Anda di halaman 1dari 49

TAHUN 2018 - 2019

YAYASAN BHAKTI PRAJA KORPRI KABUPATEN BATANG


SMA BHAKTI PRAJA LIMPUNG
Status : Terakreditasi “ B “
( SK BAS No. 018/BASPROP/TU/I/2006, Tanggal 28 Januari 2006 )
NSS 30 2 03 25 08 003, NDS . C06084002
Alamat : Jl. Raya Banyuputih – Limpung Desa Pungangan Telp. 0285 44692406
2

LEMBAR PENGESAHAN

Setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah, dan diketahui oleh Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, maka Kurikulum SMA Bhakti Praja
Limpung Kabupaten Batang, (Kurikulum 2013 kelas X, XI , dan Kurikulum 2006 kelas
XII), dengan peminatan MIPA dan IPS, ditetapkan/disahkan untuk diberlakukan pada tahun
pelajaran 2018/2019.

Ditetapkan di : Semarang
Pada Tanggal : 10 Juli 2018

Ketua Komite Sekolah, Kepala Sekolah,

Nurdi Mulyo, S.E Sunarni, S.Pd


NIP. - NIP. -

Mengetahui :
a.n. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah
Kepala Bidang Pembinaan SMA,

Dra. ASIH WIDHIASTUTI, M.Si


Pembina Tingkat I
NIP. 19620920 198803 2 001

2
KATA PENGANTAR

Seiring dengan komitmen pemerintah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan,


khususnya pendidikan menengah umum, dengan ini kami SMA Bhakti Praja Limpung
Kabupaten Batang menyusun Kurikulum SMA Bhakti Praja Limpung Tahun Pelajaran 2018-
2019 yang merupakan revisi dan pengembangan dari kurikulum SMA Bhakti Praja Limpung
tahun pelajaran 2016-2017. Sebagai salah satu pelaksana Kurikulum 2013 dari 1.273 SMA di
seluruh Indonesia, maka Kurikulum SMA Bhakti Praja Limpung Tahun Pelajaran 2018-2019
mencakup dua kurikulum yaitu Kurikulum 2006 sebagai lanjutan untuk kelas XI dan XII
serta Kurikulum 2013 untuk kelas X
Kurikulum ini, dimaksudkan sebagai pedoman sekaligus acuan bagi tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan di SMA Bhakti Praja Limpung, dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya sesuai dengan hasil analisis konteks dan analisis kondisi riil terhadap tenaga
pendidik dan keadaan sarana-prasarana yang ada.
Kami menyadari bahwa dalam pengembangan kurikulum ini, masih jauh dari
kesempurnaan, namun demikian kami berusaha untuk menyampaikan kurikulum ini secara
realistis dan empiris, untuk dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Batang, Juli 2018


Kepala Sekolah,

Sunarni, S.Pd
NIP. --------------
DAFTAR ISI
COVER/HALAMAN JUDUL........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
...................................................................................................................
1. Latar belakang.......................................................................................1
a. Kondisi ideal =..................................................................................1
b. Kondisi nyata....................................................................................2
c. Potensi dan karakteristik satuan pendidikan.....................................3
2. Pengertian kurikulum............................................................................3
3. Rasional Pengembangan Kurikulum.....................................................3
4. Tantangan Internal ................................................................................4
5. Tantangan Eksternal..............................................................................4
6. Penyempurnaan Pola Pikir....................................................................5
7. Penguatan Tata Kelola Kurikulum........................................................5
8. Karakteristik Kurikulum 2013 .............................................................6
9. Tujuan Kurikulum 2013........................................................................6
B. Landasan ...................................................................................................6
C. Tujuan Penyusunan....................................................................................8
D. Acuan Konseptual......................................................................................11
E. Prinsip Pengembangan...............................................................................13
F. Prosedur Operasional.................................................................................15

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN


A. Tujuan Pendidikan Menengah ..................................................................16
B. Visi Satuan Pendidikan..............................................................................16
C. Misi Satuan Pendidikan ............................................................................16
D. Tujuan Satuan Pendidikan ........................................................................17

BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM


A. Standar Kompetensi Lulusan SMA ..........................................................18
B. Struktur Kurikulum Satuan Pendidikan.....................................................20
C. Muatan Kurikulum Satuan Pendidikan......................................................26

BAB IV KALENDER PENDIDIKAN.........................................................................45


BAB V PENUTUP.......................................................................................................51
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Latar Belakang

Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah
menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
a. Kondisi Ideal yang diharapkan
Seiring dengan perkembangan zaman, tentunya SMA Bhakti Praja Limpung
masih perlu pembenahan, baik pembenahan sarana maupun peningkatan kualitas
siswa dan tenaga kependidikan , berikut kondisi ideal yang diharapkan :
1. Tersedianya ruang belajar yang memadai
2. Tersedianya ruang penunjang yang representatif
3. Jumlah lulusan yang melanjutkan ke jenjang pendidikan mencapai 75 %.
4. Adanya tenaga pendidik berpendikan S2 minimal 30%
5. Tenaga pendidik mampu menguasai TIK
6. Adanya kepedulian Pemda dalam membantu sarana dan peningkatan kualitas
guru.
7. Memiliki tim lomba yang dapat berbicara diajang tingkat nasional
8. Penggunaan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran
9. Sekolah harus memilki sertifikat ISO dan sister school
10. Adanya kepala TU yang representatif
11. Terciptanya kondisi pendidikan karakter bangsa
Dengan diberlakukannya Kurikulum 2013 di 1.273 SMA sebagai SMA
pelaksana untuk tahun Pelajaran 2018-2019, termasuk SMA Bhakti Praja Limpung
Kabupaten Batang, dan berdasarkan hasil evaluasi terhadap dokumen kurikulum yang
ada (kurikulum 2016-2017), maka SMA Bhakti Praja Limpung perlu melakukan
revisi terhadap dokumen tersebut, begitu juga dalam implementasinya.

b. Kondisi Nyata
SMA Bhakti Praja Limpung yang berdiri pada tanggal 18 Juli 1980.
Keberadaan SMA Bhakti Praja Limpung sebagai sekolah tertua, letaknya yang
strategis, dan selalu tampil terdepan disetiap ifen kegiatan baik intrakurikuler maupun
ekstrakurikuler menjadikan SMA Bhakti Praja Limpung menjadi tumpuan siswa
untuk melanjutkan pendidikannya. Dukungan orang tua siswa dalam bentuk finansial
dalam rangka kemajuan sekolah ini sangatlah mendukung hal ini disebabkan karena
tingkat pendidikan orang tua siswa, pemahaman orang tua tentang pendidikan dan
penghasilan orang sangatlah mendukung untuk kemajuan sekolah ini. Setiap tahunnya
tamatan SMA Bhakti Praja Limpung dapat bersaing pada jenjang yang lebih tinggi,
berdasarkan data statistik terjadi perkembangan yang signifikan yang cukup berarti.
Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini , bukan berarti SMA Bhakti Praja
Limpung tanpa hambatan dalam pengembangan peningkatan mutu siswa dan
peningkatan kualitas gurunya, berikut tantangan yang menjadi masalah antara lain:
a) Belum terpenuhinya ruang kelas yang memadai.
b) Siswa yang melanjutkan kejenjang pendidikan tinggi 30%, yang diiginkan 75 %,
jadi tantangan nyata sebesar 45 %.
c) Tenaga pendidik yang masih banyak mengajar ditempat lain.
d) Kurangnya guru dalam penguasaan TIK dalam pembelajaran sesuai tuntutan
zaman.
e) Kurangnya penguasaan guru dalam pembelajaran berbahasa Inggris sesuai
tuntutan perkembangan kurikulum
f) Kurang pedulinya pemerintah daerah dalam membantu pengadaan sarana
g) Belum memilki tenaga laboran yang memadai
Memperhatikan kondisi riil SMA Bhakti Praja Limpung yang berada di
lingkungan penduduk yang sudah lebih maju dibanding dengan sebagian daerah lain
di Kabupaten Batang, maka pengembangan kurikulum juga harus disesuaikan dengan
kondisi tersebut. Pengembangan kurikulum SMA Bhakti Praja Limpung tahun
Pelajaran 2018-2019 mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam


pengembangan kurikulum SMA Bhakti Praja Limpung;
2. beban belajar bagi peserta didik pada SMA Bhakti Praja Limpung yang didasarkan
pada hasil analisis konteks, analisis keunggulan lokal serta potensi dan minat
peserta didik;
3. Kurikulum SMA Bhakti Praja Limpung dikembangkan berdasarkan hasil revisi
kurikulum tahun 2016-2017, pemanfaatan hasil analisis kondisi riil sekolah,
terutama tenaga pendidik dan sarana-prasarana, serta analisis terhadap kurikulum
2013.
4. Kalender pendidikan SMA Bhakti Praja Limpung disusun berdasarkan hasil
perhitungan minggu efektif untuk tahun Pelajaran 2018-2019.

c. Potensi dan Karakteristik Satuan Pendidikan


Kurikulum SMA Bhakti Praja Limpung menjadi acuan bagi satuan
pendidikan dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran dengan
mengedepankan prinsip pengembangan kurikulum dan karakteristik kurikulum 2013
dengan penyesuaian terhadap pemanfaatan analisis kondisi riil SMA Bhakti Praja
Limpung dan Analisis Kondisi Lingkungan Sekolah.
2. Pengertian Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,


dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum 2013
merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang dikembangkan dari kurikulum tahun
2004 dan KTSP 2006 untuk merespon berbagai tantangan internal dan eksternal
bangsa. Disamping itu, di dalam menghadapi tuntutan perkembangan zaman, dirasa
perlu adanya penyempurnaan pola pikir dan penguatan tata kelola kurikulum serta
pendalaman dan perluasan materi. Dan hal pembelajaran yang tidak kalah pentingnya
adalah perlunya penguatan proses pembelajaran dan penyesuaian beban belajar agar
dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.
3. Rasional Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum SMA Bhakti Praja Limpung tahun Pelajaran 2018-


2019 mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam
pengembangan kurikulum SMA Bhakti Praja Limpung;
2. Beban belajar bagi peserta didik pada SMA Bhakti Praja Limpung yang didasarkan
pada hasil analisis konteks, analisis keunggulan lokal serta potensi dan minat peserta
didik;
3. Kurikulum SMA Bhakti Praja Limpung dikembangkan berdasarkan hasil revisi
kurikulum tahun 2016-2017, pemanfaatan hasil analisis kondisi riil sekolah,
terutama tenaga pendidik dan sarana-prasarana, serta analisis terhadap kurikulum
2013.
4. Kalender pendidikan SMA Bhakti Praja Limpung disusun berdasarkan hasil
perhitungan minggu efektif untuk tahun Pelajaran 2018-2019.
4. Tantangan internal

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dengan


tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan
yang meliputi standar pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian, dan
standar kompetensi lulusan. Tantangan internal lainnya terkait dengan faktor
perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif.
Terkait dengan perkembangan penduduk, SDM usia produktif yang melimpah apabila
memiliki kompetensi dan keterampilan akan menjadi modal pembangunan yang luar
biasa besarnya. Namun, apabila tidak memiliki kompetensi dan keterampilan tentunya
akan menjadi beban pembangunan. Oleh sebab itu, tantangan besar yang dihadapi
adalah bagaimana mengupayakan agar SDM usia produktif yang melimpah ini dapat
ditransformasikan menjadi SDM yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui
pendidikan agar tidak menjadi beban.
5. Tantangan External

Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan


dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi
masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai fenomena
negatif yang mengemuka.
Tantangan masa depan antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai
isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi,
kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat
internasional. Di era globalisasi juga akan terjadi perubahan perubahan yang cepat.
Dunia akan semakin transparan, terasa sempit, dan seakan tanpa batas. Hubungan
komunikasi, informasi, dan transportasi menjadikan satu sama lain menjadi dekat
sebagai akibat dari revolusi industri dan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Arus globalisasi juga akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris
dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern
seperti dapat terlihat di WTO, ASEAN Community, APEC, dan AFTA.
6. Penyempurnaan Pola Pikir

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai


berikut: 1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran
berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap
materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama; 2) pola pembelajaran
satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif
guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya); 3) pola
pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat
menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta
diperoleh melalui internet); 4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-
mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model
pembelajaran pendekatan sains); 5) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok
(berbasis tim); 6) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis
alat multimedia; 7) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan
pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki
setiap peserta didik; 8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal
(monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines);
dan 9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
7. Penguatan Tata Kelola

Penguatan tata kelola kurikulum pada Kurikulum 2013, penyusunan kurikulum


dimulai dengan menetapkan standar kompetensi lulusan berdasarkan kesiapan peserta
didik, tujuan pendidikan nasional, dan kebutuhan. Setelah kompetensi ditetapkan
kemudian ditentukan kurikulumnya yang terdiri dari kerangka dasar kurikulum dan
struktur kurikulum. Satuan pendidikan dan guru tidak diberikan kewenangan
menyusun silabus, tetapi disusun pada tingkat nasional. Guru lebih diberikan
kesempatan mengembangkan proses pembelajaran tanpa harus dibebani dengan tugas-
tugas penyusunan silabus yang memakan waktu yang banyak dan memerlukan
penguasaan teknis penyusunan yang sangat memberatkan guru.

8. Karakteristik Kurikulum 2013

Karakteristik kurikulum 2013 dirancang sebagai berikut: 1) mengembangkan


keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu,
kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik; 2) sekolah
merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana
dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat
dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; 3) mengembangkan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah
dan masyarakat; 4) memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan
berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan; 5) kompetensi dinyatakan dalam
bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar
matapelajaran; 6) kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing
elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses
pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam
kompetensi inti; dan 7) kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched)
antarmatapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
9. Tujuan Kurikulum

Tujuan kurikulum 2013 untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar


memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

B. Landasan
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP)
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana
Prasarana;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Standar
Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) Kurikulum 2013
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Lulusan
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar
Isi
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar
Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI-KD)
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar
Proses.
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar
Proses.
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar
Penilaian.
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar
Penilaian.
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 55 Tahun 2014 tentang Masa
Orientasi Peserta Didik Baru di Sekolah.
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang
Kurikulum SMA/MA.
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 tentang
Kegiatan Ekstrakurikuler.
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 tentang
Ekstrakurikuler Wajib Pramuka.
23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2014 tentang
Peminatan Pendidikan Menengah.
24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan
Lokal.
25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang
Pembelajaran.
26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 tentang
Bimbingan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang
Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013.
28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti.
29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar
dan Menengah.
30. Peraturan Daerah Jawa Tengah No. 9 Tahun 2012 tentang Bahasa, Sastra dan Aksara
Jawa.
31. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 57 tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Perda No. 9 tahun 2012.
32. Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah No 424/13242 tgl 23 Juli 2013
tentang Implementasi Mulok Bahasa Jawa pada Kurikulum 2013
33. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 423.5/14995
tanggal 4 Juni 2014 tentang Kurikulum mata pelajaran Muatan Lokal Bahasa Jawa
untuk jenjang pendidikan SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/M.Ts, SMA/SMALB/MA, dan
SMK/MAK Negeri dan Swasta di Provinsi Jawa Tengah.
34. Rencana Kegiatan Sekolah (RKS) SMA Bhakti Praja Limpung tahun Pelajaran 2018-
2019.
35. Surat Keputusan Kepala SMA Bhakti Praja Limpung Nomor 423.5/007 tentang
Penunjukan Tim Pengembang Kurikulum SMA Bhakti Praja Limpung Tahun
2018/2019.

C. Tujuan Penyusunan
Kurikulum SMA Bhakti Praja Limpung disusun agar sekolah memiliki pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dan pemenuhan 8 Standar Nasional Pendidikan
(SNP) dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Oleh sebab itu penyusunan
Kurikulum SMA Bhakti Praja Limpung memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut :
1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian
peserta didik secara utuh. Kurikulum yang disusun memungkinkan semua mata
pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia. Khusus
untuk peningkatan keimanan dan ketakwaan ini di SMA Bhakti Praja Limpung
dilaksanakan juga program pendalaman agama Islam yang diisi dengan kegiatan
pengajian, akhlak dan budi pekerti. Selain itu peringatan hari-hari besar keagamaan
dilaksanakan dengan mengundang penceramah yang kompeten atau memanfaatkan
warga sekolah, juga melaksanakan qurban dan bantuan sosial terhadap warga sekitar
sekolah yang kurang mampu dengan anggaran yang direncanakan di RKAS.
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan peserta didik. Kurikulum SMA Bhakti Praja Limpung disusun dengan
memperhatikan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional,
spiritual, dan kinestetik peserta didik agar dapat berkembang secara optimal sesuai
dengan tingkat perkembangannya yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
Daerah Batang memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman
karakteristik lingkungan, oleh karena itu kurikulum SMA Bhakti Praja Limpung
memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberikan
kontribusi bagi pengembangan daerah, terutama dalam bidang seni dan peduli
lingkungan, serta keterampilan sesuai dengan tuntutan Kompetensi Dasar pada mata
pelajaran Prakarya.
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
Pengembangan kurikulum SMA Bhakti Praja Limpung memperhatikan keseimbangan
tuntutan pembangunan daerah dan nasional yang ditunjukkan dengan adanya Mulok
Bahasa Jawa serta Seni dan Budaya Jawa khas Jawa Tengah, merupakan kebutuhan
dan ciri khas Kabupaten Batang. Tetapi tidak melupakan kebutuhan Nasional dan
global yang ditandai dengan adanya pembinaan TIK yang lebih ke arah praktis.
5. Tuntutan dunia kerja
Kurikulum SMA Bhakti Praja Limpung harus memuat kecakapan hidup untuk
membekali peserta didik memasuki dunia kerja sesuai dengan tingkat perkembangan
peserta didik dan kebutuhan dunia kerja, khususnya bagi mereka yang tidak
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di antaranya ialah program Mulok Bahasa
Jawa yang terintegrasi dalam mata pelajaran dan melalui program pengembangan diri
yang berupa ekstrakurikuler.
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Kurikulum SMA Bhakti Praja Limpung dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni, serta perubahan kurikulum yang berlaku.
7. Agama
Kurikulum SMA Bhakti Praja Limpung dikembangkan untuk meningkatkan toleransi
dan kerukunan umat beragama, dan memperhatikan norma agama yang berlaku di
lingkungan sekolah sesuai dengan kompetensi Inti yang diharapkan.
8. Dinamika perkembangan global
Kurikulum SMA Bhakti Praja Limpung dikembangkan agar peserta didik mampu
bersaing secara global dan dapat hidup berdampingan dengan bangsa lain dengan
membekali peserta didik dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan
minatnya, agar mereka mampu mengembangkannya secara mandiri di dunia
nyata/kehidupan sehari-hari.
9. Penerapan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penilaian autentik
dengan mancakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
10. Pengembangan kegiatan ekstra kurikuler yang dapat mengembangkan potensi diri
peserta didik, serta pengembangan kegiatan pramuka sebagai ekstra kurikuler wajib
yang harus diikuti.
11. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Kurikulum SMA Bhakti Praja Limpung dikembangkan mendorong wawasan dan
sikap kebangsaan dan persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
12. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Kurikulum SMA Bhakti Praja Limpung dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian
keragaman budaya.
13. Kesetaraan Gender
Kurikulum SMA Bhakti Praja Limpung diarahkan kepada pendidikan yang
berkeadilan dan mendorong tumbuh-kembangnya kesetaraan gender.
14. Karakteristik satuan pendidikan
Kurikulum SMA Bhakti Praja Limpung dikembangkan sesuai dengan visi, misi,
tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.
15. Integrasi Nilai-nilai Karakter Bangsa
Kurikulum SMA Bhakti Praja Limpung dikembangkan dengan mengitegrasikan nilai-
nilai karakter bangsa dalam dokumen dan implementasinya baik dalam pembelajaran
di kelas maupun dalam kehidupan sekolah ataupun dalam lingkungan kehidupan di
luar sekolah.

D. Acuan Konseptual
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 61 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum ini
disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan kepribadian peserta
didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat meningkatkan
iman, takwa, dan akhlak mulia.
2. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan toleransi dan
kerukunan interumat dan antarumat beragama.
3. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta
didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan
bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus
menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional
untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
4. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat
Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk meningkatkan
harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri (sikap, pengetahuan,
dan keterampilan) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun
dengan memperhatikan potensi, bakat, minat, serta tingkat perkembangan kecerdasan;
intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
5. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan warga negara
memperoleh pendidikan bermutu.
6. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis dan membuat
keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas bidang keilmuan,
berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan berkolaborasi, menggunakan
pengetahuan kesempatan secara inovatif, mengelola keuangan, kesehatan, dan
tanggung jawab warga negara.
7. Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta
didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu,
kurikulum perlu mengembangkan jiwa kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk
membekali peserta didik dalam melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia kerja.
Terlebih bagi peserta didik pada satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang
tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
8. Perkembangan Ipteks
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis
pengetahuan di mana Ipteks sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan.
Pendidikan harus terus menerus melakukan penyesuaian terhadap perkembangan
Ipteks sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu,
kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan Ipteks.
9. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum
perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan
kebutuhan pengembangan daerah dan lingkungan.
10.Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat
dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat
dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu
memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.
11. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada individu
maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas.
Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan
mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan
bangsa lain.
12.Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan
apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkembangkan terlebih dahulu sebelum
mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
13.Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.

E. Prinsip Pengembangan
Pengembangan Kurikulum SMA Bhakti Praja Limpung mengacu kepada karakteristik
Kurikulum 2013 dan prinsip pengembangan KTSP sebagai berikut:
a. Karakteristik Kurikulum 2013:
1) mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial,
rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan
psikomotorik;
2) sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar
terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke
masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3) mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya
dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4) memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
5) kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut
dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
6) kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi
inti;
7) kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

b. Prinsip Pengembangan KTSP


Prinsip-prinsip pengembangan KTSP seperti yang tercantum dalam Lampiran
Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014, meliputi 3 prinsip:
1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya.

Kurikulum di SMA Bhakti Praja Limpung dikembangkan sesuai dengan visi, misi
dan tujuan sekolah yaitu:
a. Unggul dalam Prestasi, Luhur dalam Budi Pekerti, dan Taat pada
Ilahi.
b. Mengembangkan kompetensi akademik, yang meliputi pengetahuan,
sikap, kemampuan, dan keterampilan guna meningkatkan wawasan ilmu dan
teknologi.
c. Mengembangkan kompetensi social pribadi, yang meliputi
pengetahuan system nilai, sikap, dan keterampilan agar memiliki perikehidupan
yang adaptif sebagai warga Negara, warga masyarakat yang demokratis.
d. Dikembangkannya kompetensi keagamaan, yang meliputi aspek
pengetahuan, sikap dan keterampilan keagamaan dalam menjalankan dan
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
e. Mengembangkan kompetensi ekonomi, yang meliputi pengetahuan,
sikap, dan keterampilan guna memenuhi kebutuhan ekonomi agar dapat
memiliki kehidupan yang layak.
f. menyediakan sarana prasarana pendidikan yang memadai;
g. melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien,
berdasarkan semangat keunggulan lokal dan global;
h. meningkatkan kinerja masing-masing komponen sekolah (Kepala
sekolah, tenaga pendidik, karyawan, peserta didik, dan komite sekolah) untuk
bersama-sama melaksanakan kegiatan yang inovatif sesuai dengan Tugas Pokok
dan Fungsi (TUPOKSI) masing-masing;
i. meningkatkan program ekstrakurikuler dengan mewajibkan pramuka
bagi seluruh warga, agar lebih efektif dan efisien sesuai dengan bakat dan minat
peserta didik sebagai salah satu sarana pengembangan diri peserta didik;
j. mewujudkan peningkatkan kualitas lulusan yang memiliki sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang seimbang, serta meningkatkan jumlah
lulusan yang melanjutkan ke perguruan tinggi;
k. menyusun dan melaksanakan tata tertib dan segala ketentuan yang
mengatur operasional warga sekolah;
l. meningkatkan kualitas semua Sumber Daya Manusia baik tenaga
pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik yang dapat berkompetisi baik
lokal maupun global.
2) Belajar Sepanjang Hayat

Kurikulum SMA Bhakti Praja Limpung diarahkan kepada proses pengembangan


pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal,
informal, dan non formal, dengan memperhatikan kondisi dan lingkungan yang
selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya dengan
memperhatikan dan mengitegrasikan karakter bangsa. Oleh sebab itu di SMA
Bhakti Praja Limpung dilaksanakan program peduli lingkungan, yang
dilaksanakan melalui kerja sama dengan berbagai instansi terkait, diantaranya
Dinas Kesehatan melalui pembinaan PMR.
3) Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian


keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antar semua jenjang tingkatan.
F. Prosedur Operasional
Prosedur operasional pengembangan KTSP meliputi:
1. Analisis mencakup: analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
kurikulum; analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan lingkungan; dan
analisis ketersediaan sumber daya pendidikan.
2. Penyusunan mencakup: perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan;
pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan; pengaturan beban belajar
peserta didik dan beban kerja pendidik tingkat kelas; penyusunan kalender pendidikan
satuan pendidikan; penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatan lokal; dan
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan pembelajaran.
3. Penetapan dilakukan kepala sekolah berdasarkan hasil rapat dewan pendidik satuan
pendidikan dengan melibatkan komite sekolah.
4. Pengesahan dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN

A. Tujuan Pendidikan Menengah


Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut dengan memiliki keseimbangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang terpadu dalam kehidupan sehari-hari.

B. Visi
”Mewujudkan Manusia Beriman, Intelek, Mandiri dan Berakhlak Mulia serta
Berwawasan Lingkungan”.

C. Misi
Dengan berdasarkan pada rumusan 4 (Empat) pilar konsep pendidikan yaitu learning to
live together, learning to know, learning to do, dan learning to be, maka misi pendidikan di
SMA Bhakti Praja Limpung Batang, kami rumuskan sebagai berikut :

1. Memperkokoh landasan keimanan dan ketakwaan


2. Membangun semangat keunggulan secara intensif dan berkesinambungan
3. Mempertajam pemahaman keilmuan dengan potensi yang ada
4. Mengembangkan semangat kemandirian berbekal keterampilan yang dapat diandalkan
5. Membudayakan hidup sopan santun dan berprikebadian
6. Melaksanakan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien
7. Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, aman, tertib, bersih, dan sehat.
D. Tujuan SMA Bhakti Praja Limpung
Tujuan sekolah sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Secara lebih rinci tujuan SMA Bhakti Praja
Limpung Kabupaten Batang adalah sebagai berikut :
1. tersedianya sarana prasarana pendidikan yang memadai;
2. terlaksananya proses belajar mengajar secara efektif dan efisien, berdasarkan semangat
keunggulan lokal dan global;
3. peningkatan kinerja masing-masing komponen sekolah (Kepala sekolah, tenaga
pendidik, karyawan, peserta didik, dan komite sekolah) untuk bersama-sama
melaksanakan kegiatan yang inovatif sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi
(TUPOKSI) masing-masing;
4. peningkatan program ekstrakurikuler dengan mewajibkan pramuka bagi seluruh warga,
agar lebih efektif dan efisien sesuai dengan bakat dan minat peserta didik sebagai salah
satu sarana pengembangan diri peserta didik;
5. terwujudnya peningkatkan kualitas lulusan yang memiliki sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang seimbang, serta meningkatkan jumlah lulusan yang melanjutkan ke
perguruan tinggi;
6. tersusun dan terlaksananya tata tertib dan segala ketentuan yang mengatur operasional
warga sekolah;
7. peningkatan kualitas semua Sumber Daya Manusia baik tenaga pendidik, tenaga
kependidikan, dan peserta didik yang dapat berkompetisi baik lokal maupun global.
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Standar Kompetensi Lulusan SMA


Tahun Pelajaran 2018-2019 Kurikulum SMA Bhakti Praja Limpung memiliki kewajiban
untuk menyusun KTSP dan melaksanakannya dengan mencakup dua kurikulum sekaligus,
yaitu kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013. Sehingga SMA Bhakti Praja Limpung
memiliki Standar Kompetensi Lulusan untuk kedua kurikulum tersebut yang diberlakukan
bagi kelas X dan XI (kurikulum 2013) dan kelas XII (kurikulum 2006).

Untuk kelas X mengikuti pola dan ketentuan Kurikulum 2013, yaitu adanya kelompok
mata Pelajaran Wajib A dan Wajib B, Kelompok Peminatan, dan Lintas Minat, yang
semuanya mengusung Standar Kompetensi Lulusan SMA yang tercantum dalam
Permendikbud RI Nomor 54 Tahun 2013 dan Standar Kompetensi Lulusan SMA yang
tercantum dalam Permendikbud RI Nomor 20 Tahun 2016 sebagai berikut:

No. Domain Kompetensi


Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang
beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
1. Sikap dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.

Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,


dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan,
2. Pengetahuan
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.

Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif


dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai
3. Keterampilan
pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara
mandiri.

B. Struktur Kurikulum Satuan Pendidikan


Struktur kurikulum SMA meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama 3 (tiga) tahun mulai kelas X sampai dengan XII.
19
Untuk kelas X, struktur kurikulum disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) dan Kompetensi Inti (KI), serta Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai untuk semua
mata pelajaran. Kompetensi Lulusan dapat dicapai melalui Kompetensi Inti sebagai
berikut;

No. Domain Kompetensi Inti


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,
disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-
1. Sikap
aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
2. Pengetahuan 1. Memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah
2. Memahami, menerapkan, dan menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan
mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
No. Domain Kompetensi Inti
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
1. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan.
2. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
3. Keterampilan secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif,
serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan
3. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta
dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan
kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan

Kompetensi Inti tersebut dijabarkan kedalam Kompetensi Dasar yang untuk selanjutnya
dirumuskan menjadi materi ajar dan mata pelajaran.
Sedangkan struktur kurikulum untuk kelas XII disusun berdasarkan standar
kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.
Pengorganisasian kelas pada SMA Bhakti Praja Limpung dibagi kedalam dua
kelompok, yaitu 1) kelas X yang melaksanakan kurikulum 2013 dengan peminatan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), dan peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS), serta lintas minat yang didasarkan pada pertimbangan nilai UN SMP dan hasil test
penempatan; dan 2) Kelas XII yang melaksanakan lanjutan kurikulum 2006 dengan
penjurusan yang terdiri dari 2 program yaitu program Ilmu Pengetahuan Alam, dan
program Ilmu Pengetahuan Sosial.
1. Struktur Kurikulum 2013 Kelas X (sepuluh)
a. Kelas X terdiri atas peminatan MIPA, IPS, dan Lintas Minat yang didasarkan pada
pertimbangan nilai UN SMP dan hasil test penempatan, Pengembangan diri melalui
kegiatan ekstra dan BP/BK, serta Kegiatan Pramuka sebagai ekstra kurikuler wajib
bagi semua peserta didik kelas X. Jumlah mata pelajaran di kelas X 17 mata
pelajaran yang terdiri atas 6 mata pelajaran wajib A, 3 mata pelajaran wajib B, 4
mata pelajaran peminatan untuk kelas X, 2 mata pelajaran untuk kelas XI, dan 4
mata pelajaran lintas minat untuk kelas X dan 2 mata pelajaran lintas minat untuk
kelas XI serta 1 mata pelajaran mulok provinsi .
b. Struktur Kurikulum SMA Bhakti Praja Limpung
1. Kelas X disajikan dalam tabel 1 berikut :

Tabel 1 :
Alokasi Waktu
Mata Pelajaran Kelas X
Smt.1 Smt.2
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4
4. Matematika 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 2 2
8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per
24 24
Minggu
Kelompok C (Peminatan)
10. Matematika 3 3
11. Biologi 3 3
12. Fisika 3 3
13. Kimia 3 3
14. Geografi 3 3
15 Sejarah 3 3
16 Sosiologi 3 3
17 Ekonomi 3 3
Mata Pelajaran Lintas Minat
18 Ekonomi 3 3
19 Sosiologi 3 3
20 Fisika 3 3
21 Kimia 3 3
22 Geografi
Mata Pelajaran Muatan Lokal 2 2
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh per
44 44
Minggu setiiap jurusan

2. Pengembangan diri
Pengembangan diri bukan merupakan suatu pelajaran yang harus diasuh oleh tenaga
pendidik. Pengembangan diri bertujuan memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan
minat setiap peserta didik yang sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh tenaga pendidik atau tenaga
kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan bimbingan konseling
dan/atau ekstrakurikuler. Kegiatan yang dilaksanakan adalah:
- Pramuka, yang menjadi ekstrakurikuler wajib bagi kelas X
- Ekstra Komputer
- Ekstra Seni
- Ekstra Olahraga
- Ekstra Marching Band
- Ekstra Silat Pagar Nusa
Adapun jadwal pelaksanaan sudah diatur dari sekolah.

3. Alokasi waktu
Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit.

4. Minggu efektif
Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) untuk tahun Pelajaran 2018-
2019 adalah 37 minggu efektif.

B. Muatan Kurikulum Satuan Pendidikan


Muatan nasional seperti tercantum dalam Permendikbud nomor 59 tahun 2014
tentang kurikulum SMA. Struktur kurikulum telah disusun berdasarkan peminatan secara
terpisah yaitu kelas X MIPA, X IPS, XI MIPA, XI IPS, XII IPA, XII IPS memuat mapel
umum A, umum B, peminatan dan lintas minat.

Program muatan lokal dasar hukumnya peraturan Gubernur Jawa Tengah No 57


Tahun 2013 tentang penunjukan pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2012
tentang bahasa, sastra, dan aksara jawa. Berdasarkan hasil analisis keunggulan daerah
Kabupaten Batang maka jenis muatan yang dilaksanakana di SMA Bhakti Praja
Limpung seperti terdapat dalam struktur kurikulum pada tabel di atas adalah Bahasa
Jawa.

Strategi pelaksanaan muatan lokal tersebut adalah sebagai berikut:

a. Untuk Bahasa Jawa muatan lokal titipan Provinsi yang harus dilaksanakan di
setiap sekolah di Propinsi Jawa Tengah dengan KI/KD sudah dibuat di provinsi,
khusus untuk kelas X, XI, dan XII menjadi mata pelajaran umum B.

b. Untuk TIK muatan lokal sekolah khusus kelas X menjadi mata pelajaran umum
B.

Jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal yang dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan peserta didik dan karakteristik sekolah. Muatan lokan bahasa jawa telah
dimasukkan dalam struktur kurikulum kelas X, XI, dan XII dengan alokasi waktu 2 jam
pelajaran per minggu untuk semua kelas. SKL, KI, dan KD Kurikulum 2013 Muatan
Lokal Bahasa Jawa (Provinsi Jawa Tengah), Kabupaten atau yang dikembangkan oleh
sekolah (terlampir).

1). Pengaturan Beban Belajar.


Pengaturan beban belajar berdasarkan Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar dan
Menengah di SMA Bhakti Praja Limpung, beban belajar menggunakan sistem Paket.
Khusus untuk kelas X dan XI, paket tersebut adalah sebagai berikut:

a) Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA)


Alokasi Waktu
Mata Pelajaran Kelas X
Smt 1 Smt2
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3
Pendidikan Pancasila dan
2. 2 2
Kewarganegaraan
Alokasi Waktu
Mata Pelajaran Kelas X
Smt 1 Smt2
3. Bahasa Indonesia 4 4
4. Matematika 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 2 2
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan
8. 3 3
Kesehatan
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2
Kelompok C (Peminatan)
10 Matematika 3 3
11 Biologi 3 3
12 Fisika 3 3
13. Kimia 3 3
Kelompok D (Lintas Minat)
Kelas X. MIPA (Sosiologi dan Ekonomi) 6 6
14
Kelas XI. MIPA (Geografi)
Muatan Lokal 2 2
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus
44 44
Ditempuh per Minggu

b) Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)


Alokasi Waktu
Mata Pelajaran Kelas X
Smt1 Smt2
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3
Pendidikan Pancasila dan
2. 2 2
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 4
4. Matematika 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 2 2
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan
8. 3 3
Kesehatan
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2
Alokasi Waktu
Mata Pelajaran Kelas X
Smt1 Smt2
Kelompok C (Peminatan)
10. Geografi 3 3

11. Sejarah 3 3

12. Sosiologi 3 3

13. Ekonomi 3 3
Kelompok D (Lintas Minat)
Kelas X.IPS (Fisika dan Kimia) 6 6
14.
Kelas XI. IPS (Fisika)

Muatan Lokal 2 2
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh
44 44
per Minggu

 Alokasi waktu untuk Penugasan Terstruktur (PT) dan Kegiatan Mandiri (KM)
maksimal 60 % dari waktu kegiatan tatap muka per minggu mata pelajaran yang
bersangkutan.
 Alokasi waktu untuk tatap muka setiap jam pelajaran 45 menit.
 Jumlah jam pelajaran perminggu adalah sebagai berikut:
a) Kelas X : 44 jam pelajaran;
 Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1 tahun pelajaran
menjadi semester 1 (satu) dan semester 2 (dua) dengan waktu pembelajaran
sebagai berikut:
HARI WAKTU BELAJAR
Senin 07.00 – 15.15
Selasa 07.15 – 15.15
Rabu 07.15 – 15.15
Kamis 07.15 – 15.15
Jum’at 07.15 – 11.15

Sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, waktu pembelajaran efektif belajar
sebagai berikut

Bulan Jumlah Minggu Keterangan


Minggu Efektif
Libur Akhir Tahun Pelajaran,

Juli 2018 4 1 pelaksanaan PLSBSB, dan Libur


Agustus 2018 4 4
September 2018 4 3 Penilaian Harian Bersama, jeda PHB dan UTS
Oktober 2018 4 4
November 2018 4 5
Penilaian Akhir Semester,

Desember 2018 5 1 Pengisian LHB dan Libur Akhir


Januari 2019 5 5
Pebruari 2019 4 3
Maret 2019 5 3 Ujian Sekolah Utama
April 2019 4 3 Perkiraan Ujian Nasional Utama
Mei 2019 4 4
Penilaian Kenaikan Kelas,

Juni 2019 4 1 Pengisian LHB dan Libur Akhir


Jumlah 51 37

Pemanfaatan 60 % dari jumlah waktu kegiatan tatap muka pada mata pelajaran
tertentu, untuk penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri (KM), PT dan KM
merupakan kegiatan yang dirancang oleh guru namun tidak dicantumkan dalam jadwal
pelajaran. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah discoveri inkuiri dengan metode
seperti penugasan, observasi lingkungan, proyek, dan problem solving

2). Peminatan
Peminatan diatur dalam Permendikbud Nomor 64 tahun 2014. Kelompok mata
pelajaran peminatan bertujuan 1) untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
mengembangkan minatnya dalam sekelompok mata pelajaran sesuai dengan minat
keilmuannya di perguruan tinggi, dan 2) untuk mengembangkan minatnya terhadap suatu
disiplin ilmu atau keterampilan tertentu.
Pemilihan kelompok peminatan dilakukan sejak peserta didik mendaftar ke SMA
sesuai dengan minat, bakat dan/atau kemampuan akademik peserta didik, didasarkan
pada nilai rapor, nilai UN SMP/MTS, dan rekomendasi guru BK SMP/MTS atau yang
sederajat. Mata pelajaran lintas minat diambil dari luar kelompok peminatan akademiknya,
kecuali untuk kelompok peminatan bahasa dan budaya dapat diambil dari luar dan/atau dari
dalam kelompok peminatan akademiknya pada satuan pendidikan yang sama. Peserta
didik wajib mengambil 4 mata pelajaran peminatan yang tersedia setelah mendapat
rekomendasi dari guru BK. Peserta didik dapat mengambil 2 mata pelajaran dari 4 mata
pelajaran peminatan yang tersedia setelah mendapat rekomendasi dari guru BK.
Program penelusuran bakat, minat, dan prestasi peserta didik kelas X dan XI
berdasarkan nilai UN SMP/MTS, nilai rapor, tes IQ, dan angket peminatan.
Berdasarkan penelusuran SMA Bhakti Praja Limpung membuka peminatan MIPA dan IPS.
Lintas minat untuk kelas X sebanyak 2 mata pelajaran @ 3 jam pelajaran per minggu dan
dipilih dari mapel-mapel pada 2 peminatan lainnya, dan Lintas minat untuk kelas XI
sebanyak 1 mata pelajaran @ 4 jam pelajaran per minggu dan dipilih dari mapel-mapel
pada 1 peminatan lainnya.
Di SMA Bhakti Praja Limpung tidak dilaksanakan Pendalaman Minat tetapi Pilihan
Lintas Minat. Dengan melihat kondisi riil yang ada maka pilihan mata pelajaran Lintas
Minat untuk kelas X peserta di masing-masing peminatan dapat memilih dua mata
pelajaran di peminatan lain dan Kelas XI peserta dimasing masing peminatan dapat
memilih satu mata pelajaran di peminatan lain.
Tabel Kelompok Mata Pelajaran Lintas Minat SMA Bhakti Praja Limpung

No Kelas Lintas Minat Alokasi Waktu


1 X-MIPA Sosiologi
3
Ekonomi
2 X-IPS Fisika
3
Kimia
3 XI-MIPA Geografi 4
4 XI-IPS Fisika 4

3). Bimbingan dan Konseling


Bimbingan dan Konseling diatur dalam Permendikbub Nomor 111 Tahun 2014.
Bimbingan dan Konseling mencakup 4 program layanan dan 4 bidang layanan BK.
Sebagaimana diisyaratkan dalam Pasal 6 ayat 1 yang menyebutkan bahwa:
“Komponen layanan Bimbingan dan Konseling memiliki 4 (empat) program yang
mencakup: 1) layanan dasar; 2) layanan peminatan dan perencanaan
individual; 3) layanan responsif; dan 4) layanan dukungan sistem”.
Melihat keempat komponen layanan yang dimaksud dalam pasal tersebut, di sini
tampak jelas bahwa konsep dan kerangka kerja layanan Bimbingan dan Konseling
yang dikehendaki oleh peraturan ini adalah Pola Bimbingan dan Konseling
Komprehensif, sebagaimana digagas oleh Gysber, dkk dan telah digunakan di berbagai
negara lain.
Komponen layanan BK dituangkan dalam program tahunan dan semester dengan
mempertimbangkan komposisi, proporsi, dan alokasi waktu layanan di dalam dan di
luar kelas. Layanan BK di dalam kelas dengan beban belajar 2 jam per minggu.
Layanan BK di luar kelas, setiap kegiatan disetarakan dengan beban belajar 2 jam per
minggu.

4). Pendidikan Kepramukaan


Pendidikan Kepramukaan diatur dalam Permendikbud Nomor 63 Tahun 2013.
Model pendidikan yang akan dilaksanakan yaitu dengan blok, aktualisasi dan reguler.
a. Sistem Blok

Penyelenggaraan pendidikan kepramukaan melalui ekstrakurikuler pada satuan


pendidikan dengan menerapkan sistem blok adalah bentuk kegiatan pendidikan
kepramukaan yang dilaksanakan pada awal peserta didik masuk di satuan
pendidikan. Sistem blok ini dilakukan dengan alokasi waktu 36 jam pelajaran karena
sifatnya baru pengenalan. Sistem blok ini merupakan “Training Orientasi
Kepramukaan bagi peserta didik” sesuai tingkatan dan usianya.

Sistem penyelenggaraan pendidikan kepramukaan sistem blok dilakukan dengan


menggunakan modul, sehingga setiap pendidik dapat mengajarkan pendidikan
kepramukaan. Pendidik yang menyampaikan materi pada sistem ini, sekurang-
kurangnya telah mengikuti Orientasi Pendidikan Kepramukaan (OPK), dan satuan
pendidikan telah memiliki sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan
kegiatan.

Tujuan pelaksanaan pendidikan kepramukaan melalui ekstrakurikuler sistem


blok adalah:

1) Pengenalan pendidikan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang


kepada seluruh peserta didik pada awal masuk lembaga pendidikan.

2) Meningkatkan kompetensi (sikap dan keterampilan) peserta didik yang sejalan dan
sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui:

- Aplikasi Dwi Satya dan Dwi Darma bagi peserta didik usia Siaga,

- Aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma khususnya Darma ke-1 dan Darma ke-2
bagi peserta didik usia Penggalang dan Penegak.

b. Sistem Aktualisasi

Penyelenggaraan pendidikan kepramukaan melalui ekstrakurikuler pada satuan


pendidikan dengan menerapkan sistem Aktualisasi adalah bentuk kegiatan
pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan dengan mengaktualisasikan kompetensi
dasar mata pelajaran yang relevan dengan metode dan prinsip dasar kepramukaan.
Sistem penyelenggaraan pendidikan kepramukaan sistem Aktualisasi dilakukan
dengan mengaktualisasikan kompetensi dasar mata pelajaran yang relevan. Oleh
karena itu pendidik harus terlebih dahulu melakukan pemetaan terhadap kompetensi
dasar mata pelajaran yang relevan untuk dapat diaktualisasikan dalam kegiatan
pendidikan kepramukaan. Pendidik yang menyampaikan materi pada sistem ini,
sekurang-kurangnya telah mengikuti Orientasi Pendidikan Kepramukaan (OPK), dan
satuan pendidikan telah memiliki sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan
kegiatan. Aktivitas Sistem Aktualisasi : 1) Dilaksanakan setiap satu minggu satu
kali. 2) Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 120 menit. 3) Kegiatan sistem
Aktualisasi merupakan kegiatan Latihan Ekstrakurikuler Pramuka. 4) Pembina
kegiatan dilakukan oleh Guru Kelas /Guru Mata pelajaran selaku Pembina Pramuka
dan/atau Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh Pembantu Pembina
(Instruktur Muda/Instruktur Pramuka)

Tujuan pelaksanaan pendidikan kepramukaan melalui ekstrakurikuler sistem


Aktualisasi adalah: 1) Pengenalan pendidikan kepramukaan yang menyenangkan dan
menantang kepada seluruh peserta didik. 2) Media Aktualisasi kompetensi dasar
mata pelajaran yang relevan dengan metode dan prinsip dasar kepramukaan. 3)
Meningkatkan kompetensi (nilai-nilai dan keterampilan) peserta didik yang sejalan
dan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui
Aplikasi Dwi Saty dan Dwi Darma bagi peserta didik usia Siaga, dan Aplikasi Tri
Satya dan Dasa Darma bagi peserta didik usia Penggalang, dan Penegak

c. Sistem Reguler

Penyelenggaraan pendidikan kepramukaan melalui ekstrakurikuler pada satuan


pendidikan dengan menerapkan sistem reguler adalah bentuk kegiatan pendidikan
kepramukaan yang dilaksanakan pada Gugus depan (Gudep) yang ada di satuan
pendidikan dan merupakan kegiatan pendidikan kepramukaan secara utuh. Oleh
karena itu apabila satuan pendidikan memilih sistem reguler dan belum memiliki
Gudep, maka harus terlebih dahulu menyiapkan sistem pengelolaan pendidikan
kepramukaan melalui Gudep.

Aktivitas Sistem Reguler: 1) Bersifat sukarela sesuai dengan bakat dan minat
peserta didik; 2) Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran; 3)
Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali; 4) Sepenuhnya dikelola oleh Gugus Depan
Pramuka pada satuan atau gugus satuan pendidikan; dan 5) Pembina kegiatan
adalah Guru Kelas/Guru Mata pelajaran selaku Pembina Pramuka dan/atau Pembina
Pramuka serta dapat dibantu oleh Pembantu Pembina (Instruktur Muda/Instruktur
Pramuka) yang telah mengikuti Kursus Mahir Dasar (KMD).

Tujuan pelaksanaan pendidikan kepramukaan melalui ekstrakurikuler sistem


reguler adalah meningkatkan kompetensi (nilai-nilai dan keterampilan) peserta
didik yang sejalan dan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, yang memiliki minat dan ketertarikan sebagai anggota pramuka, melalui:
aplikasi Dwi Satya dan Dwi Darma bagi peserta didik usia Siaga, dan aplikasi Tri
Satya dan Dasa Darma bagi peserta didik usia Penggalang dan Penegak.

5). Kegiatan Ekstrakurikuler


Kegiatan Ekstrakurikuler diatur dalam Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengembangan diri. Pengembangan diri
bukan merupakan suatu pelajaran yang harus diasuh oleh tenaga pendidik.
Pengembangan diri bertujuan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat
setiap peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta didik yangs sesuai dengan kondisi sekolah.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, tenaga
pendidik atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler.

Kegiatan yang dilaksanakan adalah:

No Hari Ekstra Pembina Waktu

1 Senin Komputer Bambang S, Amd.Kom 16.00 – 17.00

2 Selasa Olahraga Rio Ervianda Y, S.Pd 16.00-17.00

3 Rabu Pagar Nusa Ahmad Khumaedi,S.Pd.I 16.00 – 17.00

4 Kamis Marching Band Rio Ervianda Y, S.Pd 16.00 – 17.00

5 Jum’at Pramuka Rachmat Imam M,S.Pd 14.00 – 16.00

Sistem penilaian ekstrakurikuler berdasarkan pada absen kehadiran peserta didik


dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Jika kehadiran 60 % s.d 70 % tatap muka dalam satu semester nilai CUKUP
(C).
b . J i k a kehadiran 71 % s.d 85 % tatap muka dalam satu semester nilai BAIK (B).

c. Jika kehadiran 86 % s.d 100 % tatap muka dalam satu semester nilai AMAT
BAIK (A).

6). Penilaian Hasil Belajar


Kelas X dan XI
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan SMA Bhakti Praja Limpung, mengacu
pada peraturan mentri pendidikan dan kebudayaan No. 53 Tahun 2015 tentang
Penilaian. Kurikulum 2013 menggunakan skala skor penilaian 0 – 100. Di SMA
Bhakti Praja Limpung penilaian meliputi 3 ranah yaitu: Pengetahuan, Ketrampilan dan
Sikap.
Tabel. Konversi Kompetensi Pengetahuan, Ketrampilan dan Sikap

PENGETAHUAN KETRAMPILAN SIKAP


SKOR CAPAIAN

RATA-RATA PREDIKAT OPTIMUM PREDIKAT PREDIKAT


SB
(SANGAT
90-100 A 90-100 A BAIK)
80-89 B 80-89 B B (BAIK)
70-79 C 70-79 C C (CUKUP)
< 70 D < 70 D K

Penilaian dilakukan secara menyeluruh, yaitu mencakup semua aspek kompetensi


yang meliputi kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif dan dilakukan oleh
semua guru.
1) Kemampuan kognitif dilaksanakan melalui:
 Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester (UTS) dan Ulangan Akhir
Semester (UAS)
Hasil ulangan (ulangan harian/UTS/UAS) dibagikan kepada peserta didik
untuk ditandatangani oleh orang tua dan dikumpulkan oleh guru mata
pelajaran menjadi portofolio nilai ulangan peserta didik yang akan menjadi
pertimbangan dalam kenaikan, penjurusan dan kelulusan peserta didik.
 Tugas Terstruktur (PT)
 Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT)
 Semua guru diwajibkan memiliki program remedial yang dibuat awal tahun
yang berisi tentang aturan bagi peserta didik yang harus mengikuti remedial.
Setelah melaksanakan remedial (apabila ada) guru membuat laporan yang
beirisi tentang siapa yang diremedial, kapan diremedial dan bentuk
remedialnya.
2) Kemampuan afektif dan psikomotor penilaiannya diintegrasikan ke dalam
penilaian kognitif dan praktik serta penilaiannya diserahkan ke guru masing-
masing serta hasil akhir penilaian disesuaikan dengan dominasi ranah.
3) Penilaian Kelompok Mata Pelajaran
Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian,
kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, dan
kelompok mata pelajaran estetika selain oleh guru mata pelajaran masing-masing,
juga dipertimbangkan dan dimusyawarahkan dengan semua guru yang
dilaksanakan melalui rapat guru dengan mengacu kepada ketentuan yang berlaku.

7). Ketuntasan belajar


Ketuntasan belajar dituangkan dalam Ketuntasan Belajar, yang indikator
dikembangkan sebagai suatu pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi
dasar. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal di SMA Bhakti Praja Limpung dengan
mempertimbangkan:
a. Karakter mapel

b. Karakter peserta didik

c. Kondisi sekolah

Kriteria Ketuntasan Minimal secara bertahap dan berkelanjutan selalu diusahakan


peningkatannya untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. Ketuntasan minimal
ditentukan oleh masing-masing Guru Mata Pelajaran dengan berpedoman kepada nilai
input atau rata-rata nilai terakhir yang diperoleh peserta didik pada setiap jenjang kelas.
Setiap guru mata pelajaran di SMA Bhakti Praja Limpung meningkatkan kriteria
ketuntasan minimal secara terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.
Ketuntasan Belajar Minimal di SMA Bhakti Praja Limpung diserahkan kepada guru
mata pelajaran dan dilaporkan kepada pihak yang terkait.
a. Kelas X dan XI
Kriteri ketuntasan minimal untuk kelas X di SMA Bhakti Praja Limpung
mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar, daya dukung dan karakteristik
peserta didik dengan memperhatikan nilai pada SKHUN, maka untuk tahun
Pelajaran 2018-2019 diputuskan bahwa KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) untuk
semua mata pelajaran Wajib A, Wajib B, Peminatan, dan Lintas Minat adalah 70%
atau sama dengan 3 (tiga).
1.1.Tabel KKM kelas X
KKM
Mata Pelajaran
Smt 1 Smt 2
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 65 65
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 65 65
3. Bahasa Indonesia 65 65
4. Matematika 65 65
5. Sejarah Indonesia 65 65
6. Bahasa Inggris 65 65
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 65 65
8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 65 65
9. Prakarya dan Kewirausahaan 65 65
Kelompok C (Peminatan)
10. Matematika 65 65
11. Biologi 65 65
12. Fisika 65 65
13. Kimia 65 65
14. Geografi 65 65
15. Sejarah 65 65
16. Sosiologi 65 65
17. Ekonomi 65 65
Lintas Minat
18. Ekonomi Lintas Minat 65 65
19. Sosiologi Lintas Minat 65 65
20. Fisika Lintas Minat 65 65
21. Kimia Lintas Minat 65 65
22. Muatan Lokal 65 65

8). Kenaikan Kelas dan kelulusan.


a. Kenaikan kelas
1) Dilaksanakan pada setiap akhir Tahun Pelajaran.
2) Kehadiran tatap muka pada setiap mata pelajaran minimal 90% diperhitungkan
dari tatap muka tanpa memperhitungkan ketidak hadiran karena sakit atau
alasan tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3) Khusus untuk Kelas X dan XI, peserta didik harus mencapai KBM untuk
Kompetensi Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan sesuai ketentuan penilaian
yang berlaku.
4) Sikap, prilaku, budi pekerti peserta didik antara lain :
- Tidak terlibat narkoba, perkelahian/tawuran dan tidak melawan tenaga
pendidik/tenaga kependidikan secara fisik atau non fisik.
- Tidak terlibat tindak kriminal
5) Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas, apabila yang bersangkutan tidak
mencapai ketuntasan belajar minimal, lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran dan
memiliki kepribadian yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6) Peserta didik dinyatakan tidak naik, apabila:
(1) Memiliki nilai tidak tuntas pada mata pelajaran ciri khas program studi
untuk kelas XI dan X, dan mata pelajaran peminatan untuk kelas X dan XI.
(2) Memiliki nilai tidak tuntas lebih dari (tiga) mata pelajaran yang bukan ciri
khas program studi untuk kelas XI dan X, atau mata pelajaran di peminatan
untuk kelas XI dan X.
Sebagai contoh :
- Program studi Ilmu Alam atau Peminatan Matematika dan Ilmu Alam,
tidak boleh memiliki nilai yang tidak tuntas pada mata pelajaran
Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi
- Program studi Ilmu Sosial atau Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial, tidak boleh
memiliki nilai yang tidak tuntas pada mata pelajaran Sejarah, Geografi,
Ekonomi, dan Sosiologi.
- Maksimal memiliki 3 nilai yang belum tuntas pada mata pelajaran yang
bukan khas jurusan.
(1) Nilai kompetensi sikap kurang dari B
(2) Kumulatif A (alpha) lebih dari 7 dalam satu tahun pelajaran.

b. Kelulusan
Untuk tahun Pelajaran 2018-2019, kelas XII masih menggunakan kurikulum 2006,
maka sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 72 ayat (1),
peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan setelah :
1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran yaitu memiliki nilai Laporan
Hasil Belajar Peserta Didik (LHBPD) dari mulai semester 1 kelas X sampai
dengan semester 6 kelas XII.
2) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika,
dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. Kriteria nilai
baik yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia:
80 - 100 = Sangat Baik (SB)
70 - 79 = Baik (B)
60 - 69 = Cukup (C)
< 60 = Kurang (D)
Dengan indikator penilaian/pengamatan:
(3) Kerajinan melaksanakan ibadah ;
(4) Kerajinan mengikuti kegiatan keagamaan ;
(5) Jujur dalam perkataan dan perbuatan ;
(6) Mematuhi aturan sekolah ;
(7) Hormat terhadap pendidik ;
(8) Ketertiban ketika mengikuti pelajaran di kelas atau di tempat lain
b) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian:
80 - 100 = Sangat Baik (SB)
70 - 79 = Baik (B)
60 - 69 = Cukup (C)
< 60 = Kurang (D)
Dengan indikator penilaian/pengamatan:
(1) Menunjukkan kemauan belajar ;
(2) Ulet tidak mudah menyerah ;
(3) Mematuhi aturan sosial ;
(4) Tidak mudah dipengaruhi hal yang negatif ;
(5) Berani bertanya dan menyampaikan pendapat ;
(6) Kerjasama dengan teman dalam hal yang positif ;
(7) Mengikuti kegiatan ekstra kurikuler satuan pendidikan.
c) Kelompok mata pelajaran estetika:
80 - 100 = Sangat Baik (SB)
70 - 79 = Baik (B)
60 - 69 = Cukup (C)
< 60 = Kurang (D)
Dengan indikator penilaian/pengamatan:
(1) Apreasiasi Seni :
(a) Seni Suara
(b) Seni Lukis
(c) Seni Rupa
(2) Kreasi Seni :
(a) Seni Suara
(b) Seni Lukis
(c) Seni Rupa
d) Kelompok mata pelajaran Jasmani, Olahraga dan Kesehatan:
80 - 100 = Sangat Baik (SB)
70 - 79 = Baik (B)
60 - 69 = Cukup (C)
< 60 = Kurang (D)
Dengan indikator penilaian/pengamatan:
(1) Aktifitas dalam kegiatan Olah raga di satuan pendidikan ;
(2) Kebiasaan hidup sehat dan bersih
(3) Tidak merokok
(4) Tidak menggunakan Narkoba
(5) Disiplin waktu
(6) Keterampilan melakukan gerak olah raga
3) Lulus Ujian Sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Apabila Nilai Ujian Sekolah (US) paling rendah sama dengan KKM
semester 6 (enam) untuk masing-masing mata pelajaran;
b) Rata-rata Nilai Sekolah (NS) untuk semua mata pelajaran yang diujikan
paling rendah sama dengan rata-rata KKM semester 3 sampai dengan 6.
4) Lulus UJIAN NASIONAL.
5) Target kelulusan untuk tahun Pelajaran 2018-2019 adalah 100%
6) Untuk mencapai kelulusan 100%, maka sekolah menyusun program-program
baik akademik dan non akademik yang terangkum dalam program
pengembangan diri dan ektrakurikuler, progran pendidikan karakter bangsa,
dan program peningkatan penampilan, pelayanan dan prestasi sekolah.

9). Pendidikan Kecakapan Hidup


a. Prinsip Umum Implementasi Kecakapan Hidup
Implementasi Pendidikan kecakapan hidup dalam proses pembelajaran dapat
dilakukan secara integral. Hal tersebut dapat dilakkukan karena pembekalan
kecakapan hidup merupakan pesan Pendidikan atau “hidden curriculum” yang
keberhasilannya sangat tergantung pada cara penyampaian bukan pada materi
pesannya.
Untuk seluruh peserta didik, secara Umum prinsip implemetasi konsep kecakapan
hidup mencakup tiga domain, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan praktis
dengan fokus;
1) Menekankan pada pola pembelajaran yang mengarahkan kepada prinsip
learning to think, learning to do, learning to be, learning to live together
2) Menggunakan pendekatan pembelajaran yang fleksibel (flexible learning), dan
pembelajaran yang menyenangkan (enjoy learning).
3) Pola pendekatan diarahkan kepada proses pembiasan,
4) Perancanangan pembelajaran mengacu pada keterpaduan penguasaan personal
skill, social skill, academic skill, dan vocasional skill.
5) Perancangan strategi pembelajaran diarahkan pada prinsip cara belajar peserta
didik aktif yaitu peserta didik sebagai subyek bukan obyek.
6) Menerapkan penggunaan multi metode dalam pembelajaran.
7) Peran Guru lebih sebagai perancang dan fasilitator untuk terjadi proses belajar,
bukan pada terjadinya proses mengajar.
b. Model Pembelajaran Kecakapan Hidup dalam Proses Pembelajaran.
Model pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi kecakapan hidup yang
dimiliki peserta didik yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dirancang melalui penggunaan variasi metode mengajar, antara
lain:
1) Metode kerja kelompok dapat digunakan untuk melatih dan meningkatkan
kemampuan bersosialisasi dan berinteraksi antar sesamapeserta didik,
menghargai kelebihan dan kekurangan masing-masing anggota tim,
kemampuan bekerja dalam tim, dan lain-lain.
2) Metode kasus dapat digunakan untuk menganalisis dan memecahkan persoalan
yang terjadi di lingkungan peserta didik. Pemilihan kasus dapat diserahkan
kepada peserta didik agar peserta didik lebih peka untuk mengidentifikasi dan
menganalisa permasalahan yang terjadi.
3) Metode Eksperimen dapat digunakan untuk melatih kemampuan peserta didik
dalam menganalisis sesuatu, menghubungkan sebab akibat, mencari jalan
keluar dari permasalahan yang ada, berfikir berdasarkan fakta yang ada dan
didukung dengan landasan teori yang telah ditanamkam atau diberikan melalui
ceramah/tanya jawab. Peserta didik diberi keleluasaan untuk melakukan
percobaan yang berbeda antar yang satu dengan yang lainnya. Melaui kegiatan
ini diharapkan kecakapan akademik dan berfikir peserta didik terlatih dan
berkembang sesuai potensi peserta didik.
4) Pemberian tugas dalam bentuk laporan disertai dengan presentasi didepan
kelas.
Metode ini digunakan untuk mengasah kemampuan peserta didik dalam
menuangkan pokok-pokok pikiran atau ide-ide yang berbentuk tulisan
sekaligus mengkomunikasikan secara lisan. Dari kegiatan ini,peserta didik
berlatih bagaimana berkomunikasi lisan dan tulisan, mengeluarkan ide-ide atau
gagasan, mendengarkan dan menghargai perbedaan pendapat dari orang lain,
mengelola emosi, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan dirinya dan orang
lain.
5) Debat grup, dapat digunakan untuk melatih kemampuan berkomunikasi,
mengeluarkan pendapat, menghargai pendapat orang, tidak memaksakan
kehendak pribadi, tidak emosional dalam diskusi, dan menghargai adanya
perbedaan sudut pandang.
6) Pelaksanaa penyusunan karya tulis untuk kelas XII yang diharapkan menjadi
bekal bagi peserta didik untuk melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi
(PT).
10. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global, serta Pendidikan Karakter

SMA Bhakti Praja Limpung mengintegrasikan PBKL dalam mata pelajaran


yang relevan dengan terlebih dahulu menganalisis potensi keunggulan lokal dan
kesiapan sekolah. Integrasi PBKL dilakukan pada mata pelajaran Seni Budaya, dan
dengan kelas khusus Seni-Budaya.
Untuk Pendidikan karakter bangsa di SMA Bhakti Praja Limpung diintegrasikan pada
semua mata pelajaran dengan nilai-nilai karakter yang relevan dengan masing-masing
mata pelajaran tersebut, serta menerapkan keteladan yang dipraktekkan dalam
kehidupan sehari-hari di sekolah.
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran


peserta didik selama satu tahun efektif, efektif fakultatif dan hari libur. Kalender
pendidikan disusun dan disesuikan setiap tahun oleh sekolah untuk mengatur waktu
kegiatan pembelajaran. Pengaturan waktu belajar mengacu kepada Standar Isi dan
disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik
dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah. Pengaturan waktu
untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran adalah sebagi
berikut:

1. Permulaan Tahun Pelajaran


Untuk kelas X hari-hari pertama masuk sekolah berlangsung selama 3 (Tiga) hari untuk
melaksanakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru (MPLS), yaitu
mulai tanggal 16 sampai dengan 18 Juli 2018.
Sedangkan permulaan tahun pembelajaran efektif untuk semua kelas dimulai pada hari
Senin tanggal 16 Juli 2018.

2. Waktu Belajar Efektif


Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1 tahun pelajaran menjadi semester
1 (satu) dan semester 2 (dua) dengan waktu pembelajaran sebagai berikut:

HARI WAKTU BELAJAR


Senin 07.00 – 15.15
Selasa 07.00 – 15.15
Rabu 07.00 – 15.15
Kamis 07.00 – 15.15
Jum’at 07.00 – 11.15

Sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, waktu pembelajaran efektif belajar sebagai
berikut:

Jumlah Minggu
Bulan Keterangan
Minggu Efektif
Libur Akhir Tahun
Pelajaran, pelaksanaan
Juli 2018 4 2
MPLS, Ramadhan,
dan Libur Idul Fitri
Agustus 2018 5 5
Penilaian Tengah Semester /
September 2018 4 4
Mid Semester
Oktober 2018 5 5
19
Ulangan Akhir Semester,
November 2018 4 4 Pengisian LHB dan
Libur Akhir Semester
Desember 2018 4 0 Libur Akhir Semester
Hari pertama masuk
Januari 2019 5 4
semester 2
Pebruari 2019 4 4
Penilaian Tengah
Semester / Mid
Maret 2019 4 3 Semester / Semester
Genap / Perkiraan
USBN
April 2019 4 3 Perkiraan Ujian Nasional
Perkiraan Libur awal
Mei 2019 5 5
puasa
Perkiraan Akhir Tahun
(PAT) Ulangan
Juni 2019 4 0 Kenaikan Kelas
(UKK) dan Libur
Akhir Semester
Jumlah 52 37

3. Libur Sekolah
Hari libur sekolah adalah hari yang ditetapkan oleh sekolah, pemerintah pusat, provinsi,
dan kabupaten untuk tidak diadakan proses pembelajaran di sekolah.
Penentuan hari libur memperhatikan ketentuan berikut ini.:
1. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan/atau Menteri Agama dalam hal
yang terkait dengan hari raya keagamaan.
2. Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten dalam hal penentuan hari libur
umum/nasional atau penetapan hari libur serentak untuk setiap jenjang dan jenis
Pendidikan.
Hari libur yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah:
· Libur Semester 1: 17 - 31 Desember 2018
· Libur Semester 2: 3 Juni 2018– 12 Juni 2019
Hari libur yang ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Pusat antara lain:
· Tahun Baru
· Idul Fitri dan Cuti Bersama
· Idul Adha
· Tahun Baru Imlek
· Tahun Baru Hijriah
· Hari Raya Nyepi

41
· Maulid Nabi Muhammad saw.
· Tahun Baru Imlek
· Wafat Isa Al masih
· Hari Raya Waisak
· Kenaikan Isa Al Masih
· Hari Kemerdekaan RI
· Isra Mi’raj Nabi Muhammad saw.
· Hari Raya Natal

4. Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan sekolah tahun Pelajaran 2018-2019 adalah sebagaimana tertera pada
tabel berikut ini.
RENCANA KEGIATAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2018-2019

NO JENIS KEGIATAN PELAKSANAAN KET.


1. Penerimaan Peserta didik Baru 2 Juni – 12 Juli 2018
2. Daftar Ulang Peserta Didik Baru 13 - 14 Juli 2018
3. Pembuatan jadwal pembelajaran 05 – 16 Juli 2018
4. Pembagian Kelas X, XI, XII 16 Juli 2018
5. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah
16 – 18 Juli 2018
(MPLS)
6. Rapat Pleno Komite (OT Peserta didik
2 Juli 2018
baru)
7. Rapat Persiapan KBM Semester I 2 Juli 2018
8. Hari pertama tahun Pelajaran 2018-2019 16 Juli 2018
9. Milad SMA Bhakti Praja Limpung 18 Juli 2018
10. Menyusun program penilaian, remedial,
Minggu ke 2 Juli 2018
dan pengayaan
11. Rapat Koordinasi TU Setiap hari Senin 1X1
Minggu Ketiga Bulan
12. Rapat Kordinasi Wali Peserta Didik Setiap hari Senin 1X1
Minggu Kedua Bulan
13. Rapat Kordinasi Pembina OSIS Setiap hari Senin 1X1
Minggu Pertama Bulan
14. Rapat Koordinasi Staf & wakil Setiap hari Senin 1X1
Minggu Keempat Bulan
15. Peringatan Kemerdekaan RI 17 Agustus 2018 Upacara
16. Remedial/Pengayaan Setiap hari efektif Di luar
belajar jam PBM
17. Pesantren Kilat Mei 2018
42
NO JENIS KEGIATAN PELAKSANAAN KET.
18. Libur Idul Fitri Juli 2018
19. Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa
Juli 2018
(LDKS)
20. UTS / PTS dan Pemilihan Ketua OSIS &
September 2018
PK IPNU-IPPNU Periode 2017/2018
28 November – 8
21. Kegiatan Semester Gasal
Desember 2018
22. Pembagian LHBPD / Rapot 15 Desember 2018
23. Libur Semester 1 17 – 31 Desember 2018
24. Hari pertama semester 2 02 Januari 2019
Rapat Pembentukan Panitia US/UN dan
25. 15 Januari 2019
PPDB 2018/2019
26. Pemantapan Kelas XII Januari – April 2019
27. TO Ujian Sekolah Awal Maret 2019
28. Ujian Praktik Maret 2019
29. Ujian Sekolah Maret 2019
30. TO Ujian Nasional Maret 2019
31. Ujian Nasional April 2019
32. Rapat Kelulusan Mei 2019
33. Pelepasan Peserta Didik kelas XII Mei 2019
Rapat Kenaikan Kelas + Evaluasi Tahun
34. 13 Juni 2019
Pelajaran 2018-2019
35. Pembagian LHBPD / Rapot 9 Juni 2019
36. Libur Semester 2 Juni 201

5. Pengembangan Silabus dan RPP


1. Pengembangan silabus (Kelas X) di SMA Bhakti Praja Limpung tahun Pelajaran 2018-
2019 merupakan pengembangan dan revisi dari silabus tahun yang lalu melalui
penugasan yang diselenggarakan pada bulan Mei 2018.
2. Silabus setiap mata pelajaran disusun berdasarkan kalender Pendidikan satuan
Pendidikan SMA Bhakti Praja Limpung, yakni 18 minggu efektif di semester 1 dan 19
minggu efektif di semester 2.
3. Implementasi pembelajaran untuk setiap mata pelajaran berdasarkan pada struktur
kurikulum yang tersedia di Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006
tentang standar isi (Kelas X) dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (X)

43
4. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran di dalam silabus, disesuaikan
dengan standar kompetensi dasar tiap mata pelajaran berdasarkan alokasi waktu yang
tersedia, berdasarkan struktur kurikulum dan kebutuhan SMA Bhakti Praja Limpung .
5. Cara Pengembangan Silabus (X)
SMA Bhakti Praja Limpung memfasilitasi para guru dalam mengembangkan silabus
melalui:
a. In house Training, bersama pengawas sekolah dan Pejabat Dinas Pendidikan
Kabupaten Batang;
b. Memberdayakan kelompok guru mata pelajaran (MGMP);
c. Mendatangkan Naras Sumber dari luar;
d. Penugasan penyusunan ditindak lanjuti dengan pembahasan dalam kelompok
maupun pleno;
e. Pengesahan oleh Kepala Sekolah;
f. Validasi ke Dinas Pendidikan Kabupaten dan Dinas Pendidikan Provinsi.
6. Langkah-langkah Pengembangan Silabus (X)
a. Mengitegrasikan nilai-nilai karakter bangsa terhadap:
1) Karakteristik Mata pelajaran;
2) Tujuan Mata Pelajaran;
3) Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
4) Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
5) Silabus setiap mata pelajaran.
b. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang dalam rangka pencapaian kompetensi dasar,
harus memberi pengalaman belajar kepada peserta didik yang melibatkan proses
mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru,
lingkungan dan umber belajar. Pengalaman belajar yang diberikan dapat melalui
pendekatan pembelajaran bervariasi, dan berpusat pada peserta didik, serta memuat
kecakapan hidup yang perlu dilatihkan pada peserta didik serta nilai-nilai karakter
bangsa. Untuk kelas X, proses pembelajaran dirancang dengan menggunakan
pendekatan saintifik dengan mencakup domain sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, serta materi pelajaran yang faktual, konseptual, dan prosedural.

c. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi


Perumusan indikator pencapaian kompetensi mengacu kepada hasil analisis materi
dan potensi peserta didik agar dicapai perubahan perilaku dan dapat diukur
mencakup sikap, pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai karakter bangsa.
44
d. Jenis Penilaian
Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis
maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa
tugas, proyek dan/atau produk dan penilaian diri. Untuk kelas X, pendidik dituntut
untuk melaksanakan penilaian autentik yang berarti penilaian asli dari awal,
sepanjang proses pembelajaran, dan nilai hasil belajar yang mencakup domain
sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan karakteristik Kompetensi
Dasar yang diajarkan.
Sistem penilaian berbentuk penilaian berkelanjutan, artinya semua indikator
ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan, ketercapaian kompetensi
yang telah dicapai dan yang belum tercapai. Untuk kompetensi yang belum tecapai
diadakan remedial baik individu maupun kelompok yang dilaksanakan sebelum
melanjutkan ke materi/SK/KD berikutnya.
e. Pengembangan Silabus dan RPP Berkelanjutan
1) Melakukan evaluasi dan revisi terhadap kurikulum sekolah minimal setiap
akhir semester;
2) Mengadakan IHT tentang Kurikulum 2013, pendalaman silabus dan
penyusunan RPP
3) Mengikut sertakan tenaga pendidik SMA Bhakti Praja Limpung dalam berbagai
pelatihan, baik di sekolah, tingkat Kabupaten, Provinsi, maupun tingkat
nasional.

45
BAB V
PE N UTU P

Demikianlah revisi dan pengembangan Kurikulum SMA Bhakti Praja


Limpung Tahun Pelajaran 2018-2019 telah selesai Kami laksanakan, dengan harapan
segala upaya yang telah kami rancang ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan,
khususnya di SMA Bhakti Praja Limpung dan di Indonesia pada umumnya.
Pendidikan sebagai aset bangsa sudah selayaknya mendapat perhatian dan
diutamakan oleh semua pihak sebab investasi di bidang ilmu pengetahuan akan
membawa kemajuan bangsa di masa yang akan datang.
Semoga dengan diselenggarakannya otonomi pendidikan dan otonomi
sekolah dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik untuk pencerahan anak
bangsa.
Kepada semua pihak yang telah membantu selesainya Kurikulum SMA
Bhakti Praja Limpung ini, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan
kami berdo’a semoga Allah swt. membalas amal baik Bapak/Ibu/Sdr. dengan pahala
yang berlipat ganda.
Akhirnya kepada Allah jualah kita semua bertawakal, semoga apapun yang
kita lakukan senantiasa mendapatkan ridlo-Nya. Amin.

Kepala
SMA Bhakti Praja Limpung

Sunarni, S.Pd

19

Anda mungkin juga menyukai