak ?
 Berat badan menurun / tidak ?
 Riwayat kontak dengan penderita TBC ?... dan
 Apakah pernah minum obat paru-paru selama kurang dari 1
bulan atau lebih dari 1 bulan ?
10. Mengisi buku daftar suspek form. TB.06
11. Pengelola memberi penjelasan mengenai pentingnya
pemeriksaan dahak dan cara batuk yang benar untuk

No. Dokumen : 567/SOP-C/09/PKM/2017 No. Revisi : 01 Tgl. Terbit : 13 September 2017 Hal : 2/4
mendapatkan dahak yang kental dan purulen.
12. Memberikan pot dahak sewaktu kunjungan pertama dan
pengambilan dilakukan disamping Puskesmas.
13. Memeriksa kekentalan, warna dan volume dahak. Dahak yang
baik untuk pemeriksaan adalah berwarna kuning kehijau-
hijauan (mukopurulen), kental, dengan volume 3-5ml. Bila
volumenya kurang, pengelola harus meminta agar penderita
batuk lagi sampai volumenya mencukupi. Jika tidak ada dahak
keluar, pot dahak dianggap sudah terpakai dan harus
dimusnahkan untuk menghindari kemungkinan terjadinya
kontaminasi kuman TBC
14. Memberikan label pada dinding pot yang memuat nomor
identitas sediaan dahak sesuai dengan TB.06
15. Memberikan pot dahak pagi yang sudah diberi label untuk diisi
di rumah penderita dan disuruh datang besok pagi membawa
dahak paginya dan kemudian petugas mengambil dahak
sewaktu kunjungan kedua.
16. Mengisi form. TB.05, mengirim sediaan ke laboratorium.
17. Menerima jawaban dengan form TB 05, kemudian
memasukkan hasil pemeriksaan ke TB 06.
18. Bila hasil pemeriksaan BTA positif, memberikan pengobatan
sesuai protap pengobatan TB.
19. Bila hasil pemeriksaan negative, dilakukan pemeriksaan dahak
ulang, bila hasilnya tetap negative diberikan pengobatan
dengan antibiotic selama dua minggu.
20. Bila masih tetap batuk dilakukan pemeriksaan rongsen thorax.
21. Bila hasil positif diobati sesuai dengan protap TB.
22. Pasien mendaftar di loket pendaftaran.
23. Buku rawat jalan pasien dibawa ke ruang BP berdasarkan
nomor urut pendaftaran.
24. Pasien disilahkan duduk sambil menunggu namanya di
panggil.

No. Dokumen : 567/SOP-C/09/PKM/2017 No. Revisi : 01 Tgl. Terbit : 13 September 2017 Hal : 3/4
25. Penderita masuk di ruang BP.
7. Bagan Alir
DATANG AMBIL NO HASIL
ANTRIAN PEMERIKSAAN

TERCATAT PADA

LOKET KONFIRMASI LOKET PEMERIKSAAN


TUJUAN
PENDAFTARAN

LABORATORIUM HASIL
PEMERIKSAAN

RUJUK
LOKET

DIOBAT
I

ATAU
RUJUKAN

LUAR GEDUNG

PEMBERIAN PEMBERIAN TERAPI

TERAPI ATAU OBAT

RUJUKAN KE
TERIMA OBAT
TEMPAT
DAN PULANG
PELAYANAN

8. Hal-hal yang 1. Keadaan pasein


perlu 2. Cara pemeriksaan
diperhatikan
9. Unit terkait a. Unit BP Umum
b. Unit BP Gigi
c. Unit KIA / KB
d. Laboratorium
10. Dokumen a. TB 05
terkait b. TB 06
11. Rekaman
historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
perubahan diberlakukan

No. Dokumen : 567/SOP-C/09/PKM/2017 No. Revisi : 01 Tgl. Terbit : 13 September 2017 Hal : 4/4

Anda mungkin juga menyukai