Anda di halaman 1dari 13

2.

1 KARAKTERISTIK BIOGRAFIS

2.1.1 Umur
Hubungan antara umur dan kinerja diperkiran akan terus menerus menjadi isu yang penting
di masa mendatang. Hal ini disebabkan dengan berbagai alasan yaitu keyakinan yang meluas
bahwa kinerja merosot seiring dengan usia, realita bahwa angkatan kerja menua, dan mulai
adanya peraturan yang melarang segala macam bentuk pensiun yang bersifat perintah.

Umur juga menentukan tingkat keluar masuknya pegawai,produktivitas dan kepuasan kerja.
Semakin tua, semakin kecil kemungkinan bagi pekerja untuk keluar atau mengundurkan
diri dari perusahaan karena seiring lebih tua pekerja memiliki sedikit peluang alternatif
pekerjaan, mengingat keahilan mereka semakin spesifik pada jenis pekerjaan tertentu. Pekerja
yang lebih tua memiliki tingkat ketidakhadiran yang lebih rendah dibandingkan para pekerja
yang lebih muda, tetapi mereka memiliki tingkat ketidakhadiran yang lebih tinggi yang tidak
dapat dihindari, misalnya kondisi kesehatan dan periode pemulihan yang lebih lama.

Para pemberi kerja memiliki beberapa persepsi mengenai usia. Jika dilihat dari segi
positif, para pekerja yang lebih tua lebih memiliki pengalaman, etika kerja yang kuat dan
komitmen terhadap kualitas. Sedangkan jika dilihat dari sisi negatif, para pekerja tua dianggap
kurang memiliki fleksibilitas dan sering menolak teknologi baru. Oleh sebab itu, seiring
berjalannya waktu, organisasi secara aktif lebih memilih mencari individu yang dapat dengan
mudah menyesuaikan diri dan tebuka dengan perubahan.

2.1.2 Jenis Kelamin


Sejauh ini tidak ada bukti bahwa laki-laki atau perempuan tampil lebih baik dalam
bekerja. Tidak ada perbedaan yang berarti antara pria dan wanita dalam produktivitasnya.
Namun hasil studi menunjukkan bahwa wanita lebih bersedia mematuhi wewenang,
dibandingkan pria yang lebih agresif dan lebih besar kemungkinannya dalam memiliki
pengharapan untuk sukses. Biasanya wanita juga memiliki tingkat ketidakhadiran yang lebih
tinggi dibandingkan pria, hal ini disebabkan para pekerja wanita memiliki tanggungjawab
sebagai pekerja rumah tangga.

2.1.3 Ras dan Etnis


Ras merupakan sebuah isu kontroversial. Bukti menyatakan bahwa beberapa orang mendapati
interaksi dengan kelompok ras lainnya tidak nyaman apabila tidak ada skenario perilaku yang
jelas untuk memandu perilaku mereka.

1
Di Amerika Serikat, Biro Sensus mengklasifikasi individu ke dalam tujuh kategori ras :
Amerika Indian dan Alaska Asli, Asia, Kulit Hitam atau Afrika Amerika, Hawai Asli dan
Kepulauan Pasifik Lainnya, Beberapa Ras Latin, Kulit Putih, dan Dua atau Lebih Ras.
Perbedaan nyata etnis juga dibuat dalam anatar pembicara bahasa inggris asli dan Hispanik
(bisa merupakan bagian ras apa pun). Kita mendefinisikan ras sebagai warisan biologis yang
digunakan orang untuk mengidentifikasikan dirinya. Etnis merupakan karakteristik budaya
tambahan yang sering beririsan dnegan ras. Definisi ini memungkinkan setiap individu
menentukan ras dan etnisnya.
2.1.4 Disabilitas
Dengan terbentuknya paragraf undang-undang mengenai penduduk dengan disabilitas
atau disebut Americans with Disabilities Act (ADA) tahun 1990, perwakilan individu
penyandang cacat dalam tenaga kerja Amerika Serikat secara cepat. Menurut ADA, pemberi
kerja disyaratkan untuk menyediakan akomodasi yang sesuai sehingga tempat kerjanya dapat
diakses oleh individu dengan cacat fisik atau mental. Komisi Pemerataan Peluang Kerja
Amerika Serikat mengklasifikasi seseorang sebagai penyandang disabilitas apabila ia memiliki
kerusakan fisik atau mental yang secara substansial membatasi satu atau lebih aktivitas utama.
Contohnya, orang yang kehilangan anggota tubuh, gangguan kejang, sindrom Down, ketulian,
skizofrenia, alkoholisme, diabetes, dan sakit punggung kronis. Kondisi-kondisi ini hampir tidak
ada yang serupa, sehingga tidak ada generalisasi mengenai bagaimana setiap kondisi terkait
dengan pekerjaan.
2.1.5 Masa Kerja
Selain perbedaan jenis kelamin dan ras, beberapa isu lain disebabkan oleh miskonsepsi
dan spekulasi dibandingkan dampak dari senioritas pada kinerja. Tinjauan ekstentif telah
dilakukan terhadap hubungan senioritas-produktivitas. Jika kita mengartikan senioritas sebagai
waktu dalam pekerjaan tertentu, bukti terkini menunjukkan sebuah hubungan yang positif
antara senioritas dan produktifitas kerja. Jadi, masa kerja dinyatakan sebagai pengalaman kerja,
dilihat sebagai sebuah prediktor yang baik pada produktivitas pekerja.
Riset yang menghubungkan masa kerja dan absen cukup jelas dan kuat. Studi secara
konsisten menunjukkan senioritas berhubungan negatif dengan absen. Masa kerja juga
merupakan sebuah variabel yang mampu menjelaskan perputaran pekerja. Semakin lama
seseorang dalam suatu pekerjaan, semakin kecil kemungkinannya untuk keluar.

2
2.1.6 Agama
Tidak hanya orang-orang yang religius dan nonreligius yang mempertanyakan sistem
kepercayaan satu sama lain, sering kali orang-orang dengan kepercayaan yang berbeda
berkonflik. Hukum federal Amerika Serikat melarang pemberi kerja mendiskriminasikan
pekerja berdasarkan agamanya, dengan sangat sedikit pengecualian. Meskipun demikian, ini
tidak berarti bahwa agama bukanlah isu dalam perilaku organisasi.
Mungkin isu keragaman agama paling besar di Amerika Serikat dewasa ini adalah
sekitar Islam. Ada hampir dua juta Muslim di Amerika Serikat, dan di seluruh dunia, Islam
adalah salah satu agama yang paling populer. Ada beragam perspektif dalam Islam. Riset telah
menunjukkan bahwa pelamar pekerjaan di Amerika Serikat mendapati wawancara yang lebih
singkat dan lebih negatif secara interpersonal dibandingkan pelamar yang tidak mengenakan
pakaian beridentitas Muslim.
2.1.7 Orientasi Seksual dan Identitas Gender
Sementara banyak hal telah berubah, penerimaan penuh dan akomodasi atas pekerja
gay, lesbian, biseksual, dan transgender tetap menjadi hal yang masih berlangsung. Sebuah
studi terkini Universitas Harvard menginvestigasi isu ini dengan pengalaman lapangan. Peneliti
mengirimkan resume yang fiktif tapi realistis dalam lamaran kepada 1.700 pembukaan
pekerjaan aktual. Aplikasi ini identik dengan satu pengecualian yaitu sebagian menyebutkan
keterlibatan dalam organisasi gay selama kuliah, dan sebagian lagi tidak.
Hukum federal tidak melarang diskriminasi atas pekerja berdasarkan orientasi seksual,
meskipun 21 negara bagian dan lebih dari 160 daerah melarang. Pengembangan terkini
menyatakan, meskipun demikian, kita bisa saja di atas puncak perubahan. Pemerintah federal
telah melarang diskriminasi atas pekerja pemerintah berdasarkan orientasi seksual. Equal
Employment Opportunity Commision (EEOC), yaitu agen federal yang bertanggung jawab
untuk mendorong hukum diskriminasi pekerjaan, baru-baru ini menyatakan bahwa stereotip
atas individu lesbian, gay, dan biseksual mewakili diskriminasi jenis kelamin yang dilindungi
dalam Undang-Undang Hak Sipil tahun 1964.

2.1.8 Identitas Budaya


Kita telah melihat orang-orang mengidentifikasikan dirinya dari sisi ras dan etnis.
Banyak membawa sebuah identitas budaya yang kuat juga, sebuah hubungan dengan budaya
atau nenek moyang keluarga atau masa muda yang bertahan sepanjang waktu, tidak peduli di
mana individu itu berada dalam dunia. Orang-orang memilih identitas budayanya, dan mereka

3
juga memilih seberapa dekat mereka mengobservasi norma-norma budaya tersebut. Norma-
norma budaya mempengaruhi tempat kerja, kadang-kadang menimbulkan perpecahan.
Organisasi harus beradaptasi..

2.2 KEMAMPUAN

Kemampuan adalah kapasitas individu yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan
berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Ada dua jenis kemampuan, yaitu:

2.2.1 Kemampuan Intelektual


Kemampuan Intelektual adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan
aktivitas mental-berfikir, penalaran dan pemecahan masalah. Tujuh dimensi yang membentuk
kemampuan intelektual yakni:
1) Kecerdasan numerik adalah kemampuan dalam berhitung dengan cepat dan tepat.
Misalnya seorang akuntan dalam menghitung laba rugi suatu perusahaan
2) Pemahaman verbal adalah kemampuan memahami apa yang di baca atau didengar.
Misalnya seorang manajer pabrik mengikuti kebijakan perusahaan dalam perekrutan.

3) Kecepatan perseptual adalah kemampuan untuk mengidentifikasi kesamaan dan


perbedaan visual secara cepat dan tepat.

Misalnya seorang investigator kebakaran mengidentifikasi petunjuk untuk memastikan


biaya kerugian kebakaran.
4) Penalaran induktif adalah kemampuan mengenal suatu urutan logis dalam sebuah
masalah dan kemudian mampu untuk memecahkan masalah.

Misalnya seorang peneliti pasar meramalkan permintaan untuk sebuah produk dalam
periode waktu mendatang.

5) Penalaran deduktif adalah kemampuan menggunakan logika dan menilai impilkasi dari
suatu argumen.

Misalnya seorang pengawas memilih antara dua saran yang berbeda yang ditawarkan
oleh pekerja

6) Visualisasi ruang adalah kemampuan untuk membayangkan bagaimana suatu objek akan
tampak seandainya posisi dalam ruang diubah.

Misalnya seorang dekorator interior mendekor ulang sebuah kantor.

4
7) Ingatan adalah kemampuan untuk mempertahankan dan mengingat kembali pengalaman
masa lalu.

Misalnya seorang agen penjualan mengingat nama-nama pelanggan yang datang.

2.2.2 Kemampuan Fisik

Kemampuan fisik merupakan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang


menuntut daya stamina, kecekatan dan keterampilan. Penelitian terhadap berbagai persyaratan
yang dibutuhkan dalam ratusan pekerjaan telah mengidentifikasi 9 (sembilan) kemampuan
dasar yang dibutuhkan dalam pengerjaan tugas fisik. Kinerja yang tinggi mungkin akan
dicapai ketika manajemen telah memastikan tingkat kebutuhan pekerjaan atas 9 (sembilan)
kemampuan fisik dasar dan kemudian memastikan pekerja memiliki kemampuan tersebut
dalam pekerjaannya.

Berikut adalah 9 (sembilan) kemampuan fisik dasar menurut Robbins ,yaitu :


Faktor Kekuatan
1 Kekuatan dinamis adalah kemampuan untuk menggunakan otot secara berulangulang
atau terus-menerus sepanjang waktu

2 Kekuatan otot adalah kemampuan menggunakan kekuatan otot dengan menggunakan


otot-otot tubuh (khususnya bagian perut)

3 Kekuatan statis adalah kemampuan menggunakan kekuatan terhadap obyek luar


4 Kekuatan eksplosif adalah kemampuan menghabiskan suatu maksimum energi dalam
satu atau serangkaian tindakan eksplosif

Faktor Fleksibilitas
5 Fleksibilitas memanjang adalah kemampuan menggerakkan otot tubuh dan meregang
punggung sejauh mungkin

6 Fleksibilitas dinamis adalah kemampuan melakukan gerakan cepat dan berulang

Faktor Lainnya
7 Koordinasi tubuh adalah kemampuan mengkoordinasikan tindakan-tindakan serentak
dari bagian-bagian tubuh yang berlainan

8 Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan keseimbangan meski ada dorongan


yang mengganggu keseimbangan

5
9 Stamina adalah kemampuan melanjutkan usaha maksimal yang membutuhkan usaha
panjang

Kemampuan intelektual berperanan besar dalam pekerjaan yang rumit, sedangkan


kemampuan fisik hanya menguras kapabilitas fisik. Kinerja pegawai dapat ditingkatkan
apabila terdapat kesesuaian yang cukup signifikan antara kemampuan dengan jabatannya.
Demikian sebaliknya, apabila terdapat kesenjangan antara keduanya maka kinerja akan rendah
atau terhambat dan cenderung pegawai tersebut akan gagal.

2.2.3 Peran Disabilitas


Pentingnya kemampuan dalam bekerja tampak menciptakan masalah saat kita mencoba
untuk memformulasikan kebijakan tempat kerja yang mengakui keragaman dari sisi status
disabilitas. Seperti yang kita telah catat, mengakui bahwa individu memiliki kemampuan
berbeda yang dapat dipertimbangkan dalam membuat keputusan perekrutan tidaklah
problematis. Maskipun demikian, adalah diskriminatif untuk membuat asumsi kosong atas
dasar disabilitas. Juga mungkin untuk mengakomodasi penyandang disabilitas.

2.3 KEPRIBADIAN

Definisi kepribadian yang sering digunakan dirumuskan oleh Gordon Allport sekitar 70 tahun
yang lalu. Definisi kepribadian adalah jumlah total cara-cara dimana seorang individu beraksi
dan berinteraksi dengan orang lain. Kepribadian dapat dipengaruhi oleh factor hereditas atau
factor lingkungan serta situasi. Factor hereditas itu adalah factor yang dipengaruhi oleh orang
tua dengan biologis, fisik, dan pembentukan psikologis inheren orang tua kandung.

2.3.1 Indikator Tipe Myers-Briggs

Indikator Tipe Myers-Briggs adalah tes kepribadian yang mengelompokkan empat


karakteristik dan mengklasifikasikan orang dalam 1 dari 16 tipe kepribadian. Individu pada
akhirnya akan diklasifikasikan sebagai ekstrovet (E) dan intovert (I), sensing (S) atau intuitif
(N), berpikir (T) atau merasa (F), dan memahami (P) atau menilai (J). Hasilnya nanti akan
dirangkai seperti misalnya INTJ dalah kaum visioner, ESTJ adalah pengorganisasi, ENTP
adalah pengagas, dllnya.

16 ciri-ciri kepribadian sebagai sumber prilaku antara lain :

6
1. Pendian vs Ramah
2. Kurang cerdas vs Cerdas
3. Emosi labil vs emosi mantap
4. Mengalah vs Dominan
5. Serius vs Senang-senang
6. Kompromis vs hati-hati
7. Malu-malu vs Petualang
8. Keras hati vs Peka
9. Percaya vs Curiga
10. Praktis vs Imajinatif
11. Terus terang vs berbelit-belit
12. Percaya diri vs Takut
13. Konservatif vs Bereksperimen
14. Bergantung kelompok vs mandiri
15. Tak terkendali vs Terkendali
16. Santai vs Tegang

2.3.2 Model Kepribadian Lima Besar

Model Lima Besar ini adalah sebuah penelitian yang mencakup lima dimensi dasar. Factor-
faktor lima besar antara lain :
1. Ekstraversi

Ekstraversi merupakan sebuah dimensi kepribadian yang menjelaskan seseorang yang


mampu bersosialisasi , tegas, ekspresif, dan percaya diri.. Kaum introvert cenderung
pendiam, malu-malu, penakut dan tenang.

2. Keramahan
Keramahan adalah sebuah dimensi kepribadian yang menjelaskan seseorang yang baik,
kooperatif, berhati lembut, ramah dan mempercayai.

3. Kehati-hatian
Kehati-hatian adalah sebuah dimensi kepribadian yang menjelaskan seseorang yang
bertanggung jawab, dapat diandalkan, persisten, dan teratur. Orang yang berskor
rendah pada dimensi ini akan mudah dialihkan, tidak tertaur dan tidak dapat
diandalkan.

7
4. Stabilitas Emosional
Stabilitas emosional adalah sebuah dimensi kepribadian yang mengarakterisasi
seseorang yang tenang, percaya diri , dan aman. Sedangkan mereka yang memiliki
skor negative pada dimensi ini akan cenderung gugup, cemas, depresi, dan tidak aman.

5. Keterbukaan pada pengalaman


Keterbukaan pada pengalaman adalah suatu dimensi kepribadin yang mengarakterisasi
seseorang dari sisi imajinasi, sensitivitas dan rasa ingin tau.

2.3.3 Dark Triad

Dark Triad adalah tiga fitur yang tidak diinginkan social lainnya , yang kita punyai
dalam tingkatan yang beragam dan relevan terhadap prilaku organisasi.

Tiga fitur tersebut antara lain:

1. Machiavellianisme
Machiavellianisme adalah tingkat di mana seorang individu pragmatis,
mempertahankan jarak, emosional, dan yakin bahwa hasil lebih penting daripada
proses.

2. Narsisme
Narsisme Adalah kecenderungan menjadi arogan, mempunyai rasa kepentingan diri
yang berlebihan, memebutuhkan pengakuan berlebih dan mengutamakan diri sendiri.

3. Psikopat
Psikopat adalah kecendrungan sedikitnya kepedulian atas orang lain dan kurangnya rasa
bersalah atau menyesal saat tindakannya menyebabkan bahaya.

2.3.4 Sifat Kepribadian Lainnya yang Releven dengan Prilaku Organisasi

1. Evaluasi Inti Diri


Orang yang memiliki evaluasi diri positif menyukai dirinya dan memandang dirinya
efektif, mampu dan dalam kendali dalam lingkungannya. Sedangkan orang yang
memiliki evaluasi inti diri yang negative cenderung tidak menyukai dirinya,
8
mempertanyakan kemampuannya, memandang dirinya tidak berdaya atas
lingkungannya. Orang yang memiliki evaluasi positif akan bekerja lebih baik di
banding yang lainnya karena mereka menetapkan sasaran yang lebih ambisius, lebih
berkomitmen pada sasarannya dan mampu bertahan lama dalam mencoba untuk dapat
mencapai hasil yang diinginkannya. Orang yang memiliki nilai evaluasi inti diri yang
tinggi akan memberikan pelayanan kepada pelanggan lebih baik, rekan kerja yang
popular dan memiliki karir yang dimulai dengan langkah yang lebih baik dan
menanjak lebih cepat sepanjang waktu.

2. Pengawasan Diri
Pengawasan diri adalah suatu sikap kepribadian yang mengukur kemampuan
seseorang individu untuk menyesuaikan perilakunya dengan factor-faktor situasional
eksternal. Pengawasan diri yang tinggi menunjukkan orang tersebut dapat
menyesuaikan perilakunya dengan petunjuk-petunjuk eksternal dan dapat berprilaku
berbeda dalam situasi yang beragam, kadang juga menampilkan kontradiksi yang
berbeda antara tampilan umum dengan pribadi. Pengawasan diri yang baik akan
menghasilkan pringkat kerja yang lebih baik, dan lebih mungkin tampil sebagai
pemimpin.

3. Kepribadian Proaktif
Kepribadian proaktif merupakan orang-orang yang dapat mengidentifikasikan
peluang, menunjukkan inisiatif, mengambil tindakan dan bertahan sampai sampai
perubahan yang berarti terjadi.orang-orang yang memiliki kepribadian proaktif akan
memiliki banyak perilaku yang diinginkan organisasi, mereka juga memiliki level
kinerja dan kesuksesan karier yang lebih baik.

2.3.5 Tipe Kepribadian


1. Tipe kepribadian A yaitu seperti :
a. Selalu bergerak, berjalan, makan dengan cepat
b. Tidak sabar dengan kemajuan peristiwa
c. Pemikiran bergulat secara terus menerus
d. Tidak suka waktu senggang
9
e. Terobsesi dengan berapa banyak yang dapat diperoleh
2. Tipe B menurut Holland dalam Haryono (2001), antara lain
a. Tipe Realistik
Orang yang berada dalam tipe ini cenderung memiliki keengganan social, agak
pemalu, bersikap menyesuaikan diri, materialistic, polos, keras hati, praktis, suka
berterus terang, tidak ingin menonjolkan diri, sangat hemat, kurang berpandangan
luas dan kurang mau terlihat.

b. Tipe Investigatif
Orang yang berada dalam tipe ini cendrung berhati-hati, kritis, ingin tahu, mandiri,
intelektual, instropektif, introven, agak pasif, pendiam, menahan diri dan kurang
popular.

c. Tidak Artistik
Orang yang masuk dalam tipe ini cenderung untuk memperlihatkan dirinya sebagai
orang yang agak sulit, tidak teratur, emosional, tidak materialistic, imaginative,
serta tidak menyesuaikan diri dan orisinil.

d. Tipe Sosial
Orang yang masuk dalam tipe ini cenderung memperlihatkan dirinya suka
bekerjasama, suka menolong, sopan santun, agak konsertavif, idealistis, persuasive

e. Tipe Enterprising
Orang yang masuk dalam tipe ini cederung memperlihatkan dirinya sebagai orang
yang gigih dalam mencapai keuntungan, petualang, bersemangat, suka
menonjolkan diri, optimis, pencari kesenangan, percaya diri.

f. Tipe Conventional
Orang yang masuk dalam tipe ini adalah orang yang mudah dalam menyesuaikan
diri pemalu, patuh, sopan santun, tenang dan kurang mengontrol diri.

2.4 PEMBELAJARAN

Pembelajaran adalah proses perubahan yang relative konstan dalam tingkah laku yang
terjadi karena pengalaman atau pelatihan(Robbins,2001).
Teori pola-pola perilaku menurut Robbins, antara lain :
a. Pengkondisian klasik

10
Model ini diperkenalkan oleh seorang ahli fisiolog Rusia bernama Ivan Pavlov pada
tahun 1900-an yang berdasarkan eksperimen untuk mengajari anjing mengeluarkan air liur
sebagai respons terhadap bel yang bordering. Pada dasarnya, model ini mempelajari sebuah
respons berkondisi mencakup pembangunan hubungan antara rangsangan berkondisi dan
rangsangan tidak berkondisi. Ketika rangsangan tersebut, yang satu menggoda dan yang
lainnya netral, dipasangkan rangsangan yang netral menjadi sebuah rangsangan berkondisi
dan dengan demikian mengambil sifat-sifat dari rangsangan tidak berkondisi tersebut.
b. Pengkondisian operan
Pengkondisian operan menyatakan bahwa perilaku merupakan fungsi dari
konsekuensi- konsekuensinya atau fungsi dari akibat itu sendiri. Individu belajar berperilaku
untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan atau menghindari sesuatu yang tidak
mereka inginkan. Perilaku operan artinya perilaku secara sukarela atau yang dipelajari,
kebalikan dari perilaku refleksi atau tidak dipelajari. Kecendrungan untuk mengulangi
perilaku seperti ini dipengaruhi oleh ada atau tidaknya penegasan dari
konsekuensikonsekuensi yang dihasilkan oleh perilaku. Dengan demikian, penegasan akan
memperkuat sebuah perilaku dan meningkatkan kemungkinan perilaku tersebut diulangi.

Menurut Psikolog Harvard, B. F. Skinner, telah mengemukakan bahwa menciptakan


konsekuensi yang menyenangkan untuk mengikuti bentuk perilaku tertentu akan
meningkatkan frekuensi perilaku tersebut. Ia mendemonstrasikan bahwa individu
berkemungkinan besar akan melakukan perilaku yang diharapkan jika mereka ditegaskan
secara positif untuk melakukannya, paling efektif, penghargaan diberikan segera setelah
respons yang diharapkan diperoleh dan perilaku yang tidak diberi penghargaan atau dihukum,
berkemungkinan lebih kecil untuk di ulang.

c. Teori Pembelajaran Sosial


Pembelajaran Sosial adalah seseorang yang dapat belajar dengan mengamati atau
mengobservasi apa yang terjadi dan belajar dari pengalaman langsung. Teori ini mengakui
keberadaan pembelajaran melalui pengamatan atau observasi dan pentingnya persepsi dalam
pembelajaran.

4 Proses untuk menentukan pengaruh suatu model pada seseorang individu menurut Robbins,
antara lain :
11
a. Proses Perhatian
Pengaruh suatu model bila model itu cukup dikenal, cukup dapat menrik perhatiannya
sedemikian rupa serta apa yang disajikan penting buatnya.

b. Proses Penahanan
Pengaruh dari sutau model bergantung kepada seberapa jauh seseorang mempu
mengingat dan memahami model itu terutama setelah model tidak ada.

c. Proses reproduksi motor


Setelah melihat perilaku baru mulai pengamatan terhadap suatu model, kemudian hasil
pengamatan tersebut diubah menjadi perbuatan. Akibat proses tersebut maka individu
dapat memperagakan hasil pengamatan terhadap suatu model.

d. Proses penguatan
Pengaruh model yaitu model akan semakin diperhatikan bila hal itu lebih sering
diterapkan dan diimbangi adanya penguatan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Stepphen P Robbins – Timothy A Judge, 2015, Organizational Behavior 16th edition,


(Terjemahan Ratna Saraswati dan Febriella Sirait) Pearson Eduction Inc Salemba
Empat

13

Anda mungkin juga menyukai