Anda di halaman 1dari 13

kk bsa ya ven..

1. Mengapa BAB berdarah dan keluhan hilang timbul ?


Konsumsi serat makanan, khususnya serat tak larut (tak dapat dicerna dan tak larut air panas)
menghasilkan kotoran yang lembek. Sehingga diperlukan kontraksi otot rendah untuk
mengeluarkan feses dengan lancar. Dengan begitu mengurangi risiko konstipasi (sulit buang
air besar).
Diet tinggi serat juga dimaksudkan untuk merangsang gerakan peristaltik usus agar defekasi
(pembuangan tinja) dapat berjalan normal. Serat yang dimaksud antara lain selulosa,
hemiselulosa, dan lignin. Diet tinggi serat dianjurkan bagi penderita obstipasi (sembelit berat)
dan divertikular. Tentu perlu diikuti dengan minum air minimal 2 - 2,5 l sehari, untuk
mendukung lancarnya proses defekasi.
Serat tidak hanya untuk mengatasi masalah konstipasi. Karena dalam saluran pencernaan
sifatnya menjadi menyerupai spons, serat makanan pun mengoptimalkan fungsi sistem
pencernaan. Di sepanjang kolon serat bertindak sebagai permukaan yang absorptif, yang akan
menyerap cairan. Serat buah dan sayuran mengikat air dalam jumlah berlainan. Serat dedak
mengikat 2 - 6 g air per gram berat kering, serat wortel dan serat apel menyerap air 30 kali
beratnya sendiri. Serat biji-bijian mengikat lebih banyak air daripada buah dan sayuran.
Sebaliknya, kekurangan serat akan menyebabkan tinja mengeras dan perlu kontraksi otot
yang besar untuk mengeluarkannya. Artinya, perlu mengejan lebih kuat. Hal inilah yang
sering menyebabkan konstipasi. Bila itu berlangsung terus-menerus, otot pun menjadi lelah
dan melemah sehingga muncul penyakit divertikulosis (suatu kantong yang menonjol yang
mendorong keluar dari dinding usus besar disebut divertikulum, kalau banyaak disebut
divertikula. Adanya divertikula disebut sbg diverculosis. Presileksinya di seluruh usus besar,
di colon sigmoid).
Sementara itu kombinasi serat larut dan serat tak larut berperan penting dalam memelihara
populasi bakteri dalam usus besar. Serat dalam usus besar menjadi sumber energi bagi
bakteri. Fermentasi serat dalam usus besar meningkatkan pertumbuhan bakteri penghasil
asam laktat. Asam ini membantu mencegah akumulasi zat racun dan bakteri patogen
(penyebab penyakit).
Secara umum, serat larut air mengoptimalkan masa transit isi perut (waktu perjalanan isi
perut dari mulut hingga anus). Pada orang dengan pola makan tinggi serat (100 - 170 g per
hari), makanan perlu waktu transit 30 jam. Sebaliknya, orang Eropa dan Amerika dengan
menu rendah serat (20 g per hari), waktu transit lebih dari 48 jam. Makin lama masa transit,
makin tinggi risiko terkena kanker usus. Sebaliknya, serat juga mencegah diare (waktu transit
tidak normal, kurang dari 24 jam), dengan cara memperlambat waktu transit (Emma S.
Wirakusumah, 1999).

2. Mengapa pasien mengalami diare dan konstipasi secara bergantian ?


Kanker kolon kanan,dimana isi kolon berupa caiaran, cenderung tetap tersamar hingga
stadium lanjut. Sedikit kecenderungan menimbulkan obstruksi, karena lumen usus lebih besar
dan feses masih encer. Anemia akibat perdarahan sering terjadi, dan darah bersifat samara
dan hanya dapat dideteksi dengan tes Guaiak (suatu tes sederhana yang dapat dilakukan di
klinik). Mucus jarang terlihat, karena tercampur dalam feses. Pada orang yang kurus, tumor
kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada stadium awal. Penderita mungkin
mengalami perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang – kadang pada epigastrium.
Kanker kolon kiri dan rectum cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai akibat
iritasi dan respon refleks. Diare, nyeri kejang, dan kembung sering terjadi. Karena lesi kolon
kiri cenderung melingkar, sering timbul gangguan obstruksi. Feses dapat kecil dan berbentuk
seperti pita. Baik mucus maupun darah segar sering terlihat pada feses. Dapat terjadi anemia
akibat kehilangan darah kronik. Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum dapat mengenai
radiks saraf, pembuluh limfe atau vena, menimbulkan gejala – gejala pada tungakai atau
perineum. Hemoroid, nyeri pinggang bagian bawah, keinginan defekasi atau sering berkemih
dapat timbul sebagai akibat tekanan pada alat – alat tersebut. Gejala yang mungkin dapat
timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi
dan diare bergantian, serta feses berdarah (Gale, 2000). F. Pemeriksaan penunjang
Endoskopi: pemeriksaan endoskopi perlu dilakukan baik sigmoidoskopi maupun
kolonoskopi. Radiologis Pemeriksan radiologis yang dapat dilakukan antara lain adalah foto
dada dan foto kolon (barium enema). Foto dada dilakukan untuk melihat apakah ada
metastasis kanker ke paru - Ultrasonografi (USG) Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker
pada kolon, tetapi digunakan untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah
bening di abdomen dan hati. - Histopatologi Biopsy digunakan untuk menegakkan diagnosis.
Gambar histopatologis karsinoma kolon adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan
diferensiansi sel. - Laboratorium Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan
pasien mengalami perdarahan (FKUI, 2001 : 210).

3. Mengapa penderita nafsu makan berkurang dan badan semakin kurus ?


Sebenarnya nafsu makan itu berhubungan dengan sinyal syaraf yang mempengaruhi Hormon
dan enzim ketika lambung kosong atau terisi. Nafsu Makan juga dapat terjadi pada tingkat
sensor selera pada lidah termasuk lambung dan adanya sinyal lapar dari otak.
Proses dimulai ketika syaraf pada lambung dan usus dimana otak menerima informasi isi
pencernaan dari lambung dan usus dan metabolisme zat-zat makanan dari hati, termasuk
adanya peningkatan kosentrasi glukosa setelah makan menyebabkan adanya rangsangan dari
sekitar lambung dan usus ke beberapa jaringan syaraf, informasi rangsang ini kemudian
diteruskan ke hipothalamus yang berada di otak
Ada dua daerah sinyal syaraf di hipothamus (otak) yang berperan dalam nafsu makan (respon
makan) yaitu daerah yang disebut dengan pusat kenyang (satiety sistem) dan daerah yang
disebut dengan pusat lapar atau pusat makan (feeding sistem).
Beberapa ahli kedokteran dan kesehatan tentang nafsu makan menjelaskan, ada beberapa
input sinyal yang berperan dalam pengaturan dua daerah nafsu makan (respon makan)
tersebut dan akan menghasilkan perilaku makan yang sesuai kebutuhan tubuh Input-input
sinyal tersebut diantaranta Kader Leptin, Ghrelin, Distensi Gastrointesyinal, Sekresi
Colecistokinin dan tingkat pemakain glukosa dan sekresin insulin. Masing-masing dapat
dijelas sebagai berikut :
Kadar Leptin
Leptin adalah hormone yang dihasilkan oleh sel di jaringan adiposa (jaringan lemak). Kadar
leptin meningkat sebanding dengan banyaknya simpanan lemak trigeliserida di jaringan
lemak. Semakin banyak cadangan lemak semakin banyak leptin yang disekresi, keberadaan
leptin ini akan menyebabkan penekanan keinginan untuk makan. Semakin banyak kadar
leptin maka keinginan makan semakin berkurang, sebaliknya semakin sedikit kadar leptin
maka keinginan makan semakin besar. Fungsi utama hormon ini adalah kontrol makan
terutama menyangkut gangguan makan terutama kegemukan.
Kadar Ghrelin
Ghrelin merupakan stimulant nafsu makan, terbanyak di produksi di lambung, ghrelin
mampu menyebabkan peningkatan asupan makanan dan mengurangi pemakaian cadangan
lemak. Grelin berfungsi juga sebagai stimulan sekresi hormon pertumbuhan (Growth
Hormone), pemasukan makanan dan penambahan berat badan. Sekresi ghrelin meningkat
pada kondisi keseimbangan energy negative misalnya kelaparan, anoreksia nervosa dan lain-
lain. Dan sebaliknya kadar Ghrelin menurun pada kondisi keseimbangan energy positif
seperti setelah makan, hiperglikemia dan obesitas.
Distensi Gastrointestinal
Ketika lambung dan usus terisi oleh makanan maka syaraf-syaraf yang berada di lambung
dan usus akan terangsang, sinyal rangsangan syaraf tersebut di bawah ke inti syaraf
pencernaan, nantinya akan disampaikan ke pusat pengaturan nafsu makan di otak
(Hipothalamus). Ada dua sinyal balik yang akan di keluarkan oleh otal yaitu sinyal kenyang
dan sinyal lapar. Dalam keadaan Distensi Gastrointestinal atau ketika lambung dan usus
terisi, maka otak akan mengeluarkan sinyal kenyang, sebaliknya jika lambung dan usus
dalam keadaan kosong, maka otak akan mengeluarkan sinyal lapar atau sinyal makan.
Sekresi Colecistokinin (CCK)
Sekresi Colecistokinin (CCK) adalah sekresi hormon dari mukosa dinding usus (duodenum)
pada saat pencernaan makanan yang mengandung lemak. Adanya sekresi Colecistokinin
menunjukkan sinyal kenyang. CCK juga dapat menyebabkan peningkatan hormon serotonin
di hypothalamus. Serotonin adalah hormon yang berhubungan dengan perasaan tenang
(nyaman), dalam hal makan akan mendukung perasaan nyaman setelah makan.
Tingkat pemakaian glukosa dan sekresi insulin
Adanya insulin akan menurunkan kadar glukosa darah menyebabkan beraktifnya syaraf yang
menyebabkan timbulnya keinginan untuk makan. Artinya glukosa darah tersedia ketika
sedang diserap dari saluran pencernaan maka akan muncul rasa kenyang, sebaliknya setelah
selesai penyerapan terjadi penurunan penggunaan glukosa oleh sel yang membangkitkan rasa
lapar.
Dari uraian di atas maka dapat diambil beberapa faktor yang mempengaruhi nafsu makan dan
berpengaruh pada perilaku makan seseorang yaitu
1. Keadaan sinyal syaraf yang berhubungan dengan hormon dan enzim ketika lambung
kosong atau terisi, harus dalam keadaan berfungsi dengan baik.
2. Banyak sedikitnya hormon (Leptin, Ghrelin, Insulin dan Colecistokinin) dan keadaan sel-
sel jaringan sekresinya tidak dalam keadaan rusak
3. Distensi Gastrointestinal atau proses pengisian makanan dari mulut ke lambung dan usus
berjalan dengan normal dan wajar secara fisiologis.
4. Psikologis dan lingkungan berhubungan dengan perilaku makan yang kadang ditentukan
oleh kondisi lingkungan, social dan mental yang dapat dikendalikan secara sadar.
5. Gangguan pada proses makan yaitu gejala atau tanda adanya penyimpangan, kelainan dan
penyakit yang sedang terjadi pada tubuh seseorang.
Hal terpenting yang harus diperhatikan dari nafsu makan adalah jangan sampai sinyal makan
atau sinyal lapar yang dikeluarkan otak menunjukkan seseorang harus makan tidak sampai
mempengaruhi orang tersebut bersegera untuk makan, demikian sebaliknya sinyal kenyang
yang muncul, seharusnya membuat seseorang berhenti makan tetapi yang bersangkutan terus
makan dengan pola yang tidak teratur.
Berikut ini beberapa pengaturan perilaku makan yang dapat mempengaturuhi nafsu makan
agar sesuai dengan proses makan guna memenuhi kebutuhan gizi tubuh terutama
keseimbangan energi yang terjadi dalam tubuh :
1. Penganturan Pola Makan yaitu dengan makan yang teratur, ketika lapar segera makan dan
ketika kenyang segera berhenti.
2. Tingkat Pengosongan lambung dan usus, yaitu jangan biarkan lambung dan usus tidak
terisi dalam jangka waktu tertentu, Makan serat dan tersimpan lama di lambung hanya untuk
orang-orang yang mempunyai kelebihan berat badan.
3. Tingkat Kekenyangan yaitu dengan memperhatikan keseimbangan jenis makanan (Gizi
Seimbang), makanan berlemak yang enak/lezat normalnya diberikan seimbang dengan jenis
makanan lainnya.
4. Memperhatikan atau memperbaiki keadaan (gangguan) nafsu makan yaitu akibat dari
gangguan saluran cerna, penyakit infeksi akut atau kronis (TBC, cacing, dll), alergi makanan,
intoleransi makanan, stress dan sebaginya.
http://arali2008.wordpress.com/2011/07/15/nafsu-makan-dan-faktor-faktor-yang-
mempengaruhinya/

4. Apa hubungan penderita dengan tidak suka makan sayur ?


Serat makanan (diatery fiber) adalah komponen dalam tanaman yang tidak tercerna secara
enzimatik menjadi bagian-bagian yang dapat diserap di saluran pencernaan. Serat secara
alami terdapat dalam tanaman. Serat terdiri atas berbagai substansi yang kebanyakan di
antaranya adalah karbohidrat kompleks. Serat makanan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
serat larut (soluble fiber) dan serat tidak larut (insoluble fiber). Umumnya, tanaman
mengandung kedua-duanya dengan serat tidak larut pada porsi yang lebih banyak. Serat larut-
serat yang larut di dalam air-antara lain terdiri atas pektin, getah tanaman, dan beberapa
hemiselulosa. Contoh serat tidak larut adalah lignin dan selulosa.
MANFAAT SERAT DALAM MENU MAKANAN
1. Menurunkan Kolesterol
Penyakit jantung koroner menjadi penyebab utama kematian di Asia (Singapura, Malaysia,
Cina, India, Filipina, dan Indonesia). Berdasarkan laporan National Heart, Lung and Blood
Institute, AS, ada hubungan langsung antara konsentrasi kolesterol darah dengan penyakit
jantung koroner. Diet serat larut, seperti dilaporkan Food Facts Asia (1999), menurunkan
kadar kolesterol darah dan membantu mengurangi risiko penyakit jantung koroner.
Karena mampu menjerat lemak dalam usus, berarti serat larut mencegah penyerapan lemak
oleh tubuh. Dengan demikian, serat ini membantu mengurangi kadar kolesterol dalam darah.
Serat larut air menurunkan kadar kolesterol darah hingga 5% atau lebih (Shinnick FL, et. al.,
1991).
Dalam saluran pencernaan, serat larut mengikat asam empedu (produk akhir kolesterol) dan
kemudian dikeluarkan bersama tinja. Dengan demikian, makin tinggi konsumsi serat larut
(tidak dapat dicerna, namun larut dalam air panas), akan semakin banyak asam empedu dan
lemak yang dikeluarkan oleh tubuh.

2. Mencegah Kanker
Penyakit lain yang terkait dengan serat adalah kanker usus besar atau kolorektal, salah satu
bentuk kanker paling biasa di negara Asia. Sejumlah penelitian menunjukkan, diet rendah
lemak dan tinggi serat bisa mengurangi risiko kanker ini. Diungkap oleh Dr. John Potter dari
Fred Hutchinson Cancer Research Center, dari studi peranan serat terhadap kanker kolorektal,
hasilnya relatif konsisten, yakni ada penurunan risiko dengan konsumsi serat lebih tinggi.
Dari 13 studi kasus kanker kolorektal disimpulkan, makanan kaya serat berkorelasi terbalik
dengan risiko kanker kolon dan kanker rektal. Diduga, risiko kanker kolorektal pada
masyarakat AS dapat berkurang sekitar 31% jika asupan serat makanan dinaikkan sekitar 13
g per hari (Howe GR, et. al., 1992).
Selain ikut menjaga fungsi kolon secara normal, peningkatan asupan serat juga memperbaiki
fungsi kolon. Risiko kanker kolon pun menjadi rendah dengan tingginya asupan serat,
terutama serat tak larut air.
Sementara itu para ahli gizi di Swedia melaporkan, kebiasaan makan biji-bijian atau padi-
padian, dapat menekan risiko terkena kanker perut. Hasil riset terbaru seperti dipublikasikan
Majalah Gastro-enterology, pengkonsumsi serat dalam jumlah paling tinggi dapat
menurunkan sekitar 60% dari risiko mengidap penyakit kanker perut daripada kelompok
yang mengkonsumsi sedikit serat (Kompas, 16/3/2001).
3. Mencegah Sembelit
Konsumsi serat makanan, khususnya serat tak larut (tak dapat dicerna dan tak larut air panas)
menghasilkan kotoran yang lembek. Sehingga diperlukan kontraksi otot rendah untuk
mengeluarkan feses dengan lancar. Dengan begitu mengurangi risiko konstipasi (sulit buang
air besar).

4. Mengontrol Kadar Gula Darah


Ihwal peranan serat mengobati diabetes, itu karena serat makanan memperlamban
penyerapan glukosa dari usus kecil. Artinya, serat makanan juga menurunkan kadar glukosa
darah.

5. Mengontrol Berat Badan


Serat mengambil ruang di dalam perut, melahirkan rasa kenyang, membuat kita membatasi
makanan yang masuk. Tak hanya itu, pencernaan makanan serat membutuhkan waktu yang
lebih panjang. Dengan sendirinya membuat orang tidak geragas gerigis alias rakus mencari
santapan berikutnya karena rasa kenyang yang ditimbulkan makanan berserat lebih tahan
lama.
Sumber : MANFAAT SERAT DALAM MENU MAKANAN oleh Anik Herminingsih-Staf
Pengajar Program FMA Universitas Mercu Buana

5. Mengapa di dapatkan px fisik didapatkan compos mentis, anemia positif, Rectal toucer,
anoperineal mukosa benjol2 dan rapuh, sarung tangan di dapatkan darah dan lender dan
jaringan nekrotik ?
a. Karsinoma rectum Berak darah dan lender, Tenesmus (perasaan konstan kebutuhan untuk
mengosongkan usus, disertai rasa sakit, kram, dan spontan upaya tegang. ), Sering didiagnosa
sebagai hemorhoid
b. Sifat tumor
i. Ulseratif
ii. Vegetatif
iii. Infiltratif

6. Apa saja px penunjang yang di sarankan ?


Dilakukan pada kelompok risiko tinggi, yaitu dengan pemeriksaan :
• Pemeriksaan tes darah samar pada feses (Fecal Occult Blood Test/FOBT) : pemeriksaan
sederhana ini merupakan tes penapisan awal kanker kolorektal, dilakukan dengan mengambil
contoh feses yang diletakkan pada kartu khusus yang akan berubah warnanya jika feses
tersebut mengandung darah.
• Sigmoidoskopi fleksibel : pipa/ selang kecil dan tipis berkamera dimasukkan ke rektum
sehingga dokter bisa melihat melalui layar monitor ke dalam rektum dan ke bagian pertama
dari usus besar dimana separuh dari polip biasa ditemukan. Pemeriksaan ini dilakukan setiap
5 tahun.
• Atau Kolonoskopi : merupakan tes yang paling akurat. Pipa/ selang elastis yang panjang dan
kecil dimasukkan kedalam rektum sehingga dokter bisa melihat keseluruhan usus besar,
mengambil polip dan mengambil contoh jaringan untuk dilakukan biopsi. Pengambilan polip
akan mencegah kanker berkembang. Biasanya dokter akan memberikan anestesi ringan
sebelumnya. Pemeriksaan ini dilakukan secara berkala yaitu setiap 10 tahun. Pemeriksaan
lain untuk mendiagnosa
• Pemeriksaan melalui rectum (colok dubur)
• Rektoskopi
• Double Contrast Barium enema : selang kecil dimasukkan ke rektum sehingga cairan
barium (berwarna putih seperti kapur) bisa masuk ke usus besar. Sinar-X khusus selanjutnya
akandipancarkan pada tumor yang tampak sebagai bayangan gelap. Barium mempermudah
untuk melihat tumor. Sebelum tes dilakukan, Anda akan diminta berpuasa untuk beberapa
jam.
• Ultrasonografi : tes ini menggunakan gelombang suara untuk mengambil gambar dibagian
dalam tubuh. Pola yang tidak normal dari gambar dapat mengindikasikan adanya tumor.
Virtual Colonoscopy/CT Colonography : tes ini membuat rekonstruksi tiga dimensi dari usus
besar untuk mendeteksi adanya kelainan. Gambar diambil dalam beberapa detik setelah usus
besar dikembangkan dengan karbon dioksida yang dimasukkan melalui selang kecil.
• Kolonoskopi virtual adalah teknik baru yang masih belum jelas akurasinya.

7. DD ?
Ca Colorecti :
KANKER KOLOREKTAL
Kanker usus besar (kolon) dan daerah antara usus besar dan anus (disebut rektum) memiliki
banyak persamaan, dan oleh sebab itu seringkali secara bersama-sama disebut dengan kanker
kolorektal. Usus besar dan rektum adalah bagian dari sistem pencernaan yang memproses
makanan yang kita makan dan membuang sisa makanan dari tubuh. Kanker kolorektal adalah
kanker yang tumbuh pada usus besar (kolon) atau rektum.
Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas atau disebut
adenoma, yang pada awalnya membentuk polip. Polip dapat diangkat dengan mudah namun
seringkali adenoma tidak menampakkan gejala apapun sehingga tidak terdeteksi dalam waktu
yang relatif lama dan pada kondisi tertentu berpotensi menjadi kanker yang dapat terjadi pada
semua bagian dari usus besar. Kanker kolorektal ini dapat menyebar keluar jaringan usus
besar dan ke bagian tubuh lainnya. Faktor Resiko Penyebab pasti kanker kolorektal masih
belum diketahui, tetapi kemungkinan besar disebabkan
oleh:
• Kebiasaan makan yang salah (asupan makanan yang tinggi lemak dan protein, rendah serat)
• Obesitas/kegemukan
• Pernah terkena kanker kolorektal sebelumnya
• Sejarah keluarga dengan kanker kolorektal
• Pernah memiliki polip di usus
• Umur (resiko meningkat pada usia diatas 50 tahun)
• Jarang melakukan aktifitas fisik
Gejala-gejala
Gejala-gejala kanker kolorektal meliputi:
• Pendarahan pada usus besar, ditandai dengan ditemukannya darah pada feses saat buang air
• besarPerubahan kebiasaan buang air besar meliputi frekwensi dan konsistensi buang air
besar
• (diare atau sembelit) tanpa sebab yang jelas, berlangsung lebih dari enam minggu
• Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
• Rasa sakit di perut atau bagian belakang
• Perut masih terasa penuh meskipun sudah buang air besar
Kadang-kadang kanker dapat menjadi penghalang dalam usus besar yang tampak pada
beberapa
gejala seperti kesakitan, sembelit, sulit buang air besar dan rasa kembung di perut.
Deteksi dini dan skrining
Pilihan Terapi Saat Ini
Pilihan terapi sangat tergantung pada stadium, posisi dan ukuran tumor serta penyebarannya.
• Pembedahan/ operasi.
Tindakan ini paling umum dilakukan untuk jenis kanker yang terlokalisir dan dapat diobati.
• Radioterapi/ radiasi.
Tergantung pada letak/posisi dan ukuran tumor, radioterapi hanya digunakan untuktumor
pada rektum, sehingga mempermudah pengambilannya saat operasi. Radioterapi juga bisa
diberikan setelah pembedahan untuk membersihkan sel kanker yang mungkin masih tersisa.
• Kemoterapi.
Kemoterapi menghancurkan sel kanker dengan cara merusak kemampuan sel kanker untuk
berkembangbiak. Pada beberapa kasus kemoterapi diperlukan untuk memastikan kanker telah
hilang dan tak akan muncul lagi. Salah satu pilihan kemoterapi yang banyak digunakan
adalah Capecitabine (Xeloda®), kemoterapi berbentuk tablet yang pertama di dunia.
Capecitabine adalah tablet yang bekerja menyerang sel kanker saja tanpa menimbulkan
ketidaknyamanan dan bahaya seperti pada kemoterapi infus konvensional.
• Terapi Fokus Sasaran (Targeted Therapy).
Salah satu jenis terapi fokus sasaran adalah antibodi monoklonal. Antibodi ada dalam tubuh
kita sebagai bagian dari sistem pertahanan tubuh yang disebut sistem kekebalan (sistem
imun) yang berfungsi melawan penyebab penyakit seperti bakteri. Antibodi monoklonal
dapat bekerja dengan merangsang sistem kekebalan tubuh alamiah untuk secara khusus
menyerang sel kanker. Terapi ini dapat digunakan secara tunggal, atau kombinasi dengan
kemoterapi. Salah satu terapi antibodi monoklonal adalah Bevacizumab (dipasarkan dengan
nama Avastin®) yang bekerja dengan cara menghambatpasokan darah ke tumor sehingga
menghambat pertumbuhan tumor, memperkecil ukuran tumor dan mematikannya.
Pencegahan
1. Dengan Pola makan yang baik yaitu mengkonsumsi makanan tinggi serat dan tinggi
protein,
2. mengurangi konsumsi daging merah dan lemak jenuh yang berasal dari hewani.
3. Melakukan aktifitas fisik secara rutin/olah raga.
4. Menggunakan obat-obat chemoprevention seperti Aspirin dan golongan obat-obat
antiinflamasi non steroid.
http://www.roche.co.id/fmfiles/re7175008/Indonesian/media/lembar.informasi/Onkologi/Ava
stin/Lembar.Informasi.Kanker.Kolorektal.pdf
Ca rekti
Pengertian
Karsinoma Recti merupakan salah satu dari keganasan pada kolon dan rektum yang khusus
menyerang bagian Recti yang terjadi akibat gangguan proliferasi sel epitel yang tidak
terkendali.
Insidens dan Faktor Risiko
Kanker yang ditemukan pada kolon dan rektum 16 % di antaranya menyerang Recti terutama
terjadi di negara-negara maju dan lebih tinggi pada laki-laki daripada wanita. Beberapa faktor
risiko telah diidentifikasi sebagai berikut:
• Kebiasaan diet rendah serat.
• Polyposis familial
• Ulcerasi colitis
• Deversi colitis
Patofisiologi
Penyebab kanker pada saluran cerna bagian bawah tidak diketahui secara pasti. Polip dan
ulserasi colitis kronis dapat berubah menjadi ganas tetapi dianggap bukan sebagai penyebab
langsung. Asam empedu dapat berperan sebagai karsinogen yang mungkin berada di kolon.
Hipotesa penyebab yang lain adalah meningkatnya penggunaan lemak yang bisa
menyebabkan kanker kolorektal.
Tumor-tumor pada Recti dan kolon asendens merupakan lesi yang pada umumnya
berkembang dari polip yang meluas ke lumen, kemudian menembus dinding kolon dan
jaringan sekitarnya. Penyebaran tumor terjadi secara limfogenik, hematogenik atau anak
sebar. Hati, peritonium dan organ lain mungkin dapat terkena.
Menurut P. Deyle perkembangan karsinoma kolorektal dibagi atas 3 fase. Fase pertama ialah
fase karsinogen yang bersifat rangsangan, proses ini berjalan lama sampai puluhan tahun.
Fase kedua adalah fase pertumbuhan tumor tetapi belum menimbulkan keluhan (asimtomatis)
yang berlangsung bertahun-tahun juga. Kemudian fase ketiga dengan timbulnya keluhan dan
gejala yang nyata. Karena keluhan dan gejala tersebut berlangsung perlahan-lahan dan tidak
sering, penderita umumnya merasa terbiasa dan menganggap enteng saja sehingga penderita
biasanya datang berobat dalam stadium lanjut.
Gambaran Klinis
Semua karsinoma kolorektal dapat menyebabkan ulserasi, perdarahan, obstruksi bila
membesar atau invasi menembus dinding usus dan kelenjar-kelenjar regional. Kadang-
kadang bisa terjadi perforasi dan menimbulkan abses dalam peritoneum. Keluhan dan gejala
sangat tergantung dari besarnya tumor.
Tumor pada Recti dan kolon asendens dapat tumbuh sampai besar sebelum menimbulkan
tanda-tanda obstruksi karena lumennya lebih besar daripada kolon desendens dan juga karena
dindingnya lebih mudah melebar. Perdarahan biasanya sedikit atau tersamar. Bila karsinoma
Recti menembus ke daerah ileum akan terjadi obstruksi usus halus dengan pelebaran bagian
proksimal dan timbul nausea atau vomitus. Harus dibedakan dengan karsinoma pada kolon
desendens yang lebih cepat menimbulkan obstruksi sehingga terjadi obstipasi.
Diagnosis Banding
Kolitis ulserosa
Penyakit Chron
Kolitis karena amuba atau shigella
Kolitis iskemik pada lansia
Divertikel kolon
Prosedur Diagnostik
Untuk menegakkan diagnosa yang tepat diperlukan:
Anamnesis yang teliti, meliputi:
Perubahan pola/kebiasaan defekasi baik berupa diare maupun konstipasi (change of bowel
habit)
Perdarahan per anum
Penurunan berat badan
Faktor predisposisi:
o Riwayat kanker dalam keluarga
o Riwayat polip usus
o Riwayat kolitis ulserosa
o Riwayat kanker pada organ lain (payudara/ovarium)
o Uretero-sigmoidostomi
o Kebiasaan makan (tinggi lemak rendah serat)
Pemeriksaan fisik dengan perhatian pada:
Status gizi
Anemia
Benjolan/massa di abdomen
Nyeri tekan
Pembesaran kelenjar limfe
Pembesaran hati/limpa
Colok rektum(rectal toucher)
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan radiologis
Endoskopi dan biopsi
Ultrasonografi
Uraian tentang prosedur diagostik dijelaskan lebih lanjut dalam fokus pengkajian
keperawatan.
Pengobatan
Pengobatan pada stadium dini memberikan hasil yang baik.
Pilihan utama adalah pembedahan
Radiasi pasca bedah diberikan jika:
a. sel karsinoma telah menembus tunika muskularis propria
b. ada metastasis ke kelenjar limfe regional
c. masih ada sisa-sisa sel karsinoma yang tertinggal tetapi belum ada metastasis jauh.
(Radiasi pra bedah hanya diberikan pada karsinoma rektum).
Obat sitostatika diberikan bila:
a. inoperabel
b. operabel tetapi ada metastasis ke kelenjar limfe regional, telah menembus tunika
muskularis propria atau telah dioperasi kemudian residif kembali.
Obat yang dianjurkan pada penderita yang operabel pasca bedah adalah:
1. Fluoro-Uracil 13,5 mg/kg BB/hari intravena selama 5 hari berturut-turut. Pemberian
berikutnya pada hari ke-36 (siklus sekali 5 minggu) dengan total 6 siklus.
2. Futraful 3-4 kali 200 mg/hari per os selama 6 bulan
3. Terapi kombinasi (Vincristin + FU + Mthyl CCNU)
Pada penderita inoperabel pemberian sitostatika sama dengan kasus operabel hanya lamanya
pemberian tidak terbatas selama obat masih efektif. Selama pemberian, harus diawasi kadar
Hb, leukosit dan trombosit darah.Pada stadium lanjut obat sitostatika tidak meberikan hasil
yang memuaskan.
Hemoroid:
Wasir (Hemorrhoid)
Definisi
Hemorrhoid merupakan pembengkakan dan peradangan pada pembuluh darah balik (vena)
pada daerahrektum atau anus. Di Amerika, 50% populasi usia 50an menderita wasir. Dan
diperkirakan sekitar 50-85% populasi dunia akan mengalami gejala wasir pada periode
tertentu dalam hidupnya.
Penyebab
Penyebab terjadinya wasir bermacam-macam. Wasir dapat diturunkan secara genetik, atau
karena memang lemahnya pembuluh darah vena di rektum atau anus, atau juga dapat
disebabkan karena terlalu sering dan kuat mengedan (kesulitan buang air besar atau diare).
Duduk yang terlalu lama juga dapat menyebabkan terjadinya wasir. Hipertensi (darah tinggi),
obesitas (kegemukan), dan gaya hidup yang malas (tidak aktif) juga merupakan salah satu
pencetus terjadinya wasir. Konsumsi alkohol dan kopi dalam jumlah banyak dan sering juga
merupakan salah satu faktor pencetus. Alkohol dapat menyebabkan penyakit hati yang pada
akhirnya akan menimbulkan penyumbatan aliran pembuluh darah pada rektum atau anus,
sedangkan mengkonsumsi terlalu banyak kopi dapat menyebabkan hipertensi. Keadaan
dehidrasi (kekurangan cairan) dapat juga menjadi faktor penyebab. Dehidrasi dapat
menyebabkan tinja yang keras dan kesulitan buang air besar. Kekurangan vitamin E
merupakan factor yang lainnya.
Tipe dan Gejala
Hemorrhoid dibagi menjadi 2 tipe :
*) Hemorrhoid eksterna
Merupakan wasir yang timbul pada daerah yang dinamakan anal verge, yaitu daerah ujung
dari anal kanal (anus). Wasir jenis ini dapat terlihat dari luar tanpa menggunakan alat apa-apa.
Biasanya akan menimbulkan keluhan nyeri. Dapat terjadi pembengkakan dan iritasi. Jika
terjadi iritasi, gejala yang ditimbulkan adalah berupa gatal. Wasir jenis ini rentan terhadap
trombosis (penggumpalan darah). Jika pembuluh darah vena pecah yang mengalami kelainan
pecah, maka penggumpalan darah akan terjadi sehingga akan menimbulkan keluhan nyeri
yang lebih hebat.
*) Hemorrhoid interna
Merupakan wasir yang muncul didalam rektum. Biasanya wasir jenis ini tidak nyeri. Jadi
kebanyakan orang tidak menyadari jika mempunyai wasir ini. Perdarahan dapat timbul jika
mengalami iritasi. Perdarahan yang terjadi bersifat menetes. Jika wasir jenis ini tidak
ditangani, maka akan menjadi prolapsed and strangulated hemorrhoids.
• Prolapsed hemorrhoid adalah wasir yang “nongol” keluar dari rektum.
• Strangulated hemorrhoid merupakan suatu keadaan terjepitnya prolapsed hemorrhoid
karena otot disekitar anus berkontraksi. Hal ini menyebabkan terperangkapnya wasir dan
terhentinya pasokan darah, yang pada akhirnya akan menimbulkan kematian jaringan yang
dapat terasa nyeri sekali.
Hemorrhoid interna dapat dikelompokkan menjadi :
• Grade I : wasir tidak keluar dari rektum
• Grade II : wasir prolaps (keluar dari rektum) pada saat mengedan, namun dapat masuk
kembali secara spontan
• Grade III : wasir prolaps saat mengedan, namun tidak dapat masuk kembali secara spontan,
harus secara manual (didorong kembali dengan tangan)
• Grade IV : wasir mengalami prolaps namun tidak dapat dimasukkan kembali Hemorrhoid
Pemeriksaan Tambahan
Setelah dokter melakukan pemeriksaan secara fisik (dengan melihat apakah ada wasir yang
prolaps), maka setelah itu akan dilakukan pemeriksaan colok dubur guna meraba wasir yang
letaknya didalam. Konfirmasi secara visual dari wasir dapat dilakukan dengan tehnik
anuskopi, yaitu dengan memasukkan suatu alat yang dinamakan anuskop (suatu tabung
panjang yang diujungnya terpasang lampu) melalui anus sehingga memungkinkan dokter
melihat secara langsung wasir yang letaknya didalam (hemorrhoid interna). Untuk
pemeriksaan lebih lanjut (menyingkirkan kemungkinan penyakit lain seperti polip, infeksi
usus, atau tumor), sigmoidoskopi atau kolonoskopi dapat dilakukan. Pada sigmoidoskopi,
sekitar 60 cm dari usus besar dapat terlihat. Sedangkan dengan kolonoskopi, seluruh usus
dapat terlihat.
Penatalaksanaan
1. Terapi pengobatan
Tidak ada obat yang dapat mengobati wasir. Yang paling penting adalah untuk melakukan
pencegahan (dijelaskan dibawah) terhadap timbulnya wasir. Namun wasir kita menimbulkan
rasa nyeri, dapat diberikan obat penghilang nyeri yang dimasukkan melalui anus. Selain itu
juga dapat digunakan krim penghilang rasa sakit, namun harus hati-hati terhadap krim yang
mengandung steroid karena justru dapat memicu timbulnya serangan nyeri.
2. Terapi operatif
Jika wasir yang kita alami tidak sembuh-sembuh dengan perubahan pola hidup, maka
sebaiknya silakukan tindakan operasi yang dapat berupa :
• Rubber band ligation
Suatu karet diikatkan pada wasir sehingga pasokan pembuluh darah menjadi berkurang atau
tidak ada. Setelah beberapa hari, jaringan wasir akan mengalami kematian yang pada
akhirnya akan lepas sendiri bersamaan dengan buang air besar.
• Hemorrhoidolysis/Galvanic Electrotherapy
Merupakan tindakan pemotongan wasir dengan menggunakan arus listrik
• Sclerotherapy
Penyuntikan zat sklerosan dilakukan pada wasir sehingga menyebabkan runtuhnya dinding
pembuluh darah pada wasir.
• Cryosurgery
Merupakan tindakan penghancuran wasir dengan cara membekukannya. Tindakan ini sudah
jarang sekali digunakan karena efek sampingnya.
• Laser, infrared or BICAP caogulation
Adalah tindakan pemotongan wasir dengan menggunakan laser atau inframerah. Sekarang
ini, laser sudah mulai ditinggalkan karena penelitian menunjukkan bahwa penanganan wasir
lebih efektif dengan menggunakan inframerah.
• Hemorrhoidectomy
Tindakan ini merupakan tindakan pembedahan. Namun banyak pasien yang mengeluhkan
nyeri yang hebat setelah dilakukan operasi ini. Untuk itu, tindakan ini dilakukan sebaiknya
untuk hemorrhoid interna grade IV saja.
Pencegahan
Pencegahan untuk wasir meliputi
• Minum banyak air, makan makanan yang mengandung banyak serat (buah, sayuran, sereal,
suplemen serat, dll) sekitar 20-25 gram sehari
• Olahraga
• Mengurangi mengedan
• Menghindari penggunaan laksatif (perangsang buang air besar)
• Membatasi mengedan sewaktu buang air besar.
• Penggunaan celana dalam yang ketat dapat mencetuskan terjadinya wasir dan dapat
mengiritasi wasir yang sudah ada.
• Penggunaan jamban jongkok juga sebaiknya dihindari.
Sumber : http://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/wasir-hemorrhoid.pdf

8. Apa diagnosisnya ?

9. Anatomi anorectal ?

ANATOMI FISIOLOGI REKTAL


Rectal merupakan salah satu organ dalam saluran pencernaan yang diketahui sebagai bagian
akhir proses ekskresi feses sebelum anus. Rectal merupakan bagian dari kolon.
Luas permukaan rectal 200-400 cm2, pada saat kosong rectum mengandung sejumlah kecil
cairan (1-3 ml) dengan kapasitas buffer yang rendah; pH sekitar 7,2. karena kD(kecepatan
disolusi), pH akan bervariasi sesuai obat yang terlarut di dalamnya. Panjang dari kolon
sekitar 5 kaki (150 cm) dan terbagi lagi menjadi 5 segment.
Rectum adalah segmen anatomi terakhir sebelum anus yang merupakan bagian distal usus
besar. Rectum memiliki panjang pada manusia dewasa rata-rata 15-19 cm, 12-14 cm bagian
pelvinal san 5-6 cm bagian perineal., pada bagian teratas dibungkus dengan lapisan
peritoneum. Sedang pada bagian bawah tidak dibungkus dengan peritoneum maka disebut
pula dengan rectal ampula. Yaitu membrane serosa yang melapisi dinding rongga abdomen
dan pelvis dan melapisi visera. Kedua lapisan tersebut menutupi ruang potensial, rongga
peritoneum. Anal canal memiliki panjang 4-5 cm.
Rektum mempunyai dua peranan mekanik, yaitu sebagai tempat penampungan feses dan
mendorongnya saat pengeluaran. Obat yang diberikan lewat rectum dapat ditujukan local
(missal: wasir, radang rectum, konstipasi) maupun untuk aktivitas sistemik. Bentuk sediaan
yang diberikan dengan cara ini terutama berupa suppositoria, lavemen, dapar rectum dan
kapsul rectum. Karena adanya mukosa memungkinkan terjadinya penyerapan yang tidak
dapat diabaikan dimana hal ini menguntungkan pada pengobatan.
Dapat dilihat dari gambar dari bagian-bagian pada area rectal;

Pada bagian anus terdapat jaringan kulit subkutan yang tebal.


Valve adalah lipatan membrane di dalam saluran atau kanal yang mencegah aliran balik
refluks isi yang melaluinya.
Levator berupa otot yang mengangkat organ atau struktur.
Rectal sinus berupa lipatan dengan ceruk mirip kantong ujung bawah yang memisahkan
kolom rectum dengan anal.
Internal dan external anal sphincter berfungsi dalam pergerakan buka tutupnya rongga anal
pada saat pengeluaran feses (kotoran)Dibagian sisi rectal terdapat lemak dalam ischiorectal
fossa.
PENYAKIT-PENYAKIT DAERAH REKTAL
Rectum adalah bagian terbawah pada usus besar dimana hasil metabolisme dalam tubuh
dikeluarkan. Anus membuka pada saat kotoran melewati rectum untuk keluar dari tubuh.
Masalah dengan rectum dan anus umumnya telah banyak terjadi. Yakni meliputi;
• Hemorroids
Hemorroids dapat terjadi pada daerah eksternal maupun internal pada rectum. Adapula yang
dikenal sebagai anal fissure, yakni adanya belahan/celah pada anal.
Hemorrhoid sangat umum terjadi baik pada pria maupun wanita. Sekitar setengah dari
populasi mengalami hemorrhoid pada umur 50 Tahun. Hemmoroid umumnya terjadi pada
wanita hamil. Tepatnya karena adanya tekanan pada fetus di abdomen, ini dapat terjadi dari
perubahan hormonal yang menyebabkan pembuluh hemmoroidal membesar.
• Abscesses dan Fistula,.
Abscesses pada rectum adalah infeksi pada rongga yang terdapat pada rectum. Ini disebabkan
karena adanya blockage kelenjar anal yang berlokasi di daerah sekitar anus. Awalnya terjadi
cellulites, inflamasi, dengan terlihat kemerahan dimana awalnya belum terbebtuk abscess.
Adanya infeksi dari mikroorganisme dapat memperparah penyakit ini.
sedangkan Fistula adalah bagian abnormal / kelainan pada bagian interior pada anal canal dan
rectum dan pada permukaan kulit.. sebagian besar fistula dimulai dari abscesses anorektal.
Ketika abscesses membuka dengan spontan, fistula dapat terjadi. Hal-hal lain yang dapat
menyebabkan fitula adalah adanya penyakit tuberculosis, kanker, dan inflamasi usus.
• Dan kanker pada rectum maupun anus. Awalnya bermula pada pembentukan polip.
Batas-batas kanalis ani, ke kranial berbatasan dengan rectum disebut ring anorektal, ke
kaudal dengan permukaan kulit disebut garis anorektal, ke lateral dengan fossa ischiorectalis,
ke posterior dengan os koksigeus, ke anterior pada laki-laki dengan sentral perineum, bulbus
urethra dan batas posterior diafragma urogenital (ligamentum triangulare) sedang pada wanita
korpus perineal, diafragma urogenitalis dan bagian paling bawah dari dinding vagina
posterior. Ring anorektal dibentuk oleh m.puborektalis yang merupakan bagian serabut m.
levator ani mengelilingi bagian bawah anus bersama m. spincter ani ekternus.
Vaskularisasi kanal anal berasal dari :
» A. Hemorrhoidalis superior à cabang a. mesenterika inferior
» A. Hemorrhoidalis media à cabang a. iliaca eksterna
» A. Hemorrhoidalis inferior à cabang a. pudenda
Aliran vena diatas anorektal junction melalui sistem porta sedang canalis ani langsung ke
vena cava inferior.
» V. Hemorrhoid superior
Berasaldari plexus venosus hemorrhoidalis internus bermuara ke v.mesenteruca inferior à
v.porta
Vena ini tidak mempunyai valvula, sering untuk penyebaran kanker
» V. Hemorrhoid inferior
Mengalirkan darah dari v.pudenda interna à v.iliaca interna à vena cava. Sering menimbulkan
gejala hemorrhoid.
Aliran limfe dari rektum mengikuti vasa hemoroidales superior ke lnn mesenterika inferior
menuju lnn para aorta, sedang dari kanalis ani menuju ke lnn inguinalis kemudian lnn illiaca
ekterna dan lnn illiaci kommunis, sehingga bila ada keganasan dan infeksi dapat menyebar
sampai inguinal.
Inervasi kanalis ani diatur oleh saraf somatik sehingga sangat sensitif terhadap rasa sakit,
sedang rektum oleh saraf viseral sehingga kurang sensitif terhadap rasa sakit. Rektum
diinervasi oleh saraf simpatis dari pleksus mesenterika inferior dan n.presakralis
(hipogastrica) yang berasal dari L2,3,4 dan saraf parasimpatis dari S2,3,4.
Pemeriksaan Anorektum ( Proktologi )
» Inspeksi & Palpasi
Dideteksi : Fissura ani, abses perianal, fistel perianal, hemorrhoid, prolaps
» Colok dubur / RT
» Anuskopi à Melihat kanalis ani dan bagian bawah rektum sejauh 10 cm
» Proktoskopi : 15 cm
» Proktosigmoideskopi : melihat rektum, colon sigmoid
» Posisi pasien pada pemeriksaan Anorektum :
1. Knee chest (menungging)
2. Lithotomi
3. Sims (miring kekiri dengan paha ditekuk)

Anda mungkin juga menyukai