Anda di halaman 1dari 47

27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi


Tengah
Surveying and Mapping Site

Home
Arsip
Galeri
Kontak

Type text to search here...


Home > General, Surveying > Buku Pegangan Juru Ukur

Buku Pegangan Juru Ukur


February 16, 2011 Admin Leave a comment Go to comments

Buku Pegangan Petugas Ukur

I. PENDAHULUAN

Kegiatan penyelenggaraan pendaftaran tanah yang mencakup kegiatan pengukuran, perpetaan dan
pembukuan hak sangat terkait dengan aspek teknis, yuridis, dan administratif data bidang tanah.
Perolehan, pengelolaan dan penanganan data pertanahan berbeda dengan kegiatan kerekayasaan
lainnya. Kekhasan penyelenggaraan pendaftaran tanah ini sangat terkait dengan pertimbangan untuk
memberikan kepastian dan perlindungan hukum terhadap subyek dan obyek hak atas tanah. Untuk dapat
memberikan jaminan kepastian hukum atas obyek hak atas tanah, maka pengukuran bidang tanah yang
dimohon harus memenuhi kaidah teknis kadastral dan kaidah yuridis dimana cara dan prosedur
perolehan data ukuran bidang tanah memenuhi asas kontradiktur delimitasi dan asas publisitas.

Untuk dapat mewujudkan itu semua diharapkan prosedur pengukuran dan pemetaan bidang tanah untuk
keperluan kadastral dapat dibakukan, sehingga dari tahap persiapan sampai pelaksanaan pengukuran
beserta pemetaan data hasil ukur dapat dipertanggungjawabkan.

Petugas Ukur sebagai ujung tombak pelaksana pengukuran dan pemetaan kadastral di Kantor
Pertanahan dapat mematuhi dan melaksanakan beberapa ketentuan yang ditetapkan dalam buku
petunjuk ini. Dan buku petunjuk ini dapat dijadikan sebagai acuan Standard Operating Procedure (SOP)
pengukuran dan pemetaan kadastral.

1. PERSIAPAN PENGUKURAN

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out Saudara
Sebelum more, including how to control
melaksanakan cookies, seebidang
pengukuran here: Cookie
tanahPolicy
dalam rangka memenuhi permohonan
pengukuran di Kantor Pertanahan, sebaiknya Saudara mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan
kegiatan pengukuran tersebut dan mengisi formulir checklist yang telah disediakan. Adapun tahapan Close and accept
persiapan pengukuran tersebut meliputi :

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 1/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

2.1 Persiapan Administrasi Pengukuran (di kantor) :

2.1.1 Memegang Surat Tugas

Pengukuran bidang tanah dan penetapan batas yang akan Saudara laksanakan harus
didasarkan pada Surat Tugas yang dibuat oleh Kepala Seksi Pengukuran dan
Pendaftaran Tanah atas nama Kepala Kantor Pertanahan.
Dengan surat tugas tersebut, pengukuran yang Saudara laksanakan resmi dilakukan
oleh Kantor Pertanahan.
Surat Tugas tersebut harus diperlihatkan kepada pemohon, perangkat desa dan piha
lain yang terkait, dan selanjutnya diketahui oleh pemohon sebagai bukti bahwa
pengukuran telah dilaksanakan.

1. Memeriksa peta-peta dan warkah pengukuran yang tersedia


1. Periksalah lokasi bidang tanah yang dimohonkan pengukrannya pada peta-peta
yang tersedia (peta dasar pendaftaran tanah, peta dasar teknik, peta pendaftaran
dan/atau peta-peta lainnya yang dipakai sebagai peta pendaftaran)..
2. Apabila peta-peta tersebut tersedia, rencanakan pengukuran bidng tanah yang
dimohon pada peta-peta tersebut.
3. Periksalah pada Peta Dasar Teknik dan Peta Dasar Pendaftaran, apakah pada
lokasi bidang tanah yang diukur disekitarnya tersedia titik dasar teknik yang akan
digunakan untuk pengikatan bidang tanah yang bersangkutan.
4. Jika terdapat Titik Dasar Teknik dan dapat digunakan untuk pengikatan, foto copy-
lah daftar koordinat dan lokasi Titik Dasar Teknik tersebut.
5. Dalam hal tidak tersedia Titik Dasar Teknik disekitar lokasi bidang tanah yang
akan diukur maka Saudara perlu mengusulkan kepada Kepala Seksi Pengukuran
dan Pendaftaran Tanah untuk memintakan kepada pemohon agar menyiapkan
tugu titik dasar teknik minimal 2 (dua) buah.
6. Untuk pengukuran bidang tanah baru, periksalah pada Peta Pendaftaran apakah
sebelah menyebelah lokasi bidang tanah yang akan diukur telah diukur dan
dipetakan pada Peta Pendaftaran.
7. Apabila telah ada Surat Ukur dan Gambar Situasinya, cari Gambar Ukurnya.
Gambar Ukur yang bersebelahan dengan bidang tanah yang bersangkutan
diperlukan untuk mengontrol atau memeriksa batas bidang tanah yang
bersebelahan dan untuk menetapkan batas bidang tanah yang dimohon. Buatkan
surat / bon peminjaman Gambar Ukur bidang tanah yang bersebelahan tersebut.
8. Untuk pengukuran pemisahan baru atau pemecahan atau penggabungan bidang
tanah, persiapkan dan gunakan Gambar Ukur / Gambat Ukur-Gambar Ukur
bidang tanah yang bersangkutan, sebagai dasar untuk menentukan
danmengoreksi batas dan luas bidang tanah yang akan dipecah atau dipisahkan
atau digabungkan.
9. Untuk pengembalian batas, persiapkan dan gunakan Gambar Ukur bidang tanah
yang akan diukur dimana data ukuran yang tercantum dalam Gambar Ukur
tersebut dijadikan dasar untuk pengembalian batas.
10. Untuk keperluan pengukuran bidang tanah baru, pemecahan dan penggabungan,
persiapkan Gambar Ukur (DI.107) baru. Semua data ukuran dan deskripsi
dilapangan harus diisikan pada Gambar Ukur pada saat pengukuran dilapangan
11. Selain Gambar Ukur (DI.107) siapkan pula daftar isian lain yang terkait, seperti
DI.103, DI.102 dan DI. 201.

Dalam persiapan pengukuran bidang tanah akan dijumpai kondisi sebagai berikut ;

Ada&peta
Privacy dasar
Cookies: pendaftaran
This (Fotogrametri)
site uses cookies. dan peta
By continuing to usedasar teknik.you agree to their use.
this website,
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
Ada peta dasar pendaftaran (Terestris) dan peta dasar teknik.

Tidak ada peta dasar pendaftaran (Fotogrametri) tetapi ada peta dasar teknik Close and accept

Tidak ada peta dasar pendaftaran (Terestris) maupun peta dasar teknik

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 2/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

Sebagai konsekuensi atas berbagai kondisi di atas, harus ada perlakuan yang berbeda di dalam penanganan masing-
masing kondisi dalam pelaksanaan pengukuran dan pengikatan bidang tanah sebagai berikut :

Kondisi dimana Peta Dasar Pendafataran (Fotogrametris) dan Peta Dasar Teknik tersedia, maka

Jika terdapat titik dasar teknik di lokasi setempat, pengukuran bidang tanah harus
diikatkan pada kedua titik ini.
Jika hanya ada peta dasar pendaftaran saja, maka pengukuran / pengikatan dapat
dilakukan pada titik yang dapat diidentifikasi letaknya secara pasti di lapangan.

Kondisi dimana Peta Dasar Pendafataran (Terestris) dan Peta Dasar Teknik tersedia, maka

pengukuran bidang tanah harus diikatkan pada dua titik dasar teknik yang ada di sekitar
lokasi.

Kondisi dimana tidak terdapat Peta Dasar Pendafataran tetapi tersedia Peta Dasar Teknik, maka

harus dicari peta lain yang memenuhi spesifikasi atau dilakukan dahulu pengukuran
kerangka dasar dengan mengikatkan pada titik dasar teknik yang ada.

Kondisi dimana tidak tersedia Peta Dasar Pendafataran maupun Peta Dasar Teknik, maka

harus dilakukan pembuatan kerangka dasar teknik dengan sistem koordinat lokal,
dimana di kemudian hari ditransformasikan ke dalam sistem koordinat nasional (TM-30).

1. Memeriksa daftar koordinat untuk pengikatan


1. Periksalah titik-titik dasar teknik yang akan digunakan untuk pengikatan bidang
tanah yang dimohon pada peta dasar teknik / peta dasar pendaftaran yang
tersedia beserta buku tugunya.
2. Jika titik dasar teknik tersebut telah terpetakan pada peta dasar teknik dan dapat
digunakan untuk pengikatan bidang tanah yang dimohon, Kemudian Saudara
harus memeriksa daftar koordinat atau deskripsi tugu sesuai dengan titik dasar
teknik tersebut. Fotocopy-lah data titik koordinat pengikatan.
3. Dalam hal tidak tersedia titik dasar teknik di sekitar bidang tanah yang dimohon,
maka Saudara dapat mengusulkan kepada Kepala Seksi Pengukuran dan
Pendaftaran Tanah untuk memintakan kepada pemohon agar menyiapkan tugu
titik dasar teknik minimal 2 (dua) buah.

2. Menyiapkan Peralatan ukur


1. Persiapkan alat ukur yang akan digunakan sesuai dengan metode pengukuran,
ketelitian, dan topografi lapangan (misalkan pita ukur, T2, TS, atau GPS).
2. Periksalah alat ukur yang akan digunakan tersebut, apakah masih layak pakai.
Jika perlu Saudara mengkaliberasi alat ukur terlebih dahulu.
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
3. Periksa kelengkapan alat ukur sesuai dengan jenis alat ukur yang dipilih
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
(misalkan theodolite, statip, rambu ukur, jalon, dll).
4. Buatlah kartu atau formulir peminjaman alat.
Close and accept

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 3/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

3. Menyiapkan Gambar Ukur dan Daftar Isian

Persiapkan Gambar Ukur (DI. 107) baru Untuk kepentingan pemecahan,


Penggabungan maupun pengukuran bidang tanah baru.
Untuk pengukuran bidang tanah baru, periksalah Gambar Ukur yang bersebelahan
dengan bidang tanah yang dimohon. Gambar ukur yang dimaksud diperlukan untuk
mengontrol atau mengecek batas bidang tanah yang dimohon dan pemilik bidang
tanah yang bersebelahan. Dan siapkanlah gambar ukur baru untuk menuliskan data
ukuran bidang tanah yang dimohon.
Untuk pengukuran pemisahan /pemecahan atau penggabungan bidang tanah, maka
persiapkan dan gunakan gambar ukur bidang tanah yang dimohon sebagai dasar
untuk menentukan dan mengoreksi batas dan luas dari bidang tanah yang dipecah /
digabungkan. Dan siapkan pula gambar ukur baru untuk menggambarkan dan
menuliskan data ukur hasil pemecahan atau penggabungan bidang tanah.
Untuk Rekontruksi batas, maka persiapkan dan gunakan gambar ukur bidang tanah
yang akan direkontruksi dimana data ukuran yang tercantum dijadikan dasar untuk
pengembalian batas.
Semua data ukur dan isian deskripsi pada Gambar Ukur harus diisi langsung di
lapangan.
Siapkan daftar isian yang terkait, seperti DI.103, 102 dan 201.

1. Menerbitkan Surat Pemberitahuan akan dilaksanakannya Penetapan Batas Bidang.

Periksa apakah telah diterbitkan Surat Pemberitahuan yang dibuat oleh Kepala Seksi
Pengukuran dan Pendaftaran Tanah.
Sampaikan Surat Pemberitahuan tersebut kepada pihak-pihak yang berbatasan
dengan tanah yang dimohonkan sebelum penetapan batas dilaksanakan.
Dengan surat pemberitahuan tersebut, diharapkan pemohon dan para pihak yang
berbatasan hadir di lapangan untuk menunjukkan batas-batas bidang tanah, sehingga
dapat diperoleh kesepakatan untuk memenuhi azas kontradiktur delimitasi.

1. Persiapan Pengukuran di Lapangan :

Persiapan ini dilakukan di lokasi bidang tanah yang dimohon, yaitu meliputi :

1. Penunjukan batas bidang tanah

Hadirkan pemohon/pemilik bidang tanah dan pihak-pihak yang berbatasan di lokasi


bidang tanah yang akan diukur.
Jika salah satu pihak tidak dapat hadir atau berhalangan, maka sebagai penggantinya
dapat hadirkan Kuasanya. Kuasa dari pihak yang berhalangan dapat diterima dan
diakui sah secara hukum apabila dinyatakan dengan Surat Kuasa tertulis. Surat kuasa
yang dimaksud dilampirkan bersama dengan gambar ukurnya.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
1. Penetapan batas bidang tanah
Close and accept

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 4/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

Untuk mendapatkan batas-batas bidang tanah yang sebenarnya, pemohon diminta


untuk menunjukkan batas-batas bidang tanah yang dimohonkan pengukurannya.
Batas-batas bidang tanah tersebut harus mendapat persetujuan dari pihak-pihak yang
berbatasan, sehingga diperoleh kesepakatan batas.
Tetapkanlah batas bidang tanah yang dimohon berdasarkan kesepakatan batas oleh
para pihak.
Untuk pengukuran bidang tanah baru (belum terdaftar), penetapan batas bidang tanah
mutlak harus dilakukan.
Untuk penggabungan, pemisahan atau pemecahan bidang tanah yang telah terdaftar,
maka harus dilakukan penetapan batas yang baru berdasarkan pengukuran kembali
bidang atau bidang-bidang tanah tersebut.
Jika dalam penetapan batas bidang tanah tidak diperoleh kesepakatan antara
pemohon/pemilik bidang tanah yang bersangkutan dengan salah satu pihak yang
berbatasan, maka batas bidang tanah yang bersangkutan dinyatakan sebagai batas
sementara.
Hasil Penetapan batas dituangkan dalam risalah Penelitian Data Yuridis dan Penetapan
Batas (DI.201). DI.201 harus dilengkapi tanda tangan pemohon/pemilik bidang tanah
dan para pihak yang berbatasan pada kolom yang tersedia.
Berilah Nomor Identifikasi Bidang tanah (NIB) pada setiap bidang yang telah ditetapkan
batas-batasnya.

1. Penempatan/Penanaman tanda batas

Penempatan tanda-tanda batas termasuk pemeliharaannya, wajib dilakukan oleh


pemohon/pemilik bidang tanah yang bersangkutan.
Tanda-tanda batas dipasang pada setiap sudut batas tanah dan, apabila dianggap
perlu dipasang pada titik-titik tertentu sepanjang garis batas bidang tanah tersebut
atas permintaan petugas ukur.

1. Pemeriksaan titik ikat di lapangan

Jika hasil pemeriksaan di kantor diperoleh peta dasar teknik dan daftar koordinat
untuk titik pengikatan bidang tanah yang dimohon, maka pemeriksaan fisik tugu
meliputi : keutuhan bentuk tugu, stabilitas tugu yang tertanam, kondisi lingkungan di
sekitar tugu untuk melihat kemungkinan pengaturan alat saat pengukuran dilakukan
Jika di lapangan tidak diketemukan tugu titik ikat yang dimaksud, maka terlebih
dahulu dilakukan rekonstruksi tugu tersebut dari titik ikat terdekat / diikat ke benda-
benda tetap lainnya atau menanam tugu baru yang terikat ke titik dasar teknik
terdekat dengan metode pengukuran titik dasar teknik seperti poligon, triangulasi,
trilaterasi, atau triangulaterasi.

1. Pengaturan alat ukur

Bila Saudara menggunakan Meetband/ pitaukur, maka periksalah kondisi fisik,


apakah bacaan titik nol masih baik, apakah terdapat sambungan, terputus dan lain-
lain.site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
Privacy & Cookies: This
Bila Saudara
To find out more, including mengguankan
how to control Theodolit,
cookies, see here: CookieTotal
PolicyStation atau peralatan GPS maka
periksalah catatan penggunaan alat tersebut, dapat dipakai atau tidak, baterai terisi
dan lain-lain.
Close and accept

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 5/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

III. PELAKSANAAN PENGUKURAN

Untuk keperluan pendaftaran hak, Pengukuran bidang tanah dilaksanakan setelah selesai melakukan
penetapan batas dan pemasangan tanda-tanda batas pada bidang yang dimohon.

Pengukuran bidang tanah dilaksanakan untuk menentukan posisi / letak geografis, batas, luas, dan
bentuk geometris bidang tanah untuk keperluan pendaftaran hak atas tanah atau untuk pelayanan DIK
PPL bidang pengukuran. Pengukuran untuk keperluan pendaftaran hak atas tanah dilaksanakan untuk
pembuatan peta pendaftaran, peta bidang tanah, lampiran sertipikat (berupa surat ukur), dan terutama
untuk mendapatkan data ukuran bidang tanah sebagai unsur pengembalian batas apabila karena suatu
hal batas-batas bidang tanah tersebut hilang.

Pengukuran bidang tanah dapat dilaksanakan dengan metode :

1. Metode Terrestris
Pengukuran bidang tanah dengan cara terestris untuk pendaftaran tanah sistematik maupun sporadik, adalah
pengukuran secara langsung di lapangan dengan cara mengambil data berupa ukuran sudut dan/atau jarak, yang
dikerjakan dengan teknik-teknik pengambilan data trilaterasi (jarak), triangulasi (sudut) atau triangulaterasi
(sudut dan jarak).

1. Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto / blow up foto)


Pengukuran bidang tanah dengan cara fotogrametris adalah pengukuran dengan menggunakan sarana foto udara.

1. Metode lainnya (metode pengamatan GPS).


Pengukuran bidang tanah dengan metode pengamatan GPS adalah pengukuran dengan menggunakan sinyal-
sinyal gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dari minimal 4 satelit GPS.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah :

1. Pilihlah metode pengukuran yang sesuai dengan mempertimbangkan kondisi lapangan, topografi, luas bidang
tanah, peralatan ukur dan waktu pelaksanaan pekerjaan serta mempertimbangkan metode hitungan luas yang
akan digunakan. Namun tidak diperkenankan menggunakan metode pengukuran terestris secara offset (yaitu
untuk metode siku-siku dan metode interpolasi) dengan alasan tidak memenuhi ketelitian yang diharapkan.
2. Pengukuran bidang tanah pada prinsipnya dilaksanakan dalam sistem koordinat nasional (TM-30). Apabila tidak
memungkinkan sementara dapat dilaksanakan dengan menggunakan sistem koordinat lokal yang kemudian harus
ditransformasikan ke dalam sistem koordinat nasional.
3. Hasil pengambilan data ukuran bidang tanah harus dicatat pada gambar ukur, dimana data ukuran harus dapat
menggambarkan bidang-bidang tanah secara utuh, artinya setiap bidang tanah dapat dipetakan sesuai bentuk dan
ukurannya di lapangan serta dapat direkontruksi kembali bila sewaktu-waktu diperlukan untuk pengembalian
batas.
4. Tidak diperkenankan memaksakan mengukur bidang tanah dengan suatu data perkiraan, harus diambil data
ukuran yang pasti sesuai dengan metode pengukuran yang dipilih
5.
Privacy & Cookies:
Ambillah This site
data ukuran lebihuses cookies.
yang By continuing
dapat digunakan to use
sebagai this website,
kontrol you agree to their use.
hitungan.
6.
To find out more,
Ikatkanlah including
bidang how to
tanah yang control
diukur cookies,
pada see/ here:
titik ikat Cookie
titik dasar Policy
teknik yang terletak di sekitarnya.
7. Setiap pengukuran bidang tanah harus dibuatkan gambar ukurnya.
8. Setiap gambar ukur dibuatkan nomor gambar ukurnya dengan nomor urut dalam DI 302. Close and accept
9. Dalam gambar ukur dicantumkan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) dan apabila diperlukan simbol-simbol
kartografi.
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 6/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

10. Gambar ukur dapat dibuat pada formulir daftar isian, peta foto/peta garis, blow up foto udara atau citra lainnya.
11. Catat pada formulir ( DI 107 / DI 103) atau rekam pada card memory data ukuran lapangan tanpa saudara
memanipulasinya.
12. Jika pengukuran bidang tanah dengan menggunakan metode terentris dengan alat ukur meetband, maka sket
bidang tanah dan data ukuran panjangan langsung dituliskan pada gambar ukur.
13. Jika pengukuran bidang tanah dengan menggunakan metode terestris dengan alat ukur theodolite dan meetband
atau EDM, maka data ukuran dituliskan pada formulir / daftar isian (D I 103).
14. Jika pengukuran bidang tanah dengan menggunakan metode terestris dengan alat ukur total station, maka data
ukuran direkam pada card memory dan dibuatkan backup file serta print out-nya.
15. Jika pengukuran bidang tanah dengan menggunakan metode fotogramteris, maka data ukuran dicatat pada peta
foto/blow up foto udara yang batas-batas bidang tanahnya telah dikartir.
16. Jika pengukuran bidang tanah dengan menggunakan metode pengamatan GPS, maka data ukuran direkam pada
card memory dan dibuatkan backup file & print out-nya dengan melengkapi deskripsi lokasi pada formulir daftar
isian (GU).

3.1 Metode Terestris

3.1.1 Metoda Trilaterasi

Metoda ini pada prinsipnya mengikatkan titik detail / titik batas dari 2 (dua) titik tetap yang sudah
ada sehingga bidang tanah dapat digambarkan dengan baik dan benar.

Contoh :

Pada gambar 3 titik A dan B adalah titik-titik tetap yang sudah ada, seperti titik dasar teknik, titik dasar
tehnik perapatan atau benda tetap lainnya seperti tiang listrik, telepon dan sebagainya yang sudah dipetakan
dalam peta dasar tehnik atau dalam peta pendaftaran dan kondisinya di lapangan secara teknis masih
memenuhi syarat.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy

Close and accept

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 7/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
Gambar 1

1. Metoda Polar

Metoda ini paling banyak digunakan dalam praktek, terutama untuk pengukuran bidang
tanah/detail yang cukup luas ataupun detail yang tidak beraturan bentuknya. Sesuai dengan alat
yang digunakan, dalam menentukan titik dengan metoda polar dapat dilakukan dengan cara :

Azimuth dan Jarak

Pengukuran azimuth titik detail dilakukan dari titik dasar tehnik yang telah ada dan
telah diketahui koordinatnya.
Apabila detail yang akan diukur tidak tersedia titik dasar tehniknya maka harus
dibuatkan minimal 2 (dua) buah titik dasar teknik sebagai titik ikat.
Apabila lokasi yang akan diukur mencakup wilayah yang agak luas atau detail
bidang tanahnya sulit diidentifikasi dari titik dasar tehnik, maka dibuat berupa
poligon bantu yang diikatkan pada titik dasar tehnik yang ada.
Pengukuran jarak mendatar dilakukan dengan menggunakan pita ukur atau EDM.
Jarak dibaca minimal 2 kali
Pengukuran azimuth dilakukan 2 (dua) seri biasa dan luar biasa.

Contoh :

Pada gambar 4 garis ——– adalah garis-garis poligon yang diikatkan pada titik
dasar tehnik (A dan B) dan garis _______ merupakan garis pengukuran detail
berupa data azimuth, sedangkan jarak detail dan detail yang tidak dapat diamati
dengan alat optis diukur dengan pita ukur.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy

Close and accept

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 8/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

Gambar 2

Sudut dan Jarak

Metoda ini sama dengan pengukuran azimuth dan jarak, hanya data yang didapat
berupa sudut titik-titik detail yang diukur dari titik dasar tehnik ataupun dari titik
poligon bantu (titik perapatan) yang telah diketahui koordinatnya.
Sedangkan pengukuran jarak datar dan pengukuran detail yang tidak dapat diamati
dilakukan dengan pita ukur atau EDM. Detail bangunan yang ingin digambarkan
pada peta dilaksanakan dengan cara terristis.
Pengukuran jarak mendatar dilakukan dengan menggunakan pita ukur atau EDM.
Jarak dibaca minimal 2 kali.
Pengukuran sudut dilakukan 2 (dua) seri biasa dan luar biasa.

Contoh :

Pada gambar 4 garis ——— adalah garis-garis poligon yang diikatkan pada titik dasar tehnik (A
dan B) dan garis ______ merupakan garis pengukuran detail berupa data azimuth, sedangkan
jarak detail dan detail yang tidak dapat diamati dengan alat optis diukur dengan pita ukur.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy

Close and accept

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 9/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

Gambar 3

Gabungan Metoda

Untuk mempermudah pengukuran, perhitungan dan penggambaran data detail yang diukur
harus memperhatikan berbagai metoda dimaksud. Untuk daerah yang luas dimana bidang
tanahnya saling berbatasan dengan bentuk yang tidak teratur, metoda-metoda di atas
sering harus digunakan bersama-sama.

3.2 Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto/blow up foto)

Pengukuran bidang tanah dengan metode fotogrametris memanfaatkan sarana peta


foto sebagai dasar untuk memetakan letak batas bidang tanah dan mencatat data
ukuran bidang tanah tersebut.
Pengukuran bidang tanah untuk daerah yang telah tersedia peta dasar pendaftaran
yang berupa peta foto dilaksanakan dengan cara identifikasi bidang tanah yang
batasnya telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Batas-batas bidang tanah yang diidentifikasi pada peta foto harus diukur di lapangan.
Apabila titik-titik batas tidak dapat diidentifikasi pada peta foto karena tumbuhan atau
halangan pandangan lain, maka dilakukan pengukuran dari titik-titik batas yang
berdekatan atau titik-titik lain yang dapat diidentifikasi pada peta foto, sehingga titik
batas yang tidak dapat terlihat tersebut dapat ditandai di peta foto dengan cara
perpotongan kemuka.

3.3 Metode Pengamatan GPS

PrivacyPengukuran
& Cookies: This site uses
bidang cookies.
tanah yangBy continuing to dengan
dilaksanakan use this website, you agreemetode
menggunakan to their use.
pengamatan GPS
dapat dilakukan dengan metode polar dari dua titik dasar teknik
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy atau titik ikat yang dihasilkan dari
pengamatan Rapid Static,
Stop and Go atau Real Time Kinematic.
Close and accept

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 10/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
3.3.1 Pengamatan Rapid Static

Metode Rapid Static adalah metode pengamatan GPS dengan survai statik singkat yang lama
waktu pengamatannya antara 5 – 20 menit (Abidin, 1995). Metode pangamatan ini digunakan
untuk koordinat dari titik-titik yang relatif dekat satu sama lainnya. Posisi / koordinat titik-titik batas
ditentukan setelah pengamatan selesai dilakukan (metode post processing).

Sesi pengamatan 5 – 20 menit


Prosedur pengumpulan data di lapangan seperti metode static
Gunakan 2 set receiver GPS dan Lebih diutamakan untuk receiver GPS yang dapat
menangkap 2 frekuensi L1 dan L2.
Satu receiver digunakan sebagai monitor/reference station yang didirikan pada titik ikat
dan satu receiver lainnya digunakan untuk menentukan titik-titik batas bidang tanah.
Lama pengamatan tergantung pada panjang baseline, jumlah satelit, serta geometri
satelit (GDOP).
Memerlukan geometri satelit yang baik, tingkat bias dan kesalahan data relatif rendah,
serta lingkungan yang tidak menimbulkan multipath.

Gambar 4

1. Pengamatan Stop and Go


Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy

Metode Stop and Go adalah metode pengamatan GPS yang penentuan posisinya Close and accept
dilakukan dengan metode semikinematik / mirip metode kinematik. Posisi suatu titik batas
ditentukan oleh receiver GPS yang bergerak dari satu titik batas ke titik batas lainnya,

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 11/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
dimana pada setiap titiknya receiver GPS yang bersangkutan diam beberapa saat untuk
melakukan pengamatan GPS. Metode pangamatan ini digunakan untuk koordinat dari titik-
titik batas yang relatif banyak dengan jarak yang relatif dekat satu sama lainnya yang
berada pada daerah terbuka. Posisi / koordinat titik-titik batas ditentukan setelah
pengamatan selesai dilakukan (metode post processing).

Sesi pengamatan pada setiap titik batas 5 – 10 menit


Prosedur pengumpulan data di lapangan seperti metode kinematik.
Gunakan 2 set receiver GPS dan Lebih diutamakan untuk receiver GPS yang dapat
menangkap 2 frekuensi L1 dan L2.
Satu receiver digunakan sebagai monitor/reference station yang didirikan pada titik ikat
dan satu receiver lainnya digunakan sebagai rover receiver yang bergerak dari satu titik
batas ke titik batas lainnya.
Jagalah agar Pengamatan sinyal satelit GPS yang dilakukan oleh rover station dari satu
titik batas ke titik batas lainnnya tidak terputus.
Lama pengamatan tergantung pada panjang baseline, jumlah satelit, serta geometri
satelit (GDOP).
Lakukan pengamatan data fase dan Ambiguitas fase pada titik ikat harus ditentukan
sebelum rover receiver bergerak.

Jika pada epoch tertentu selama rover receiver bergerak terjadi cycle slip,
maka rover station harus melakukan inisialisasi kembali dan kemudian bergerak lagi.

Gambar 5

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy

3.3.3 Pengukuran Titik Batas dengan Metode Pengamatan GPS Close and accept

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 12/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

Tentukanlah metode pengamatan GPS yang akan digunakan, Rapid Statik atau Stop
and Go.
Tentukan 2 (dua) titik dasar teknik atau titik ikat yang akan digunakan untuk
pengamatan GPS. Kedua titik tersebut akan digunakan untuk pengukuran titik-titik
batas bidang tanah.
Siapkan minimal 2 set peralatan receiver GPS yang mempunyai kemampuan untuk
melakukan metode pengamatan Rapid Static dan Stop and Go, dapat menangkap
sinyal dari minimal 8 satelit untuk dengan frekuensi L1 dan L2.
Lakukanlah pengamatan GPS dengan minimal 4 satelit, Cut off angle 15%, GDOP < 8,
interval epoch 15 detik, lama pengamatan disesuaikan dengan metode
pengamatannya (Rapid static / Stop and Go).
Proseslah data pengamatan tersebut dan hitung baseline-baseline (jarak) antara titik
ikat dengan titik batas, apabila metode pengamatan yang digunakan Rapid Static atau
Stop and Go.
Data yang diperlukan untuk menghitung titik batas bidang tanah adalah Azimuth
antara dua titik ikat, sudut dan jarak yang diukur dari titik ikat, apabila metode
pengamatan yang digunakan Rapid Static atau Stop and Go.

Contoh : Metode pengamatan Rapid Static atau Stop and Go

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuingGambar


to use 6this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
Keterangan :

Close and accept

A dan B = titik ikat yang diketahui koordinatnya


https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 13/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
aAB = Azimuth dari titik ikat A ke B

a,b,c,dan d = titik batas bidang tanah yang terikat pada titik B

b1, b2, b3, dan b4 = Sudut rincikan di titik B terhadap titik batas bidang tanah a,b,c
dan d.

d1, d2, d3, dan d4 = jarak rincikan dari titik B terhadap titik batas bidang tanah a,b,c
dan d.

Menentukan posisi/koordinat titik batas bidang tanah :

aBa = { aAB + b1 } + 180

Xa = XB + d1 sin aBa

Ya = YB + d1 cos aBa

IV. PENGGAMBARAN HASIL UKUR

Hasil pengukuran bidang tanah untuk keperluan pendaftaran hak atas tanah digambarkan atau dipetakan
pada gambar ukur dan peta pendaftaran. Penulisan dan penggambaran hasil ukur dibedakan menurut
metode pengukuran dan penggunaan alat ukurnya.

1. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dengan metode terestris (metode offset secara trilaterasi)
dengan menggunakan alat meetband atau EDM, maka data ukuran dituliskan langsung di gambar
ukur (DI 107) beserta sket bidang tanah tersebut dengan dilengkapi deskripsi lokasi dan titik ikat yang
digunakan.
2. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dengan metode terestris (metode polar) dengan
menggunakan alat ukur theodolite dan meetband atau EDM, maka data ukuran dituliskan pada DI 103
dan gambar ukur (DI 107) beserta sket bidang tanah tersebut dengan dilengkapi deskripsi lokasi dan
titik ikat yang digunakan.
3. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dengan metode terestris (metode polar) dengan
menggunakan alat ukur total station, maka data ukuran disajikan dalam bentuk print out & file data,
kemudian dijadikan satu dengan gambar ukurnya. Sket bidang tanah dan deskripsi lokasi
digambarkan pada gambar ukur tersebut, termasuk titik ikat yang digunakan.
4. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dari penggunaan peta foto / blow up foto (hasil
fotogrametris), maka data ukuran berupa hasil kartiran bidang tanah di peta foto/blow up foto udara
tersebut, yang kemudian dilampirkan pada gambar ukur dengan cara overlay atau copy (lihat
lampiran).
5. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dari pengamatan GPS, maka data ukuran disajikan dalam
bentuk print out baseline & file data, kemudian dijadikan satu dengan gambar ukurnya (DI 107).
6. Keseluruhan hasil ukur tersebut kemudian harus dipetakan ke dalam peta pendaftaran.
7. Pemetaan bidang tanah untuk hasil kartiran peta foto dilaksanakan dengan mengutip batas-batas
Privacy & Cookies:
bidang Thistelah
tanah yang site uses cookies. dan
ditetapkan By continuing to use this
memetakannya padawebsite, you agree
lembaran peta to their use.
pendaftaran
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy

Close and accept


4.1 Pembuatan Gambar Ukur

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 14/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

1. Gambar ukur adalah dokumen tempat mencantumkan gambar suatu bidang tanah atau lebih dan
situasi sekitarnya serta data hasil pengukuran bidang tanah baik berupa jarak, sudut, azimuth ataupun
sudut jurusan.
2. Format gambar ukur :

Ukuran kertas : A4
Ketebalan kertas : » karton manila
Warna : hijau tosca
Bahan : kertas
Tampilan sampul muka dan belakang (DI 107)

1. Tata cara penggambaran bidang tanah pada gambar ukur :

Setiap pengukuran bidang tanah harus dibuatkan gambar ukurnya.


Gambar Ukur dapat menggambarkan satu bidang tanah atau lebih.
Gambar Ukur merupakan catatan asli lapangan dan dibuat sedemikian rupa sehingga
gambar bidang tanah dan catatannya terbaca denga jelas
Seluruh data hasil ukuran batas bidang tanah dicatat pada gambar ukur dan harus dapat
digunakan untuk pengembalian batas bidang tanah yang bersangkutan apabila
diperlukan.
Setiap gambar ukur dibuatkan nomor gambar ukurnya dengan nomor urut mengacu ke
pada DI 302.
Seluruh data pengukuran batas bidang tanah yang dicatat pada gambar ukur adalah data
ukuran (bukan data hitungan), jumlah pengambilan data ukuran sesuai dengan petunjuk
teknis pengukuran dan pemetaan PMNA/KBPN No. 3/1997 termasuk data ukuran lebih.
Penulisan data ukur sesuai dengan petunjuk teknis pengukuran dan pemetaan
PMNA/KBPN No. 3/1997.
Data ukuran batas bidang tanah digambarkan pada halaman belakang D.I. 107 dengan
dilengkapi deskripsi lokasi dan legenda yang digunakan.
Data ukuran yang dicantumkan pada gambar ukur harus dapat dipakai sebagai data untuk
mengkartir bentuk bidang tanah, baik secara manual maupun digital
Penggambaran bidang tanah dan pencatatan angka ukur harus menggunakan tinta hitam.

1. Tata cara Pengisian Gambar Ukur (DI. 107) :


Format gambar ukur yang digunakan adalah DI.107A dengan jumlah halaman sebanyak
2 (dua) yaitu Halaman muka dan belakang.

2. Halaman Satu (halaman muka) :

Sebagai salah satu warkah yang sangat penting, pengisian gambar ukur harus benar-benar
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan administrasi dan teknis, sehingga apabila diperlukan
untuk pengembalian batas maupun sebagai pembuktian jika ada permasalahan di lapangan
dapat diselesaikan dengan cepat dan benar. Oleh karena itu pengisian gambar ukur harus
memperhatikan segala kondisi fisik di lapangan baik benda-benda tetap yang akan dijadikan titik
ikat maupun situasi di sekitar bidang tanah yang diukur.

Pengisian data tektual pada halaman satu adalah sebagai berikut :


Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
1. Nomor
To find out more, including howGU : diutulis
to control 15 digit
cookies, seedengan ketentuan
here: Cookie Policydigit 1 – 2 adalah kode petugas ukur,
digit 3 – 7 adalah nomor urut gambar ukur (nomor DI.302) dan digit 8 – 15 adalah
tanggal pengukuran.
Close and accept
Contoh : 00 00005 23 10 2001

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 15/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

2. Tahun : diisi tahun pembuatan gambar ukur


3. Nomor : diisi Nomor Identifikasi Bidang (NIB) yang juga merupakan nomor gambar
ukur
4. Lokasi : diisi Nomor Peta Pendaftaran, Nomor Foto Udara, Desa/Kelurahan dan
Kabupaten/Kota.
5. Keterangan Pemohon : diisi dengan nama & alamat pemohon, tanggal permohonan,
dan membubuhkan tanda tangan pemohon (pada kolom II. Keterangan pemohon).
Jika penetapan batas hanya dilakukan oleh pemohon, maka pemohon mempunyai
kewajiban untuk memberi pernyataan pada kolom keterangan pemohon dengan
bunyi “bahwa penunjukan batas-batas bidang tanah ditunjukkan dengan sebenar-
benarnya, apabila dikemudian hari terdapat gugatan, maka saya bertanggung jawab
dan bersedia dituntut di Pengadilan”, ditandatangani di atas materai.
6. Keterangan Pengukur : diisi dengan nama juru ukur, tanggal pengukuran dan
dibubuhi tanda tangan juru ukur (pada kolom III. Keterangan Pengukur).
7. Persetujuan batas bidang Tanah : diisi nama para pihak yang berbatasan dan
dibubuhi tanda tangan (untuk memenuhi asas kontradiktur delimitasi). Apabila di
salah satu sisi terdapat lebih dari satu pemilik tanah yang berbatasan, maka seluruh
pemilik tanah yang berbatasan tersebut membubuhkan nama beserta tanda tangan
di kolom yang sesuai.
8. Sket lokasi : diisi dengan memberikan ketarangan letak tanah beserta denahnya,
yang mudah dikenali dan ditemukan saat pengembalian batas/ rekontruksi. Lokasi
bidang tanah dapat diidentifikasi melalui titik referensi.

1. Halaman Dua (halaman belakang) :

Pada halaman ini diisikan data ukuran bidang tanah yang dimohon dengan melengkapi
keterangan lokasi atau catatan penting yang suatu waktu diperlukan.

a. Pengisian data ukuran dari metode terestris dan atau metode polar adalah
sebagai berikut :

Arah utara penggambaran (utara peta)


Gambar bidang tanah sesuai dengan bentuk yang dibubuhi data ukuran
panjangan (untuk EDM, meetband) atau print out (total station atau theodolit
sejenisnya).
Tata cara penulisan angka ukur dalam satuan panjang M (meter), dengan 2 angka
penting di belakang koma, misal XXX,YY m.
Tata cara penulisan sudut ukuran dengan satuan derajat, misal ddo mm’.
Penulisan data :

Sudut hasil ukuran dituliskan pada sudut


antara dua arah dengan memberi tanda busur.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
Sudut jurusan ditulis sepanjang garis ukur, dibaca dari kiri ke
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
kanan.

Jarak ditulis sepanjang garis ukur. Close and accept

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 16/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

Pengisian data Ukuran dari penggunaan peta foto / blow up foto adalah sbb :

Halaman ini dikosongkan dan hanya diisi skets lokasi bidang tanah yang diukur dan
dibubuhi tulisan “lihat lampiran gambar ukur”, dimana lampiran tersebut ditandatangani
juru ukur. Lampiran gambar ukur yang diklip pada halaman kedua adalah :

Foto udara / Peta foto, blow up foto udara atau citra lainnya yang
menggambarkan bidang tanah yang dimohon dengan melengkapi arah utara
penggambaran (utara peta). Pengukuran bidang tanah dengan menggunakan
foto udara/peta foto atau blow up foto yang sudah tersedia sesuai dengan kondisi
dan letak bidang tanahnya di lapangan. Gambar bidang tanah sesuai dengan
bentuk yang dibubuhi data ukuran panjangan (untuk EDM, meetband) atau print
out (total station atau theodolit sejenisnya).
Hasil tindisan/prik/kartiran peta foto / blow up foto udara untuk bidang tanah yang
dimohon dilampirkan pada gambar ukur dengan cara dicopykan / dioverlaykan.

4.2 Pemetaan Hasil Ukuran

Peta pendaftaran adalah peta yang menggambarkan bidang atau bidang-bidang tanah yang batas-
batasnya telah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang untuk keperluan pendaftaran tanah. Peta
pendaftaran ini menginformasikan mengenai letak, bentuk, batas, dan luas serta nomor identifikasi
bidang dari setiap bidang tanah.

Peta pendaftaran yang digunakan untuk kegiatan sehari-hari di Kantor Pertanahan haruslah peta
dalam sistem koordinat tertentu dan format peta tertentu. Sistem koordinat tertentu artinya untuk
suatu peta pendaftaran hanya menggunakan sistem koordinat nasional (TM-30). Sedangkan format
peta tertentu artinya peta pendaftaran menggunakan format nasional sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

Proses pemetaan hasil ukuran memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini :

Jika peta pendaftaran yang berasal dari peta foto / blow up foto, maka pemetaannya
dilaksanakan dengan memplotkan batas bidang tanah hasil kartiran yang telah
diidentifikasi serta telah diukur di lapangan. Pemetaan bidang tanah yang dimaksud
harus telah mendapat koreksi dan adjustment posisi relatif antar bidang.
Jika peta pendaftaran yang berasal dari peta garis dimana hasil ukuran lapangannya
telah dikartir pada peta dasar pendaftaran tersebut, maka pemetaannya dilaksanakan
dengan memplotkan batas-batas bidang tanah dengan terlebih dahulu mengidentifikasi
minimal 2 (dua) titik sekutu yang digunakan. Garis basis dari 2 titik sekutu digunakan
sebagai dasar untuk mentransformasi / menyalin bidang tanah dari peta dasar
pendaftaran ke peta pendaftaran. Titik sekutu yang dimaksud adalah titik yang sama
yang diidentifikasi dan diukur baik di peta maupun di lapangan dalam sistem koordinat
TM-30.
Jika tidak tersedia peta dasar pendaftaran yang memuat kartiran hasil ukuran dari
gambar ukur, maka pembuatan peta pendaftarannya dapat dilakukan bersamaan
dengan pengukuran bidang. Peta pendaftaran yang dimaksud berasal dari kartiran hasil
ukuran yang tertuang pada gambar ukurnya.
Privacy & Cookies: This site
Untuk uses cookies.
memastikan By continuing
seluruh to usetelah
hasil ukuran this website, you agree
terpetakan padatopeta
their pendaftaran,
use. maka
Petugas how
To find out more, including Ukur menyerahkan
to control seluruh
cookies, see berkasPolicy
here: Cookie pemetaan kepada Kepala Sub Seksi
Pengukuran atau koordinator pemetaan. Kasubsi Pengukuran / Koordinator Pemetaan
berkewajiban untuk memeriksanya dan membubuhi paraf serta keterangan pada
Gambar Ukur dengan bunyi “telah terpetakan”. Close and accept
Petakan seluruh bidang-bidang tanah terdaftar pada peta pendaftaran.

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 17/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

Setiap bidang tanah yang dipetakan pada peta pendaftaran telah memiliki Nomor
Identifikasi Bidang tanah (NIB) yang unik/khusus untuk satu desa/kelurahan.
Jika sebagian/sekelompok bidang tanah tidak dapat dipetakan dalam skala yang sedang
dikerjakan atau tidak dapat diplotkan pada peta pendaftaran yang ada karena alasan
kartografi, maka kelompok bidang tersebut dipetakan pada skala kecil dari 1 : 1.000.
Pilihlah metode penyalinan/pengutipan bidang-bidang tanah dari peta dasar pendaftaran
untuk pembuatan peta pendaftaran.
Pembuatan peta pendaftaran harus sama dan berimpit dengan salib sumbu (grid) sistem
koordinat nasional TM-30.
Penyalinan/pengutipan dapat dilakukan dengan cara :

1. Metode manual

Penyalinan/pengutipan dilakukan dengan memperhatikan kaidah kartografi.


Pilahlah data yang diperlukan untuk menjadi peta pendaftaran dengan
memperhatikan ketentuan-ketentuan yang harus dimiliki oleh suatu peta
pendaftaran.
Pembuatan peta pendaftaran menggunakan format dan sistem koordinat nasional,
maka langkah yang harus diikuti adalah :
Letakkan peta dasar pendaftaran di atas meja gambar, dan lekatkan selotif
agar peta tidak bergeser atau berubah posisi.
Letakkan bingkai / blad peta pendaftaran di atas peta dasar pendaftaran
sedemikian rupa sehingga rupa sehingga garis basis / dua titik sekutu
berimpit, dan lekatkan selotif pada peta pendaftaran yang telah dioverlaykan
agar tidak berubah.
Lakukan penyalinan/pengutipan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

1. Metode digital

Berdasarkan tersedianya data yang ada untuk pembuatan peta pendaftaran digital dapat
dilakukan dengan kondisi tersedianya peta dasar digital dengan sistem koordinat
nasional TM-30. Peta dasar digital dapat berupa :

Peta garis digital


Peta foto digital

Dengan tersedianya peta dasar digital tersebut, maka pelaksanaan pemetaannya dapat
dilakukan dengan cara :

Penggabungan file (manuskrip) pada peta digital. File digital dapat berupa peta
bidang tanah atau peta blok digital dengan sistem koordinat TM-30.
Pengkartiran gambar ukur secara interaktif pada layar monitor komputer. Data
lapangan dikartir secara langsung pada format peta digital, sehingga seluruh bidang
tanah yang telah ditetapkan batas-batasnya tergambar pada peta dasar digital,
kemudian diberi NIB dan No.hak.
Penambahan data pada peta digital dilakukan secara up to date dan dimungkinkan
penambahan data bidang tanah dari hasil pendaftaran tanah sistematik yang
disisipkan (inset/append) pada file data peta digital yang ada yang sesuai.
Privacy & Cookies: ThisPada pembuatan
site uses peta
cookies. By pendaftaran
continuing digital,
to use this masing-masing
website, data
you agree to their use.dikelompokkan
dalam suatu lapisan data (layer) tertentu sesuai
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy dengan ketentuan yang berlaku. Hal
itu dilakukan untuk memudahkan dalam pelaksanaan editing atau pembaharuan
data. Pengelompokan data sesuai dengan feature geografisnya, misalkan jalan,
bidang tanah, sungai, dll. Close and accept

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 18/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
4.3 Pembuatan Peta Bidang Tanah

Peta bidang tanah adalah peta yang menggambarkan satu bidang tanah atau lebih pada lembaran
kertas dengan suatu skala tertentu yang batas-batasnya telah ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang dan digunakan untuk pengumuman data fisik.

Metode Pembuatan Peta Bidang Tanah adalah :

Jika peta bidang dibuat berdasarkan data gambar ukuran atau merupakan bagian dari
peta pendaftaran. Peta bidang tanah yang dimaksud harus telah mendapat koreksi dan
adjustment posisi relatif antar bidang.
Untuk keperluan pengumumam data fisik, peta bidang tanah merupakan bagian dari DI
201 B pada Pendaftaran Tanah Sporadik dan DI 201 C pada Pendaftaran Tanah
Sistematik.
Pembuatan peta bidang tanah dapat dilakukan dengan metode manual (hasil kartiran data
gambar ukur) atau dengan metode digital (penggunaan file digital peta pendaftaran yang
diekstrak), pada skala yang disesuaikan dengan kebutuhan :
Pendaftaran tanah sistematik : format A3 skala 1 : 1.000
Pendaftaran tanah sporadik : skala 1 : 250 , 1 : 500 atau 1 : 1.000 atau lebih kecil,
dengan catatan seluruh bidang tanah dan situasi sekitarnya tergambar simetris
pada satu lembar kertas ukuran tertentu.
Pemetaan HGU, HP, HPl dibuat dengan skala yang sesuai untuk menggambarkan
seluruh bidang tanah pada kertas format tertentu.

V. PERHITUNGAN LUAS BIDANG TANAH

Hitunglah luas bidang tanah sesuai dengan metode Hitungan luas yang dipilih.
Luas hitungan merupakan luas bidang yang diproyeksikan ke bidang datar.
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
Angka penting hasil hitungan luas yang dicantumkan dalam surat ukur memenuhi ketentuan tolerensi
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
ketelitian ½ Ö L.
Ketentuan penulisan hasil hitungan luas adalah :
Close and accept
Untuk luas s/d 1 Ha : luas hitungan tertulis sampai fraksi satuan meter. contoh : hasil hitungan
995,6 m2 ditulis menjadi 996 m2.

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 19/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

Untuk luas 1 Ha s/d 5 Ha : luas hitungan tertulis sampai fraksi puluhan meter. Contoh : hasil
hitungan 45.565,45 m2 ditulis menjadi 45.560 m2.
Untuk luas 5 Ha s/d 100 Ha : luas hitungan tertulis sampai fraksi ratusan meter. Contoh : hasil
hitungan 857.880,25 m2 (85,788025 Ha) ditulis menjadi 857.900 m2 (85,79 Ha).
Untuk luas di atas 100 Ha : luas hitungan tertulis sampai fraksi ribuan meter. Contoh : hasil
hitungan 1.255.678,25 m2 (125,567825 Ha) ditulis menjadi 125,6 Ha.

Menentukan luas sebidang tanah dapat kita bagi atas beberapa cara :

5.1 Penetuan luas Secara Numeris

5.1.1 Dari Koordinat

Misalkan titik sudut dari sebidang tanah ditentukan dalam koordinat : A (x1,y1), B (x2,y2), C (x3,y3)
dan D (x4,y4).

Luas segi empat ABCD adalah sama luas trapezium ABB1A1


+ luas trapesium PCC1B1 dikurangi luas-luas trap DCC1D1 dan ADD1A1, yaitu :

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy

Close and accept


Gambar 7

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 20/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

2 luas ABCD = (x2 – x1 ) (y2 + y1) + (x3 – x2 )

(y3 + y2 ) + (x3 – x4 ) (y3+ y4)

+ ( x4 – x1 ) ( y4 + y1 )

Atau

untuk rumus umum :

2 Luas = ( x n+1 – x n ) ( y n+1 + y n )

dimana :

m = maksimum titik batas

X(m+1)= X1

Y(m+1)= Y2

rumus – rumus diatas dikenal dengan rumus – rumus trapesium dan mudah dikerjakan
dengan mesin hitung (kalkulator/komputer).

1. Dari Angka – Angka Ukur

Pada gambar ukur tercantum angka-angka yang menunjukkan panjang dari batas
bidang tanah. Tetapi berhubung jarang sekali terjadi bentuk-bentuk geometris yang
dapat ditentukan seluruhnya oleh angka-angka ukur itu, maka perlu diubah menjadi
bentuk-bentuk yang dapat diuraikan dengan rumus-rumus planimetri, ialah bentuk-
bentuk :

lingkaran atau sebagian daripadanya


segitiga
bentuk-bentuk dimana absis dan ordinat dari semua titik sudut diketahui hanya
terhadap satu garis.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
Suatu bentuk geometris yang seluruhnya ditentukan oleh angka-angka ukur mempunyai harga
satu luas yang benar, yaitu luas diperoleh dari perhitungan angka-angka ukur tadi. Lain halnyaClose and accept
jika luas tersebut diperoleh dari konstuksi dari bidang tanah tersebut dengan pertolongan angka-
angka ukur yang telah dibulatkan atau dengan angka-angka ukur yang tidak benar tepat. Kita

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 21/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
lihat dalam beberapa hal nanti pembulatan-pembulatan yang demikian mempunyai pengaruh
besar.

1. Ruas lingkaran atau sebagian daripadanya

Persil yang berbentuk lingkaran tidak ada, tetapi persil-persil yang terletak pada perpotongan jalan,
mempunyai sudut yang dibulatkan.

Gambar 8

Jika diantaranya R dan tali busur K diketahui atau dapat ditentukan, maka sudut pusat j
dihitung dari :

Sin ½ j = ½ K / R

Luas sektor lingkaran adalah :

L=(p
2
Privacy &jCookies:
/ 360 ) R
This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
Untuk mendapatkan luas yang tembereng, maka luas diatas dikurangi dengan luas segitiga
sama kaki (= ½ R2
sin j) sehingga : Close and accept

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 22/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
Luas tembereng menjadi :

L = (p
j / 360 ) R2 – ½ R2
sin j

L = ½ R2
{(
p
j / 180) – sin j }

L = ½ R2
{(
p
j‘ / 21600) – sin j‘ }

L = ½ R2
{(
p
j” / 1296000) – sin j” }

1. Segitiga

Rumus yang dipakai disini adalah rumus S,

yaitu :

Luas = Ö s ( s – a ) ( s – b ) ( s – c ) ;

dimana 2 s = a + b + c

Jika segitiga tersebut siku-siku, maka dipergunakan rumus yang sederhana, yaitu Luas = ½
basis x tinggi.

1. Bentuk-bentuk dimana absis dan ordinat dari titik sudut diketahui hanya
terhadap satu garis

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy

Close and accept

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 23/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

Gambar 9

Contoh : I, A, B, C, dan II adalah sebagian titik – titik batas suatu bidang tanah.

Garis I – II dipakai sebagai garis ukur, dan titik – titik A, B dan C kedudukannya ditentukan
terhadap garis ukur tersebut dengan mengukur ( pada garis ukur ) serta ordinatnya.

Luas bagian tanah yang dibatasi oleh titik-titik sudut tersebut adalah :

Contoh :

Luas bidang tanah abcdefgh adalah :

Luas Dadg + 1/2ab’.bb’ + 1/2b’c'(bb’ – cc’) –

1/2cc’.c’s + ee’.df + ff’.e’g – hh’ag


Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy

Close and accept

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 24/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

Gambar 10

5.2 Penetuan luas Secara Grafis

Membagi-bagi gambar tanah dalam bentuk-bentuk geometris sederhana, sehingga


dengan penjangkaan beberapa sisi dapat dihitung luasnya.

Pada umumnya bentuk-bentuk yang dimaksud adalah bentuk-bentuk segitiga, trapezium atau
persegiempat.

Contoh :

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy

Close and accept

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 25/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

Gambar 11

Jika kita hendak memakai rumus segitiga dari AD dan AB, atau dalam hal ini kita mengadakan
penjangkaan dari proyeksi sisi AB keatas basis.

Merubah bentuk gambar tanah (transformasi)

Transformasi disini adalah cara untuk merubah bentuk gambar menjadi bentuk–bentuk
yang sederhana dengan luas yang sama, sehingga tidak memerlukan banyak
penjangkaan atau perhitungan.

Contoh transformasi bentuk :

dapat ditransformasi menjadi segi empat FCDE dengan jalan menarik garis BF//AC, sehingga
luas D ABC = luas D AFC.

Segi lima ABCDE dapat ditransformasi menjadi segi empat FCDE dengan jalan menarik garis
BF//AC, sehingga luas D ABC = luas D AFC

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy

Close and accept

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 26/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

Gambar 12

VI. PENGEMBALIAN BATAS BIDANG TANAH

Pengembalian batas adalah pengukuran yang dilaksanakan ke dua atau beberapa kali
terhadap bidang tanah tersebut, oleh karena itu pengukurannya harus berdasarkan data
pendaftaran tanah pertama atau sebelumnya.
Prioritas data pengembalian batas yang akan digunakan :
Dari data ukur (Gambar Ukur).
Surat Ukur.
Peta pendaftaran.
Warkah.

Siapkan gambar ukur dari bidang tanah bersangkutan.


Carilah titik-titik ikat yang digunakan pada saat pengukuran serta catatan data ukuran yang
tercantum pada gambar ukur tersebut .
Gunakanlah alat ukur yang sesuai dengan data ukuran yang akan dikembalikan di
lapangan untuk menentukan titik-titik batas tersebut.
Tentukan titik-titik batas bidang tanah yang akan dikembalikan pada posisi sebenarnya di
lapangan berdasarkan catatan data ukuran.
Tahapan Pelaksanaan Pengukuran :
Siapkan data pendaftaran tanah sebelumnya (misalkan Gambar Ukur, Surat Ukur,
Peta Pendaftaran atau warkah).
Cari titik-titik yang dapat digunakan sebagai referensi untuk keperluan pengukuran
tersebut, titik-titik tersebut dilapangan dapat berupa :
Beberapa titik batas bidang tanah, kalau ada.
Beberapa titik batas bidang tanah bersebelahan yang masih tercatat pada
gambar ukur.
Titik dasar teknik atau titik-titik lain yang di gunakan sebagai titik ikat
pengukuran bidang tanah.
Rencanakan pekerjaan pengukuran yaitu : pengembalian batas, pemisahan atau
penggabungan serta harus disesuaikan dengan titik referensi yang tersedia.
Pengembalian keseluruhan titik-titik batas dapat dilakukan dari seluruh data
pada gambar ukur.
Pengembalian titik-titik batas sebagian asli dari data gambar ukur, sebagian
dari hitungan sudut atau jarak berdasarkan koordinat yang dibentuk oleh
data ukuran.
Pengembalian titik-titik batas seluruhnya dari data sudut dan jarak hasil
hitungan atau data koordinat.
Siapkan data ukuran-ukuran dari rencana sebagai unsur setting untuk
pengembalian/ pengukuran di lapangan dan juga titik-titik referensi yang digunakan.
Siapkan peralatan yang akan digunakan dalam pengukuran.
Ukur/kembalikan dimensi ukuran-ukuran pada rencana ke lapangan.
Privacy & Cookies: ThisPasang
site usestanda batas
cookies. pada titik-titik
By continuing batas
to use yang diperlukan.
this website, you agree to their use.
Cantumkan
To find out more, including NIB pada
how to control DI. see
cookies, 201.here: Cookie Policy

Close and accept

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 27/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

Hasil Pengembalian Batas dibuatkan dalam gambar ukur baru dan hasilnya sebagai
berikut :
Jika prioritasnya data ukur maka hasilnya : Berita acara, plot patok batas, tidak
perlu diukur: GU Rekonstruksi.
Jika prioritasnya Peta Pendaftaran maka hasilnya : Berita acara, plot patok batas,
tidak perlu diukur : GU Rekonstruksi.
Jika Prioritasnya Surat Ukur maka hasilnya : Berita acara, plot patok batas tidak,
perlu diukur: GU Rekonstruksi.
Jika prioritasnya Patok Batas maka hasilnya : Berita acara, plot patok batas, perlu
diukur : GU Rekonstruksi.
Jika prioritasnya Warkah maka hasilnya : Berita acara, plot patok batas, perlu
diukur : GU Rekonstruksi.

Contoh pengembalian batas dari Gambar Ukur :

Gambar 13

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy

Close and accept

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 28/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

LAMPIRAN

Contoh : Gambar Ukur dari peta foto/blow up foto

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy

Close and accept

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 29/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

Keterangan :

– Titik merah Adalah titik ikat bidang.

– Perpotongan 3 (tiga) lingkaran


untuk mendapatkan titik basis (titik kuning).
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy

– Batas Bidang tanah (garis kuning) adalah bidang yang terbentuk hasil dari penggambaran
Close and accept
GU dari foto.

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 30/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

Contoh Perataan secara grafis

Contoh Kesesuaian Peta Pendaftaran yang ada.

Di atas adalah contoh peta pendaftaran, yang ada.

Petugas pemetaan akan memetakan bidang tanah nomor 01005 di antara 01003 dan 01004. Selanjutnya petugas
pemetaan memetakan bidang tanah tersebut berdasarkan data gambar ukur dan didapat hasil sebagai berikut:

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy

Close and accept

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 31/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

Dengan demikian terdapat ruang kosong antara bidang 01005 dan 01004. Padahal dari data lapangan
diketahui bahwa bidang tanah 01005 bersebelahan dengan 01004 dan diketahui pula bahwa pada satu
blok jalan tersebut hanya terdapat 5 (lima) bidang tanah.

Untuk itu dilakukan penyesuaian data bidang tanah dengan data pada peta (blok jalan). Penyesuaian
dilakukan terhadap masing-masing bidang tanah secara proporsional.

BADAN PERTANAHAN NASIONAL

KANTOR PERTANAHAN …………………….

Jl. ………………………………………Telp………Fax…………….

Surat Tugas Pengukuran

No.:………………….

Penanggung jawab Pekerjaan Pekerjaan Lain (PPL) dalam pelaksanaan pengukuran dan pemetaan pada Kantor Pertanahan ………………….., Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kota ……………………..dengan ini menugaskan kepada :

1. a. Nama : ……………………

NIP : ……………………

Pangkat/Golongan : ……………………

Jabatan : ……………………

b. Dengan tugas : ……………………

2. a. Nama : ……………………

NIP : ……………………

Pangkat/Golongan : ……………………

Jabatan : ……………………

b. Dengan tugas : melaksanakan pengukuran Pekerjaan-Pekerjaan Lain (PPL) – pelaksanaan pengukuran & pemetaan.
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find
3. Lokasiout
danmore, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
volume kegiatan.

a. Desa/Kelurahan : ……………………
Close and accept
b. Kecamatan : ……………………

c. Volume : ……………..m2

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 32/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
4. Waktu : ……………hari

Tanggal : ………………s/d…………….…

5. Biaya : dibebankan kepada

DI 305 No………./tanggal…………..

DI 302 No………./tanggal…………..

6. Hasil pelaksanaan tugas supaya dilaporkan kepada Kasubsi Pengukuran, Pemetaan dan konversi.

Demikian Surat Tugas ini dibuat untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Dikeluarkan di : Kab/Kota ………

Pada tanggal : ………………….

A.N. KEPALA KANTOR PERTANAHAN

KABUPATEN/KOTA ………………….

Kasi Pengukuran dan Pendaftaran Tanah

Selaku

Penanggung Jawab DIK PPL

…………………………….

NIP…………..

ADVERTISEMENT

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy

Close and accept

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 33/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

Advertisements

REPORT THIS AD

REPORT THIS AD

Share this:

 Facebook 16  Twitter

Like
Be the first to like this.

Related

Pengumuman Materi OJT 2011 : Konsep Permasalahan Running


Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
In "General" Dasar Alat Ukur Total Station FAS4US di Windows 7
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
dan Theodolite Resolusi In "Mapping"
Rendah
Close and accept
In "Surveying"

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 34/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

Categories: General, Surveying


Comments (41) Trackbacks (0) Leave a comment Trackback

1.
indria
May 13, 2011 at 11:07 am
Reply

Dear bapak/ibu

Terima kasih info yang sangat bermanfaat tentang sistem pengukuran tanah di BPN.
Beberapa hal yang ingin saya tanyakan:
– apakah hasil penggunaan alat ukur GPS benar-benar akurat, sehinggga tidak ada
varian dari batas-batas yang sebenarnya?
– Dalam kondisi seperti apa harus dilakukan kalibrasi tehadap alat ukur, apakah
untuk GPS diperlukan juga kalibrasi?
– Apakah yang akan melakukan pengukuran tanah dengan menggunakan peralatan-
peralatan alat ukur yang disebutkan diatas harus melibatkan pihak BPN?

Terima kasih atas tanggapannya

regards,

Indria

2.
Mandor Harian Lepas
May 21, 2011 at 12:29 am
Reply

Sdr/i Indria, semua alat memiliki kelebihan dan tentunya kekurangan juga. Oleh
karena itu tetap ada batasan termasuk tingkat akurasi dan presisi yang diijinkan.
Tingkat akurasi hasil pengamatan GPS dipengaruhi banyak hal, misal kondisi
topografi, sebaran satelit maupun kondisi di sekitarnya. Khusus untuk GPS, tipe alat,
metode pengamatan, processing data dan tingkat ketelitian yang diijinkan bisa
dilihat di PMNA No.3/1997.
Kalibrasi tetap diperlukan untuk menjaga akurasi dan presisinya alat. Kalibrasi bisa
dilakukan secara periodik, termasuk juga GPS. Kalibrasi juga bisa dilakukan
sebelum suatu pekerjaan dilakukan (biasanya proyek).
Untuk pengukuran yang ada kaitannya dengan produk BPN maka pengukuran harus
dilakukan oleh surveyor BPN ataupun pihak ketiga yang ditunjuk dan mempunyai
kewenangan untuk melakukan pengukuran, misal Surveyor Berlisensi.

3.
sri
June 5, 2012 at 3:11 pm
Reply

terimakasih atas info nya..


nah saya mw tanya nih…
gmna
Privacy cara ngeprint
& Cookies: gambar
This site uses hasil
cookies. pengukuran
By continuing to use GPS, sesuai
this website, youdengan skala,
agree to their use. dalam
ukuran besar, mis: kertas A3
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy

Close and accept

Mandor Harian Lepas


https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 35/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

June 19, 2012 at 1:04 am


Reply

sri :
terimakasih atas info nya..
nah saya mw tanya nih…
gmna cara ngeprint gambar hasil pengukuran GPS, sesuai dengan
skala, dalam ukuran besar, mis: kertas A3

sebelum dilakukan plotting, terlebih dulu cek satuan yang digunakan oleh
software yang dipakai, misal autocad. cek apakah menggunakan satuan meter,
milimeter, inchi, dsb. untuk plotting di bpn menggunakan satuan meter.
pada saat plotting, cek satuan skala yang digunakan (ada 2 pilhan, mm atau
inchi), jika menggunakan satuan mm, untuk plotting peta skala 1:1000 diset
menjadi 1:1, skala 1:2500 menjadi 1:2.5
semoga membantu

4.
Om Ted
July 12, 2012 at 4:11 am
Reply

Wah.. sangat membantu sekali infonya om…. akan saya pelajari materinya… thx
sekali… >>>> http://www.ukurtanah.web.id

5.
bowo ekowidodo
August 22, 2012 at 7:47 am
Reply

Penjelasan yang sangat panjang samapi saya mumet di buatnya xi3

Beberapa bulan kemarin kami mengalami masalah dengan batas tanah yang tiba tiba
berubah, dilokasi tersebut memang belum ada sertifikat sebelumnya. Terus ada
bidang tanah yang diajukan untuk di buat sertifikat, saya sempat kaget karena

1. Lokasi tanah kami di tengah, yang dulunya kotak menjadi trapesium, menyempit
di muka jalan.
2. Pengukuran tidak menyertakan kami dilapangan, dan semua pemilik tanah yang
berbatasan

Kami cuman bisa pasrah ketika mendapati hal tersebut. Soalnya memang awam.
Cuman logika saya, orang dulu tidak akan membagi tanah di tengah berbentuk
trapesium.

Apakah logika saya ini salah? Apakah bisa seperti ini ada permainan perangkat desa,
dengan merubah batas tanah yang hanya merujuk pada luas surat pajak tanaj
tahunan?

Maaf saya bingung bertanya pada siapa, kalau pada perangkat desa saya ndak yakin
terpuaskan..
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
6.
Muh. Zein Thalib Close and accept
September 19, 2012 at 2:49 pm
Reply
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 36/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

bowo ekowidodo :
Penjelasan yang sangat panjang samapi saya mumet di buatnya xi3
Beberapa bulan kemarin kami mengalami masalah dengan batas tanah
yang tiba tiba berubah, dilokasi tersebut memang belum ada sertifikat
sebelumnya. Terus ada bidang tanah yang diajukan untuk di buat
sertifikat, saya sempat kaget karena
1. Lokasi tanah kami di tengah, yang dulunya kotak menjadi trapesium,
menyempit di muka jalan.
2. Pengukuran tidak menyertakan kami dilapangan, dan semua pemilik
tanah yang berbatasan
Kami cuman bisa pasrah ketika mendapati hal tersebut. Soalnya
memang awam. Cuman logika saya, orang dulu tidak akan membagi
tanah di tengah berbentuk trapesium.
Apakah logika saya ini salah? Apakah bisa seperti ini ada permainan
perangkat desa, dengan merubah batas tanah yang hanya merujuk pada
luas surat pajak tanaj tahunan?
Maaf saya bingung bertanya pada siapa, kalau pada perangkat desa saya
ndak yakin terpuaskan..

untuk kasus seperti itu mas bowo bisa minta pengecekan ke kantor pertanahan
setempat. setahu saya, berkas permohonan pendaftaran tanah bisa diproses kalau
syarat-syaratnya terpenuhi, misal persetujuan tetangga berbatas dari tanah yang
dimohon sertipikatnya yang dibuktikan dengan tanda tangan/cap jempol. jika pada
gambar ukur memang ada tanda tangan/cap jempol dicek apakah itu tandatangan /
cap jempol asli. bila diindikasikan palsu bisa digugat itu mas. bisa juga di cek tanda
batas yang ada, kalau memang ternyata masuk ke tanah mas bowo bisa dimohon
pengukuran ulang.

7.
ari0508
March 12, 2013 at 12:22 pm
Reply

saya ingin informasi atau konfirmasi nih mengenai pengukuran area tanah…dalam
pengukuran tanah jika areal dalam bentuk segi tidak beraturan/
banyak..bagaimanakah cara perhitungan luas tanah tersebut..misal area dalam bentuk
letter L

Admin
May 24, 2013 at 12:54 am
Reply

paling sederhana membagi bidang tanah tersebut ke bangun segitiga

8.
adhilu
March 22, 2013 at 7:29 pm
Reply

saya&ingin
Privacy mendapat
Cookies: informasi
This site uses cookies. Bylebih jelastoterkait
continuing kegiatan
use this website, youpengukuran secara
agree to their use.
sistimatis
To find out more,mengenai cara
including how penomoran
to control GUhere:
cookies, see dimana
Cookie dalam
1 GU memuat beberapa
Policy
bidang apakah penomoran GU hanya 1 nomor mewakili semua bidang dalam GU tsb
atau masing2 bidang mempunyai nomor GU masing2. misal: 10 bidang dlm 1 GU Close and accept
apakah nomor GU juga harus 10 atau cukup 1 aja..trims

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 37/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

noeqx
May 4, 2013 at 11:47 pm
Reply

adhilu :
saya ingin mendapat informasi lebih jelas terkait kegiatan
pengukuran secara sistimatis mengenai cara penomoran GU
dimana dalam 1 GU memuat beberapa bidang apakah penomoran
GU hanya 1 nomor mewakili semua bidang dalam GU tsb atau
masing2 bidang mempunyai nomor GU masing2. misal: 10
bidang dlm 1 GU apakah nomor GU juga harus 10 atau cukup 1
aja..trims

terkait kegiatan pengukuran sistematis jika di dalam satu GU terdapat


beberapa bidang tanah maka penomoran GU nya harus sejumlah bidang yang
terukur di dalam GU.

9.
reski
January 2, 2014 at 10:45 pm
Reply

saya ingin mengetahui lebih detail lagi cara atau tahap tahap menggunakan gps
dalam pengukuran stop and go

Admin
March 26, 2014 at 10:55 pm
Reply

bisa dipelajari di
http://www.gmat.unsw.edu.au/snap/gps/gps_survey/chap5/554.htm

10.
iwan
February 23, 2014 at 2:20 am
Reply

saya pengin tau kalau di bpn biasanya untuk penggambaran GU sekaligus


pencetakannya menggunakan program apa?

Admin
March 26, 2014 at 10:57 pm
Reply

penggambaran pakai autocad / autocad map (ditambah FAS4US, FAS4SAS


atau Ajdsurveyor)
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy

11. Close and accept


eko
February 27, 2014 at 10:03 am
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 38/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

Reply

saya mau tanya


apakah dalam menggambar surat ukur, selalu ada jarak antara bidang tanah dengan
jalan besar
sehingga seolah-olah ada tanah orang lain di depan tanah kita , padahal kondisi
realnya bidang tanah kita langsung berbatasan dengan jalan

Terimakasih

Admin
March 26, 2014 at 11:01 pm
Reply

yang dimaksud jalan itu batas aspal atau dmj (daerah milik jalan). untuk jalan
besar, ada ketentuan mengenai sempadan jalan, bisa dicek di perda masing-
masing daerah. bidang tanah di depan bidang tanah tersebut bukan milik
orang, tapi tanah negara (dmj). perlu diingat komposisi jalan besar adalah
batas aspal, bahu jalan, trotoar, got/saluran air dan roi.
tks

12.
hanafie
March 13, 2014 at 3:59 pm
Reply

bos bisa kasih contoh perhitungan pake angka gak kalo ngeliat rumusnya aneh
bingung…kalo bisa ane minta tolong hitungin luas tanah ane ukurannya Lebar
Depan : 2.87m Lebar belakang : 3.10m panjang kanan : 8.55 panjang kiri : 8.10
kira2 luasnya berapa ya boss..terima kasih atas perhatian dan jawabannya…

Admin
March 26, 2014 at 11:03 pm
Reply

sebelum menghitung luas, bidang tanah yang diukur harus bisa digambar
terlebih dahulu. melihat uraian data di atas, masih diperlukan ukuran panjang
diagonal ataupun pengikat sisi.
tks

Dina afika
August 31, 2017 at 7:02 am

Bos…cara perhitungan nya bkanya panjang x lebar untuk luas nya jika
pnjg dua sisibn lebar dua sisi sama..ato gmn ce cra perhtgan nya yg bner
msih bnggung nich
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
13.
Achmad Fauzan Close and accept
March 24, 2014 at 5:28 pm
Reply
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 39/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

Terima kasih atas penyajiannya.

Saya mohon tanya :


1. Apakah saat pengukuran harus ada (beberapa) saksi dari pemilik tanah/rumah
yang bersebelahan dengan obyek yang akan diukur ?

2. Apa itu juga berlaku untuk pengukuran tanah melalui Prona ?

3. Untuk jawaban no 1 dan 2, dimana diaturnya ?.

Terima kasih atas perhatiannya

Admin
March 26, 2014 at 11:16 pm
Reply

pertanyaan 1 dan 2, pemilik bidang tanah yang berbatasan berkaitan dengan


penetapan batas bidang tanah dan berlaku baik untuk kegiatan yang bersifat
sistematis (termasuk prona) maupun sporadis.
cek pmna 3/1997 mulai pasal 19.
tks

14.
achmad fauzan
March 27, 2014 at 7:02 am
Reply

Terima kasih atas jawabannya. Maaf mau tanya lagi :Ada yang bilang data fisik dan
data yuridis itu bersifat terbuka.

Apakah semua data yang tercantum dalam data fisik dan/ atau data yuridis dapat
diketahui publik ? atau ada hal tertentu yang tidak boleh diketahui pubiik ? jika ya
apa saja dan mengapa ?

Terima kasih atas perhatiannya

15.
Abdul Rahman
May 16, 2014 at 10:37 am
Reply

Mau tanya Min, saya beli rumah di perumahan di daerah depok, type 36/99, di
sertipikat tanah tertulis ukuran 99 m2, tapi ketika melihat gambar di sertipikat
kemudian saya bandingkan dengan keadaan realnya ada sedikit perbedaan kira-kira
5-8 m2, lebih luas tanah realnya (kurang lebih 104-106 m2) dari pada luas tanah di
sertipikat (99 m2), menurut pihak developer memang ada beda antara luas real
dengan luas di sertipikat, lebih luas yang realnya, dan menurut developer, itu tanah
milik developer yg sudah dibeli dari pemilik awalnya dulu, namun ketika akan di
sertipikatkan, sewaktu diukur dan diprosentasekan oleh petugas BPN terlalu tinggi,
jadinya dicantumkan di sertipikat hanya 99 m2 dan selebihnya yg sedikit itu
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
dianggap tanah tak bertuan, meskipun sesungguhnya sudah milik developer, bisa
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
tolong dijelaskan maksudnya ada perbedaan antara luas tanah real dengan luas yg di
SHM dan apakah sisa luas tanah yg tidak masuk sertipikat itu milik sah saya karenaClose and accept
sy beli realnya seperti itu ??

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 40/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

terima kasih atas perhatian dan jawabannya

16.
arief a w
July 3, 2014 at 10:52 am
Reply

Apabila tanah yang akan diukur sudah sama sekali tidak terlihat batas-batasnya
karena dibebaskan sekitar tahun 1970an, bagaimana cara melakukan pengukurannya,
mohon petunjuk. Teriima kasih.

17.
sri endah
October 14, 2014 at 11:34 pm
Reply

nomor surat ukur dalam sertipikat tanah 07331 tertera 00005/condongcatur/99,


kenapa nomor surat ukurnya aneh karena yang saya lihat selama ini surat ukur di
sertipikat hanya menunjukkan nomer/tahun pembuatan sertipikat tidak pakai
kelurahan, minta penjelasan terima kasih.

18.
Gandhy
February 25, 2015 at 9:17 pm
Reply

Sy mau Tanya, utk pengukuran ulang tanah yg Blm terdaftar disertifikat , klu kena
tol Jor2 di ganti ga? Itu sudah di ukur ulang smua 149m2 tp kenapa yg 39m2 tdk
boleh diajukan da di ukur ulang blm ditanggapi kapan? Ya. BPN mengesahkan sy
gandi kel bt sari kec bt ceper tangerangrw 02 RT 03 trima kasih sy mohon
bantuannya da bayar ukur ulang tp blm ditanggapi BPN

19.
Gandhy
February 25, 2015 at 9:41 pm
Reply

trimakasih infonya sy Jd tambah ilmu sbg frofesi sy di jasa konstruksi kirim contoh
hit dlm segitiga sembarang luasnya yg mudah selain phytagoras

20.
pbhham
March 4, 2015 at 2:38 am
Reply

Reblogged this on Pusat Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia.

21.
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
Laurentio
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
July 23, 2015 at 4:18 pm
Reply Close and accept

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 41/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

pada Peta Bidang Tanah, yang ditandatangani oleh Kepala Kantor karena tidak ada
SK penunjukan Plt. Kepala Seksi SPP, apakah diperlukan paraf kepala sub seksi dan
petugas ukur?
Mohon masukan, terimakasih

22.
yuli
August 18, 2016 at 3:11 pm
Reply

jika peta BPN Resmi tertera luasan dan batas-batas lengkap,dengan berjalannya
waktu
terjadi pengukuran ulang oleh BPN untuk penerapan pengembalian batas,apakah
kebijakan BPN mengikuti kebenaran Peta atau Kronologis Areal Yang Sekarang ?
Mohon penjelasan serta legalitasnya, sehubungan dengan permasalahan pertanahan
yg semakin rumit menurut saya tentang legalitas atau kekuatan
Hukumnya,terimakasih

23.
salis
November 11, 2016 at 2:34 pm
Reply

terima kasih… sangat membantu

24.
Elibanga
December 2, 2016 at 11:21 am
Reply

Mau nanya gimana kalau sertifikat yg terbit ternyata masuk kawasan hutan, g mn
solusi secara hukum, apakah sertifikat yg salah diterbitkan thn 2006 atau penetapan
kawasan hutannya salah yg mengacu penetapan kawasan hutan thn 1993

25.
Agus Prasetyo
May 1, 2017 at 11:00 am
Reply

Bpk/ Ibu/ sdr yg saya hormati, mohon pencerahan membaca notasi titik-titik batas
lahan tanah saya yg tertera di SHM berikut ini (hanya sbg contoh saja):
A. X=67259.9233 Y=581946.6802
B. X=67278.6093 Y=581979.3084
pertanyaan:
1. bagaimana menghitung jarak dari dua buah titik A ke B tersebut?
2. apakah notasi titik A dan B tsb melambangkan lokasi sesuai koordinat GPS?
(masalahnya, saya tidak dapat menemukan di GPS dg sistem penulisan koordinat
semacam ini, shg GPS tdk bisa mengenali alamat koordinat ini)

atas&jawaban
Privacy dansite
Cookies: This pencerahan
uses cookies. bp/ ibu/ Sdr,tosaya
By continuing haturkan
use this byk
website, you terimakasih.
agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
Agus.
Close and accept

26.
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 42/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

Agus Prasetyo
May 1, 2017 at 11:10 am
Reply

Bpk/ Ibu/ sdr yg saya hormati, mohon pencerahan membaca notasi titik-titik batas
lahan tanah saya yg tertera di SHM berikut ini (hanya sbg contoh saja):
A. X=67259.9233 Y=581946.6802
B. X=67278.6093 Y=581979.3084
pertanyaan:
1. bagaimana menghitung jarak dari dua buah titik A ke B tersebut?
2. apakah notasi titik A dan B tsb melambangkan lokasi sesuai koordinat GPS?
(masalahnya, saya tidak dapat menemukan di GPS dg sistem penulisan koordinat
semacam ini, shg GPS tdk bisa mengenali alamat koordinat ini)

atas jawaban dan pencerahan bp/ ibu/ Sdr, saya haturkan byk terimakasih.

Agus.

Hari
August 2, 2017 at 3:52 pm
Reply

Dear Agus,

Saya akan mencoba menjawab:


1. Menghitung jarak dari 2 buah koordinat dapat anda lakukan dengan rumus
ini:
akar dari ((Xb-Xa)^2+(Yb-Ya)^2), atau jika anda menggunakan excel
=sqrt((xb-xa)^2+(yb-ya)^2)
2. iya itu melambangkan posisi koordinat, namun mungkin yang biasa anda
gunakan adalah sistem koordinat geographic (lintang dan bujur atau latitude
and longitude). anda dapat melakukan setting di GPS anda dengan mengganti
sistem koordinat tersebut menjadi Universal tranverse mercator.

Semoga jawaban dari saya dapat sedikit mencerahkan. Terima kasih

Salam,
Hari

Agus Prasetyo
August 3, 2017 at 9:55 am

Alhamdulillaah.
Terimakasih pak Hari atas reply dan penjelasan bapak.
Tadinya saya sdh pesimis untuk mendapatkan jawaban setelah sekian
lama menunggu.
Namun akhirnya saya bisa menemahami bahwa kemungkinan anda juga
mesti menjawab semua inquiry dari seluruh tanah air.
Sekali lagi terima kasih.
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
Best regards,
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
Agus
Close and accept

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 43/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

Agus Prasetyo
August 3, 2017 at 10:04 am

Alhamdulillaah.
Terimakasih pak Hari atas reply dan penjelasan bapak.
Tadinya saya sdh pesimis untuk mendapatkan jawaban setelah sekian
lama menunggu.
Namun akhirnya saya bisa menemahami bahwa kemungkinan anda juga
mesti menjawab semua inquiry dari seluruh tanah air.
Sekali lagi terima kasih.

Best regards,
Agus

27.
Wirasaputra
May 2, 2018 at 8:59 am
Reply

Saya Ada masalah dengan tetangga (tetangga yg cari masalah).. Tetangga meminta
pengembalian batas tanah, tanah kami sudah bersertifikat dan patok batas masih ada
dan ukuran nya tidak berubah, apakah masih perlu pengembalian batas tanah?

28.
irfan
August 9, 2018 at 12:19 pm
Reply

apakah luasan tanah yang diukur tidak termasuk jalan didalam gang buntu ?

29.
agus saputra
December 14, 2018 at 10:28 am
Reply

Salam hangat untuk kantor BPN Sulteng.


Dari materi handbook dan beberapa penjelasan feedback, situs ini memberikaan
pengayaan pengetahuan yg bemanfaat, awesome services.
Kebetulan sy bekerja di credit recovery sebuah bank dan banyak terkait dgn
penjualan aset jaminan, salah satunya Tanah/SHM.
Salah satu objek tanah /SHM yg dalam proses jual beli, diukur ulang oleh calon
pembeli melalui petugas BPN setempat, hasil pengukuran ulang terdapat perbedaan
luas lahan yg signifikan, pada SHM disebutkan 105.850 m2, hasil ukur ulang 86.115
m2. Tidak ada lahan yg hilang apabila mengacu pada GSnya. Kebetulan ini terkait
dgn SHM lama, terbit mei 1977 dan peta tanah masih berupa GS dan sampul SHM
masih departemen dalam negeri. bukan Surat Ukur, pada point ini, apa yg
menyebabkan perbedaan ini.
Kantor kami sdh meminta secara resmi ke BPN setempat untuk dilakukan
pengukuran ulang, tetapi krn prosedurnya harus melampirkan SHM aslinya (untuk
diterbitkan SHM baru/pengganti berdasarkan luas yg baru) dan kewenangannya
berada
Privacy di Kanwil
& Cookies: dan
This site useskarena
cookies.kekhawatiran pihak
By continuing to use bank akan
this website, hilangnya
you agree hak preferen
to their use.
danout
To find prosesnya membutuhkan
more, including how to control waktu, jual
cookies, see beli
here: direncanakan
Cookie Policy sesuai kondisi di
lapangan. Pertanyaannya, penerbitan SHM pengganti dgn adanya perubahan
pernyataan luas/GS/SU, apakah menghilangkan hak tanggungan? Sepengetahuan Close and accept
saya, penerbitan SHM pengganti krn SHM harus ganti buku, hilang atau rusak tdk
menghilangkan hak tanggungan (tp yg ini pun mohon pencerahanya).
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 44/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

Dalam proses jual beli, hasil pengukuran petugas BPN (informal) dijadikan dasar
nilai jual beli dgn data2 pembanding. Sebenarnya bisa saja digunakan Jasa Surveyor
atau semacamnya atau menggunakan autocad tp akhirnya menggunakan perhitungan
sendiri dgn referensi berbagai sumber, termasuk situs ini. Dari situs ini saya
memperoleh informasi bahwa kaidah dasarnya adalah luas lahan dihitung
berdasarkan posisi bidang datar, termasuk bidang datar pada lokasi lahan yg miring
(mdh2an bener nih pemahan saya). Perhitungan luas GS, saya lakukan dengan 2
cara, 1. Penentuan titik2 koordinat GS pada diagram XY, skala diagram xy
disamakan dgn skala GS, 2. Perhitungan luas pada situs google earth, perhitungan
pada peta ini terlebih dahulu dilakukan dgn cara menghitung jumlah line dan
panjang masing 2 line pada GS yg membentuk perimeter GS, berdasarkan skala GS,
panjang masing2 line aktual dan jumlah perimeternya dapat diketahui. Panjang
masing2 line aktual diproyeksikan pada peta google earth sehingga membentuk
perimeter sesuai GS, acuan luas pada peta mengacu pada kesesuaian jumlah
perimeternya, yaitu 1667 m. Diperoleh hasil 1. Diagram XY, perhitungan luas
83.556 m2, bias cukup besar krn bs jd skala tdk akurat, 2. Luas pada jumlah
perimeter 1665 m, 1667m dan 1668 m, memperoleh jumlah luas 99% mendekati.

1. No trackbacks yet.

Leave a Reply

Enter your comment here...

Panduan Praktis Orthorektifikasi dan Dijitasi Pemanggilan Peserta OJT Pengukuran


Dasar 2011
RSS feed

February 2011
M T W T F S S
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28
Mar »

Pages
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
Arsip
Galeri Close and accept
Kontak

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 45/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

Recent Posts

Pengumuman
Permasalahan Running FAS4US di
Windows 7
Materi OJT 2011 : Modul Tambahan
Materi OJT 2011 : Modul
Materi OJT 2011 : Bahan Ajar
Total Station
Materi OJT 2011 : Presentasi
Sokkia SET50x
Materi OJT 2011 : Konsep Dasar Alat
Ukur Total Station dan Theodolite
Resolusi Rendah
Panduan Praktis Orthorektifikasi
dan Dijitasi
Buku Pegangan Juru Ukur
Pemanggilan Peserta OJT Pengukuran
Dasar 2011

Blogroll

Leica Surveying
Seksi Tematik BPN Sulawesi Tengah

Email Subscription

Enter your email address to subscribe to this blog


and receive notifications of new posts by email.

Join 9 other followers

Enter your email address

Sign me up!

Blog Stats

103,640 hits

Meta
Register
Log in
Entries RSS
Comments RSS
WordPress.com

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy

Close and accept

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 46/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah

Advertisements

REPORT THIS AD

Top
Blog at WordPress.com.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy

Close and accept

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 47/47

Anda mungkin juga menyukai