Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

NAMA : ARIANTO

NIM : 441 416 009

JUDUL PERCOBAAN : ISOLASI KAFEIN DARI THE (Isolasi Alkaloid dengan Efek
Salting-Out)
PRODI/KELAS : Pendidikan Kimia/A

KELOMPOK : V (Lima)

REKAN KERJA :
1. SITI INDASARI ANTULA
2. RINRIYANTI

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2018
A. Judul
Isolasi Kafein Dari Teh (Isolasi Alkaloid dengan Efek Salting-Out)
B. Tujuan Percobaan
Mahasiswa diharapkan dapat mengisolasi alkaloid kafein dari teh dengan
prinsip salting – out
C. Dasar Teori
Teh merupakan salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia
yang dibuat dari tanaman Camellia sinensis. Teh memiliki manfaat diantaranya dalam
pencegahan dan pengobatan penyakit karena bersifat antibakteri dan antioksidan. Selain
manfaat teh, terdapat pula za dalam teh yang berakibat kurang baik untuk tubuh. Zat
tersebut adalah kafein. Meskipun kafein aman dikonsumsi, zat tersebut dapat
menimbulkan reaksi yang tidak dikehendaki jika dikonsumsi secara berlebihan seperti
insomnia, gelisah, delirium, takikardia, ekstrasistole, pernapasan meningkat, tremor otot
dan diuresis. Semakin lama teh direndam maka kafein dalam teh akan semakin terekstrak
dan terjadi oksidasi. Untuk mendapatkan teh yang lebih pekat dilakukan dengan
menambahkan daun teh, bukan dengan memperpanjang waktu penyeduhan . Ketika
proses penyeduhan teh maka terjadi proses ekstraksi yaitu kegiatan penarikan kandungan
kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang larut dengan pelarut cair (Putri
Dianita Devi,2015 : 2337-3520).

Menurut Soepomo (1998) teh merupakan yang paling sering kita konsumsi
sehari-hari. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam teh adalah kafein. Kafein
merupakan zat penikmat yang terdapat di dalam tumbuha-tumbuhan baik itu terdapat
dalam biji-bijian maupun daun. Kafein juga berbahaya bagi tubuh manusia apabila di
konsumsi berlebih karena dapat mengakibatkan keracunan, gelisah, sensitif, dan tremor.
Kafein merupakan zat racun.

Teh kemasan merupakan salah satu produk minuman yang digemari


masyarakat. Jumlah kafein dalam produk minuman teh bervariasi tergantung kepada cara
pengeringan, tipe produk dan cara penyajiannya. Tiap orang rata–rata meminum teh tiap
hari tidak kurang dari 120 ml. Selain sebagai minuman yang menyegarkan, teh telah
lama diyakini memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh. Diantaranya, mampu mencegah
dan menyembuhkan beberapa penyakit, mulai dari kanker, jantung koroner, diabetes,
mengurangi stress, mempertahankan berat tubuh ideal, menurunkan tekanan darah,
pelembut kulit dan lain-lain. Sedangkan konsumsi kafein yang berlebihan dapat
menimbulkan beberapa dapat menyebabkan gugup, gelisah, tremor, insomnia,
hiperestesia, mual, dan kejang. Kafein merupakan alkaloid dari golongan metilxantin
yang diketahui memiliki aktivitas farmakologi yakni menstimulasi sistem saraf pusat.
Kafein terdistribusi setidaknya pada 63 jenis tumbuhan yang ada di alam baik pada
bagian daun, biji dan buah. Sumber utama kafein adalah kopi, kola dan teh (Verawati,
2014 : 43-45).
Sifat menyegarkan seduhan teh berasal dari senyawa alkaloid yang
dikandungnya, dengan kisaran 3-4% dari berat kering daun. Alkaloid utama dalam daun
teh adalah senyawa kafein, theobromin dan theofolin. Senyawa kafein dipandang sebagai
bahan yang menentukan kualitas teh. Selama pengolahan teh, kafein tidak mengalami
penguraian, tetapi kafein akan bereaksi dengan katekin memebentuk senyawa yang
menentukan nilai kesegaran (briskness) dari seduhan teh (Towaha Juniaty, 2013 : 1-5).
Menurut Martono Budi(2015 : 69-76) kafein terdapat pada biji, daun, dan buah
lebih dari 60 spesies tanaman di dunia, di antaranya Coffea sp.(kopi), Camellia sinensis
(teh), dan Theobroma cacao (kakao). Kandungan kafeindalam teh relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan kopi. Senyawa yang tergolong purinalkaloid tersebut bersifat basa
sangat lemah dalamlarutan air atau alkohol dan tidak berbentuk garam yangstabil. Kafein
dapat berwujud serbuk berwarna putihatau berbentuk jarum putih mengkilat, tidak
berbau,dan rasanya pahit. Kafein larut dalam air (1:50), alkohol(1:75), atau kloroform
(1:6) tetapi kurang larut dalameter. Kelarutan naik dalam air panas (1:6 pada 80 °C)atau
alkohol panas (1:25 pada 60 °C). Genotipe dengan kandungan kafein rendah sangat
diperlukan dalam program pemuliaan teh. Seleksi genotipe teh dengan kadar kafein
rendah telah dilakukan di Jepang dengan ditemukannya sembilan genotipe.
Kafein adalah sejenis senyawa alkaloid yang termasuk golongan metilxanthine
(1,3,7-trimethylxantine). Kristal kafein dalam air berupa jarum-jarum bercahaya. Bila
tidak mengandung air, kafein meleleh pada suhu 234 oC-239 oC dan menyublim pada
suhu yang lebih rendah. Kafein mudah larut dalam air panas dan kloroform, tetapi serikit
larut dalam air dingin dan alkohol. Kafein bersifat basa lemah dan hanya dapat
membentuk garam dengan basa kuat Struktur kafein terbangun dari system cincin purin,
yang secara biologis penting dan diantaranya banyak ditemukan dalam asam nukleat
( Tjay.2002 ).
Tanaman teh dapat tumbuh subur dengan baik pada ketinggian 250-1.200 m
dpl, curah hujan minimal 60 mm/bulan, cepat mendapat sinar matahari, karena jika sinar
matahari kurang maka pertumbuhan tanaman teh akan lambat, tidak boleh dilalui angin
kering, dan keadaan tanah subur (ArtantiAnif Nur, 2016 : 37-44).
Komposisi senyawa kimia yang terkandung dalam teh sangat kompleks, terdiri
atas polifenol (katekin dan turunannya), senyawa-senyawa ksantin (kafein, teofilin, dan
teobromin), asam amino, karbohidrat, protein, klorofil, senyawa-senyawa volatil, fluor,
mineral, dan senyawa-senyawa kelumit. Turunan polifenol terdapat dalam jumlah yang
paling banyak dan memiliki potensi aktivitas antioksidan, baik in vitro maupun in vivo
(Artanti Anif Nur, 2016 : 37-44)
D. Alat Dan Bahan
1. Alat

No Nama Alat Kategori Gambar Fungsi


Wadah untuk melarutkan
1. Gelas Kimia I zat padat

Untuk memisahkan larutan

2. Corong Pisah I yang tidak bercampur

3. Gelas Ukur I Mengukur larutan

Sebagai wadah untuk


4. Erlenmeyer I
titrasi

5. Statif dan Klem I Sebagai penyangga buret

Untuk mengambil larutan


6. Pipet Tetes I
dalam jumlah sedikit

Untuk melakukan proses


7. Corong pisah I
ektraksi cair-cair

Alat untuk meyaring


8. Corong Biasa I
larutan

2. Bahan

No Nama Bahan Kategori Sifat Fisik Sifat Kimia


1 Teh Celup Umum - Karbohidrat/protein - Sumber alami kafein
- Autroksida dengan kadar
mendekantasi 0%
lemak
2 NaCl Umum - Rapuh (Mudah Hancur) - Bisa didapat dari reaksi
-Asin (garam dapur)
NaOH dan HCl sehingga
-Larut dalam air
-Tidak bisa melewati pHnya netral
- Ikatan Ionik kuat (Na+) +
selaput semipermeable
- Berat Molekul 58,33 (Cl-) selisih
g/mol elektronegatifnya lebih dari
- Warna putih
2
- Titik didih 1413°C
- Larutannya merupakan
(2575,4 °F)
elektrolit kuat karena
terionisasi pada air
- Larut dalam gliserol dan
ammonia
- Tidak larut dalam asam
klorida
3 Ca(OH)2 Khusus - Berbentuk bubuk putih - Dapat dihasilkan melalui
halus reaksi kalsium oksida (CaO)
- Kristal tak berwarna
dengan air
- Berat Molekul 74,09
gr/mol - Dapat juga dihasilkan
- Bersifat basa dan rasa
melalui pencampuran larutan
agak pahit
klasium klorida (CaCl2)
dengan natrium hidroksida
(NaOH)

- Larut dalam gliserin dan


sirup

- Sukar larut dalam air


mendidih

- Tidak larut dalam etanol

4 2-Propanol Khusus - Massa Relatif 60,1 g/mol - Dapat bereaksi dengan


- Cairan tak berwarna
logam aktif
- Densitas 0,8034 g/mL
- Dapat bercampur dengan air
- Titik lebur -126,5°C, 147
dan hampir semua pelarut
K, -196°F organik lainnya.
- Titik didih 97,1°C, 370
K, 207°F
- Berat molekul 60,10
gr/mol
5 Aquadest Umum - Cairan bening - Rumus molekul H2O
- Tidak berasa - Pelarut universal
- Tidak berbau dan tidak
beracun

* Sumber : Widhy Purwanti. 2009. Alat Dan Bahan Kimia Dalam Laboratorium Ipa
http://staffnew.uny.ac.id/upload/198307302008122004/pengabdian/plthn-
penggunaan-alat-lab.pdf

E. Prosedur Kerja
1. Menuangkan 200 mL air mendidih ke dalam gelas kimia yang mengandung 10-12
kantong teh celup
2. Menutup dan membiarkan selama 10 menit
3. Mengangkat dan menekan-nekan kantung teh untuk memaksimalkan
penghilangan pelarut
4. Mengulangi proses ekstraksi dua kali, masing-masing menggunakan 50 mL air
mendidih
5. Menggabungkan lapiran air
6. Mendinginkan dan menambahkan natrium klorida (26 g setiap 100 mL ekstrak
teh) dan kalsium hidroksida (1g)
7. Menyaring larutan ini menggunakan kertas saring kasar dan corong buchner
8. Memindahkan filtrat ke corong pisah dan ekstrakn tiga kali dengan 1-propanol
masing-masing sebanyak 45, 35 dan 35 mL
9. Menggabungkan ekstrak 1-propanol dan menguapkan pelarut (komposisi pelarut
terdiri dari -80% 1-propanol dan -20% air) dengan rotatory evaporator
10. Membilas residu evaporasi (mengandung natrium klorida) dengan 2 x 10 mL
aseton untuk mengekstrak kafein
11. Menyaring ekstrak aseton dan dengan hati-hati mendidihkan aseton
12. Kafein kasar yang diperoleh dapat dimurnikan melalui siblimasi

Diagram Alir
 Ekstraksi kafein dari teh

10 Kantong Teh Celup


- Memasukkan kedalam gelas kimia yang berisi air panas 200
mL
- Menutup gelas kimia dan membiarkan selama 10 menit
- Mengangkat dan menekan kantung teh
- Mengulangi ekstraksi sebanyak 2 kali dengan menambahkan
50 mL air mendidih

ekstrak 1 ekstrak 2

- Menggabungkan ekstrak teh 1 dan ekstrak teh 2


- Mendinginkan selama beberapa menit
- Menambahkan natrium klorida 26 gram
- Menambahkan kalsium hidroksida 1gram
- Menyaring larutan dengan menggunakan kertas saring kasar
Filtrat Residu

- Memasukkan kedalam corong pisah


- Mengekstrak 2 kali dengan 2-propanol masing-masing
sebanyak 45, 35 mL
- Menggabungkan ekstrak 2-propanol
- Menguapkan pelarut diatas penangas air

Residu

 Sublimasi

Kafein kasar

- Memasukan dalam cawan porselin


- Menutup cawan dengan corong biasa yang di dalamnya terdapat
kertas saring
- Memanaskan dengan menggunakan pembakar bunsen
- Menimbang kristal kafein yang dihasilkan

Berat kristal kafein =


0,1057 gram

 Uji titik leleh

Kafein kasar
Memasukan dalam pipa kapiler

mengikat pipa kapiler pada ujung termometer

Memasukan dalam minyak kelapa

Memanaskan minyak kelapa untuk penentuan titik leleh

Mencatat suhu titik leleh kafein

Suhu = 235oC

F. Hasil Pengamatan

No. Perlakuan Hasil Pengamatan


A. Ekstraksi kafein dari Teh
1. Menuangkan 200 mL air mendidih Ekstrak Teh berwarna coklat
ke dalam gelas kimia yang berisi 10
kantong teh celup
2. Mengangkat dan menekan-nekan Estrak teh berwarna coklat
kantong teh celup dan mengulangi
ekstraksi dengan menambahkan 50
mL air mendidih
3. Menggabungkan ke dua ekstrak teh Terdapat gabungan ekstrak teh berwarna
dalam satu erlenmeyer coklat dalam labu erlenmeyer

4. Menambahkan NaCl sebanyak 26 Larutan berubah menjadi warna coklat


gram dan kalsium hidroksida 1 gram susu
ke dalam ekstrak teh
5. Menyaring larutan dengan Filtrat yang dihasilkan berwarna coklat
menggunakan kertas saring
6. Memindahkan filtrat ke dalam Terbentuk 2 lapisan
corong pisah dengan  Lapisan atas pelarut 2-propanol
menambahkana berturut-turut 45  Lapisan bawah ekstrak kafein

mL dan 35 mL 2-propanol
7. Menggabungkan ekstrak hasil Menggabungkan hasil ekstraksi dalam satu
ekstraksi dalam satu erlenmeyer dan erlenmeyer dan menguapkan diatas
menguapkan di atas penangas air penangas air

8. Membilas residu dengan 20 mL Residu dan aseton tidak saling campur


aseton

9. Menyaring campuran larutan dengan Filtrat yang dihasilkan berwarna


menggunakan kertas saring kekuningan

10. Mendidihkan filtrat aseton dengan Aseton mulai menguap dan yang terseisa
hati-hati tinggal kafein kasar berwarna kekuningan

B. Sublimasi kafein kasar


1. Memasukan kafein kasar dalam Terdapat kafein kasar dalam cawan
cawan porselen dan menutup porselin
dengan corong biasa yang terdapat
kertas saring didalamnya

2. Memanaskan dengan menggunakan Perlahan mulai terbentuk kristal putih pada


pembakar bunsen kertas saring dan bagian pinggir corong

3. Menimbang kertas saring + kafein Berat = 0,8165 gram


4. Kristal kafein yang dihasilkan Berat kristal kafein = (berat kartas saring +
kafein) – (berat kertas saring kosong)
= 0,8028 gram – 0,6971 gram
= 0,1057 gram
C. Uji titik leleh
1. Memasukan kristal kafein dalam Terdapat kristal kafein berwarna putih
pipa kapiler dalam pipa kapiler
2. Memanaskan dalam minyak kelapa Kafein kasar melelh pada
dengan menggunakan termometer suhu 234oC
suhu 235oC
suhu 236oC
G. Perhitungan

Dik : Bobot sampel = 24,83 gram

Bobot kafein kasar = 0,1057 gram

Dit : Rendemen = ?

Penyelesaian :

Berat Kafein Kasar 0,1057


Rendemen = x 100 = x 100 =0,4257 %
Bobot Sampel 24,83

H. Pembahasan
Teh merupakan minuman yang sangat populer, teh mengandung kafein yang
merangsang kerja pernafasan, hati, dan sistem saraf pusat. Pada percobaan kali ini
sebenarnya kita akan mengekstrak kafein dari teh dengan menggunakan beberapa metode,
yaitu metode ekstraksi dan sublimasi.Prinsip ekstraksi yaitu merupakan pemisahan satu
atau beberapa dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut, sedangkan prinsip
sublimasi diartikan sebagai proses perubahan zat dari fasa padat menjadi uap, kemudian
uap tersebut dikondensasi langsung menjadi padat tanpa melalui fasa cair.Tetapi karena
waktu tidak cukup untuk melakukan semua metode, sehingga hanya menggunakan
metode ekstraksi.
Untuk percobaan pertama yang dilakukan yaitu memanaskan air sebanyak 300 mL
dalam penangas air sampai mendidih.

Gambar 1. Proses pemanasan air


Setelah air tersebut mendidih dimasukan 200 mL aquades kedalam10 kantung teh
celup yang berada dalam gelas kimia. Kemudian membiarkan selama 10 menit, lalu
mengangkat kantung teh dan menekan untuk memaksimalkan pelarut. Sehingga ekstrak
teh yang dihasilkan berubah menjadi merah kehitaman. Dari perlakuan tersebut,
kemudian memasukkan kembali 50 mL air kedalam teh tadi yang berada dalam gelas
kimia air yang sudah di didihkan sebelumnya.
Gambar 2. Perbandingan 10 kantung teh + (200 mL dam 50 mL air)
Kemudian mendinginkan dan menambahkan NaCl sebanyak 26 gram ke dalam
ekstrak teh yang telah di gabungkan (200 mL dan 50 mL air) dan menambahkan juga
Ca(OH)21 gramdan diperoleh larutan berubahmenjadi warna coklat kehijauan.

Gambar 3. Larutan teh + (NaCl 26 gram dan Ca(OH)21 gram)


Fungsi dari penambahan NaCl agar kristal kafein lebih muda terbentuk,
sedangkan untuk fungsi penambahan Ca(OH)2 yaitu agar kafein tidak mudah bercampur
dengan Tanin yang merupakan salah satu kandungn dari teh.
Larutan yang telah ditambahkan dengan NaCl dan Ca(OH) 2 dan kemudian di
saring menggunakan kertas saring dan corong biasa.

Gambar 4. Proses penyaringan


Dari proses penyaringan dihasilkan filtrat yang berwarna merah kehitaman dan
residu berwarna coklat. Filtrat yang dihasilkan dari proses penyaringan di masukan dalam
corong pisah untuk dilakukan ekstaksi sebanyak 2 kali yaitu dengan menggunakan pelarut
2-propanol berturut-turut 45 mL dan 35 mL.

Gambar 5. Terbentuk 2 lapisan


Sehingga dalam corong pisah terbentuk 2 lapisan yang diperoleh larutan berwarna
kuningpada bagian atas (2-propanol) dan berwarna hitam pada bagian bawah
(Filtrat).Kemudian ekstrak yang dihasilkan dari proses ekstraksi sebanyak 2x tersebut
digabungkan dalamerlenmeyer lalu dibagi 2 erlenmeyer untuk diuapkan dengan cara
memanaskan diatas penangas air.

Gambar 6. Proses penguapan


Dalam proses penguapan terdapat endapan berwarna hitam.
Dalam praktikum ini hasil yang didapatkan hanya sampai pada ekstrak kafein dari
teh dengan perlakukannya sampai pada penguapan. Kenapa tidak dilakukan sampai
dengan sublimasi, karena waktu yang digunakan tidak mencukupi untuk melanjutkan
praktikum sampai selesai. Jadi, hanya dibahas sampai pada proses penguapan.
I. Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat di simpulkan bahwa kafein dari teh
dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip salting-out. Dengan dilakukan ekstraksi
kafein dari teh tersebut memiliki beratkristal 0,1057 gr dengan rendemen 0,4257 %.

J. Jawaban Pertanyaan
1. Apa fungsi NaCl ?
Jawab :
Fungsi penambahan NaCl kedalam larutan adalah agar kristal kafein lebih mudah
terbentuk.
2. Apa fungsi Ca(OH)2 ?
Jawab :
Fungsi penambahan Ca(OH)2 agar kafein tidak bercampur dengan tanin yang
merupakan kandungan dari teh.
3. Mengapa untuk mengekstrak kafein menggunakan 1- propanol ?
Jawab :
Karena kafein mudah larut dalam kloroform dan alkohol dalam hal ini 1-propanol.

Daftar Pustaka

Bialangi, N., Mustapa, A., Salimi, Y., Widiantoro A., & Situmeang, B. (2018). Isolation Of
Steroid Compounds From Suruhan (Peperomia pellucida L. Kunth) and Their
Antimalarial Activity. ASIAN JOURNAL OF CHEMISTRY, 30(8), 1751-1754.

Bialangi, N., Mustapa, M. A., Salimi, Y. K., Widiantoro, A., & Situmeang, B. (2016).
Antimalarial activity and phitochemical analysis from Suruhan (Peperomia pellucida)
extract. JURNAL PENDIDIKAN KIMIA, 8(3), 33-37.

Bialangi, N., & Musa, W. (2007). JA, Subarnas, A., Ischak, Netty.,(2008). Studi Kandungan
Kimia dan Aktivitas Biologi Flavinoid dari Daun Tumbuhan Jarak Pagar (Jatropha
Curcas Linn) Asal Gorontalo, 2007-2008.
Djuramang, r. R., retnowati, y., & bialangi, n. (2017). Pengaruh ekstrak buah mengkudu
(morinda citrifolia) terhadap pertumbuhan staphylococcus aureus The Effect of Noni
Fruit Extracts (Morinda Citrifolia) on Staphylococcus aureus growth. GLASSER, 2(2).
Usman, A. D., Lukum, A., & Bialangi, N. (2009). Isolasi dan Karakterisasi Kitosan dari Kulit
Udang Windu (Peneaus monodon) yang Dibudidayakan di Gorontalo. Jurnal Entropi,
5(01).
Idrus, R. B., Bialangi, N., & Alio, L. (2013). Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Alkaloid dari
Biji Tumbuhan Sirsak (Annona muricata Linn). Sainstek, 7(01).
Gafur, M. A., Isa, I., & Bialangi, N. (2013). Isolasi dan identifikasi Senyawa Flavonoid dari
daun Jamblang (Syzygium cumini). Naskah Skripsi S, 1.

Tengo, N. A., Bialangi, N., & Suleman, N. (2013). Isolasi dan Karakterisasi Senyawa
Alkaloid dari Daun Alpukat (Persea americana Mill). Sainstek, 7(01).

Saman, S. I., Nurhayati, B., & Wenny, J. A. M. (2013).Isolasi dan Karakterisasi Senyawa
Flavonoid dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Rimpang Jeringau.

Artanti Anif Nur, dkk. 2016. Perbedaan Kadar Kafein Daun Teh (Camellia sinensis (L.)
Kuntze) Berdasarkan Status Ketinggian Tempat Tanam Dengan Metode HPLC.
Jurnal Nasional of Pharmaceutical Science and Clinical Research. Vol (1). No (1)
Hal 37-44
Gafur, M. A., Isa, I., & Bialangi, N. (2013). Isolasi dan identifikasi Senyawa Flavonoid dari
daun Jamblang (Syzygium cumini). Naskah Skripsi S, 1.
Idrus, R. B., Bialangi, N., & Alio, L. (2013). Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Alkaloid dari
Biji Tumbuhan Sirsak (Annona muricata Linn). Sainstek, 7(01).
Widhy Purwanti. 2009. Alat Dan Bahan Kimia Dalam Laboratorium Ipa
http://staffnew.uny.ac.id/upload/198307302008122004/pengabdian/plthn-penggunaan-
alat-lab.pdf

Martono,Budi, dkk. 2015. Kandungan Kafein Dan Karakteristik Morfologi Pucuk Enam
Genotipe Teh. Jurnal Nasional Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar. Vol (2).
No(2). Hal 69-76
Putri Dianita Devi, dkk.2015. Pengaruh Suhu dan Waktu Ekstraksi terhadap Kadar Kafein
dalam Teh Hitam. Jurnal Nasional Sains Dan SeniVol (4). No (2). Hal 2337-3520

Saman, S. I., Nurhayati, B., & Wenny, J. A. M. (2013). Isolasi dan Karakterisasi Senyawa
Flavonoid dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Rimpang Jeringau.
Soepomo, T.G.1998.Taksonomi Tumbuhan Obat – Obat.Yogyakarta : UGM Press.
Tengo, N. A., Bialangi, N., & Suleman, N. (2013). Isolasi dan Karakterisasi Senyawa
Alkaloid dari Daun Alpukat (Persea americana Mill). Sainstek, 7(01).
Tjay, Tan Hoan.2002.Obat-obat Penting.Yogyakarta : PT Elex Media C.
Towaha,Juniaty, dkk. 2013. Kandungan Senyawa Kimia Pada Daun Teh Camellia sinensis.
Jurnal Nasional Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Industri. Vol(19). No(3).
Hal 1-5s

Usman, A. D., Lukum, A., & Bialangi, N. (2009). Isolasi dan Karakterisasi Kitosan dari Kulit
Udang Windu (Peneaus monodon) yang Dibudidayakan di Gorontalo. Jurnal
Entropi, 5(01).
Verawati,dkk, 2014. Penetapan Kadar Konsumsi Kafein Dalam Minuman Teh Seduhan Yang
Beredar Di Pasaran Secara KLT – Densitometri. Jurnal Nasional Scientia Vol. (4)
No(1). Hal 43-45

Anda mungkin juga menyukai