Putih Abu-Abu...
Putih...
Seputih salju..
Dalam dinginnya salju ia mampu memberikan keindahan...
Keindahan tuk dilalui bersama mimpi indah..
Mimpi yang telah kuukir bersama mereka,,,
Teman putih abu-abuku...
Putih abu-abu..
Ya,,,abu-abu
Dan belum hitam..
Masih abu-abu...
Putih tingkahku bercampur hitamnya dunia ini
Jadilah aku abu-abu...
Abu-abu penuh tanda tanya..
Tanda tanya besar akan jadi apakah aku...
Akankah aku menjadi putih....?
Atau...
Akan menjadi hitam??
OH TIDAK!!!
Aku dan mereka,,
Anak putih abu-abu,
Harus berjuang!
Berjuang sekuat tenaga
Berjuang untuk menentukan hidup di masa depan
Hidup seputih seragam putihku...
Sajak Perpisahan
Tiadakah sadar?
Jika berlabuh pada mimpi
Akan membuatmu mengakui sesal
Mungkin tidak sekarang
Mungkin esok
Lusa
Besoknya besoknya besoknya
Oy!
Sajak Sahabat
sesal tentu takkan berguna lagi jika kau figurakan di dinding hatimu
pesanku:
"jalani, dan baik-baiklah di sana..."
langit Mahakam tentu tak lelah menanti kedatangan kita
menyambut dengan riaknya yang tersenantiasa merindumu dan aku...
Sajak Amtsilati
seperti biasanya malam di sepertiga arah pendek jarum jam separuh menengadah ke arah kiri
tepat detik terakhir angka enam terbalik
bersama menuju mushalla dengan sisa iringan tawa yang belum tertuntaskan semenjak memijakkan
kaki ke luar asrama
ada yang menyembunyikan terompah kawannya
ada yang mengomel terkena jadwal mengambil segalon air panas di dapur
malam-malam begini!
ada juga yang menyerapah sendiri dikarena kitab Ta'lim yang tak kunjung temu
kegaduhan yang menguak; bercampur menjadi keributan yang membuatku tersenyum lucu
Debat Sakral
Bantu ketidakmampuanku: juri, paman sampah, penjaga stand bazar, kucing, kerikil, panggung,
lelah, tenda, catering, penjual pentol; semuanya
Izinkan hengalku memekik menuju pojok sepi
Agar tak seorang pun mendapatiku walau sehelai bulu mata
Mencari cara bagaimanapun!
Menyelam ke dalam kolam Mujair di samping akomodasi kafilah Banjarbaru
Oh, tak ada cara lain…
Kisah I
Boleh kuceritakan?
dulu, dulu sekali--aku lupa entah itu kapan
sempat ku berpikiran sebelum akhirnya kata perpisahan terucap; tumpah pada sekurumunan
rerumput ilalang yang daunnya bermekaran mementaskan beribu impian tak terelakkan sesal oleh
lamunan diri di petang kemarin sore
jika rasa kecewa memang harus benar-benar disemayamkan di atas retakan pusara pecah berserakan
yang kembang bunganya tak lagi semerbak mengitari aroma tanah pekuburan gunung tunggal
dua sisi kehidupan, jalan pikir, keinginan, yang terkadang--bahkan terlampau sering--saling bertolak
belakang!
adakah jalan untuk perseteruan hati?
terlebih saat di mana kau mengatakan tentang ketidaksukaanmu terhadap puisi-puisi atau apapun
yang berbentuk romansa 'bodoh'
ya, begitulah kau menganggapnya...
terhantam di lembab wajah, air mata yang membasahi atap-atap rumah kamarmu subuh sendu tadi
juga di batang meranti yang baru saja kau sapakan rindu
di sini aku menunggu!
Pesanan
Hiks…
PERPISAHAN SANTRI
Oleh Holliwod