Anda di halaman 1dari 8

oleh :

Syahrusfarabi
5160411438
G-Teknik Informatika

Fakultas Bisnis dan Teknologi Informasi


Universitas Teknologi Yogyakarta
2016
Pendahuluan
Latar Belakang
Ekonomi Islam atau Ekonomi berbasis Syariah adalah sebuah sistem ekonomi yang memiliki
tujuan utama untuk kesejahteraan umat. Sistem ekonomi syariah berpedoman penuh pada Al-
Qur’an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi prosedur transaksinya sepenuhnya untuk
kemaslahatan masyarakat, sehingga tidak ada satu pihak yang merasa dirugikan. Kesejahteraan
masyarakat dalam Ekonomi Islam tidak hanya diukur dari aspek materilnya, namun
mempertimbangkan dampak sosial, mental dan spiritual individu serta dampak yang ditimbulkan
bagi lingkungan.
Syariat Islam telah mengajarkan tatacara manusia dalam menjalankan hidupnya dari segala
aspek. Tidak hanya dalam aspek religious, tetapi juga mengatur perilaku manusia sebagai mahluk
sosial, menjaga hubungan antar sesama manusia, hubungan manusia dengan alam, dan
menghindarkan dari perilaku-perilaku menyimpang agar dapat tercipta kedamaian dan ketentraman.
Syariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis manusia,
sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia, tetapi juga kebahagiaan di Akhirat kelak.
Dalam memenuhi keperluan hidup, syariat Islam menganjurkan untuk saling bekerjasama dan tolong
menolong selama dalam hal kebaikan dan terhindar dari kemungkaran. Dalam bisnis-bisnis
konvensional, segala sesuatunya mengacu pada satu titik, yaitu mendapat keuntungan materil.
Dampak yang ditimbulkan dari tujuan awal bisnis konvensional menyebabkan pelaku bisnis
cenderung untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya sehingga kurang memperhatikan
dampak yang di timbulkan bagi individu lain. Hal ini sangat berbeda dengan bisnis-bisnis yang
dilandasi atas hukum Islam. Implementasi dari bisnis yang berbasis syariah tidak hanya berfokus
pada mencari keuntungan/laba secara materil, namun aspek keuntungan non-materil yaitu,
kesabaran, kesukuran, kepedulian, serta menjauhkan diri dari sifat kikir dan tamak. Bisnis yang
dilandasi oleh syariah dapat menjauhkan pebisnis dari perbuatan tercela, penipuan, merusak
lingkungan, dan perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri maupun lingkungannya.

Rumusan Masalah
Bagaimana prinsip ekonomi secaraIslam
bagaimana pengembangan sistem ekonomi dalam islam
bagaimana peranan sistem ekonomi diindonesia
apa manfaat menerapkan ekonomi secara islam

tujuan penulisan
tujuan umum
mencari informasi tentang ekonomi secara islam
mencari perbedaan antara sistem ekonomi islam dan sistem ekomomi yang lainnya
tujuan khusus
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam

manfaat
mengetahui informasi umum tentang ekonomi secara islam
mengetahui perbedaan sistem ekonomi islam dan sistem ekomomi yang lainnya
mengetahui prinsip ekonomi islam
mengetahui syarat dan ketentuan ekonomi dalam islam
Pembahasan
Pengertian
Ekonomi adalah upaya manusia dalam memenuhi pilihan kebutuhan yang tidak terbatas dari pilihan
sumberdaya yang terbatas.1 Sedang ilmu ekonomi oleh Paul Samnelson and William Northan (2001)
dalam bukunya Economic yang dikutip Heri Sudarsono juga, disebutkan adalah suatu studi tentang
perilaku orang dan masyarakat dalam memilih cara menggunakan sumber daya yang langka dan
memiliki beberapa alternatif penggunaan, dalam rangka memproduksi berbagai komoditis, untuk
menyalurkannya baik saat ini maupun di masa depan kepada berbagai individu dan kelompok yang
ada dalam suatu masyarakat.2 Bagaimana dengan ekonomi Islam, pembeda yang mendasar dengan
ekonomi Konvensional adalah ekonomi yang dikendalikan oleh nilai-nilai akidah Islam. Ekonomi
Islam lebih sebagai pandangan Islam yang kompleks sebagai ekspresi akidah Islam dengan nuansa
yang luas dan target yang jelas. Ekspresi akidah melahirkan corak pemikiran dan metode aplikasinya,
baik dalam konteks UndangUndang kemasyarakatan, perpolitikan, atau perekonomian.3 Akidah
Islam merupakan azas dasar, falsafah pandangan dan bukan merupakan cara individu dalam olah
harta atau dalam berekonomi. Hanya azas dasar ini memiliki pengaruh kuat pada perilaku individu
dalam berekonomi, sehingga kegiatan investasi, produksi, distribusi, pemasaran, dan konsumsi
diwarnai akan azas dasar sebagai falsafah.

Prinsip ekonomi islam

a. Harta Kepunyaan Allah dan Manusia Merupakan Khalifah Atas Harta


Karasteristik pertama ini terdiri dari 2 bagian yaitu :
Pertama, semua harta baik benda maupun alat produksi adalah milik Allah Swt, firman Q.S. Al-
Baqarah, ayat 284 dan Q.S.Al –Maai’dah ayat17.
Kedua, manusia adalah khalifah atas harta miliknya.Sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al-
Hadiid ayat 7.
Selain itu terdapat sabda Rasulullah SAW, yang juga mengemukakan peran manusia sebagai
khalifah, diantara sabdanya ”Dunia ini hijau dan manis”.Allah telah menjadikan kamu khalifah
(penguasa) didunia. Karena itu hendaklah kamu membahas cara berbuat mengenai harta di dunia
ini.
Dapat disimpulkan bahwa semua harta yang ada ditangan manusia pada hakikatnya milik Allah,
akan tetapi Allah memberikan hak kepada manusia untuk memanfaatkannya.
Sesungguhnya Islam sangat menghormati milik pribadi, baik itu barang- barang konsumsi ataupun
barang- barang modal. Namun pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan
orang lain. Jadi, kepemilikan dalam Islam tidak mutlak, karena pemilik sesungguhnya adalah Allah
SWT.
Pada QS.an-Najm ayat 31 dan Firman Allah SWT. dalam QS. An-Nisaa ayat 32 dan QS. Al-Maa’idah
ayat 38. jelaslah perbedaan antara status kepemilikan dalam sistem ekonomi Islam dengan sistem
ekonomi yang lainnya. Dalam Islam kepemilikan pribadi sangat dihormati walau hakekatnya tidak
mutlak, dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan orang lain dan tentu
saja tidak bertentangan pula dengan ajaran Islam. Sementara dalam sistem kapitalis, kepemilikan
bersifat mutlak dan pemanfaatannya pun bebas.sedangkan dalam sistem sosialis justru sebaliknya,
kepemilikan pribadi tidak diakui, yang ada kepemilikan oleh negara.

b. Ekonomi Terikat dengan Akidah, Syariah (hukum), dan Moral


Diantara bukti hubungan ekonomi dan moral dalam Islam (yafie, 2003: 41-42) adalah: larangan
terhadap pemilik dalam penggunaan hartanya yang dapat menimbulkankerugian atas harta orang
lain atau kepentingan masyarakat, larangan melakukan penipuan dalam transaksi, larangan
menimbun emas dan perak atau sarana- sarana moneter lainnya, sehinggamencegah peredaran
uang, larangan melakukan pemborosan, karena akan menghancurkan individu dalam masyarakat.

c.Keseimbangan antara Kerohanian dan Kebendaan


Beberapa ahli Barat memiliki tafsiran tersendiri terhadap Islam. Mereka menyatakan bahwa Islam
sebagai agama yang menjaga diri, tetapi toleran (membuka diri). Selain itu para ahli tersebut
menyatakan Islam adalah agama yang memiliki unsur keagamaan (mementingkan segi akhirat) dan
sekularitas (segi dunia).Sesungguhnya Islam tidak memisahkan antara kehidupan dunia dan akhirat.

d. Ekonomi Islam Menciptakan Keseimbangan antara Kepentingan Individu dengan Kepentingan


umum
Arti keseimbangan dalam sistem sosial Islam adalah, Islam tidak mengakui hak mutlak dan
kebebasan mutlak, tetapi mempunyai batasan- batasan tertentu, termasuk dalam bidang hak milik.
Hanya keadilan yang dapat melindungi keseimbangan antara batasan- batasan yang ditetapkan
dalam sistem Islam untuk kepemilikan individu dan umum. Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
seseorang untuk mensejahterakan dirinya, tidak boleh dilakukan dengan mengabaikan dan
mengorbankan kepentingan orang lain dan masyarakat secara umum.

e. Kebebasan Individu Dijamin dalam Islam


Individu-individu dalam perekonomian Islam diberikan kebebasan untuk beraktivitas baik secara
perorangan maupun kolektif untuk mencapai tujuan. Namun kebebasan tersebut tidak boleh
melanggar aturan- aturan yang telah digariskan Allah SWT. Dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadis.
Dengan demikian kebebasan tersebut sifatnya tidak mutlat.

Prinsip kebebasan ini sangat berbeda dengan prinsip kebebasan sistem ekonomi kapitalis maupun
sosialis. Dalam kapitalis, kebebasan individu dalam berekonomi tidak dibatasi norma- norma
ukhrawi, sehingga tidak ada urusan halal atau haram. Sementara dalam sosialis justru tidak ada
kebebasan sama sekali, karena seluruh aktivitas ekonomi masyarakat diatur dan ditujukan hanya
untuk negara.

f. Negara Diberi Wewenang Turut Campur dalam Perekonomian


Islam memperkenankan negara untuk mengatur masalah perekonomian agar kebutuhan masyarakat
baik secara individu maupun sosial dapat terpenuhi secara proporsional. Dalam Islam negara
berkewajiban melindungi kepentingan masyarakat dari ketidakadilan yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang, ataupun dari negara lain. Negara juga berkewajiban memberikan jaminan
sosial agar seluruh masyarakat dapat hidup secara layak.

Peran negara dalam perekonomian pada sistem Islam ini jelas berbeda dengan sistem kapitalis yang
sangat membatasi peran negara. Sebaliknya juga berbeda dengan sistem sosialis yang memberikan
kewenangan negara untuk mendominasi perekonomian secara mutlak.

g. Bimbingan Konsumsi
Islam melarang orang yang suka kemewahan dan bersikap angkuh terhadap hukum karena
kekayaan, sebagaimana Firman Allah dalam QS. Al-Israa ayat 16 :

h. Petunjuk Investasi
Tentang kriteria atau standar dalam menilai proyek investasi, al-Mawsu’ah Al-ilmiyahwa-al amaliyah
al-islamiyah memandang ada lima kriteria yang sesuai dengan Islam untuk dijadikan pedoman dalam
menilai proyek investasi, yaitu:
a)Proyek yang baik menurut Islam.
b)Memberikan rezeki seluas mungkin kepada anggota masyarakat.
c)Memberantas kekafiran, memperbaiki pendapatan, dan kekayaan.
d)Memelihara dan menumbuhkembangkan harta.
e)Melindungi kepentingan anggota masyarakat.

i. Zakat
Zakat adalah salah satu karasteristik ekonomi Islam mengenai harta yang tidak terdapat dalam
perekonomian lain. Sistem perekonomian diluar Islam tidak mengenal tuntutan Allah kepada pemilik
harta, agar menyisihkan sebagian harta tertentu sebagai pembersih jiwa dari sifat kikir, dengki, dan
dendam.

j.Larangan Riba
Islam menekankan pentingnya memfungsikan uang pada bidangnya yang normal yaitu sebagai
fasilitas transaksi dan alat penilaian barang. Diantara faktor yang menyelewengkan uang dari
bidangnya yang normal adalah bunga (riba). Ada beberapa pendapat lain mengenai karasteristik
ekonomi Islam, diantaranya dikemukakan oleh Marthon (2004,27-33). Menurutnya hal- hal yang
membedakan ekonomi Islam secara operasional dengan ekonomi sosialis maupun kapitalis adalah :
a. Dialektika Nilai –nilai Spritualisme dan Materialisme.
b. Kebebasan berekonomi.

Perbedaan Ekonomi islam dan sistem ekonomi lain


berikut beberapa perbandingan sistem ekonomi lain:

Sistem ekonomi Kapitalis


Dalam sistem ekonomi Kapitalis ada beberapa prinsip yang dikenal:
a. Ekspansi kekayaan dan produksi maksimal guna pemenuhan keinginan secara individual hal yang
esensial bagi kesejahteraan manusia.
b. Kebebasan individu dalam mengaktualkan kepentingan dan kepemilikan serta pengelolaan
kekayaan pribadi, merupakan hal penting bagi inisiatif individu.
c. Inisiatif individual ditambah dengan keputusan yang desenteralisasi dalam pasar yang kompetitif,
merupakan syarat utama dalam mewujudkan efisiensi alokasi sumber daya.
d. Peran pemerintah atau penilaian kolektif tidak penting, baik dalam efisiensi alokatif maupun
pemerataan distributif.
e. Melayani kepentingan diri sendiri, secara otomatis melayani kepentingan sosial kolektif.

Sisi negatif sistem ekonomi Kapitalis


1. Ketimpangan sosial
Dibalik hal-hal positif dari ekonomi Kapitalis, ada juga beberapa kelemahan yang terjadi antara lain:
Dengan persaingan bebas mendorong setiap orang untuk lebih mengutamakan kepentingannya
sendiri. Orang yang berkecukupan tidak menaruh peduli pada orang kurang mampu, karena
kepedulian bukan merupakan kewajiban seseorang. Kelompok kaya (pengusaha) menjadikan
kekayaannya sebagai alasan untuk mendapat banyak fasilitas dari pemerintah karena merasa
dengan kekayaannya (melalui kewajiban pajak) telah andil besar dalam pembangunan.
2. Krisis moral
Karena setiap orang berusaha mengejar kekayaan agar mendapat mendapat peran lebih di
masyarakat, mengakibatkan kesempatan berinteraksi dengan warga masyarakat sekitarnya hilang.
Dari hari ke hari kehidupan disibukkan dengan menjalankan jadwal/rencana untuk mendapatkan
kekayaan.
3. Materialistis
Dalam kehidupan Kapitalis, nilai-nilai sosial seperti kerjasama, saling membantu dan sebagainya,
kurang mendapat tempat. Setiap kegiatan ekonomi didasarkan atas terpenuhinya optimalisasi
produksi guna mencapai output dan keuntungan produksi. Dampaknya kehidupan bermasyarakat
sekedar memenuhi aspek-aspek produksi sehingga masyarakat selalu berhitung untung rugi secara
material, keadaan ini menjadikan perilaku transaksional dalam kehidupan masyarakat.
4. Mengesampingkan kesejahteraan
Bagi masyarakat Kapitalis pertumbuhan ekonomi lebih mendapat perhatian daripada pemerataan
ekonomi, dengan alasan pemerataan ekonomi dengan sendirinya terwujud dengan adanya
pertumbuhan (tricle down effect). Hal ini sebagai dampak dari mekanisme modal yang berputar
pada kalangan pengusaha saja.

Sistem ekonomi sosialis


a. Harta milik negara
Rakyat tidak mempunyai hak untuk memiliki harta, kecuali harta-harta tertentu yang ditetapkan
negara. Atas dasar itu, seluruh bentuk produksi dan sumber pendapatan menjadi milik dan diatur
negara
b. Kesamaan ekonomi
Masyarakat bekerja bukan karena kepemilikan yang akan diperoleh dari kerjanya, tapi lebih pada
keterikatan aturan apa yang harus mereka kerjakan. Rakyat mendapatkan hasil melalui pembagian
yang rata oleh negara.
Menurut ekonomi Sosialis, hak-hak individu dalam bidang ekonomi ditentukan oleh prinsip
persamaan berdasarkan kebutuhan minimal perorang perharinya. Dan kesamaan dalam memenuhi
kebutuhan ekonominya didasarkan atas asumsi bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama atas
pelayanan.

Sisi negatif sistem ekonomi sosialis


1. Transaksi sulit
Adapun kelemahan yang terdapat pada ekonomi Sosialis, antara lain adalah:
Warga/individu sulit melakukan tawar menawar, warga terpaksa mengorbankan kebebasan
pribadinya dan hak atas harta milik sekedar untuk mendapatkan makanan. Sektor pertanian,
perkebunan, perikanan dan sebagainya dikelola oleh negara. Transaksi yang dilakukan warga bisa
melanggar hukum. Jual beli dan harga ditentukan oleh pemerintah. Kestabilan perekonomian
disebabkan tingkat harga ditentukan pemerintah, bukan oleh mekanisme pasar.
2. Membatasi kebebasan
Ekonomi Sosialis menolak sifat mementingkan diri sendiri dan kepentingan golongan. Kebebasan
warga sangat terbatas selain tidak ada hak untuk berkumpul dan berserikat, untuk melakukan
aktifitas yang berhubungan dengan kepentingan pribadi saja sangat terbatas. Sistim Sosialis sangat
membelenggu kehidupan masyarakat pada kegiatan yang lebih mekanistik, masyarakat
dikondisikan untuk berhadapan dengan pola kerja yang sama dari hari ke hari.

Peran Ekonomi Islam dalam Perekonomian Global


Adapun peran ekonomi Islam yang dapat diterapkan sebagai solusi masalah perekonomian global
adalah:

A. Zakat

Merupakan instrumen strategis dari sistem perekonomian Islam yang memberikan kontribusi besar
dalam menangani masalah kemiskinan dan masalah sosial. Dalam perspektif Islam, zakat merupakan
“hak fakir miskin yang tersimpan dalam kekayaan orang berada”. Zakat tidak hanya dilakukan
setahun sekali pada saat bulan Ramadhan, tapi memiliki lingkup yang luas. Seorang muslim yang
masuk pada kategori ‘muzzaki’ dengan kekayaan yang sudah mencapai ‘nishab’ (jumlah minimal
yang harus dipenuhi sebelum mengeluarkan zakat yaitu setara dengan 85 gram emas) dan harus
dibayarkan setiap tahun, wajib menunaikan zakat maal. Secara teknis pemungutan dan
pendistribusian zakat akan efektif jika dijalankan oleh lembaga yang memiliki otorasi. Zakat, infaq,
shodaqoh merupakan instrumen yang dapat mensejahterakan masyarakat kurang mampu. Dengan
demikian diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Bukan makmur baru
adil seperti yang dianut kapitalisme liberal.

B. Konsep jujur, adil, dan bertanggungjawab

Merupakan syarat yang harus dipenuhi dalam melaksanakan kegiatan ekonomi seperti gadai, sewa-
menyewa, dan perdagangan. Tujuan dari konsep ini adalah agar tidak ada pihak yang dirugikan.
Dalam kegiatan ekonomi hendaklah menguntungkan semua pihak sehingga terhindar dari berbagai
kecurangan yang dapat menyebabkan konflik sosial.

C. Larangan riba

Larangan riba dengan menjadikan sistem bagi hasil dengan instrumen mudharabah dan musyarakah
sebagai sistem yang diterapkan dalam kredit beserta instrumen bunganya. Bunga bank memberikan
dampak negatif pada kegiatan ekonomi dan sosial Secara ekonomi, bunga bank menjadikan
pertumbuhan ekonomi yang semu dan menurunkan kinerna perekonomian. Dari segi sosial akan
membuat masyarakat terbebani dengan bunga yang besar. Melalui larangan riba ini, maka
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi diharapkan akan terus meningkat.
Kesimpulan
Dari paparan di atas, dapat ditarik kesimpulan: bahwa ekonomi Konvensional (Kapitalis dan Sosialis)
dibangun atas landasan filosofi manusia/tokohnya-Adam Smith dengan ajaran Kapitalisnya, dan Karl
Marx dengan Sosialisnya. Sedang ekonomi Islam didasarkan pada filosofi Ketuhanan
(Akidah/Tauhid), sehingga berpengaruh pada perilaku individu dan masyarakat dalam kegiatan
ekonomi (investasi, produksi, distribusi, pemasaran dan konsumsi). Sistem ekonomi islam
merupakan sistem yang berdasar pada hukum-hukum islam. penerapan sistem ekonomi Islam dalam
mengatasi krisis ekonomi global, negara akan menjadi lebih stabil dan adil. Kerugian dan bahaya
sistem ekonomi liberal telah terbukti di berbagi negara. Sistem ekonomi Islam merupakan solusi
yang dapat mengatasi krisis ekonomi dunia, sehingga tercipta kesejahteraan yang adil dan merata.

daftar pustaka
(http://zahiraccounting.com/id/blog/manfaat-menerapkan-ekonomi-islam-dalam-perekonomian-
global/) diakses tanggal 4 Desember 2016

(https://suherilbs.wordpress.com/ekonomi-mikro/ekonomi-makro/) diakses tanggal 4 Desember


2016

(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=149591&val=5885&title=SEKILAS%20TENTAN
G%20EKONOMI%20ISLAM%20DAN%20KONVENSIONAL) Diakses tanggal 4 Desember 206

Anda mungkin juga menyukai