Home
Arsip
Galeri
Kontak
I. PENDAHULUAN
Kegiatan penyelenggaraan pendaftaran tanah yang mencakup kegiatan pengukuran, perpetaan dan
pembukuan hak sangat terkait dengan aspek teknis, yuridis, dan administratif data bidang tanah.
Perolehan, pengelolaan dan penanganan data pertanahan berbeda dengan kegiatan kerekayasaan
lainnya. Kekhasan penyelenggaraan pendaftaran tanah ini sangat terkait dengan pertimbangan untuk
memberikan kepastian dan perlindungan hukum terhadap subyek dan obyek hak atas tanah. Untuk dapat
memberikan jaminan kepastian hukum atas obyek hak atas tanah, maka pengukuran bidang tanah yang
dimohon harus memenuhi kaidah teknis kadastral dan kaidah yuridis dimana cara dan prosedur
perolehan data ukuran bidang tanah memenuhi asas kontradiktur delimitasi dan asas publisitas.
Untuk dapat mewujudkan itu semua diharapkan prosedur pengukuran dan pemetaan bidang tanah untuk
keperluan kadastral dapat dibakukan, sehingga dari tahap persiapan sampai pelaksanaan pengukuran
beserta pemetaan data hasil ukur dapat dipertanggungjawabkan.
Petugas Ukur sebagai ujung tombak pelaksana pengukuran dan pemetaan kadastral di Kantor
Pertanahan dapat mematuhi dan melaksanakan beberapa ketentuan yang ditetapkan dalam buku
petunjuk ini. Dan buku petunjuk ini dapat dijadikan sebagai acuan Standard Operating Procedure (SOP)
pengukuran dan pemetaan kadastral.
1. PERSIAPAN PENGUKURAN
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out Saudara
Sebelum more, including how to control
melaksanakan cookies, seebidang
pengukuran here: Cookie
tanahPolicy
dalam rangka memenuhi permohonan
pengukuran di Kantor Pertanahan, sebaiknya Saudara mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan
kegiatan pengukuran tersebut dan mengisi formulir checklist yang telah disediakan. Adapun tahapan Close and accept
persiapan pengukuran tersebut meliputi :
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 1/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
Pengukuran bidang tanah dan penetapan batas yang akan Saudara laksanakan harus
didasarkan pada Surat Tugas yang dibuat oleh Kepala Seksi Pengukuran dan
Pendaftaran Tanah atas nama Kepala Kantor Pertanahan.
Dengan surat tugas tersebut, pengukuran yang Saudara laksanakan resmi dilakukan
oleh Kantor Pertanahan.
Surat Tugas tersebut harus diperlihatkan kepada pemohon, perangkat desa dan piha
lain yang terkait, dan selanjutnya diketahui oleh pemohon sebagai bukti bahwa
pengukuran telah dilaksanakan.
Dalam persiapan pengukuran bidang tanah akan dijumpai kondisi sebagai berikut ;
Ada&peta
Privacy dasar
Cookies: pendaftaran
This (Fotogrametri)
site uses cookies. dan peta
By continuing to usedasar teknik.you agree to their use.
this website,
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
Ada peta dasar pendaftaran (Terestris) dan peta dasar teknik.
Tidak ada peta dasar pendaftaran (Fotogrametri) tetapi ada peta dasar teknik Close and accept
Tidak ada peta dasar pendaftaran (Terestris) maupun peta dasar teknik
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 2/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
Sebagai konsekuensi atas berbagai kondisi di atas, harus ada perlakuan yang berbeda di dalam penanganan masing-
masing kondisi dalam pelaksanaan pengukuran dan pengikatan bidang tanah sebagai berikut :
Kondisi dimana Peta Dasar Pendafataran (Fotogrametris) dan Peta Dasar Teknik tersedia, maka
Jika terdapat titik dasar teknik di lokasi setempat, pengukuran bidang tanah harus
diikatkan pada kedua titik ini.
Jika hanya ada peta dasar pendaftaran saja, maka pengukuran / pengikatan dapat
dilakukan pada titik yang dapat diidentifikasi letaknya secara pasti di lapangan.
Kondisi dimana Peta Dasar Pendafataran (Terestris) dan Peta Dasar Teknik tersedia, maka
pengukuran bidang tanah harus diikatkan pada dua titik dasar teknik yang ada di sekitar
lokasi.
Kondisi dimana tidak terdapat Peta Dasar Pendafataran tetapi tersedia Peta Dasar Teknik, maka
harus dicari peta lain yang memenuhi spesifikasi atau dilakukan dahulu pengukuran
kerangka dasar dengan mengikatkan pada titik dasar teknik yang ada.
Kondisi dimana tidak tersedia Peta Dasar Pendafataran maupun Peta Dasar Teknik, maka
harus dilakukan pembuatan kerangka dasar teknik dengan sistem koordinat lokal,
dimana di kemudian hari ditransformasikan ke dalam sistem koordinat nasional (TM-30).
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 3/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
Periksa apakah telah diterbitkan Surat Pemberitahuan yang dibuat oleh Kepala Seksi
Pengukuran dan Pendaftaran Tanah.
Sampaikan Surat Pemberitahuan tersebut kepada pihak-pihak yang berbatasan
dengan tanah yang dimohonkan sebelum penetapan batas dilaksanakan.
Dengan surat pemberitahuan tersebut, diharapkan pemohon dan para pihak yang
berbatasan hadir di lapangan untuk menunjukkan batas-batas bidang tanah, sehingga
dapat diperoleh kesepakatan untuk memenuhi azas kontradiktur delimitasi.
Persiapan ini dilakukan di lokasi bidang tanah yang dimohon, yaitu meliputi :
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
1. Penetapan batas bidang tanah
Close and accept
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 4/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
Jika hasil pemeriksaan di kantor diperoleh peta dasar teknik dan daftar koordinat
untuk titik pengikatan bidang tanah yang dimohon, maka pemeriksaan fisik tugu
meliputi : keutuhan bentuk tugu, stabilitas tugu yang tertanam, kondisi lingkungan di
sekitar tugu untuk melihat kemungkinan pengaturan alat saat pengukuran dilakukan
Jika di lapangan tidak diketemukan tugu titik ikat yang dimaksud, maka terlebih
dahulu dilakukan rekonstruksi tugu tersebut dari titik ikat terdekat / diikat ke benda-
benda tetap lainnya atau menanam tugu baru yang terikat ke titik dasar teknik
terdekat dengan metode pengukuran titik dasar teknik seperti poligon, triangulasi,
trilaterasi, atau triangulaterasi.
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 5/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
Untuk keperluan pendaftaran hak, Pengukuran bidang tanah dilaksanakan setelah selesai melakukan
penetapan batas dan pemasangan tanda-tanda batas pada bidang yang dimohon.
Pengukuran bidang tanah dilaksanakan untuk menentukan posisi / letak geografis, batas, luas, dan
bentuk geometris bidang tanah untuk keperluan pendaftaran hak atas tanah atau untuk pelayanan DIK
PPL bidang pengukuran. Pengukuran untuk keperluan pendaftaran hak atas tanah dilaksanakan untuk
pembuatan peta pendaftaran, peta bidang tanah, lampiran sertipikat (berupa surat ukur), dan terutama
untuk mendapatkan data ukuran bidang tanah sebagai unsur pengembalian batas apabila karena suatu
hal batas-batas bidang tanah tersebut hilang.
1. Metode Terrestris
Pengukuran bidang tanah dengan cara terestris untuk pendaftaran tanah sistematik maupun sporadik, adalah
pengukuran secara langsung di lapangan dengan cara mengambil data berupa ukuran sudut dan/atau jarak, yang
dikerjakan dengan teknik-teknik pengambilan data trilaterasi (jarak), triangulasi (sudut) atau triangulaterasi
(sudut dan jarak).
1. Pilihlah metode pengukuran yang sesuai dengan mempertimbangkan kondisi lapangan, topografi, luas bidang
tanah, peralatan ukur dan waktu pelaksanaan pekerjaan serta mempertimbangkan metode hitungan luas yang
akan digunakan. Namun tidak diperkenankan menggunakan metode pengukuran terestris secara offset (yaitu
untuk metode siku-siku dan metode interpolasi) dengan alasan tidak memenuhi ketelitian yang diharapkan.
2. Pengukuran bidang tanah pada prinsipnya dilaksanakan dalam sistem koordinat nasional (TM-30). Apabila tidak
memungkinkan sementara dapat dilaksanakan dengan menggunakan sistem koordinat lokal yang kemudian harus
ditransformasikan ke dalam sistem koordinat nasional.
3. Hasil pengambilan data ukuran bidang tanah harus dicatat pada gambar ukur, dimana data ukuran harus dapat
menggambarkan bidang-bidang tanah secara utuh, artinya setiap bidang tanah dapat dipetakan sesuai bentuk dan
ukurannya di lapangan serta dapat direkontruksi kembali bila sewaktu-waktu diperlukan untuk pengembalian
batas.
4. Tidak diperkenankan memaksakan mengukur bidang tanah dengan suatu data perkiraan, harus diambil data
ukuran yang pasti sesuai dengan metode pengukuran yang dipilih
5.
Privacy & Cookies:
Ambillah This site
data ukuran lebihuses cookies.
yang By continuing
dapat digunakan to use
sebagai this website,
kontrol you agree to their use.
hitungan.
6.
To find out more,
Ikatkanlah including
bidang how to
tanah yang control
diukur cookies,
pada see/ here:
titik ikat Cookie
titik dasar Policy
teknik yang terletak di sekitarnya.
7. Setiap pengukuran bidang tanah harus dibuatkan gambar ukurnya.
8. Setiap gambar ukur dibuatkan nomor gambar ukurnya dengan nomor urut dalam DI 302. Close and accept
9. Dalam gambar ukur dicantumkan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) dan apabila diperlukan simbol-simbol
kartografi.
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 6/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
10. Gambar ukur dapat dibuat pada formulir daftar isian, peta foto/peta garis, blow up foto udara atau citra lainnya.
11. Catat pada formulir ( DI 107 / DI 103) atau rekam pada card memory data ukuran lapangan tanpa saudara
memanipulasinya.
12. Jika pengukuran bidang tanah dengan menggunakan metode terentris dengan alat ukur meetband, maka sket
bidang tanah dan data ukuran panjangan langsung dituliskan pada gambar ukur.
13. Jika pengukuran bidang tanah dengan menggunakan metode terestris dengan alat ukur theodolite dan meetband
atau EDM, maka data ukuran dituliskan pada formulir / daftar isian (D I 103).
14. Jika pengukuran bidang tanah dengan menggunakan metode terestris dengan alat ukur total station, maka data
ukuran direkam pada card memory dan dibuatkan backup file serta print out-nya.
15. Jika pengukuran bidang tanah dengan menggunakan metode fotogramteris, maka data ukuran dicatat pada peta
foto/blow up foto udara yang batas-batas bidang tanahnya telah dikartir.
16. Jika pengukuran bidang tanah dengan menggunakan metode pengamatan GPS, maka data ukuran direkam pada
card memory dan dibuatkan backup file & print out-nya dengan melengkapi deskripsi lokasi pada formulir daftar
isian (GU).
Metoda ini pada prinsipnya mengikatkan titik detail / titik batas dari 2 (dua) titik tetap yang sudah
ada sehingga bidang tanah dapat digambarkan dengan baik dan benar.
Contoh :
Pada gambar 3 titik A dan B adalah titik-titik tetap yang sudah ada, seperti titik dasar teknik, titik dasar
tehnik perapatan atau benda tetap lainnya seperti tiang listrik, telepon dan sebagainya yang sudah dipetakan
dalam peta dasar tehnik atau dalam peta pendaftaran dan kondisinya di lapangan secara teknis masih
memenuhi syarat.
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 7/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
Gambar 1
1. Metoda Polar
Metoda ini paling banyak digunakan dalam praktek, terutama untuk pengukuran bidang
tanah/detail yang cukup luas ataupun detail yang tidak beraturan bentuknya. Sesuai dengan alat
yang digunakan, dalam menentukan titik dengan metoda polar dapat dilakukan dengan cara :
Pengukuran azimuth titik detail dilakukan dari titik dasar tehnik yang telah ada dan
telah diketahui koordinatnya.
Apabila detail yang akan diukur tidak tersedia titik dasar tehniknya maka harus
dibuatkan minimal 2 (dua) buah titik dasar teknik sebagai titik ikat.
Apabila lokasi yang akan diukur mencakup wilayah yang agak luas atau detail
bidang tanahnya sulit diidentifikasi dari titik dasar tehnik, maka dibuat berupa
poligon bantu yang diikatkan pada titik dasar tehnik yang ada.
Pengukuran jarak mendatar dilakukan dengan menggunakan pita ukur atau EDM.
Jarak dibaca minimal 2 kali
Pengukuran azimuth dilakukan 2 (dua) seri biasa dan luar biasa.
Contoh :
Pada gambar 4 garis ——– adalah garis-garis poligon yang diikatkan pada titik
dasar tehnik (A dan B) dan garis _______ merupakan garis pengukuran detail
berupa data azimuth, sedangkan jarak detail dan detail yang tidak dapat diamati
dengan alat optis diukur dengan pita ukur.
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 8/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
Gambar 2
Metoda ini sama dengan pengukuran azimuth dan jarak, hanya data yang didapat
berupa sudut titik-titik detail yang diukur dari titik dasar tehnik ataupun dari titik
poligon bantu (titik perapatan) yang telah diketahui koordinatnya.
Sedangkan pengukuran jarak datar dan pengukuran detail yang tidak dapat diamati
dilakukan dengan pita ukur atau EDM. Detail bangunan yang ingin digambarkan
pada peta dilaksanakan dengan cara terristis.
Pengukuran jarak mendatar dilakukan dengan menggunakan pita ukur atau EDM.
Jarak dibaca minimal 2 kali.
Pengukuran sudut dilakukan 2 (dua) seri biasa dan luar biasa.
Contoh :
Pada gambar 4 garis ——— adalah garis-garis poligon yang diikatkan pada titik dasar tehnik (A
dan B) dan garis ______ merupakan garis pengukuran detail berupa data azimuth, sedangkan
jarak detail dan detail yang tidak dapat diamati dengan alat optis diukur dengan pita ukur.
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 9/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
Gambar 3
Gabungan Metoda
Untuk mempermudah pengukuran, perhitungan dan penggambaran data detail yang diukur
harus memperhatikan berbagai metoda dimaksud. Untuk daerah yang luas dimana bidang
tanahnya saling berbatasan dengan bentuk yang tidak teratur, metoda-metoda di atas
sering harus digunakan bersama-sama.
PrivacyPengukuran
& Cookies: This site uses
bidang cookies.
tanah yangBy continuing to dengan
dilaksanakan use this website, you agreemetode
menggunakan to their use.
pengamatan GPS
dapat dilakukan dengan metode polar dari dua titik dasar teknik
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy atau titik ikat yang dihasilkan dari
pengamatan Rapid Static,
Stop and Go atau Real Time Kinematic.
Close and accept
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 10/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
3.3.1 Pengamatan Rapid Static
Metode Rapid Static adalah metode pengamatan GPS dengan survai statik singkat yang lama
waktu pengamatannya antara 5 – 20 menit (Abidin, 1995). Metode pangamatan ini digunakan
untuk koordinat dari titik-titik yang relatif dekat satu sama lainnya. Posisi / koordinat titik-titik batas
ditentukan setelah pengamatan selesai dilakukan (metode post processing).
Gambar 4
Metode Stop and Go adalah metode pengamatan GPS yang penentuan posisinya Close and accept
dilakukan dengan metode semikinematik / mirip metode kinematik. Posisi suatu titik batas
ditentukan oleh receiver GPS yang bergerak dari satu titik batas ke titik batas lainnya,
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 11/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
dimana pada setiap titiknya receiver GPS yang bersangkutan diam beberapa saat untuk
melakukan pengamatan GPS. Metode pangamatan ini digunakan untuk koordinat dari titik-
titik batas yang relatif banyak dengan jarak yang relatif dekat satu sama lainnya yang
berada pada daerah terbuka. Posisi / koordinat titik-titik batas ditentukan setelah
pengamatan selesai dilakukan (metode post processing).
Jika pada epoch tertentu selama rover receiver bergerak terjadi cycle slip,
maka rover station harus melakukan inisialisasi kembali dan kemudian bergerak lagi.
Gambar 5
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
3.3.3 Pengukuran Titik Batas dengan Metode Pengamatan GPS Close and accept
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 12/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
Tentukanlah metode pengamatan GPS yang akan digunakan, Rapid Statik atau Stop
and Go.
Tentukan 2 (dua) titik dasar teknik atau titik ikat yang akan digunakan untuk
pengamatan GPS. Kedua titik tersebut akan digunakan untuk pengukuran titik-titik
batas bidang tanah.
Siapkan minimal 2 set peralatan receiver GPS yang mempunyai kemampuan untuk
melakukan metode pengamatan Rapid Static dan Stop and Go, dapat menangkap
sinyal dari minimal 8 satelit untuk dengan frekuensi L1 dan L2.
Lakukanlah pengamatan GPS dengan minimal 4 satelit, Cut off angle 15%, GDOP < 8,
interval epoch 15 detik, lama pengamatan disesuaikan dengan metode
pengamatannya (Rapid static / Stop and Go).
Proseslah data pengamatan tersebut dan hitung baseline-baseline (jarak) antara titik
ikat dengan titik batas, apabila metode pengamatan yang digunakan Rapid Static atau
Stop and Go.
Data yang diperlukan untuk menghitung titik batas bidang tanah adalah Azimuth
antara dua titik ikat, sudut dan jarak yang diukur dari titik ikat, apabila metode
pengamatan yang digunakan Rapid Static atau Stop and Go.
b1, b2, b3, dan b4 = Sudut rincikan di titik B terhadap titik batas bidang tanah a,b,c
dan d.
d1, d2, d3, dan d4 = jarak rincikan dari titik B terhadap titik batas bidang tanah a,b,c
dan d.
Xa = XB + d1 sin aBa
Ya = YB + d1 cos aBa
Hasil pengukuran bidang tanah untuk keperluan pendaftaran hak atas tanah digambarkan atau dipetakan
pada gambar ukur dan peta pendaftaran. Penulisan dan penggambaran hasil ukur dibedakan menurut
metode pengukuran dan penggunaan alat ukurnya.
1. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dengan metode terestris (metode offset secara trilaterasi)
dengan menggunakan alat meetband atau EDM, maka data ukuran dituliskan langsung di gambar
ukur (DI 107) beserta sket bidang tanah tersebut dengan dilengkapi deskripsi lokasi dan titik ikat yang
digunakan.
2. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dengan metode terestris (metode polar) dengan
menggunakan alat ukur theodolite dan meetband atau EDM, maka data ukuran dituliskan pada DI 103
dan gambar ukur (DI 107) beserta sket bidang tanah tersebut dengan dilengkapi deskripsi lokasi dan
titik ikat yang digunakan.
3. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dengan metode terestris (metode polar) dengan
menggunakan alat ukur total station, maka data ukuran disajikan dalam bentuk print out & file data,
kemudian dijadikan satu dengan gambar ukurnya. Sket bidang tanah dan deskripsi lokasi
digambarkan pada gambar ukur tersebut, termasuk titik ikat yang digunakan.
4. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dari penggunaan peta foto / blow up foto (hasil
fotogrametris), maka data ukuran berupa hasil kartiran bidang tanah di peta foto/blow up foto udara
tersebut, yang kemudian dilampirkan pada gambar ukur dengan cara overlay atau copy (lihat
lampiran).
5. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dari pengamatan GPS, maka data ukuran disajikan dalam
bentuk print out baseline & file data, kemudian dijadikan satu dengan gambar ukurnya (DI 107).
6. Keseluruhan hasil ukur tersebut kemudian harus dipetakan ke dalam peta pendaftaran.
7. Pemetaan bidang tanah untuk hasil kartiran peta foto dilaksanakan dengan mengutip batas-batas
Privacy & Cookies:
bidang Thistelah
tanah yang site uses cookies. dan
ditetapkan By continuing to use this
memetakannya padawebsite, you agree
lembaran peta to their use.
pendaftaran
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 14/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
1. Gambar ukur adalah dokumen tempat mencantumkan gambar suatu bidang tanah atau lebih dan
situasi sekitarnya serta data hasil pengukuran bidang tanah baik berupa jarak, sudut, azimuth ataupun
sudut jurusan.
2. Format gambar ukur :
Ukuran kertas : A4
Ketebalan kertas : » karton manila
Warna : hijau tosca
Bahan : kertas
Tampilan sampul muka dan belakang (DI 107)
Sebagai salah satu warkah yang sangat penting, pengisian gambar ukur harus benar-benar
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan administrasi dan teknis, sehingga apabila diperlukan
untuk pengembalian batas maupun sebagai pembuktian jika ada permasalahan di lapangan
dapat diselesaikan dengan cepat dan benar. Oleh karena itu pengisian gambar ukur harus
memperhatikan segala kondisi fisik di lapangan baik benda-benda tetap yang akan dijadikan titik
ikat maupun situasi di sekitar bidang tanah yang diukur.
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 15/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
Pada halaman ini diisikan data ukuran bidang tanah yang dimohon dengan melengkapi
keterangan lokasi atau catatan penting yang suatu waktu diperlukan.
a. Pengisian data ukuran dari metode terestris dan atau metode polar adalah
sebagai berikut :
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
Sudut jurusan ditulis sepanjang garis ukur, dibaca dari kiri ke
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
kanan.
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 16/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
Pengisian data Ukuran dari penggunaan peta foto / blow up foto adalah sbb :
Halaman ini dikosongkan dan hanya diisi skets lokasi bidang tanah yang diukur dan
dibubuhi tulisan “lihat lampiran gambar ukur”, dimana lampiran tersebut ditandatangani
juru ukur. Lampiran gambar ukur yang diklip pada halaman kedua adalah :
Foto udara / Peta foto, blow up foto udara atau citra lainnya yang
menggambarkan bidang tanah yang dimohon dengan melengkapi arah utara
penggambaran (utara peta). Pengukuran bidang tanah dengan menggunakan
foto udara/peta foto atau blow up foto yang sudah tersedia sesuai dengan kondisi
dan letak bidang tanahnya di lapangan. Gambar bidang tanah sesuai dengan
bentuk yang dibubuhi data ukuran panjangan (untuk EDM, meetband) atau print
out (total station atau theodolit sejenisnya).
Hasil tindisan/prik/kartiran peta foto / blow up foto udara untuk bidang tanah yang
dimohon dilampirkan pada gambar ukur dengan cara dicopykan / dioverlaykan.
Peta pendaftaran adalah peta yang menggambarkan bidang atau bidang-bidang tanah yang batas-
batasnya telah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang untuk keperluan pendaftaran tanah. Peta
pendaftaran ini menginformasikan mengenai letak, bentuk, batas, dan luas serta nomor identifikasi
bidang dari setiap bidang tanah.
Peta pendaftaran yang digunakan untuk kegiatan sehari-hari di Kantor Pertanahan haruslah peta
dalam sistem koordinat tertentu dan format peta tertentu. Sistem koordinat tertentu artinya untuk
suatu peta pendaftaran hanya menggunakan sistem koordinat nasional (TM-30). Sedangkan format
peta tertentu artinya peta pendaftaran menggunakan format nasional sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Jika peta pendaftaran yang berasal dari peta foto / blow up foto, maka pemetaannya
dilaksanakan dengan memplotkan batas bidang tanah hasil kartiran yang telah
diidentifikasi serta telah diukur di lapangan. Pemetaan bidang tanah yang dimaksud
harus telah mendapat koreksi dan adjustment posisi relatif antar bidang.
Jika peta pendaftaran yang berasal dari peta garis dimana hasil ukuran lapangannya
telah dikartir pada peta dasar pendaftaran tersebut, maka pemetaannya dilaksanakan
dengan memplotkan batas-batas bidang tanah dengan terlebih dahulu mengidentifikasi
minimal 2 (dua) titik sekutu yang digunakan. Garis basis dari 2 titik sekutu digunakan
sebagai dasar untuk mentransformasi / menyalin bidang tanah dari peta dasar
pendaftaran ke peta pendaftaran. Titik sekutu yang dimaksud adalah titik yang sama
yang diidentifikasi dan diukur baik di peta maupun di lapangan dalam sistem koordinat
TM-30.
Jika tidak tersedia peta dasar pendaftaran yang memuat kartiran hasil ukuran dari
gambar ukur, maka pembuatan peta pendaftarannya dapat dilakukan bersamaan
dengan pengukuran bidang. Peta pendaftaran yang dimaksud berasal dari kartiran hasil
ukuran yang tertuang pada gambar ukurnya.
Privacy & Cookies: This site
Untuk uses cookies.
memastikan By continuing
seluruh to usetelah
hasil ukuran this website, you agree
terpetakan padatopeta
their pendaftaran,
use. maka
Petugas how
To find out more, including Ukur menyerahkan
to control seluruh
cookies, see berkasPolicy
here: Cookie pemetaan kepada Kepala Sub Seksi
Pengukuran atau koordinator pemetaan. Kasubsi Pengukuran / Koordinator Pemetaan
berkewajiban untuk memeriksanya dan membubuhi paraf serta keterangan pada
Gambar Ukur dengan bunyi “telah terpetakan”. Close and accept
Petakan seluruh bidang-bidang tanah terdaftar pada peta pendaftaran.
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 17/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
Setiap bidang tanah yang dipetakan pada peta pendaftaran telah memiliki Nomor
Identifikasi Bidang tanah (NIB) yang unik/khusus untuk satu desa/kelurahan.
Jika sebagian/sekelompok bidang tanah tidak dapat dipetakan dalam skala yang sedang
dikerjakan atau tidak dapat diplotkan pada peta pendaftaran yang ada karena alasan
kartografi, maka kelompok bidang tersebut dipetakan pada skala kecil dari 1 : 1.000.
Pilihlah metode penyalinan/pengutipan bidang-bidang tanah dari peta dasar pendaftaran
untuk pembuatan peta pendaftaran.
Pembuatan peta pendaftaran harus sama dan berimpit dengan salib sumbu (grid) sistem
koordinat nasional TM-30.
Penyalinan/pengutipan dapat dilakukan dengan cara :
1. Metode manual
1. Metode digital
Berdasarkan tersedianya data yang ada untuk pembuatan peta pendaftaran digital dapat
dilakukan dengan kondisi tersedianya peta dasar digital dengan sistem koordinat
nasional TM-30. Peta dasar digital dapat berupa :
Dengan tersedianya peta dasar digital tersebut, maka pelaksanaan pemetaannya dapat
dilakukan dengan cara :
Penggabungan file (manuskrip) pada peta digital. File digital dapat berupa peta
bidang tanah atau peta blok digital dengan sistem koordinat TM-30.
Pengkartiran gambar ukur secara interaktif pada layar monitor komputer. Data
lapangan dikartir secara langsung pada format peta digital, sehingga seluruh bidang
tanah yang telah ditetapkan batas-batasnya tergambar pada peta dasar digital,
kemudian diberi NIB dan No.hak.
Penambahan data pada peta digital dilakukan secara up to date dan dimungkinkan
penambahan data bidang tanah dari hasil pendaftaran tanah sistematik yang
disisipkan (inset/append) pada file data peta digital yang ada yang sesuai.
Privacy & Cookies: ThisPada pembuatan
site uses peta
cookies. By pendaftaran
continuing digital,
to use this masing-masing
website, data
you agree to their use.dikelompokkan
dalam suatu lapisan data (layer) tertentu sesuai
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy dengan ketentuan yang berlaku. Hal
itu dilakukan untuk memudahkan dalam pelaksanaan editing atau pembaharuan
data. Pengelompokan data sesuai dengan feature geografisnya, misalkan jalan,
bidang tanah, sungai, dll. Close and accept
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 18/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
4.3 Pembuatan Peta Bidang Tanah
Peta bidang tanah adalah peta yang menggambarkan satu bidang tanah atau lebih pada lembaran
kertas dengan suatu skala tertentu yang batas-batasnya telah ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang dan digunakan untuk pengumuman data fisik.
Jika peta bidang dibuat berdasarkan data gambar ukuran atau merupakan bagian dari
peta pendaftaran. Peta bidang tanah yang dimaksud harus telah mendapat koreksi dan
adjustment posisi relatif antar bidang.
Untuk keperluan pengumumam data fisik, peta bidang tanah merupakan bagian dari DI
201 B pada Pendaftaran Tanah Sporadik dan DI 201 C pada Pendaftaran Tanah
Sistematik.
Pembuatan peta bidang tanah dapat dilakukan dengan metode manual (hasil kartiran data
gambar ukur) atau dengan metode digital (penggunaan file digital peta pendaftaran yang
diekstrak), pada skala yang disesuaikan dengan kebutuhan :
Pendaftaran tanah sistematik : format A3 skala 1 : 1.000
Pendaftaran tanah sporadik : skala 1 : 250 , 1 : 500 atau 1 : 1.000 atau lebih kecil,
dengan catatan seluruh bidang tanah dan situasi sekitarnya tergambar simetris
pada satu lembar kertas ukuran tertentu.
Pemetaan HGU, HP, HPl dibuat dengan skala yang sesuai untuk menggambarkan
seluruh bidang tanah pada kertas format tertentu.
Hitunglah luas bidang tanah sesuai dengan metode Hitungan luas yang dipilih.
Luas hitungan merupakan luas bidang yang diproyeksikan ke bidang datar.
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
Angka penting hasil hitungan luas yang dicantumkan dalam surat ukur memenuhi ketentuan tolerensi
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
ketelitian ½ Ö L.
Ketentuan penulisan hasil hitungan luas adalah :
Close and accept
Untuk luas s/d 1 Ha : luas hitungan tertulis sampai fraksi satuan meter. contoh : hasil hitungan
995,6 m2 ditulis menjadi 996 m2.
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 19/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
Untuk luas 1 Ha s/d 5 Ha : luas hitungan tertulis sampai fraksi puluhan meter. Contoh : hasil
hitungan 45.565,45 m2 ditulis menjadi 45.560 m2.
Untuk luas 5 Ha s/d 100 Ha : luas hitungan tertulis sampai fraksi ratusan meter. Contoh : hasil
hitungan 857.880,25 m2 (85,788025 Ha) ditulis menjadi 857.900 m2 (85,79 Ha).
Untuk luas di atas 100 Ha : luas hitungan tertulis sampai fraksi ribuan meter. Contoh : hasil
hitungan 1.255.678,25 m2 (125,567825 Ha) ditulis menjadi 125,6 Ha.
Menentukan luas sebidang tanah dapat kita bagi atas beberapa cara :
Misalkan titik sudut dari sebidang tanah ditentukan dalam koordinat : A (x1,y1), B (x2,y2), C (x3,y3)
dan D (x4,y4).
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 20/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
+ ( x4 – x1 ) ( y4 + y1 )
Atau
dimana :
X(m+1)= X1
Y(m+1)= Y2
rumus – rumus diatas dikenal dengan rumus – rumus trapesium dan mudah dikerjakan
dengan mesin hitung (kalkulator/komputer).
Pada gambar ukur tercantum angka-angka yang menunjukkan panjang dari batas
bidang tanah. Tetapi berhubung jarang sekali terjadi bentuk-bentuk geometris yang
dapat ditentukan seluruhnya oleh angka-angka ukur itu, maka perlu diubah menjadi
bentuk-bentuk yang dapat diuraikan dengan rumus-rumus planimetri, ialah bentuk-
bentuk :
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
Suatu bentuk geometris yang seluruhnya ditentukan oleh angka-angka ukur mempunyai harga
satu luas yang benar, yaitu luas diperoleh dari perhitungan angka-angka ukur tadi. Lain halnyaClose and accept
jika luas tersebut diperoleh dari konstuksi dari bidang tanah tersebut dengan pertolongan angka-
angka ukur yang telah dibulatkan atau dengan angka-angka ukur yang tidak benar tepat. Kita
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 21/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
lihat dalam beberapa hal nanti pembulatan-pembulatan yang demikian mempunyai pengaruh
besar.
Persil yang berbentuk lingkaran tidak ada, tetapi persil-persil yang terletak pada perpotongan jalan,
mempunyai sudut yang dibulatkan.
Gambar 8
Jika diantaranya R dan tali busur K diketahui atau dapat ditentukan, maka sudut pusat j
dihitung dari :
Sin ½ j = ½ K / R
L=(p
2
Privacy &jCookies:
/ 360 ) R
This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
Untuk mendapatkan luas yang tembereng, maka luas diatas dikurangi dengan luas segitiga
sama kaki (= ½ R2
sin j) sehingga : Close and accept
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 22/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
Luas tembereng menjadi :
L = (p
j / 360 ) R2 – ½ R2
sin j
L = ½ R2
{(
p
j / 180) – sin j }
L = ½ R2
{(
p
j‘ / 21600) – sin j‘ }
L = ½ R2
{(
p
j” / 1296000) – sin j” }
1. Segitiga
yaitu :
Luas = Ö s ( s – a ) ( s – b ) ( s – c ) ;
dimana 2 s = a + b + c
Jika segitiga tersebut siku-siku, maka dipergunakan rumus yang sederhana, yaitu Luas = ½
basis x tinggi.
1. Bentuk-bentuk dimana absis dan ordinat dari titik sudut diketahui hanya
terhadap satu garis
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 23/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
Gambar 9
Contoh : I, A, B, C, dan II adalah sebagian titik – titik batas suatu bidang tanah.
Garis I – II dipakai sebagai garis ukur, dan titik – titik A, B dan C kedudukannya ditentukan
terhadap garis ukur tersebut dengan mengukur ( pada garis ukur ) serta ordinatnya.
Luas bagian tanah yang dibatasi oleh titik-titik sudut tersebut adalah :
Contoh :
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 24/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
Gambar 10
Pada umumnya bentuk-bentuk yang dimaksud adalah bentuk-bentuk segitiga, trapezium atau
persegiempat.
Contoh :
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 25/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
Gambar 11
Jika kita hendak memakai rumus segitiga dari AD dan AB, atau dalam hal ini kita mengadakan
penjangkaan dari proyeksi sisi AB keatas basis.
Transformasi disini adalah cara untuk merubah bentuk gambar menjadi bentuk–bentuk
yang sederhana dengan luas yang sama, sehingga tidak memerlukan banyak
penjangkaan atau perhitungan.
dapat ditransformasi menjadi segi empat FCDE dengan jalan menarik garis BF//AC, sehingga
luas D ABC = luas D AFC.
Segi lima ABCDE dapat ditransformasi menjadi segi empat FCDE dengan jalan menarik garis
BF//AC, sehingga luas D ABC = luas D AFC
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 26/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
Gambar 12
Pengembalian batas adalah pengukuran yang dilaksanakan ke dua atau beberapa kali
terhadap bidang tanah tersebut, oleh karena itu pengukurannya harus berdasarkan data
pendaftaran tanah pertama atau sebelumnya.
Prioritas data pengembalian batas yang akan digunakan :
Dari data ukur (Gambar Ukur).
Surat Ukur.
Peta pendaftaran.
Warkah.
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 27/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
Hasil Pengembalian Batas dibuatkan dalam gambar ukur baru dan hasilnya sebagai
berikut :
Jika prioritasnya data ukur maka hasilnya : Berita acara, plot patok batas, tidak
perlu diukur: GU Rekonstruksi.
Jika prioritasnya Peta Pendaftaran maka hasilnya : Berita acara, plot patok batas,
tidak perlu diukur : GU Rekonstruksi.
Jika Prioritasnya Surat Ukur maka hasilnya : Berita acara, plot patok batas tidak,
perlu diukur: GU Rekonstruksi.
Jika prioritasnya Patok Batas maka hasilnya : Berita acara, plot patok batas, perlu
diukur : GU Rekonstruksi.
Jika prioritasnya Warkah maka hasilnya : Berita acara, plot patok batas, perlu
diukur : GU Rekonstruksi.
Gambar 13
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 28/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
LAMPIRAN
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 29/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
Keterangan :
– Batas Bidang tanah (garis kuning) adalah bidang yang terbentuk hasil dari penggambaran
Close and accept
GU dari foto.
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 30/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
Petugas pemetaan akan memetakan bidang tanah nomor 01005 di antara 01003 dan 01004. Selanjutnya petugas
pemetaan memetakan bidang tanah tersebut berdasarkan data gambar ukur dan didapat hasil sebagai berikut:
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 31/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
Dengan demikian terdapat ruang kosong antara bidang 01005 dan 01004. Padahal dari data lapangan
diketahui bahwa bidang tanah 01005 bersebelahan dengan 01004 dan diketahui pula bahwa pada satu
blok jalan tersebut hanya terdapat 5 (lima) bidang tanah.
Untuk itu dilakukan penyesuaian data bidang tanah dengan data pada peta (blok jalan). Penyesuaian
dilakukan terhadap masing-masing bidang tanah secara proporsional.
Jl. ………………………………………Telp………Fax…………….
No.:………………….
Penanggung jawab Pekerjaan Pekerjaan Lain (PPL) dalam pelaksanaan pengukuran dan pemetaan pada Kantor Pertanahan ………………….., Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kota ……………………..dengan ini menugaskan kepada :
1. a. Nama : ……………………
NIP : ……………………
Pangkat/Golongan : ……………………
Jabatan : ……………………
2. a. Nama : ……………………
NIP : ……………………
Pangkat/Golongan : ……………………
Jabatan : ……………………
b. Dengan tugas : melaksanakan pengukuran Pekerjaan-Pekerjaan Lain (PPL) – pelaksanaan pengukuran & pemetaan.
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find
3. Lokasiout
danmore, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
volume kegiatan.
a. Desa/Kelurahan : ……………………
Close and accept
b. Kecamatan : ……………………
c. Volume : ……………..m2
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 32/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
4. Waktu : ……………hari
Tanggal : ………………s/d…………….…
DI 305 No………./tanggal…………..
DI 302 No………./tanggal…………..
6. Hasil pelaksanaan tugas supaya dilaporkan kepada Kasubsi Pengukuran, Pemetaan dan konversi.
Demikian Surat Tugas ini dibuat untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
KABUPATEN/KOTA ………………….
Selaku
…………………………….
NIP…………..
ADVERTISEMENT
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 33/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
Advertisements
REPORT THIS AD
REPORT THIS AD
Share this:
Facebook 16 Twitter
Like
Be the first to like this.
Related
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 34/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
1.
indria
May 13, 2011 at 11:07 am
Reply
Dear bapak/ibu
Terima kasih info yang sangat bermanfaat tentang sistem pengukuran tanah di BPN.
Beberapa hal yang ingin saya tanyakan:
– apakah hasil penggunaan alat ukur GPS benar-benar akurat, sehinggga tidak ada
varian dari batas-batas yang sebenarnya?
– Dalam kondisi seperti apa harus dilakukan kalibrasi tehadap alat ukur, apakah
untuk GPS diperlukan juga kalibrasi?
– Apakah yang akan melakukan pengukuran tanah dengan menggunakan peralatan-
peralatan alat ukur yang disebutkan diatas harus melibatkan pihak BPN?
regards,
Indria
2.
Mandor Harian Lepas
May 21, 2011 at 12:29 am
Reply
Sdr/i Indria, semua alat memiliki kelebihan dan tentunya kekurangan juga. Oleh
karena itu tetap ada batasan termasuk tingkat akurasi dan presisi yang diijinkan.
Tingkat akurasi hasil pengamatan GPS dipengaruhi banyak hal, misal kondisi
topografi, sebaran satelit maupun kondisi di sekitarnya. Khusus untuk GPS, tipe alat,
metode pengamatan, processing data dan tingkat ketelitian yang diijinkan bisa
dilihat di PMNA No.3/1997.
Kalibrasi tetap diperlukan untuk menjaga akurasi dan presisinya alat. Kalibrasi bisa
dilakukan secara periodik, termasuk juga GPS. Kalibrasi juga bisa dilakukan
sebelum suatu pekerjaan dilakukan (biasanya proyek).
Untuk pengukuran yang ada kaitannya dengan produk BPN maka pengukuran harus
dilakukan oleh surveyor BPN ataupun pihak ketiga yang ditunjuk dan mempunyai
kewenangan untuk melakukan pengukuran, misal Surveyor Berlisensi.
3.
sri
June 5, 2012 at 3:11 pm
Reply
sri :
terimakasih atas info nya..
nah saya mw tanya nih…
gmna cara ngeprint gambar hasil pengukuran GPS, sesuai dengan
skala, dalam ukuran besar, mis: kertas A3
sebelum dilakukan plotting, terlebih dulu cek satuan yang digunakan oleh
software yang dipakai, misal autocad. cek apakah menggunakan satuan meter,
milimeter, inchi, dsb. untuk plotting di bpn menggunakan satuan meter.
pada saat plotting, cek satuan skala yang digunakan (ada 2 pilhan, mm atau
inchi), jika menggunakan satuan mm, untuk plotting peta skala 1:1000 diset
menjadi 1:1, skala 1:2500 menjadi 1:2.5
semoga membantu
4.
Om Ted
July 12, 2012 at 4:11 am
Reply
Wah.. sangat membantu sekali infonya om…. akan saya pelajari materinya… thx
sekali… >>>> http://www.ukurtanah.web.id
5.
bowo ekowidodo
August 22, 2012 at 7:47 am
Reply
Beberapa bulan kemarin kami mengalami masalah dengan batas tanah yang tiba tiba
berubah, dilokasi tersebut memang belum ada sertifikat sebelumnya. Terus ada
bidang tanah yang diajukan untuk di buat sertifikat, saya sempat kaget karena
1. Lokasi tanah kami di tengah, yang dulunya kotak menjadi trapesium, menyempit
di muka jalan.
2. Pengukuran tidak menyertakan kami dilapangan, dan semua pemilik tanah yang
berbatasan
Kami cuman bisa pasrah ketika mendapati hal tersebut. Soalnya memang awam.
Cuman logika saya, orang dulu tidak akan membagi tanah di tengah berbentuk
trapesium.
Apakah logika saya ini salah? Apakah bisa seperti ini ada permainan perangkat desa,
dengan merubah batas tanah yang hanya merujuk pada luas surat pajak tanaj
tahunan?
Maaf saya bingung bertanya pada siapa, kalau pada perangkat desa saya ndak yakin
terpuaskan..
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
6.
Muh. Zein Thalib Close and accept
September 19, 2012 at 2:49 pm
Reply
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 36/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
bowo ekowidodo :
Penjelasan yang sangat panjang samapi saya mumet di buatnya xi3
Beberapa bulan kemarin kami mengalami masalah dengan batas tanah
yang tiba tiba berubah, dilokasi tersebut memang belum ada sertifikat
sebelumnya. Terus ada bidang tanah yang diajukan untuk di buat
sertifikat, saya sempat kaget karena
1. Lokasi tanah kami di tengah, yang dulunya kotak menjadi trapesium,
menyempit di muka jalan.
2. Pengukuran tidak menyertakan kami dilapangan, dan semua pemilik
tanah yang berbatasan
Kami cuman bisa pasrah ketika mendapati hal tersebut. Soalnya
memang awam. Cuman logika saya, orang dulu tidak akan membagi
tanah di tengah berbentuk trapesium.
Apakah logika saya ini salah? Apakah bisa seperti ini ada permainan
perangkat desa, dengan merubah batas tanah yang hanya merujuk pada
luas surat pajak tanaj tahunan?
Maaf saya bingung bertanya pada siapa, kalau pada perangkat desa saya
ndak yakin terpuaskan..
untuk kasus seperti itu mas bowo bisa minta pengecekan ke kantor pertanahan
setempat. setahu saya, berkas permohonan pendaftaran tanah bisa diproses kalau
syarat-syaratnya terpenuhi, misal persetujuan tetangga berbatas dari tanah yang
dimohon sertipikatnya yang dibuktikan dengan tanda tangan/cap jempol. jika pada
gambar ukur memang ada tanda tangan/cap jempol dicek apakah itu tandatangan /
cap jempol asli. bila diindikasikan palsu bisa digugat itu mas. bisa juga di cek tanda
batas yang ada, kalau memang ternyata masuk ke tanah mas bowo bisa dimohon
pengukuran ulang.
7.
ari0508
March 12, 2013 at 12:22 pm
Reply
saya ingin informasi atau konfirmasi nih mengenai pengukuran area tanah…dalam
pengukuran tanah jika areal dalam bentuk segi tidak beraturan/
banyak..bagaimanakah cara perhitungan luas tanah tersebut..misal area dalam bentuk
letter L
Admin
May 24, 2013 at 12:54 am
Reply
8.
adhilu
March 22, 2013 at 7:29 pm
Reply
saya&ingin
Privacy mendapat
Cookies: informasi
This site uses cookies. Bylebih jelastoterkait
continuing kegiatan
use this website, youpengukuran secara
agree to their use.
sistimatis
To find out more,mengenai cara
including how penomoran
to control GUhere:
cookies, see dimana
Cookie dalam
1 GU memuat beberapa
Policy
bidang apakah penomoran GU hanya 1 nomor mewakili semua bidang dalam GU tsb
atau masing2 bidang mempunyai nomor GU masing2. misal: 10 bidang dlm 1 GU Close and accept
apakah nomor GU juga harus 10 atau cukup 1 aja..trims
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 37/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
noeqx
May 4, 2013 at 11:47 pm
Reply
adhilu :
saya ingin mendapat informasi lebih jelas terkait kegiatan
pengukuran secara sistimatis mengenai cara penomoran GU
dimana dalam 1 GU memuat beberapa bidang apakah penomoran
GU hanya 1 nomor mewakili semua bidang dalam GU tsb atau
masing2 bidang mempunyai nomor GU masing2. misal: 10
bidang dlm 1 GU apakah nomor GU juga harus 10 atau cukup 1
aja..trims
9.
reski
January 2, 2014 at 10:45 pm
Reply
saya ingin mengetahui lebih detail lagi cara atau tahap tahap menggunakan gps
dalam pengukuran stop and go
Admin
March 26, 2014 at 10:55 pm
Reply
bisa dipelajari di
http://www.gmat.unsw.edu.au/snap/gps/gps_survey/chap5/554.htm
10.
iwan
February 23, 2014 at 2:20 am
Reply
Admin
March 26, 2014 at 10:57 pm
Reply
Reply
Terimakasih
Admin
March 26, 2014 at 11:01 pm
Reply
yang dimaksud jalan itu batas aspal atau dmj (daerah milik jalan). untuk jalan
besar, ada ketentuan mengenai sempadan jalan, bisa dicek di perda masing-
masing daerah. bidang tanah di depan bidang tanah tersebut bukan milik
orang, tapi tanah negara (dmj). perlu diingat komposisi jalan besar adalah
batas aspal, bahu jalan, trotoar, got/saluran air dan roi.
tks
12.
hanafie
March 13, 2014 at 3:59 pm
Reply
bos bisa kasih contoh perhitungan pake angka gak kalo ngeliat rumusnya aneh
bingung…kalo bisa ane minta tolong hitungin luas tanah ane ukurannya Lebar
Depan : 2.87m Lebar belakang : 3.10m panjang kanan : 8.55 panjang kiri : 8.10
kira2 luasnya berapa ya boss..terima kasih atas perhatian dan jawabannya…
Admin
March 26, 2014 at 11:03 pm
Reply
sebelum menghitung luas, bidang tanah yang diukur harus bisa digambar
terlebih dahulu. melihat uraian data di atas, masih diperlukan ukuran panjang
diagonal ataupun pengikat sisi.
tks
Dina afika
August 31, 2017 at 7:02 am
Bos…cara perhitungan nya bkanya panjang x lebar untuk luas nya jika
pnjg dua sisibn lebar dua sisi sama..ato gmn ce cra perhtgan nya yg bner
msih bnggung nich
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
13.
Achmad Fauzan Close and accept
March 24, 2014 at 5:28 pm
Reply
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 39/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
Admin
March 26, 2014 at 11:16 pm
Reply
14.
achmad fauzan
March 27, 2014 at 7:02 am
Reply
Terima kasih atas jawabannya. Maaf mau tanya lagi :Ada yang bilang data fisik dan
data yuridis itu bersifat terbuka.
Apakah semua data yang tercantum dalam data fisik dan/ atau data yuridis dapat
diketahui publik ? atau ada hal tertentu yang tidak boleh diketahui pubiik ? jika ya
apa saja dan mengapa ?
15.
Abdul Rahman
May 16, 2014 at 10:37 am
Reply
Mau tanya Min, saya beli rumah di perumahan di daerah depok, type 36/99, di
sertipikat tanah tertulis ukuran 99 m2, tapi ketika melihat gambar di sertipikat
kemudian saya bandingkan dengan keadaan realnya ada sedikit perbedaan kira-kira
5-8 m2, lebih luas tanah realnya (kurang lebih 104-106 m2) dari pada luas tanah di
sertipikat (99 m2), menurut pihak developer memang ada beda antara luas real
dengan luas di sertipikat, lebih luas yang realnya, dan menurut developer, itu tanah
milik developer yg sudah dibeli dari pemilik awalnya dulu, namun ketika akan di
sertipikatkan, sewaktu diukur dan diprosentasekan oleh petugas BPN terlalu tinggi,
jadinya dicantumkan di sertipikat hanya 99 m2 dan selebihnya yg sedikit itu
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
dianggap tanah tak bertuan, meskipun sesungguhnya sudah milik developer, bisa
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
tolong dijelaskan maksudnya ada perbedaan antara luas tanah real dengan luas yg di
SHM dan apakah sisa luas tanah yg tidak masuk sertipikat itu milik sah saya karenaClose and accept
sy beli realnya seperti itu ??
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 40/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
16.
arief a w
July 3, 2014 at 10:52 am
Reply
Apabila tanah yang akan diukur sudah sama sekali tidak terlihat batas-batasnya
karena dibebaskan sekitar tahun 1970an, bagaimana cara melakukan pengukurannya,
mohon petunjuk. Teriima kasih.
17.
sri endah
October 14, 2014 at 11:34 pm
Reply
18.
Gandhy
February 25, 2015 at 9:17 pm
Reply
Sy mau Tanya, utk pengukuran ulang tanah yg Blm terdaftar disertifikat , klu kena
tol Jor2 di ganti ga? Itu sudah di ukur ulang smua 149m2 tp kenapa yg 39m2 tdk
boleh diajukan da di ukur ulang blm ditanggapi kapan? Ya. BPN mengesahkan sy
gandi kel bt sari kec bt ceper tangerangrw 02 RT 03 trima kasih sy mohon
bantuannya da bayar ukur ulang tp blm ditanggapi BPN
19.
Gandhy
February 25, 2015 at 9:41 pm
Reply
trimakasih infonya sy Jd tambah ilmu sbg frofesi sy di jasa konstruksi kirim contoh
hit dlm segitiga sembarang luasnya yg mudah selain phytagoras
20.
pbhham
March 4, 2015 at 2:38 am
Reply
21.
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
Laurentio
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
July 23, 2015 at 4:18 pm
Reply Close and accept
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 41/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
pada Peta Bidang Tanah, yang ditandatangani oleh Kepala Kantor karena tidak ada
SK penunjukan Plt. Kepala Seksi SPP, apakah diperlukan paraf kepala sub seksi dan
petugas ukur?
Mohon masukan, terimakasih
22.
yuli
August 18, 2016 at 3:11 pm
Reply
jika peta BPN Resmi tertera luasan dan batas-batas lengkap,dengan berjalannya
waktu
terjadi pengukuran ulang oleh BPN untuk penerapan pengembalian batas,apakah
kebijakan BPN mengikuti kebenaran Peta atau Kronologis Areal Yang Sekarang ?
Mohon penjelasan serta legalitasnya, sehubungan dengan permasalahan pertanahan
yg semakin rumit menurut saya tentang legalitas atau kekuatan
Hukumnya,terimakasih
23.
salis
November 11, 2016 at 2:34 pm
Reply
24.
Elibanga
December 2, 2016 at 11:21 am
Reply
Mau nanya gimana kalau sertifikat yg terbit ternyata masuk kawasan hutan, g mn
solusi secara hukum, apakah sertifikat yg salah diterbitkan thn 2006 atau penetapan
kawasan hutannya salah yg mengacu penetapan kawasan hutan thn 1993
25.
Agus Prasetyo
May 1, 2017 at 11:00 am
Reply
Bpk/ Ibu/ sdr yg saya hormati, mohon pencerahan membaca notasi titik-titik batas
lahan tanah saya yg tertera di SHM berikut ini (hanya sbg contoh saja):
A. X=67259.9233 Y=581946.6802
B. X=67278.6093 Y=581979.3084
pertanyaan:
1. bagaimana menghitung jarak dari dua buah titik A ke B tersebut?
2. apakah notasi titik A dan B tsb melambangkan lokasi sesuai koordinat GPS?
(masalahnya, saya tidak dapat menemukan di GPS dg sistem penulisan koordinat
semacam ini, shg GPS tdk bisa mengenali alamat koordinat ini)
atas&jawaban
Privacy dansite
Cookies: This pencerahan
uses cookies. bp/ ibu/ Sdr,tosaya
By continuing haturkan
use this byk
website, you terimakasih.
agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
Agus.
Close and accept
26.
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 42/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
Agus Prasetyo
May 1, 2017 at 11:10 am
Reply
Bpk/ Ibu/ sdr yg saya hormati, mohon pencerahan membaca notasi titik-titik batas
lahan tanah saya yg tertera di SHM berikut ini (hanya sbg contoh saja):
A. X=67259.9233 Y=581946.6802
B. X=67278.6093 Y=581979.3084
pertanyaan:
1. bagaimana menghitung jarak dari dua buah titik A ke B tersebut?
2. apakah notasi titik A dan B tsb melambangkan lokasi sesuai koordinat GPS?
(masalahnya, saya tidak dapat menemukan di GPS dg sistem penulisan koordinat
semacam ini, shg GPS tdk bisa mengenali alamat koordinat ini)
atas jawaban dan pencerahan bp/ ibu/ Sdr, saya haturkan byk terimakasih.
Agus.
Hari
August 2, 2017 at 3:52 pm
Reply
Dear Agus,
Salam,
Hari
Agus Prasetyo
August 3, 2017 at 9:55 am
Alhamdulillaah.
Terimakasih pak Hari atas reply dan penjelasan bapak.
Tadinya saya sdh pesimis untuk mendapatkan jawaban setelah sekian
lama menunggu.
Namun akhirnya saya bisa menemahami bahwa kemungkinan anda juga
mesti menjawab semua inquiry dari seluruh tanah air.
Sekali lagi terima kasih.
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
Best regards,
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
Agus
Close and accept
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 43/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
Agus Prasetyo
August 3, 2017 at 10:04 am
Alhamdulillaah.
Terimakasih pak Hari atas reply dan penjelasan bapak.
Tadinya saya sdh pesimis untuk mendapatkan jawaban setelah sekian
lama menunggu.
Namun akhirnya saya bisa menemahami bahwa kemungkinan anda juga
mesti menjawab semua inquiry dari seluruh tanah air.
Sekali lagi terima kasih.
Best regards,
Agus
27.
Wirasaputra
May 2, 2018 at 8:59 am
Reply
Saya Ada masalah dengan tetangga (tetangga yg cari masalah).. Tetangga meminta
pengembalian batas tanah, tanah kami sudah bersertifikat dan patok batas masih ada
dan ukuran nya tidak berubah, apakah masih perlu pengembalian batas tanah?
28.
irfan
August 9, 2018 at 12:19 pm
Reply
apakah luasan tanah yang diukur tidak termasuk jalan didalam gang buntu ?
29.
agus saputra
December 14, 2018 at 10:28 am
Reply
Dalam proses jual beli, hasil pengukuran petugas BPN (informal) dijadikan dasar
nilai jual beli dgn data2 pembanding. Sebenarnya bisa saja digunakan Jasa Surveyor
atau semacamnya atau menggunakan autocad tp akhirnya menggunakan perhitungan
sendiri dgn referensi berbagai sumber, termasuk situs ini. Dari situs ini saya
memperoleh informasi bahwa kaidah dasarnya adalah luas lahan dihitung
berdasarkan posisi bidang datar, termasuk bidang datar pada lokasi lahan yg miring
(mdh2an bener nih pemahan saya). Perhitungan luas GS, saya lakukan dengan 2
cara, 1. Penentuan titik2 koordinat GS pada diagram XY, skala diagram xy
disamakan dgn skala GS, 2. Perhitungan luas pada situs google earth, perhitungan
pada peta ini terlebih dahulu dilakukan dgn cara menghitung jumlah line dan
panjang masing 2 line pada GS yg membentuk perimeter GS, berdasarkan skala GS,
panjang masing2 line aktual dan jumlah perimeternya dapat diketahui. Panjang
masing2 line aktual diproyeksikan pada peta google earth sehingga membentuk
perimeter sesuai GS, acuan luas pada peta mengacu pada kesesuaian jumlah
perimeternya, yaitu 1667 m. Diperoleh hasil 1. Diagram XY, perhitungan luas
83.556 m2, bias cukup besar krn bs jd skala tdk akurat, 2. Luas pada jumlah
perimeter 1665 m, 1667m dan 1668 m, memperoleh jumlah luas 99% mendekati.
1. No trackbacks yet.
Leave a Reply
February 2011
M T W T F S S
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28
Mar »
Pages
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
Arsip
Galeri Close and accept
Kontak
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 45/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
Recent Posts
Pengumuman
Permasalahan Running FAS4US di
Windows 7
Materi OJT 2011 : Modul Tambahan
Materi OJT 2011 : Modul
Materi OJT 2011 : Bahan Ajar
Total Station
Materi OJT 2011 : Presentasi
Sokkia SET50x
Materi OJT 2011 : Konsep Dasar Alat
Ukur Total Station dan Theodolite
Resolusi Rendah
Panduan Praktis Orthorektifikasi
dan Dijitasi
Buku Pegangan Juru Ukur
Pemanggilan Peserta OJT Pengukuran
Dasar 2011
Blogroll
Leica Surveying
Seksi Tematik BPN Sulawesi Tengah
Email Subscription
Sign me up!
Blog Stats
103,640 hits
Meta
Register
Log in
Entries RSS
Comments RSS
WordPress.com
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 46/47
27/2/2019 Buku Pegangan Juru Ukur | Seksi Pengukuran Dasar BPN Provinsi Sulawesi Tengah
Advertisements
REPORT THIS AD
Top
Blog at WordPress.com.
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/ 47/47