Anda di halaman 1dari 12

PEMBENTUKAN KATA:

PROSES MORFOLOGIS PADA GAIRAIGO

Oleh :
Sa’idatun Nishfullayli
Email: nice.niniez@gmail.com

ABSTRACT

This paper describes the morphological processes of a Japanese vocabulary, gairaigo.


Gairaigo is absorbed from foreign languages, other than Chinese. There has been an
increasing number of Japanese speakers who use the word gairaigo since it is assumed that
gairaigo makes people look smarter and more modern. In addition, gairaigo is being used
widely because it can serve not only as a single lexeme, but also as the input (root/stem) to
form other vocabulary. To determine what morphological processes that can be applied to
gairago, the writer used the word formation theory from Tsujimura (2000). Therefore, this
paper is a descriptive study. The results show that there are three morphological processes:
affixation, compounding, and abbreviation (clipping and contraction). Changes in part of
speech (derivation) as a result of certain morphological process are also explained. Changes
or distortion of meaning is not discussed in this paper.

Key word: gairaigo, affixation, compounding, abbreviation, clipping, contraction.

PENDAHULUAN
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa informasi, tak pelak akan bertemu dan
manusia sudah merasakan efek globalisasi di berdampingan dengan bahasa asing. Terlebih
segala bidang. Cukup dengan kemajuan lagi di era globalisasi seperti sekarang ini,
teknologi komunikasi, kita bisa mengenal persentuhan atau kontak antarbahasa yang
dan berbicara dengan siapapun dari belahan berbeda adalah sebuah keniscayaan.
dunia lain tanpa perlu bertatap muka. Pengaruh yang muncul dari kontak tersebut
Dengan globalisasi, antara bangsa satu antara lain dapat berupa pemindahan atau
dengan bangsa yang lain seakan tidak pengalihan unsur suatu bahasa asing ke
berbatas. Kita bisa saling bersentuhan, dalam bahasa lain melalui peminjaman,
berinteraksi, berkomunikasi, bahkan saling sehingga akan timbul intervensi atau
berempati. interferensi (Sanada, 1995: 73).
Begitu pula yang terjadi pada bahasa. Proses peminjaman kata tersebut
Bahasa sebagai media komunikasi dan akan menghasilkan kata pinjaman (serapan).
34
Nishida (dalam Balukh, 2002: 2-3) membagi Sebagai contoh, kata tennis dalam bahasa
kata pinjaman bahasa Jepang ke dalam dua Inggris diserap menjadi gairaigo dengan
kelompok yaitu: a) kan’go(漢語)yaitu mengubah bunyinya menjadi tenisu. Kata
kata serapan yang berasal dari bahasa Cina, tenisu merupakan kata dasar/base/stem, yang
termasuk huruf Kanji; mis. cha „teh‟; dan b) kemudian mendapat imbuhan -suru menjadi
gairaigo(外来語) yaitu kata serapan yang tenisu-suru, sehingga kelas katanya berubah
berasal dari selain bahasa Cina, misalnya dari nomina menjadi verba dan mempunyai
miitinggu „rapat‟ berasal dari bahasa Inggris arti „bermain tenis‟.
meeting. Proses afiksasi lain yang terjadi pada
Kosakata bahasa Inggris merupakan gairaigo, misalnya kata guroobaru yang
kosakata yang paling banyak diserap oleh merupakan kata pinjaman dari bahasa Inggris
bahasa Jepang yakni mencapai 80% dari global. Awalnya, kata guroobaru berkelas
keseluruhan perbendaharaan kata pinjaman kata sama dengan kata global yakni ajektiva,
bahasa Jepang (Shoomura, 1998: 18). akan tetapi setelah mendapat sufiks -ka
Jumlah tersebut masih sangat mungkin untuk menjadi guroobaru-ka „globalisasi‟, maka
terus bertambah dikarenakan penggunaannya kelas katanya berubah menjadi nomina.
yang semakin meluas, baik dalam Kedua contoh di atas merupakan proses
percakapan, pidato, bahasa tulis di media derivasi yang juga biasa terjadi pada
cetak maupun elektronik, serta dalam gairaigo.
kesempatan formal maupun informal. Selain Selain itu, banyak juga ditemukan
itu, meluasnya pemakaian gairaigo adalah kata-kata baru yang merupakan hasil
karena efek dari globalisasi, sehingga orang pemendekan kata pada gairaigo berbentuk
Jepang akan merasa mampu mengikuti kata tunggal maupun gabungan kata.
perkembangan zaman dan dianggap mampu Misalnya, kata majemuk sexual harrasment
bergaul dengan dunia jika sudah mampu mengalami penyesuaian bunyi menjadi
menggunakan gairaigo dalam bahasa lisan sekkusu harasemento, selanjutnya
maupun tulis. mengalami proses pemendekan menjadi
Tsujimura (2000: 154) sekuhara.
mengemukakan bahwa selain dengan Dari beberapa bukti adanya proses
afiksasi, komposisi, akronim (pemendekan morfologis yang berlaku pada gairaigo
kata), dan reduplikasi, cara lain untuk seperti yang dicontohkan di atas, penulis
membentuk kata baru adalah dengan ingin mengetahui lebih jauh kemungkinan
memakai kata serapan. Gairaigo sebagai pembentukan kata-kata baru dengan
salah satu jenis kata serapan dalam bahasa menjadikan gairaigo yang berbentuk leksem
Jepang tidak diserap begitu saja tetapi dasar sebagai input, serta mendeskripsikan
mengalami penyesuaian bunyi, dan untuk seperti apa sajakah proses-proses morfologis
selanjutnya kosakata gairaigo sebagai input yang terjadi pada gairaigo tersebut.
akan mengalami beberapa proses morfologis
sehingga menghasilkan kata-kata baru.
36
Batasan Masalah KAJIAN TEORI
Masalah yang diteliti akan dibatasi Pembentukan Kata (Word Formation)
pada proses-proses morfologis yang terjadi Menurut Tsujimura (2000: 148-154),
pembentukan kata dapat dilakukan dengan
pada proses pembentukan kata, dengan
lima (5) cara, yaitu: afiksasi, penggabungan
memilih gairaigo sebagai leksem dasar atau (compounding), reduplikasi, pemenggalan
input pembentukan kata. (clipping), dan peminjaman (borrowing).

A. Afiksasi
Tujuan Penelitian Afiksasi adalah proses pembentukan
Penelitian sederhana ini dilakukan atau hasil penambahan afiks pada akar,
untuk dapat mendeskripsikan proses-proses dasar, atau alas (Kridalaksana, 2008: 3).
Tsujimura (ibid) mendefinisikan afiksasi
morfologis pada gairaigo dalam rangka sebagai proses pengimbuhan (awalan atau
pembentukan kata sebagai penambah akhiran) pada kata dasar atau bentuk dasar.
kekayaan kosakata bahasa Jepang. Contoh proses afiksasi misalnya kata dasar
kaki „menulis‟ diberi sufiks –te menjadi kaki-
te „penulis‟. Kata kaki yang asalnya berkelas
Sumber Data dan Teknik Penjaringan verba berubah menjadi nomina, sehingga
Data sufiks –te disebut derivational morpheme.
Tsujimura tidak memberikan contoh
Data diambil dari beberapa artikel
proses afiksasi pada gairaigo. Proses afiksasi
pada jurnal ekonomi, pendidikan, jurnal pada gairaigo salah satunya diberikan oleh
bahasa Jepang, serta majalah wanita, yang Vance (1993), misalnya: prefiks zen- +
kesemuanya berbahasa Jepang. Sumber data chiimu menjadi zen-chiimu „seluruh tim‟;
prefiks shin- + eneruji menjadi shin-eneruji
tersebut yakni: „energi baru‟, dan banyak contoh lainnya.
1. Majalah Wanita „CREA‟ edisi Agustus 2005.
2. Jurnal Bahasa Jepang „Nihon’go Jaanaru‟ B. Penggabungan (Compounding)
Penggabungan (compounding), disebut
edisi Februari - September 2002. juga compound, adalah proses penggabungan
3. Jurnal Pendidikan „Kaigai Shijou dua atau lebih kata (Tsujimura, 2000: 154).
Kyouiku‟ No. 452 tahun 2010. Masih dalam Tsujimura, Shibatani
menyebutkan unsur-unsur yang bisa
membentuk compound adalah: a) kosakata-
Data dicatat pada kartu data, kosakata asli bahasa Jepang (native words),
kemudian dikelompokkan berdasarkan mis. aki-zora „langit musim gugur‟
proses morfologis yang sama. Selanjutnya merupakan gabungan dari kata aki „langit‟
dan sora „langit‟ yang kemudian mengalami
masing-masing data dianalisis untuk penyesuaian bunyi menjadi aki-zora, b) Sino
mendapatkan deskripsi secara rinci mengenai dan bahasa Jepang, mis. ken-kyuu
proses morfologis pembentukan gairaigo „penelitian‟, dan c) kombinasi antara
kosakata bahasa asing (serapan) dengan
dari masing-masing kelompok. native word, mis. garasu-mado „jendela
kaca‟ (garasu „kaca‟ diserap dari bahasa
Inggris glass, dan mado „jendela‟ adalah
kosakata asli bahasa Jepang).

37
Sebagai pembanding, Kridalaksana Bu (Ibu). Kontraksi adalah proses
(2008: 184) memadankan istilah pemendekan yang meringkaskan leksem
compounding dengan „penggabungan‟ dan dasar atau gabungan leksem, mis. „tak‟ dari
mengartikannya sebagai penggabungan dua kata „tidak‟, „sendratari‟ dari „seni drama dan
bentuk bahasa atau lebih sehingga dapat tari‟.
mempunyai fungsi sendiri; mis. Sementara itu, Tsujimura (2000: 153)
penggabungan dua morfem, kata, frase, atau menyamakan istilah „clipping‟ dengan
klausa, sehingga membentuk satu konstruksi. „pemendekan kata‟ (abreviasi). Jika
dibandingkan dengan definisi „pemenggalan‟
C. Reduplikasi (clipping) yang dikemukakan Kridalaksana
Kridalaksana (2009) secara umum di atas, penulis berpendapat bahwa istilah
mengelompokkan reduplikasi (pengulangan) „clipping‟ yang digunakan oleh Tsujimura
menjadi tiga kelompok besar, yaitu: sebenarnya tidak hanya mengacu pada proses
reduplikasi fonologis, reduplikasi morfemis, „pemenggalan‟, tetapi juga proses
dan reduplikasi sintaktis. Reduplikasi „kontraksi‟. Dengan kata lain, istilah clipping
fonologis adalah pengulangan yang bersifat menurut Tsujimura bisa mengacu pada salah
fonologis (bukan pengulangan leksem), satu dari dua proses abreviasi (yang
sehingga tidak sampai menimbulkan dikemukakan Kridalaksana), yaitu
perubahan makna, misalnya: dada, pipi, pemenggalan dan kontraksi.
kuku. Reduplikasi morfemis merupakan Contoh proses „pemenggalan‟ pada
pengulangan leksem yang dapat gairaigo misalnya, leksem tunggal suupaa
menimbulkan perubahan status kata dan yang merupakan hasil proses pemenggalan
perubahan makna gramatikal, misalnya: yang terjadi dengan cara mengekalkan salah
buku-buku, rumah-rumah, bunga-bungaan. satu bagian dari leksem asal suupaamaketto
Reduplikasi morfemis inilah yang terkait „supermarket‟. Sementara itu, leksem
dengan bidang morfologi. Adapun depaato yang berasal dari depaatomento-
reduplikasi sintaktis adalah proses yang sutoa, atau masukomi yang diambil dari
terjadi atas leksem yang menghasilkan gabungan kata masu-komunikeeshon „mass-
satuan yang berstatus klausa, jadi berada di communication‟, merupakan contoh proses
luar cakupan morfologi. Misalnya, “Jauh- kontraksi pada gairaigo.
jauh didatanginya juga rumah sahabat
lamanya itu”. E. Peminjaman (Borrowing)
Dalam kaitannya dengan proses Peminjaman yaitu pemasukan unsur
morfologis yang melibatkan gairaigo fonologis, gramatikal, atau leksikal dalam
sebagai leksem dasar, dalam sumber data bahasa atau dialek dari bahasa atau dialek
tidak ditemukan gairaigo yang mengalami lain karena kontak atau peniruan; hasil
proses reduplikasi. proses itu disebut peminjaman
(Kridalaksana, 2008: 178). Nishida (dalam
D. Pemenggalan (Clipping) Balukh, 2002: 2-3) membagi kata pinjaman
Kridalaksana (2009: 162-178) bahasa Jepang ke dalam 2 kelompok yaitu:
memadankan istilah clipping dengan istilah a) kan’go(漢語)yaitu kata serapan yang
„pemenggalan‟ atau „penggalan‟. berasal dari bahasa Cina, termasuk huruf
Pemenggalan (clipping) sebenarnya Kanji; mis. cha „teh‟; dan b) gairaigo(外来
merupakan salah satu dari empat proses 語)yaitu kata serapan yang berasal dari
pemendekan kata (abreviasi). Selain selain bahasa Cina, misalnya miitinggu
„pemenggalan‟, tiga proses abreviasi lainnya, „rapat‟ berasal dari bahasa Inggris meeting.
yaitu: singkatan, akronim, dan kontraksi. Tsujimura (2000: 154) menyebutkan
Pemenggalan adalah proses pemendekan bahwa semua kata pinjaman dapat
yang mengekalkan salah satu bagian dari dimunculkan sebagai kata baru dalam bahasa
leksem, mis. Prof (Profesor), Pak (Bapak), Jepang. Kata-kata pinjaman ini mengalami

38
penyesuaian, seperti penyesuaian bunyi dan
penyesuaian gramatikal. Penyesuaian
a. Penambahan sufiks pada kata dasar
gramatikal artinya setelah suatu kata
ditetapkan sebagai kata pinjaman, maka kata berupa gairaigo, seperti:
tersebut akan mendapat perlakuan sama  sufiks -joo(場)bermakna „tempat
seperti kata-kata lainnya dalam bahasa luas, lapangan‟, contoh:
Jepang, seperti dalam hal konjugasi kata
kerja, kata sifat, penentuan kelas kata, juga - tenisu-joo „lapangan tenis‟
mengalami proses-proses morfologis seperti - gorufu-joo „lapangan golf‟
afiksasi, abreviasi (pemendekan), dan lain-  sufiks –bu(部)bermakna „bagian,
lain.
Sebagai contoh, kata panikuru yang regu, divisi‟, contoh:
berasal dari verba bahasa Inggris panic - daibinggu-bu „regu diving‟
ditambahkan sufiks –ru untuk menunjukkan - tenisu-bu „regu tenis‟
kala non-lampau, sehingga menjadi verba
 sufiks –dai(代)bermakna „biaya,
bahasa Jepang panikuru. Proses tersebut
mengikuti aturan verbal inflectional ongkos‟, contoh:
paradigm dalam bahasa Jepang (Tsujimura, - basu-dai „ongkos bis‟ (basu = Ingg.
2000: 154). bus)
- hoteru-dai „biaya (menginap di)
HASIL DAN PEMBAHASAN
hotel
Dalam bab ini dipaparkan tentang
- garasu-dai „biaya (untuk) kaca‟
proses-proses morfologis apa saja yang
(garasu = Ingg. glass)
terjadi pada gairaigo, terutama dalam
 sufiks –do(度)bermakna „derajat‟;
kemampuannya membentuk kata baru. Ada
contoh:
tiga proses morfologis yang terjadi pada
- arukooru-do „kadar alkohol‟
gairaigo (sebagai leksem dasar) untuk
- (arukooru = Ingg. alcohol)
membentuk kata baru, yaitu: proses
 sufiks -ka(化), bisa disamakan
pengimbuhan (afiksasi), penggabungan
dengan imbuhan –isasi dalam bahasa
(compound), dan pemendekan kata
Indonesia, contoh:
(abreviasi).
- guroobaru-ka „proses global,
globalisasi‟
Afiksasi
- eneruji-ka „proses pembentukan
Afiks dalam bahasa Jepang banyak sekali
energi‟
jumlahnya. Afiks sebagai morfem terikat
- doonatsu-ka „donatisasi‟ (doonatsu
yang dilekatkan pada kata dasar (root) akan
= Ingg. donuts)
menghasilkan kata-kata baru. Meskipun
 sufiks -mei (名)bermakna „nama‟,
jumlah afiks sangat banyak, tetapi tidak
contoh:
semua afiks dibahas dalam makalah ini
- yuuzaa-mei „nama pengguna‟
dikarenakan keterbatasan data.
(yuuzaa = Ingg. user)
Sesuai data terjaring, proses afiksasi
 sufiks –shiki(式)bermakna „gaya,
yang terjadi pada gairaigo dapat
ala, model‟, contoh:
dikelompokkan sebagai berikut.
- amerika-shiki „gaya Amerika‟
39
- suraito-shiki „model geser‟ (suraito  prefiks shin-(新)bermakna „baru‟;
= Ingg. slide) contoh:
 sufiks -ya(屋)bermakna „toko, - shin-eneruji „energi baru‟ (eneruji
tempat penjualan, kedai‟, contoh: = Ingg. energy)
- kamera-ya „toko kamera‟ (kamera Semua contoh yang diberikan pada
= Ingg. camera ) kelompok (b) tersebut di atas tidak
- terebi-ya „toko televisi‟ (terebi = mengubah kelas kata. Jadi, jika gairaigo
Ingg. television) berkelas kata nomina diberi prefiks
- raamen-ya „kedai raamen‟ (mie (nama-/kaku-/zen-/shin-), maka kelas
khas Jepang) katanya akan tetap nomina.

Semua contoh pada kelompok (a) di c. Gairaigo tertentu bisa juga berlaku
atas tidak mengubah kelas kata (tetap sebagai prefiks yang melekat pada kata
nomina), kecuali penambahan sufiks ka dasar bahasa Jepang, baik kosakata asli
pada kata guroobaru (ajektiva) menjadi bahasa Jepang maupun kosakata pinjaman
guroobaru-ka (nomina), sedangkan (gairaigo) yang lain, contoh:
eneruji (nomina) tetap menjadi nomina  prefiks mini- (dari bahasa Inggris
setelah diberi sufiks ka menjadi eneruji- mini), bermakna „kecil‟, contoh:
ka. - mini-kan „kaleng mini/kecil
kan (dari bahasa Jepang)
b. Penambahan prefiks pada kata dasar yang - mini-chuaa „tur kecil‟ chuaa
berupa gairaigo, contoh: (dari bahasa Inggris tour)
 prefiks nama- (生)bermakna  prefiks nyuu- (dari bahasa Inggris
„mentah, asli‟, contoh: new), bermakna „baru‟ contoh:
- nama-kuriimu „krim mentah/belum - nyuu-seihin „produk baru‟
diolah‟(kuriimu = Ingg. cream) seihin (dari bahasa Jepang)
- nama-biiru „bir asli‟ (biiru = Ingg. - nyuu-riidaa „pemimpin baru‟
beer) riida (dari bahasa Inggris leader)
 prefiks kaku-(各)bermakna „setiap‟, - nyuu-chiimu „tim baru‟
contoh: chiimu (dari bahasa Inggris team)
- kaku-kurasu ‘setiap kelas’ Prefiks nyuu- ini bermakna sama dengan
- kaku-janru ‘setiap jenis’ (janru = prefiks shin- dalam bahasa Jepang (lihat
Ingg. genre) kelompok b). Prefiks shin- bisa melekat
 prefiks zen-(全)bermakna seluruh, pada kosakata asli bahasa Jepang,
semua‟; contoh: seperti shin-seihin, maupun kosakata
- zen-chiimu „seluruh tim‟ (chiimu = gairaigo, seperti shin-eneruji.
Ingg. team)
- zen-peeji „semua halaman‟ (peeji =
Ingg. page)
40
 Prefiks ooru- (dari bahasa Inggris  daietto-suru „melakukan diet‟ (daietto
all), bermakna „seluruh‟, contoh: = diet)
- ooru-nihon „seluruh Jepang‟  fakkusu-suru „mengirim faks‟ (fakkusu
nihon (dari bahasa Jepang) = fax)
- ooru-sekai „seluruh dunia‟  supiichi-suru „berpidato‟ (supiichi =
sekai (dari bahasa Jepang) speech)
- ooru-japan„seluruh Jepang‟ Semua kata dasar pada kelompok ini
japan (dari bahasa Inggris japan) berupa gairaigo berkelas kata nomina,
Prefiks ooru- ini bermakna sama dan berubah menjadi verba setelah
dengan prefiks zen- dalam bahasa ditambahkan sufiks –suru.
Jepang (lihat kelompok b). Sementara itu, untuk pola
pembentukan verba seperti (ii) dan (iii),
d. Membentuk kata kerja dengan penulis tidak menemukan data yang
menambahkan sufiks -suru pada gairaigo menunjukkan bahwa gairaigo berkelas
berkelas kata nomina atau verba. kata ajektiva dan adverbia bisa berubah
Dalam bahasa Jepang, suru dapat menjadi verba dengan menambahkan –
menjadi morfem terikat ataupun morfem suru.
bebas. Dikatakan morfem terikat karena Selain itu, ada juga pembentukan
suru adalah afiks pembentuk kata kerja verba dengan menambahkan -suru pada
yang dapat beroperasi pada nomina, gairaigo yang dalam bahasa aslinya
ajektiva, mapun adverbia (kata kosakata tersebut memang berkelas kata
keterangan). Contohnya seperti berikut verba atau nomina. Dengan kata lain,
ini: kosakata asli yang berkelas kata verba
i. shippai (N) „kegagalan‟ + suru saja maupun verba dan nomina bisa
shippai-suru „gagal‟ (V) berlaku seperti verba dalam bahasa
ii. shitsurei (adj.) „tidak sopan‟+ suru Jepang, salah satunya dengan
shitsurei-suru „berlaku tidak sopan menambahkan sufiks –suru.
(V)  kata dasar (V) + suru, contoh:
iii. tai (adv.) „terhadap‟+suru - anaunsu-suru „mengumumkan‟
tai-suru „berhadapan‟ (V) (anaunsu = announce)
- rookaraisu-suru „melokalisasi‟
Pada pola (i), kata dasar (N) + suru (rokaraisu = localize)
V, berlaku juga pada pembentukan verba - rirakkusu-suru „bersantai, rileks‟
yang berasal dari gairaigo berkelas kata (rirakkusu = rilex)
nomina, misalnya: - risaikuru-suru „mendaur ulang‟
 purezento-suru „memberi hadiah‟ (risaikuru = recycle)
(purezento = present)
 paatii-suru „berpesta‟ (paatii = party)

41
Meskipun semua kata dasar pada nomina, ketika ditambahkan -suru di
kelompok ini adalah verba serapan belakangnya, maka kata-kata dasar
dari bahasa Inggris, namun baru tersebut secara otomatis ditetapkan
dianggap sebagai verba dalam bahasa sebagai verba.
Jepang (動詞) jika sudah Selain –suru, sufiks -ru juga dapat
ditambahkan sufiks –suru. difungsikan untuk membentuk leksem
 kata dasar (N/V) + suru; yang dasar berkelas nomina maupun verba
dimaksud dengan kelas N/V adalah menjadi berkelas verba, meskipun hanya
bahwa leksem dasar tersebut dalam sedikit sekali jenis verba yang seperti ini.
bahasa aslinya memang bisa berkelas Misalnya:
nomina maupun verba, tergantung - demo (V) + ru demoru
konteksnya. Contoh: „berdemonstrasi‟
- esukeepu-suru „meloloskan (diri)‟ - memo (N) + ru memoru
(esukeepu = escape) „menulis memo‟
- intabyuu-suru ‘mewawancara’ - misu (N) + ru misuru
(intabyuu = interview) „membuat kesalahan‟ (misu = Ingg.
- katto-suru ‘memotong’ (katto = cut) miss „kesalahan‟)
- kopii-suru ‘mengkopi’ (kopii = copy) Contoh lain :
- massaaji-suru ‘memijat’ (massaaji = - toraburu (N) „menimbulkan masalah‟
massage) (Ingg. trouble)
- oopun-suru ‘membuka’ (oopun = - daburu (N) „melipatgandakan dua kali‟
open) (Ingg. double)
- sukecchi-suru ‘menggambar’ - hamoru (N)„mengharmonikan,
(sukecchi = sketch) menyelaraskan‟ (Ingg. harmony)
- sutaato-suru ‘memulai’ (sutaato = - saboru (N) „membolos‟ (dari bahasa
start) Inggris sabotage).
- sutoppu-suru ‘berhenti’ (sutoppu = Kosakata trouble dan double dalam
stop) bahasa Inggris berkelas kata nomina.
Ketika ditetapkan sebagai gairaigo,
Beberapa kata dasar yang keduanya mengalami penyesuaian bunyi
dicontohkan pada kelompok ini berupa menjadi toraburu dan daburu. Suku kata
kosakata bahasa Inggris, dan bisa berkelas akhir, yaitu ru, dianggap sebagai penanda
verba maupun nomina (penentuan kelas kala non-lampau seperti yang berlaku
kata pada kata dasar tersebut ditentukan pada verba bahasa Jepang, Karena ada
penulis dengan merujuk pada Kamus penanda kala itulah yang akhirnya
Oxford for Advanced Learners Dictionary menjadikan kedua nomina tersebut
edisi ke 8 tahun 2010). berubah kelas kata dari nomina menjadi
Akan tetapi, meskipun kata dasar tersebut verba.
dapat berkelas kata verba ataupun
42
3.2 Penggabungan (Compound) memakai istilah „pengekalan huruf‟ karena
Pembentukan compound dengan setiap huruf dalam bahasa Jepang dapat
memakai gairaigo sebagai unsur disamakan dengan suku kata pada bahasa
penyusunnya, dapat dikelompokkan sebagai Indonesia. Sebagai contoh adalah leksem
berikut: terebi, maka:
a. semua unsur pembentuknya berupa penulisan dalam bahasa Jepang:
gairaigo, contoh: テ レ ビ (3 huruf = 3 suku kata)
- teeburu manaa „cara makan‟ (Ingg. penulisan dalam bahasa Indonesia:
table manner) te re bi (6 huruf = 3 suku kata)
- teeburu supiichi „podium untuk Selain huruf, bunyi panjang yang
berpidato (Ingg. table speech) dilambangkan dengan „―‟ tidak dianggap
- sekondo hando „bekas‟ (Ingg. sebagai huruf tapi sebagai suku kata, dan
second-hand) fonem /ng/ yang ditulis dengan huruf „ン‟
- tiipotto (Ingg. tea-pot) pada bahasa Jepang dianggap sebagai satu
- gooruden awaa „jam siaran utama‟ suku kata, misalnya leksem „animeeshon‟,
(Ingg. golden hour) maka:
b. salah satu unsur pembentuknya berupa penulisan dalam bahasa Jepang:
gairaigo, misalnya ア ニ メ ー ショ ン (5 huruf = 6 suku
- giri choko „coklat yang diberikan kata)
kepada seseorang karena kita merasa penulisan dalam bahasa Indonesia:
berhutang budi kepada mereka‟, a ni me e sho n (4 suku kata)
merupakan gabungan dari kata Dengan meminjam istilah „pengekalan‟
bahasa Jepang giri „balas budi‟ dan dari Kridalaksana (2009), berikut adalah
gairaigo „chokoreeto‟ yang pengelompokan bentuk kontraksi yang ada
mengalami pemendekan menjadi pada gairago.
choko, sehingga menghasilkan a. Kontraksi pada leksem tunggal/kata dasar:
gabungan kata giri choko.  pengekalan 2 huruf pertama, contoh:
- garasu mado „jendela kaca‟ - biru = birudinggu (Ingg.
(gabungan dari gairaigo garasu
building)
„kaca‟ yang diserap dari bahasa
Inggris glass, dan kosakata asli - puro = purofesshonaru (Ingg.
bahasa Jepang mado „jendela‟), professional)
- choko = chokoreeto (Ingg.
3.3 Abreviasi (Pemendekan Kata) chocolate)
Bentuk abreviasi yang cukup banyak - zemi = zeminaaru (Ingg.
dihasilkan oleh bahasa Jepang adalah bentuk seminar)
pemenggalan dan kontraksi. Sebagai catatan, - konpa = konpanii (Ingg.
tidak menggunakan istilah „pengekalan suku company)
kata‟ seperti yang dipakai oleh Kridalaksana - suupaa = suupaamaaketto (Ingg.
(2009), dalam pembahasan ini penulis supermarket)
43
 pengekalan 3 huruf pertama, contoh:  pengekalan 2 huruf pertama pada
- anime = animeeshon (Ingg. komponen pertama dan 1 huruf
animation) pertama pada komponen kedua,
- apaato = apaatomento (Ingg. contoh:
apartment) - resuka = remon sukasshu
- terebi = terebishon (Ingg. (Ingg. lemon squash)
television) - tereka = terefon kaado (Ingg.
 pengekalan 4 huruf pertama, contoh: telephone card)
- hankachi = hankachiifu (Ingg.  pengekalan 3 huruf pertama pada
handkerchief) komponen pertama saja, contoh:
- ootoma = ootomachikku (Ingg. - depaato = depaatomento
automatic) sutoaa (Ingg. department store)
- infure = infureeshon (Ingg. - konbini = konbiniensu sutoaa (Ingg.
inflation) convinience store)
- purinto = purinto auto (Ingg. print
b. Kontraksi pada komposisi (gabungan out)
leksem):
 pengekalan semua huruf pada PENUTUP
komponen pertama dan 2 huruf Gairaigo adalah salah satu jenis
pertama pada komponen kedua, kosakata bahasa Jepang yang berupa kata-
contoh: kata pinjaman/serapan dari bahasa asing
- eakon = ea-kondishonaa (Ingg. air selain bahasa Cina. Gairaigo paling banyak
conditioner) berasal dari kosakata bahasa Inggris, yakni
- amefuto = amerikan- sekitar 80% dari keseluruhan kata serapan
futtobooru (Ingg. American football) dalam bahasa Jepang. Jumlah ini
- masukomi = masu-komyunikeeshon dimungkinkan masih akan terus bertambah
(Ingg. mass communication) karena gairaigo dianggap mampu memenuhi
 pengekalan 2 huruf pertama pada kebutuhan masyarakat Jepang terhadap alat
masing-masing komponen, contoh: komunikasi yang dinilai modern dan intelek,
- rajikase = rajio kasetto (Ingg. radio yakni dengan memasukkan unsur-unsur
cassette) bahasa asing ke dalam bahasa Jepang
- pasokon = paasonaru konpyuutaa Ketika sebuah kosakata asing
(Ingg. personal computer) ditetapkan sebagai gairaigo, maka kosakata
- rimokon = rimooto kontororu (Ingg. tersebut akan mengalami penyesuaian bunyi
remote control) dan penyesuaian gramatikal lainnya. Salah
- sekuhara = sekusuaru satu contoh penyesuaian gramatikal misalnya
harasumento (Ingg. sexual penambahan sufiks –ru pada gairaigo
harrasment) berkelas verba sebagai penanda kala non-

44
lampau seperti halnya verba asli bahasa Kridalaksana, Harimurti. 2009. Pembentukan
Jepang. Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:
Gairaigo sebagai kata pinjaman PT. Gramedia Pustaka Utama.
mampu memperkaya kosakata bahasa
Jepang. Gairaigo tidak hanya dipakai begitu ___________________. 2008. Kamus
saja sebagai leksem tunggal, melainkan juga Linguistik (edisi keempat). Jakarta: PT.
menjadi input untuk membentuk kosakata Gramedia Pustaka Utama
baru, misalnya melalui proses afiksasi,
penggabungan (compound), dan pemendekan Sanada, Shinji. 1995. Shakai Gengogaku.
kata (abreviasi), terutama proses kontraksi. Tokyo: Oofuu.
Seiring dengan perkembangan
pemakaian gairaigo dalam bahasa Jepang Sawako, Noma. 1996. Dictionary of
dan produktivitas afiks-afiks dalam bahasa Borrowed and Abbreviated Words.
Jepang untuk beroperasi pada gairaigo Tokyo: Kodansha.
dalam membentuk kata baru, maka secara
otomatis kosakata bahasa Jepang akan Tsujimura, Natsuko. 2000. An Introduction
semakin variatif pula. Kekayaan kosakata to Japanese Linguistics. Oxford:
yang demikian itu diharapkan mampu secara Blackwell Publishers Ltd.
bertahap untuk menyampaikan maksud,
pikiran, maupun tindakan masyarakat Jepang Vance, J. Timothy. 1993. Prefiks dan Sufiks
secara tepat dan efisien. dalam Bahasa Jepang (terjemahan).
Jakarta: Kesaint Blanc.

DAFTAR PUSTAKA Daftar Singkatan


N = Nomina
Balukh, Olce. 2002. Perbedaan Makna V = Verba
dalam Kata Pinjaman Bahasa Jepang: Adv. = adverbia
Suatu Perbandingan dengan Makna Adj. = ajektiva
Aslinya dalam Bahasa Inggris Ingg. = bahasa Inggris
(Skripsi). Depok: Fakultas Sastra
Universitas Indonesia.

Kokuritsu Kokugo Kenkyuu. 1990. Gairaigo


no Keisei to Kyooiku (Pembentukan
Gairaigo dan Pengajarannya). Tokyo:
Kokuritsu Kokugo Kenkyuujoo

45
46

Anda mungkin juga menyukai