Anda di halaman 1dari 20

Laporan Mekanika Tanah I

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Praktikum Mekanika Tanah I ini merupakan salah satu persyaratan dari Kurikulum
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bhayangkara Surabaya. Praktikum ini
menuju pada pengujian mengenai keadaan suatu tanah yang akan digunakan sebagai tempat
berdirinya suatu bangunan. Hasil akhir dari praktikum ini berupa data - data yang
selanjutnya dianalisis sampai struktur bangunan dapat ditentukan, seperti tipe pondasi yang
akan digunakan. Hal-hal tersebut sangat penting untuk menunjang segi ekonomis dan segi
keselamatan baik untuk bangunan,pemakai maupun pekerja yang ada.
Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari butiran mineral-mineral padat
yang tidak tersementasi satu sama lainnya serta terletak di atas batuan dasar. Ikatan antar
butiran relatif lemah disebabkan karena adanya ruang (rongga) diantara partikel-partikel
butiran tanah. Ruang tersebut dapat berisi air, udara ataupun keduanya. Apabila tanah
sudah benar-benar kering maka tidak akan ada air sama sekali dalam porinya. Keadaan
semacam ini jarang ditemukan pada tanah yang masih dalam keadaan asli lapangan. Air
hanya dapat dihilangkan sama sekali dari tanah apabila dilakukan dengan tindakan khusus
untuk maksud tersebut, misalnya dengan memanaskan di dalam oven. Karena penyelidikan
tanah yang memadai merupakan suatu pekerjaan pendahuluan yang sangat penting pada
perencanaan sebuah proyek

1.2. Maksud dan Tujuan


Secara umun maksud dan tujuan diadakannya Praktikum Mekanika Tanah I ini adalah
untuk mengetahui dan memahami segi teknis dari penyelidikan tanah baik di laboratorium
maupun di lapangan. Sedangkan mahasiswa dengan adanya praktikum ini, dapat
mempraktekkan teori-teori yang ada dalam mata kuliah Mekanika Tanah I yang didapat
pada saat kuliah secara langsung, sehingga mahasiswa diharapkan dapat memahami apa
yang dipelajari pada Mekanika Tanah I. Selain itu juga pengetahuan tentang mekanis yang
terjadi pada suatu jenis tanah dapat bertambah dengan dilakukannya pengujian serta
bertambahnya pengalaman dalam penggunaan peralatan yang digunakan dalam praktikum.

1|U niver sitas Bha yangkara Suraba ya


Laporan Mekanika Tanah I

Adapun secara khusus maksud dan tujuan praktikum ini adalah :


1. Mengetahui segi teknis dan karakteristik dari suatu tanah
2. Mengetahui bentuk dan jenis dasar tanah yang dipakai dalam praktikum Mekanika
Tanah.
3. Mengetahui proses kerja dalam penelitian yang dilakukan pada praktikum mekanika
tanah di lapangan
4. Mengetahui bagaimana mengetahui Kadar air tanah, Berat jenis tanah, Berat Volume
tanah, Batas cair tanah, Batas plastis tanah, Pemadatan tanah, dan Konsolidasi suatu
tanah.

1.3. Rumusan Masalah


1. Bagaimana mengetahui segi teknis dan karakteristik dari suatu tanah ?
2. Bagaimana bentuk dan jenis dasar tanah yang dipakai dalam praktikum Mekanika
Tanah ?
3. Bagaimana proses kerja dalam penelitian yang dilakukan pada praktikum mekanika
tanah di labolatorium ?

2|U niver sitas Bha yangkara Suraba ya


Laporan Mekanika Tanah I

BAB II
PEMBAHASAN PRAKTIKUM

2.1. PENGUJIAN KADAR AIR TANAH


2.1.1. Maksud dan tujuan
Setiap kali mengadakan pengetesan suatu tanah dilaboratorium, kadar
air dari tanah yang berhubungan harus ditentukan terlebih dahulu. Oleh karena
itu, percobaan ini dilakukan untuk mengetahui berapa persen kadar air yang
terkandung dalam tanah yang diuji.
Kadar air didefinisikan sebagai perbandingan antara berat air yang
terkandung dalam tanah dengan berat butiran tanah kering yang dinyatakan
dalam prosen (%).
Tujuan dilakukannya pengujian ini yakni untuk mengetahui kadar air
yang terkandung dalam suatu tanah.

2.1.2. Alat yang dibutuhkan


1. Cawan 3 bh
2. Neraca
3. Oven listrik
4. Sample tanah yang diuji

2.1.3. Tahapan uji


1. Tentukan berat cawan juga catat nomor dari cawan yang bersangkutan (a
gram).
2. Letakan contoh tanah yang masih basah akan diuji didalam cawan.
3. Tentukan berat tanah dan cawan (b gram).
4. Letakan cawan dan tanah yang telah disiapkan didalam dan dimasukkan
kedalam oven selama kira-kira 24 jam atau sampai dengan beratnya tetap.
5. Tentukan berat tanah kering dan cawan (c gram). Tiap contoh tanah
diambil 3 cawan.

3|U niver sitas Bha yangkara Suraba ya


Laporan Mekanika Tanah I

2.1.4 Foto Praktikum

Gambar (a). berat cawan 1 + tanah Gambar (b). berat cawan 2 + tanah
kering oven kering oven

Gambar (d). proses mengoven tanah Gambar (c). berat cawan 3 + tanah
beserta cawan kering oven

2.1.5 Hasil Praktikum


Hasil Data Pengujian Kadar Air Tanah disajikan Dalam Tabel Sebagai
berikut :

Sample 1 2 3
Berat cawan kosong (a) gram 7,1 5,3 7,5
Berat cawan + tanah asli (b) gram 10,05 7,6 10,5
Berat cawan + tanah kering oven (c) gram 9 7 9,3
Berat air (b-c) gram 1,05 0,6 1,2
Berat tanah kering (c-a) gram 1,9 1,7 1,8
Water Content (Kadar Air) % 55,3 % 35,3 % 66,7 %

4|U niver sitas Bha yangkara Suraba ya


Laporan Mekanika Tanah I

Kadar Air =

Sample 1
Kadar Air =

w =

w = 55,3 %

Sample 2
Kadar Air =

w =

w = 35,3 %
Sample 3

Kadar Air =

w =

w = 66,7 %

Jadi, kadar air rata-rata = = 52,4 %

2.1.6. Kesimpulan:
Sesuai hasil pengujian di atas, tanah yang diuji termasuk jenis tanah
pasir, karena kadar air tanah yang diperoleh sebesar 52,4%. Pengujian ini
digunakan untuk perencanaan suatu pondasi bangunan, karena dalam
merencanakan pondasi harus mengetahui jenis tanah yang ditempati pondasi.

2.2. PENGUJIAN BERAT JENIS TANAH


2.2.1. Maksud dan tujuan
Berat jenis (Specific gravity) tanah adalah perbandingan antara berat isi
butiran tanah dengan berat isi air pada volume yang sama dan suhu
tertentu.pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis dari suatu
jenis tanah (Gs) menggunakan pignometer, mengingat berat jenis dari masing-
masing tanah berbeda.

5|U niver sitas Bha yangkara Suraba ya


Laporan Mekanika Tanah I

2.2.2. Alat yang diperlukan:


1. Piknometer 4 bh
2. Cawan
3. Neraca
4. Thermometer
5. Sample tanah yang sudah disaring
6. Aquades
7. Kompor

2.2.3. Tahapan uji


a. Timbang 2 buah piknometer yang masih kosong dan kering (a gram).
b. Picnometer diisi aquades sampai batas leher piknometer lalu ditimbang
dengan neraca. Berat tiap piknometer dan aquades (b gram).
c. Tuang air yang di dalam pignometer ke dalam gelas ukur.
d. Masukkan tanah kering ke dalm pignometer lalu timbang menggunakan
neraca (c gram). (Gambar a)
e. Masukkan air yang ada di gelas ukur ke dalam pignometer, lalu diketuk-
ketuk hingga gelembung yang ada di dalam pignometer hilang (d gram).
(Gambar b)

f. Panaskan pignometer yang sudah berisi air dan tanah hingga air mendidih
untuk menghilangkan sisa-sisa gelembung yang ada di dalam tanah. (Gambar
d)

g. Diamkan pignometer hingga suhu air sama dengan suhu ruangan.

2.2.4 Foto Praktikum

Gambar (b). pignometer di ketu-ketuk

Gambar (a). mengisi pignometer dengan


tanah ayakan
6|U niver sitas Bha yangkara Suraba ya
Laporan Mekanika Tanah I

2.2.5. Hasil Praktikum


Sample 1 2 3 4
Berat Pignometer kosong (a) gram 66 48 165 178
Berat pignometer + aquades (b) gram 164 147 663 675
Berat pignometer + tanah kering (c) gram 95 82 353 324
Berat pignometer + tanah kering + aquades (d) gram 179 164 747 749
0 0 0
Temperatur b (T1) 32 C 32 C 32 C 320C
Temperatur d (T2) 32,70C 32,70C 32,70C 32,70C
Faktor koreksi suhu (T1) 0,954 0,954 0,954 0,954
Faktor koreksi suhu (T2) 0,951 0,951 0,951 0,951

c-a
Gs =
(b – a)T1 – (d – c)T2

Sample 1
c-a
Gs =
(b – a)T1 – (d – c)T2
95 - 66
Gs =
(164 – 66)0,954 – (149 – 95)0,951

29
Gs =
93,492 – 79,884

Gs = 2,1311

Sample 2
c-a
Gs =
(b – a)T1 – (d – c)T2

82 - 48
Gs =
(147 – 48)0,954 – (164 – 82)0,951

34
Gs =
94,446 – 77,982

Gs = 2,0651

7|U niver sitas Bha yangkara Suraba ya


Laporan Mekanika Tanah I

Sample 3
c-a
Gs =
(b – a)T1 – (d – c)T2
353 - 165
Gs =
(663 – 165)0,954 – (747 – 353)0,951

188
Gs =
475,092 – 374,694

Gs = 1,8725

Sample 4
c-a
Gs =
(b – a)T1 – (d – c)T2
324 - 178
Gs =
(675 – 178)0,954 – (749 – 324)0,951

146
Gs =
474,138 – 404,175

Gs = 2,0868

Jadi, berat jenis rata-rata = = 2,039

2.2.6. Kesimpulan
Dari hasil percobaan berat jenis tanah, diperoleh hasil dari ke-4 sample
tanah yaitu rata-rata berat jenis sebesar Gs = 2,039

8|U niver sitas Bha yangkara Suraba ya


Laporan Mekanika Tanah I

2.3. PENGUJIAN BERAT VOLUME TANAH


2.3.1. Maksud dan tujuan
Berat volume adalah perbandingan antara berat tanah kering dengan volume
tanah termasuk volume pori-pori tanah. Tujuan dilakukannya pengujian ini
adalah untuk mengetahui bulk density (kepadatan tanah).

2.3.2. Alat yang diperlukan


1. Pisau
2. Mangkuk
3. Cawan kaca
4. Neraca
5. Air raksa (berat jenis 13,6)
6. Tanah asli yang sudah disaring
7. Aquades

2.3.3. Tahapan uji


1. Campur aquades dengan tanah agar tanah bisa dibentuk menjadi kubus
1x1x1 cm (buat 3 sample). Lalu timbang menggunakan neraca. (gambar a)
2. Timbang cawan kosong menggunakan neraca.
3. Letakkan mangkuk diatas cawan, untuk wadah air raksa yang nantinya
akan tumpah.
4. Tuang air raksa ke dalam mangkuk, ratakan permukaan air raksa dengan
cara menekan permukaan mangkuk sehingga air raksa permukaannya rata
dengan mangkuk.
5. Sampel tanah yang berbentuk kubus, masukkan ke dalam mangkuk yang
berisi air raksa. Kemudian ratakan dengan kaca penahan, maka sebagian air
raksa akan tumpah dari mangkuk. (gambar b)
6. Selanjutnya, air raksa yang tumpah pada cawan di timbang menggunakan
neraca.

9|U niver sitas Bha yangkara Suraba ya


Laporan Mekanika Tanah I

2.3.4 Foto Praktikum

2.3.5 Hasil Praktikum

Hasil Data Pengujian Berat Volume Tanah disajikan dalam Tabel sebagai

berikut :

Sample 1 2 3
Berat cawan kosong (a) gram 36,55 36,55 36,55
Berat cawan + tanah asli (b) gram 8,4 5,85 7,9
Berat cawan + air raksa yang tumpah (c) gram 135 109 124
Volume air raksa yang tumpah (d) 7,24 5,33 6,4
Berat volume basah 1,16 1,1 1,23

d= Rumus mencari volume air raksa yang tumpah(gram)

ϒb = Rumus mencari berat volume basah (ϒb)

Keterangan:
a = berat cawan kosong (gram)
b = berat cawan + sample tanah (gram)
c = berat cawan + air raksa yang tumpah (gram)
d = volume air raksa yang tumpah (cm3)
ϒb = berat volume basah (gr/cm3)

10 | U n i v e r s i t a s B h a y a n g k a r a S u r a b a y a
Laporan Mekanika Tanah I

MENCARI VOLUME AIR RAKSA YANG TUMPAH


Sample 1
c-a
d =
13,6
135 – 36,55
d =
13,6

98,45
d =
13,6

d = 7,24

Sample 2
c-a
d =
13,6
109 – 36,55
d =
13,6

72,45
d =
13,6

d = 5,33

Sample 3
c-a
d =
13,6
124 – 36,55
d =
13,6

87,45
d =
13,6

d = 6,4

11 | U n i v e r s i t a s B h a y a n g k a r a S u r a b a y a
Laporan Mekanika Tanah I

MENCARI VOLUME BASAH


Sample 1
b
ϒb =
d
8.4
ϒb =
7,24

ϒb = 1,16

Sample 2
b
ϒb =
d
5,85
ϒb =
5,33

ϒb = 1,1

Sample 3
b
ϒb =
d
7.9
ϒb =
6,4

1,705
ϒb =
0,9132

ϒb = 1,867

Jadi, rata-rata berat volume tanah = = 1,376

2.3.6 Kesimpulan
Dari hasil percobaan berat volume tanah diperoleh rata-rata ɣb = 1,376 ,
maka kita dapat menyimpulkan bahwa makin padat suatu tanah maka makin

12 | U n i v e r s i t a s B h a y a n g k a r a S u r a b a y a
Laporan Mekanika Tanah I

tinggi bulk density (kepadatan tanah). Yang berarti makin sulit meneruskan air
atau diteruskan akar tanaman.

2.4. PENGUJIAN BATAS CAIR TANAH


2.4.1. Maksud dan tujuan
Maksud dari pengujian ini adalah untuk menentukan kadar air suatu tanah
pada keadaan batas cair. Yang mana batas cair ialah perubahan kadar air
dimana suatu tanah berubah dari keadaan cair menjadi keadaan plastis

2.4.2. Alat yang diperlukan


7. Cawan
8. Solet
9. Neraca
10. Oven
11. Cassagrande
12. Aquades
13. Mangkuk
14. Pisau Cassagrande
15. Pisau

2.4.3. Tahapan uji


1. Timbang berat cawan dan masukkan sample tanah pada cawan lalu
timbang juga.
2. Tambahkan air ke dalam sample tanah, lalu aduk hingga merata. (gambar d.1)
3. Letakkan sample ke dalam mangkuk, ratakan menggunakan solet.
4. Belah sample pada cassagrande dengan solet hingga terpisah menjadi 2
bagian yang sama. (gambar d.2)
5. Putar stang cassagrande sehingga terketuk hingga alur yang terpisah tadi
kembali menyatu. Catat berapa jumlah ketukannya.
6. Ambil tanah dari cassagrande lalu timbanglah, setelah itu masukkan ke
dalam oven selama 24 jam dan timbang kembali. (gambar d.3)
7. Lakukan sebanyak 3 percobaan.

13 | U n i v e r s i t a s B h a y a n g k a r a S u r a b a y a
Laporan Mekanika Tanah I

2.4.4 Foto Praktikum

Gambar (d.1).alat cassagrande

Gambar (d.3).masukkan pada oven dan


menimbangnya lagi

Gambar (d.2).meratakan tanah pada


cassagrande

2.4.5 Hasil Praktikum

Hasil Data Pengujian Batas Cair Tanah disajikan dalam Tabel sebagai berikut :

Percobaan no. 1 2 3 4 Satuan


Jumlah Pukulan 25 29 32 116
Berat Cawan Timbang W1 gram 7,55 3,35 3,45 6,35 gr
Berat Cawan + Tanah basah W2 gram 22,72 12,84 13,26 20,75 gr
Berat Cawan + Tanah kering W3 gram 16,84 9,45 11,16 15,75 Gr

W2 − W1 − W3 − W1 63,29 55,57 27,23 53,19 %


Kadar air X 100
W3 − W1

BATAS CAIR (LL) : 63,29%

14 | U n i v e r s i t a s B h a y a n g k a r a S u r a b a y a
Laporan Mekanika Tanah I

Dari data kurva tersebut didapatkan nilai kadar air pada saat tepat 25 ketukan dengan

rumus X 100 = 63,29%

Untuk kurva, bisa dilihat pada grafik berikut :


70.00%

60.00% Batas Cair


63,29%
50.00%
Kurva Aliran
Kadar Air (%)

(Flow Curve)
40.00%

30.00% Kadar air

20.00%

10.00%

0.00%
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50
Log n

Keterangan grafik

Percobaan
1 2 3 4
No.

W 63.29 55.57 27.23 53.19


Log n 1.40 1.46 1.51 2.06
n 25 29 32 116

2.4.6 Kesimpulan

Dari hasil pengujian batas cair tanah di atas maka bisa kita simpulkan bahwa
semakin besar kadar air pada tanah yang diuji maka semakin sedikit ketukan yang
diperlukan dan pada pengujian ini diperoleh batas cair sebesar 63,29% dalam 25
ketukan.

15 | U n i v e r s i t a s B h a y a n g k a r a S u r a b a y a
Laporan Mekanika Tanah I

2.5. PENGUJIAN BATAS PLASTISITAS TANAH


2.5.1. Maksud dan tujuan
Maksud dari pengujian ini adalah untuk menentukan batas plastisitas pada
tanah yang diuji. Batas plastis adalah kadar air minimum dimana suatu tanah
masih dalam keadaan plastis (perubahan bentuk secara permanen)

2.5.2. Alat yang diperlukan


1. cawan
2. Solet
3. Neraca
4. Oven
5. Mangkuk
6. Lempeng kaca

2.5.3. Tahapan uji


1. Menimbang cawan kosong
2. Masukkan sample tanah + aquades, lalu aduk hingga merata.
3. Ambil sample yang sudah teraduk dan plintir diatas lempeng kaca hingga
mencapai diameter 3mm hingga retak.
4. Jika sampai diameter 3mm namun belum retak, berarti tanah terlalu
banyak mengandung air.
5. Timbang plintiran sebelum dimasukkan ke dalam oven.
6. Masukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu 1100C.
7. Keluarkan dari oven dan timbang lagi menggunakan neraca.

2.5.4 Hasil Praktikum

Hasil Data Pengujian Batas Plastisitas Tanah

Kadar air (w)


Percobaan D E F Kadar air (w) %
rata-rata %
𝐖𝟏 𝐖𝟐 𝐖𝟑
Cawan no. (gram) (gram) (gram) W = ((E-F)/(F-D))x100% W=
𝟑

1 8,2 8,75 8,6 37,5


2 8,15 8,65 8,5 42,85 33,45
3 7 7,6 7,5 20

16 | U n i v e r s i t a s B h a y a n g k a r a S u r a b a y a
Laporan Mekanika Tanah I

Keterangan :

D : Berat cawaan kosong (gram)

E : Berat cawac dan tanah basah (gram)

F : Berat cawan dan tanah kering (gram)

W : Kadar air tanah (%)

Perhitungan Indeks Plastisitas (IP)

Perhitungan nilai indeks plastisitas ini menggunakan persamaan di bawah ini :

IP = LL – PL

Dimana :

IP = Indeks Plastisitas

LL = Batas Cair

PL = Batas plastis

Sehingga didapatkan nilai indeks plastisitas sebagai berikut :

IP = LL – PL = 63,29% - 33,45% = 29,84%

2.5.5. Kesimpulan
Dari hasil pengujian batas plastisitas tanah ini, bisa ditarik
kesimpulan bahwa semakin tinggi kadar air, berpengaruh pada keplastisitasan
tanah dan pada pengujian ini diperoleh batas plastisitas sebesar 33,45% dan
indeks plastisitas sebesar 29,84%.

2.6. PENGUJIAN PEMADATAN TANAH


2.6.1. Maksud dan tujuan
Pemadatan tanah merupakan suatu proses mekanis dimana udara dalam pori
tanah dikeluarkan. Proses tersbut dilakukan pada tanah yang digunakan sebagai
bahan timbunan dengan tujuan sebagai berikut:

17 | U n i v e r s i t a s B h a y a n g k a r a S u r a b a y a
Laporan Mekanika Tanah I

a. Menaikan kekuatan daya dukung tanah


b. Memperkecil compressibility dan daya rembes air
c. Memperkecil pengaruh air terhadap tanah tersebut
d. Kepadatan tanah itu mulai dari berat isi kering tanah (dry density) dan
tergantung pada kadar air tanahnya (water content).
e. Berat Isi Maksimu
f. Kadar Air tanahnya (w) Optimum
g. Angka Porinya (e) minimum

2.6.2. Tujuan
a) Untuk Mengetahui kadar air optimum pada suatu pemadatan dengan gaya
tertentu
b) Untuk Mengetahui angka pori dan porositas tanah
c) Untuk Mengetahui berat isi tanah basah di lapangan
d) Untuk Mengetahui berat isi tanah kering dilapangan

2.6.3. Alat yang diperlukan


1. Mould untuk memadatkan, diameter ± 5 cm.
2. Palu besi, tinggi jatuh = 30 cm, berat = 2,5 kg
3. Strain egne / pengikir sendok
4. Neraca analistis dan anak timbangan
5. Cawan
6. Gelas ukur
7. Oven listrik
8. Piknometer dan termometer
9. Dongkrak
10. Kantong plastik
11. Air
12. Contoh tanah
2.6.4. Tahapan uji
a. Contoh tanah dilapangan ditumbuk lalu disaring
b. Contoh tanah di bagi menjadi 5 bagian dan masing-masing
ditambahkan dengan air yang kadarnya berbeda, yaitu : 200 ml, 300
ml, 400 ml, 500 ml, dan 600 ml

18 | U n i v e r s i t a s B h a y a n g k a r a S u r a b a y a
Laporan Mekanika Tanah I

c. Contoh tanah dicampur dan diaduk secara merata. Kemudian ditaruh


dalam plastik dan didiamkan selama 12 jam agar homogen
d. Contoh tanah yang telah homogen dimasukkan ke dalam mould kira-
kira 1/3 bagian, lalu ditumbuk 25 kali, kemudian ditambah 1/3 bagian
lagi, ditumbuk merata sebanyak 25 kali. Kemudian ditambah 1/3
bagian lagi, sampai mould terisi penuh dan ditumbuk 25 kali.
e. Contoh tanah yang berada dalam mould diratakan permukaannya
sesuai dengan volume mould, kemudian ditimbang.
f. Menyiapka cawan yang telah diketahui beratnya.
g. Contoh tanah dikeluarkan dari mould dengan menggunakan dongkrak,
letakkan contoh tanah pada cawan yang telah disiapkan sebelumnya
dan ditimbang, kemudian dioven selama 24 jam.
h. Kemudian cawan dan contoh tanah yang telah dioven selama 24 jam
ditimbang untuk mendapatkan kadar airnya.
i. Hal yang sama dilakukan untuk sampel-sampel dengan kadar air yang
berbeda.

2.6.5 Hasil Praktikum


Hasil Data Pengujian Pemadatan Tanah (Standart Proctor Test)

No Nomor Test 1 2
1 No Cawan 1 2 3 4 5 6
Berat Mould (gr) 4,627 4,627 4,627 4,627 4,627 4,627
Diameter Mould 10,30 10,30 10,30 10,30 10,30 10,30
Tinggi Mould 11,7 11,7 11,7 11 11 11
Berat Cawan (gr) 7 7 7 7 7 7
Berat Mould+Tanah 4,969 5,111 5,227 5,303 5,354 5,360
3 Tanah Basah (W) 21 11 21 21 30 70
4 Tanah Kering (Ws) 21 9,8 17,8 17,1 22,1 51,8
5 Kadar Air (%) 12,245 17,978 22,807 28,747 35,135 37,134
Berat Volume Air
0,497 0,616 0,738 0,983 0,752 0,351
6 Maksimum (ɣd)

19 | U n i v e r s i t a s B h a y a n g k a r a S u r a b a y a
Laporan Mekanika Tanah I

Hasil Pengujian Standart Proctor Test disajikan dalam bentuk grafik, Untuk
Mengetahui Nilai Kadar Optimum dan Berat Volume Air Maksimum.

1.200

ɣd optimum
1.000 0.983

0.800
0.738 0.752
ɣd (gr/cm³)

0.600 0.616 ɣd
0.497
0.400
0.351

0.200

0.000
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Kadar Air (%)

2.6.6. Kesimpulan
Dari hasil pengujian pemadatan tanah (proctor test) diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa Berat Volume Air Maksimum (ɣd) pada percobaan ini
didapat nilai sebesar 0,983 gr/cm³.

20 | U n i v e r s i t a s B h a y a n g k a r a S u r a b a y a

Anda mungkin juga menyukai