Anda di halaman 1dari 163

LAPORAN

PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG KERATUN RUMAH SAKIT URIP SUMOHARJO
BANDAR LAMPUNG

OLEH :

1. ADELIA MUTIA PUTRI


2. DEVI
3. DIAN ANGGRAINI
4. MINA MELIANTI
5. NELVI SUSANTI
6. PUTRI WAHYU HANDINI
7. RETNO WULANDARI
8. RUDI SULAIMAN
9. SRI HARTATI
10. TRIKA SISWANTI
11. YULI LINDAWATI

PROGRAM STUDI PROFESI NURSE


STIKes MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
LAMPUNG
2013-2014

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai
fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respons yang ada harus bersifat kondusif
dengan pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah konkret dalam pelaksanaannya.
Manajemen Keperawatan di Indonesia di masa depan perlu mendapatkan prioritas utama
dalam pengembangan. Hal ini bekaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa
setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan
memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia.
Menurut Gilles (1986) diterjemahkan oleh Dika Sukmana dan Rika Widya
Sukmana (1996), manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan
pekaryaan melalui orang lain, sedangkan managemen keperawatan adalah suatu proses
bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
profesional. Manajer keperawatan dituntut untuk merencanakan, mengorganisasian,
memimpin, dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat
memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkin bagi individu,
keluarga, dan masyarakat.
Model asuhan keperawatan professional menurut Nursalam (2011) adalah suatu
sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat
prifesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan
tersebut diberikan. Metode yang digunakan bila perawat pelaksana terdiri dari berbagai
latar belakang pendidikan dan kemampuannya yaitu menggunakan metode tim, terdiri dari
anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok
pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim yang terdiri dari tenaga profesiona,
tehnikal dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu. Namun kelemahan
dari metode ini adalah komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk dilaksanakan pada
waktu-waktu sibuk (Nursalam,2008).
Model asuhan keperawatan profesional yang saat ini sedang dilaksanakan ruang
Keratun adalah model asuhan keperawatan profesional dengan metode tim. Kelebihan dari
metode ini adalah memungkinkan pelayanan keperawatan menyeluruh, mendukung
pelaksanaan proses keperawatan, serta memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga
konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim.

2
Berdasarkan observasi ruangan didapatkan data ruangan belum tersedianya
struktur organisasi, struktur pembagian tim, mading/papan pengumuman ruangan, tempat
penyusunan berkas/lembar kerja dokter dan perawt, tempat cuci tangan/wash tafel, jam
dinding, dan sentralisasi obat yang belum rapih, serta pengambilan data pada 22
responden (pasien yang akan KRS, dan telah 3 hari MRS) tanggal 05 Mei 2014 yang
dilakukan oleh mahasiswa profesi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Pringsewu
tentang kepuasa customer terhadap pelayanan rawat inap RS Urip Sumoharjo ruang
Keratun diketahui sebesar 50% (11 klien) menilai sangat puas terhadap pelayanan rumah
sakit, 32% (7 klien) menilai puas terhadap pelayanan rumah sakit, 9% (2 klien) cukup
puas terhadap pelayanan rumah sakit, 0% tidak puas terhadap pelayanan rumah sakit.
Hasil akhir praktek profesi keperawatan menejemen dengan menerapkan MAKP sesuai
standart diketahui timbang terima (79% baik, 21% cukup, 0% kurang, 0% tidak baik),
ronde keperawatan (71% baik, 22% cukup, 7% kurang, 0% tidak baik), sentralisasi obat
(43% baik, 57% cukup, 0% kurang, 0% tidak baik), supervise (79% baik, 14% cukup, 7%
kurang, 0% tidak baik), discart planning (79% baik, 21% cukup) dan dokumentasi (79%
baik, 21% cukup, 0% kurang, 0% tidak baik). Sedangkan berdasarkan observasi MAKP
masih belum terlaksana dengan baik.
Berdasarkan fenomena tersebut, maka kami mencoba menerapkan kembali MAKP
sesuai standar di ruang Keratun RS Urip Sumoharjo. MAKP yang nantinya diharapkan
dapat diaplikasikan diruangan akan melaksanakan role play yang meliputi supervisi, ronde
keperawatan, timbang terima, sentralisasi obat, dan dokumentasi dengan melibatkan
perawat ruangan.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan, mahasiswa
diharapkan dapat mengerti dan memahami prinsip manajemen keperawatan dan model
pemberian asuhan keperawatan profesional yang sesuai dengan prinsip MAKP yang
dijalankan.

1.2.2 Tujuan Khusus


Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan, mahasiswa
mampu :
1. Menganalisis lingkungan suatu ruang perawatan dan menghitung kebutuhan
tenaga keperawatan disuatu ruangan perawatan.
2. Melaksanakan peran sesuai dengan model MAKP yang telah ditentukan.

3
3. Melakukan supervise keperawatan.
4. Melakukan ronde keperawatan.
5. Melakukan timbang terima keperawatan
6. Melakukan Discharge Planning.
7. Mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan menggunakan model problem,
intervensi, dan evaluasi.
8. Melakukan penerapan sentralisasi obat
9. Melakukan penyeleksian sampah medis dan non medis
10. Menganalisis tingkat keberhasilan post pelaksanaan MAKP yang diterapkan.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga dapat
memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan.
2. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan model MAKP yang
diaplikasikan di ruang Keratun.
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekuarangan penerapan model
MAKP di ruang Keratun.
4. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan menyusun
rencana strategi.
5. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model asuhan
keperawatan profesional ruang Keratun.
1.3.2 Bagi Perawat Ruangan
1. Melalui praktek profesi manajemen keperawatan dapat diketahui masalah-masalah
yang ada di ruang Keratun yang berkaitan dengan pelaksanaan MAKP.
2. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
3. Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan
tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
4. Tumbuh dan terbinanya akuntanbilitas dan disiplin diri perawat.
1.3.3 Bagi Pasien dan Keluarga
1. Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang memuaskan.
2. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan tinggi.
1.3.4 Bagi institusi dan pendidikan
Sebagai bahan masukan dan gambaran tentang pengelolaan ruangan dengan
pelaksanaan model MAKP:Tim.

4
BAB II

PENGKAJIAN

Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses manajemen keperawatan yang

meliputi pengumpulan data, analisa SWOT, dan identifikasi masalah.

2.1. Visi, Misi, Motto, Tujuan dan Falsafah RS Urip Sumoarjo Bandar Lampung
2.1.1 VISI
Rumah Sakit Urip Sumoharjo menjadi rumah sakit rujukan di Sumatra bagian

Selatan.
2.1.2 MISI
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, ramah dan profesional
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara cepat, tepat dan inofative
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasikan pada

perkembangan teknologi
d. Turut serta memelihara dan meningkatkan taraf kesehatan seluruh lapisan

masyarakat dengan biaya yang terjangkau


e. Mengembangkan profesionalisme sumber daya manusia yang berkesinambungan

sehingga mampu bersaing ditingkat nasional.


2.1.3 TUJUAN
Rumah Sakit Urip Sumoharjo mampu memberikan pelayanan kesehatan secara

profesional dan prima kepada seluruh masyarakat


2.1.4 MOTTO
Melayani dengan hati

2.2. PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dilakukan tanggal 5 – 13 Mei 2014, meliputi ketenagaan,

sarana dan prasarana, BOR (Bed Occuption Rate), MAKP, sumber keuangan dan

pemasaran (marketing). Data yang diperoleh, dianalisis dengan analisa SWOT sehingga

didapatkan beberapa rumusan masalah, kemudian dipilih satu sebagai prioritas masalah.

2.2.1 TENAGA DAN PASIEN (M1/MAN)

Analisis ketenagaan, jumlah tenaga keperawata dan non keperawatan, latar

belakang pendidikan, status kepegawaian, jabatan, jenis pelatihan yang diikuti, struktur

organisasi, kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien.

5
a. Struktur Organisasi

Kepala Ruangan
Sahmuri S.Kep

Katim Pagi Siska Katim Sore Katim Malam


Apriani Amd.Kep Ria O, Amd.Kep Sulistiowati
Amd.Kep Amd,Kep

PA Eni PA PA
Amd.Kep R.Ayu Amd,Kep Vera Amd,Kep

PA PA PA
Maysia RuliAmd. Syahrizal Amd,Kep
Amd.K Kep
ep

PA
Vita Amd,kep

PA
Marlina Amd.Kep

6
b. Tenaga perawat
Jumlah tenaga keperawatan tingkat pendidikan di Ruang Mawar Jingga B1 RSUD Sidoarjo adalah sebagai berikut.

Status Masa
Jabatan Pendidikan yang Pernah Diikuti
Jenis Kepegawaian Kerja
No. Nama Pendidikan
Kelamin Pegawai Kontra
Tetap k
1. Sahmuri ,S.Kep P S1 Kep √ PPGD, BTCLS, ACLS, Manajemen
KARU 10 th
Bangsal dan Mental, ECG,
- Remunerasi+Accountability, CI, Case
Mix, Ina DRG, Rawat Luka Terkini, PBP
VIII Bullou Drainage, SP2KP
2. Siska Apriani, Amd.Kep AKREDITASI, AIDS, Nosokomial/
P √ - DALIN, BTCLS, CI, ECG, Manajemen
D3 Kep PERAWAT 6 th
Bangsal dan Mental, Customer Service,
Manajemen Laktasi, IMA
3. Ria Oktavianti, Amd.Kep P √ - 4,1 th BLS, Nasofaringeal, ECG, Rawat Luka
D3 Kep PERAWAT
ECU
4. Sulistiowati, Amd Kep P √ - 5 th Nosokomial/ DALIN, BLS, ECG, HIV,
D3 Kep PERAWAT
Customer Service

7
5. Eni, Amd.Kep P - √ BLS, Nosokomial/ Dalin, Rawatan Luka
D3 Kep PERAWAT 5,8 th
Terkini
6. Syahrizal, Amd.Kep L - √
D3 Kep PERAWAT BLS, Rawatan Luka Terkini
3,7 th
7. Dwi Tika, Amd.Kep P - PERAWAT
D3 Kep 3 th BLS, Nosokomial/ DALIN

8. R. Ayu, Amd.Kep P - PERAWAT 2 th BLS, PPGD, Rawat Luka Terkini
D3 Kep

9. Marlina, Amd.Kep P - PERAWAT
D3 Kep 3 th BLS, Rawatan Luka Terkini

10. Vera, Amd.Kep P - PERAWAT BLS, Rawat Luka Terkini, Nosokomial/
D3 Kep 3,5 th
√ DALIN
11. Vina, Amd.Kep P - PERAWAT 3,5 th BLS, DALIN, HIV
D3 Kep

12. Maysia,Amd.Kep P - PERAWAT 2 th PPGD, HIV, Rawat Luka Terkini
D3 Kep

13. Dina, Amd.Kep - PERAWAT
P D3 Kep 2 th ECU, Rawat Luka Terkini

14. Ruli,Amd.Kep - PERAWAT
L D3 Kep 2 th BLS

8
c. Tenaga non keperawatan
Tenaga non keperawatan di Ruang Mawar Jingga B1 RS Urip

Sumoharjo terdiri dari :

No. Kualifikasi Jumlah Jenis


1. Tata Usaha (Medical record) 1 orang
2. Ahli gizi 1 orang
3. Helper 1 orang
4. Cleaning service 2 orang SMA

d. Tenaga Medis
Tenaga medis di ruang Keratun RS Urip Sumoharjo terdiri dari :

No. Kualifikasi Jumlah


1 Dokter bedah umum 4
2 Dokter bedah syaraf 1
3 Dokter urologi 2
4 Dokter IPD 4
5 Dokter Jantung 2
6 Dokter Saraf 2

e. Tenaga Mahasiswa Praktek

Kualifikasi Jumlah
1. S1 Keperawatan Prog.Profesi Ners 11 orang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu

f. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat

Klasifikasi Pasien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Dengan

Metode Douglas ( 1984 ).

No. KLASIFIKASI DAN KRITERIA

9
1 Minimal Care (1-2 jam)

1. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, mandi, ganti

pakaian dan minum.


2. Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan.
3. Observasi Tanda vital setiap shift.
4. Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
5. Persiapan prosedur pengobatan

2 Intermediet Care (3-4 jam)

1. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum,

ambulasi.
2. Observasi tanda vital tiap 4 jam.
3. Pengobatan lebih dari 1 kali.
4. Pakai foley kateter.
5. Pasang infuse, intake out-put dicatat.
6. Pengobatan perlu prosedur.

3 Total Care (5-6 jam)

1. Dibantu segala sesuatunya.


2. Posisi diatur.
3. Observasi tanda vital tiap 2 jam.
4. Pakai NG tube.
5. Terapi intravena, pakai suction.
6. Kondisi gelisah / disorientasi / tidak sadar.

Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang dibutuhkan

tergantung pada jumlah klien dan derajat ketergantungan klien. Menurut

10
Douglas (1984) Loverige dan cummings (1996) diklasifikasikan derajat

ketergantungan klien dibagi 3 kategori yaitu :

a. Perawat Minimal : 1-2 jam / 24 jam


b. Perawat Intermediet / Partial : 3-4 jam / 24 jam
c. Perawat Total : 5-6 jam / 24 jam

Kebutuhan tenaga perawat di ruang Ruang Keratun dari hasil pengkajian

adalah sebagai berikut :

1) Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat pada tanggal 5 Mei

2014
Ruang Keratun

Klasifikasi Jumlah
Pagi Sore Malam
pasien pasien
Total care 3 3x0,36=1,08 3x0,36=1,08 3x0,20=0,60
Partial care 6 6x0,27=1,62 6x0,15=0,90 6x0,10=0,60
Minimal care 8 8x0,17=1,36 8x0,14=1,12 8x0,07=0,56
Total 17 4,06 3,10 1,76
Total tenaga perawat
Dinas pagi : 4 orang
Dinas siang : 3 orang
Dinas malam : 3 orang
Jumlah : 10 orang
Jumlah perawat lepas dinas per hari :
86x10 = 3,08 (dibulatkan menjadi 3)
279
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 5 Mei

2014 di Ruang Keratun adalah 10 orang (ditambah dengan kepala ruangan 1

orang), ditambah tenaga lepas dinas 3 orang = 13 orang.

Jadi kebutuhan tenaga belum mencukupi.

2) Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat pada tanggal 6 Mei

2014
Ruang Keratun

Klasifikasi Jumlah
Pagi Sore Malam
pasien pasien
Total care 8 8x0,36=2,88 8x0,36=2,88 8x0,20=1,60
Partial care 8 8x0,27=2,16 8x0,15=1,20 8x0,10=0,80
Minimal care 6 6x0,17=1,02 6x0,14=0,84 6x0,07=0,42

11
Total 22 6,06 4,92 2,82
Total tenaga perawat
Dinas pagi : 5 orang
Dinas siang : 3 orang
Dinas malam : 3 orang
Jumlah : 11 orang
Jumlah perawat lepas dinas per hari :
86x11 =3,39 (dibulatkan menjadi 3)
279
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 6

Oktober 2009 diRuang Mawar Jingga B1 adalah 11 orang (ditambah dengan

kepala ruangan 1 orang), ditambah tenaga lepas dinas 3 orang = 14 orang.

Jadi kebutuhan tenaga belum mencukupi.

3) Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat pada tanggal 7 Mei

2014
Ruang Keratun

Klasifikasi Jumlah
Pagi Sore Malam
pasien pasien
Total care 4 4x0,36=1,44 4x0,36=1,44 4x0,20=0,80
Partial care 13 13x0,27=3.51 13x0,15=1,95 13x0,10=1,30
Minimal care 5 5x0,17=0,85 5x0,14=0,7 5x0,07=0.35
Total 22 5,80 4,09 2,45

Total tenaga perawat


Dinas pagi : 4 orang
Dinas siang : 3 orang
Dinas malam : 3 orang
Jumlah : 10 orang
Jumlah perawat lepas dinas per hari :
86x10 =3,08 (dibulatkan menjadi 3)
279
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 7 Mei

2014 diruang Keratun adalah 10 orang (ditambah dengan kepala ruangan 1

orang), ditambah tenaga lepas dinas 3 orang = 13 orang. Jadi kebutuhan

tenaga belum mencukupi.

g. Tingkat Kepuasan Klien Terhadap Kinerja Perawat

12
Pengukuran tingkat kepuasan klien menggunakan kuesioner yang
berisi 20 pertanyaan dengan pilihan jawaban ”ya” dengan skore 3, jawaban
”kadang-kadang” dengan skore 2 dan jawaban ”tidak” dengan skore 1.
Selanjutnya tingkat kepuasan klien dikategorikan sebagai berikut :
1. Sangat Puas : 81 – 100 %
2. Puas :61 – 80%
3. Cukup Puas :41 – 60 %
4. Kurang Puas :21 - 40 %
5. Tidak Puas :0 - 20 %

Berdasarkan penyebaran angket dari 22 klien pada tanggal 5-6 Mei


2014 didapatkan hasil bahwa, 50 % (11 klien) dikategorikan sangat puas,
32% (7 klien) puas, 9% (2 klien) cukup puas, 9% (2 klien) kurang puas dan
0% klien tidak puas terhadap pelayanan di Ruang Keratun.
Jenis Penyakit
Jumlah 10 penyakit terbanyak di Ruang Keratun selama Bulan April 2014
No. Jenis Penyakit Jumlah Klien Presentase
1. Steven Johnson 6 1,95%
2. NIDDM 81 26,29%
3. Vomiting 63 20,45%
4. Stroke 52 16,88%
5. HIL 14 4,55%
6. Cidera Kepala 7 2,27%
7. Appendiks 16 5,19%
8. CKD 10 3,25%
9. BPH 39 12,66%
10. Ca Mammae 20 6,49%
Total 308 100%

2.2.2 SARANA PRASARANA


a. Lokasi dan denah ruangan
Lokasi penerapan proses managerial keperawatan yang digunakan

dalam kegiatan pembelajaran managemen keperawatan mahasiswa

STIKes Muhammadiyah Pringsewu (PRODI S1 KEPERAWATAN)

Lampung, diruang Keratun RS Urip Sumoharjo dengan uraian sebagai

berikut:
1) Timur : parkiran mobil
2) Barat : HD (Hemodialisa)
3) Selatan : Keratun I
4) Utara : Kantin Urip dan Koperasi

13
Denah Ruang Keratun

L M

D C

A
B

E I
H

Keterangan :
A : Nurse station H : R. Tulang Bawang
B : R. Samudra Pasai I : Parkiran Mobil
C : R. Gowa J : Nurse station Keratun 1
D : R. Bone K : R. HD
E : Nurse station mahasiswa L : Kantin Urip
F : R. Pagar Wuyung M : Koperasi
G : R. Pajang
b. BOR (Bed Occuption Rate)

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 5 – 13 Mei 2014 diruang

Keratun RS Urip Sumoharjo didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur

adalah 22 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut :

14
BOR keseluruhan di ruang Keratun RS Urip Sumoharjo.

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 5 – 13 Mei 2014 di

dapatkan gambaran kapasitas tempat tidur berdasarkan jumlah pasien ruang

Keratun adalah 22 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut :

Tanggal : 5 Mei 2014

BED
RUANG JUMLAH BED
TIDAK
KERATUN TOTAL TERPAKAI
TERPAKAI
R. VIP C 2 2 0
Kelas 1 8 6 2
Kelas 2 4 4 0
Kelas 3 8 5 3
TOTAL 22 17 5
Gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang Keratun tanggal 5 Mei

2014:

Jumlah bed : 22 Bed (22 bed terpakai dan 0 bed tidak terpakai)

Dengan BOR Keratun : 17/22X100%= 77%

Tanggal : 6 Mei 2014

BED
RUANG JUMLAH BED
TIDAK
KERATUN TOTAL TERPAKAI
TERPAKAI
R. VIP C 2 2 0
Kelas 1 8 8 0
Kelas 2 4 4 0
Kelas 3 8 8 0
TOTAL 22 22 0
Gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang Keratu tanggal 6 Mei 2014

Jumlah bed : 22 Bed (22 bed terpakai dan 0 bed tidak terpakai)

Dengan BOR Keratun : 22/22X100%= 100%

Tanggal : 7 Mei 2014

BED
RUANG JUMLAH BED
TIDAK
KERATUN TOTAL TERPAKAI
TERPAKAI
R. VIP C 2 2 0
Kelas 1 8 8 0

15
Kelas 2 4 4 0
Kelas 3 8 8 0
TOTAL 22 22 0
Gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang Keratu tanggal 6 Mei 2014

Jumlah bed : 22 Bed (22 bed terpakai dan 0 bed tidak terpakai)

Dengan BOR Keratun : 22/22X100%= 100%

c. Peralatan dan fasilitas


Fasilitas untuk pasien
1) Secara keseluruhan ruang Keratun memiliki 22 tempat tidur terdiri dari :
Keratun memiliki 22 tempat tidur dengan rincian :
- Ruang Vip C : 2 bed
- Ruang Kelas 1 : 8 bed
- Ruang Kelas 2 : 4 bed
- Ruang Kelas 3 : 8 bed
2) Kursi : 22 buah
3) Bantal : 22 buah
4) AC : 9 buah
5) Kursi roda : 1 buah
6) Kamar mandi dan wc : 5 buah
7) Sketsel : 1 buah
8) Tempat sampah medis/non : 2/2 buah
9) Tempat cucian : 0 buah
10) Lampu : 12 buah
11) Wastafel : 0 buah
12) Jam dinding besar : 9 buah
13) Lemari pasien : 22 buah
14) Lampu emergency : 1 buah
15) Urinal : 6 buah

Fasilitas untuk petugas kesehatan


1) Letak ruang perawat : Ditengah ruang pasien
2) Kamar mandi dan wc : 1 kamar
3) Gudang : 0 Kamar
4) Ruang Kepala ruangan : 0 kamar
5) Ruang perawat administrasi : 1 kamar
6) Komputer : 1 buah
7) Telepon : 1 buah
8) Kipas angin : 1 buah
9) Kasur : 1 buah
Alat medik
Jumlah Yang
No Nama Barang Kondisi
Tersedia

16
Keperawatan Alat
Ruang Keratun
1. Tensimeter 2 Baik
2. Stetoskop 3 Baik
3. EKG 1 Baik
4. Temometer 2 Baik
5. Kursi Roda/ Beranggkat 1/1 Baik
6. Ambubag putih 1 Baik
7. Bak instrumen besar 1 Baik
8. Bak instumen sedang 1 Baik
9. Gunting perban status 1 Baik
10. Tromol besar 2 Baik
11. Tromol panjang kecil 1 Baik
12. Tromol sedang 2 Baik
13. Senter 1 Baik
14. Nabulazer 1 Baik
15. Urinal/pispot 1 Baik
16. Bengkok 1 Baik
17. Baskom 3 Baik
18. Drassing care 1 Baik
19. Korentang 1 Baik
20. Bak injeksi 2 Baik
21. Kom/tutup 1 Baik
22. Tabung O2 1 Baik
23. Troli instrumen 2 Baik
24. Manometer 10 Baik
25. Gunting bulu mata 0 Baik
26. Blas spuit 5 Baik
27. Standart Infus 22 Baik
28. Alat ukur BB 1 Baik

Alat tenun
1) Selimut dari pav : 2 buah

17
2) Sprei : 22 buah
3) Korden : 5 buah
4) Perlak B/K :3/2 buah
5) Sarung bantal : 22 buah
6) Skort : 1 buah

Administrasi Penunjang
1) Buku Injeksi
2) Lembar Observasi
3) Lembar Dokumentasi
4) Buku TTV
5) Buku Timbang Terima
6) SOP (Standart Operasional Prosedur)
7) SAK (Standart Asuhan Keperawatan)
8) SPM (Standart Pelayanan Minimal)
9) Buku Makanan
10) Buku Obat
11) Buku Inventaris
12) Buku Penerimaan Darah
13) Buku Pasien Pulang
14) Buku Registrasi
15) Buku Wajib Baca
16) Buku Rincian pasien pindah

2.2.3 METODE PEMBERIAN ASKEP (M3-METHODE)

Penerapan Model Asuhan Keperawatan

a. Penerapan Pemberian Model Asuhan Keperawatan (MAKP)


Tabel Penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) di
Ruang Keratun
Kriteria Frekuensi Prosentase
Baik 11 78,57
Cukup 3 21,43
Kurang 0 0
Tidak baik 0 0
Total 14 100

18
Unsur-unsur dalam praktek keperawatan dapat dibedakan menjadi

empat, yaitu standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan dan

sistem Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP). Dalam

aplikasinya, RS Urip Sumoharjo memiliki visi , misi dan motto sebagai

pedoman dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan yang jelas dalam

mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan karena jika tidak , bisa

terjadi ketimpangan yang justru akan menanbah ketidakjelasan arah

pemgembangan manajemen keperawatan di masa depan. Ruangan atau

bangsal sebagai salah satu unit terkecil dari pelayanan kesehatan di rumah

sakit merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk

menerapkan ilmu dan skilnya secara optimal.


Selain itu RS Urip Sumoharjo juga selalu mengadakan pelatihan

untuk para perawat guna meningkatkan pengetahuan perawat ruangan

tentang manajemen keperawatan serta memberikan kesempatan untuk

19
meningkatkan jenjang pendidikan formal melalui program khusus. Di ruang

Keratun memiliki berbagai administrasi penunjang yang mendukung

pemberian MAKP yaitu berupa Standar Asuhan Keperawatan (SAK),

Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar Pelayanan Minimal

(SPM).
Bedasarkan hasil observasi tanggal 5 – 7 Mei 2014 di dapatkan bahwa

model asuhan keperawatan profesional yang di gunakan di ruang Keratun

adalah model Tim, dan telah terdapat tugas, peran dan wewenang yang jelas

pada setiap anggota tim, namun pada pelaksanaannya tidak sesuai dengan

uraian tugas masing-masing anggota tim, misalnya ketua tim juga

melakukan tugas sebagai perawat pelaksana dan tidak menutup

kemungkinan masing-masing perawat juga merangkap sebagai tenaga

administrasi pada shift sore dan malam. Hal ini disebabkan karena

kebutuhan tenaga perawat yang belum mencukupi dengan jumlah

ketergantungan pasien yang diketahui melalui perhitungan BOR (Bed

Occuption Rate).
Penerapan model pelaksanaan manajemen MAKP juga dapat

dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan perawat ruangan, di ruang

Keratun terdapat 1 perawat lulusan S1 Keperawatan dan 12 perawat lulusan

D3 keperawatan. Berdasarkan penyebaran angket yang telah dilakukan,

diketahui bahwa penerapan MAKP diruang Keratun termasuk kategori

cukup baik.
b. Dokumentasi Keperawatan
Tabel dokumentasi di Ruang Keratun
Kriteria Frekuensi Prosentase
Baik 11 78,57
Cukup 3 21,43
Kurang 0 0
Tidak baik 0 0
Total 14 100

20
Pendokumentasian yang berlaku di ruang Keratun adalah system SOR

(Sources Oriented Record) yaitu system pendokumentasian yang

berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan, misalnya dari dokter,

perawat, ahli gizi dll. Berdasarkan hasil observasi pada 17 status pasien,

didapatkan pendokumentasian pada 13 status pasien (76%) telah diisi

secara lengkap dan benar, sedangkan sisanya yaitu 4 status pasien (24%)

pengisian status kurang lengkap dan kurang sesuai dengan kondisi pasien

diruangan, yang terbukti dari belum diisinya lembar akep, format

pengkajian dan masalah keperawatan yang masih kosong. Pengisian catatan

perkembangan perawat (SOAP) kurang jelas, yaitu pada poin assesment

dan planning hanya ditulis “A: masalah teratasi sebagian” dan “P:

intervensi dilanjutkan”. Sedangkan berdasarkan pen yebaran angket

didapatkan hasil pelaksanaan dokumentasi ruang Keratun termasuk kategori

baik (79%)

c. Timbang Terima
Tabel Timbang Terima di Ruang Keratun
Kriteria Frekuensi Prosentase
Baik 11 78,57

21
Cukup 3 21,43
Kurang 0 0
Tidak baik 0 0
Total 14 100

Timbang terima adalah metode untuk mengkomunikasikan informasi

keperawatan dan merupakan fasilitas untuk menyampaikan informasi penting

tentang pasien dalam memberikan asuhan keperawatan sehari-hari dan

berkelanjutan. Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin dengan

menjelaskan secara singkat tentang keadaan klien saat itu, tindakan

keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan, masalah keperawatan yang

mungkin muncul, intervensi kolaboratif dan perkembangan klien saat itu

( Nursalam, 2002; 176). Mekanisme laporan dikerjakan ketika pergantian shift

sebagai kesatuan proses komunikasi dalam menyampaikan informasi tentang

kondisi klien saat itu, sebagai wujud professional perawat dan bentuk

tanggung jawab perawat kepada klien (Dowding, 2001 dan Kerr, 2002).

Informasi yang disampaikan harus akurat, sehingga kesinambungan asuhan

keperawatan dapat berjalan dengan baik. Timbang terima dilakukan di nurse

station yang diikuti oleh perawat dari kedua shift dinas, kemudian dilanjutkan

22
dengan kunjungan langsung kepasien untuk vasidasi data dan memantau

kondisi pasien secara langsung.

Berdasarkan hasil observasi tanggal 5-7 Mei 2014, timbang terima di

ruang Keratun dilakukan setiap pergantian shift yang diikuti oleh semua

perawat yang bertugas di masing –masing shift. Hal itu juga diperkuat

dengan hasil kuesioner yang telah disebarkan ,didapatkan hasil 79%

perawat melaksanakan timbang terima dengan kategori baik. Beberapa

kelemahan pelaksanaan timbang terima di ruang Keratun adalah kadang-

kadang timbang terima dilaksanakan diruang nurse station saja tanpa

kunjungan ke pasien. Isi timbang terima meliputi nama dan ruangan

pasien,diagnosis medis, kondisi pasien, masalah keperawatan, intervensi

yang telah dan belum dilakukan, terapi yang di berikan, dan semua dicatat

dalam buku timbang terima, namun belum terdapat format khusus timbang

terima yang memudahkan perawat untuk melakukan timbang terima.


Selain itu beberapa kekurangan timbang terima adalah saat kunjungan

ke pasien, perawat tidak memperkenalkan tim yang akan bertukar dinas.

Kegiatan timbang terima yang dilakukan di ruang Keratun selalu dipimpin

oleh kepala ruangan terutama pada pergatian shift malam ke pagi, dan pagi

ke siang. Proses timbang terima yang efektif dan terstruktur akan

memperkuat status profesional perawat dalam pelayanan kesehatan era

modern (Davies and Priestly, 2006).

d. Ronde Keperawatan
Tabel Ronde Keperawatan di Ruang Keratun
Kriteria Frekuensi Prosentase
Baik 10 71,43
Cukup 3 21,43
Kurang 1 7,14
Tidak baik 0 0
Total 14 100

23
Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali dan

membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien

dengan melibatkan tim keperawatan, kepala ruangan, dokter, ahli gizi dan

melibatkan pasien secara langsung sebagai focus kegiatan. Berdasarkan

penyebaran kuesioner didapatkan 100% perawat menjawab bahwa ronde

keperawatan belum dilakukan di ruangan Keratun. Namun informasi dari

kepala ruangan menyatakan bahwa ronde keperawatan pernah dilakukan

hanya pada saat ada mahasiswa praktek managemen keperawatan, sebagai

tugas untuk menyelesaikan praktek manajemen keperawatan. Dari data

sebelumnya diketahui bahwa 72% pelaksanaan ronde keperawatan di ruang

termasuk kategori baik.


e. Pengelolaan Sentrilisasi Obat
Tabel Sentralisasi Obat di Ruang Keratun
Kriteria Frekuensi Prosentase
Baik 6 42,86
Cukup 8 57,14
Kurang 0 0
Tidak baik 0 0
Total 14 100

24
Sentralisasi obat adalah pegelolaan obat dengan system menyerahkan

seluruh obat pasien sepenuhnya kepada perawat, dengan tujuan peggunaan

obat dapat dilakukan secara benar sehingga tidak terjadi pemborosan dan

kemungkinan terjadinya kesalahan obat. Berdasarkan hasil kuesioner

didapatkan 100% perawat menjawab bahwa di ruang Keratun belum

dilakukan sentralisasi obat dengan alasan tidak adanya kebijakan dari RS

Urip Sumoharjo untuk melakukan sentralisasi obat, belum tersedianya

sarana dan prasarana yang memadai untuk sentralisasi obat, seperti tidak

adanya Inform Consent sentralisasi obat, serta tidak adanya format khusus

sentralisasi obat.
Data yang kami peroleh di ruang Keratun hanya ada buku penerimaan

obat dan lembar observasi Obat. Namun informasi dari kepala ruangan

menyatakan bahwa sentralisasi obat pernah dilakukan hanya pada saat ada

mahasiswa yang praktek managemen keperawatan, sebagai tugas untuk

menyelesaikan praktek manajemen keperawatan. Berdasarkan tabel diatas

diketahui bahwa pelaksanaan sentralisasi obat saat MAKP termasuk

kategori baik sebanyak 43%.

f. Supervisi Keperawatan
Tabel Supervisi di Ruang Keratun
Kriteria Frekuensi prosentase
Baik 11 78,57
Cukup 2 14,28
Kurang 1 7,14
Tidak baik 0 0

25
Total 14 100
Sebagian besar responden yaitu 11 responden (78,57 %).

Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan

peningkatan kemampuan pihak yang di supervisi agar mereka dapat

melaksanakan tugas kegiatan yang telaj ditetapkan secara efisien dan efektif

(Sudjana, 2004). Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan 100% perawat

menjawab bahwa diruang Keratun belum dilakukan supevisi keperawatan

yang sesuai dengan standart keperawatan. Namun supervisi yang dilakukan

di Ruang Keratun hanya bersifat tidak langsung sesuai dengan keadaan

ruangan dan tidak ada penjadwalan yang rutin tentang kegiatan supervisi

sehingga tidak ada pendokumentasian kegiatan yang sudah di supervisi.

Diruang Keratun telah memiliki SAK (Standar Asuhan Keperawatan) dan

SOP (Standar Operasional Prosedur), selain itu terdapat tenaga yang

berkompeten untuk menjadi supervisor. Berdasarkan tabel diatas diketahui

bahwa pelaksanaan supervisi di ruang Keratun termasuk kategori baik 79%.


g. Discharge Planning
. Tabel Discharge Plannig di Ruang Keratun
Kriteria Frekuensi Prosentase
Baik 11 78,57

26
Cukup Baik 3 21,43
Kurang Baik 0 0
Tidak Baik 0 0
Total 14 100
Sebagian besar responden yaitu 11 responden (78,57%)

Perencanaan pulang merupakan bagian penting dari program

keperawatan klien yang dimulai segera setelah klien masuk rumah sakit.

Hal ini merupakan suatu proses yang menggambarkan usaha kerjasama

antar tim kesehatan, klien dan keluarga kien. Berdasarkan hasil kuesioner

didapatkan 79% perawat termasuk kategori baik dalam pelaksanaan

discharge planning. Perawat di ruang MJB1 selalu melakukan discharge

planning setiap pasien akan pulang akan tetapi ruangan Keratun belum

memiliki format khusus tentang discharge planning.Selain itu isi dari

discharge planning belum dilakukan secara optimal karena hanya meliputi

pemberian informasi tentang waktu kontrol dan obat yang harus diminum

(keteraturan minum obat) dan tidak tersedianya leaflet yang berguna bagi

pasien sebelum pasien pulang. Sehingg nanti saat dirumah pasien bisa

melihat kembali liflet jika pasien lupa dengan informasi yang diberikan

perawat.

2.2.4 PEMBIAYAAN (M4-MONEY)

27
Sebagian besar sumber pembiayaan ruangan berasal dari rumah sakit

Pembiayaan pasien sebagian besar dari BPJS, sedangkan sisanya dari Pribadi,

Asuransi dan perusahaan.

2.2.5 PEMASARAN (M5-MARKET)

Jumlah pasien berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal

5-7 Mei 2014 didapatkan data presentase kapasitas tempat tidur pasien di Ruang

RS. Urip Sumoharjo, yaitu :

a. Tanggal 5 Mei 2014

BOR MJB1 : 17/22X100%= 77%

b. Tanggal 6 Mei 2014

BOR MJB1 : 22/22X100%= 100%

c. Tanggal 7 Oktober 2009

BOR MJB1 : 22/22X100%= 100 %

BOR rata-rata Ruang BOR Keratun

: 277/300X100%= 92,33%

STANDART KEPERAWATAN MINIMAL


NO JENIS INDIKATOR STANDART TARGET
PELAYANAN
1. Traksi/Reposisi Waktu tunggu operasi < 3 hari 80%
Lama perawatan 1-2 hari 80%

2. Degloving Waktu tunggu operasi <2% 90%


Lama waktu perawatan post 3-5 hari 80%
operasi

3. Open fraktur Waktu tunggu operasi <8 jam 80%


Lama perawatan post operasi 7-8 hari 85%

4. Gangren Waktu tunggu operasi < 8 jam 80%

28
vasikuler Lama perawatan post operasi 3-4 hari 80%

5. Abses Waktu tunggu operasi 1 hari 80%


Osteomyelitis Lama perawatan post operasi 5-7 hari 80%

6. Aff Waktu tunggu operasi <5 hari 80%


plate/Gaglion Lama perawatan post operasi 3-5 hari 80%

7. Trepanasi tumor Waktu tunggu operasi 4 hari 80%


otak superficial Lama perawatan post 10-14 hari 80%
operasi
Infeksi pasca operasi 0,5% 80%

8. Cranioplasty Waktu tunggu operasi 2 hari 80%


Lama perawatan post operasi 4 hari 90%
Infeksi pasca operasi 0,02 %

NO ANALISIS SWOT BOBOT RATING BXR KET


1. M1 Dan M2 (Sarana , Prasarana
Dan Ketenagaan)
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Adanya pembagian jam 0,1 3 0,3 S-W
kerja/shift dan penanggung 3,15-
jawab shift 2,60=
2. RS memberikan kesempatan 0,1 3 0,3 0,55
kepada perawat untuk
meneruskan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi (S1
kep) yang saat ini ada 2 orang
3. Mempunyai sarana dan 0,05 3 0,15
prasarana untuk pasien dan
tenaga kesehatan
4. Mempunyai peralatan 0,05 3 0,15
oksigenasi dan semua
perawat ruangan mampu

29
menggunakannya.
5. RSUD Sidoarjo memberikan 0,10 3 0,30
kesempatan untuk belajar
manajemen keperawatan
secara luas.
6. RSUD Sidoarjo merupakan 0,20 4 0,80
tipe B non pendidikan.
7. RSUD Sidoarjo mendapatkan 0,05 4 0,20
16 Akriditasi
8. Terdapat administrasi 0,05 3 0,15
penunjang.
9. Terdapat Nurse station. 0,10 3 0,30
10. Adanya tugas, peran, dan 0,10 2 0,20
wewenang yang jelas.
11. Jenis ketenagaan S1 0,10 3 0,30
Keperawatan 2 orang dan D3
keperawatan 12orang,
administrasi 1 orang,
mahasiswa: 11 orang S1
keperawatan STIKES BINA
SEHAT PPNI
mojokerto,dokter PPDS 3
orang, dokter muda 10 orang,
helper 1 orang dan cleaning
servis 1 orang

TOTAL 1 3,15

WEAKNESS
1. Ketidakseimbangan antara 0,20 3 0,60
jumlah perawat dan pasien
(minimal care, partial care
dan total care)
2. Belum terpakainya sarana 0,20 3 0,60
dan prasarana secara optimal.
3. Sebagian perawat belum 0,20 3 0,60
memahami tentang peran dan
fungsinya
4. Belum dipahaminya 0,20 2 0,40
tanggung jawab dan tanggung
gugat secara benar
5. Kurangnya disiplin pegawai 0,20 2 0,40

TOTAL 1 2,60

b. External Factor (EFAS) O-T


OPPORTUNITY 3,00-
1. Adanya dukungan kepala 0,2 3 0,6 2,35=

30
ruangan untuk melaksanakan 0,65
manajemen (MAKP) secara
baik dan benar sesuai dengan
model MAKP (tim)
2. Adanya program pelatihan 0,20 3 0,60
atau seminar khhusus tentang
manjemen keperawatan
3. Adanya mahasiswa S1 0,25 3 0,75
keperawatan yang sedang
praktik manajemen
keperawatan
4. Adanya kerjasama yang baik 0,15 2 0,45
antar mahasiswa dengan
perawat ruangan
5. adanya kebijakan pemerintah 0,30 2 0,6
tentang profesionalisasi
perawat.

TOTAL 1 3,00

THREATENED
1. Adanya tuntutan tinggi dari 0,30 2 0,60
masyarakat untuk pelayanan
yang lebih profesional
2. Makin tingginya kesadaran 0,20 3 0,60
masyarakat tentang hukum
3. Makin tingginya kesadaran 0,15 3 0,45
masyarakat akan pentingnya
kesehatan
4. Persaingan antar rumah sakit 0,15 2 0,30
semakin ketat
5. Rendahnya kesejahteraan 0,20 2 0,40
perawat

TOTAL 1 2,35

2. M3 (METHODE) MAKP
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. RSUD Sidoarjo memiliki 0,20 4 0,8 S-W
visi, misi dan motto sebagai 3,35-
acuan melaksanakan kegiatan 2,30=
pelayanan 1,05
2. Ruang MJB1 menggunakan 0,20 4 0,8
MAKP dengan metode Tim
3. Berdasarkan kuesioner
kepuasan pasien yang disebar 0,10 3 0,3
pada tanggal 5-6 oktober
2009, didapatkan 50% sangat
puas, 33 %, 9% cukup puas

31
dan 0% tidak puas.
4. SDM sebagian besar tenaga
keperawatan ruang mawar 0,10 4 0,4
jingga B1 adalah lulusan D3
keperawatan yaitu sebesar
12,orang dan sebagian kecil
lulusan S1 keperawatan yaitu
2 orang.
5. RS mengadakan pelatihan
untuk para perawat dan 0,10 3 0,3
kesempatan untuk
meningkatkan jenjang
pendidikan formal.
6. Memiliki standart asuhan
keperawatan (SAK), standart 0,15 3 0,45
operasional prosedur(SOP),
standart pelayanan minimal
( SPM).
7. Terdapat tenaga non
keperawatan : 1 orang 0,05 2 0,10
administrasi, 1 orang ahli
gizi, 1 orang helper dan 2
cleaning service.
8. Dalam pengkajian didapatkan 0,10 2 0,20
43% penerapan MAKP dalam
kategori baik, dan 57% cukup
TOTAL 1 3,35

WEAKNESS
1. Adanya konflik peran atau 0,2 2 0,40
peran ganda pada perawat
yaitu merangkap sebagai
administrasi pada shift sore
dan malam hari.
2. Terdapat 12 orang lulusan D3 0,2 2 0,40
keperawatan sehingga belum
memahami tentang
manajemen MAKP
3. Pendokumentasian proses 0,2 2 0,40
keperawatan belum optimal.
Tindakan keperawatan yang
sudah dilakukan tidak
didokumentasikan, yang
paling sering
didokumentasikan adalah
tindakan kolaboratif.
4. Sentralisasi obat sudah 0,1 3 0,30
dilakukan di ruangan bila ada

32
mahasiswa praktik
manajemen (selebihnya tidak
dilakukan karena belum
adanya kebijakan mengenai
sentralisasi obat).
5. Ronde keperawatan sudah 0,1 2 0,20
dilakukan di ruang mawar
jingga B1 bila ada mahasiswa
praktik manajemen
(selebihnya tidak dilakukan)
6. Perbandingan jumlah perawat 0,2 3 0,60
dengan pasien tidak seimbang
TOTAL 1 2,30

b. External Factor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya 10 orang mahasiswa 0,25 2 0,75 O-T
S1 keperawatan STIKES 2,65-
Bina Sehat PPNI yang 2,40=
praktek profesi manajemen 0,25
keperawatan di ruang mawar
jingga B1 RSUD Sidoarjo
2. Ada Kerja sama yang baik 0,20 2 0,40
antara mahasiswa STIKES
dengan perawat yang ada
diruangan mawar jingga B1
3. Ada kerja sama antara 0,15 3 0,30
institusi STIKES PPNI
dengan RSUD Sidoarjo
4. Terbukanya kesempatan 0,40 4 1,2
melanjutkan pendidikan pada
program S1 keperawatan
kelas khusus
TOTAL 1 2,65

THREATENED
1. Pembagian tugas, peran, dan 0,30 2 0,60
wewenang sudah jelas pada
setiap anggota tim, namun
pada pelaksanaannya tidak
sesuai karena terbatasnya
tenaga perawat sehingga
mempengaruhi MAKP
2. Persaingan antar RS yang 0,15 3 0,45
semakin ketat
3. Makin tinggi kesadaran 0,15 3 0,45
masyarakat akan hukum
4. Makin tinggi kesadaran 0,10 3 0,30
masyarakat akan pentingnya
kesehatan

33
5. Semakin tinggi pendapatan 0,20 2 0,40
masyarakat sehingga tuntutan
akan pelayanan RS yang
profesional meningkat
6. Persaingan yang semakin 0,10 2 0,20
ketat antar rumah sakit
TOTAL 1 2,40

3. DOKUMENTASI
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Tersedianya format 0,20 4 0,80 S-W=
pendokumentasian berupa 3,00-
resume keperawatan 1,60=
2. Sudah ada sistem 0,20 3 0,60 1,40
pendokumentasian SOR
3. Dokumentasi keperawatan: 0,10 3 0,30
- Pengkajian menggunakan
persistem
- Diagnosa keperawatan s/d
evaluasi SOAP
4. Adanya kemauan perawat 0,10 3 0,30
untuk melakukan
pendokumentasian (57%)
5. 76% dokumentasi telah diisi 0,20 3 0,60
secara lengkap dan benar
berdasarkan observasi pada
status pasien
6. Adanya pengawasan terhadap 0,10 3 0,30
sistematika
pendokumentasian
7. Adanya SAK dan SOP. 0,10 1 0,10
TOTAL 1 3,00

WEAKNESS
1. Rata-rata kebutuhan perawat 0,30 1 0,30
per hari 12 orang
2. Data SOAP pada evaluasi 0,40 1 0,40
keperawatan pasien kurang
jelas selain itu SOAP tidak
dilakukan didepan pasien
3. Tindakan keperawatan yang 0,30 3 0,90
sudah dilakukan belum
didokumentasikan
TOTAL 1 1,60

34
b. External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Kerjasama yang baik dalam 0,50 2 1,00 O-T=
pendokumentasian antara 2,50-
perawat, dokter, ahli gizi dan 2,40=
mahasiswa 0,10
2. Adanya mahasiswa S1 kep 0,50 3 1,50
praktek manajemen untuk
mengembangkan sistem
pendokumentasian

TOTAL 1 2,50

THREATENED
1. Tingkat kesadaran 0,35 4 1,40
masyarakat (pasien dan
Keluarga) akan pentingnya
kesehatan
2. Tuntutan masyarakat
terhadap pelayanan asuhan 0,35 2 0,70
keperawatan profesional
semakin meningkat
3. Adanya tuntutan tanggung
jawab dan tanggung gugat
dari masyarakat terhadap 0,30 1 0,30
pelayanan masyarakat

TOTAL
1 2,40

4. RONDE KEPERAWATAN
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Ruang MJB1 memiliki 0,30 3 0,90 S-W=
Standart Pelayanan Minimal 2,10-
(SPM) 2,30=
2. 48,4% penyakit terbanyak di 0,10 2 0,20 -0,20
MJB1 adalah cidera kepala
yang kemungkinan besar bisa
terjadi masalah keperawatan
yang perlu diadakan ronde
keperawatan
3. Ronde keperawatan 0,10 2 0,20
dilakukan bersama-sama
dengan tim keperawatan, tim
medis dan ahli gizi

35
4. Tujuan dari dilakukan ronde 0,20 1 0,20
keperawatan adalah
meningkatkan kemampuan
untuk memodifikasi renpra
dan menumbuhkan pemikiran
tentang tindakan keperawatan
yang sesui dengan masalah
klien
5. SDM: staf tenaga perawat 0,20 3 0,60
Mawar Jingga B1 terdapat 2
orang lulusan S1
Keperawatan, 12 orang
Lulusan D3 Keperawatan

TOTAL 1 2,10

WEAKNESS
1. Ronde keperawatan sudah 0,30 3 0,90
dilakukan di ruang mawar
jingga B1 bila ada mahasiswa
praktik manajemen
(selebihnya tidak dilakukan)
2. Pengetahuan perawat tentang 0,40 2 0,80
ronde keperawatan kurang
optimal karena karakteristik
tenaga yang memenuhi
kualifikasi belum merata
(lebih banyak D3
keperawatan daripada S1
keperawatan)
3. Jumlah tenaga keperawatan 0,30 2 0,60
dan jumlah tingkat
ketergantungan pasien tidak
seimbang.
TOTAL 1 2,30

b. External Factor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya pelatihan 0,30 2 0,60 O-P=
manajemen keperawatan 2,10-
untuk meningkatkan 2,00=
pengetahuan perawat 0,10
tentang manajemen
2. Tersedianya 0,30 1 0,30
kesempatan untuk
melaksanakan ronde
keperawatan apabila ada
mahasiswa praktek. 0,40 3 1,20
3. Adanya kerjasama

36
yang baik antara perawat
klinik dengan mahasiswa S1
Keperawatan
1 2,10
TOTAL

THREATENED 0,40 2 0,80


1. Tuntutan masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
Asuhan Keperawatan
semakin tinggi. 0,60 2 1,20
2. Persaingan dalam pemberian
pelayanan semakin kuat
TOTAL 1 2,00

5. 2. Memiliki SAK dan SPM


3. Adanya tenaga yang
kompeten untuk menjadi
supervisor (2 tenaga perawat 0,20 4 0,80 S-W=
S1 keperawatan) 2,90-
4. Supervisi yang dilakukan 2,95=
diruang MJB1 bersifat tidak - 0,15
langsung sesuai dengan 0,10 2 0,20
keadaan ruangan 0,20 2 0,40
5. Pelaksanaan supervisi
diruang MJB1 termasuk
cukup (86%)
TOTAL 0,20 3 0,60

WEAKNESS
1. Belum ada uraian yang jelas
tentang supervisi. 0,30 3 0,90
2. Belum mempunyai format
dalam pelaksanaan supervisi
3. Belum adanya 1 2,90
pendokumentasian kegiatan
yang disupervisi
4. pelaksanaan supervisi 0,20 1 0,20
menunjukkan 7% kurang baik
TOTAL 0,35 4 1,4

b. External Factor (EFAS) 0,25 3 0,75


OPPORTUNITY
1. Adanya 11 mahasiswa
STIKES Bina Sehat PPNI 0,20 3 0,6
yang praktik managemen
keperawatan 1 2,95
2. Adanya kesempatan untuk

37
melanjutkan pendidikan
formal kejenjang yang lebih
tinggi 0,45 3 1,35 O-T=
TOTAL 2,45-
2,00=
THREATENED 0,45
1. Tuntutan masyarakat 0,55 2 1,10
terhadap pelayanan Asuhan
Keperawatan profesional
semakin meningkat
2. Mahasiswa S1 kep praktek 1 2,45
manajemen untuk
mengembangkan supervisi
diruangan 0,40 3 0,80

TOTAL

0,60 2 1,20

1 2,00
6. 3. Dilaksanakan oleh semua
4. Kepala ruangan memimpin
kegiatan timbang terima
setiap pagi 0,30 2 0,60 S-W=
5. Selain di lakukan di nurse 2,50-
station juga dilakukan 2,20=
kunjungan langsung ke ruang 0,15 3 0,45 0.30
perawatan pasien. 0,20 3 0,60

TOTAL

WEAKNESS 0,20 2 0,40


1. Tehnik TT masih belum
optimal (belum ada format
khusus timbang terima yang 0,15 3 0,45
memudahkan parawat dalam
melakukan timbang terima)
2. Pelaksanaan TT sore dan
malam hari, biasanya tidak
diikuti kunjungan langsung 1 2,50
ke pasien berdasarkan hasil
pengkajian terdapat 7%
pelaksanaan yang kurang 0,15 4 0,60
baik.
3. Data-data yang menunjang
timbang terima masih kurang
fokus, meskipun proses

38
timbang terima telah 0,20 2 0,40
dilakukan dengan baik
4. Masih banyak timbang terima
yang lebih fokus pada
masalah medis dari pada
masalah keperawatan.
5. Saat kunjungan ke pasien,
perawat tidak 0,25 1 0,25
memperkenalkan tim yang
akan bertukar dinas.

TOTAL
0,25 2 0,50
b. External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya waktu khusus untuk
timbang terima. 0,15 3 0,45
2. Timbang terima yang telah
terstruktur akan memperkuat
status profesional perawat
dalam pelayanan kesehatan
era modern. 1 2,20
3. Adanya aturan yang sudah
baku tentang ketetapan
pelaksanaan timbang terima O-T=
(protap timbang terima) 0,30 4 1,20 2,90-
4. Adanya mahasiswa STIKES 2,40=
Bina Sehat PPNI yang 0,20 2 0,40 0,50
melaksanakan praktek profesi
manajemen keperawatan.
TOTAL

0,20 2 0,40
THREATENED
1. Adanya tuntutan untuk
mendapatkan pelayanan
keperawatan profesional. 0,30 3 0,90
2. Meningkatnya tuntutan
terhadap tanggung jawab dan
tanggung gugat perawat
sebagai pemberi askep. 1 2,90
3. Proses komunikasi saat
timbang terima dalam
menyampaikan informasi
tentang kondisi pasien, 0,30 2 0,60
sebagai wujud profesional
perawat dan bentuk tanggung
jawab perawat pada pasien. 0,40 3 1,20
TOTAL

39
0,30 2 0,60

1 2,40
7. SENTRALISASI OBAT
a. Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. Adanya lembar observasi 0,30 2 0,60 S-W=
pemberian obat 2,30-
2. Adanya buku tentang Jumlah 0,20 1 0,20 2,20=
pemakaian atau sisa obat 0.10
sudah tercatat
3. Adanya buku injeksi 0,40 3 1,20
4. Kepala ruangan mendukung 0,10 3 0,30
sentralisasi obat

TOTAL 1 2,30

WEAKNESS
1. Belum adanya 0,30 1 0,30
kebijakan dari RSUD
Sidoarjo dalam sentralisasi
obat untuk setiap ruangan
2. Belum tersedianya 0,30 2 0,60
sarana dan prasarana yang
memadai untuk sentralisasi
obat 0,10 2 0,20
3. Pasien yang
mendapat terapi obat oral
sering tidak di minum karena
menunggu instruksi dari 0,20 4 0,80
perawat
4. Sentralisasi obat
dilakukan bila ada mahasiswa
praktek manajemen 0,10 3 0,30
selebihnya tidak di lakukan.
5. Jumlah
ketergantungan pasien
dengan tenaga perawat tidak 1 2,20
seimbang.

Total
0,20 2 0,40 O-T=
b. Eksternal Faktor ( EFAS) 2,30-
OPPORTUNITY 1,80=

40
1. Adanya mahasiswa S1 0,20 2 0,40 0,50
STIKES BINA SEHAT PPNI
praktek managemen
2. Pemberian obat yang tepat 0,30 2 0,60
sesuai 5 T akan mempercepat
kesembuhan
3. Adanya kerjasama yang baik 0,30 3 0,90
antara perawat dan
mahasiswa
4. Adanya rencana mahasiswa
praktek menejemen 1 2,30
mengadakan sentralisasi obat

Total 0,60 1 0,60

THREATENED
1. Dengan obat yang
berada ditangan pasien dapat
memungkinkan terjadinya 0,40 3 1,20
ketidakpatuhan minum obat
dan salah minum obat
2. Adanya tuntutan dari
pasien untuk mendapatkan
pelayanan keperawatan yang 1 1,80
profesional

Total

41
8. DISCHARGE PLANNING
a. Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. Perawat memberikan 0,30 3 0,90 S-W=
pendidikan kesehatan kepada 2,50-
pasien atau keluarga dengan 2,30=
baik (71%). 0,20
2. Discharge planning sudah di 0,20 3 0,60
laksanakan
3. Adanya format discharge 0,30 2 0,60
planning
4. SDM: staf tenaga perawat 0,20 2 0,40
Mawar Jingga B1 terdapat 2
orang lulusan S1
Keperawatan, 12orang.
Lulusan D3 Keperawatan

TOTAL 1 2,30

WEAKNESS
1. Tidak tersedianya leaflet 0,40 2 0,80
untuk pasien saat pulang
2. Pemberian pendidikan 0,30 2 0,60
kesehatan di lakukan secara
lisan setiap pasien atau
keluarga
3. Discharge planing belum 0,30 3 0,90
dilakukan sesui dengan alur

TOTAL 1 2,30

b. External Factor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya dukungan 0,60 3 1,80 O-T=
dari pihak rumah sakit untuk 2,60-
melakukan discharge 2,00=
planning 0,60
2. Adanya 0,40 2 0,80
mahasiswa S1 keperawatan
yang melakukan praktek
manajemen keperawatan

TOTAL 1 2,60

THREATENED
1. Adanya tuntutan tanggung 0,45 2 0,90
jawab dan tanggung gugat
dari masyarakat terhadap
pelayanan keperawatan
2. Adanya tuntutan yang lebih 0,25 2 0,50
tinggi dari masyarakat untuk

42
PRIORITAS MASALAH
SCORING

SKOR ANALISIS
MASALAH SWOT JUMLAH
IFAS EFAS
DP 0,20 0,60 0,80
MAKP 1,05 0,25 1,30
Dokumentasi 1,40 0,10 1,50
Ronde Keperawatan -0,20 0,10 0,1
Supervisi -0,15 0,45 0,3
Timbang Terima 0,30 0,50 0,8
Sentralisasi obat 0,10 0,50 0,6

PROBLEM PRIORITY
SKOR ANALISIS
NO MASALAH SWOT JUMLAH KONDISI
IFAS EFAS
1 Ronde Keperawatan -0,20 0,10 0,1
2 Supervisi -0,15 0,45 0,3
3 Sentralisasi obat 0,10 0,50 0,6
4 DP 0,20 0,60 0,80
5 Timbang Terima 0,30 0,50 0,8
6 MAKP 1,05 0,25 1,30
7 Dokumentasi 1,40 0,10 1,50

PRIORITAS MASALAH

SKOR ANALISIS SWOT


MASALAH JUMLAH KONDISI
IFAS EFAS
Sentralisasi obat 0,10 0,50 Pertama
Timbang Terima 0,30 0,50 Kedua
Ronde Keperawatan -0,20 0,10 Pertama
Supervisi -0,15 0,45 Kedua
MAKP 1,05 0,25 Kelima
DP 0,20 0,60 Keenam
Dokumentasi 1,40 0,10

43
44
Diagram Analisis SWOT M1-M2
O

1,0

M1-M2 (0,55-0,65)

W S

Diagram analisis SWOT MAKP


O

MAKP (1,05-0,25)

0,25
w S

1,05

45
Diagram analisis SWOT Dokumentasi

DK (1,40-0,1)
RK (-0,2-,45)

0,1
W S
1,40

Diagram analisis SWOT Ronde


O

RK (0,1--0,2)
RK (-0,2-,45)
0,1
W - 0,2 S
1,0

46
Diagram analisis SWOT Supervisi
O

SV (-0,15-0,45)

0,45

W S
-0,15

Diagram analisis SWOT Timbang Terima


O
TT (0,30 - 0,50)

0,5

W S
0,3

47
Diagram analisis SWOT Sentralisasi Obat
O

SO(0,1-0,5)

0,5

W S
0,1

Diagram analisis SWOT Discharge Planing


O

DP(0,2-0,6)

0,6

W S
0,2

48
DIAGRAM LAYANG ANALISA SWOT
RUANG MAWAR JINGGA B1

DK
0,8
M1M2
SV
0,6 DP

RK

0,4
TT

MAKP

0,2

-1 - 0,8 - 0,6 - 0,4 - 0,2 0,2 0,4 0,6 0,8 1

- 0,2

- 0,4

- 0,6

- 0,8

-1

49
O

0,8 M1M2

DP

W 0,6 S
TT
SV
SO

0,4

MAKP

0,2
RK DK

-1 - 0,8 - 0,6 - 0,4 - 0,2 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4

- 0,2

- 0,4

- 0,6

- 0,8

-1

T
50
ANGKET TIMBANG TERIMA

NO PERNYATAAN DILAKUKAN TIDAK DI


LAKUKAN
1. PERSIAPAN
a. Sarana Prasarana
1. Saat timbang terima
perawat menyiapkan status
pasien
2. Perawat telah menyiapkan
buku catatan dan peralatan
tulis
b. Perawat
1. Kedua kelompok dalam
keadaan siap
2. Timbang terima di pimpin
oleh kepala ruangan pada
pergantian shift dan malam
ke pagi dari pagi ke sore.
Sedangkan pergantian shift
dari sore ke malam
dipimpin oleh ketua tim
atau perawat primer
2. PELAKSANAAN
a. Urutan pelaksanaan
1. Dilaksanakan setiap
pergantian shift
2. Pelaksanaan dimulai dari
nurse station
3. Timbang terima di
lanjutkan melihat
langhsung kondisi pasien
4. Hal-hal yang sifatnya
khusus dicatat dan di serah
terimakan pada perawat
shift berikutnya
5. Perawat shift berikutnya
validasi data kepasien
6. Perawat menyapa pasien
dan menanyakan kondisi/
keluhan yang dirasa saat
ini
7. Waktu untuk timbang
terima tidak lebih dari 5
menit kecuali pasien
kondisi khusus
8. Penyampaian dilakukan
singkat dan jelas
b. Isi timbang terima
1. Perawat menyebutkan

51
identitas pasien
2. Perawat menyebutkan
diagniosa medis
3. Perawat menyebutkan data
obyektif
4. Perawat menyebutkan data
penunjang lain
5. Perawat menyebutkan
masalah keperawatan yang
belum dilaksanakan
6. Perawat menyebutkan
intervensi kolaboratif
7. Perawat menyebutkan
persiapan yang perlu
dilakukan dalam kegiatan
selanjutnya
3. Post timbang terima
1. Perawat kembali ke nurse
station untuk
mendiskusikan hasil
validasi data langsung
2. Perawat yang memimpin
timbang terima
menyebutkan rencana
kerja bagi shift berikutnya
3. Mendokumentasikan
pelaksanaan timbang
terima di buku laporan
oleh perawat primer atau
ketua tim.

52
ANGKET TIMBANG TERIMA

1. Saat timbang terima perawat menyiapkan status pasien


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


2. Perawat telah menyiapkan buku catatan dan peralatan tulis
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


3. Kedua tim dalam keadaan siap
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


4. Timbang terima di pimpin oleh kepala ruangan pada pergantian shift dan malam
ke pagi dari pagi ke sore. Sedangkan pergantian shift dari sore ke malam dipimpin
oleh ketua tim atau perawat primer
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


5. Dilaksanakan setiap pergantian shift
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


6. Pelaksanaan dimulai dari nurse station
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


7. Timbang terima di lanjutkan melihat langsung kondisi pasien
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


8. Hal-hal yang sifatnya khusus dicatat dan di serah terimakan pada perawat shift
berikutnya
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


9. Perawat shift berikutnya validasi data kepasien
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

10. Perawat menyapa pasien dan menanyakan kondisi/ keluhan yang dirasa saat ini
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

11. Waktu untuk timbang terima tidak lebih dari 5 menit kecuali pasien kondisi
khusus
Selalu kadang-kadang

53
Dilakukan tidak pernah
12. Penyampaian dilakukan singkat dan jelas
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


13. Perawat menyebutkan identitas pasien
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


14. Perawat menyebutkan diagniosa medis
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


15. Perawat menyebutkan data obyektif
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


16. Perawat menyebutkan data penunjang lain
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


17. Perawat menyebutkan tindakan keperawatan yang dilaksanakan
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


18. Perawat menyebutkan intervensi kolaboratif dan juga menyebutkan persiapan
yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

19. Perawat kembali ke nurse station untuk mendiskusikan hasil validasi data
langsung
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


20. Perawat yang memimpin timbang terima menyebutkan rencana kerja bagi shift
berikutnya dan mendokumentasikan pelaksanaan timbang terima di buku laporan
oleh ketua tim
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

54
ANGKET SUPERVISI

NO PERNYATAAN Dilakukan TIDAK


DILAKUKAN
1. Pra supervisi
1. Supervisor menetapkan
kagiatann yang akan di
supervisi
2. Supervisor menetapkan
tujuan supervisi
2. Pelaksanaan
1. Superviser ikut dalam
pendekomentasian
kegiatan pelayanan
bersama-sama ketua tim
dan perawat pelaksana
2. Supervisor meneliti
dokumentasi status pasien
3. Supervisor mendapatkan
hal-hal yang perlu di
lakukan pembinaan
4. Supervisor memenggil
ketua tim dan perawat
pelaksana yang perlu
dilakukan pembinaan
5. Supervisor
mengklasifikasi
permasalahan yang ada
6. Supervisor memberikan
masukan pada ketua tim
dan perawat pelaksana
3. Evaluasi
1. Supervisor mengevaluasi
hasil bimbingan
2. Supervisor memberikan
reward atau umpan balik
kepada ketua tim dan
perawat pelaksana

55
ANGKET SPUPERVISI

1. Supervisor menetapkan kagiatann yang akan di supervisi


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


2. isor menetapkan tujuan supervisi
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


3. Superviser ikut dalam pendekomentasian kegiatan pelayanan bersama-sama ketua
tim dan perawat pelaksana
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


4. Supervisor meneliti dokumentasi status pasien
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


5. Supervisor mendapatkan hal-hal yang perlu di lakukan pembinaan
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


6. Supervisor memenggil ketua tim dan perawat pelaksana yang perlu dilakukan
pembinaan
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


7. Supervisor mengklasifikasi permasalahan yang ada
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


8. Supervisor memberikan masukan pada ketua tim dan perawat pelaksana
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


9. Supervisor mengevaluasi hasil bimbingan
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


10. Supervisor memberikan reward atau umpan balik kepada ketua tim dan perawat
pelaksana
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

56
ANGKET SENTRALISASI OBAT

1. Apakah obat yang telah di resepkan dan telah diambil oleh keluarga
diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar serah terima obat

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

2. Apakah perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan
sediaan ( bila perlu) dalam kartu control; dan diketahui ( ditanda tangani) oleh
keluarga / klien dalam buku masuk obat.

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

3. Apakah keluarga atau klien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan / bila


mana obat tersebut akan habis.

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

4. Apakah obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam
kotak obat dan obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku
daftar penerimaan obat.

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

5. Apakah obat –obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan olrh
perawat dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar
pemberian obat dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi di instruksi
oleh dokter dan kartu obat yang ada pada klien

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

6. Apakah pada saat pemberian obat , perawat menjelaskan macam obat,


kegunaan, jumlah obat, dan efek samping.

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

57
7. Apakah sediaan obat yang ada selanjutnya di cek tiap pagi oleh ketua ruangan/
petugasyang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

8. Apakah obat yang hampir habis akan di informasikan pada keluarga kemudian
di mintakan kepada dokter penanggung jawab pasien

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

9. Apakah penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan route


pemberian obat akan di masukkan dalam buku masuk obat dan sekaligus di
lakukan perubahan dalam kartu sediaan obat

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

10. Apakah pemberian obat yang bersifat tidak rutin ( sewaktu saja) maka
dokumentasi hanya dilakukan oleh perawat pada buku masuk obat dan
selanjutnya di informasikan pada keluarga dengan kartu kusus obat

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

58
ANGKET TINGKAT KEPUASAN PASIEN

1. Perawat disini memperkenalkaan diri kepada anda


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

2. Perawat disini bersikap sopan dan ramah dalam melayani anda


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

3. Saat pertama kali anda masuk rumah sakit perawat menjelaskan tata tertip rumah
sakit
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

4. Parawat menjelaskan tentang fasilitas yang tersedia di rumah sakit


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


5. Perawat menjelaskan dimana tempat-tempat yang pentiang untuk melancarkan
perawatan (kamar mandi, ruang perawat, tata usaha dll)
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

6. Perawat disini menjelaskan tujuan perawatan pada anda


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

7. Perawat atau kepala ruangan menunjukkan kepada anda tentang perawat yang
bertanggung jawab atas diri anda
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

8. Perawat disini memperhatikan keluhan anda


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

9. Perawat disini menanggapi keluhan anda


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

59
10. Perawat memberikan keterangan tentang masalah yang anda hadapi
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

11. Pertawat disini memberikan penjelasan sebelum melakukan tidakan keperawatan


kepeda anda
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

12. Perawat meminta persetujuan kepada anda atau keluarga sebelum melakukan
tindakan keperawatan
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

13. Perawat menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan sebelum melakukan
tinndakan keperawatan kepada anda
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

14. Perawat menjelaskan bahaya suatu tindakan pada anda atau keluarga sebelum
dilakukan tindakan
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

15. Perawat memberikan penjelasan dengan lengkap dan jelas kepada anda
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

16. Perawat disini selalu memantau keadaan anda dan pasien lain secara rutin
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

17. Perawat ikut menjaga kebersihan ruangan


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

18. Perawat melakukan tindakan keperawatan dengan terampil dan percaya diri
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

60
19. Selam melakukan tindakan keperawatan perawat selalu berhati-hati
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

20. Setelah melakukan tindakan keperawatan, perawat selalu menilai kembali kondisi
anda
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

61
ANGKET MAKP TIM

1. Ketua tim sebagai perawat profesional mampu menggunakan berbagai teknik


kepemimpinan?

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

2. Penting komunikasi yang efektif, agar kontinuitas rencana keperawatan


terjamin?

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

3. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim?

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

4. Peran kepala ruangan penting dalam model tim?

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

5. Anggota tim bertanggung jawab terhadap pemberian asuhan keperawatan pada


pasien?

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

6. Anggota tim bekerjasama dengan anggota tim dan antar tim?

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

7. Anggota tim memberikan laporan?

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

8. Ketua tim membuat perencanaan?

62
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

9. Ketua tim membuat penugasan, supervisi dan evaluasi?

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

10. Ketua tim mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat
kebutuhan pasien?

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

63
ANGKET DOKUMENTASI

Berikan tanda cek list ( √ )pada pernyataan dibawah ini.


1. Pengkajian pada waktu klien masuk diikuti pengkajian head to toe.

Selalu kadang-kadang
Dilakukan tidak pernah
2. Pengkajian dilakukan secara komprehensif.

Selalu kadang-kadang
Dilakukan tidak pernah
3. Lembar dokumentasi asuhan keperawatan berisi : Nama, Umur, Jenis kelamin,
Tanggal dan Nomer Register klien

Selalu kadang-kadang
Dilakukan tidak pernah
4. Pada kolom problem ditambahkan data subyektif dan obyektif.

Selalu kadang-kadang
Dilakukan tidak pernah
5. Pada kolom intervensi, intervensi langsung terhadap penyelesaian masalah.

Selalu kadang-kadang
Dilakukan tidak pernah

6. Pada kolom evaluasi dicatat keadaan klien sebagai pengaruh dari intervensi,
jam dan paraf perawat

Selalu kadang-kadang
Dilakukan tidak pernah

7. Setiap masalah yang di identifikasi di evaluasi minimal tiap 8 jam ( setiap


pergantian jaga).

Selalu kadang-kadang
Dilakukan tidak pernah

8. Dokumentasi merupakan alat perekam masalah yang berkaitan dengan klien


sehingga dapat dijadikan sebagai alat komunikasi antar tenaga kesehatan.

Selalu kadang-kadang
Dilakukan tidak pernah

9. Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang dan telah diberikan dicatat
dengan lengkap.

Selalu kadang-kadang
Dilakukan tidak pernah

64
10. Format catatan perawatan yang mencakup problem, intervensi dan evaluasi
yang telah disusun berdasarkan SAK.

Selalu kadang-kadang
Dilakukan tidak pernah

65
ANGKET RONDE KEPERAWATAN

1. Apakah di ruanagan ini dilakukan ronde keperawtan?


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

2. Penetapan kasus minimal satu hari sebelum waktu pelaksanaan ronde


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

3. Pemberian informe concent kepada klien atau keluarga


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

4. Perawt primer atau asosiasi menjelaskan keadaan dan data demografi klie
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

5. Perawat primer dan asosiasi menjelaskan masalah keperawatn utama


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

6. Perawat primer menjelaskan intervensi yang akan dilakukan


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

7. Perawat primer dan perawat asosiasi menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang
akan diambil
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

8. Ronde keperawan dilakukan sesuai dengan langakah-langkah ronde


keperawatan (langkah-langkah ronde keperawatan terlampir)
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

9. Dalam pelaksanaan ronde dilakukan tindakan keperawatan pada masalah


prioritas yang telah ditetapkan
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

66
10. Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

67
ANGKET DISCHARGE PLANNING

1. Setiap pasien yang mau pulang dilakukan discharge planning


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


2. Setiap pasien yang pulang d berikan healt educatoan
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


3. Setiap pasien yang mau pulang di ajarkan cara perawatan mandiri di rumah
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


4. Setiap pasien pulang paksa dilakukan discharge planinning
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


5. Dorongan untuk melakukan discharge planning timbul dari diri anda sendiri
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


6. Kepala ruangan memimpin discherge planning
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


7. Pelaksanaan discharge planning dilakukan di nurse station
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


8. Discharge planning dilakukan setelah pelunasan administrasi
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


9. Discharge planning yang anda lakukan sesuai dengan prosedur, kerana
berpengaruh pada asuhan keperawatan
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


10. Meskipun anda sibuk dengan urusan anda, anda tetap melaksanakan discharge
planning
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

68
FORMAT SERAH TERIMA OBAT
Keterangan Tanda Tangan/nama terang
Tgl No Nama Obat Dosis Keterangan
(Diterima/Diserahkan) yang diserahkan

Nama pasien : Ruangan :


Umur : No. MR :
KARTU OBAT PASIEN
(UNTUK PASIEN)
Nama : Ruang : No. Reg

Nama obat
No. Tgl Jam pemberian TT Keluarga TT Perawat
Minum Suntik
DRMAT KEPALA RUANGAN
KERATUN
Klasifikasi Jumlah
Pagi Sore Malam
pasien pasien
Total care …… x 0,36=…… …… x 0,36=…… …… x 0,20=……
Partial care …… x 0,27=…… …… x 0,15=…… …… x 0,10=……
Minimal care …… x 0,17=…… …… x 0,14=…… ........ x 0,07=.........
Total ..... ...... ......

Total tenaga perawat


Dinas pagi : orang
Dinas siang : orang
Dinas malam : orang
Jumlah : orang

Jumlah perawat lepas dinas per hari :


FORMAT KEPALA TIM
RUANG KERATU

Nama Perawat Pelaksana Perawat pel


No Diagnosa Medis Kondisi Pasien
Pasien (PP) (PP)
PENGELOAAN OBAT
(SENTRALISASI OBAT)

I. Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang
akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh
perawat (Nursalam, 2002).
II. Tujuan pengolaan obat
Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara
bijaksana dan menghindarkan pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan
keperawatan pasien dapat terpenuhi.
Hal – hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering
mengapa obat perlu disentralisasi:
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standar
yang lebih murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektivitas dan
keamanan yang sama.
3. Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat “hanya untuk
mencoba”.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar daripada yang diperlukan.
5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang
akan membuang atau lupa untuk minum.
6. Memesan obat lebih dari pada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang
tersisa sesudah batas kadaluarsa.
7. Tidak menyediakan lamari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak
efektif.
8. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
9. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada
suatu waktu sehingga dipakai berlebihan atua dicuri (Mc Mahon, 1999).
III. Teknik pengelolaan obat (sentralisasi)
Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
1. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara
operasional dapat didelegasikan kepada staaf yang ditunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat.
3. Penerimaan obat.
1. Obat yang telah diresepkan ditunjukkan kepada perawat dan obat
yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan
menerima terima obat.
2. Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan
sediaan (bila perlu) dalam kartu kontrol, dan diketahui
(ditandatangani) oleh karana keluarga atau pasien dalam buku masuk
obat, keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan penjelasan
kapan atau bilamana obat tersebut akan habis. Serta penjelasan
tentang 5 T (jenis, dosis, waktu, pasien, dan cara pemberian).
3. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang
harus diminum beserta kartu sediaan obat.
4. Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat
dalam kotak obat (Nursalam, 2002).
4. Pembagian
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar
pemberian obat.
b. Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar
pemberian obat; dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi
yang diinstruksikan dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat,
kegunaan obat, jumlah obat, dan efek samping. Usahakan tempat
obat, kembali ke perawat setelah obat dikonsumsi. Pantau efek
samping pada pasien.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala
ruangan atau petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam
buku masuk obat.
Obat-obatan yang hampir habis akan diinformasikan kepada
keluarga dan kemudian dimintakan resep (jika masih perlu
dilanjutkan) kepada dokter penanggung jawab pasien (Nursalam,
2002).
5. Penambahan obat baru
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis dosis atau
perubahan alur pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan
dalam buku masuk obat dan sekaligus dilakukan perubahan dalam
kartu sediaan obat,
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka
dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat dan
selanjutnya informasikan kepada keluarga dengan kartu khusus obat
(Nursalam, 2002).
6. Obat khusus
a. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang
cukup mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup sulit,
memiliki efek samping yang cukup besar atau hanya diberikan
dalam waktu tertentu / sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan menggunakan kartu khusus obat,
dilaksanakan oleh perawt primer.
c. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga; nama obat;
kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab
pemberian, dan wadah obat sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan
kepada keluarga setelah pemberian. Usahakan terdapat saksi dari
keluarga saat pemberian obat (Nursalam, 2002).
Seorang manajer keperawatan kesehatan dapat mendidik staf
mengenai obat dengan cara-cara berikut ini:
1. Membuat catatan mengenai obat-obatan yang sering dipakai, jelaskan
penggunaan dan efek samping, kemudian berikan salinan kepada semua
staf.
2. Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan dan
gantungkan di dinding.
3. Adakan pertemuan staaf untuk membahas penyebab pemborosan obat,
4. Beritahu kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam obat,
5. Aturlah kulliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis
obat setiap minggu pada waktu pertemuan staf.
6. Taruhlah satu atau lebih eksemplar buku famakologi sederhana di
perpustakaan (Mc Mahonm 1999).
Diagram alur pelaksanaan sentralisasi obat (Nursalam, 2002)
DOKTER

Pendekatan Perawat

PASIEN /
KELUARGA

PASIEN /
Surat persetujuan sentralisasi
KELUARGA
obat dari perawat
Lembar serah terima obat

FARMASI / Buku serah terima / masuk


APOTIK obat

PP / PERAWAT YANG
MENERIMA

PENGATURAN DAN
PENGELOLAAN OLEH PERAWAT

PASIEN / KELUARGA

IV. Menyiapkan Persediaan Obat


1. Memeriksa Ulang atas kebernaran obat dan jenis obat, jumlah obat dan
menulis etiket dan alamat pasien (Pedoman, 1997). Penyimpanan stok
(persediaan) yang teratur dengan baik merupakan bagian penting dari
manajemen obat.
Obat yang diterima dicatat dalam buku besar persediaan atau dalam
kartu persediaan (Mc Mahon, 1999).
2. Sistem kartu persediaan
Sebuah kartu persediaan (kartu stok) kadang-kadang digunakan
untuk menggantikan buku besar persediaan. Kartu ini berfungsi seperti
besar persediaan, yakni neraca diseimbangkan dengan menambahkan
barang yang diterima dan mengurangi dengan jumlah barang yang
dikeluarkan. Dalam buku besar persediaan, masing-masing barang
ditempatkan pada halaman yang terpisah, tetapi dalam sistem kartu
persediaan, masing-masing barang dituliskan dalam kartu yang terpisah.
3. Lemari obat
Periksa keamanan mekanisme kunci dan penerangan lemari obat
serta lemari pendingin, periksa persediaan obat, pemisahan antara obat
untuuk penggunaan oral (untuk diminum) dan obat luar (Pedoman,
1990).
Manajemen rumah sakit perlu dilengkapi dengan manajemen
farmasi yang sistematis karena obat sebagai bahan uatama dalam rangka
mencapai misi utamanya sebagai Health Provider. Manajemen farmasi
rumah sakit adalah seluruh upaya dan kegiatan yang dilaksanakan di bidang
farmasi sebagai salah satu penunjang untuk tercapainya tujuan serta sasaran
didirikannya suatu rumah sakit.. upaya dan kegiatan ini meliputi : penetapan
standar obat, perencanaan pengadaan obat, penyimpanan, pendistribusian /
saran / informasi tentang obat. Monitoring efek samping obat.
Faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam pelayanan kepada pasien
meliputi : pelayanan yang cepat, ramah disertai jaminan tersedianya obat
dengan kualitas yang baik (Yogya, 2003). Obat yang baik akan memberi
manfaat kepada para pengguna dan juga bermanfaat dalam pengendalian
biaya rumah sakit. Persediaan obat, baik dari segi jenis maupun volume,
harus selalu mencukupi kebutuhan tanda ada efek samping seperti
kadaluarsa dan rusak. Tujuan sistem manajemen obat dalah penggunaan
obat yang tepat untuk pasien yang memerlukan pengobatan (Jurnal, 2004).
Obat – obatan dikeluarkan dari tempat penyimpanan yang terkunci atau dari
lemari penyimpanan, oleh orang yang bertugas menangani persediaan obat
kepada bagian yang menggunakan obat-obat digunakan secara teratur dan
dalam jumlah yang diketahui: hal ini memungkinkan pemantauan
(observasi) dan pengawasan penggunaan obat. Kegiatan yang dilakukan
dalam mengawasi pengeluaran obat akan memungkinkan perawat
mengetahui kapan melakukan pemesanan ulang, mencocokkan pemakaian
obat dengan pengobatan pasien, segera sadar akan ketidakcocokan dalam
pemberian obat, memeriksa perubahan pemakaian obat (Mc Mahon, 1999).
PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN
KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
LAMPUNG
RUANG KERATUN RS URIP SUMOHARJO

SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Untuk : ( ) Diri sendiri ( ) Istri ( ) Suami
( ) Anak ( ) Orang tua ( ) Lainnya
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Ruang :
No. Reg :

Menyatakan (setuju / tidak setuju*) untuk dilakukan sentralisasi obat, setelah


mendapatkan penjelasan tentnag sentralisasi obat, yaitu pengaturan pemakaian obat
yang diatur / dikoordinasi oleh perawat seseuai ketentuan dosisi yang diberikan dokter.
Sentralisasi dengan prosedur sebagai berikut:
- Pasien / keluarga mengisi surat persertujuan untuk kerja sama dalam pengelolaan
sentralisasi obat.
- Setiap ada resep dari dokter diserahkan dahulu kepada perawat yang bertugas saat
itu.
- Obat dari apotek diserahkan kepada perawt.
- Nama obat, dosis, jumlah yang diterima akan dicatat dalam buku serah terima dan
ditandatangani oleh keluarga / pasien dan perat yang menerima.
- Obat akan disimpan di kantor perawatan.
- Setiap hari perawt membagi obat sesuai dosis.
- Bila pasien pulang dan obat masih ada atau habis sisa obat akan diberikan pada
pasien / keluarga.
Dengan demikian, menyatakan bertanggung jawab atas penyataan yang dibuat
dan tidak akan melakukan tuntukan / gugatan di kemudian hari atas tindakan tersebut.
Demikian persetujuan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan
sebagaimana mestinya.
Bandar Lampung, 2014
Perawat Yang Menerangkan, Yang Menyetujui,

(........................................) (........................................)
Saksi 1 : ................................ (.............................................)
Saksi 2 : ................................ (.............................................)
NB : Harap diisi dengan nama jelas dan tanda tangan
*) Coret yang tidak perlu
LAMPIRAN FORMAT SERAH TERIMA OBAT

Nama Pasien : Ruangan :


Umur : No. Reg :

Keterangan Ta
Tgl No Nama obat Dosis
(diterima / diserahkan)
PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN
KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
LAMPUNG
RUANG KERATUN RS URIP SUMOHARJO

RESUME KEPERAWATAN : No. Reg :


Nama / umur :
Kamar :
Diagnosa Medik :
Tgl MRS :

1. Keadaan penderita ketika pulan atau pindah :


Keadaan umum :
0
Suhu : C, Nadi: x/menit, RR: x/menit, TD: / mmHg

2. Masalah selama dirawat


Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan Perubahan perfusi jaringan
Anietas Intoleransi aktifitas
Nyeri Gangguan pola tidur
Gangguan keseimbangan cairan Resiko infeksi
Dan elektrolit Resiko cedera
Perubahan persepsi sensori Lain –lain .....
Kerusakan komunikasi verbal
Ketidak efektifan bersihan jalan nafas

3. Pengobatan
Meneruskan obat : ya tidak

4. Nama obat & dosis :

5. Perawata luka : ya tidak

6. Pendidikan kesehatan
Nutrisi : Makanan cair, sedikit tapi sering
Aktivitas dan istirahat : Bebas sesuai kemampuan
Cara perawatan luka :
Lain-lain ...

7. Kontrol ulang (tanggal / tempat) :

8. Lain – lain .........


JADWAL PESAN KHUSUS
Discharge Planing
Hari / Tanggal / Jam Pesan Khusus (Perencanaan Pasien Pulang)
v
Nama Pasien : ..............................................................
No. Register : ..............................................................
Umur : ..............................................................
Alamat :
..............................................................
Ruangan : ..............................................................
Dokter : ..............................................................
Tanggal MRS : ..............................................................
Saya selaku keluarga pasien menyatakan telah mendapat Diagnosa MRS : ..............................................................
penyuluhan hal-hal tersebut diatas oleh petugas RSUD Tanggal Kelur : ..............................................................
SIDOARJO dan Telah mengerti.
Diagnosa KRS : ..............................................................
Pasien
KERJASAMA STIKES-BINA SEHAT PPNI DAN
MAWAR JINGGA B RSUD SIDOARJO

( )Perawat

( )
Kontrol ulang : Keluar dari RSUD Sidoarjo
Sembuh
Tempat kontrol : Diteruskan dengan obat jalan
Pindah ke RS lain
Perlu dibawa saat kontrol : Pulang paksa
Foto Hasil Laborat Perawatan dirumah
Hasil pemeriksaan Kartu control Diet :
Jumlah :
Jika anda pasien ASKES : Frekueksi :
Surat rujukan puskesmas Aktivitas :
Kartu ASKES asli (fototkopy)
Obat-obatan yang masih dipakai
Jika anda Pasien Maskin (JPS) : Nama Obat Dosis Cara
Surat Rujukan Puskesmas Pemberian
Kartu ASKES MASKIN asli (fotokopy)
................................... ............................
KSK (fotokopy)

Alur kontrol:
Datang ke Ruang ................................... ............................

Catatan khusus:
................................... ............................

................................... ............................

................................... ............................

................................... ............................

................................... ............................

Pemeriksaan yang dibawa pulang


Foto ECG Hasil Laborat
Kartu kontrol lain-lain
ALUR DISCHARGE PLANNING

 Menyambut kedatangan pasien


 Orientasi ruangan , jenis pasien,peraturan dan dena
ruangan
Pasien MRS
 Memperkenalkan pasien pada teman sekamar, perawat,
dokter dan tenaga kesehatan yang lain
 Melakukan pengkajian keperawatan

 Perawat
Pasien selama  Pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang yang lain
 Docter
dirawat  Melakukan asuhan keperawatan
 Tim kesehatan
 Penyuluhan kesehatan: penyakit, perawatan, pengobatan,
lain
diet, aktivitas, control

Pasien KRS Perencanaan pulang

Penteyelesaian Program HE:


administrasi  Pengobatan/ control Lain-lain
 Kebutuhan nutrisi
 Aktivitasdan istirahat
 Perawatan di rumah

Monitoring oleh petugas kesehatan & keluarga


ALUR SUPERVI

Kepala Bidang Perawatan

Kepala Seksi Perawatan

Kepala Perawat IRNA

Supervisi

Kepala Ruangan

Menetapkan Kegiatan dan Tujuan


Supervisi
serta instrumen/ alat ukur

PP 1 PP 2

PA PA
Menilai Kinerja Perawat

Kinerja Perawat dan Kualitas


Pelayanan Mningkat

PEMBINAAN (3f)
Penyampaian penilaian (fair).
Deef Back.
Follow up, Pemecahan masalah
dan reward
ALUR TIMBANG TERIMA

PASIEN

DIAGNOSA MEDIS DIAGNOSA


MASALAH KOLABORATIF KEPERAWATAN
(didukung data)

RENCANA

TELAH BELUM
DILAKUKAN DILAKUKAN

PERKEMBANGAN /
KEADAAN PASIEN

MASALAH :

1. TERATASI.
2. BELUM TERATASI.
3. TERATASI SEBAGIAN.
4. MUNCUL MASALAH BARU
DIAGRAM RUTE/ALUR
PELAKSANAAN SENTRALISASI
OBAT
DOCTER
Pendekatan perawat

Surat Persetujuan
Sentralisasi Obat KLIEN/KELUARGA
dari perawat

FARMASI/APOTEK

KLIEN/KELUARGA
-Lembar serah terima
obat
-Buku Serah Terima/
PP/PERAWAT Masuk Obat
YANG MENERIMA

PENGATURAN
&PENGELOLAAN OLEH
PERAWAT

KLIEN/KELUARGA
JOB DESCRIPTION

KEPALA RUANGAN
a. Perencanaan.
1. Menunjukkan ketua TIM akan bertugas di ruangan
masing-masing.
2. mengikuti serah terima pasien pada shift sebelumnya.
3. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat,
transisi dan persiapan pulang, bersama ketua TIM.
4. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan
berdasarkan aktifitas dan kebutuhan klien bersama ketua TIM, mengatur
penugasan atau penjadwalan.
5. Merencanakan strategi pelaksanaan perawatan.
6. Mengikuti Visite dokter untukmnegetahui
kondisi,patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan
mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap
pasien.
7. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan
 Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan
 Membimbing penerapan proses keperawatan dan
menilai asuhan keperawatan.
 Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.
 Memberikan informasi kepada pasien atau
keluarga yang baru masuk.
8. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan
diri.
9. Membantu membimbing peserta didik keperawatan.
10. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan Rumah
Sakit.

b. Pengorganisasian.
1. Merumuskan metode penugasan yang digunakan .
2. Merumuskan tujuan metode penugasan.
3. Membuat rincian tugas ketua TIM dan anggota TIM
secara jelas
4. Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 3
ketua TIM, dan ketua TIM membawahi 2-3 perawat.
5. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan,
membuatproses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari,dll.
6. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
7. Mengatur dan mengendalikan dituasi tempat praktek.
8. Mendelegasikan tugas, saat kepala ruangan tidak ada di
tempat kepada ketua TIM.
9. Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi pasien.
10. Mengatur penugasan jadwal post dan pakarnya.
11. Identifikasi masalah dan penanganannya.

c. Pengarahan.
1. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua
TIM.
2. Memberi pujian kepada anggota TIM yang melakukan
tugas dengan baik.
3. Memberi motifasi dalam peningkatan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap.
4. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan ASKEP pasien.
5. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.
6. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya.
7. Meninggkatkan kolaborasi dengan anggota TIM lain.

d. Pengawasan.
1. Melalui komunikasi.
Mengawasi dan berkomunikasi lansung dengan ketua TIM maupun pelaksanaan
mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien.
2. Melalui Supervisi.
 Pengawasan langsung dilakukan dengan cara
inspeksi, mengamati sendiri atau melalui laporan langsung secara lisan dan
memperbaiki atau mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga.
 Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar
hadir ketua TIM, membacadan memeriksa rencana keperawatan serta catatan
yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan
(didokumentasikan), mendengar laoran ketua TIM tentang pelaksanaan
tugas.
 Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan
membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama
ketua TIM.
 Audit keperawatan.

KETUA TIM
1. Membuat perencanaan.
2. Membuat penugasan,supervise, dan evaluasi.
3. Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan
pasien.
4. Mengembangkan kemampuan anggota.
5. Menyelenggarakan konfrensi.

ANGGOTA TIM
1. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dibawah tanggung jawabnya.
2. Kerjasama dengan ketua TIM dan antar TIM.
3. Memberikan laporan.
LANGKAH-LANGKAH YANG DIPERLUKAN DALAM RONDE
KEPERAWATAN

PP Tahap Praronde

Penetapan Proposal
pasien

Persiapan pasien :
-Inform consent
-Hasil
Pengkajian/intervensi data

 Apa yang menjadi masalah


Penyajian  Cross cek data yang ada
masalah  Apa yang menyebabkan
masalah tersebut
 Bagaimana pendekatan(proses,
SAK, SOP)

Tahap ronde Validasi data


pada bed pasien

Tahap ronde
pada bed pasien Diskusi karu, pp,
perawat conselor

Analisa data

MASALAH Aplikasi analisa


TERATASI dan hasil diskusi
PROGRAM PROFESI S1 KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
LAMPUNG
PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

URAIAN TUGAS POKOK TIAP SEKSI


KELOMPOK PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG KERATUN RS URIP SUMOHARJO

KETUA
1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan keberhasilan praktek klinik
manajemen keperawatan.
2. Mengkoordinasikan pelaksanaan program dalam manajemen keperawatan.
3. Mengembangkan hubungan antara organisasi ruangan dan pendidikan.
4. Menentukan berbagai kebijakan strategis dalam organisasi.
5. Memutuskan masalah yang berkaitan dengan organisasi.
6. Memimpin rapat organisasi.
7. Menandatangani surat keluar.
8. Mengupayakan penggembalian dana.
9. Memeriksa dan menandatangani buku kas umum.
10. Menyetujui pengeluaran kaaas organisasi.
11. Bertanggung jawab penuh terhadap laporan pelaksanaan kegiatan.

SEKRETARIS
1. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan administrasi organisasi ( surat
menyurat, dokumentasi kegiatan organisasi, lain-lain).
2. Merencanakan dan menyiapkan acara rapat pengurus.
3. Bertanggung jawab pada semua bentuk pelaporan.
4. Membuat surat untuk kepentingan keluar.
5. Membuka rapat, mendokumentasikan hasil rapat, dan menutup rapat.
6. Membuat laporan kegiatan organisasi.
7. Memantau keadaan ruangan dan memeriksa buku bantu keuangan.
BENDAHARA
1. Membukukan dan menyiapkan uang organisasi secara keseluruhan.
2. Bertanggungjawab terhadap pembukuan anggaran belanja organisasi dan
mempertanggungjawabkannya kepada ketua.
3. Melaporkan keadaan keuangan organisasi secara berkala.
4. Mengeluarkan keuangan yang telah mendapat persetujuan dari ketua.
5. Membuat laporan keuangan.
SIE INVENTARIS
1. Bertanggungjawab terhadap pengadaan kelengkapan berkas-berkas kegiatan.
2. Membantu kelancaran kegiatan.
3. Melakukan koordinasi dengan sie yang lain.

SIE DOKUMENTASI
1. Bertanggungjawab terhadap pencatatan dan pengumpulan data yang ada.
2. Mendokumentasikan setiap kegiatan yang di lakukan.
3. Melakukan koordinasi dengan sie yang lain.

SIE HUMAS
1. Bertanggungjawab terhadap kelancaran surat menyurat.
2. Bertanggungjawab terhadap kelancaran diskusi, seminar, maupun diseminasi.
3. Melaporkan sosialisasi seluruh program yang telah ditetapkan kepada anggota.
4. Menyebarluaskan seluruh informasi yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan
keperawatan.
5. Membantu semua kegiatan yang berhubungan dengan orang lain.

SIE PKMRS
1. Membuat SAP sebelum penyuluhan.
2. Memberikan leaflat dan penyuluhan pada pasien yang KRS.
3. Melakukan koordinasi dengan sie yang lain.
SIE ASKEP
1. Bertanggungjawab terhadap Asuhan Keperawatan yang di rencanakan.
2. Mengimplementasikan Asuhan Keperawatan yang telah di buat.
3. Melakukan koordinasi dengan sie yang lain.

VISI dan MISI

Visi : Menjadikan mahasiswa STIKES MUHAMMADIYAH PRINGSEWU mampu


dalam melaksanakan praktek manageman keperawatan sesuai dengan Model Asuhan
Keperawatan Profesional.

Misi : Mahasiswa Mampu:


1. Melakukan timbang terima.
2. Melaksanakan ronde keperawatan.
3. Melaksanakan sentralisasi obat
4. Melaksanakan Discharge Planning.
5. Melaksanakan dokumentasi.

MOTTO STIKES

Pelan tapi pasti, semangat, berjuang demi keberhasilan..


PROGRAM PROFESI S1 KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
LAMPUNG
PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

JOB DESCRIPTION
MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL
MAKP TIM
RUANG KERATUN RS URIP SUMOHARJO

KEPALA RUANGAN
b. Perencanaan.
1. Menunjukkan ketua TIM akan bertugas di ruangan
masing-masing.
2. mengikuti serah terima pasien pada shift sebelumnya.
3. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat,
transisi dan persiapan pulang, bersama ketua TIM.
4. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan
berdasarkan aktifitas dan kebutuhan klien bersama ketua TIM, mengatur
penugasan atau penjadwalan.
5. Merencanakan strategi pelaksanaan perawatan.
6. Mengikuti Visite dokter untukmnegetahui
kondisi,patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan
mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap
pasien.
7. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan
 Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan
 Membimbing penerapan proses keperawatan dan
menilai asuhan keperawatan.
 Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.
 Memberikan informasi kepada pasien atau
keluarga yang baru masuk.
8. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan
diri.
9. Membantu membimbing peserta didik keperawatan.
10. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan Rumah
Sakit.

e. Pengorganisasian.
1. Merumuskan metode penugasan yang digunakan .
2. Merumuskan tujuan metode penugasan.
3. Membuat rincian tugas ketua TIM dan anggota TIM
secara jelas.
4. Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 3
ketua TIM, dan ketua TIM membawahi 2-3 perawat.
5. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan,
membuatproses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari,dll.
6. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
7. Mengatur dan mengendalikan dituasi tempat praktek.
8. Mendelegasikan tugas, saat kepala ruangan tidak ada di
tempat kepada ketua TIM.
9. Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi pasien.
10. Mengatur penugasan jadwal post dan pakarnya.
11. Identifikasi masalah dan penanganannya.
f. Pengarahan.
1. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua
TIM.
2. Memberi pujian kepada anggota TIM yang melakukan
tugas dengan baik.
3. Memberi motifasi dalam peningkatan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap.
4. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan ASKEP pasien.
5. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.
6. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya.
7. Meninggkatkan kolaborasi dengan anggota TIM lain.

g. Pengawasan.
1. Melalui komunikasi.
Mengawasi dan berkomunikasi lansung dengan ketua TIM maupun pelaksanaan
mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien.
2. Melalui Supervisi.
 Pengawasan langsung dilakukan dengan cara
inspeksi, mengamati sendiri atau melalui laporan langsung secara lisan dan
memperbaiki atau mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga.
 Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar
hadir ketua TIM, membacadan memeriksa rencana keperawatan serta catatan
yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan
(didokumentasikan), mendengar laoran ketua TIM tentang pelaksanaan
tugas.
 Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan
membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama
ketua TIM.
 Audit keperawatan.
KETUA TIM
1. Membuat perencanaan.
2. Membuat penugasan,supervise, dan evaluasi.
3. Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan
pasien.
4. Mengembangkan kemampuan anggota.
5. Menyelenggarakan konfrensi.

ANGGOTA TIM
1. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dibawah tanggung jawabnya.
2. Kerjasama dengan ketua TIM dan antar TIM.
3. Memberikan laporan.
GANCHART/POA

PROGRAM PROFESI S1 KEPERAWATAN


STIKES MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN
No Kegiatan MEI JUNI
Minngu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
1 Orientasi
2 Pembuatan jadwal klompok
3 Pembuatan organisasi klompok
4 Analisis situasi ruangan
5 Role play desiminasi awal
6 Desiminasi awal MAKP
7 Revisi
8 Uji coba MAKP
9 Pembuatan rencana sistem dok.
10 Aplikasi MPKP 1
11 Aplikasi MPKP 2
12 Pelaksanaan timbang terima
13 Pelaksanaan supervisi
14 Pelaksanaan discharge planing
15 Pelaksanaan dokumentsi
16 Pelaksaanaan pengelolaan obat
17 Pelaksanaan ronde kep.
18 Evaluasi
19 Penyusunan laporan untuk desiminasi
akhir
20 Desiminasi akhir
21 Revisi
22 Seminar
KETERANGAN :

Tidak dihadiri pembimbing akademik


Pelaksanaan MAKP
Dihadiri pembimbing klinik,pembimbing akademik dan medik
Dihadiri pembimbing akademik
Uji coba MAKP
.TABULASI DOKUMENTASI
No Pernyataan
Responde 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor Kriteria
n
1 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 18 B
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 B
3 2 1 2 2 1 2 2 0 2 2 16 B
4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 18 B
5 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 18 B
6 2 1 1 2 1 2 1 0 1 0 11 C
7 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 18 B
8 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 17 B
9 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 19 B
10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 18 B
11 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 17 B
12 2 0 2 2 2 2 0 2 2 0 14 B
13 2 1 2 0 1 2 2 1 1 0 12 C

Kategori penilaian dokumentasi: Keterangan : Keterangan :


Baik : 13 -20 (11 Orang). Selalu :2 Baik :B
Cukup : 6 – 12 (2 Orang). Kadang-kadang : 1 Cukup :C
Kurang : ≤ 5 (0 Orang). Tidak pernah : 0 Kurang : K
Prosentase Dokumentasi:
Baik : 11/13 x 100% = 84,6%
Cukup : 2/13 x 100% = 15,4%
Kurang : 0/13 x 100% =

2. DISCARD PLANNIG
No Pernyataan
Skor Kriteria
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 0 12 C
2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 18 B
3 2 1 2 2 0 1 0 1 2 1 12 C
4 1 0 1 2 2 0 1 1 2 1 11 C
5 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 14 B
6 2 1 1 2 0 2 1 1 1 2 13 B
7 1 0 2 2 2 0 2 1 2 1 13 B
8 2 2 1 2 1 1 1 2 1 0 13 B
9 2 1 2 1 0 1 1 2 2 2 14 B
10 1 2 2 0 1 2 1 1 1 1 14 B
11 2 1 2 1 1 1 2 0 2 2 13 B
12 0 2 2 1 0 1 1 1 1 2 12 C
13 2 2 2 0 1 1 2 2 2 2 18 B

Kategori penilaian discharge plainning : Keterangan : Keterangan :


Baik : 13 -20 (9 Orang). Selalu :2 Baik :B
Cukup : 6 – 12 (4 Orang). Kadang-kadang : 1 Cukup :C
Kurang : ≤ 5 (0 Orang). Tidak pernah : 0 Kurang : K
Prosentase discharge plainning:
Baik : 9/13 x 100% = 69,23%
Cukup : 4/13 x 100% = 30,77%
Kurang : 0/13 x 100% = 0%

3. TABULASI RONDE KEPERAWATAN


No Pernyataan
Skor Kriteria
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 B
2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 18 B
3 2 2 2 2 0 2 0 2 2 2 16 B
4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 B
5 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 14 B
6 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 15 B
7 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 14 B
8 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 15 B
9 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 14 B
10 2 2 1 1 1 2 1 1 1 0 12 C
11 1 2 1 2 1 0 0 1 1 0 9 C
12 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 15 B
13 1 1 2 1 2 1 1 2 0 0 11 C

Kategori penilaian dokumentasi: Keterangan : Keterangan :


Baik : 13 -20 (10 Orang). Selalu :2 Baik :B
Cukup : 6 – 12 (3 Orang). Kadang-kadang : 1 Cukup :C
Kurang : ≤ 5 (0 Orang). Tidak pernah : 0 Kurang : K
Prosentase Dokumentasi:
Baik : 10/13 x 100% = 76,92%
Cukup : 3/13 x 100% = 23,07%
Kurang : 0/13 x 100% = 0%
4. TABULASI SUPERVISI
No Pernyataan
Skor Kriteria
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 11 C
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 19 B
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 C
4 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 11 C
5 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 17 B
6 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 15 B
7 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 12 C
8 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 18 B
9 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 16 B
10 1 1 2 1 1 1 2 1 2 0 12 C
11 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 17 B
12 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 18 B
13 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 B

Kategori penilaian dokumentasi: Keterangan : Keterangan :


Baik : 13 -20 (8 Orang). Selalu :2 Baik :B
Cukup : 6 – 12 (5 Orang). Kadang-kadang : 1 Cukup :C
Kurang : ≤ 5 (0 Orang). Tidak pernah : 0 Kurang : K
Prosentase Dokumentasi:
Baik : 8/13 x 100% = 61,53%
Cukup : 5/13 x 100% = 38,47%
Kurang : 0/13 x 100% = 0%

5. TABULASI SENTRALISASI OBAT


No Pernyataan
Skor Kriteria
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 0 0 2 0 2 2 2 2 2 2 14 B
2 0 0 2 0 0 2 2 2 0 2 10 C
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 B
4 0 0 0 2 0 2 2 2 2 2 12 C
5 0 0 2 0 0 2 2 2 0 2 10 C
6 0 0 2 0 0 2 2 2 0 2 10 C
7 0 0 1 0 0 1 2 1 2 1 8 C
8 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 17 B
9 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 18 B
10 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 18 B
11 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 B
12 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 17 B
13 1 2 2 2 2 2 2 0 2 1 16 B

Kategori penilaian dokumentasi: Keterangan : Keterangan :


Baik : 13 -20 (8 Orang). Selalu :2 Baik :B
Cukup : 6 – 12 (5 Orang). Kadang-kadang : 1 Cukup :C
Kurang : ≤ 5 (0 Orang). Tidak pernah : 0 Kurang : K
Prosentase Dokumentasi:
Baik : 8/13 x 100% = 61,53%
Cukup : 5/13 x 100% = 38,47%
Kurang : 0/13 x 100% = 0%

6. TABULASI TIMBANG TERIMA


No PERNYATAAN SKORE KRITERIA
Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 B
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 B
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 B
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19 B
5 O 1 1 1 O O 1 1 O O O 1 1 1 1 0 1 1 1 0 12 C
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 18 B
7 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 18 B
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 B
9 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 10 C
10 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 17 B
11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 B
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18 B
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 B

Kategori penilaian dokumentasi: Keterangan : Keterangan :


Baik : 13 -20 (11 Orang). Dilakukan :1 Baik :B
Cukup : 6 – 12 (2 Orang). Tidak dilakukan : 0 Cukup :C
Kurang : ≤ 5 (0 Orang). Kurang : K
Prosentase Dokumentasi:
Baik : 11/13 x 100% = 84,62%
Cukup : 2/13 x 100% = 15,38%
Kurang : 0/13 x 100% = 0%

7. TABULASI MAKP TIM


No Pernyataan
Skor Kriteria
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 C
2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 18 B
3 2 2 0 2 1 1 1 1 2 1 13 B
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 C
5 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 19 B
6 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 16 B
7 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 13 B
8 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 19 B
9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 B
10 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 15 B
11 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 18 B
12 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 18 B
13 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 15 B

Kategori penilaian dokumentasi: Keterangan : Keterangan :


Baik : 13 -20 (11 Orang). Selalu :2 Baik :B
Cukup : 6 – 12 (2 Orang). Kadang-kadang : 1 Cukup :C
Kurang : ≤ 5 (0 Orang). Tidak pernah : 0 Kurang : K
Prosentase Dokumentasi:
Baik : 11/13 x 100% = 84,62%
Cukup : 2/13 x 100% = 15,38%
Kurang : 0/13 x 100% = 0%

1.DOKUMENTASI
Kriteria Frekuensi prosentase
Baik 11 84,6
Cukup 2 15,4
Kurang 0 0
Total 13 100
Sebagian besar responden yaitu 11 responden (84,6%).
2.DISCARD PLANNIG
Kriteria Frekuensi prosentase
Baik 9 69,23
Cukup 4 30,77
Kurang 0 0
Total 13 100
Sebagian besar responden yaitu 9 responden (69,23%).

3. RONDE KEPERAWATAN
Kriteria Frekuensi prosentase
Baik 10 76,92
Cukup 3 23,07
Kurang 0 0
Total 13 100
Sebagian besar responden yaitu 10 responden (76,92%).

4.SUPERVISI
Kriteria Frekuensi prosentase
Baik 8 61,53
Cukup 5 38,47
Kurang 0 0
Total 13 100
Sebagian besar responden yaitu 8 responden (61,53%).

5. SENTRALISASI OBAT
Kriteria Frekuensi prosentase
Baik 8 61,53
Cukup 5 38,47
Kurang 0 0
Total 13 100
Sebagian besar responden yaitu 8 responden (61,53%).

6. TIMBANG TERIMA
Kriteria Frekuensi prosentase
Baik 11 84,62
Cukup 2 15,38
Kurang 0 0
Total 13 100
Sebagian besar responden yaitu11responden 84,62%).

7. MAKP
Kriteria Frekuensi prosentase
Baik 11 84,62
Cukup 2 15,38
Kurang 0 0
Total 13 100
Sebagian besar responden yaitu11responden 84,62%).
Jumlah Kebutuhan
Klasifikaisi Jml. Perawat
Jml. BOR
tanggal
Klien Perawat
Min Part Total Pagi Sore Malam %

Rata rata BOR dalam 30 hari

ALUR RONDE KEPERAWATAN

116
Tahap Pra Katim

Penetapan Pasien

Persiapan Pasien:
Informed consent
Hasil pengkajian / validasi data

z Apa diagnosa keperawatan ?


Apa data yang mendukung ?
Tahap Pelaksanaan di Penyajian Masalah Bagaimana intervensi yang
Nurse Station sudah dilakukan?
Apa hambatan yang
ditemukan?

Validasi Data

Tahap Pelaksanaan di Diskusi KATIM – KATIM,


Kamar Pasien Konselor, KARU

Lanjutan – Diskusi di Nurse


Station

Pasca Ronde Kesimpulan dan Rekomendasi


Solusi Masalah

117
PROPOSAL KEGIATAN
PENYELANGGARAAN RONDE KEPERAWATAN
DI RUANG KERATUN RS URIP SUMOHARJO

1.1. Pendahuluan.
Pelayanan keperawatan pada klien secara profesional dapat membantu
klien dalam mengatasi masalah keperawatan yang dihadapi klien. Salah satu
bentuk pelayanan keperawatan yang profesional tersebut dengan memperhatikan
seluruh keluhan yang dirasakan klien kemudian mendiskusikannya dengan tim
keperawatan untuk merencanakan pemecahan masalahnya. Selain itu, dalam
pemberian asuhan keperawatan profesional sebagai perawat kita harus
memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif. Meskipun sudah diberikan
asuhan keperawatan secara baik dan benar terkadang pasien memiliki masalah
keperawatan yang perlu penatalaksanaan secara multidisiplin yang melibatkan
banyak pihak. Diharapkan dari penatalaksanaan ini pencapaian dalam pemberian
asuhan keperawatan secara komprehensif dapat dicapai. Salah satu komponen
MAKP yang dilakukan untuk pencarian solusi dari permasalahan pasien adalah
ronde keperawatan
Pelayanan keperawatan yang perlu dikembangkan untuk mencapai hal
tersebut adalah dengan ronde keperawatan. Dimana ronde keperawatan merupakan
sarana bagi perawat baik perawat primer maupun perawat assosiate untuk
membahas masalah keperawatan yang terjadi pada klien yang melibatkan klien
dan seluruh tim keperawatan termasuk konsultan keperawatan. Salah satu tujuan
dari kegiatan ronde keperawatan adalah meningkatkan kepuasan klien terhadap
pelayanan keperawatan.
Adapun kriteria klien yang dilakukan ronde adalah klien yang
mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan
tindakan keperawatan dan pasien dengan kasus baru atau langka.

1.2. Pengertian
Ronde keperawatan adalah suatu bagian kegiatan asuhan keperawatan
dengan membahas kasus tertentu dengan harapan adanya transfer pengetahuan dan

118
aplikasi pengetahuan secara teoritis kedalam praktek keperawatan secara langsung
yang dilakukan oleh perawat konselor, kepala ruangan, MA, kabid keperawatan
dengan melibatkan seluruh tim keperawatan.

Karakteristik :
- Pasien dilibatkan secara langsung
- Pasien merupakan fokus kegiatan.
- PA, PP dan konselor melakukan diskusi
- Konselor memfasilitasi kreatifitas
- Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA, PP dalam meningkatkan
kemampuan mengatasi masalah.

1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum :
Setelah dilakukan ronde keperawatan masalah keperawatan yang dialami
klien dapat diatasi.
1.3.2 Tujuan Khusus :
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, perawat mampu :
1. Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistimatis dalam pemecahan
masalah keperawatan klien
2. Memberikan tindakan yang berorientasi pada masalah keperawatan klien
3. Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
4. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.
5. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
6. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
7. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
8. Melaksanakan asuhan keperawatan secara menyeluruh.

1.4. Manfaat
1.4.1 Bagi Pasien :

119
1) Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga mempercepat masa
penyembuhan.
2) Memberikan perawatan secara profesional dan efektif kepada pasien
3) Memenuhi kebutuhan pasien
1.4.2 Bagi Perawat :
1) Dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor
perawat.
2) Menjalin kerjasama tim
3) Menciptakan komunitas keperawatan profesional.
1.4.3 Bagi rumah sakit :
Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.

1.5. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Dian Anggraini, S.Kep
Kepala Tim Pagi: Sri hartati, S.Kep
Kepala Tim Siang :Putri Wahyu Handini, S.Kep
Kepala Tim Malam : Trika Siswanti, S.Kep
PA Pagi : Nelvi Susanti, S.Kep
Devi, S.Kep

120
ALUR RONDE KEPERAWATAN

Tahap Pra Katim

Penetapan Pasien

Persiapan Pasien:
Informed consent
Hasil pengkajian / validasi data

Apa diagnosa keperawatan ?


Apa data yang mendukung ?
Tahap Pelaksanaan di Penyajian Masalah Bagaimana intervensi yang
Nurse Station sudah dilakukan?
Apa hambatan yang
ditemukan?

Validasi Data

Tahap Pelaksanaan di Diskusi KATIM – KATIM,


Kamar Pasien Konselor, KARU
1.6. Pelaksanaan :
Hari / tanggal : Selasa, 20 Mei 2014
Tempat : Ruang keratun RS Urip Sumoharjo
Lanjutan – Diskusi di Nurse
1.7. Metode : Station
 Diskusi
 Demonstrasi

Pasca Ronde Kesimpulan dan Rekomendasi


Solusi Masalah

121
II. Materi :
 Pengertian ronde keperawatan
 Karakteristik
 Langkah-langkah kegiatan ronde keperawatan
 Peran masing-masing perawat (terlampir)

III. Peserta :
Peserta ronde keperawatan meliputi :
 Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan yang ditunjuk sebagai kepala
ruangan.
 Perawat primer
 Perawat assosiate
 Pembimbing pendidikan
 Pembimbing lapangan
 Kepala ruangan
 Wakil kepala ruangan
 Perawat pelaksana

IV. Alat Bantu :


 Ruang perawatan sebagai sarana diskusi
 Status klien
 Alat bantu demonstrasi

V. Langkah-lankah kegiatan Ronde keperawatan :


1. Pra ronde
- Menentukan kasus dan topik
- Menetukan tim ronde
- Membuat imformed konsent
- Membuat pre planing
- Diskusi
- Mencari sumber atau literatur
2. Ronde

122
- Diskusi
- Demonstrasi
3. Pasca ronde
- Evaluasi pelaksanaan ronde
- Revisi dan perbaikan

VI. Evaluasi :
 Persiapan ronde keperawatan
 Pelaksanaan ronde keperawatan
 Peran masing-masing tim dalam pelaksanaan ronde keperawatan
 tingkat kepuasan klien.
VII. Peran masing-masing tim :
1. Peran PA dan PP
- Menjelaskan keadaan dan data demografi pasien
- Menjelaskan masalah keperawatan utama
- Menjelaskan intervensi yang dilakukan.
- Menjelasakan hasil yang didapat
- Menentukan tindakan selanjutnya
- Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil.
- Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji.

2. Peran Perawat konselor :


- Memberikan justifikasi
- Memberikan reinforcement
- Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta
rasional tindakan.
- Mengarahkan dan koreksi
- Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah di pelajari.

123
Bandar lampung, Mei 2014
Kepala Ruangan Perawat primer

Sahmuri Rohimi, S.kep Sulistiowati

124
RENCANA APLIKASI RONDE KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN MFH (MALIGNANT FIBROUS
HISTIOCYTOMA) DI RUANG TULANG BAWANG 4 B
KELAS I LAKI-LAKI RS URIP SUMOHARJO BANDAR
LAMPUNG

Topik : Askpe klien dengan MFH.


Sasaran : Ny. A / 59 tahun
Peserta : PP, PA, PP lain, Mahasiswa Ners, Perawat ruangan
Waktu : 60 menit

I. Tujuan
 Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah-masalah keperawatan klien yang belum teratasi.

 Tujuan Khusus
I. Tim keperawatan mampu menggali masalah-masalah klien yang
belum teratasi
II. Mampu mengemukakan alasan ilmiah terhadap masalah
keperawatan klien
III. Mampu merumuskan intervensi keperawatan yang tepat mengenai
masalah klien
IV. Mampu mendesiminasikan tindakan yang tepat sesuai dengan
masalah klien
V. Mampu mengadakan justifikasi terhadap rencana dan tindakan
keperawatan yang dilakukan.

II. Sasaran
Ny. “A” umur tahun, pendidikan , pekerjaan : wiraswasta

III. Materi
 Konsep dasar MFH.
 Askep klien dengan MFH. (terlampir).

125
IV. Pelaksanaan
Hari / tanggal : Rabu, 21 Mei 2014
Tempat : Ruang Tulang Bawang 4 B kelas 1 laki-laki RS Urip Sumoharjo
Bandar Lampung .
Metode : Diskusi

V. Media
 Makalah
 Sarana diskusi
 Materi yang disampaikan secara lisan

VI. Tim Ronde


 Kepala Ruangan : Dian Anggraini
 PP : Sri Hartati, Putri Wahyu Handini
 PA : Trika Siswanti, Nelvi Susanti
 Notulen : Devi

VII. Proses Ronde Keperawatan


a. Pra ronde
1. Menentukan kasus dan topik
2. Menentukan tim ronde
3. Membuat inform consent
4. Mencari literatur
5. Diskusi

b. Ronde
1. Diskusi
2. Pemberian pendidikan kesehatan.

c. Pasca Ronde
1. Evaluasi pelaksanaan ronde
2. Revisi dan perbaikan

126
VIII. Mekanisme Kegiatan

No Waktu Kagiatan Pemeran Pasien

1 5 menit Pembukaan : Ka. Ruangan Mendengarkan


 Memberi salam
 Menyampaikan
tujuan ronde
2 10 Perawat Primer Pasien &
keperawatan
menit keluarga
Penyajian masalah : memperhatikan
 Menyampaikan
masalah yang sudah
terselesaikan
 Menentukan masalah
yang belum
terselesaikan
 Implimentasi yang
sudah dilaksanakan.
3 10 Perawat Keluarga
menit Mengajarkan kepada Assosiate mencoba apa
keluarga pasien tentang yang sudah
penghitungan in take dan diajarkan
out put cairan

Memberitahu pasien dan


keluarga untuk membatasi
makanan yang
mengandung natrium
4 20 Perawat Bertanya
menit Diskusi dan tanya jawab konsuler
Mendengarkan
5 5 menit Penutup Ka. Ruangan dan menjawab
 Ucapan terima kasih salam
 Memberi salam

IX. Evaluasi
 Bagaimana koordinasi persiapan dan pelaksanaan ronde keperawatan
 Bagaimana peran PP-PA saat ronde keperawatan
 Membuat umpan balik yang sudah dikerjakan

127
PROPOSAL KEGIATAN
PENYELANGGARAAN RONDE KEPERAWATAN
DI RUANG KERATUN RS URIP SUMOHARJO

A. Pendahuluan.

Pelayanan keperawatan pada klien secara profesional dapat membantu


klien dalam mengatasi masalah keperawatan yang dihadapi klien. Salah satu
bentuk pelayanan keperawatan yang profesional tersebut dengan memperhatikan
seluruh keluhan yang dirasakan klien kemudian mendiskusikannya dengan tim
keperawatan untuk merencanakan pemecahan masalahnya. Selain itu, dalam
pemberian asuhan keperawatan profesional sebagai perawat kita harus
memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif. Meskipun sudah diberikan
asuhan keperawatan secara baik dan benar terkadang pasien memiliki masalah
keperawatan yang perlu penatalaksanaan secara multidisiplin yang melibatkan
banyak pihak. Diharapkan dari penatalaksanaan ini pencapaian dalam pemberian
asuhan keperawatan secara komprehensif dapat dicapai. Salah satu komponen
MAKP yang dilakukan untuk pencarian solusi dari permasalahan pasien adalah
ronde keperawatan
Pelayanan keperawatan yang perlu dikembangkan untuk mencapai hal
tersebut adalah dengan ronde keperawatan. Dimana ronde keperawatan merupakan
sarana bagi perawat baik perawat primer maupun perawat assosiate untuk
membahas masalah keperawatan yang terjadi pada klien yang melibatkan klien
dan seluruh tim keperawatan termasuk konsultan keperawatan. Salah satu tujuan
dari kegiatan ronde keperawatan adalah meningkatkan kepuasan klien terhadap
pelayanan keperawatan.
Adapun kriteria klien yang dilakukan ronde adalah klien yang
mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan
tindakan keperawatan dan pasien dengan kasus baru atau langka.

128
B. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum :
Setelah dilakukan ronde keperawatan masalah keperawatan yang dialami
klien dapat diatasi.

1.3.2 Tujuan Khusus :


Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, perawat mampu :
1. Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistimatis dalam pemecahan
masalah keperawatan klien
2. Memberikan tindakan yang berorientasi pada masalah keperawatan klien
3. Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
4. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.
5. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
6. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
7. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
8. Melaksanakan asuhan keperawatan secara menyeluruh.

C. Manfaat
1.4.1 Bagi Pasien :
4) Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga mempercepat masa
penyembuhan.
5) Memberikan perawatan secara profesional dan efektif kepada pasien
6) Memenuhi kebutuhan pasien
1.4.2 Bagi Perawat :
4) Dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor
perawat.
5) Menjalin kerjasama tim
6) Menciptakan komunitas keperawatan profesional.
1.4.3 Bagi rumah sakit :
Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.

129
D. Pelaksanaan
Hari / tanggal : Kamis, 29 Oktober 2009
Tempat : Ruang Observasi Mawar Jingga B1

E. Metode
 Diskusi
 Demonstrasi

F. Materi
 Pengertian ronde keperawatan
 Karakteristik
 Langkah-langkah kegiatan ronde keperawatan
 Peran masing-masing perawat (terlampir)

G. Peserta
1. Peserta ronde keperawatan meliputi Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan yang ditunjuk sebagai :
 Kepala ruangan
 Kepala Tim pagi
 Kepala Tim siang
 Kepala Tim malal
 Tim Gizi (Role Play)
 Perawat Pelaksana
2. Pembimbing pendidikan
3. Pembimbing lapangan

H. Alat Bantu
 Ruang perawatan sebagai sarana diskusi
 Status klien
 Alat bantu demonstrasi

130
I. Evaluasi :
 Persiapan ronde keperawatan
 Pelaksanaan ronde keperawatan
 Peran masing-masing tim dalam pelaksanaan ronde keperawatan
J. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Dian Anggraini, S.Kep
Kepala Tim Pagi : Sri hartati, S.Kep
Kepala Tim Siang :Putri Wahyu Handini, S.Kep
Kepala Tim Malam : Trika Siswanti, S.Kep
PA Pagi : Nelvi Susanti, S.Kep
Devi, S.Kep

131
KONSEP DASAR
RONDE KEPERAWATAN

I. Langkah-lankah kegiatan Ronde keperawatan :


A. Pra ronde
- Menentukan kasus dan topik
- Menetukan tim ronde
- Membuat imformed konsent
- Membuat pre planing
- Diskusi
- Mencari sumber atau literatur
B. Ronde
- Diskusi
- Demonstrasi
II. Pasca ronde
- Evaluasi pelaksanaan ronde
- Revisi dan perbaikan

III. Evaluasi :
 Persiapan ronde keperawatan
 Pelaksanaan ronde keperawatan
 Peran masing-masing tim dalam pelaksanaan ronde keperawatan
 tingkat kepuasan klien.
I. Peran masing-masing tim :
1. Peran PA dan PP
- Menjelaskan keadaan dan data demografi pasien
- Menjelaskan masalah keperawatan utama
- Menjelaskan intervensi yang dilakukan.
- Menjelasakan hasil yang didapat
- Menentukan tindakan selanjutnya
- Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil.
- Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji.

132
2. Peran Perawat konselor :
- Memberikan justifikasi
- Memberikan reinforcement
- Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta rasional
tindakan.
- Mengarahkan dan koreksi
- Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah di pelajari.

Bandar lampung, Mei 2014


Kepala Ruangan Perawat primer

Dian Anggraini, S.kep ……………

133
PROPOSAL RONDE KEPERAWATAN

PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG KERATUN RS URIP SUMOHARJO

Disusun oleh :
1. ADELIA MUTIA PUTRI, S.Kep. (149012013094P)
2. DEVI, S.Kep. (149012013094P)
3. DIAN ANGGRAINI, S.Kep. (149012013094P)
4. MINA MELIANTI, S.Kep. (149012013094P)
5. NELVI SUSANTI, S.Kep. (149012013094P)
6. PUTRI WAHYU HANDINI, S.Kep. (149012013094P)
7. RETNO WULANDARI, S.Kep. (149012013094P)
8. RUDI SULAIMAN, S.Kep. (149012013094P)
9. SRI HARTATI, S.Kep. (149012013094P)
10. TRIKA SISWANTI, S.Kep. (149012013094P)
11. YULI LINDAWATI, S.Kep. (149012013094P)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

134
2014
Konsep Dasar Ronde Keperawatan

A. Definisi
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan
pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu
yang harus dilakukan oleh ketua tim dan atau konselor, kepala ruangan, perawat
Asocciate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan
(Nursalam,2002).
B. Karakteritis
1. Pasien dilibatkan secara langsung
2. Pasien merupakan Fokus kegiatan
3. PA,KATIM, KARU dan seluruh anggota tim kesehatan lain melakukan diskusi
bersama
4. Konselor mempasilitasi kreativitas
5. Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA, dan KATIM dalam
meningkatkan kemampuan dalam melakukan kemampuan mengatasi masalah.
C. Kriteria klien
1. Penyakit kronis
2. Penyakit dengan komplikasi
3. Penyakit akut
4. Masalah keperawatan belum teratasi
D. Tujuan
1. Menumbuhkan cara berpikir kritis dan ilmiah.
2. Meningkatkan validitas data klien.
3. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan.
4. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang sesuai dengan
masalah klien.
5. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.

135
E. Peran
1. Katim dan perawat associate menjelaskan keadaan diagnosis medis dan data
umum penderita, menjelaskan masalah keperawatan penderita, menjelaskan
intervensi yang belum dan akan dilaksanakan, menjelaskan alasan ilmiah
tindakan yang akan diambil.
2. Katim dan konselor memberikan justifikasi dan reinforcement, menilai
kebenaran dari suatu masalah intervensi keperwatan serta tindakan yang
rasional, mengarahkan dan koreksi, mengintegrasikan teori dan konsep yang
telah dipelajari.

136
Tahap Pra Katim

Penetapan Pasien

Persiapan Pasien:
Informed consent
Hasil pengkajian / validasi data

Apa diagnosa keperawatan ?


Tahap Pelaksanaan di Penyajian Apa data yang mendukung ?
Nurse Station Masalah Bagaimana intervensi yang
sudah dilakukan?
Apa hambatan yang
ditemukan?

Validasi Data

Tahap Pelaksanaan di Diskusi KATIM – KATIM,


Kamar Pasien Konselor, KARU

Lanjutan – Diskusi di Nurse


Station

Pasca Ronde Kesimpulan dan Rekomendasi


Solusi Masalah
Gambar 3.3 : Alur ronde keperawatam

137
F. Langkah-Langkah Ronde Keperawatan
a. Persiapaan ronde keperawatan
1. Penetapan kasus, minimal satu hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
2. Pemberian informed concent pada penderita / keluarga.
b. Pelaksanaan
1. Penjelasan tentang penderita oleh perawat primer yang difokuskan pada
masalah keperawatan dan rencana kegiatan yang akan dan atau telah
dilaksankaan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
2. Diskusi antar anggota tim kasus tersebut.
3. Pemberian justifikasi oleh katim atau kepala ruangan tentang masalah
penderita serta rencana kegiatan yang akan dilakukan.
4. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan akan
ditetapkan.
c. Pasca ronde
Mendiskusikan hasil temuan pada penderita tersebut serta menetapkan tindakan
yang perlu dilakukan

138
Persiapan Pelaksanaan Ronde Keperawatan

Penanggung jawab : Adelia Mutia Puti , S.Kep.


Rudi Sulaiman, S.Kep.
Pembimbing klinik : Ns. Rosidah, S.Kep.
Pembimbing akademik : Ns. Rita Sari, M. Kep.
Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan praktek manajemen
keperawatan oleh mahasiswa STIKes
Muhammadiayah Pringsewu, Ruang Keratun
mampu menerapkan prosedur ronde keperawatan
secara optimal.
Waktu pelaksanaan : Rabu, 21 Mei 2014
Pengorganisasian Peran
Kepala ruangan : Dian Anggraini S.Kep.
Katim Pagi : Sri Hartati, S.Kep.
Perawat pelaksana : Devi, S.Kep.
Nelvi Susanti, S. Kep.
Katim Siang :Putri Wahyu Handini , S. Kep.
Katim Malam : Trika Siswanti, S. Kep.

Rencana strategis :
1. Menentukan penderita yang akan dijadikan subyek ronde keperawatan
2. Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan digunakan.
3. Menentukan materi dalam pelaksanaan ronde keperawatan.
4. Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ronde keperawatan, termasuk
menghubungi pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan ronde keperawatan.
5. Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala ruangan dan staf
keperawatan.
6. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan ronde keperawatan.
Kriteria hasil:
1. Struktur :

139
- Menentukan penanggung jawab ronde keperawatan.
- Menetapkan kasus yang akan di rondekan.
- Persiapan perlengkapan ronde keperawatan (klien yang akan dirondekan,
informed concent, menghubungi konsultan, dll).
- Pembagian peran : Karu, Katim, PA.
2. Proses
- Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama Kepala ruangan, ketua
tim, dan perawat pelaksana.
- Penjelasan tentang klien oleh ketua tim dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan dan intervensi yang telah
dilaksanakan tetapi belum mampu mengatasi masalah pasien
- Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
- Pemberian masukan solusi tindakan yang lain yang mampu mengatasi
masalah klien tersebut.
3. Hasil
- Dapat dirumuskan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan masalah
pasien
- Hasil diskusi yang disampaikan dapat ditindak lanjuti dan dilaksanakan.
Perawat dapat :
- Menumbuhkan cara berfikir yang kritis.
- Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi
pada masalah klien.
- Meningkatkan cara berfikir yang sistematis.
- Meningkatkan kemampuan validitas data klien.
- Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan,
- Meningkatkan kemampuan justifikasi.
- Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
- Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.

Kegiatan ronde keperawatan diikuti oleh pembimbing klinik dan


akademik, konselor (perawat dan ahli gizi), ketua tim dan Perawat pelaksana.

140
Setelah dilakukan validasi data ke pasien, pada tahap ronde dilanjutkan
dengan diskusi antara tim untuk membahas masalah yang terjadi pada pasien.
Dan dapat disimpulkan intervensi unutuk mengatasi masalah pasien adalah
dengan meningkatkan nutrisi pasien, dan peningkatan tehnik aseptik dan
septik dalam setiap tindakan.
1. Hambatan
Hambatan yang terjadi pada pelaksanaan ronde keperawatan adalah
sebagai berikut:
1. Kurangnya penguasaan materi tentang kasus yang akan dilakukan ronde
keperawatan.
2. pasien yang di lakukan ronde keperawatan terlihat kelelahan dan tampak
ingin istirahat/tidur.
2. Dukungan
Kegiatan ronde keperawatan memperoleh dukungan dari kepala ruangan
Keratun dan disambut baik oleh Tim kesehatan lain seperti ahli gizi.

141
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KPERAWATAN
PROGRAM PROFESI S1 KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
DI RUANG KERATUN RS URIP SUMOHARJO BANDAR
LAMPUNG

No. : 002/KEL BI-2/STIKES Muhammadiyah/2014


Hal : Undangan
Lampiran :-

Kepada :.
Yth. Bapak/Ibu/Saudara..........
Di Tempat

Dengan hormat,
Sehubungan dengan pelaksanaan praktik profesi Manajemen Keperawatan
Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG,
maka dengan ini kami mohon kehadiran Bapak/Ibu pada :
Hari/tanggal : Rabu / 21 Mei 2014
Pukul : 09.00 WIB
Tempat: Ruang TB 4 B, RS Urip Sumoharjo Bandar Lampung
Acara : Sosialisasi Ronde Keperawatan
Demikian undangan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami
ucapkan terima kasih.

Bandar lampung, Mei 2014


Ketua Sekretaris

Rudi Sulaiman, S.Kep Putri Wahyu Handini, S.Kep


NIM : 1490120130… NIM : 149012013094 P

Mengetahui,
Kepala Ruang Keratun

142
Sahmuri Rohimi, S.Kep

143
DAFTAR HADIR PELAKSANAAN RONDE
KEPERAWATAN
PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
Hari / tanggal : Rabu, 21 Mei 2014

NO NAMA TANDA TANGAN

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

144
18.

19.

20.

STRATEGI PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN

145
1. PRE KONFERENS
Job Discription
Kepala ruangan : Membuka dan fasilitator
Katim : - Menjelaskan ronde keperawatan
- Menjelaskan data.
- Intervensi yang sudah dilakukan.
- Validasi data.
Pasien : Tn. “A”

NURSE STATION
Kepala ruangan : Assalamu’alaikum, sebelum kita melakukan ronde keperawatan
marilah kita ucapkan puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT.
Karena dengan karuniaNYA kita dapat berkumpul disini. Pada pagi
hari ini akan dilakukan ronde keperawatan pada pasien An. “R”
dengan diagnosa medis MFH (MALIGNANT FIBROUS
HISTIOCYTOMA) Kepada katim dipersilahkan menjelaskan
kondisi pasien.
Katim Pagi : Assalamu’alaikum. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan
kepada saya untuk menjelaskan kondisi Tn. “A”. Kondisi An. “R”
saat ini dengan MFH, pasien mengatakan masih terasa nyeri pada
luka dan edema pada area scrotum dan selangkangannya. Demikian
yag dapat saya sampaikan tentang kondisi Tn. “A”
Kepala ruangan : Terima kasih untuk katim pagi yang telah menyampaikan kondisi
dari Tn. “A”, mungkin ada yang menambahkan dari tim lain untuk
validasi data. Kalau tidak ada yang menambahkan mari kita
langsung saja ke pasien.
2. KONFERENS
Kepala ruangan : Assalamu’alaikum... Bagaimana keadaan bapak A pagi ini? Apakah
masih terasa nyeri pada luka nya?.
Sesuai dengan janji yang kita sepakati kemarin, bahwa hari ini akan
dilakukan ronde keperawatan. Tujuan ronde keperawatan ini adalah

146
menyelesaikan masalah kesehatan bapak yang belum terselesaikan.
Perkenalkan kepada katim pagi yaitu ada perawat Sri Hartati dengan
perawat pelaksana mba Nelvi dan Mba Devi, katim siang yaitu
perawat Putri, katim malam ada perawat Trika, tim gizi mbak dewi.
Katim pagi : Bapak, Ibu.. dari tim kami akan melakukan ronde keperawatan.
Ronde keperawata itu sendiri adalah menyelesaikan masalah yang
dialami oleh pasien yang belum terselesaikan saat ini. Apa yang jadi
keluhan bapak saat ini?
Px danromi keluarga : Nyeri pada lukanya (wajah menyeringai kesakitan sambil
memegang area selangkangannya). Kenapa lukanya tidak kering-
kering ya.. mbak?.
Katim pagi : Iya Bu, masalah tersebut merupakan masalah yang muncul pada bapak.
Luaka tidak kering- kering disebabkan terjadinya infeksi yang
ditandai dengan adanya nanah (gangguan intregitas kulit)
Pasien : Ko’ bisa.. kenapa?.
Katim pagi : Kondisi ini memang mudah terjadi pada pasien-pasien yang
mengalami kesehatan yang menurun seperti bapak ini, hal ini bisa
disebabkan nutrisi atau makanan yang masuk kurang, kuran,
kebersihan diri dan perawatan luka. Apakah bapak mengalami hal
itu?
Keluarga pasien : Iya mbak, apakah ada makanan khusus yang harus dimakan oleh
bapak? Atau makanan pantangannya?.
Katim pagi : Pada dasarnya tidak ada makanan pantangan untuk bapak, maka
dari itu untuk lebih jelasnya akan dijelaskan dari tim gizi.
Tim gizi :bapak boleh makan semua jenis makanan yang ada, misalnya putih
telur, daging, ikan boleh makan daging itu sangat baik untuk
pencernaan karena mengandung banyak protein. Bapak tadi sudah
makan apa belum, apakah makanannya tadi dimakan sampai habis?
Misalnya makanan yang bapak makan dalam satu porsi tadi tidak
habis jangan langsung dibuang sisanya karena itu bisa dimakan lagi
nanti. Kondisi bapak A saat ini kan masih sakit, maka dari itu secara

147
langsung tidak bisa menghabiskan makanan itu seperti orang yang
sehat. Makanan tadi bisa dimakan dalam 3 kali. Bapak boleh makan
semua makana, bapak boleh makan semua makanan agar proses dari
penyembuhan luka juga bisa cepat sembuh bapak A, boleh makan
buah-buahan pepaya atau pisang dan juga susu karena banyak
mengandung vitamin. Jika ada ikan boleh dimasak dengan cara
dikukus lalu di ambil dari sari tetesan ikan terebut dan diberi sedikit
kunyit agar tidak terasa amis saat dimakan. Ikan kutuk tersebut kalau
bisa jangan sampai digoreng ibu. Saat bapak A sudah ada dirumah
nanti pak jangan lupa makan makanan yang baik selama masa proses
penyembuhan bapak..
Katim pagi : Bagaimana bapak / ibu apakah sudah jelas dengan apa yang telah
disampaikan tim gizi kami ?
Keluarga pasien :Iya, saya sudah jelas mbak.
Katim pagi : Mungkin ada lagi pertanyaan lain yang belum jelas, selama bapak
menjalani perawatan di rumah saki? Silahkan ibu, dan bapak jika
ada hal yang perlu didiskusikan sebelum kita mendiskusikan tentang
perawatan luka.
Keluarga pasien : Apakah bapak boleh makn telur mbak ?
Katim psgi : Iya, boleh ibu. Tetapi lebih baik jika bapak lebih mengutamakan
memakan putih telurnya, karena mengandung banyak protein.
Bagaimana, apakah ada yang ditanyakan lagi?
Keluarga pasien : Tidak ada mbak, sudah cukup jelas.
Katim pagi : Jika tidak ada pertanyaan, apakah ibu bisa menyebutkan kembali
apa yang telah saya sampaikan tadi, bisakah ibu mengulangi apa
yang dibutuhkan bapak selama proses penyembuhan luka.
Keluarga pasien : Semua makanan boleh dimakan dan tidak ada pantangannya
Katim pagi : selain itu juga, Tadi ada beberapa makanan yang di anjurkan, apakah
ibu bisa menyebutkannya.
Keluarga pasien : Iya, mbak tadi makanan yang dianjurkan adalah putih telur, daging,
juga ikan boleh digoreng dan bisa di rebus ikannya.

148
Katim pagi : iya Bagus ibu, berarti ibu sudah mengerti. Baiklah Jika tidak ada
pertanyaan lagi, dari tim perawat kami akan melakukan rawat luka
pada bapak yang akan dilakukan oleh perawat Nelvi dan perawat
Devi, Ibu tolong diperhatikan karena yang akan melakukan rawat
lukanya bapak saat sudah pulang nanti adalah ibu atau keluarga yang
lain. Rawat luka bisa dimulai, mba Nelvi dan mba Devi kami
persilahkan.
Perawat pelaksana : Terimakasih, Bapak A........permisi ya saya akan melakukan rawat
luka sekarang. Jika dalam pelaksanaan rawat luka ada pertanyaan,
bapak dan ibu boleh langsung bertanya pada kami. Tidak perlu
menunggu rawat luka sampai selesai.
Katim pagi : Saya akan menjelaskan secara singkat prosedur dari rawat luka, yaitu
sebelum melakukan rawat luka perwawat harus menyiapkan
peralatan untuk rawat luka , setelah itu perawat cuci tangan dulu.
Kemudian memakai sarung tangan yang steril dan bersih, baru mulai
rawat luka begtiu pula setelah rawat luka harus cuci tangan. Silahkan
mba Nelvi dan mba Devi dilanjutkan!
Perawat pelaksana : Ibu,diperhatikan ya! Setelah semua alat siap kemudian mencuci
tangan,memakai sarung tangan dan kita mulai rawat luka diawali
dengan membuka penutup luka yang lama. Bukanya seperti ini ya
bu,.. sakit sedikit ya pak, tolong ditahan ya.
Pasien : Iya, karena saya ingin cepat sembuh dan cepat pulang.
Perawat primer : Bapak sabar ya, ibu untuk mencucinya seperti ini ibu, di usapkan
searah begini caranya bu.agar nanah yang ada didalam bisa keluar
kita harus menekan-nekan lukanya, menekannya seperti ini ibu,
karena jika nanahnya tidak kita keluarkan maka lukanya tidak bisa
segera sembuh dan nanahnya juga akan bertambah banyak. Mungkin
dari sini ada pertanyaan, atau ada yang belum jelas, tidak apa-apa
ditanyakan saja..
Keluarga pasien : Tidak ada mba.

149
Perawat pelaksana : Ibu kalau sudah ditutup kasa seperti ini, langsung diplester saja.
Plesternya agak banyak, ya sekiranya tetap merekat meski dipakai
aktivitas oleh Bapak.
Katim pagi : Ibu jangan lupa untuk aktifitasnya Bapak, untuk latihan gerak miring
kanan-kiri dulu, setengah duduk, kalau bisa jangan takut untuk
bergerak ataupun duduk, semua bisa dilatih secara bertahap ya bu
selanjutnya Pak juga bisa berlatih berjalan nanti.
Keluarga pasien : Iya mas, mbak, saya juga ingin Bapak cepat pulih seperti sedia kala
dan pulih kembali.
Katim malam : Iya saya do’akan agar bapak bisa cepat sembuh kembali. Bagaimana
apakah ada hal yang harus didiskusikan lagi ibu ?
Mungkin ada obat atau ada hal yang belum dimengerti oleh bapak
dan ibu saat ini
Keluarga pasien : Iya mbak, bagaimana dengan lukanya bapak sekarang. Dan
perkiraan Romi bisa pulang kapan mbak?
Katim : Untuk lukanya saat ini sudah mulai membaik nanahnya sudah mulai
berkurang, untuk kepulangan bapak, kami harus melihat kemajuan
kondisi bapak terlebih dahulu.
Keluarga pasien : Iya mbak.........
Katim : Sekarang bagaimana perasaan bapak, apakah bapak sudah mulai
merasa enak lukanya setelah dirawat tadi.
Pasien : Iya mbak saya merasa sudah agak berkurang sakitnya
Katim : Ibu, lukanya bapak sekarang sudah selesai dirawat. Mungkin ada
yang perlu didiskusikan lagi? Jika tidak ada lagi, saya ucapkan terima
kasih atas kerja sama bapak dan ibu dalam menyelesaikan masalah
yang dialami bapak, semoga cepat sembuh ya pak.
Keluarga pasien : Sementara ini tidak ada mbak,saya ucapkan terima kasih juga sudah
mau membantu permasalahan kami.
Katim : Baiklah kalau begitu saya kembalikan lagi kepada kepala ruangan,
untuk memimpin jalanya ronde keperawatan.

150
Karu : Sebelum saya akhiri mungkin ada tambahan atau koreksi yang perlu
didiskusikan kembali? Jika tidak saya ucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah mengikuti ronde keperawatan pada Tn “A”
cepat sembuh ya Pak A! Wassalamualaikum wr. Wb. (sambil berjabat
tangan dengan semua anggota ronde keperawatan sambil
meninggalkan kamar pasien dan akan menuju ke nurse station).
.
3. POST KONFERENS
Karu : Kita tadi sudah bersama-sama melakukan ronde keperawatan pada
Tn. A, saya berharap dengan adanya ronde keperawatan ini masalah
yang ada pada Tn. A terselesaikan dengan baik.

Katim : Iya bu,,,,,,dari sini kita bisa tahu kondisinya Tn”A”.


Ahli gizi : Makanan Tn”A” juga harus dengan ekstra Protein agar proses
penyembuhan luka segera membaik.
Katim : Iya,,,,,
Karu : Terima kasih atas kerjasamanya dari katim, ahli gizi, dan para
semua staf-staf yang telah bekerja dengan baik. Demikian tadi ronde
keperawatan dari Tn”A” semoga apa yang telah kita lakukan hari ini
memberikan banyak keuntungan bagi kita semua, dan kita diberikan
kelancaran dalam melaksanakan tugas masing-masing. Demikian
acara Ronde keperawatan hari ini, saya akhiri sampai disini,
Wassalamu’alaikum wr,wb.............

151
SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN RONDE KEPERAWATAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : ……………………………………………………………………………….
Umur : ……………………………………………………………………………….
Alamat : ……………………………………………………………………………….
Adalah suami/istri/orang tua/anak dari pasien :
Nama : ……………………………………………………………………………….
Umur : ……………………………………………………………………………….
Alamat : ……………………………………………………………………………….

Ruang : ……………………………………………………………………………….
No. RM : ……………………………………………………………………………….
Dengan ini menyatakan setuju untuk dilakukan ronde keperawatan.

Bandar lampung,…………2014
Perawat yang menerangkan Penanggung jawab

…………………………… ………………………………….
Saksi-saksi : Tanda tangan
1. ………………………… ………………………………….
2. ………………………… ………………………….............

152
PROPOSAL DISCHARGE PLANING
KEPERAWATAN

PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG KERATUN RS URIP SUMOHARJO

Disusun oleh :
12. ADELIA MUTIA PUTRI, S.Kep. (149012013094P)
13. DEVI, S.Kep. (149012013094P)
14. DIAN ANGGRAINI, S.Kep. (149012013094P)
15. MINA MELIANTI, S.Kep. (149012013094P)
16. NELVI SUSANTI, S.Kep. (149012013094P)
17. PUTRI WAHYU HANDINI, S.Kep. (149012013094P)
18. RETNO WULANDARI, S.Kep. (149012013094P)
19. RUDI SULAIMAN, S.Kep. (149012013094P)
20. SRI HARTATI, S.Kep. (149012013094P)
21. TRIKA SISWANTI, S.Kep. (149012013094P)
22. YULI LINDAWATI, S.Kep. (149012013094P)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2014

153
PROPOSAL PENGGUNAAN DISCHARGE PLANING
DI RUANG KERATUN RS URIP SUMOHARJO BANDAR LAMPUNG

A. Pendahuluan

Discharge planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien mulai


mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawtan
baik dalam proses penyembuhan maupun dalam memepertahankan drajat
kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk kembali kelingkungannya.
Discharge planning menunjukan beberapa proses formal yang melibatkan TIM
atau memiliki tanggung jawab untuk mengatur perpindahan sekelompok orang ke
kelompok lainnya (RCP, 2001). Perawatan adalah salah satu anggota tim
discharge planning, sebagai discharge planner perawat mengkaji setiap pasien
dengan mengumpulkan dan menggunakan data yang berhubungan untuk
mengidentifikasi masalah actual dan potensial, menentukan tujuan dengan atau
bersama pasien dan keluarga, memberikan tindakan khusus untuk mengajarkan
dan mengkaji secara individu dalam mempertahankan dan memulihkan kembali
kondisi pasien secara optimal dan mengevaluasi kesinambungan asuhan
keperawatan. Merupakan usaha keras perawat demi kepentingan pasien untuk
mencegah dan meningkatkan kondisi kesehatan pasien, dan sebagai anggota tim
kesehatan, perawat berkolaborasi dengan tim lain untuk merencanakan,
melakukan tindakan, berkoordinasi dan memfasilitasi total care dan juga
membantu pasien memperoleh tujuan utamanya dalam meningkatkan derajat
kesehatannya

B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan praktek menejemen keperawatan diharapkan ruang
keratun mampu menetaapkan discharge planning .

154
2. Tujuan Khusus :
 Mengkaji kebutuhan rencana pemulangan
 Mengidentifikasi masalah pasien
 Memprioritaskan masalah pasien yang utam
Membuat perencanan pasien yang pulang yaitu mengajarkan pada pasien
yang harus dilakukan dan dihindari selama di rumah
Melakukan evaluasi pada pasien selama diberikan penyuluhan
Mendokumentasikan

C. Manfaat
Bagi Pasien:
 Meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan perawatan dirumah
 Meningkatkan keperawatan berkelanjutan pada pasien
 Membantu pasien memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam
memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan pasien
Bagi Perawat
 Terjadi pertukaran informasi antara mahasiswa dengan pasien sebagai
penerimapelayanan
 Mengevaluasi pengaruh interensi yang terencana pada penyembuhan
pasien
 Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan perawatan
dirumah

D. Pengorganisasian
Kepala ruangan : Putri Wahyu Handini
PP1 : Adelia Mutia Putri
PA1 : Sri Hartati
PA2 : Dian Anggraini
PP2 : Retno Wulandarii
PA1 : Rudi Sulaiman

155
Supervise/ pembimbing: Ns. Rita Sari, M.Kep
E. Mekanisme Kegiatan
 Topik : Discharge Planing pada Nn. W dengan diagnosa medis
Steven Johnson Sindrome
 Sasaran : Nn. W
 Hari/tanggal : Rabu, 14 Mei 2014
 Waktu : 10.00-10.40 WIB
 Materi :
1. Asuhan keperawatan pada klien dengan steven johnson sindrome
2. Masalah keperawatan yang muncul pada klien dengan steven johnson
sindrome
3. Perencanaan pulang pada klien dengan steven johnson sindrome

F. Metode
1. Diakusi
2. Tanya jawab

G. Media
1. Status klien
2. Sarana dan prasarana
3. Leaflet

H. Pelaksanaan Kegiatan
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksa
naan
Persiapan 1.PP1 sudah siap dengan status klien 10 menit Nurse PP1
dan format discharge planing station
2.Menyebutkan masalah klien
3.Menyebutkan hal-hal yang perlu
diajarkan pada klien dan keluarga
4.Kepala ruangan memeriksa

156
kelengkapan administrasi Karu

Pelaksanaan 1. PP1 menyampaikan pendidikan


kesehatan, melakukan
demonstrasi dan redemonstrasi:
 Diet
 Aktivitas dan istirahat
 Minum obat teratur
 Perawatan diri
2. PP1 menyakan kembali kpeada
pasien tentang materi yang telah
disampaikan
3. PP1 mengucapkan terima kasih
4. Pendokumentasian

I. Evaluasi
1. Struktur
a. Persiapan dilakukan pada saat pasien masuk ruang bedah
b. Koordinasi dengan pembimbing/supervise
c. Penyusunan proposal
d. Menetapkan kasus
2. Proses
a. Kelancaran kegiatan
b. Peran serta perawat yang bertugas
3. Hasil
Informasi yang disampaikan dapat diterima oleh klien dan keluarga

157
PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
RUANG KERATUN RS URIP SUMOHARJO
No. Reg :
Nama / umur :
DISCHARGE PLANING Kamar :
Diagnosa Medik :
Tgl MRS :
Diagnosa MRS : Diagnosa KRS :

Aturan – aturan diet :

Obat – obatan yang masih diminum dan jumlahnya :

Aktivitas dan istirahat :

Cara perawatan luka dirumah :

Tanggal / tempat kontrol :

Yang dibawa pulang (hasil lab, foto, ECG)

Dipulangkan dari RSUD Sidoarjo dengan keadaan :


Sembuh Pulang paksa
Meneruskan dengan obat jalan
Lain – lain :

Bandar lampung, 2014


Pasien / keluarga Perawat,

( ) ( )

ETUNJUK TEKNIS PENGISIAN DISCHARGE PLANING

158
1. No. Reg
Diisi sesuai nomor register pasien
2. Nama
Diisi sesuai nama pasien
3. Jenis kelamin
Diisi laki-laki/ perempuan
4. Tanggal MRS
Sesuai pasien masuk RS
5. Diagnosa MRS
Diisi oleh dikter berdasarkan pemeriksaan
6. Tanggal KRS
Tanggal ditetapkannya pasien pulang oleh dokter
7. Diagnosa KRS
Diagnosa pasien berdasarkan pemeriksaan klinis setelah pasien diperbolehkan
pulang
8. Dipulangkan drai Rumah Sakit Urip Sumoharjo dengan keadaan
Diisi berdasarkan kondisi pasien pulang
9. Tanggal/ tempat kontro
Diisi sesuai tempat dan kontrol dimana pasien kontrol
10. Lanjutan perawatn dirumah
Diisi perawatan lanjutan sesuai diagnosa sewaktu pulang (perawatan luka, gift, dan
lain-lain)
11. Aturan diet
Diisi berdasarkan anjuran dari ahli gizi
12. Obat-obat yang diminum dan jumlahnya
Diisi sesuai obat yang dibawa pulang aturannya, dosisnya dan jumlahnya
13. Aktivitas dan istirahat
Diisi sesuai advice dokter tentang kegiatannya, dan istirahatnya dirumah
14. Yang dibawa pulang (hasil laboratorium, foto, ECG)
Hasil dari pemeriksaan pasien yang diperbolehkan dibawa pulang

159
15. Lain-lain
Diisi hal diluar ketentuan diatas misalnya obat-obat yang di stop/ dihentikan

DAFTAR PUSTAKA

160
Chesca. 1990. Perencanaan Pulang Pasien. Makalah kuliah untuk Perawat. Jakarta
Keliat, BA. 1995. Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien di Rumah Sakit.
Jakarta: EGC
Long, B. 1996. Perawatan Medikal Bedah III. Bandung: Pajajaran
Swanberg alih bahasa Suharyati. 2000. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan untuk Perawatan Klinis. Jakarta: EGC

161
LAMPIRAN

162
163

Anda mungkin juga menyukai