Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

TRIAGE

DI SUSUN OLEH

VARIDATUN TOYIBAH
18170100051

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
CKD

A. PENGERTIAN
CKD adalah gangguang fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana
kemampuan ginjal gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan
sampah nitrogen lain dalam darah)

B. ANATOMI FISIOLOGI
Ginjal adalah organ ekskresi yang berperan penting dalam mempertahankan
keseimbangan internal dengan jalan menjaga komposisi cairan
tubuh/ekstraselular. Ginjal merupakan dua buah organ berbentuk seperti kacang
polong, berwarna merah kebiruan. Ginjal terletak pada dinding posterior
abdomen, terutama di daerah lumbal disebelah kanan dan kiri tulang belakang,
dibungkus oleh lapisan lemak yang tebal di belakang peritoneum atau di luar
rongga peritoneum. Ketinggian ginjal dapat diperkirakan dari belakang di mulai
dari ketinggian vertebra torakalis sampai vertebra lumbalis ketiga. Ginjal kanan
sedikit lebih rendah dari ginjal kiri karena letak hati yang menduduki ruang
lebih banyak di sebelah kanan. Masing-masing ginjal memiliki panjang 11,25
cm, lebar 5-7 cm dan tebal2,5 cm.. Berat ginjal pada pria dewasa 150-170 gram
dan wanita dewasa 115-155 gram. Ginjal ditutupi oleh kapsul tunikafibrosa
yang kuat, apabila kapsul di buka terlihat permukaan ginjal yang licin dengan
warna merah tua. Ginjal terdiri dari bagian dalam, medula, dan bagian luar,
korteks. Bagian dalam (interna) medula.Substansia medularis terdiri dari
pyramid renalis yang jumlahnya antara 8-16 buah yang mempunyai basis
sepanjang ginjal, sedangkan apeksnya menghadap ke sinus renalis.
Mengandung bagian tubulus yang lurus, ansahenle, vasa rekta dan duktuskoli
gensterminal. Bagianluar (eksternal) korteks. Subtansia kortekalis berwarna
coklat merah, konsistensi lunak dan bergranula. Substansia ini tepat dibawah
tunika fibrosa, melengkung sepanjang basis piramid yang berdekatan dengan
sinus renalis, dan bagian dalam di antara pyramid dinamakan kolumnarenalis.
Mengandung glomerulus, tubulus proksimal dan distal yang berkelok-kelok dan
duktus koligens. Struktur halus ginjal terdiri atas banyak nefron yang
merupakan satuan fungsional ginjal. Kedua ginjal bersama-sama mengandung
kira-kira 2.400.000 nefron. Setiap nefron bias membentuk urin sendiri. Karena
itu fungsi dari satu nefron dapat menerangkan fungsi dari ginjal.

C. PENYEBAB
Hal-hal yang dapat menyebabkan penyakit CKD adalah:
 Diabetes Mellitus
 glumeruonefritis akut
 pielonefritis
 hipertensi
 obstruksi traktus urinarius
 lesi herediter (penyakit ginjal polikistik, gangguan fungsi vaskuler,
infeksi, medikasi, agen toksik)

D. MANIFESTASI KLINIK
1. Keluaran urin sedikit , mengandung darah
2. Peningkatan BUN dan kreatinin
3. Anemia
4. Hiperkalemia
5. Asidosis metabolic
6. Edema
7. Mual muntah .
8. Nyeri pinggang hebat (kolik)
9. Kelainan Urin : protein darah/eritrosit , seldarah putih/Leukosit,bakteri.

E. PATOFISIOLOGI
Beberapa kondisi berikut yang menyebabkan pengurangan aliran darah renal
dan gangguan fungsi ginjal : hipovelemia, hipotensi, penurunan curah jantung
dan gagal jantung kongestif, obstruksi ginjal atau traktus urinarius bawah akibat
tumor, bekuan darah atau ginjal, obstruksi vena atau arteri bilateral ginjal. Jika
kondisi itu ditangani dan diperbaiki sebelum ginjal rusak secara permanen,
peningkatan BUN, oliguria dan tanda-tanda lain yang berhubungan dengan
gagal ginjal akut dapat ditangani. Terdapat 4 tahapan klinik dari gagal ginjal
akut yaitu :
1. Stadium awal dengan awitan awal dan diakhiri dengan terjadinya oliguria.
2. Stadium Oliguria. Volume urine 75 % jaringan yang berfungsi telah rusak.
Kadar BUN baru mulai meningkat diatas batas normal. Peningkatan
konsentrasi BUN ini berbeda-beda, tergantung dari kadar dalam diit. Pada
stadium ini kadar kreatinin serum mulai meningkat melebihi kadar normal.
Azotemia biasanya ringan kecuali bila penderita mengalami stress akibat
infeksi, gagal jantung atau dehidrasi. Pada stadium ini pula mengalami
gelala nokturia (diakibatkan oleh kegagalan pemekatan) mulai timbul.
Gejala-gejala timbul sebagai respon terhadap stress dan perubahan makanan
dan minuman yang tiba-tiba. Penderita biasanya tidak terlalu memperhatikan
gejala ini. Gejala pengeluaran kemih waktu malam hari yang menetap
sampai sebanyak 700 ml atau penderita terbangun untuk berkemih beberapa
kalipada waktu malam hari. Dalam keadaan normal perbandingan jumlah
kemih siang hari dan malam hari adalah 3 : 1 atau 4 : 1. Sudah tentu nokturia
kadang-kadang terjadi juga sebagai respon teehadap kegelisahan atau minum
yang berlebihan. Poliuria akibat gagal ginjal biasanya lebih besar pada
penyakit yang terutamam menyerang tubulus, meskipun poliuria bersifat
sedang dan jarang lebih dari 3 liter/hari. Biasanya ditemukan anemia pada
gagal ginjal dengan faal ginjal diantara 5%-25 %. Faal ginjal jelas sangat
menurun dan timbul gelala-gejala kekurangan farahm tekanan darah akan
naik, terjadi kelebihan, aktifitas penderita mulai terganggu.
3. Stadium III. Semua gejala sudah jelas dan penderita masuk dalam keadaan
dimana tak dapat melakukan tugas sehari-hari sebagaimana mestinya.
Gejala-gejala yang timbul antara lain mual, muntah, nafsu makan berkurang,
kurang tidur, kejang-kejang dan akhirnya terjadi penurunan kesadaran
sampai koma. Stadium akhir timbul pada sekitar 90 % dari masa nefron telah
hancur. Nilai GFR nya 10 % dari keadaan normal dan kadar kreatinin
mungkin sebesar 5-10 ml/menit atau kurang. Pada keadaan ini kreatnin
serum dan kadar BUN akan meningkat dengan sangat mencolok sebagai
penurunan. Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita merasakan gejala yang
cukup parah karene ginjal tidak sanggup lagi mempertahankan homeostatis
cairan dan elektrolit dalam tubuh. Penderita biasanya menjadi oliguri
(pengeluaran kemih) kurang dari 500/hari karena kegagalan glomerulus
meskipun proses penyakit mula-mula menyerang tubulus ginjal. Kompleks
menyerang tubulus ginjal, kompleks perubahan biokimia dan gejala-gejala
yang dinamakan sindrom uremik memepengaruhi setip sisitem dalam tubuh.
Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita pasti akan meninggal kecuali ia
mendapat pengobatan dalam bentuk transplantasi ginjal atau dialisis .
F. PATWAYS

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Urine : Volume, Warna, Sedimen, Berat jenis, Kreatinin, Protein.
2. Arteriogram ginjal
3. Biopsi ginjal
4. Darah : BUN/kreatinin, Hitung darah lengkap, Sel darah merah, Natrium
serum, Kalium, Magnesium fosfat, Protein, Osmolaritas serum.
5. KUB Foto : Menunjukkan ukuran ginjal/ureter/kandung kemih dan adanya
obstruksi .
6. Pielografi retrograde
7. Sistouretrogram berkemih
8. Ultrasono ginjal
9. Endoskopi ginjal nefroskopi
10. EKG
H. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan secara umum adalah: Kelainan dan tatalaksana penyebab.
a. Kelainan praginjal. Dilakukan klinis meliputi faktor pencetus
keseimbangan cairan, dan status dehidrasi. Kemudian diperiksa
konsentrasi natriumurin, volume darah dikoreksi, diberikan diuretik,
dipertimbngkan pemberian inotropik dan dopamin.
b. Kelainan pasca ginjal. Dilakukan pengkajian klinis meliputi apakah
kandung kemih penuh, ada pembesaan prostat, gangguan miksi atau
nyeri pinggang. Dicoba memasang kateter urin, selain untuk mengetahui
adanya obstruksi juga untuk pengawasan akurat dari urin dan
mengambil bahan pemeriksaan. Bila perlu dilakukan USG ginjal.
c. Kelainan ginjal. Dilakukan pengkajian klinis, urinalinasi, mikroskopik
urin, dan pertimbangkan kemungkinan biopsi ginjal, arteriografi, atau
tes lainnya.
2. Penatalaksanaan gagal ginjal
a. Mencapai & mempertahankan keseimbangan natrium dan air. Masukan
natrium dibatasi hingga 60 mmol/hari dan cairan cukup 500 ml/hari di
luar kekurangan hari sebelumnya atau 30 mmol/jam di luar jumlah urin
yang dikeluarkan jam sebelumnya. Namun keseimbangan harus tetap
diawasi.
b. Memberikan nutrisi yang cukup. Bisa melalui suplemen tinggi kalori atau
hiperalimentaasi intravena. Glukosa dan insulin intravena, penambahan
kalium, pemberian kalsium intravena pada kedaruratan jantung dan
dialisis.
c. Mencegah dan memperbaiki infeksi, terutama ditujukan terhadap infeksi
saluran napas dan nosokomial. Demam harus segera harus dideteksi dan
diterapi. Kateter harus segera dilepas bila diagnosis obstruksi kandung
kemih dapat disingkirkan.
d. Mencegah dan memperbaiki perdarahan saluran cerna. Feses diperiksa
untuk adanya perdarahan dan dapat dilakukan endoskopi. Dapat pula
dideteksi dari kenaikan rasio ureum/kreatinin, disertai penurunan
hemoglobin. Biasanya antagonis histamin H (misalnya ranitidin)
diberikan pada pasien sebagai profilaksis.
e. Dialisis dini atau hemofiltrasi sebaiknya tidak ditunda sampai ureum
tinggi, hiperkalemia, atau terjadi kelebihan cairan. Ureum tidak boleh
melebihi 30-40 mmol/L. Secara umum continous haemofiltration dan
dialisis peritoneal paling baik dipakai di ruang intensif, sedangkan
hemodialisis intermitten dengan kateter subklavia ditujukan untuk pasien
lain dan sebagai tambahan untuk pasien katabolik yang tidak adekuat
dengan dialisis

I. FOCUS PENGKAJIAN KEPERAWATAN


1. PENGKAJIAN
1. Identitas
Terdiri dari Nama, No.Rek.Medis, Umur (lebih banyak terjadi pada usia 6

0 tahun), Agama, Jenis Kelamin (pria lebih beresiko daripada wanita), Pe


kerjaan, Status perkawinan, Alamat, Tanggal masuk, Yang mengirim, Car

a masuk RS, dan Diagnosa medis dan nama Identitas Penanggung Jawab

meliputi : Nama, Umur, Hub dengan pasien, Pekerjaan dan Alamat

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Keluhan utama merupakan halhal yang dirasakan oleh klien sebelum

masuk ke rumah sakit. Pada klien dengan gagal ginjal kronik biasany

a didapatkan keluhan utama yang bervariasi, mulai dari urine keluar

sedikit sampai tidak dapat BAK, gelisah sampai penurunan kesadara

n, tidak selera makan (anoreksia), mual, muntah, mulut terasa kering,

rasa lelah, napas bau (ureum), dan gatal pada kulit (Muttaqin, 2011).

b. Riwayat Kesehatan Sekarang


Biasanya klien mengalami penurunan frekuensi urine, penurunan k
esadaran, perubahan pola nafas, kelemahan fisik, adanya perubahan
kulit, adanya nafas berbau amoniak, rasa sakit kepala, nyeri pangg
ul, penglihatan kabur, perasaan tak berdaya dan perubahan pemenu
han nutrisi(Muttaqin, 2011).

c. Riwayat Kesehatan Dahulu


Biasanya klien berkemungkinan mempunyai riwayat penyakit gagal
ginjal akut, infeksi saluran kemih, payah jantung, penggunaan obat-
obat nefrotoksik, penyakit batu saluran kemih, infeksi system perke
mihan yang berulang, penyakit diabetes mellitus, dan hipertensi pada
masa sebelumnya yang menjadi predisposisi penyebab. Penting untu
k dikaji mengenai riwayat pemakaian obat-
obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat kemu
dian dokumentasikan(Muttaqin, 2011).
d. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya klien mempunyai anggota keluarga yang pernah menderita

penyakit yang sama dengan klien yaitu gagal ginjal kronik, maupun

penyakit diabetes mellitus dan hipertensi yang bisa menjadi factor pe

ncetus terjadinya penyakit gagal ginjal kronik.

3. POLA PERSEPSI DAN PENANGANAN KESEHATAN


Persepsi terhadap penyakit :
Biasanya persepsi klien dengan penyakit ginjal kronik mengalami kecemas
an yang tinggi.
Biasanya klien mempunyai kebiasaan merokok, alkohol dan obat-
obatan dalam kesehari-hariannya.

4. POLA NUTRISI/METABOLISME
a. Pola Makan
Biasanya terjadi peningkatan berat badan cepat (edema), penurunan berat bad

an (malnutrisi), anoreksia, nyeri ulu hati, mual dan muntah.

b. Pola Minum
Biasanya klien minum kurang dari kebutuhan tubuh akibat rasa metalik tak se

dap pada mulut (pernapasan ammonia).

5. POLA ELIMINASI
a. BAB
Biasanya abdomen kembung, diare atau konstipasi.

b. BAK
Biasanya terjadi penurunan frekuensi urine <400ml/hari sampai anuria, warna
urine keruh atau berwarna coklat, merah dan kuning pekat.
6. POLA AKTIVITAS /LATIHAN
Biasanya kemampuan perawatan diri dan kebersihan diri terganggu dan biasa
nya membutuhkan pertolongan atau bantuan orang lain.
Biasanya klien kesulitan menentukan kondisi, contohnya tidak mampu bekerj

a dan mempertahankan fungsi peran dalam keluarga.

7. POLA ISTIRAHAT TIDUR


Biasanya klien mengalami gangguan tidur , gelisah karena adanya nyeri pang

gul, sakit kepala dan kram otot/kaki ( memburuk pada malam hari).

8. POLA KOGNITIF –PERSEPSI


biasanya tingkat ansietas pasien mengalami penyakit ginjal kronik ini pada tin
gkat asietas sedang sampai berat.
9. POLA PERAN HUBUNGAN
Biasanya klien tidak bisa menjalankan peran atau tugasnya sehari-

hari karena perawatan yang lama.

10. POLA SEKSUALITAS/REPRODUKSI


Biasanya terdapat masalah Seksual berhubungan dengan penyakit yang di der
ita.
11. POLA PERSEPSI DIRI/ KONSEP DIRI
a. Body image/gambaran diri
Biasanya mengalami perubahan ukuran fisik, fungsi alat tubuh terganggu, kel
uhan karena kondisi tubuh, pernah operasi, kegagalan fungsi tubuh, prosedur
pengobatan yang mengubah fungsi alat tubuh
b. Role/peran
Biasanya mengalami perubahan peran karena penyakit yang diderita
c. Identity/identitas diri
Biasanya mengalami kurang percaya diri, merasa terkekang, tidak mampu me
nerima perubahan, merasa kurang memiliki potensi
d. Self esteem/harga diri
Biasanya mengalami rasa bersalah, menyangkal kepuasan diri, mengecilkan d
iri, keluhan fisik

e. Self ideal/ideal diri


Biasanya mengalami masa depan suram, terserah pada nasib, merasa tidak me
miliki kemampuan, tidak memiliki harapan, merasa tidak berdaya
12. POLA KOPING-TOLERANSI STRES
Biasanya klien mengalami factor stress contoh financial, hubungan dan sebab

nya, perasaan tidak berdaya, tidak ada harapan, tidak ada kekuatan, menolak,

ansietas, takut,marah, mudah tersinggung, perubahan kepribadian dan perilak

u serta perubahan proses kognitif.

13. POLA KEYAKINAN NILAI


Biasanya tidak terjadi gangguan pola tata nilai dan kepercayaan.

14. PEMERIKSAAN FISIK


1) Keadaan Umum dan TTV

a) Keadaan umum klien lemah, letih dan terlihat sakit berat

b) Tingkat kesadaran klien menurun sesuai dengan tingkat uremia dimana dap

at mempengaruhi sistem saraf pusat.

c) TTV : RR meningkat, tekanan darah didapati adanya hipertensi.

2) Kepala

a) Rambut : Biasanya klien berambut tipis dan kasar, klien sering sakit kepal

a, kuku rapuh dan tipis.


b) Wajah : Biasanya klien berwajah pucat

c) Mata

: Biasanya mata klien memerah, penglihatan kabur, konjungtiva anemis, dan

sclera tidak ikterik.

d) Hidung : Biasanya tidak ada pembengkakkan polip dan klien bernafas pend

ek dan kusmaul

e) Bibir

: Biasanya terdapat peradangan mukosa mulut, ulserasi gusi, perdarahan gusi,

dan napas berbau

f) Gigi : Biasanya tidak terdapat karies pada gigi.

3) Lidah : Biasanya tidak terjadi perdarahan

4) Leher

: Biasanya tidak terjadi pembesaran kelenjar tyroid atau kelenjar getah benin

5) Dada / Thorak

a) Inspeksi : Biasanya klien dengan napas pendek, pernapasan kussmaul (cep

at/dalam)

b) Palpasi : Biasanya fremitus kiri dan kanan

c) Perkusi : Biasanya Sonor

d) Auskultasi : Biasanya vesicular

6) Jantung

a) Inspeksi : Biasanya ictus cordis tidak terlihat


b) Palpasi : Biasanya ictus Cordis teraba di ruang inter costal 2 linea deksta s

inistra

c) Perkusi : Biasanya ada nyeri

d) Auskultasi : Biasanya terdapat irama jantung yang cepat

7) Perut / Abdomen

a) Inspeksi :Biasanya terjadi distensi abdomen, acites atau penumpukan caira

n, klien tampak mual dan muntah

b) Auskultasi : Biasanya bising usus normal, berkisar antara

5-35 kali/menit

c) Palpasi : Biasanya acites, nyeri tekan pada bagian pinggang, dan adanya pe

mbesaran hepar pada stadium akhir.

d) Perkusi : Biasanya terdengar pekak karena terjadinya acites.

8) Genitourinaria

Biasanya terjadi penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria, distensi abdomen

, diare atau konstipasi, perubahan warna urine menjadi kuning pekat, merah, c

oklat dan berawan.

9) Ekstremitas

Biasanya didapatkan adanya nyeri panggul, odema pada ektremitas, kram otot

, kelemahan pada tungkai, rasa panas pada telapak kaki,keterbatasan gerak se

ndi.

10) Sistem Integumen


Biasanya warna kulit abu-

abu, kulit gatal, kering dan bersisik, adanya area ekimosis pada kulit.

11) System Neurologi

Biasanya terjadi gangguan status mental seperti penurunan lapang perhatian,

ketidakmampuan konsentrasi, kehilangan memori, penurunan tingkat kesadar

an, disfungsi serebral,seperti perubahan proses fikir dan disorientasi. Klien ser

ing didapati kejang, dan adanya neuropati perifer.

(Sumber : Muttaqin, 2011)

2. Diagnosa Keperawatan

Setelah dilakukan pengkajian, data-

data yang didapatkan dalam pengkajian tersebut dianalisa dan dapat ditegakka

n diagnose keperawatannya sesuai dengan masalah yang sedang dihadapi klie

n, maka, Kemungkinan diagnosa yang mungkin muncul pada klien dengan ga

gal ginjal kronik yaitu :

B. a) Penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakseimbangan cairan d

an elketrolit, gangguan frekuensi, irama, konduksi jantung, akumulasi/penum

pukkan urea toksin,klasifikasi jaringan lunak

b) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi

c) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan udem sekunder, gangguan fi

ltrasi glomerulus
d) Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan konsentr

asi Hb dalam darah

e) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan denga

n mual dan muntah/anoreksia

f) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan status metabolic,

sirkulasi (anemia,iskemia jaringan) dan sensas I (neuropati ferifer), penurunan

turgor kulit, penurunan aktivitas, akumulasi ureum dalam kulit

g) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan keletihan, anemia retensi, produk

sampah

(Sumber : NANDA, 2013)


A. FOKUS INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Kep NOC NIC dan Aktivitas Keperawatan

1 Ketidakefektifan pola nafasl Respiratory status ventilation’ Airway Management

l Respiratory status: Airway pat 1) Atur posisi yang nyaman bagi klien yaitu semi fowl
ency er

l Vital sign status 2) Kaji faktor penyebab asidosis metabolik

3) Memonitor tanda – tanda vital

Indikator 4) Ciptakan lingkungan yang tenang dan batasi pengu


njung
- Tidak sesak napas lagi
5) Monitor frekuensi dan irama pernafasan
- Pernafasan kembali normal 16-
24 x/menit 6) Pantau laboratorium analisa gas darah berkelanjuta
n
-
menunjukkan jalan nafas yan 7) Berikan terapi O2 tambahan dengan kanula nasal/ m
g faten asker sesuai indikasi

-
tanda vital dalam rentang nor
mal

2 Ketidakefektifan perfusi jarin


l Circulation status Peripheral Sensation Management
gan perifer
l Tissue perfusion : cerebral 1). Kaji secara konprehensif sirkulasi perifer (nadi, pe
rifer, edema, kapilary refil)
Indikator :
2). Monitor suhu, warna dan kelembaban kulit
-
Tekanan systole dan diastole 3)Evaluasi nadi perifer dan edema
dalam rentang nomal
4). Ubah posisi klien minimal setiap 2 jam sekali
- CRT < dari 2 detik 5). Monitor status cairan masuk dan keluar

- Suhu kulit hangat 6). Dorong latihan ROM selama bedrest

- warna kulit normal 7). Diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi

- tidak ada edema perifer

3 Kelebihan volume cairan l Electrolit and acid base balance Fluid Management

l Fluid balance 1) Kaji adanya edema ekstremitas termasuk kedalama


n edema
l hydration
2) Istirahatkan / anjurkan klien untuk tirah baring pada
Indikator :
saat edema masih terjadi
a.Edema berkurang
3) Monitor vital sign
b.Keseimbangan antara input
4) Ukur intake dan output secara akurat
dan output
5) pasang kateter urine jika diperlukan
c.Pitting edema tidak ada lagi
6) Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/ma
d. Produksi urine >600 ml/hari
sker sesuai indikasi

7) Kolaborasi :

- - Berikan diet tanpa garam


- - Berikan diet rendah protein tinggi kalori

- - Berikan diuretik, Contoh : Furosemide,


spironolakton.

4 Ketidakseimbangan nutrisi lkNutritional status Nutritional Management


urang dari kebutuhan tubuh t
l Nutritional status : food and flu 1). Kaji adanya alergi makanan
ubuh
id intake
2). Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jum
l Weight Control lah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien

Indikator : 3) anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vit


amin c
-
adanya peningkatan berat bad 4) yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi ser
an at untuk mencegah konstipasi

- tidak ada tanda- 5) berikan makanan terpilih (sudah di konsulkan deng


tanda mal nutrisi an ahli gizi)

- Nutrition monitoring
menunjukkan peningkatan f
6) monitoring adanya penurunan berat badan
ungsi pengecapan dari menela
n 7) monitoring lingkungan selama makan
8) monitoring turgor kulit

9) monitoring makanan kesukaan


DAFTAR PUSTAKA

Aru W. Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi V. Interna Publishing.
Jakarta
Corwin Elizabeth J. 2009. Buku saku pathofisiologi. Edisis 3, alih bahasa Nike Budi Subekti, Egi
Komara Yuda, Jakarta: EGC,.
Docterman dan Bullechek. 2004. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United
States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press,
Guyton, Arthur C, 1997. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Panyakit, Edisi 3, Jakarta: EGC,
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. 2004. Nursing Out Comes (NOC), United States Of
America: Mosby Elseveir Acadamic Press,
Nanda International. 2009. Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan klassifikasi, Jakarata: EGC,
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa

Anda mungkin juga menyukai