Anda di halaman 1dari 19

PERILAKU DISIPLIN REMAJA BERISIKO

PENYALAHGUNAAN NAPZA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh

Derajat Sarjana S-1

Diajukan Oleh :

AINUL FIKRIYAH LISMAYATI

F.100100160

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014
PERILAKU DISIPLIN REMAJA

BERISIKO PENYALAHGUNAAN NAPZA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta


Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan oleh :

AINUL FIKRIYAH LISMAYATI

F.100100160

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

ii
PERILAKU DISIPLIN REMAJA BERISIKO

PENYALAHGUNAAN NAPZA

Ainul Fikriyah Lismayati

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mendeskripsikan pola


perilaku disiplin remaja berisiko penyalahgunaan NAPZA yang menggunakan
pendekatan kualitatif dan pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner tertutup &
terbuka. Informan berjumlah 155 remaja berisiko penyalahgunaan NAPZA berusia
15-18 tahun yang bersekolah di SMA dan SMK di kota Sragen. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat dua pola perilaku disiplin remaja berisiko
penyalahgunaan NAPZA, yaitu pola perilaku disiplin dan pola perilaku tidak disiplin
remaja berisiko penyalahgunaan NAPZA. Remaja berisiko penyalahgunaan NAPZA
yang berperilaku disiplin disebabkan oleh keinginan yang kuat dari dalam diri untuk
berperilaku disiplin, peraturan yang ketat dan mendapatkan contoh penerapan
perilaku disiplin dari orang tua, keluarga dan lingkungan sehingga dapat bertanggung
jawab dan terhindar dari masalah. Sedangkan remaja berisiko penyalahgunaan
NAPZA yang tidak berperilaku disiplin disebabkan oleh rasa malas, tekanan dari
lingkungan dan tidak mendapatkan contoh dari orang tua, keluarga dan lingkungan
sehingga mengakibatkan remaja mendapatkan banyak masalah, aktivitas terganggu
dan menyusahkan orang lain.
Kata kunci : perilaku disiplin, remaja berisiko penyalahgunaan NAPZA.

v
PENDAHULUAN 2011 sebanyak 36 % dan menjadi 54
% di tahun 2012, dengan kata lain

M asa asa remaja adalah masa yang


paling krusial karena dalam masa ini
remaja dapat meluapkan emosi yang
penyalahgunaan NAPZA dari tahun
ke tahun semakin meningkat.

dirasakan. Menurut teori Perilaku berisiko


perkembangan moral Hurlock penyalahgunaan NAPZA membuat
(2010), pelajar SMA yang tengah remaja menjadi tidak disiplin.
berada pada masa remaja menduduki Menurut Sutrisno (2009) bahwa
fase kedua yaitu perubahan konsep melanggar disiplin berarti tidak
moral. Perubahan ini umumnya mematuhi norma, peraturan dan tata
menjurus ke arah moralitas tertib yang berlaku. Biasanya
kelompok sosial orang dewasa, salah perilaku yang ditunjukkan yaitu
satu contoh pelanggaran nilai moral membolos, datang terlambat ke
yang dibahas disini adalah masalah sekolah, tidak mengerjakan tugas,
penyalahgunaan NAPZA pada tidak berseragam lengkap, malas
remaja tingkat SMA. Hasil riset dari mengikuti pelajaran, merokok, tidak
Steinberg (2011) mengatakan bahwa sopan, mempengaruhi teman untuk
otak remaja berkembang dengan melanggar disiplin, nongkrong di
pesat sehingga mudah dipengaruhi warung dekat sekolah dan hiperaktif
oleh hal-hal yang membahayakan di kelas.
kesehatan fisik salah satunya
Terdapat beberapa fenomena
penggunaan obat terlarang.
pelanggaran disiplin yang terjadi,
Menurut NAAA (National salah satunya yaitu kebiasaan
survey of American Attitudes on membolos yang tidak asing lagi bagi
substance Abuse) bahwa 60 % siswa Pada siswa tertentu membolos
remaja SMA dan 32 % remaja SMP menjadi rutinitas disebagian hari
mengatakan bahwa mereka menjual, efektif sekolah. Malcolm, dkk (2003)
mendapatkan dan menggunakan menyebutkan bahwa alasan remaja
obat-obatan terlarang di lingkungan membolos adalah bosan, takut
sekolahnya. Hal ini terjadi ditahun dihukum, menghindari tes, frustrasi

1
dengan peraturan sekolah, tidak ada merupakan orang yang memberikan
teman, dan mendapatkan tekanan. informasi yang tidak didapatkan di
NASP (2002) menyebutkan bahwa sekolah atau di dalam keluarga
remaja yang tidak bersekolah atau (Berk, 2012).
membolos berisiko tinggi terhadap
Fenomena yang telah
kenakalan dan tindak kriminalitas,
dipaparkan melatarbelakangi peneliti
salah satunya penyalahgunaan
untuk melakukan penelitian tentang
NAPZA.
perilaku disiplin remaja berisiko
Masalah kurangnya perilaku penyalahgunaan NAPZA
disiplin pelajar usia SMA ini patut
LANDASAN TEORI
mendapatkan perhatian yang lebih
serius walau keberadaannya selama
Perilaku Disiplin
ini banyak dianggap remeh, karena
Skinner (2013) mendefinisikan
perilaku tidak disiplin merupakan
perilaku adalah suatu respon yang
salah satu indikator kurang
ditunjukkan terhadap stimulus yang
berkembangnya aspek moral pada
diberikan kepada organisme, suatu
remaja, banyak diantara remaja yang
hal bisa dikatakan sebagai perilaku
tidak disiplin dikarenakan pengaruh
apabila terjadi pengulangan yang
teman, misalnya membolos dan
akan menyebabkan timbulnya
merokok yang akan berujung kepada
“reward” (hadiah) dan “punishment”
penyalahgunaan NAPZA (Harmini &
(hukuman) sebagai efeknya. Perilaku
Wardoyo, 2004).
yang didasari pengetahuan bersifat
Bimbingan guru dan orang tua lebih langgeng dibandingkan dengan
sangat dibutuhkan agar remaja tidak yang tidak, karena pengetahuan
salah arah, karena dalam masyarakat diperlukan sebagai dorongan psikis
amat banyak pengaruh negatif yang dalam menumbuhkan sikap dan
bisa menyengsarakan masa depan perilaku setiap hari, sehingga dapat
remaja (Wilis, 2008). Perilaku dikatakan bahwa pengetahuan
disiplin remaja juga dipengaruhi oleh merupakan stimulasi terhadap
teman sebaya. Teman sebaya tindakan seseorang

2
Berdasarkan penelitian dari dilakukan oleh remaja agar
UNESCO (2006) bahwa perilaku berperilaku disiplin adalah dengan
disiplin adalah praktek pengajaran cara membentuk iklim yang
seseorang untuk mematuhi peraturan, harmonis antar anggota keluarga
individu harus memahami perilaku agar pendidikan disiplin dan
yang dilakukannya, mengambil penanaman moral dapat diterapkan
inisiatif, bertanggung jawab atas dengan mudah, menaati tata tertib
pilihannya, memperhatikan diri dan yang telah dibuat oleh sekolah
lingkungannya. Perilaku disiplin dengan guru sebagai contoh teladan
digunakan untuk membentuk yang baik dan memilih teman yang
perilaku seseorang dan membantu berperilaku disiplin
untuk belajar mengontrol dirinya
Bell (2009) menyatakan ada Risiko Penyalahgunaan NAPZA
beberapa faktor yang menyebabkan UNODC (2014) menyatakan
remaja berperilaku disiplin, antara bahwa obat-obatan terlarang adalah
lain kesadaran diri, tekanan, alat obat yang disalahgunakan oleh
pendidikan, hukuman, teladan yang pemakainya dan menyebabkan
baik dari orang tua, guru dan teman, pergantian efek. Apabila
lingkungan yang disiplin, latihan dan penggunaannya tidak sesuai dengan
kebiasaan. resep dari tenaga medis, obat-obatan
Menurut Paul dan Winanti tersebut dapat menyebabkan
(2008) manfaat dan tujuan perilaku kerusakan fisik dan mental yang
disiplin bagi remaja adalah agar berakibat pada kecanduan. Misalnya
remaja dapat melakukan suatu hal opium, obat anti depresan, kokain,
yang baik dan benar secara tepat halusinogen, dan ganja.
waktu dengan penuh tanggung jawab
BNN (2011) menyatakan
dengan pertimbangan yang dapat
bahwa penyalahgunaan NAPZA
diterima oleh masyarakat atau
berakibat kerusakan fungsi fisik
lingkungan sosialnya.
(lever, otak, paru, janin, pangkreas,
Chatib (2008) mengatakan
pencernaan, otot dan libido, dan
bahwa beberapa usaha yang harus

3
merusak metabolisme tubuh), terhadap ketergantungan dan
mengalami gangguan belajar, makan, penyalahgunaan obat-obatan
emosi dan perilaku terlarang adalah 9 dari 10 remaja
mempunyai ciri-ciri merokok dan
Menurut APA dalam
minum alkohol sebelum berusia 18
SAMSHA (2010) penyalahgunaan
tahun.
NAPZA adalah suatu tindakan atau
perilaku menyimpang yang Pertanyaan Penelitian
dilakukan berulang-ulang dan
Berdasarkan kerangka teoritis
mempunyai dampak sangat
yang dikemukakan, maka terdapat
merugikan bagi pelakunya. Individu
pertanyaan penelitian yaitu,
yang menyalahgunakan NAPZA
“bagaimanakah pola perilaku disiplin
dapat melakukan tindak kejahatan
remaja berisiko penyalahgunaan
yang melanggar peraturan atau
NAPZA?”
norma masyarakat, salah satu contoh
METODE PENELITIAN
perilaku berisiko yang sering
dilakukan oleh remaja adalah Gejala Penelitian
merokok.
Gejala penelitian yang akan
Menurut hasil penelitian yang diteliti adalah pola perilaku disiplin
ditulis dalam Understanding remaja berisiko penyalahgunaan
Children and Adolescents (dalam NAPZA
Sonna, 2007) bahwa perokok remaja Definisi operasional dari
rata-rata mencoba rokok untuk perilaku disiplin remaja berisiko
pertama kalinya pada usia empat penyalahgunaan NAPZA adalah
belas tahun. Merokok merupakan remaja yang mempunyai potensi
awal dari penyalahgunaan NAPZA untuk menyalahgunakan NAPZA.
karena di dalam rokok terdapat zat Beberapa hasil penelitian
nikotin yang menyebabkan menunjukkan bahwa remaja berisiko
kecanduan. Studi dari Flanagan dkk penyalahgunaan NAPZA berawal
(2003) mengatakan bahwa remaja dari merokok, minum alkohol dan
yang secara signifikan berisiko tinggi disiplin yang longgar atau tidak

4
mendapatkan pendidikan disiplin terbuka dan tertutup. Kuesioner
dari keluarga dan sekolahnya. metode pengumpulan data primer
Perilaku disiplin merupakan dengan memberikan pertanyaan-
suatu hal yang penting dalam pertanyaan kepada responden secara
kehidupan remaja, karena dapat tertulis. Pertanyaan tersebut
menjadikan remaja teratur, tepat diberikan kepada responden secara
waktu dalam menjalankan seluruh tidak langsung. Kuesioner digunakan
aktivitas, dan melakukan hal yang sebagai instrument komunikasi
benar sesuai dengan harapan sosial. menanyakan beberapa pertanyaan
Untuk memperoleh data tentang dan untuk mendapatkan jawaban dari
remaja berisiko penyalahgunaan respondennya (Jogiyanto, 2008)
NAPZA akan diungkap Kuesioner tertutup yang
menggunakan (screening) kuesioner disajikan untuk informan digunakan
tertutup, sedangkan untuk untuk screening remaja berisiko
mengetahui perilaku disiplin remaja penyalahgunaan NAPZA dengan
akan diungkap menggunakan menggunakan poin merokok dan
kuesioner terbuka. minum minuman keras sebagai
Informan dalam penelitian ini indikasi dari risiko penyalahgunaan
dipilih secara purposive dengan NAPZA. Kuesioner tertutup tersebut
kriteria sebagai berikut: a) remaja merupakan kuesioner hasil penelitian
yang sedang menempuh pendidikan yang dilakukan oleh Purwandari &
SMA dan atau SMK berusia ± 15-18 Lestari (2012) yang mempunyai
tahun yang berdomisili di kota reliabilitas sebesar 0, 83 yang berisi
Sragen b) remaja yang berisiko 14 pertanyaan.
penyalahgunaan NAPZA sebanyak Sedangkan kuesioner terbuka
155 orang. yang disajikan untuk informan
digunakan untuk mengungkap
Metode Analisis Data
perilaku disiplin remaja merupakan
Metode pengumpulan data kuesioner hasil penelitian yang
dalam penelitian ini adalah kualitatif dilakukan oleh CIIP (Center of
yang diungkap dengan kuesioner

5
Indigenous and Islamic Psychology, Berdasarkan hasil jawaban
2010) yang berisi 14 pertanyaan remaja dapat diketahui bahwa
sebanyak 65 % remaja berisiko
HASIL DAN PEMBAHASAN penyalahgunaan NAPZA adalah
remaja yang tidak disiplin. Analisis
Tujuan dari penelitian ini tersebut sesuai dengan hasil
adalah untuk memahami dan penelitian dari National Association
mendeskripsikan pola perilaku of School Psychologist (NASP,
disiplin remaja berisiko 2002) bahwa remaja yang tidak
penyalahgunaan NAPZA. Remaja bersekolah atau membolos berisiko
sebagai masa peralihan dari masa tinggi terhadap tindak kriminalitas
anak-anak menuju dewasa memiliki dan kenakalan remaja. Hal tersebut
ciri khas tersendiri dalam membuktikan bahwa remaja berisiko
mengaktualisasikan perilaku disiplin penyalahgunaan NAPZA biasanya
kedalam kehidupan sehari-hari. tidak disiplin.
Perilaku disiplin tersebut secara Beberapa aspek yang akan
langsung terkait dengan tiga elemen diungkap untuk mengetahui pola
penting yaitu keluarga, sekolah dan perilaku disiplin remaja berisiko
teman. penyalahgunaan NAPZA antara lain:

6
No Aspek yang akan diungkap
1 Arti dari disiplin
2 Pentingnya perilaku disiplin dilakukan
3 Informan adalah seorang yang disiplin atau tidak
4 Bentuk perilaku disiplin dan tidak disiplin yang dilakukan
5 Kondisi yang membuat informan berperilaku disiplin
6 Sosok yang menanamkan perilaku disiplin
7 Cara menanamkan perilaku disiplin
8 Orang yang menjadi contoh berperilaku disiplin
9 Perilaku disiplin yang dilakukan oleh orang sekitar
10 Manfaat berperilaku disiplin
11 Kondisi yang menghambat untuk berperilaku disiplin
12 Akibat tidak berperilaku disiplin
13 Kondisi yang diharapkan agar berperilaku disiplin
14 Usaha yang dilakukan agar berperilaku disiplin.

Berdasarkan hasil analisis data membolos, melanggar peraturan, dan


dapat diketahui bahwa informan malas. Data tersebut sesuai dengan
yang berperilaku disiplin bentuk hasil penelitian yang dilakukan oleh
perilaku yang biasa dilakukan antara Purwandari (2010) di kota Sragen
lain menjalankan aktivitas dengan bahwa terdapat beberapa perilaku
tepat waktu, menepati janji, baik, berisko penyalahgunaan NAPZA
rajin, dan membantu orang tua. pada remaja antara lain berbohong,
Perilaku tersebut sesuai dengan yang pergi dari rumah tanpa pamit,
dikatakan oleh Papalia (2009) bahwa keluyuran, membolos, melakukan
perilaku disiplin adalah metode pemalakan, berkelahi, terlibat gang,
pembentukan karakter serta menonton film porno, kebut-kebutan,
mengajarkan untuk melakukan mencuri, berjudi, minum minuman
kontrol diri dan melakukan perilaku keras, dan aborsi. Dibuktikan bahwa
yang diterima oleh masyarakat. perilaku tidak disiplin yang sering
Sementara itu hasil analisis dilakukan oleh informan dapat
data menunjukkan bahwa terkait menjurus kepada penyalahgunaan
dengan bentuk perilaku tidak disiplin NAPZA.
yang biasa dilakukan oleh informan Analisis data yang dilakukan
yang tidak disiplin antara lain menunjukkan bahwa kondisi yang
terlambat ke sekolah, keluyuran, membuat informan yang disiplin dan

7
tidak disiplin dapat berperilaku agar remaja bisa menyesuaikan diri
disiplin adalah ketika keluarga, dengan lingkungan sosial,
sekolah dan lingkungan informan mengajarkan pada remaja bahwa
dalam keadaan harmonis dan perilakunya akan direspon dan
nyaman dengan dirinya sendiri. mendapatkan konsekuensi tertentu
Menurut infoman yang disiplin oleh lingkungan dengan pemberian
dan tidak disiplin, cara yang hukuman untuk perilaku yang dinilai
digunakan untuk menanamkan negatif dan penghargaan (hadiah)
perilaku disiplin adalah dengan untuk perilaku yang dinilai positif.
pemberian contoh yang baik dan Analisis data yang dilakukan
pemberian nasehat oleh orang tua, dapat diketahui bahwa kondisi yang
keluarga, guru dan teman. Informan menghambat informan yang disiplin
juga mengatakan bahwa orang dan tidak disiplin untuk berperilaku
disekitarnya yang menjadi contoh disiplin adalah saat informan merasa
perilaku disiplin adalah orang tua, tertekan, dibelenggu rasa malas dan
keluarga, guru, dan teman. berada dalam pengaruh teman yang
Berdasarkan hasil analisis data tidak baik. Oleh sebab itu akan ada
bahwa perilaku disiplin yang akibat yang dialami oleh informan
dilakukan oleh orang sekitar apabila tidak berperilaku disiplin.
informan yang disiplin dan tidak Beberapa akibat tidak berperilaku
disiplin adalah tepat waktu, gotong disiplin adalah mendapatkan banyak
royong dan taat pada peraturan yang masalah, menyusahkan orang lain,
telah dibuat. Manfaat berperilaku dan mengecewakan diri sendiri. Hal
disiplin menurut informan yang ini senada yang dikatakan oleh
disiplin dan tidak disiplin adalah agar Sutrisno (2009) bahwa melanggar
bisa bertanggung jawab, merasa disiplin berarti tidak mematuhi
tentram, dihargai, dipercaya, dan norma, peraturan dan tata tertib yang
terhindar dari masalah. Hal ini sesuai berlaku. Biasanya perilaku yang
dengan yang dikemukakan oleh ditunjukkan yaitu membolos, datang
Winanti (2010) bahwa manfaat terlambat ke sekolah, tidak
perilaku disiplin bagi remaja adalah mengerjakan tugas, tidak berseragam

8
lengkap, malas mengikuti pelajaran, membentuk perilaku disiplin pada
merokok, tidak sopan, remaja adalah menanamkan sebuah
mempengaruhi teman untuk moral, mengajarkan etika, cara
melanggar disiplin, nongkrong di menghargai orang lain, cara
warung dekat sekolah dan hiperaktif berperilaku yang baik di sekolah dan
di kelas. Akibatnya yang di lingkungan sekitar. Sedangkan di
bersangkutan akan mendapatkan sekolah, remaja diajarkan untuk
sanksi atau hukuman yang berlaku. menaati peraturan yang telah dibuat
Informan yang disiplin dan oleh sekolah dan memberlakukan
tidak disiplin menyatakan bahwa ada hukuman dengan tujuan tidak
beberapa kondisi yang diharapkan mengulangi perbuatannya.
antara lain ketika suasana Skiner (2010) juga mengatakan
menyenangkan, ada dukungan dari bahwa perubahan perilaku dalam diri
keluarga, sekolah dan lingkungan. seseorang dapat terjadi melalui
Diberlakukannya peraturan yang proses belajar. Individu atau
ketat juga merupakan salah satu masyarakat dapat mengubah
kondisi yang diharapkan agar perilakunya bila memahami faktor-
informan dapat berperilaku disiplin. faktor yang berpengaruh terhadap
Kondisi yang diharapkan berkaitan berlangsungnya dan berubahnya
erat dengan usaha yang akan perilaku tersebut. Informan
dilakukan agar dapat berperilaku mengatakan bahwa orang tua, guru
disiplin, maka informan melakukan dan teman dapat membantu merubah
usaha agar dapat berperilaku disiplin. perilaku dengan cara memberikan
adalah berusaha tepat waktu, dan contoh, menasehati dan mengajak
meminta imbalan atau hadiah agar bersikap dan berperilaku disiplin
dapat berperilaku disiplin. Usaha Hal yang sangat mendasari
tersebut tentunya tidak lepas dari proses perubahan perilaku tersebut
peranan keluarga, sekolah, teman menurut Skiner (2010) adalah
dan lingkungan. pengetahuan, berikut merupakan
Menurut Paul (2008) peran proses mendapatkan pengetahuan:
keluarga khususnya orang tua dalam mengetahui, memahami,

9
mengaplikasikan, melakukan analisis 2. Remaja berisiko
dan sintesis, dan melakukan evaluasi. penyalahgunaan NAPZA yang tidak
Informan mengetahui dan berperilaku disiplin disebabkan oleh
memahami arti dari sikap disiplin, rasa malas, tekanan dari lingkungan
pentingnya berperilaku disiplin, dan tidak mendapatkan contoh dari
manfaat serta akibat apabila tidak orang tua, keluarga dan lingkungan
berperilaku disiplin, namun informan sehingga mengakibatkan remaja
tidak mengaplikasikan perilaku mendapatkan banyak masalah,
disiplin dalam kehidupan sehari-hari, aktivitas terganggu dan
sehingga menyebabkan tidak menyusahkan orang lain.
terlaksananya perilaku disiplin
Dari beberapa pembahasan SARAN
tersebut maka terbentuk dua pola 1. Remaja
perilaku disiplin, yaitu pola perilaku
Peneliti menyarankan kepada
disiplin dan pola perilaku tidak
remaja agar menaati semua peraturan
disiplin remaja berisiko
yang ditetapkan oleh keluarga,
penyalahguna NAPZA.
sekolah dan lingkungannya serta
belajar untuk mengendalikan
KESIMPULAN
keinginan untuk berperilaku tidak
disiplin karena akan mengakibatkan
1. Remaja berisiko
remaja mendapatkan banyak
penyalahgunaan NAPZA yang
masalah, yang salah satunya akan
berperilaku disiplin disebabkan oleh
berujung kepada penyalahgunaan
keinginan yang kuat dari dalam diri
NAPZA
untuk berperilaku disiplin, peraturan
yang ketat dan mendapatkan contoh 2. Orang tua
penerapan perilaku disiplin dari
Peneliti menyarankan kepada
orang tua, keluarga dan lingkungan
orang tua agar memberi motivasi dan
sehingga dapat bertanggung jawab
contoh penerapan perilaku disiplin
dan terhindar dari masalah.
dalam kehidupan sehari-hari

10
misalnya bangun pagi tepat pada 4. Peneliti selanjutnya
pukul empat, memberlakukan jam
Para peneliti selanjutnya yang
malam tepat pada pukul sembilan,
berminat meneliti tentang perilaku
dan memberikan sanksi apabila
disiplin dapat menjadikan hasil
melanggar.
penelitian ini sebagai tambahan
3. Guru informasi dengan
mempertimbangkan hal-hal yang
Guru sebagai orang tua kedua
belum terungkap secara jelas seperti
di sekolah sebaiknya membantu
perbedaan jenis kelamin remaja
siswa berperilaku disiplin dengan
berisiko penyalahgunaan NAPZA
cara menasehati, memberi contoh
dalam penerapan perilaku disiplin,
berperilaku disiplin dan
latar belakang keluarga dan status
memberlakukan tata tertib sekolah
ekonomi sehingga peneliti dapat
misalnya siswa mendapatkan poin
memaparkan dinamika psikologis
apabila terlambat datang ke sekolah
remaja berisiko penyalahgunaan
dan membolos. Selain itu guru juga
NAPZA secara lengkap
seharusnya menciptakan kondisi
yang nyaman di lingkungan sekolah
agar perilaku disiplin dapat berjalan
dengan maksimal, memberi motivasi
dan fasilitas untuk menunjang
perilaku disiplin misalnya dengan
menyediakan ekstra kurikuler
pramuka, bela diri dan paskibra.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bell, D. (2009). Handbook for school north eastern health board


discipline committees. (NEHB)
Dartmouth: Halifax
Harmini, S. & Wardoyo. (2004).
regionalschool board
Intensitas komunikasi dalam
Berk, L. E. (2012). Development mewujudkan keharmonisan
through the life edisi kelima. keluarga dan pencegahan
Yogyakarta: Pustaka Pelajar kenakalan anak Jurnal
Penelitian Kesejahteraan Sosial
BNN. (2014) Dampak
2(5) September 2003:28-47
penyalahgunaan narkoba.
http://dedihumas.bnn.go.id/read/ Hurlock, E. B. (2010).
section/artikel/2014/03/03/910/d Perkembangan anak. Jakarta:
ampak penyalahgunaan- Erlangga.
narkoba-dapat-membunuh-cita-
Jogiyanto. (2008). Pedoman survei
cita-generasi-muda. Diakses
kuesioner. Yogyakarta: Badan
pada 05 April 2014
Penerbit Fakultas Ekonomika
Chatib, M. (2012). Orangtuanya dan Bisnis UGM
manusia. Bandung: Kaifa
Malcolm, dkk. (2003). Absence from
CIIP. (2010). Kuesioner perilaku school: A study of its causes and
disiplin. Hasil Penelitian. effects in seven LEAs.
Fakultas Psikologi: Universitas Notingham: Department for
Muhammadiyah Surakarta education and skills

Flanagan, E., Bedford, D., O’Farrel. NAAA. (2012). Study of Teenager.


A., Howell, F. (2003). Study of The national center on addiction
smoking, alcohol & drug use and substance abuse at
among young people. Columbia University (New
Departmen of Public health York, NY: The national center

12
on addiction and substance SAMSHA. (2010) Prevention of
abuse at Columbia University, p. substance abuse and mental
5 illness. Center for substance
abuse prevention: United State
NASP. (2002). Fair and effective
discipline for all students:best Skinner, B. F. (2013). Ilmu
practice strategies for pengetahuan dan perilaku
educators. Bethesda: National manusia. Yogyakarta: Pustaka
Association of School Pelajar
Psychologist.
Sonna, L. (2007). Memahami
Papalia, D. E., & Olds, S.W. (2009). segalanya tentang membimbing
Human development anak remaja. Batam: Karisma
perkembangan manusia. Publishing Group
Boston: McGraw - Hill.
Steinberg, L. (2011). You and your
Paul, A. H. (2008). Konseling adolescence: the essential guide
psikoterapi anak. Depok: Dea for ages 10 to 25. New York.
Publishing Study from National center on
addiction and substance abuse at
Purwandari, E. (2010). Membangun
Columbia University, June 2011,
karakter melalui sistem kontrol
p. 13
sosial: sebuah review
fenomenologis. Jurnal Sutrisno, H. (2009). Kasus
Psikologi. vol 5 no 2 pelanggaran disiplin siswa di
sekolah ditinjau dari kerangka
Puwandari, E., & Lestari, R. (2012).
toeri sosiologi funfsionalisme.
Model iklim sekolah remaja
Jurnal Pendidikan Inovatif. Jilid
berisiko penyalahgunaan
4, No. 2 hal 60 – 66.
NAPZA. Hasil penelitian.
Surakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah
Surakarta

13
UNESCO. (2006). Positive discipline Wilis, S. F. (2008). Remaja dan
in the inclusive, learning- masalahnya. Bandung: Alfabeta
friendly classroom: A guide for
Winanti, S. (2009). Perbedaan
teachers and teacher educator.
kecerdasan emosional ditinjau
Bangkok. Indusive learning-
dari persepsi penerapan disiplin
friendly environments
orangtua pada mahasiswa UIEU.
UNODC. (2014). Information about Jurnal Psikologi Volume 9 No.
drugs. 1, Juni 2011. Jakarta: Fakultas
http://www.unodc.org/unodc/en/ Psikologi Universitas Esa
illicit-drugs/definitions/. United Unggul
Nation Office on Drug and
Crime. Diakses pada 06 April
2014

14

Anda mungkin juga menyukai