OLEH:
Dr.FITRIANI LUMONGGA
Secara garis besar kanker dibagi menjadi dua kelompok , yaitu kanker jinak dan kanker
ganas. Kanker jinak (benign) memiliki kecenderungan untuk tumbuh lebih lambat dari
kanker ganas dan tidak menyebar ke organ lain. Sedangkan kanker ganas (maligna)
memiliki pertumbuhan sel yang sangat cepat , dapat menginvasi serta menghancurkan
jaringan disekitarnya dan pada tahap selanjutnya akan menyebar ke organ-organ lain
pada tubuh.
Invasi kanker merupakan suatu proses bergeraknya sel dari tumor primer dan berjalan
menuju jaringan disekitarnya. Keadaan ini memungkinkan sel bergerak menuju
pembuluh darah dan ditransportasikan ke bagian tubuh yang lain , sehingga
menyebabkan terjadinya tumor sekunder pada baian tubuh yang lain. Invasi kanker
mempengaruhi sejumlah perubahan pada perilaku sel, terutama perubahan pada
motilitas dan dihasilkannya enzym dan cytokine yang akan memodifikasi matriks ekstra
seluler lokal, menstimulasi migrasi sel dan promote proliferasi sel . Pada dekade akhir-
akhir ini dipertimbangkan , pada progresifitas terjadi perubahan genetik yang
berpengaruh pada pertumbuhan tumor secara lokal maupun sistemik. Perubahan yang
paling penting terjadi pada gen yang mengatur siklus sel , homeostasis matriks
ekstraseluler dan migrasi sel.
Motilitas sel merupakan komponen yang penting pada proses invasi tumor. Terdapat
berbagai stimulus yang dapat menstimulasi motilitas sel in vitro ,termasuk : host-derived
factor, growth factor dan tumor- secreted factor , yang berfungsi secara autocrine untuk
menstimulasi motilitas sel tumor. Autocrine motility factor (AMF) merupakan suatu
glikoprotein 60-kD yang dihasilkan oleh human melanoma cells yang menstimulasi
migrasi sel. Autotaxin (ATX) merupakan suatu agent autocrine motilitas lainnya yang
Teori lainnya menjelaskan bahwa invasi tumor merupakan proses penetrasi sel tumor
ataupun infiltrasi sel tumor ke jaringan disekitarnya. Hilangnya contact junctional antara
sel epitel disekitarnya dan hubungan sel dengan matrks ekstra seluler merupakan
prasyarat yang penting untuk berpindahnya sel tumor dari tempat primernya. Hal ini
berdasarkan teori bahwa migrasi dan invasi sel kanker pada stroma disekitarnya
dihalangi oleh kohesi sel dengan sel lainnya adhesi sel dengan matrik moekul.
Disruption dari adhesi ini dapat menyebabkan peningkatan motilitas sel tumor yang
keluar dari tempat primernya. Oleh karena itu adhesi molekul pada permukaan sel
mempunyai peranan yang penting pada migrasi sel tumor dan berpotensial untuk
metastase sel epitel.
Proses inisial pada migrasi sel adalah perubahan pada adhesi sel. Perubahan ini
berupa berubahnya adhesi sel dengan sel lainnya dan interaksi sel dengan ekstra
seluler matriks. Pada saat ini telah dikenali berbagai reseptor pada permukaan sel yang
bertindak sebagai mediator pada interaksi tersebut. Resptor tersebut antara lain :
chaderin, integrin, golongan Imunoglobulin (Ig) superfamili, dan CD44. Untuk dapat
berpindah dari tempat primernya, sel tumor harus dapat menurunkan interaksi adhesi
sel dengan matriksnya.
ADHESI SEL
Pada sel yang normal terdapat hubungan sel sekitarnya yang cukup kuat , ada
beberapa type struktur junctional, antara lain : desmosome, tight junction dan adherent
INTEGRIN
MIGRASI SEL
Pada perjalanannya , satu sel kanker harus melepaskan diri dari kelompoknya (tumor
primer) untuk mengadakan invasi ke daerah sekitarnya , berusaha menembus
pembuluh lymph atau secara langsung mencari pembuluh darah dan mulai berkembang
ditempat yang baru (tumor sekunder).
Migrasi pada sel memerlukan transmisi kekuatan tenaga dari ekstra seluler matriks ke
cytoskeleton sel tumor ataupun sel endotelial. Penggabungan kembali elemen
cytoskeletal untuk membentuk membran ruffles, lamellipodia, filopodia dan psudopodia
dilakukan oleh sel yang berpindah. Perpindahan sel dimulai dari penonjolan filopod atau
lamellipod, yang dibentuk oleh polimerisasi aktin untuk membentuk filamen sentral yang
memanjang dan anyaman yang lebih lebar pada lamellipod. Pada tepi dari struktur yang
protruding, integrin terkonsentrasi pada daerah yang khusus → ligasi dengan Ekstra
seluler matriks → membentuk focal adhesi yang terdapat pada actin filamen. Ikatan
integrin dengan ekstra seluler matriks menyebabkan traksi adhesi. Kontraksi
selanjutnya dari aktin filamen menyebabkan terdorongnya badan sel.
Pada sel kanker, migrasi dari sel juga dipengaruhi oleh beberapa gen yang terlibat.
Salah satu dari gen tersebut adalah Ras superfamili dari small GTP- binding protein
merupakan gen yang paling banyak dipelajari. Ras superfamili ini terdiri dari 30 jenis
antara lain : Rho, Ras, Arf/sar 1 dan Rab/Ran subfamili . Proses migrasi sel, invasi ,
termasuk polarisasi sel, remodelling cytoskeletal dan penerimaan sinyal-sinyal malignan
dari luar dikendalikan oleh Rho-GTP ase.
Rho protein sangat berperan dalam meregulasi perubahan bentuk sel, polaritas,
pergerakannya melalui mekanisme kontrkasi aktin myosin, adhesi sel dan microtubule
dinamic. Seperti pada manusia, sel kanker juga memiliki kerangka, dan indera peraba ,
yang kombinasi ini dapat membuat sel kanker berpindah tempat.
Ekstra seluler matriks terdiri dari tiga komponen, yaitu : kolagen, glikoprotein dan
proteoglikan. Invasi pada ekstraseluler matriks merupakan suatu proses yang aktif,
yang terdiri dari beberapa tahap , yaitu :
• Lepasnya atau renggangnya hubungan antar sel tumor
• Perlekatan pada komponen matriks
• Degradasi ekstraseluler matriks
• Migrasi sel tumor
Untuk menembus ekstra seluler matriks disekitarnya ; pertama , sel tumor harus
mmelekat pada komponen matriks. Sel epitel dari tumor terpisah dari stroma melalui
basemen membran , dan kemudian membran mengalami degradasi dan remodeled.
Pada saat proses ini berlangsung , komponen dari basemen membran mengirimkan
sinyal pada sel tumor . Reseptor yang diperantarai sel tumor , laminin dan fibronectin
mempunyai peranan yang penting pada invasi sel. Beberapa sel kanker mempunyai
mempunyai reseptor yang lebih banyak yang tersebar pada membran sel. Terdapat
korelasi antara densitas laminin reseptor dengan luasnya invasi sel kanker pada
karsioma payudara dan colon.
Setelah melekat pada komponen basemen membran atau intertitial ekstra seluler
matriks , sel tumor harus membuat jalan untuk migrasi. Invasi pada ekstra seluler matrik
(2)
Selama transisi dari benign menuju karsinoma invasif, terjadi beberapa perubahan pada
kuantitas, organisasi dan distribusi dari basemen membran subepitel. Pada tumor yang
benign, massa terlokalisir pada satu tempat, dan tidak mempunyai kemampuan untuk
infiltrasi, invasi ataupun metastase ke tempat yang jauh dari asalnya. , Gambaran
histopatologi yang utama dari tumor maligna adalah adanya disruption dari epitel
basemen membran dan dijumpainya sel kanker pada daerah stroma. Kelainan
proliferasi yang benign , seperti fiibrocystic disease, sclerosing adenosis, intraductal
hiperplasia , intraductal papiloma dan fibroadenoma merupakan gambaran
disorganisasi pada arsitektur epitel yang normal. Lesi-lesi benign ini masih
memperlihatkan kontinuitas dari basemen membran yang memisahkan sel epitel
neoplastik dari stroma. Sedangkan pada tumor maligna tidak terlihat lagi basemen
membran dan terdapat invasi sel tumor pada stroma. Adanya invasi lokal merupakan
hal yang penting untuk kompetensi malignansi yang merupakan ciri khas dari tumor
ganas .
1. Rosenberg SA, Cancer, Priciples & Practice of Oncology. 7th E, Book I,Lippincott
Williams and Wilkins . Philadelphia. 2005 : 113 – 27,
2. Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Neoplasia. In: Robbins and Cotran Pathology
Basis of Disease. 7th Ed, Philadelphia. Elsevier Saunders. 2005 : 310-313
3. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL, Neoplasia, In : Robbins Basic Pathology. 7th Ed
.Philadelphia.Saunders. 2003 :191-192
4. Integrins and Invasion, available at :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/bv.fcgi?rid=eurekah.chapter.12398
http://www.cbcrp.org/publications/reports/1997/page_10.php
http://www.yourcancertoday.com/WhatIsCancer.aspx
9. Marc Mareel and Ancy Leroy, Clinical, Cellular, and Molecular Aspects of Cancer
Invasion, available at :
http://physrev.physiology.org/cgi/content/abstract/83/2/337