Anda di halaman 1dari 5

“MENGIDENTIFIKASI BANGUNAN

BENTUK BANGUNAN MENGGUNAKAN


STRATEGI PADA IKLIM TROPIS BASAH
DAN IKLIM TROPIS KERING”

DI BUAT OLEH:
PUPUT DIAN PRATIWI
F221 17 028

UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR


MENGIDENTIFIKASI BENTUK DAN KARAKTERISTIK BANGUNAN
PADA WILAYAH IKLIM TROPIS BASAH DAN TROPIS KERING
1.1.PENGERTIAN IKLIM TROPIS
Berdasarkan Tri Harso Karyono dalam “ mendefinisikan kembali
arsitektur tropis di indonesia, 2000“, Arsitektur Tropis diartikan sebagai karya
arsitektur yang mengarah pada pemecahan problematik iklim tropis antara lain
tingkat curah hujan, radiasi sinar matahari, suhu udara relatif tinggi,
kelembaban yang tinggi, dan kecepatan angin yang rendah. Iklim tropis
dicirikan oleh beberapa karakterteristik, seperti : kelembaban udara yang tinggi
( dapat mencapai angka 90 % ), suhu udara relative tinggi ( 18° s/d 35° C ).
faktor - faktor iklim tersebut berpengaruh sangat besar terhadap aspek
kenyamanan fisik manusia, terutama aspek kenyamanan suhu.
Pada pengertiannya Iklim adalah perubahan kondisi cuaca yang relatif
tetap dan secara berkala karena pengaruh perputaran bumi (diteliti 10-20 tahun
sekali), hasilnya berupa: tropis, sub tropis, dingin dan lain-lain. Sedangkan
cuaca merupakan perubahan kondisi udara yang sifatnya setempat, dalam kurun
waktu pendek, dan terjadi akibat bentang alam seperti pantai, gunung dan
padang rumput.

8
Ada 3 pelaku yang perlu mendapat perhatian, yaitu:

1. Iklim : Sinar matahari; Angin; Kelembaban; Curah hujan; Suhu udara.


2. Modifier : Pohon; Dinding; Screen
Manusia : Modifikasi terbatas: pakaian, makanan, aktivitas, kebiasaan
Dalam penguraiannya, definisi iklim terbagi dalam dua cabang
pemgelompokan yakni Iklim mikro adalah faktor-faktor kondisi iklim setempat
yang memberikan pengaruh langsung terhadap kenikmatan (fisik) dan
kenyamanan (rasa) pemakai di sebuah ruang bangunan. Sedangkan Iklim makro
adalah kondisi iklim pada suatu daerah tertentu yang meliputi area yang lebih
besar dan mempengaruhi iklim mikro.

Iklim mikro dipengaruhi oleh faktor-faktor: Orientasi bangunan;


Ventilasi (lubanglubang pembukaan di dalam ruang untuk masuknya
penghawaan); Sun shading ( penghalang cahaya matahari); Pengendalian
kelembaban udara; Penggunaan bahan-bahan bangunan; Bentuk dan ukuran
ruang; Pengaturan vegetasi. Sedangkan, Iklim makro dipengaruhi oleh faktor –
faktor : Lintasan matahari; Posisi dan model geografis, yang mengakibatkan
pengaruh pada cahaya matahari dan pembayangan serta hal-hal lain pada
kawasan tersebut, misalnya radiasi panas, pergerakan udara, curah hujan,
kelembaban udara, dan temperatur udara.
1.2.IKLIM TROPIS BASAH
Daerah Tropis lembab adalah Iklim dengan panas yang berlebihan disertai
dengan kelembaban relatif yang tinggi pula. Suhu udara rata-rata di atas 20o C
dengan kelembaban relatif sekitar 80-90 %. Adapun kareteristik Daerah Iklim
Tropis Lembab, adalah :
Curah hujan tinggi; Kelembaban tinggi; Temperatur udara panas tinngi;
Angin ( aliran udara) sedikit; Radiasi matahari sedang sampai kuat
(matahari bersinar sepanjang tahun); Pertukaran panas kecil karena
kelembaban tinggi (udara sudah jenuh oleh uap air), sehingga air tidak
mudah menguap.
A. MENGIDENTIFIKASI PADA BANGUNAN “UNIVERSITAS
DIPONEGORO”

1. Ketangguhan bangunan kampus Undip yang dibangun diawal tahun


1980an (lebih dari 30 tahun yang lalu) dirancang dengan atap
miring, pemakaian bahan penutup atap dari genteng tanah liat/beton dan
berkonsep optimalisasi udara alami yang memang sejuk, masih dapat
ditemukan di beberapa bangunan.

2. Kebertahanan disain bangunan kampus Undiversitas Diponegoro


secara prinsip ditemukan pada element selubung bangunan. Selubung
bangunan ini terdiri dari keberadaan, bentuk, konstruksi dari elemen
Atap, elemen Tritisan, elemen Dinding dan elemen Jendela.
3. Ketangguhan bangunan merupakan disain bangunan yang tidak hanya
mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan terkait factor iklim
(panas, hujan, angina dan kelembaban), namun optimalisasi dan aplikasi
dan inovasi aspek disain aktif (perangkat elektronik) serta mitigasi
dan/atau adaptasi sebagai solusi yang komprehensif dalam
menyelesaikan permasalahan bangunan tersebut. “Semakin tangguh
suatu disain bangunan adalah keseimbangan antara pengentasan dan
pendayagunaan factor iklim”.
1.3.IKLIM TROPIS KERING
Daerah Tropis Kering adalah Iklim dengan panas yang berlebihan, udara
kering, suhu udara rata-rata 25o C – 45o C terpanas dan 10o C terdingin disertai
dengan kelembaban relatif yang sangat rendah.
A. MENGIDENTIFIKASI PADA BANGUNAN “The Cuixmala Luxury
Resort Careyes, Meksiko”

Bahan bangunan yang digunakan tidak jauh berbeda dengan resort


pada umumnya namun terdapat sentuhan material alami pada interior
bangunan seperti kayu, pada kusen pintu dan jendela, reng atap dan lainnya,
Gaya bangunan Meksiko juga diterapkan pada furniture mewah yang
digunakan namun tetap dengan bentuk yang simpel. Terdapat banyak
bukaan agar suhu di dalam terjaga. Cahaya matahari tidak masuk secara
langsung ke dalam bangunan karena terhalang oleh pohon-pohon.
 Pada bagian bukaan

Overhang Horizoltal dan Aliran Udara Overhang horizontal


yang terletak langsung di atas jendela akan menyebabkan arus udara
menangkis ke bagian plafon karena overhang yang solid akan
mencegah tekanan positif yang berada di atasnya dari proses
penyeimbangan tekanan positif di bawah jendela.
 Sirip Dinding
Sirip dinding (fin walls) dapat meningkatkan ventilasi
melalui jendela yang terpasang pada sisi sama bangunan dengan cara
mengubah ditribusi meningkatkan ventilasi secara signifikan
melalui jendela di dinding yang sama

Anda mungkin juga menyukai