Colon Usus
Colon Usus
2. Mencegah Kanker
Penyakit lain yang terkait dengan serat adalah kanker usus besar atau kolorektal, salah satu
bentuk kanker paling biasa di negara Asia. Sejumlah penelitian menunjukkan, diet rendah
lemak dan tinggi serat bisa mengurangi risiko kanker ini. Diungkap oleh Dr. John Potter dari
Fred Hutchinson Cancer Research Center, dari studi peranan serat terhadap kanker kolorektal,
hasilnya relatif konsisten, yakni ada penurunan risiko dengan konsumsi serat lebih tinggi.
Dari 13 studi kasus kanker kolorektal disimpulkan, makanan kaya serat berkorelasi terbalik
dengan risiko kanker kolon dan kanker rektal. Diduga, risiko kanker kolorektal pada
masyarakat AS dapat berkurang sekitar 31% jika asupan serat makanan dinaikkan sekitar 13
g per hari (Howe GR, et. al., 1992).
Selain ikut menjaga fungsi kolon secara normal, peningkatan asupan serat juga memperbaiki
fungsi kolon. Risiko kanker kolon pun menjadi rendah dengan tingginya asupan serat,
terutama serat tak larut air.
Sementara itu para ahli gizi di Swedia melaporkan, kebiasaan makan biji-bijian atau padi-
padian, dapat menekan risiko terkena kanker perut. Hasil riset terbaru seperti dipublikasikan
Majalah Gastro-enterology, pengkonsumsi serat dalam jumlah paling tinggi dapat
menurunkan sekitar 60% dari risiko mengidap penyakit kanker perut daripada kelompok
yang mengkonsumsi sedikit serat (Kompas, 16/3/2001).
3. Mencegah Sembelit
Konsumsi serat makanan, khususnya serat tak larut (tak dapat dicerna dan tak larut air panas)
menghasilkan kotoran yang lembek. Sehingga diperlukan kontraksi otot rendah untuk
mengeluarkan feses dengan lancar. Dengan begitu mengurangi risiko konstipasi (sulit buang
air besar).
5. Mengapa di dapatkan px fisik didapatkan compos mentis, anemia positif, Rectal toucer,
anoperineal mukosa benjol2 dan rapuh, sarung tangan di dapatkan darah dan lender dan
jaringan nekrotik ?
a. Karsinoma rectum Berak darah dan lender, Tenesmus (perasaan konstan kebutuhan untuk
mengosongkan usus, disertai rasa sakit, kram, dan spontan upaya tegang. ), Sering didiagnosa
sebagai hemorhoid
b. Sifat tumor
i. Ulseratif
ii. Vegetatif
iii. Infiltratif
7. DD ?
Ca Colorecti :
KANKER KOLOREKTAL
Kanker usus besar (kolon) dan daerah antara usus besar dan anus (disebut rektum) memiliki
banyak persamaan, dan oleh sebab itu seringkali secara bersama-sama disebut dengan kanker
kolorektal. Usus besar dan rektum adalah bagian dari sistem pencernaan yang memproses
makanan yang kita makan dan membuang sisa makanan dari tubuh. Kanker kolorektal adalah
kanker yang tumbuh pada usus besar (kolon) atau rektum.
Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas atau disebut
adenoma, yang pada awalnya membentuk polip. Polip dapat diangkat dengan mudah namun
seringkali adenoma tidak menampakkan gejala apapun sehingga tidak terdeteksi dalam waktu
yang relatif lama dan pada kondisi tertentu berpotensi menjadi kanker yang dapat terjadi pada
semua bagian dari usus besar. Kanker kolorektal ini dapat menyebar keluar jaringan usus
besar dan ke bagian tubuh lainnya. Faktor Resiko Penyebab pasti kanker kolorektal masih
belum diketahui, tetapi kemungkinan besar disebabkan
oleh:
• Kebiasaan makan yang salah (asupan makanan yang tinggi lemak dan protein, rendah serat)
• Obesitas/kegemukan
• Pernah terkena kanker kolorektal sebelumnya
• Sejarah keluarga dengan kanker kolorektal
• Pernah memiliki polip di usus
• Umur (resiko meningkat pada usia diatas 50 tahun)
• Jarang melakukan aktifitas fisik
Gejala-gejala
Gejala-gejala kanker kolorektal meliputi:
• Pendarahan pada usus besar, ditandai dengan ditemukannya darah pada feses saat buang air
• besarPerubahan kebiasaan buang air besar meliputi frekwensi dan konsistensi buang air
besar
• (diare atau sembelit) tanpa sebab yang jelas, berlangsung lebih dari enam minggu
• Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
• Rasa sakit di perut atau bagian belakang
• Perut masih terasa penuh meskipun sudah buang air besar
Kadang-kadang kanker dapat menjadi penghalang dalam usus besar yang tampak pada
beberapa
gejala seperti kesakitan, sembelit, sulit buang air besar dan rasa kembung di perut.
Deteksi dini dan skrining
Pilihan Terapi Saat Ini
Pilihan terapi sangat tergantung pada stadium, posisi dan ukuran tumor serta penyebarannya.
• Pembedahan/ operasi.
Tindakan ini paling umum dilakukan untuk jenis kanker yang terlokalisir dan dapat diobati.
• Radioterapi/ radiasi.
Tergantung pada letak/posisi dan ukuran tumor, radioterapi hanya digunakan untuktumor
pada rektum, sehingga mempermudah pengambilannya saat operasi. Radioterapi juga bisa
diberikan setelah pembedahan untuk membersihkan sel kanker yang mungkin masih tersisa.
• Kemoterapi.
Kemoterapi menghancurkan sel kanker dengan cara merusak kemampuan sel kanker untuk
berkembangbiak. Pada beberapa kasus kemoterapi diperlukan untuk memastikan kanker telah
hilang dan tak akan muncul lagi. Salah satu pilihan kemoterapi yang banyak digunakan
adalah Capecitabine (Xeloda®), kemoterapi berbentuk tablet yang pertama di dunia.
Capecitabine adalah tablet yang bekerja menyerang sel kanker saja tanpa menimbulkan
ketidaknyamanan dan bahaya seperti pada kemoterapi infus konvensional.
• Terapi Fokus Sasaran (Targeted Therapy).
Salah satu jenis terapi fokus sasaran adalah antibodi monoklonal. Antibodi ada dalam tubuh
kita sebagai bagian dari sistem pertahanan tubuh yang disebut sistem kekebalan (sistem
imun) yang berfungsi melawan penyebab penyakit seperti bakteri. Antibodi monoklonal
dapat bekerja dengan merangsang sistem kekebalan tubuh alamiah untuk secara khusus
menyerang sel kanker. Terapi ini dapat digunakan secara tunggal, atau kombinasi dengan
kemoterapi. Salah satu terapi antibodi monoklonal adalah Bevacizumab (dipasarkan dengan
nama Avastin®) yang bekerja dengan cara menghambatpasokan darah ke tumor sehingga
menghambat pertumbuhan tumor, memperkecil ukuran tumor dan mematikannya.
Pencegahan
1. Dengan Pola makan yang baik yaitu mengkonsumsi makanan tinggi serat dan tinggi
protein,
2. mengurangi konsumsi daging merah dan lemak jenuh yang berasal dari hewani.
3. Melakukan aktifitas fisik secara rutin/olah raga.
4. Menggunakan obat-obat chemoprevention seperti Aspirin dan golongan obat-obat
antiinflamasi non steroid.
http://www.roche.co.id/fmfiles/re7175008/Indonesian/media/lembar.informasi/Onkologi/Ava
stin/Lembar.Informasi.Kanker.Kolorektal.pdf
Ca rekti
Pengertian
Karsinoma Recti merupakan salah satu dari keganasan pada kolon dan rektum yang khusus
menyerang bagian Recti yang terjadi akibat gangguan proliferasi sel epitel yang tidak
terkendali.
Insidens dan Faktor Risiko
Kanker yang ditemukan pada kolon dan rektum 16 % di antaranya menyerang Recti terutama
terjadi di negara-negara maju dan lebih tinggi pada laki-laki daripada wanita. Beberapa faktor
risiko telah diidentifikasi sebagai berikut:
• Kebiasaan diet rendah serat.
• Polyposis familial
• Ulcerasi colitis
• Deversi colitis
Patofisiologi
Penyebab kanker pada saluran cerna bagian bawah tidak diketahui secara pasti. Polip dan
ulserasi colitis kronis dapat berubah menjadi ganas tetapi dianggap bukan sebagai penyebab
langsung. Asam empedu dapat berperan sebagai karsinogen yang mungkin berada di kolon.
Hipotesa penyebab yang lain adalah meningkatnya penggunaan lemak yang bisa
menyebabkan kanker kolorektal.
Tumor-tumor pada Recti dan kolon asendens merupakan lesi yang pada umumnya
berkembang dari polip yang meluas ke lumen, kemudian menembus dinding kolon dan
jaringan sekitarnya. Penyebaran tumor terjadi secara limfogenik, hematogenik atau anak
sebar. Hati, peritonium dan organ lain mungkin dapat terkena.
Menurut P. Deyle perkembangan karsinoma kolorektal dibagi atas 3 fase. Fase pertama ialah
fase karsinogen yang bersifat rangsangan, proses ini berjalan lama sampai puluhan tahun.
Fase kedua adalah fase pertumbuhan tumor tetapi belum menimbulkan keluhan (asimtomatis)
yang berlangsung bertahun-tahun juga. Kemudian fase ketiga dengan timbulnya keluhan dan
gejala yang nyata. Karena keluhan dan gejala tersebut berlangsung perlahan-lahan dan tidak
sering, penderita umumnya merasa terbiasa dan menganggap enteng saja sehingga penderita
biasanya datang berobat dalam stadium lanjut.
Gambaran Klinis
Semua karsinoma kolorektal dapat menyebabkan ulserasi, perdarahan, obstruksi bila
membesar atau invasi menembus dinding usus dan kelenjar-kelenjar regional. Kadang-
kadang bisa terjadi perforasi dan menimbulkan abses dalam peritoneum. Keluhan dan gejala
sangat tergantung dari besarnya tumor.
Tumor pada Recti dan kolon asendens dapat tumbuh sampai besar sebelum menimbulkan
tanda-tanda obstruksi karena lumennya lebih besar daripada kolon desendens dan juga karena
dindingnya lebih mudah melebar. Perdarahan biasanya sedikit atau tersamar. Bila karsinoma
Recti menembus ke daerah ileum akan terjadi obstruksi usus halus dengan pelebaran bagian
proksimal dan timbul nausea atau vomitus. Harus dibedakan dengan karsinoma pada kolon
desendens yang lebih cepat menimbulkan obstruksi sehingga terjadi obstipasi.
Diagnosis Banding
Kolitis ulserosa
Penyakit Chron
Kolitis karena amuba atau shigella
Kolitis iskemik pada lansia
Divertikel kolon
Prosedur Diagnostik
Untuk menegakkan diagnosa yang tepat diperlukan:
Anamnesis yang teliti, meliputi:
Perubahan pola/kebiasaan defekasi baik berupa diare maupun konstipasi (change of bowel
habit)
Perdarahan per anum
Penurunan berat badan
Faktor predisposisi:
o Riwayat kanker dalam keluarga
o Riwayat polip usus
o Riwayat kolitis ulserosa
o Riwayat kanker pada organ lain (payudara/ovarium)
o Uretero-sigmoidostomi
o Kebiasaan makan (tinggi lemak rendah serat)
Pemeriksaan fisik dengan perhatian pada:
Status gizi
Anemia
Benjolan/massa di abdomen
Nyeri tekan
Pembesaran kelenjar limfe
Pembesaran hati/limpa
Colok rektum(rectal toucher)
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan radiologis
Endoskopi dan biopsi
Ultrasonografi
Uraian tentang prosedur diagostik dijelaskan lebih lanjut dalam fokus pengkajian
keperawatan.
Pengobatan
Pengobatan pada stadium dini memberikan hasil yang baik.
Pilihan utama adalah pembedahan
Radiasi pasca bedah diberikan jika:
a. sel karsinoma telah menembus tunika muskularis propria
b. ada metastasis ke kelenjar limfe regional
c. masih ada sisa-sisa sel karsinoma yang tertinggal tetapi belum ada metastasis jauh.
(Radiasi pra bedah hanya diberikan pada karsinoma rektum).
Obat sitostatika diberikan bila:
a. inoperabel
b. operabel tetapi ada metastasis ke kelenjar limfe regional, telah menembus tunika
muskularis propria atau telah dioperasi kemudian residif kembali.
Obat yang dianjurkan pada penderita yang operabel pasca bedah adalah:
1. Fluoro-Uracil 13,5 mg/kg BB/hari intravena selama 5 hari berturut-turut. Pemberian
berikutnya pada hari ke-36 (siklus sekali 5 minggu) dengan total 6 siklus.
2. Futraful 3-4 kali 200 mg/hari per os selama 6 bulan
3. Terapi kombinasi (Vincristin + FU + Mthyl CCNU)
Pada penderita inoperabel pemberian sitostatika sama dengan kasus operabel hanya lamanya
pemberian tidak terbatas selama obat masih efektif. Selama pemberian, harus diawasi kadar
Hb, leukosit dan trombosit darah.Pada stadium lanjut obat sitostatika tidak meberikan hasil
yang memuaskan.
Hemoroid:
Wasir (Hemorrhoid)
Definisi
Hemorrhoid merupakan pembengkakan dan peradangan pada pembuluh darah balik (vena)
pada daerahrektum atau anus. Di Amerika, 50% populasi usia 50an menderita wasir. Dan
diperkirakan sekitar 50-85% populasi dunia akan mengalami gejala wasir pada periode
tertentu dalam hidupnya.
Penyebab
Penyebab terjadinya wasir bermacam-macam. Wasir dapat diturunkan secara genetik, atau
karena memang lemahnya pembuluh darah vena di rektum atau anus, atau juga dapat
disebabkan karena terlalu sering dan kuat mengedan (kesulitan buang air besar atau diare).
Duduk yang terlalu lama juga dapat menyebabkan terjadinya wasir. Hipertensi (darah tinggi),
obesitas (kegemukan), dan gaya hidup yang malas (tidak aktif) juga merupakan salah satu
pencetus terjadinya wasir. Konsumsi alkohol dan kopi dalam jumlah banyak dan sering juga
merupakan salah satu faktor pencetus. Alkohol dapat menyebabkan penyakit hati yang pada
akhirnya akan menimbulkan penyumbatan aliran pembuluh darah pada rektum atau anus,
sedangkan mengkonsumsi terlalu banyak kopi dapat menyebabkan hipertensi. Keadaan
dehidrasi (kekurangan cairan) dapat juga menjadi faktor penyebab. Dehidrasi dapat
menyebabkan tinja yang keras dan kesulitan buang air besar. Kekurangan vitamin E
merupakan factor yang lainnya.
Tipe dan Gejala
Hemorrhoid dibagi menjadi 2 tipe :
*) Hemorrhoid eksterna
Merupakan wasir yang timbul pada daerah yang dinamakan anal verge, yaitu daerah ujung
dari anal kanal (anus). Wasir jenis ini dapat terlihat dari luar tanpa menggunakan alat apa-apa.
Biasanya akan menimbulkan keluhan nyeri. Dapat terjadi pembengkakan dan iritasi. Jika
terjadi iritasi, gejala yang ditimbulkan adalah berupa gatal. Wasir jenis ini rentan terhadap
trombosis (penggumpalan darah). Jika pembuluh darah vena pecah yang mengalami kelainan
pecah, maka penggumpalan darah akan terjadi sehingga akan menimbulkan keluhan nyeri
yang lebih hebat.
*) Hemorrhoid interna
Merupakan wasir yang muncul didalam rektum. Biasanya wasir jenis ini tidak nyeri. Jadi
kebanyakan orang tidak menyadari jika mempunyai wasir ini. Perdarahan dapat timbul jika
mengalami iritasi. Perdarahan yang terjadi bersifat menetes. Jika wasir jenis ini tidak
ditangani, maka akan menjadi prolapsed and strangulated hemorrhoids.
• Prolapsed hemorrhoid adalah wasir yang “nongol” keluar dari rektum.
• Strangulated hemorrhoid merupakan suatu keadaan terjepitnya prolapsed hemorrhoid
karena otot disekitar anus berkontraksi. Hal ini menyebabkan terperangkapnya wasir dan
terhentinya pasokan darah, yang pada akhirnya akan menimbulkan kematian jaringan yang
dapat terasa nyeri sekali.
Hemorrhoid interna dapat dikelompokkan menjadi :
• Grade I : wasir tidak keluar dari rektum
• Grade II : wasir prolaps (keluar dari rektum) pada saat mengedan, namun dapat masuk
kembali secara spontan
• Grade III : wasir prolaps saat mengedan, namun tidak dapat masuk kembali secara spontan,
harus secara manual (didorong kembali dengan tangan)
• Grade IV : wasir mengalami prolaps namun tidak dapat dimasukkan kembali Hemorrhoid
Pemeriksaan Tambahan
Setelah dokter melakukan pemeriksaan secara fisik (dengan melihat apakah ada wasir yang
prolaps), maka setelah itu akan dilakukan pemeriksaan colok dubur guna meraba wasir yang
letaknya didalam. Konfirmasi secara visual dari wasir dapat dilakukan dengan tehnik
anuskopi, yaitu dengan memasukkan suatu alat yang dinamakan anuskop (suatu tabung
panjang yang diujungnya terpasang lampu) melalui anus sehingga memungkinkan dokter
melihat secara langsung wasir yang letaknya didalam (hemorrhoid interna). Untuk
pemeriksaan lebih lanjut (menyingkirkan kemungkinan penyakit lain seperti polip, infeksi
usus, atau tumor), sigmoidoskopi atau kolonoskopi dapat dilakukan. Pada sigmoidoskopi,
sekitar 60 cm dari usus besar dapat terlihat. Sedangkan dengan kolonoskopi, seluruh usus
dapat terlihat.
Penatalaksanaan
1. Terapi pengobatan
Tidak ada obat yang dapat mengobati wasir. Yang paling penting adalah untuk melakukan
pencegahan (dijelaskan dibawah) terhadap timbulnya wasir. Namun wasir kita menimbulkan
rasa nyeri, dapat diberikan obat penghilang nyeri yang dimasukkan melalui anus. Selain itu
juga dapat digunakan krim penghilang rasa sakit, namun harus hati-hati terhadap krim yang
mengandung steroid karena justru dapat memicu timbulnya serangan nyeri.
2. Terapi operatif
Jika wasir yang kita alami tidak sembuh-sembuh dengan perubahan pola hidup, maka
sebaiknya silakukan tindakan operasi yang dapat berupa :
• Rubber band ligation
Suatu karet diikatkan pada wasir sehingga pasokan pembuluh darah menjadi berkurang atau
tidak ada. Setelah beberapa hari, jaringan wasir akan mengalami kematian yang pada
akhirnya akan lepas sendiri bersamaan dengan buang air besar.
• Hemorrhoidolysis/Galvanic Electrotherapy
Merupakan tindakan pemotongan wasir dengan menggunakan arus listrik
• Sclerotherapy
Penyuntikan zat sklerosan dilakukan pada wasir sehingga menyebabkan runtuhnya dinding
pembuluh darah pada wasir.
• Cryosurgery
Merupakan tindakan penghancuran wasir dengan cara membekukannya. Tindakan ini sudah
jarang sekali digunakan karena efek sampingnya.
• Laser, infrared or BICAP caogulation
Adalah tindakan pemotongan wasir dengan menggunakan laser atau inframerah. Sekarang
ini, laser sudah mulai ditinggalkan karena penelitian menunjukkan bahwa penanganan wasir
lebih efektif dengan menggunakan inframerah.
• Hemorrhoidectomy
Tindakan ini merupakan tindakan pembedahan. Namun banyak pasien yang mengeluhkan
nyeri yang hebat setelah dilakukan operasi ini. Untuk itu, tindakan ini dilakukan sebaiknya
untuk hemorrhoid interna grade IV saja.
Pencegahan
Pencegahan untuk wasir meliputi
• Minum banyak air, makan makanan yang mengandung banyak serat (buah, sayuran, sereal,
suplemen serat, dll) sekitar 20-25 gram sehari
• Olahraga
• Mengurangi mengedan
• Menghindari penggunaan laksatif (perangsang buang air besar)
• Membatasi mengedan sewaktu buang air besar.
• Penggunaan celana dalam yang ketat dapat mencetuskan terjadinya wasir dan dapat
mengiritasi wasir yang sudah ada.
• Penggunaan jamban jongkok juga sebaiknya dihindari.
Sumber : http://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/wasir-hemorrhoid.pdf
8. Apa diagnosisnya ?
9. Anatomi anorectal ?