Anda di halaman 1dari 4

 Pasal 25 membahas tentang adanya verifikasi persyaratan administrasi sebelum

dilakukan pemberian atau penolakan izin Bupati. Perangkat daerah yang membidangi
lingkungan hidup akan merekomendasikan dari hasil evaluasi dan akan disampaikan
kepada Bupati sebagai dasar pertimbangan.
 Pasal 26 membahas tentang permohonan izin jika belum memenuhi persyaratan
berdasarkan hasil penilaian tim teknis maka kepala perangkat daerah yang
membidangi lingkungan hidup dapat memberikan kesempatan pemenuhan
persyaratan kepada pemohon izin.
 Pasal 27 membahas tentang pemberian kesempatan pemenuhan persyaratan teknis
bagi yang belum memenuhi persyaratan dalam jangka waktu 30 hari kerja, tetapi jika
lebih dari batas waktu kepala perangkat daerah berhak mengeluarkan surat penolakan
izin yang dimohon.
 Pasal 28 membahas tentang penerbitan pemberian izin, jangka waktu proses
penerbitan izin, penolakan izin.
 Pasal 29 membahas tentang penolakan izin sebagaimana dimaksut dalam psal 27 ayat
(3) yang disampaikan tertulis disertai alasannya, pemohon izizn dapat mengajukan
permohonan ulang dengan melampirkan persyaratan baru.
 Pasal 30 membahas tentang kewajiban-kewajiban pemegang izin pengolahan limbah
B3. Kewajiban yang harus dilakukan antara lain yaitu, memenuhi persyaratan
lingkungan hidup, penyimpanan limbah B3 (sesuai jenis limbah dan beratnya),
membuat dan menyampaikan laporan.
 Pasal 31 membahas tentang penyimpanan limbah yang telah melampaui jangka waktu
wajib melakukan pemanfaatan limbah, dan penyerahan limbah B3 kepada pihak lain
yang memiliki izin.
 Pasal 32 membahas tentang kewajiban-kewajiban pemegang izin pengelolaan limbah
B3 dalam rangka pengumpulan limbah B3.
 Pasal 33 membahas tentang penyimpangan limbah B3 melampaui jangka waktu
sebagaimana dimaksut dalam pasal 30 huruf f, pemegang izin wajib menyerahkan
limbah B3 yang dikumpulkan kepada pihak lain yang memiliki izin. Pihak lain
sebagaimana meliputi: pemanfaat limbah B3, pengolah limbah B3 dan penimbun
limbah B3.
 Pasal 34 membahas tentang masa berlaku izin pengelolaan limbah B3. Jika masa
berlaku telah habis maka perlu melakukan pemulihan lingkungan sesuai peraturan
perundang-undangan.
 Pasal 35 membahas tentang perpanjang masa berlaku izin pengelolaan limbah B3
yang diajukan kepada Bupati paling lama 60 hari sebelum jangka waktu izin berakhir,
jika melewati jangka waktu izin makan wajib mengajukan permohonan izin baru.
 Pasal 36 membahas tentang ketidak berlakunya izin dan pencabutan izin. Ketidak
berlakunya izin dikarenakan masa berlaku habis, tidak dilakukan perpanjangan izin,
terjadi perubahan sebagaimana dimaksut dalam pasal 21 ayat (2), tidak melakukan
kegiatan selama 2 tahun, badan usaha pemegang izizn bubar, adanya pencabutan izin
oleh bupati.
 Pasal 37 membahas tentang permohonan perubahan izin pengolahan limbah B3 untuk
kegiatan penyimpanan limbah B3 melalui permohonan perubahan tertulis kepada
Bupati melalui perangkat daerah yang membidangi lingkungan hidup yang disertai
alasan perubahan.
 Pasal 38 membahas tentang permohonan perubahan izin pengolahan limbah B3 untuk
kegiatan pengumpulan limbah B3 melalui permohonan perubahan tertulis kepada
Bupati melalui perangkat daerah yang membidangi lingkungan hidup yang disertai
alasan perubahan.
 Pasal 39 membahas tentang tatacara dan syarat permohonan perubahan izin mengikuti
tata cara dan syarat permohonan izin.
 Pasal 40 membahas tentang tatacara permohonan perubahan izin pengelolaan limbah
B3 untuk kegiatan penyimpanan limbah yaitu, dengan menulis permohonan
perubahan kepada Bupati melalui perangkat daerah yang membidangi lingkungan
hidup paling lama 30 hari setelah terjadi perubahan dan dilengkapi dengan dokumen
yang menunjukkan perubahan.
 Pasal 41 membahas tentang tatacar permohonan perubahan izin pengolaan limbah B3
untuk kegiatan pengumpulan limbah B3 yaitu, dengan menulis permohonan
perubahan kepada Bupati melalui perangkat daerah yang membidangi lingkungan
hidup paling lama 30 hari setelah terjadi perubahan dan dilengkapi dengan dokumen
yang menunjukkan perubahan.
 Pasal 42 membahas tentang pemegang izin pengelolaan limbah B3 untuk kegiatan
pengumpulan limbah B3 wajib merubah tempat penyimpanan limbah B3, desai dan
kapasitas fasilitas dan/atauvsekala pengumpulan limbah B3.
 Pasal 43 membahas tentang penanggulangan dari penghasil limbah B3 bertanggung
jawab kecelakaan dan pencemaran lingkungan hidup, penghasil limbah B3 wajib
memiliki sistem tanggap darurat, wajib segera melapor kepada perangkat daerah yang
membidangi lingkungan hidup jika terjadi penumpahan limbah.
 Pasal 44 membahas tentang penanggulangian pencemaran atau kerusana lingkungan
akibat kegiatan yang dapat mengajukan permohonan bantuan kepada Bupati yang
biaya dibebankan kepada penghasil limbah B3.
 Pasal 45 membahas tentang kewenangan Bupati untuk memaksa penanggung jawab
usaha untuk pemulihan ligkungan hidup akibat pencemaran, dan Bupati berwenang
menunjuk pihak ketiga untuk melakukan pemulihan lingkungan hidup atas beban
biaya ditanggung oleh penanggung jawab usaha.
 Pasal 46 membahas tentang penanggulangan keadaan darurat pengolaan limbah B3.
 Pasal 47 membahas tentang pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Bupati
terhadap pelaksanaan peraturan daerah, dan pembinaan dan pengawasan oleh
perangkat daerah yang membidangi lingkungan hidup terhadap pengelolaan perizinan
dan teknis pengendalian limbah B3.
 Pasal 48 membahas tentang pembinaan yang dilakukan bupati melalui perangkat
daerah yang membidangi lingkungan hidup membimbing untuk meningkatan ketaatan
penanggung jawab usaha dalam pengolaan limbah B3.
 Pasal 49 membahas tentang pengawasan terhadap penataan penanggung jawab usaha,
dalam pelaksanaannya dapat didelegasikan kepada perangkat daerah yang
membidangi lingkungan hidup. Pengawasan dilaksanakan oleh PPLHD atau tim
pengawas yang ditetapkan oleh Bupati atas usul kepada perangkat daerah yang
membidangi lingkungan hidup.
 Pasal 50 membahas tentang wewenang PPLHD sebagaimana dalam pasal 49 ayat (3).
Dalam melaksanakan tugasnya PPLHD dapat melakukan koordinasi dengan PPNS.
 Pasal 51 membahas tentang peranserta masyarakat yaitu, masyarakan memiliki hak
dan kesempatan yang sama untuk berperan aktif dalam pengelolaan dan pengendalian
limba B3, pemerintah daerah dapat memberikan dukungan dalam rangka peran aktif
masyarakat.
 Pasal 52 membahas tentang kerjasama antar daerah yang diselenggarakan Bupati
dalam pengendalian dan pengolaan limbah B3. Kerjasama tersebut bertujuan
mencegah perpindahan limbah B3 ke daerah lain, meningkatkan hubungan koordinasi
antar daerah.
 Pasal 53 membahas tentang sanksi administratuf kepada penanggung jawab usaha jika
melanggar sebagaimana dimaksud dalam pasal 10, pasal 32, pasal 33 ayat (1), pasal
34, pasal 35, pasal 40 ayat (1), dan pasal 41 ayat (1).
 Pasal 54 membahas tentang sanksi administratif terdiri atas: teguran tertulis, paksaan
pemerintah daerah, pembekuan izin dan pencabutan izin.
 Pasal 55 membahas tentang tegura tertulis disampaikan sebanyak satu kali, teguran
tersebut wajib ditindaklanjuti dalam jangka waktu paling lama 14 hari kerja, apabila
tidak ditindak lanjuti maka Bupati akan memberikan sanksi administratif yaitu
paksaan pemerintah.
 Pasal 56 membahas tentang paksaan-paksaan pemerintah daerah kepada usaha yang
dikenai sanksi administratif.
 Pasal 57 membahas tentang pembekuan izin karena penanggung jawab usaha tidak
menindaklanjuti setelah masa paksaan pemerintah daerah, pembekuan izizn diberikan
paling lama 14 hari kerja, akan dikenakan pencabutan izin jika tidak menindaklanjuti
setelah masa pembekuan izin dilampaui.
 Pasal 58 membahas tentang denda yang berlaku jika penanggung jawab usaha tidak
melaksanakan paksaan pemerintah atas setiap keterlambatan pelaksanaan sanksi
pemerintah.
 Pasal 59 membahas tentang dilakukannya penyidikan terhadap pelanggaran peraturan
daerah oleh penyidik kepolisisan NKRI atau PPNS di lingkungan pemerintah daerah
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Pasal 60 membahas tentang ketentuan pidana bagi orang yang melakukan pengelolaan
limbah B3 tanpa izin dikenai pidana kurungan paling lama 6 bulan dan denda paling
banyak Rp50.000.000,-
 Pasal 61 membahas tentang ketentuan pidana bagi badan usaha pengolaan limbah B3.
 Pasal 62 membahas tentang berlakunya peraturan daerah diatas yaitu pada tanggal 16
Desember 2016

Anda mungkin juga menyukai