Anda di halaman 1dari 250

PENDAFTARAN PASIEN

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :
TTD
Puskesmas dr. Elvi Roza, M.Kes
Pakuan baru NIP: 197504172006042009

1 Pengertian Proses penerimaan pasien, pemberian informasi pelayanan dan


pencatatan identitas dan alasan kedatangan pasien ke Puskesmas untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan
2 Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan proses pendaftaran untuk
memberikan pelayanan pendaftaran kepada semua pasien yang
berkunjung ke puskesmas pakuan baru
3 Kebijakan SK kepala puskesmas No. tahun 2016 tentang standar pelayanan
puskesmas pakuan baru
4 Referensi 1. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam medis Rumah
Sakit revisi II
5 Prosedur Alat dan bahan:
Kartu rawat jalan pasien, kartu berobat, register pendaftaran pasien,
alat tulis kantor.
6 Langkah-langkah Pasien datang ke Puskesmas pakuan baru.
1. Petugas menerima kartu identitas / kartu berobat dari pasien
2. Petugas loket mempersilahkan pasien mengambil nomor antrian
3. Petugas loket melakukan pencatatan dan identifikasi identitas pasien
berdasarkan data:
- KTP,
- KK,
- Jamkesda,
- Jamkesmas,
- ASKES,
- BPJS,
- SIM,
- Kartu kunjungan.
4. Petugas loket melakukan verifikasi kartu kunjungan, untuk melihat
apakah pasien yang mendaftar merupakan pasien baru atau pasien
lama.
5. Petugas loket akan melakukan pencarian status rekam medis,
apabila pasien adalah pasien lama. Berdasarkan nomor rekam
medik dari kartu kunjungan, bila kartu kunjungan hilang maka
petugas akan membuatkan kartu kunjungan baru dengan nomor
rekam medik sama dengan yang lama. Apabila pasien baru, maka
petugas loket akan membuat kartu rekam medik untuk pasien baru.
6. Petugas loket melakukan pencatatan pada buku register dan menarik
retribusi (karcis) untuk pasien baru
7. Petugas loket menyerahkan status rekam medik pasien ke poli-poli
sesuai keluhan yang diderita pasien.
8. Petugas masing-masing poli mengembalikan status yang telah di
gunakan/di isi oleh masing masing unit layanan ke petugas loket.
9. Petugas loket melakukan klarifikasi atas kelengkapan pengisian
rekam medik
10. Petugas Loket mengentri data ke Sikda generik.
11. Selesai.
7 Diagram Alir
8 Unit terkait  Poli Gigi
 Poli Umum
 Poli Anak
 Poli KIA
 UGD
 Tata usaha
 Poli Imunisasi
 Poli Tumbang
 Poli KB
 Poli Imunisasi
MENILAI KEPUASAN PELANGGAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :
TTD
Puskesmas
Pakuan baru
dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP: 19750417200604 2 009

1 Pengertian Kepuasan Pelanggan adalah Tercapai apabila nilai kuantitatif melebihi


target atau sasaran berdasarkan hasil analisa kuisioner kepuasan pasien.
2 Tujuan Sebagai acuan untuk menganalisis persepsi pasien terhadap jasa
pelayanan Puskesmas guna mendapatkan informasi yang akurat dalam
menilai persepsi pasien sehingga dapat diambil tindakan yang tepat
dalam usaha untuk meningkatkan kepuasan pasien.
3 Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. tahun 2016 tentang penilaian
kepuasan pelanggan
4 Referensi Permenkes No. 1691 Tahun 2011 tentang keselamatan pasien
5 Prosedur
6 Langkah-langkah 1. Petugas Puskesmas membuat konsep pertanyaan yang menjadi
penilaian untuk mengukur kepuasan pelanggan (stakeholder).
2. Petugas Puskesmas menyebarkan kuesioner kepada pelanggan yang
berkunjung ke Puskesmas.
3. Petugas mengumpulkan kembali hasil kuisioner yang telah disebar,
selanjutnya dibuat analisis dan evaluasi.
4. Petugas menyampaikan hasil analisis dalam rapat bulanan
puskesmas.
5. Petugas dan staf melakukan tindakan korektif yang telah disepakati
dalam rapat untuk memperbaiki pelayanan kepada pelanggan
(stakeholder).
6. Petugas membuka kotak saran setiap akhir bulan, apabila ada kritik
dan saran langsung dievaluasi ada rapat bulanan dan ditindak
lanjuti.
7 Diagram Alir Evaluasi dan tindak
1. Kotak saran
lanjut
Pelangga 2. Form survei
n kepuasan pelanggan
Dokumentasi

8 Unit terkait  Poli Gigi


 Poli Umum
 Poli anak
 Poli KIA
 UGD
 Tata usaha
 Poli Imunisasi
 Rawat Inap
 Poli Tumbang
 Poli KB
 Poli IMS
IDENTIFIKASI PASIEN
No. Dokumen :
No. Revisi : A
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman : 1/1
TTD

Puskesmas
Pakuan Baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Identifikasi pasien adalah mencocokan identitas pasien sesuai dengan identitas
yang ada dalam Rekam Medik. Identifikasi pasien dilakukan sebelum
anamnesis dan pemeriksaan, pemberian obat, sebelum pengambilan darah/
pengambilan specimen lain dan sebelum melakukan tindakan dan asuhan
keperawatan.
2. Tujuan Sebagai acuan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan menghindari
kesalahan dalam pemberian pelayanan kepada pasien.
3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 800/ / 2016 Tentang
Operasional Pelayanan Klinis
4.Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No 1691/MENKES/PER/VIII/2011 (LAMPIRAN). Indonesia, 2011
5.Prosedur Alat dan bahan :
1. Kartu berobat pasien
2. Hasil pemeriksaan laboratorium
3. Resep obat pasien
4. Rekam medis pasien
6.Langkah- 1. Petugas menyapa pasien
langkah 2. Petugas melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan dua
identitas: nama dan alamat/ tanggal lahir, kemudian mencocokan
dengan rekam medis pasien. Apabila pasien tidak sadar dan tanpa
keluarga beri nama: Mr X/Mrs Y. Untuk pasien tidak sadar, pasien anak
atau pasien yang mengalami keterbatasan lainnya, identitas ditanyakan
pada penunggu pasien dan cocokan dengan kartu identitas pasien.
3. Petugas melakukan identifikasi pasien yang tidak bisa menyebutkan
nama dan tidak ada keluarga: data kartu identitas (missal: KTP)
diperiksa dan dicocokan dengan data rekam medis oleh dua orang
petugas.
4. Petugas pada poliklinik harus mencocokkan identitas pasien sebelum
melakukan pelayanan atau tindakan dan memberikan resep obat kepada
pasien.
5. Petugas laboratorium harus mencocokkan identitas pasien dengan
permintaan pemeriksaan laboratorium.
6. Petugas apotek harus mencocokkan identitas pasien dengan identitas
yang ada di resep pasien sebelum memberikan obat kepada pasien.
7. Unit Terkait IGD, poliklinik, laboratorium, apotek

PENYAMPAIAN INFORMASI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

TTD

Puskesmas
Pakuan Baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Penyampaian informasi adalah proses pemberian informasi kepada


sasaran
2. Tujuan Sebagai acuan bagi tenaga medis dalam menyampaikan informasi agar
pelangan dapat memperoleh informasi lain tentang sarana pelayanan,
antara lain tarif, jenis pelayanan, rujukan dan informasi lain yang
dibutuhkan.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 800/ /2016 tentang
Pelayanan Klinis
4. Referensi Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat, Kementrian
Pendayaan Aparatur Negara RI, 2004.
5. Prosedur Alat dan Bahan:
Papan informasi,brosur,poster,Banner,leaflet
6. Langkah-langkah 1. Petugas menyapa pasien
2. Petugas dapat menggunakan bahasa yang dimengerti pasien
3. Petugas mengidentifikasi kebutuhan informasi pasien
4. Petugas menjelaskan informasi yang dibutuhkan pasien, seperti
informasi tarif, jenis pelayanan, rujukan, ketersediaan tempat tidur dan
informasi lainnya. Jika diperlukan dapat memberikan brosur
puskesmas kepada pasien
5. Petugas menanyakan apakah ada yang belum dimengerti atau ingin di
tanyakan oleh pasien
6. Petugas mengulang kembali inti penjelasan dan meminta pasien
mengulang sesuai pemahamannya
7. Petugas melihat apabila sudah benar maka pasien sudah mengerti, jika
belum maka penjelasan harus diulang.
7. Diagram Alir
8. Unit Terkait Pendaftaran

PENYAMPAIAN HAK DAN KEWAJIBAN


PASIEN
No. Dokumen :
No. Revisi :A
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
TTD
dr. Elvi Roza, M.Kes
Puskesmas NIP:
Pakuan baru 197504172006042009

1. Pengertian Cara untuk menyampaikan informasi berupa hak dan


kewajiban pasien baik secara lisan maupun dengan media
bantu
2. Tujuan Sebagai acuan kerja bagi petugas agar pasien dapat
memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. tahun 2016 tentang pelayanan
penyampaian hak dan kewajiban pasien
4. Referensi UU No. 36/2009 tentang kesehatan
UU No.44/2009 tentang Rumah Sakit
5. Prosedur Alat dan bahan :
1. Papan Informasi
2. Alat tulis kantor
6. Langkah – langkah 1. Petugas menyapa pasien
2. Petugas menunjukkan papan informasi tentang hak dan
kewajiban pasien kepada pasien
3. Petugas menjelaskan tentang hak dan kewajiban pasien
kepada pasien
7. Diagram alir
Petugas Pasien Papan
Informasi

8. Unit terkait UGD, Ruang perawatan, poliklinik, Loket, Laboratorium.

KOORDINASI ANTARA PENDAFTARAN


DENGAN UNIT PENUNJANG TERKAIT
SOP No. Dokumen :
No. Revisi :A
Tanggal Terbit :
Halaman :

TTD
dr. Elvi Roza, M.Kes
Puskesmas NIP:
Pakuan baru 197504172006042009

1. Pengertian Koordinasi dan komunikasi antara pendaftaran dan unit


penunjang adalah kegiatan mengarahkan dan mengkoordinasikan
kegiatan petugas pendaftaran dengan unit penunjang dan
menjalin hubungan timbal balik antara petugas pendaftaran dan
unit penunjang dalam pelaksanaan proses pemberian layanan
kepada masyarakat yang berkunjung di Puskesmas.
2. Tujuan Sebagai acuan agar pelayanan Puskesmas dari pendaftaran
sampai pasien pulang berjalan lancar.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas
4. Referensi
5. Prosedur Alat dan bahan :
1. Banner, poster, leaflet, spanduk
2. Papan Informasi
3. Alat tulis kantor
6. Langkah – langkah 1. Petugas koordinator rawat jalan bersama unit terkait
membahas sistim pendistribusian catatan medik dari
pendaftaran ke poliklinik tujuan.
2. Petugas koordinator rawat jalan bersama unit terkait
membahas menyepakati bahwa sistem pendistribusian menjadi
tanggung jawab petugas.
3. Petugas memasang jadwal pelayanan loket pendaftaran,
pelayanan di poliklinik, jadwal pelayanan IGD, jadwal piket
petugas, daftar tarif pelayanan sesuai dengan Perda alamat
rumah sakit dan laboratorium rujukan Puskesmas di papan
informasi.
7. Diagram alir
Informasi :
Petugas Pelanggan
-Papan Informasi

-Banner/Poster
8. Unit terkait UGD, Ruang perawatan, poliklinik, Loket, Laboratorium

TRANSFER PASIEN
SOP No. Dokumen :
No. Revisi :A
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
TTD

dr. Elvi Roza, M.Kes


Puskesmas
NIP:
Pakuan baru
197504172006042009

1. Pengertian Transfer pasien adalah upaya petugas dalam memberikan


pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan hasil identifikasi
pasien.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah petugas dalam
menerapkan asuhan komprehensif kepada pasien sesuai
dengan hasil identifikasi kebutuhan dengan
mengedepankan keselamatan pasien.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. 800/ /2016
Tentang Kebijakan Standar Prosedur Operasional Layanan
Klinis.
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah A. Petugas Kesehatan di Unit Pelayanan Pengirim
1. Petugas mengidentifikasi kebutuhan pasien
2. Petugas memberikan informasi kepada pasien
perihal hasil identifikasi kebutuhan pasien
bahwa diperlukan pemeriksaan oleh petugas
kesehatan lain demi terlaksananya asuhan yang
menyeluruh.
3. Petugas memastikan pemahaman pasien akan
kebutuhan pemeriksaan oleh petugas kesehatan
lain (petugas membuat informed consent).
4. Petugas membuat form ke unit yang di tuju.
5. Petugas memberikan form kepada pasien
6. Petugas mengarahkan pasien sesuai dengan unit
tujuan.
7. Petugas menerima hasil, mencatat hasil di RM
pasien.
8. Petugas menindaklanjuti hasil sesuai dengan
kebutuhan pasien.

B. Petugas di Unit Pelayanan Penerima Transfer


Pasien
1. Petugas menerima form dan atau RM pasien.
2. Petugas mengidentifikasi kebutuhan pasien.
3. Petugas melakukan pemeriksaan dan tindakan
sesuai dengan kebutuhan pasien.
4. Petugas menuliskan hasil pemeriksaan dan
tindakan pada form atau RM dan menyerahkan
kepada pasien.
5. Petugas mengarahkan pasien untuk kembali ke
petugas pengirim untuk mendapatkan tindakan
lanjutan.

7. Diagram alir

8. Unit terkait Poliklinik

RAPAT ANTAR UNIT KERJA


SOP No. Dokumen :
No. Revisi :A
Tanggal Terbit :
Halaman :

TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr.Elvi Roza, M.Kes
NIP:197504172006042009

1. Pengertian Mekanisme koordinasi diruang pendaftaran dengan unit lain yang


terkait,yang meliputi
1. Rapat antar unit kerja
2. Transfer pasien
2. Tujuan Sebagai acuan terdapatnya mekanisme koordinasi petugas diruang
pendaftaran dengan unit lain/unit terkait agar pasien/keluarga pasien
memperoleh pelayanan
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.
4. Referensi
5. Prosedur Alat dan bahan :
Undangan rapat dan dokumentasi
6. Langkah – langkah 1. Petugas sekretaris puskesmas menbuat undangan rapat yang
isinya tanggal, tempat pelaksanaan serta tema pembahasan
rapat
2. Petugas sekretaris puskesmas menyebarkan undangan ke
masing –masing unit terkait
3. Petugas memantau semua unit terkait menghadiri
4. Petugas meminta kepala puskesmas untuk memimpin rapat
5. Petugas mencatat hasil rapat dibuku rapat
7. Diagram alir

8. Unit terkait Semua bagian pelayanan

ALUR PELAYANAN PASIEN


SOP No. Dokumen :
No. Revisi :A
Tanggal Terbit :
Halaman :
TTD

Puskesmas dr.Elvi Roza, M.Kes


Pakuan baru NIP:197504172006042009

1. Pengertian Proses urutan pelayanan pasien di Puskesmas sesuai dengan


kebutuhan pasien berdasarkan ketentuan yang berlaku
2. Tujuan Sebagai acuan agar pasien memperoleh informasi tahapan dan
prosedur pelayanan klinis
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. /PKM. /2016 tentang standar
pelayanan Puskesmas
4. Referensi
5. Prosedur Alat dan bahan :
Kartu rawat jalan pasien, Kartu berobat, kertas resep, Form
laboratorium, form rujukan, alat tulis kantor
6. Langkah – langkah 1. Petugas memberitahu pasien untuk mendaftar di loket
dengan menunjukkan kartu jaminan atau kartu umum.
2. Petugas pendaftaran mengambil status pasien untuk pasien
lama dan pembuatan kartu baru untuk pasien baru.
3. Petugas pendaftaran menganamnesa identitas pasien dan
tujuan unit pemeriksaan, selanjutnya membawa status
pasien ke unit pelayanan dan mempersilahkan pasien
menunggu di masing-masing ke unit pelayanan yang dituju.
4. Petugas unit pelayanan memanggil pasien dan
melaksanakan pemeriksaan, bila perlu dilakukan
pemeriksaan penunjang di laboratorium Puskesmas dan
rujukan internal Puskesmas.
5. Petugas memeriksa resep dokter sesuai diagnosis/ merujuk
pasien ke rumah sakit jika diperlukan penanganan
/pemeriksaan lebih lanjut.
6. Petugas memberitahu pasien untuk membawa resep obat ke
ruang apotek dan mendapatkan obat dan penjelasan
mengenai pemakaian obat dari petugas apotek, selanjutnya
pasien pulang.
7. Petugas memberikan surat rujukan bagi pasien yang di
rujuk ke rumah sakit dengan membawa surat rujukannya
dari Puskesmas ke rumah sakit.

7. Diagram alir

8. Unit terkait UGD, Ruang perawatan, poliklinik, Apotik, laboratorium

PENGKAJIAN AWAL KLINIS


No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP: 19750417200604 2 009

1 Pengertian Pengkajian awal klinis adalah wawancara yang dilakukan terhadap


pasien untuk mengumpulkan data penyakit
2 Tujuan Sebagai acuan agar memperoleh informasi yang lengkap sesuai
kebutuhan pasien
3 Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No.
4 Referensi
5 Prosedur Alat dan bahan :
1. Status pasien
2. Informed consent
3. Set Pemeriksaan fisik
6 Langkah-langkah 1. Petugas menerima pasien datang yang dikirim dari poli/unit lain
(rujukan internal)
2. Petugas mencocokkan identitas dengan kartu pasien rawat jalan
3. Petugas mengembalikan status ke pendaftaran, apabila tidak cocok
4 petugas melanjutkan pengkajian awal klinis.apabila cocok
4. Petugas melakukan anamnesa penyakit
5. Petugas menanyakan keluhan utama
6. Petugas menanyakan keluhan tambahan
7. Petugas menanyakan riwayat penyakit terdahulu
8. Petugas menanyakan riwayat penyakit dalam keluarga
9. Petugas menanyakan lamanya sakit yang sekarang
10. Petugas menanyakan pengobatan yang sudah didapatkan
11. Petugas memberitahu hal-hal yang akan dilakukan dalam
pemeriksaan fisik
12. Petugas melakukan pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi,
perkusi, auskultasi
13. Petugas memberitahukan kepada pasien hasil pemeriksaan
14. Petugas memberitahu kepada pasien bila diperlukan pemeriksaan
penunjang
15. Petugas menulis rujukan internal bila diperlukan
16. Petugas mencatat hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien
kedalam status pasien

Pasien datang sendiri atau


kiriman dari poliklinik
7 Diagram Alir

petugas mencocokkan identitas pasien


dengan kartu rawat jalan

Melakukan pengkajian awal klinis

Anamnesa dan pemeriksaan fisik

Memberitahukan ke pasien hasil


pemeriksaan dan kemungkinan diperlukan
pemeriksaan penunjang, bila diperlukan
menulis rujukan internal

Pencatatan dan pelaporan

8 Unit terkait Poli gigi, poli anak, poli dewasa, poli KIA, poli KB, UGD, poli gizi,
rawat inap kebidanan, rawat inap umum, VK, laboratorium
PELAYANAN MEDIS
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr.Elvi Roza, M.Kes
NIP:197504172006042009

1. Pengertian Pelayanan medis merupakan standar pelayanan yang dilakukan di poli


umum puskesmas Pakuan baru sesuai dengan standar penatalaksanaan
144 di layanan primer

2. Tujuan Sebagai acuan dalam pemeriksaan dan diagnosis mengacu pada


standar profesi

3. Kebijakan 1. UU no 25 tahun 2004 tentang sistem perencanan pembangunan


nasional
2. UU no 36 tahun 2009 tentang kesehatan
3. Permenkes Rino .7 tahun 2014 tentang perencanaan dan
penanganan Bidang kesehatan
4. Permenkes RI no. 28 tahun 2014 tentang pelaksanan program
JKN
5. Permenkes RI No. 75 tahun 2015 tentang puskesmas
6. Permenkes RI No.5 tahun 2014 tentang Panduan praktik klinis
bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer

4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – 1. Petugas menerima medical record pasien
langkah 2. Petugas memanggil pasien sesuai urutan/ antrian
3. Petugas mencocokkan identitas pasien
4. Petugas melakukan pengukuran tanda-tanda vital pasien bila
perlu tinggi badan dan berat badan
5. Petugas melakukan anamnesa
6. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
7. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang
8. Petugas memberikan terapi sesuai dengan diagnosis
9. Petugas memberikanrujukan bila tidak mampu ditangani
10. Petugas menerangkan pasien yang memerlukan penanganan
dengan tindakan dirujuk ke Rumah sakit
11. Petugas membuat surat keterangan sakit untuk pasien yang
memerlukan
12. Petugas memberikan rujukan internal
13. Petugas menuliskan dan memberikan resep
14. Petugas menuliskan lengkap pemeriksaan dalam buku medical
record pasien
7. Diagram alir
8. Unit terkait Poli umum
Loket pendaftaran
ASUHAN KEPERAWATAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr.Elvi Roza, M.Kes
NIP:197504172006042009

1. Pengertian Merupakan serangkaian proses yg terorganisir/terstuktur untuk


mengidentifikasi keluhan, kebutuhan, permasalahan pasien serta
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi

2. Tujuan Sebagai acuan pelaksanaan perawat dalam melaksanakan pemberian


asuhan keperawatan di puskesmas pakuan baru

3. Kebijakan 1. Permenkes No. 75 tahun 2014 Tentang puskesmas


2. Permenkes No. 279 tahun 2006 tentang penyelengaraan
upaya keperawatan kesehatan masyarakat

4. Referensi 1. Buku Saku NANDA NIC NOC


2. Buku Rencana Asuhan Keperawatan Mairlyn E Doenges

5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas memberi salam kepada pasien
2. Petugas melakukan komunikasi teraupetik sesuai dengan
urutan dengan pasien
3. Petugas melakukan kajian keperawatan dan menganalisa
hasil pengkajian yang dilakukan
4. Petugas menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan
hasil analisa pengkajian
5. Petugas menyusun intervensi keperawatan berdasarkan
diagnosa keperawatan yang muncul yang berisikan rencana
tindak keperawatan mandiri dan kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain
6. Petugas melaksanakan kegiatan implementasi keperawatan
7. Petugas melakukan evaluasi terhadap implementasi
keperawatan yang telah dilakukan
8. Petugas melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan
yang telah dilakukan pada form yang tersedia

7. Diagram alir
8. Unit terkait Unit Rawat Inap, Perawat
KAJIAN AWAL YANG MEMUAT INFORMASI
YANG HARUS DIPEROLEH SELAMA
PROSES PENGKAJIAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
TTD

Puskesmas dr.Elvi Roza, M.Kes


Pakuan baru NIP:197504172006042009

1. Pengertian Kajian awal yang membuat informasi yang harus diperoleh selama
proses pengkajian adalah suatu proses untuk mendapatkan informasi
mengenai masalah kesehatan yang dialami pasien
2. Tujuan Sebagai acuan untuk menjamin kesinambungan pelayanan terhadap
pasien dan mampu mengetahui riwayat penyakit pasien dengan
mudah
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut
2. Petugas mempersilahkan pasien untuk duduk
3. Petugas menanyakan ulang identitas pasaien disesuaikan
dengan rekam medis pasien
4. Petugas menanyakan keluhan yang dirasakan pasien saat ini
5. Petugas menanyakan berapa lama keluhan dirasakan
6. Petugas menanyakan mengenai riwayat penyakit
sebelumnya
7. Petugas menanyakan riwayat makanan dan aktifitas yang
sebelumnya dilakukan
8. Petugas menanyakan adakah riwayat keluarga yang
mempunyai penyakit yang sama dengan pasien dalam satu
rumah
9. Petugas menanyakan mengenai riwayat alergi obat
10. Petugas melakukan vital sign pada pasien
11. Petugas mencatat hasil anamnesa dan pemeriksaan vital sign
kerekam medis
12. Petugas menyerahkan rekam medis ke dokter pemeriksa
13. Petugas pemeriksa menanyakan identitas pasien sesuai
dengan rekam medis
14. Petugas pemeriksa melakukan pemeriksan fisik
15. Petugas mencatat hasil pemeriksaan fisik di rekam medis
7. Diagram alir
8. Unit terkait Poli umum, Poli anak, Poli usila, Poli gigi, Poli KIA, IGD, Apotik,
Laboratorium

TRIASE
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20/07/2016
Halaman :½
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009
1. Pengertian Triase merupakan pemeriksaan awal atau skrining secara cepat
terhadap semua pasien yang dating ke instalasi gawat darurat untuk
mengidentifikasi status kegawatdaruratannya dan prioritas
penanganan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menentukan
prioritas dan tempat pelayanan medis penderita
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas tentang standar layanan klinis
4. Referensi Permenkes No. 69 tahun 2014 tentang kewajiban rumah sakit dan
kewajiban pasien
5. Prosedur Alat dan bahan :
1. Banner, poster, leaflet, spanduk
2. Papan Informasi
3. Alat tulis kantor
6. Langkah – langkah 1. Petugas / para medis UGD menerima pasien yang datang
2. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan singkat untuk
menentukan derajat kegawatannya oleh paramedic yang
terlatih/dokter
a. Mencuci tangan
b. Memakai handscoon pada kedua tangan petugas
c. Menilai respon/ kesadaran penderita dengan metode
AVPU
d. Menilai jalan nafas (Airway)
e. Menilai pernapasan (Breathing)
f. Menilai perdarahan (Circulatin)
3. Petugas dari hasil pemeriksaan menentukan kategori pasien
berdasarkan pelayanan dengan memberi kode warna :
a. Emergency – MERAH : pasien gawat dan darurat, pasien ini
harus mendapat pertolongan dengan prioritas penanganan
pertama (PI). Pasien dibawa keruangan resusitasi.
a. Urgent -KUNING: pasien dengan penyakit yang akut,
pasien yang harus dirawat dalam jangka waktu beberapa
jam dengan priritas penanganan ke dua (P2). Waktu
tunggu 30 detik.
Misalnya : perdarahan laserasi terkontrol, fraktur tertutup
pada ekstremitas dengan perdarahan terkontrol, Penderita
Thipoid, Hipertensi,DM, cedera tulang belakang, trauma
capitis tertutup, dll.
b. Non Urgent -HIJAU : pasien pasien dengan fungsi
hemodinamik yang stabil tetapi menderita luka yang jelas,
mendapat priritas penanganan ketiga (P3).
Misalnya : luka lecet, luka memar, fraktur ekstremitas
atas, demam luka bakar superfisial
c. Expextant -HITAM : pasien mengalami cidera mematikan
dan akan meninggla meski mendapat priritas penanganan
P0 atau P4
4. Petugas melakukan rujukan ke ruang tindakan sesuai dengan
kegawatannya, dan atau merujuk pasien ke rumah sakit bila
pasien tidak bisa di tangani di Puskesmas.
5. Petugas pada waktu jam kerja penderita dengan prioritas PIII
dikirim ke BP / rawat jalan.
Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan dengan cara mengisi
register kunjungan dan membuat laporan yang diperlukan.
7. Diagram Alir

8. Unit terkait UGD, Ruang perawatan, poliklinik, Loket, Laboratorium

RUJUKAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr.Elvi Roza, M.Kes
NIP:197504172006042009

1. Pengertian Pasien yang dirujuk adalah pasien yang atas pertimbangan dokter/
perawat/ bidan memerlukan pelayanan di RS baik untuk diagnostik
penunjang atau terapi
2. Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan pengantaran rujukan sampai rumah
sakit tujuan dengan cepat dan aman
3. Kebijakan 1. UU No .36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. Permenkes no 75 tahun 2014 tentang puskesmas
4. Referensi Buku BLS oleh tim RSUD RADEN MATAHER JAMBI
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas IGD/ rawat inap menyatakan pasien perlu rujukan
2. Petugas IGD/ rawt inap menjelaskan dan meminta
persetujuan kepada keluarga pasien untuk dirujuk dan
keluarga pasien setuju
3. Petugas IGD /rawat inap menbuat rincian biaya pasien
pulang dan biaya penggunaan ambulan [untuk pasien rawat
nginap atau pasien IGD yang sudah diberikan tetapi.bagi
pasien IGD yang tidak dapat terapicukup membayar biaya
ambulan saja]
4. Petugas memberika kwitansi pembayaran dan surat rujukan
kepaada pasien
5. Petugas IGD/rawat inap mmpersiapkan kesiapan pasien dan
petugas IGD /rawt inap yang lain segera menghubungi sopir
ambulan
6. Petugas memersiapkan ambulans [jika sudah siap sopir
segera menghubungi petugas IGD bahwa ambulans sudah
siap]
7. Petugas IGD/rawt inap mendampingi dan mengantarkan
pasien ketempat tujuan dengan ambulans
8. Petugas IGD/rawt inap menulis laporan kegiatan pada buku
kegiatan setelah selesaimengantarkan pasien dan kembali ke
puskesmas
7. Diagram alir
8. Unit terkait 1. Petugas IGD/rawat inap
2. Dokter jaga
3. Sopir ambulance

RUJUKAN PASIEN EMERGENSI


No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr.Elvi Roza, M.Kes
NIP:197504172006042009

1. Pengertian Pasien emergensi adalah kondisi dimana pasien menderita penyakit dan
cidera yang dapat menimbulkan kecacatan permanen dan mengancam
nyawa pasien
2. Tujuan Sebagai acuan pada pasien emergensi diperiksa dan dibuat stabil
terlebih dahulu sesuai kemampuan puskesmas sebelum di rujuk
kepelayanan yang mempumyai kemampuan lebih tinggi
3. Kebijakan Petugas dan pasien harus menjalankan alur pelayanan sebagaimana
prosedur berikut ini
4. Referensi Permenkes no, 75 tahun 2014,Bab I, pasal I, Ayat 9
5. Prosedur B : bidan atau petugas kesehatan
A : alat yang diperlukan selama merujuk
K : kendaraan untuk merujuk
S : surat rujukan
O: obat-obatan yang diperlukan selama merujuk
K : keluarga pasien yang mendampingi saat merujuk
U : uang atau dana
6. Langkah-langkah A. Petugas memeriksa pasien yang akan dirujuk harus sudah
diperiksa dan layak untuk dirujuk.Adapun criteria pasien yang
dirujuk adalah bila memenuhi salah satu dari :
1. Hasil pemeriksan fisik sudah dapat dipastikan tidak mampu
diatasi
2. Hasil pmeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis
ternyata tidak ampu diatasi
3. Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih
lengkap,tetapi pemeriksaan harus disertakan pasien yang
bersangkutan
4. Apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan
pemeriksaan , pengobatan dan perawatan di sarana kesehatn
yang lebih mampu
B. Prosedur standart merujuk pasien
Prosedur klinis
1. Petugas melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan
pemeriksan penunjang medic untuk menentuka diagnose
utama dan diagnose banding
2. Petugas memberikan tindakan pra rujukan sesuai kasus
3. Petugas memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan
4. Petugas melaksanakan untuk pasien gawat darurat harus di
damping petugas medis yang kompeten dibidangnya dan
mengetahui kondisi pasien
5. Petugas dan kendaraan tetap menunggu pasien di IGD tujuan
smapai ada kepastian pasien tersebut mendapat
pelayanan,apabila pasien diantar dengan kendaraan
puskesmas keliling atau ambulans
(serah terima denga perawat UGD)
Prosedur Administratif :
1. Petugas melakukan setelah pasien diberikan tindakan pra –
rujukan
2. Petugas membuat catatan rekam medis pasien dan lembar
observasi (jika perlu)
3. Petugas memberikan informed consent (persetujuan/ penolakan
rujukan)
4. Petugas membuat surat rujukan dengan P.CARE (print out)
5. Petugas mencatat identitas pasien pada buku register rujukan
pasien
6. Petugas menyiapkan saran transportasi dan sedapat mungkin
menjalin komunikasi denagn tempat tujuan rujukan
Pengiriman pasien ini sebaikany dilaksanakan setelah diselesaikn
administrasi yang bersangkutan dan sudah dipastikan kesiapan fasilitas
rujuakn (telepon UGD yang akan di tuju)
7. Diagram Alir
8. Unit terkait Unit pendaftaran Ruang tindakan
Poli umum Fasilitas rujukan

PEMBENTUKAN TIM INTERPROFESI


No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr.Elvi Roza, M.Kes
NIP:197504172006042009

1. Pengertian Pembentukan tim interprofesi adalah proses pembentukan tim yang


berisi petugas kesehatan yang profesional untuk melakukan kajian
apabila diperlukan penanganan secara tim
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar mampu melakukan
kajian ika diperlukan penanganan secara tim
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. 800/ / 2016 Tentang
Kebijakan Standar Operasional Prosedur Layanan Klinis di Puskesmas
Sim
4. Referensi Permenkes no, 75 tahun 2014,Bab I, pasal I, Ayat 9
5. Prosedur B : bidan atau petugas kesehatan
A : alat yang diperlukan selama merujuk
K : kendaraan untuk merujuk
S : surat rujukan
O: obat-obatan yang diperlukan selama merujuk
K : keluarga pasien yang mendampingi saat merujuk
U : uang atau dana
6. Langkah-langkah A. Petugas memeriksa pasien yang akan dirujuk harus sudah
diperiksa dan layak untuk dirujuk.Adapun criteria pasien yang
dirujuk adalah bila memenuhi salah satu dari :
1. Hasil pemeriksan fisik sudah dapat dipastikan tidak mampu
diatasi
2. Hasil pmeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang
medis ternyata tidak ampu diatasi
3. Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih
lengkap,tetapi pemeriksaan harus disertakan pasien yang
bersangkutan
4. Apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan
pemeriksaan , pengobatan dan perawatan di sarana kesehatn
yang lebih mampu
5. Prosedur standart merujuk pasien
6. Prosedur klinis
7. Petugas melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan
pemeriksan penunjang medic untuk menentuka diagnose
utama dan diagnose band

7. Diagram Alir
8. Unit terkait Unit pendaftaran Ruang tindakan
Poli umum Fasilitas rujukan
PENDELEGASIAN WEWENANG
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP: 19750417200604 2 009

1 Pengertian Adalah proses dimana pimpinan mengalokasikan wewenang kepada


bawahannya
2 Tujuan Sebagai acuan terdapat kejelasan proses pendelegasian wewenang
secara tertulis apabila petugas tidak sesuai wewenangnya
3 Kebijakan SK Kepala Puskesmas
4 Referensi Kesepakatan Bersama
5 Prosedur Surat keputusan pendelegasian wewenang dari pimpinan kepada
bawahan
6 Langkah-langkah 1. Petugas mengidentifikasikan kebutuhan untuk pendelegasian
wewenang
2. Petugas menganalisa kompetensi petugas yg akan diserahi
wewenan
3. Petugas merencanakan jenis kompetensi apa saja yang bisa
didelegasikan kepada petugas
4. Petugas membuat surat pernyataan pendelegasian wewenang
yang didalamnya berisi jg mengenai nama petugas dan jenis
kompetensi yang didelegasikan
5. Petugas menyerahkan surat pernyataan pendelegasian
wewenang kepada kepala puskesmas
6. Petugas yang diserahi wewenang menerima tugas yang
diberikan
7. Petugas melaksanakan kompetensi sesuai yang didelegasikan
8. Petugas melaporkan via telpon ataupun lisan kepada dokter
sebagai pemberi wewenang

7 Diagram Alir

Pimpinan membuat :

Rencana kedepan dengan mencegah


masalah
Menetapkan tujuan
Menyetujui standar kerja

Memberikan tugas dan wewenang kepada staf sesuai


dengan kemampuan secara tertulis maupun lisan

Membantu memecahkan masalah

Memberikan reward untuk pencapaian


hasil

8 Unit terkait Ruang tata usaha


UGD
Poli klinik
PEMELIHARAAN PERALATAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal terbit :
Halaman :
TTD

Puskesmas
dr. Elvi Roza, M.Kes
Pakuan baru
NIP: 19750417200604 2
009

1 Pengertian Alat –alat kesehatan harus dilakukan pemeliharaan secara berkala


sesuai prosedur
2 Tujuan Sebagai acuan adanya jaminan kualitas terhadap peralatan ditempat
pelayanan
3 Kebijakan Petugas melakukan pemeliharaan alat kesehatan secara berkala dan
membuat laporan tertulis apabila ada kerusakan
4 Referensi
5 Prosedur  Alat – alat
 Alat perlindungan diri
1. Oven
2. Handuk kering
3. Kain linen steril
4. Miet bekken
5. Korentang steril
6. Sikat gigi ( menyingkat alat )
7. Lemari alat
 Bahan – bahan
1. Alat golongan kritis dan semi kritis
2. Sabun cair, alcohol 70% dan klorin 0,5%
3. Tablet formalin
4. Kertas aluminium oil
6 Langkah-langkah 1. Petugas mencuci tangan sesuai dengan protap
2. Petugas mencantumkan kartu pemeliharaan /kartu Har alat
kesehatan pada setiap alat kesehatan
3. Petugas mencantumkan petunjuk pedoman pada setiap alat
kesehatan
4. Petugas memeriksa alat kesehatan secara berkala setiap hari
5. Petugas mencantumkan kelayakan setiap alat kesehatan pada
kartu pemeliharaan
6. Petugas membersihkan dan mengeringkan alat- alat
kesehatan sehabis pakai sesuai petunjuksetiap alat kesehatan
7. Petugas menempatkan semua peralatan di tempat aman

7 Diagram alir
Mencuci tangan

Gunakan perlindungan diri

Lakukan dekontaminasi

Cuci alat sampai bersih

8 Unit terkait
STERILISASI PERALATAN YANG PERLU
DISTERILKAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
TTD

Puskesmas
dr. Elvi Roza, M.Kes
Pakuan baru
NIP: 19750417200604
2 009
1. Pengertian Sterilisasi yaitu suatu tindakan untuk membunuh semua
mikroorganisme termasuk sporal bakteri pada benda/peralatan
dengan cara merebus, stoom, panas tinggi atau kimiawi.

2. Tujuan Sebagai acuan ada jaminan terhadap peralatan di tempat pelayanan.

3. Kebijakan
4. Referensi - Pedoman manajerial PPI di rumah sakit dan pasilitas yankes
lainnya oleh Depkes. 2007.
- Makalah sterilisasi alat di BPM 2014.

5. Prosedur - Peralatan medis yang terbuat dari : logam, kaca, ebonit, tenunan
dan lain-lain.
- Bahan desinfektan seperti : klorin.
- Alat/kain pembungkus peralatan.
- Sterilisator yang berfungsi baik.
- Tempat penyimpanan alat yang sudah steril seperti : bak
instrumen dan lain-lain.
6. Langkah-langkah 1. Petugas menyiapkan alat yang akan disterilkan, dicuci dan
didekontaminasi.
2. Petugas menyiapkan sterilisator yang akan dipakai.
3. Petugas memberi label peralatan yang dibungkus harus dengan
jelas nama, tanggal dan jam disterilkan.
4. Petugas memisahkan Peralatan yang disterilisasi sesuai dengan
jenisnya dan bahan bakunya misalnya : Logam dan sebagainya.
5. Petugas menyusun peralatan didalam sterilisator harus sed
emikian rupa agar seluruh bagian alat dapat disterilkan.
6. Petugas dapat menghitung waktu yang diperlukan untuk
mensterilkan setiap jenis peralatan harus tepat, dihitung sejak
peralatan disterilkan.
7. Petugas menyimpanan peralatan yang sudah steril harus
diperhatikan dengan tepat, sesuai dengan bahan bakunya.
7. Diagram alir

Petugas

Alat Medis

Disterilisasi : merebus,
Di desinfektan/
stoom, panas tinggi
dekontaminasi
kimiawi

9. Unit terkait Petugas kesehatan IGD, Kebidanan, Rawat inap, Laboratorium.


PEMANTAUAN, PEMELIHARAAN,
PERBAIKAN SARANA DAN PERALATAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr.Elvi Roza, M.Kes
NIP:197504172006042009
1. Pengertian Pemantauan, pemeliharaan, perbaikan sarana dan peralatan adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam upaya tersedianya
sarana kerja dan peralatan dehgan kondisi yang sesuai dengan
persyaratn kesehatan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan

2. Tujuan Sebagai acuan tersedianya sarana kerja yang nyaman dan peralatan
yang beradadalam kondisi baik serta aman

3. Kebijakan Pemantauan, pemeliharaan, perbaikan sarana dan peralatan


dilakukan oleh unit umum bekerjasama dengan sanitarian

4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas memeriksa secara berkala sarana dan peralatan yang
digunakan
2. Petugas menerima pengaduan dari pasien maupun petugas
kesehatan mengenai kerusakan dari sarana maupun peralatan
yang di gunakan dalam pelayanan kesehatan
3. Petugas meginventaris sarana dan peralatan yang harus
dilakukan perbaikan
4. Petugas merencanakan perbaikansarana dan peralatan
bekerjasama dengan sanitarian
5. Petugas mengusulkan perbaikan sarana dan peralatan ke
kepala puskesmas pakuan baru
7. Diagram alir

8. Unit terkait Sanitarian, Unit umum

PEMELIHARAAN SARANA (GEDUNG)


No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
TTD

Puskesmas
Pakuan baru
dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP: 19750417200604
2 009

1. Pengertian Kegiatan menjaga keandalan gedung beserta prasarana dan


sarananya agar gedung selalu baik dan berfungsi.

2. Tujuan Sebagai acuan pelaratan dan sarana pelanyanan yang digunakan


menjamin keamanan pasien dan petugas

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.

4. Referensi Permen PU Nomor 24/PRT/2008 tanggal 30-12-2008

5. Prosedur Meliputi aktivitas pemeliharaan, perawatan dan pemeriksaan


berkala/ periodik seluruh koponen bangunan/ gedung.

6. Langkah-langkah 1. Petugas menetapkan prosedur dan metode pemeliharaan gedung


dan sarananya.
2. Petugas melakukan pemeliharaan dan perawatan sarana gedung
secara berkala, termasuk
- Instalasi listrik.
- Gas.
- Pembuangan limbah dan sebagainya
3. Petugas menyiapkan perlengkapan dan peralatan untuk
pekerjaan dan perawatan sarana(gedung) misalnya:
- Alat penyedot debu.
- Pembersih dinding, lantai, plafon dan sebagainya.
4. Petugas melakukan evaluasi pemeliharaan dn perawatan
sarana/prasarana (gedung) secara berkala sesuai dengan
fungsinya masing-masing.

7. Diagaram alir
Petugas kebersihan, perawat,
petugas perlengkapan dan seluruh
staf

Pemeliharaan, perawatan sarana / prasarana


(gedung)
Sarana / prasarana gedung, baik fungsinya

Standar kinerja meningkat

9. Unit terkait Petugas kebersihan, perawat dan petugas perlengkapan.

PENYUSUNAN RENCANA LAYANAN MEDIS


No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

Puskesmas TTD
Pakuan baru

dr. Elvi Roza, M.Kes


NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Penyusunan rencana layanan medis adalah kegiatan menyusun


terapi atau pengobatan yang akan dilakukan untuk pasien sesuai
dengan masalah kesehatan yang dihadapi pasien agar pasien
mendapatkan pengobatan yang tepat dan maksimal.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pelayanan
medis khususnya pengobatan dan terapi yang akan dilakukan
untuk mengatasi masalah kesehatan pasien sesuai dengan
kebutuhan pasien yang bersangkutan.
3. Kebijakkan Keputusan Kepala Puskesmas No. / /2016
Tentang Kebijakan Standar Prosedur Operasional Layanan
Klinis
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 585/Menkes/SK/2007
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas menerima rekam medis pasien
2. Petugas memanggil pasien masuk ke ruang periksa
3. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
4. Petugas merumuskan diagnose pasien
5. Petugas menyusun rencana asuhan pasien sesuai dengan
masalah kesehata pasien dengan melibatkan pasien dalam
penyusunan rencana tersebut
6. Petugas memastikan informasi yang diberikan kepada pasien
mengenai rencana layanan sudah diterima pasien dengan
jelas
7. Petugas mendokumentasikan rencana layanan medis yang
sudah disepakati bersama ole pasien dan petugas pada rekam
medis. Jika pasien menolak rencana layanan medis maka
petugas memberikan alternatif tindakan/ pelayanan sesuai
dengan prosedur
8. Petugas berkolaborasi dengan tim kesehatan lain bila
diperlukan penanganan tim
9. Petugas melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana
layanan yang telah disusun
10.Petugas mengevaluasi segera untuk tindakan yang sudah
dilakukan
11. Petugas menyusun rencana tindak lanjut bila masalah
kesehatan pasien belum teratasi

12.Petugas mendokumentasikan pada rekam medis sesuai


dengan prosedur rekam medis

7. Diagram Alir
8. Unit terkait IGD, Poliklinik, rawat inap
PENYUSUNAN RENCANA LAYANAN
TERPADU (JIKA DIPERLUKAN
PENANGANAN SECARA TIM)
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :
TTD
Puskesmas
Pakuan baru
dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP: 19750417200604 2 009

1 Pengertian Suatu proses mengatur tentang rencana tindakan dan pengobatan serta
rencana layanan terpadu jika diperlukan penanganan oleh tim kesehatan
antar profesi disusun dengan tujuan yang jelas, terkoordinasi dan
melibatkan pasien/keluarga.Jika diperlukan penanganan secara team

2 Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar petugas mampu


memberikan pelayanan yang tepat dan berkesinambungan sesuai dengan
masalah kesehatan yang dihadapi pasien

3 Kebijakan
4 Referensi
5 Prosedur Alat dan bahan : alat medis yang menunjang tindakan medis yang akan
dilakukan ke pasien, informed consent, status pasien

6 Langkah-langkah 1. Petugas mengidentifikasi kebutuhan pasien


2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang
berdasarkan kebutuhan pasiensesuai proseduryang berlaku
3. Petugas medis memberikan rujukan ke poli lain jika didalam
rencana layanan, pasien memerlukan kolaborasi dengan tim
kesehatan lain
4. Petugas memberikan penanganan pasien secara interprofesi
meliputi pasien TB, DM, hiperkolerterolamia, IMS, HIV, balita
dengan gizi kurang/buruk dan penyulitnya, ibu hamil dan
bersalin dengan penyulit, sanitasi jelek, penyakit menular.

7 Diagram Alir
Pengkajian awal

Komprehensif
terhadap pasien

Diagnosis :

Faktor resiko dan faktor penyulit

Rujuk internal :

Ruang tindakan, laboratorium, poi Pasien pulang


KIA, GIZI, sanitasi-promkes

8 Unit terkait
AUDIT KLINIS (EVALUASI KESESUAIAN
LAYANAN KLINIS DENGAN RENCANA
THERAPY/RENCANA ASUHAN)
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP: 19750417200604 2
009

1 Pengertian Proses peningkatan kualitas yang bertujuan untuk meningkatkan


perawatan pasien dan hasil peninjauan secara sistematis melalui
perawatan terdapat kriteria eksplisit dan pelaksanaan perubahan

2 Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk meningkatkan


pelayanan pasien melalui tinjauan sistematis pelayanan terhadap
langkah-langkah eksplisit dan pelaksanaan dalam praktek jika
diperlukan

3 Kebijakan
4 Referensi
5 Prosedur

6 Langkah-langkah 1. Petugas membuat perencanaan audit,


Untuk membuat suatu audit klinik yang sukses dalam mengidentifikasi
bidang keunggulan atau untuk memperbaiki suatu kekurangan
diperlukan suatu perencanaan dan persiapan audit klinik tergantung
dari keadaan khusus dari masing-masing bidang audit
2. Petugas menetapkan standar
3. Petugas mengukur kinerja
4. Petugas membuat kesimpulan
5. Petugas mempertahankan perbaikan setiap siklus audit klinik harus
dilakukan untuk memastikan bahwa audit dilaksanakan secara
sistematis dan berhasil dilaksanakan

7 Diagram Alir
Membuat rencana audit

Penetapan standar

Mengukur kinerja

Kesimpulan

8 Unit terkait Kepala puskesmas,Tim mutu,Poliklinik


LAYANAN TERPADU
No. Dokumen :
No. Revisi:
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP: 19750417200604 2
009

1 Pengertian SPO ini mengatur tentang rencana tindakan dan pengobatan serta
rencana layanan terpadu jika diperlukan penanganan oleh tim
kesehatan antar profesi disusun dengan tujuan yang jelas,
terkoordinasi dan melibatkan pasien dan keluarga
2 Tujuan Sebagai acuan layanan yang dilakukan secara paripurna untuk
mencapai hasil yang diinginkan oleh tenaga kesehatan dan pasien /
keluarga pasien
3 Kebijakan

4 Referensi

5 Prosedur Alat dan bahan : alat medis yang menunjang tindakan medis yang
akan dilakukan ke pasien, informed consent, status pasien

6 Langkah-langkah 1. Petugas medis melakukan kajian terhadap keluhan dan kebutuhan


pasien
2. Petugas merencanakan layanan ditetapkan berdasarkan hasil
kajian yang dinyatakan dalam bentuk diagnosis. Dalam menyusun
rencana layanan dipandu oleh kebijakan dan prosedur yang jelas
sesuai dengan kebutuhan pasien dan sesuai dengan standar
pelayanan yang ditetapkan
3. Petugas medis memberikan rujukan ke poli lain jika didalam
rencana layanan, pasien memerlukan kolaborasi dengan tim
kesehatan lain
4. Petugas memeriksa pasien secara interprofesi meliputi pasien TB,
DM, hiperkolerterolamia, IMS, HIV, balita dengan gizi
kurang/buruk dan penyulitnya, ibu hamil dan bersalin dengan
penyulit, sanitasi jelek, penyakit menular.

7 Diagram Alir

Pengkajian awal

Komprehensif terhadap pasien

Diagnosis :

Faktor resiko dan faktor penyulit

Rujuk internal :
Pasien pulang
Ruang tindakan, laboratorium, poi
KIA, GIZI, sanitasi-promkes
8 Unit terkait Loket pendaftaran, Poli umum, Poli usila, Laboratorium, Ruang
tindakan, Gizi, Imunisasi, Farmasi

PENYUSUNAN RENCANA LAYANAN


TERPADU
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
TTD
Puskesmas
Pakuan baru
dr.Elvi Roza, M.Kes
NIP:197504172006042009

1. Pengertian SOP ini mengatur tentang rencana tindakan dan pengobatan serta
rencana layanan terpadujika di perlukan penanganan oleh tim
kesehatan antar prosesi di susun dengan tujuan yang jelas,
terkoordinasi dan melibatkan pasien/ keluarga
2. Tujuan Sebagai acuan pasien mendapatkan pelayanan yang propesional
dan komprehensif

3. Kebijakan

4. Referensi
5. Prosedur Alat dan bahan ; alat medis yang menunjang tindakan medis yang
akan dilakukan ke pasien,informed consent,status pasien
6. Langkah – langkah 1. Petugas medis melakukan kajian terhadap keluhan dan
kebutuhan pasien
2. Petugas membuat rencana layanan ditetapkan berdasarkan
hasil kajian yang dinyatakan dalam bentuk
diagnosis.Dalam menyusun rencana layanan di pandu oleh
kebijakan dan prosedur yang jelas sesuai drngan kebutuhan
pasien dan sesuai dengan standar pelayanan ditetapkan
3. Petugas medis memberikan rujukan ke poli lain jika
didalam rencana layanan,pasien memerlujkan kolaborasi
dengantim kesehatan lain
4. Petugas menangani pasien secara interprofesi meliputi
pasien TB ,DM, Hiperkolesterolamia, IMS, HIV, balita
dengan gizi kurang/ buruk dan penyulitnya, ibu hamil dan
bersalin dengan penyulit, sanitasi jelek, penyakit menular
7. Diagram alir

8. Unit terkait Loket pendaftaran, Poli umum, Polimusila, Laboratorium, Ruang


tindakan, Gizi, Imunisasi, Farmasi

PEMBERIAN INFORMASI TENTANG EFEK


SAMPING DAN RESIKO PENGOBATAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
TTD
Puskesmas
Pakuan baru
dr.Elvi Roza, M.Kes
NIP:197504172006042009

1. Pengertian Pemberian informasi efek samping dan resiko pengobatan adalah


kegitan memberikan penjelasan mengenai pengobatan yang akan
dilakukan termasuk didalamnya penjelasan mengenai efek
samping dan resiko dari pengobatan yang akan dilakukan baik
pada saat pengobatan berlangsung ataupun setelah pengobatan
selesai diberikan

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar petugas


menjelaskan efek samping dan resiko dari pengobatan yang a
dilakukan sehingga pasien siap menerima kemungkinan resiko
yang akan terjadi saat pengobatan berlangsung atau setelah
selesai diberikan

3. Kebijakan

4. Referensi

5. Prosedur

6. Langkah – langkah 1. Petugas menerima rekam medis pasien


2. Petugas memanggil pasien untuk masuk keruang periksa
3. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
4. Petugas merumuskan diagnosa pasien dan rencana asuhan
pasien
5. Petugas memberitahukan kepada pasien tentang penyakit
dan pengobatan yang akan dilakukan
6. Petugas menjelaskan mengenai efek samping dan resiko
pengobatan yang akan dilakukan
7. Petugas memberikan kesempatan untuk bertanya
mengenai pengobatan yang akn dilakukan
8. Petugas memberikan kesempatan kepada pasien untuk
mengambil keputusan mengenai persetujuan terhadap
pengobatan yang akan dilakukan
9. Petugas menuliskan pengobatan setelah persetujuan
pasien
10. Petugas mencatat hasil pemeriksaan dan tindakan
kegiatan pada rekam medik
7. Diagram alir

8. Unit terkait Ruang pengobatan umum


Ruang pengobatan gigi
Ruang pengobatan anak
Ruang penyakit tidak menular
Ruang kesehatan ibu dan anak
Ruang infeksi menular seksual
Ruang keluarga berencana
Ruang Gawat Darurat
PETUGAS KESEHATAN MEMBERI
PEDIDIKAN DAN PENYULUHAN KEPADA
PASIEN/KELUARGA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :
TTD
Puskesmas
Pakuan baru
dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP: 19750417200604 2 009

1 Pengertian Tatacara penyuluhan secara individu /keluarga tentang hal – hal yang
berhubugan dengan penyakit pasien dapat pengertian tentang hal – hal
yang berhubungan dengan penyakit.
2 Tujuan Sebagai acuan dalam pemberian penyuluhan secara individu/ keluarga
ada perawat/ bidan yang terampil.
3 Kebijakan Komunikasi efektif menggunakan bahasa sederhana (mudah diterima
orang lain) dan menjaga kesopanan
- Membuat SOP sesuai materi penyuluhan
- Berkomunikasi dengan pasian dan keluarga
- Menggunakan cara diskusi dan atau dokumentasi
4 Referensi
5 Prosedur
6 Langkah-langkah 1. Petugas menggunakan alat bantu bila diperlukan mengadakan
evaluasi
2. Petugas memberikan umpan balik
3. Petugas menggunakan rencana lanjut
7 Diagram Alir
8 Unit terkait Rawat jalan, UGD, KEBER, Pustu / Polindes

INFORMED CONSENT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :
TTD
Puskesmas
Pakuan baru
dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP: 19750417200604 2 009

1 Pengertian Persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat


setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai tindakan
medis yang akan dilakukan terhadap pasien
2 Tujuan Sebagai acuan untuk memberikan informed consent dan sebagai
sarana untuk mendapatkan legitimasi atas tindakan medis yang
dilakukan terhadap pasien
3 Kebijakan SK No.

4 Referensi -Peraturan Menteri No. 290/ Menkes/Per/III/2008


-UU No. 29 tahun 2004 pasal 45

5 Prosedur Alat : lembar informed consent, buku laporan pasien

6 Langkah-langkah 1. Petugas mengindikasikan tentang tindakan yang akan


dilakukan oleh dokter atau perawat yang dilimpahi wewenang,
pasien atau keluarga dijelaskan mengenai :
a. Diagnosis dan tata cara tindakan medis
b. Tujuan tindakan medis yang akan dilakukan
c. Alternatif tindakan lain dan resikonya
d. Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
e. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
f. Perkiraan biaya
2. Petugas menentukan yang berhak menandatangani persetujuan
tindakan adalah :
a. Pasien sendiri dengan usia lebih dari 18 tahun dan dalam
kondisi sadar penuh
b. Istri/suami
c. Orang tua/wali
d. Keluarga terdekat

7 Diagram Alir

Pasien datang

Petugas/dokter melakukan pengkajian untuk


menegakkan diagnosa mengindikasikan
tindakan yang akan dilakukan.

Menjelaskan dan meminta persetujuan


persetujuan pasien/keluarga untuk
melaksanakan tindakan, dengan lembar
informed consent yang ditandatangani
pasien atau keluarga
8 Unit terkait  Unit Gawat Darurat
 Unit Rawat Jalan
 Unit Rekam Medis
 KIA
 Poliklinik Gigi
 Apotik

EVALUASI INFORMED CONSENT


No. Dokumen :
No. Revisi:
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :
TTD
Puskesmas
Pakuan baru
dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP: 19750417200604 2 009

1 Pengertian Suatu kegiatan untuk menilai kelengkapan lembar informed consent


yang sudah diisi oleh pasien atau keluarga pasien
2 Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap
pelaksaan informed consent
3 Kebijakan Langkah – langkah evaluasi informed consent wajib sesuai dengan
langkah- langkah SPO ini
4 Referensi Undang-udang No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
5 Prosedur Lembar informed consent
6 Langkah-langkah 1. Petugas melakukan kegiatan evaluasi informed consent ini
dilakukan tiap enam bulan sekali oleh petugas yang telah
ditunjuk
2. Petugas memastikan bahwa dokter atau perawat menjelaskan
pada pasien dan keluarga tentaing tindakan yang akan
dilakukan pada pasien secara jelas
3. Petugas mencocokan lembar informed consent dengan buku
rekam medis atau dengan buku catatan tindakan diruang
tindakman
4. Petugas mengecek kelengkapan setelah semua cocok, data
isian lembar informed consent diantaranya
 Nama dan umur pasein
 Nama dan umur keluarga pasien
 Alamat pasien
 Jenis kelamin
 Tindakan yang akan dilakukan
 Nomor identitas pasien dan kelurga
 Tanggal, bulan dan tahun pembuatan surat pernyataan
 Tanda tangan dokter yang merawat
 Tanda tangan nama pasien atau keluarga yang memberikan
persetujuan
 Tanda tangan dan nama terang saksi
5. Petugas mencatat dan melaporkan sebagai hasil evaluasi
informed consent, jika terdapat ketidak cocokan atau
kekurangan dalam pengisian
7 Diagram Alir
8 Unit terkait  Poli umum
 Ruang tindakan
 Poli gigi
 KIA

RUJUKAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :
TTD
Puskesmas
Pakuan baru
dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP: 19750417200604 2 009

1 Pengertian Pasien di rujuk adalah pasien yang atas pertimbangan dokter/ perawat/
bidan memerlukan pelayanan di RS. Baik untuk diagnostik penunjang
atau terapi
2 Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan pengantaran rujukan sampai rumah
sakit, tujuan dengan ceat dan aman
3 Kebijakan 1. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang puskesmas
4 Referensi Buku BLS oleh tim RSUD RADEN MATTAHER JAMBI
5 Prosedur
6 Langkah-langkah 1. Petugas IGD/ rawat inap menyatakan pasien perlu rujukan
2. Petugas IGD/ rawat inap menjelaskan dan meminta persetujuan
kepada keluarga pasien untuk dirujuk dan keluarga pasien
setuju
3. Petugas IGD/ rawat inap membuat rincian biaya pasien pulang
dan biaya penggunaan ambulan (untuk pasien rawat inap atau
pasien IGD yang sudah diberikan terapi, bagi pasien IGD yang
tidak dapat terapi cukup membayar biaya ambulan saja)
4. Petugas memberikan kwutansi pembayaran dan surat rujukan
kepada pasien
5. Petugas IGD/ rawat inap mempersiapkan kesiapan pasien dan
petugas IGD/ rawat inap yang lain segera menghubungi sopir
ambulan
6. Petugas mempersiapkan ambulan (jika sudah siap sopir segera
menghubungi petugas IGD bahwa ambulan sudah siap
7. Petugas IGD/ rawat inap mendampingi dan mengantarkan
pasien ke tempat tujuan dengan ambulan
8. Petugas IGD/ rawat inap menulis laporan kegiatan pada buku
kegiatan setelah selesai mengantarkan pasien dan kembali ke
puskesmas
7 Diagram Alir
8 Unit terkait 1. Petugas IGD/ rawat inap
2. Dokter jaga
3. Sopir ambulance

PERSIAPAN PASIEN RUJUKAN


No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal terbit :
Halaman :
TTD
Puskesmas
Pakuan baru
dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP: 19750417200604 2 009

1 Pengertian Persiapan pasien rujukan adalah langkah-langkah yang harus


dilakukan sebelum pasien dikirim kefasilitas pelayanan kesehatan
yang lebih tinggi
2 Tujuan Sebagai acuan tersedianya prosedur mempersiapkan pasien/keluarga
pasien untuk dirujuk
3 Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No.
4 Referensi
5 Prosedur Lembar informed consent
Surat rujukan
Ambulance
6 Langkah-langkah 1. Petugas menjelaskan alasan pasien dirujuk
2. Petugas menyiapkan lembar informed consent
3. Petugas menjelaskan isi informed consent kepada pasien dan
keluarga
4. Petugas meyakinkan pasien dan keluarga bahwa setuju untuk
dirujuk
5. Petugas meminta pasien atau keluarga untuk
menandatangani informed consent
6. Petugas menyiapkan surat rujukan
7. Petugas melengkapi surat rujukan berupa; nomor, identitas
pasien, diagnose, tanda tangan petugas dan stempel
puskesmas
8. Petugas memastikan pasien dalam kondisi stabil
9. Petugas memastikan alat-alat kesehatan yang terpasang pada
pasien dalam keadaan baik
10. Petugas menyiapkan alat kesehatan dan obat-obat yang
diperlukan dalam proses rujukan
11. Petugas menyiapkan ambulance
12. Petugas mengantarkan pasien

7 Diagram Alir
Dari identifikasi
pasien

Pasien anjurkan rujuk

Persetujan pasien
(informed consent)

Persiapan surat rujukan


Antar pasien
dengan ambulance

8 Unit terkait  Ruang UGD


 Poli klinik
 Rawat inap

PELAYANAN KLINIS
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal terbit :
Halaman :
TTD
Puskesmas
Pakuan baru
dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP: 19750417200604 2 009

1 Pengertian Prosedur ini mengatur standar pelayanan klinis di puskesmas. Proses


pengkajian pasien dilakukan oleh tenaga yang kompeten dan sesuai
dengan standar profesi
2 Tujuan Sebagai acuan tersedianya pedoman dan prosedur pelayanan klinis
bagi seluruh aktifitas pelayanan klinis yang diberikan kepada pasien,
sehingga dapat memberikan pelayanan yang sesuai standar profesi
3 Kebijakan

4 Referensi

5 Prosedur Alat : rekam medis pasien dan informed consent

6 Langkah-langkah 1. Petugas dari masing-masing unit pelayanan mengidentifikasi


kebutuhan pasien
2. Petugas melakukan pengkajian sesuai dengan standar profesi yang
telah ditetapkan
3. Petugas melakukan pencatatan hasil kajian pada rekam medis sesuai
dengan standar profesi dan atau meliputi :
 Data sosial yang meliputi nama pasien, nama kepala keluarga,
pekerjaan pasien, alamat pasien, jenis kelamin dan tanggal lahir,
agama, nomor rekam medis, dan nomor kartu jaminan jika ada
 Data anamnesis (data subyektif) yang mencakup keluhan utama
pasien, riwayat penyakit sekarang, riwayat pengobatan
sebelumnya, riwayat penyakit dahulu/riwayat masuk rumah sakit,
riwayat penyakit keluarga, riwayat alergi, dan atau alergi obat
 Data pemeriksaan fisik (data obyektif) yang meliputi hasil
pemeriksaan vital sign (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu, tinggi
badan, dan berat badan), hasil pemeriksaan spesifik yang mengacu
dan sesuai dengan keluhan pasien serta hasil pemeriksaan
laboratorium yang menunjang kajian pasien
 Data diagnosis yang berupa diagnosis klinis pasien beserta kode
ICDX pada kasus 10 besar penyakit
 Data therapy yang berupa jenis obat, jumlah obat yang diberikan,
dan cara pemakaian obat
 Data penunjang lain seperti rujukan ke unit lain, dan edukasi yang
diberikan kepada pasien
 Paraf dan nama petugas
4. Petugas boleh mengingatkan dokter apabila terjadi ketidaklengkapan
atau pengulangan dalam penulisan hasil kajian awal dalam rekam
medis
7 Diagram Alir
Pasien datang

Dokter/petugas melakukan identifikasi kebutuhan


pasien

Petugas melakukan pengkajian terhadap pasien


sesuai dengan prosedur
Petugas melakukan pencatatan
lengkap sesuai dengan standar
prosedur pencatatan

8 Unit terkait Unit farmasi, unit gizi, poli umum, poli lansia, poli KIA, unit rekam
medis

PENANGANAN PASIEN GAWAT


DARURAT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :
TTD
Puskesmas
Pakuan baru
dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP: 19750417200604 2 009

1 Pengertian Maksud dari pelayanan gawat darurat adalah bagian dari pelayanan
kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera untuk
menyelamatkan kehidupannya. Unit kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan rawat darurat disebut dengan nama Instansi Gawat Darurat
(IGD). Tergantung dari kemampuan yang dimiliki, keberadaan IGD
dapat beraneka macam. Namun yang lazim ditemukan adalah yang
tergabung dalam rumah sakit.
2 Tujuan Sebagai acuan untuk mencegah kematian dan kecacatan pada penderita
gawat darurat, menerima rujukan pasien atau mengirim pasien,
melakukan penanggulangan korban musibah masal dan bencana yang
terjadi dalam maupun diluar rumah sakit, suatu UGD harus mampu
memberikan pelayanna dengan kualitas tinggi pada masyarakat dengan
problem medis akut.
3 Kebijakan

4 Referensi Buku Basic Life Support DC-SHOCK oleh tim anestesi dan reanimasi
RSUD DR. Soetomo- FK UNAIR Surabaya.

5 Prosedur Alat : rekam medis pasien dan informed consent

6 Langkah-langkah 1. Petugas melakukan tindakan keperawatan mengacu pada standar


prosedur operasional yang telah ditentukan sesuai dengan tingkat
kegawatan pasien, berdasarkan prioritas tindakan :
a. Pelayanan keperawatan gawat darurat rumah sakit
1) Melakukan triase
2) Melakukan tindakan penanganan masalah penyelamatan
jiwa dan pencegahan kecacatan
3) Melakukan tindakan sesuai dengan masalah keperawatan
yang muncul
Contoh, jalan nafas tidak efektif
a) Tindakan Mandiri Keperawatan. Monitor pernapasan:
rate, irama, pengembangan dinding dada, ratio
inspirasi maupun ekspirasi, penggunaan otot tambahan
pernapasan, bunyi nafas abnormal dengan atau tanpa
stetoskop
b) Melakukan pemasangan pulse oksimetri
c) Observasi produksi sputum, jumlah, warna, kekentalan
d) Lakukan jaw thrust (khusus pasien dengan dugaan
cedera servikal), chin lift, atau head tilt
e) Berikan posisi semi fowler atau berikan posisi miring
aman
f) Ajarkan pasien untuk nafas dalam dari batuk efektif
g) Berikan air minum hangat sesuai kebutuhan
h) Lakukan phisio terapi dada sesuai indikasi
i) Lakukan suction bila perlu
j) Lakukan pemasangan Oro Pharingeal Airway (OPA),
Nasopharyngeal Airway (NPA), Laryngeal Mask
Airway (LMA)
Tindakan Kolaborasi :
a) Berikan obat sesuai indikasi
Brokondilator, mukolitik, antibiotic, steroid
b) Pemasangan Endo Tracheal Tube (ETT)
2. Petugas melakukan monitoring respon pasien terhadap pasien
terhadap tindakan keperawatan
3. Petugas mengutamakan prinsip keselamatan pasien (pasient
safety) dan privacy
4. Petugas menerapkan prinsip standar baku (standar precaution)

7 Diagram Alir

8 Unit terkait 1. Rawat Inap


2. IGD/ bagian pendaftaran
3. Satpam

PENANGANAN PASIEN BERESIKO


TINGGI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :
TTD
Puskesmas
Pakuan baru
dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP: 19750417200604 2 009

1 Pengertian Penaganan pasien berisiko tinggi adalah proses memberikan pelayanan


klinis kepada pasien dengan penyakit yang bisa menimbulkan
kematianatau pasien yang bisa menularkan penyakit baik kepada
petugas maupun pasien lainnya
2 Tujuan Sebagai acuan agar tidak terjadi kematian ,kecacatan ataupun
komplikasi pada pasien
3 Kebijakan
4 Referensi Buku panduan pelaksanaan kewaspadaan Universal di pelayanan
kesehatan kemenkes RI Tahun 2010

5 Prosedur
6 Langkah-langkah 1. Petugas menerima status pasien
2. Petugas memanggil pasien masuk keruang pemeriksaan
3. Petugas melakukan anamnesa
4. Petugas mencuci tangan sesuai prosedur
5. Petugas menggunakan alat pelindung diri [ APD] sesuai
kebutuhan dan sesuai prosedur pemakaian. untuk kasus penyakit
menular petugas diperbolehkan memakai APD lebih nsebagai
tindakan preventif tambahan [contoh memakai hand scoon 2
lapis]
6. Petugas melaksakan pemeriksaan fisik
7. Petugas mengidentifikasi masalah yang didapat [diagnosa]
8. Petugas menentukan rencana tindakan yang akan dilakukan
kepada pasien jika perlu kolaborasi dengan tim antar
profesi,pasien/keluarga pasien dilibatkan dalam penyusunan
rencana tindakan
9. Petugas melakukan tindakan sesuai rencan sesuai sop dengan
hati-hati dan menghindari kemungkinan pajanan penularan
10. Petugas melakukan tindakan untuk stabilisa kondisi
11. Petugas mencuci tangan sesuai prosedur seusai memberikan
tindakan
12. Petugas melepas APD sesuai prosedur
13. Petugas mengidentifikasi kebutuhan rujukan
14. Petugas memberikan informasi kebutuhan rujukankepada pasien
sesuai prosedur dan mengisi form informed consent [jika di
perlukan]. pasien yang menolak rujukan wajib diberikan alternatif
pengobatan/tindakan sesuai dengan prosedur
15. Petugas menyiapkan perlengkapan rujukan jika di perluka
16. Petugas mencatat kegiatan kerekam medis pasien
7 Diagram Alir
8 Unit terkait Seluruh petugas di puskesmas
KEWASPADAAN UNIVERSAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal terbit :
Halaman :
TTD
Puskesmas
Pakuan baru
dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP: 19750417200604 2 009

1 Pengertian Adalah keadaan secepatnya tentang adanya kasus / tersangka agar


dapat segera dilakukan tindakan / langkah untuk membatasi kasus
kejadian / penyakit

2 Tujuan Sebagai acuan pencegahan terhadap infeksi yang mungkin diperoleh


akibat pelayanan yang diberikan baik bagi petugas maupun bagi pasien
dalam penanganan pasien beresiko tinggi
3 Kebijakan

4 Referensi 1. Pedoman pelaksanaan kewaspadaan universal di pelanyanan


kesehatan
2. Panduan kewaspadaan universal puskesmas

5 Prosedur Alat :
 antiseptik: alkohol 60-90% klorheksedin 2-4%, iodine+alkohol
% atau lainnya
 air dari keran yang mengalir
 alat pelindung diri diantaranya; masker, kacamata, apron dan
pelindung kaki

6 Langkah-langkah 1. Petugas melakukan cuci tangan dengan 6 langkah


2. Petugas memakai alat pelindung diri, semua alat dipakai pada saat
menangani penyakit untuk mengurangi paparan darah dan cairan
tubuh
3. Petugas melepaskan semua peralatan perlindungan diri,setelah
proses penatalaksanaan
4. Petugas melakukan pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
(dekontaminasi, sterilisasi, desinfeksi) sesuai protaf
penatalaksanaan pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
5. Petugas melakukan pengelolaan benda tajam, untuk benda habis
pakai yang berupa benda tajam pengelolaannya dengan dibakar atau
insenerat

7 Diagram Alir

Sebelum menangani pasien, tenaga pasien


melakukan :

Cuci tangan
Menggunakan alat pelindung diri

Setelah melaksanakan tindakan, tenaga kesehatan


segera melepaskan alat pelindung diri

Pengelolaan alat kehatan bekas pakai sesuai


dengan protap penatalaksanaan
pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
Pengelolaan benda tajam dengan dibakar
atau insenerator
8 Unit terkait - Ruang sterilisasi
- Ruang tindakan
- Rekam medik

PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN OBAT


ATAU CAIRAN INTRAVENA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :
TTD
Puskesmas
Pakuan baru
dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP: 19750417200604 2 009

1 Pengertian Injeksi intravena adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obatke
dalam pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit.
2 Tujuan Sebagai acuan untuk penanganan penggunaan dan pemberian obat/ cairan
intra vena diarahkan oleh kebijakan dan prosedur yang baku
3 Kebijakan
4 Referensi
5 Prosedur Alat dan bahan :
 Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
 kapas alcohol
 Sarung tangan
 Obat yang sesuai
 Spuit 2 ml sampai5 ml
 Bak spuit
 Baki obat
 Plester
 Perlak pengalas
 Pembendung vena (tourniquet)
 Kassa steril (bila perlu)
 Bengkok
6 Langkah-langkah 1. Petugas menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Petugas mencuci tangan
3. Petugas membebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan dengan
cara membebaskan daerah yang akan dilakukan penyuntikan dengan
menyingsingkan lengan
4. Petugas mengambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai
dengan takaran/dosis yang akan diberikan. Bila obat dalam sediaan
bubuk maka larutkan dengan cairan pelarut (aquades steril).
Tempatnya obat yang telah diambil pada bak injeksi
5. Petugas memasang perlak/pengalas dibawah vena yang akan
dilakukan penyuntikan
6. Petugas meLakukan pengikatan dengan karet pembendung pada
bagian atas daerah yang akan dilakukan pemberian obat atau minta
bantuan untuk membendung vena diatas area yang akan dilakukan
penyuntikan
7. Petugas mendesinfeksi dengan kapas alcohol
8. Petugas meLakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap
keatas dengan memasukkan ke pembuluh darah
9. Petugas meLakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet
pembendung dan langsung semprotkan obat hingga habis

10. Petugas meng ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan
pada daerah penusukan dengan kapas alcohol
11. Petugas memasukkan spuit yang telah digunakan kedalam bengkok
12. Petugas mencuci tangan setelah prosedur dilakukan
13. Petugas mencatat prosedur dan reaksi pemberian obat

7 Diagram alir
8 Unit terkait 1. UGD
2. INSTALASI FARMASI
IDENTIFIKASI DAN PENANGANAN
KELUHAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :
TTD
Puskesmas
Pakuan baru
dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP: 19750417200604 2 009

1 Pengertian Identifikasi dan penanganan keluhanadalah proses pengumpulan


keluhan pasien dan pelanggan serta cara mengatasi keluhan yang ada
dari pasien di puskesmas pakuan baru
2 Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanan
keluhan dari pasien agar di tindak lanjut segera untuk meningkatkan
kualitas pelayanan puskesmas
3 Kebijakan

4 Referensi
5 Prosedur

6 Langkah-langkah 1. Petugas pelayanan dan petugas pendaftaran menerima keluhan


dari pasien
2. Petugas pelayanan klinis dan petugas pendaftaran mencatat
keluhan dan pelanggan di dalam buku keluhan yang ada diunit
pelayanan
3. Petugas pelayanan klinis dan petugas pendaftaran melaporkan
keluhan dari pasien kepada koodinator pelayanan klinis
4. Petugas koordinator pelayanan klinis menerima laporan laporn
dari pelaksana pelayanan klinis dan dari dari petugas pendaftaran
5. Petugas koodinator pelayanan klinis mengidentifikasi keluhan
pasien juga dari kotak saran yang di buka seminggu sekali
6. Petugas koordinator pelayanan klinis melaporkan semua keluhan
yang di peroleh kepada kepala puskesmas
7. Kepala puskesmas menerima laporan dari koodinator pelayanan
klinis
8. Kepala puskesmas memberikan instruksi untuk melakukan
pembahasan terhadap penanganan keluhan yang di laporkan
koordihator layanan klinis
9. Kepala puskesmas, koordinator layanan klinis dan semua petugas
membahas mengenai penanganan keluhan pasien pada rapat
bulanan
10. Kepala puskesmas, koordinator layanan klinis dan semua petugas
membuat rencana penanganan terhadap keluhan pasien
11. Petugas koordinator pelayanan klinis mencatat hasil pembahasan
penanganan keluhan pelanggan
12. Petugas pelayanan klinis dan semua petugas melaksanakan hasil
rencana penanganan terhadap keluhan pelanggan
13. Petugas koodinator pelayanan klinis mengevaluasi pelaksaan
keluhan pasien dengan mengidentifikasi keluhan kembali bulan
depan

7 Diagram Alir

8 Unit terkait Pendaftaran


Poliklinik
IGD
Laboratorium
Apotek
LAYANAN KLINIS YANG MENJAMIN
KESINAMBUNGAN LAYANAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :
TTD
Puskesmas
Pakuan baru
dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP: 19750417200604 2 009

1 Pengertian Layanan klinis yang menjamin kesinambungan layanan adalah


pelayanan klinis yang dilakukan untuk pasien mencakup kebutyuha
biospikososial spiritual dengan melibatkan seluruh tim kesehatan
sesusi dengan masalah kesehatan pasien
2 Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah- langkah untuk penatalaksaan
pelayanan klinis yang dilakukan untuk menangani masalah kasehatan
pasien dan dapat dilakukan secara paripurna
3 Kebijakan
4 Referensi
5 Prosedur
6 Langkah-langkah 1. Petugas menerima rekam medis pasien
2. Petugas memanggil pasien masuk keruang periksa dan
melakukan anamnesa
3. Petugas Dokter melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
4. Petugas Dokter merumuskan diagnosa pasien
5. Petugas Dokter menyusun rencana asuhan bersama pasien
6. Petugas Dokter berkolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk
penegakan diagnosa jika di perlukan
7. Petugas kesehatan lain wqajib mengingatkan dokter jika perlu
terjadi pengulangan yang tidak perlu terhadap pemeriksaan
diagnostik penunjang maupun pengobatan
8. Petugas menyakinkan bahwa pasien memahami penjelasan
petugas
9. Petugas mengidentifikasi persetujuan atau penolaka pasien
terhadap tindakan yang akan dilakukan
10. Petugas Dokter atau petugas melakukan tindakan untuk
mengatasi masalah kesehatan pasien sesuai rencana asuhan
11. Petugas Dokter menyusun rencana tindak lanjut bila masalah
kesehatan pasien belum teratasi
12. Petugas Dokter memberi resep dan [kontrol] sesuai kriteria waktu
yang ditentukan
13. Petugas mencatat hasil kegiatan dengan lengkap didalam rekam
medis pasien sesuai dengan prosedur
7 Diagram Alir
8 Unit terkait Pendaftaran,poliklinik
IGD
Laboratorium
Apotek
PENOLAKAN PASIEN UNTUK MENOLAK
ATAU TIDAK MELANJUTKAN
PENGOBATAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :
TTD
Puskesmas
Pakuan baru
dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP: 19750417200604 2 009

1 Pengertian Prosedur yang mengatur hak pasien untuk menolak mtindakan yang
hendak dilakukan pada dirinya dan mengakhiri pengobatan serta
perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah memperoleh informasi
yang jelas dari petugas tentang penyakitnya

2 Tujuan Sebagai acuan memberikan hak kepada pasien untuk menolak


pengobatan terhadap dirinya atsa tanggung jawab diri sendiri setelah
diberika penjelasan informasi yang jelas oleh petugas tentang
penyakitnya
3 Kebijakan

4 Referensi

5 Prosedur

6 Langkah-langkah 1. Petugas mengarahkan pasien untuk mendaftar diloket pendaftaran


2. Petugas melayani sesuia prosedur
3. Petugas menjelaskan tentang pengobatanyang akan dilakukan dan
jika pasien tidak setuju dengan pengobatan yang akan di berikan
maka pasien menandatangani formolir penolakan

7 Diagram Alir

8 Unit terkait Semua unit

PEMBERIAN ANATESI LOKAL DAN


SEDASI PUSKESMAS
No. Dokumen :
No. Revisi:
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :
TTD
Puskesmas
Pakuan baru
dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP: 19750417200604 2 009

1 Pengertian Pemberian anastesi lokal adealah tindakan menghilangkan rasa sakit


atau nyeri secara lokal tanpa disertai hilangnya kesadaran
Pemberian anastesi lokal dapat dengan tehnik :
 Anastesi permukaan adalah pengolesan dan penyemprotan
analgetik lokal diatas selaput selaput mukosa seperti mata
,hidung dan faring
 Anastesi infiltrasi adalah penyuntikan analgetik lokal
langsung diarahkan disekitar tempat lesi ,luka atau insisi. Cara
infiltrasi yang sering digunakan adalah blokade ingkar dan
larutan obat disuntikkan intrademal atau subcutan
 Anastesi blok adalah penyuntikan analgetik lokal langsung
kesaraf utama atau pleksus saraf
 Anastesi reginal intra vena adalah penyuntikan analgetik lokal
intravena

2 Tujuan Sebagai acuan dalam pemberian anastesi lokal untuk menghilangkan


rasa sakit sementara ketika melakukantindakan bedah minor dan
berbagai prosedur lainya menimbulkan rasa sakit pada tubuh

3 Kebijakan

4 Referensi

5 Prosedur

6 Langkah-langkah 1. Petugas mengidantifikasi pasien mencocokkan identitas pasien


dengan rekam medis
2. Petugas menganamnesa pasien
3. Petugas mencatat anmnesa pasiem ke rekam medis
4. Petugas menidurkan pasien diruang tindakan,memposisikan luka
5. Petugas memberikan informed consent pada pasien dan keluarga
tentang tindakan anastesi yang akan dilakukan
6. Petugas menandatangani lembaran informed cocsent setelah diberi
informed consent oleh petugas
7. Petugas menyiapkan alat dan bahan steril untuk melakukan tindakan
anastesi
8. Petugas melakukan cuci tangan dengan 6 langkah mencuci tangan
9. Petugas mengunakan sarung tangan steril
10. Petugas mengambil obat anastesi dengan mengunakan spuit
dibantu dengan petugas lain yang membukakan anastesi
11. Petugas memberikan informasi kalau akan segera dilakukan
penyuntikan pembiusan untuk menghilangkan rasa sakit
12. Petugas menyuntikan obat anastes lokal langsung kelesi luka
dan sekitarnya secara blockade lingkar dan obat disuntikan
intradermal atau subcutan
13. Petugas menunggu 1-2 menit sampai obat anastesi bereakasi
dan pasien sudah tidak merasakan sakit pada luka dan sekitarnya
14. Petugas menanyakan pada pasien dengan memberikan
rangsangan nyri pada sekitar luka apakah masih nyeri atau tidak dan
sudah merasa baal / kesemutan pada kulit sekitar luka
15. Petugas membersihkan luka yang terkena kotoran dengan
larutan Nacl 0,9 % setelah pasien tidak merasa nyeri
16. Petugas melakukan tindakan bedah minor

7 Diagram Alir

8 Unit terkait Instalasi UGD


TINDAKAN PEMBEDAHAN
No. Dokumen :
No. Revisi:
SOP Tanggal terbit :
Halaman :
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP: 19750417200604 2 009

1 Pengertian SOP ini mengatur tentang prosedur pembedahan secara umum


2 Tujuan Sebagai acuan pasien memperoleh praktek pembedahan sesuia standar
profesi

3 Kebijakan
4 Referensi

5 Prosedur Peralatan
1. APD
2. Duk terbuka

6 Langkah-langkah 1. Petugas memberikan informasi maksud tujuan tindakan


pembedahan kepada pasien [informed consent]
2. Petugas meminta persetujuan pasien [informed consent]
3. Petugas mencuci tangan
4. Petugas memakai APD sesuai tindakan pembedahan yang
dilakukan
5. Petugas melakukan penilaian kondisi pasien awal sebelum
penbedahan
6. Petugas melakukan tehnik asepsis
7. Petugas menutup area pembedahandengan duk terbuka
8. Petugas melakukan tehnik anastesi sesuai kebutuhan tindakan
pembedahan
9. Petugas melakukan pembedahan sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP)
10. Petugas melakukan penilaian kondisi pasien pasca pembedahan
11. Petugas mencatat proses pembedahan dalam rekam medis

7 Diagram Alir

8 Unit terkait Dokter


Dokter Gigi
Perawat
Bidan
PEMESANAN, PENYIAPAN, DISTRIBUSI
DAN PEMBERIAN MAKANAN PADA PASIEN
RAWAT INAP
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
dr. Elvi Roza, M.Kes
Pakuan baru
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Suatu kegiatan menyajikan makanan yang sudah mengalami


proses pengolahan untuk pasien rawat inap sesuai jadwal makan
2. Tujuan Sebagai acuan tersedianya makanan atau nutrisi untuk pasien
secara reguler
3. Kebijakkan Penyiapan,pengolahan,penyimpanan dan pembagian makanan
dipastikan aman bagi pasien
4. Referensi
5. Prosedur Pemesanan makanan
6. Langkah – langkah A. Pemesanan Makanan
1. Petugas melakukan pemeriksaan jumlah pasien rawat
inap
2. Petugas memeriksa apakah ada pantangan makan atau
alergi makanan tiap pasien
3. Petugas mengisi buku permintaan makanan yang
tersedia sesuai dengan jumlah pasien di ruang rawat
4. Petugas menyerahkan buku permintaan yang berisi
etiket makan (Nama, Nomor rekam medis dan jenis diet)
kepada petugas Gizi
B. Distribusi Makanan
1. Petugas Menyiapkan nampan makanan untuk masing-
masing pasien
2. Petugas Memasukkan etiket makanan pasien yang berisi
nama pasien, nomor rekam medis, jenis diet dan menu
yang disajikan
3. Petugas menyajikan menu makanan pada alat saji/piring
yang bersih, utuh atau tidak cacat atau rusak
4. Petugas menutup makanan dengan plastik pembungkus
makanan
5. Petugas menyajikan makanan pasien dalam keadaan
hangat sesuai etiket makanan pasien
6. Petugas menyajikan makanan sesuai jam pemberian
makan, yakni :
 Pagi : jam 07.00 – 08.00 WIB
 Siang : jam 13.00 – 14.00 WIB
 Malam : jam 19.00 – 20.00 WIB
C. Pemberian Makanan
1. Petugas melakukan pemeriksaan etiket makanan
sebelum menyerahkan makanan ke pasien

7. Diagram Alir

8. Unit terkait Petugas Gizi


Rawat inap
PEMBERIAN EDUKASI BILA KELUARGA
MENYEDIAKAN MAKANAN SENDIRI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
dr. Elvi Roza, M.Kes
Pakuan baru
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Pemberian edukasi gizi merupakan pemberian materi – materi


edukasi gizi kepada pasien dan atau keluarga berkaitan dengan
kondisi kesehatannya
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :
Memberikan informasi tentang hal-hal yang harus diperhatikan
pasien dan atau keluarga terkait gizi berhubungan dengan
kondisi kesehatan pasien
3. Kebijakkan

4. Referensi

5. Prosedur

6. Langkah – langkah 1. Petugas mempelajari masalah gizi pasien yang tertulis


dalam rekam medis atau formulir hasil screening gizi
atau konsul gizi sesuai permintaaan dan hasil
wawancara dengan pasien
2. Petugas menentukan diagnosa gizi pasien
3. Petugas menulis identitas pasien, diagnosa gizi rencana
intervensi gizi dalam formulir asuhan gizi pasien rawat
jalan atau rawat inap
4. Petugas mengHitung dan susun kebutuhan gizinya
terjemahkan dalam pembagian makanan dan tuliskan
dalam leafleat diit
5. Petugas menggunakan masker pada pasien yang dapat
menularkan infeksi lewat udara
6. Petugas menJelaskan dan diskusikan pelaksanaan diet
dengan pasien
7. Petugas memberikan penjelasan makanan yang boleh
dan tidak boleh dimakan
8. Petugas membuat evaluasi hasil konsultasi dengan
memberikan pertanyaan keada pasien

9. Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan harian,


tindakan konsul gizi, yang dilakukan
10. Petugas mencuci tangan sesudah melakukan kegiatan
konsultasi gizi

7. Diagram Alir

8. Unit terkait Petugas Gizi


Rawat inap
PENYIAPAN MAKANAN DAN DISTRIBUSI
MAKANAN MENCERMINKAN UPAYA
MENGURANGI RESIKO TERHADAP
KONTAMINASI DAN PEMBUSUKAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

Puskesmas
dr. Elvi Roza, M.Kes
Pakuan baru
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Serangkaian kegiatan dalam persiapan bahan makanan menjadi


makanan yangbebas dari resiko kontaminasi atau pembususkan
yang berguna meningkatkan citra puskesmas pakuan baru dan
meningkatkan kepercayaan pasien terhadap makanan
2. Tujuan Sebagai acuan menyiapkan makanan yang bebas dari
kontaminasi baik biologis, fisik atau pun kimia dan
pembususkan oleh bakteri sehingga meningkatkan jaminan food
safety
3. Kebijakkan Setiap makanan yang disiapkan harus terbebas dari kotaminasi
dan pembusukan yang sesuai dengan HACCP (Hazard Analysis
Critical Control Point)
4. Referensi 1. Permenkes No.01/Menkes/I/2016 tentang
penyelenggaraan makanan
2. UU no 01 tahun 2016 tentang kesehatan
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas memeriksa bahan makanan sesuai dengan
pesanan dan ketentuan spesifikasi bahan makanan yang
dipesan
2. Petugas menggunakan bahan baku yang baik
3. Petugas membersihkan semua alat sebelum digunakan
4. Petugas mencuci tangna sebelum dan sesudah bekerja
5. Petugas memasak pangan secara seksama dan sempurna
untuk membunuh mikroorganisme yang ada didalamnya
6. Petugas menyimpan pangan ditempat yang sesuai agar
lebih lama dilakukan proses pengawatan pada pangan
7. Petugas memeriksa bahan makanan yang tidak sesuai
spesifikasi dapat dikembalikan serta minta ganti
makanan yang sesuai spesifikasi

7. Diagram Alir
8. Unit terkait Petugas gizi,rawat nginap

PENYIMPANAN MAKANAN DAN BAHAN


MENCERMINKAN UPAYA MENGURANGI
RESIKO TERHADAP KONTAMINASI DAN
PEMBUSUKAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP: 19750417200604 2 009

1 Pengertian Suatu tata cara menata menyimpan,memelihara jumlah,kualitas, dan


kemasan bahan makanan kering dan segar di tempat penyimpanan bahan
makan kering dan dingin/ beku

2 Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah- langkah agar setiap waktu diperlukan
dapat melayani dengan cepat, tepat, dan aman digunakan dengan cara
yang efisien

3 Kebijakan Kepusunan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/


Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit
4 Referensi
5 Prosedur Alat dan bahan
1. freezer
2. Chiler
3. Lemari/rak
4. Wadah tertutup
5. Kartu stok/buku keluar masuk nya barang

6 Langkah-langkah 1. Petugas menerima barang dan di cek dipenerimaanbarang dan


segera memasukkan barang ketempat penyimpanan sesuai jenis
bahan makanan
2. Petugas menyimpan bahan makanan kering
a. Petugas menyimpan bahan makanan kering dilemari
b. Petugas menyusun bahan makanan secara teratur sesuai dengan
jenis bahan makanan
c. Bahan makanan yang lama diletakkan pada bagian lebih luar
dan bahan makanan baru datang diletakkan lebih dalam
d. Gunakan bahan makan sesuai urutan datang [first in firs Out]
3. Petugas penyimpanan bahan makanan segar
[sayur,buah,tahu,tempe,dll]
a. Petugas menyimpan bahan makanan dibagian chiller dengan
suhu 10-15 0c
b. Petugas menggunakan bahan makanan yang datang terlebih
dahulu First in First Out]
7 Diagram Alir
8 Unit terkait
ASUHAN GIZI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

TTD

Puskesmas
dr. Elvi Roza, M.Kes
Pakuan baru
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/ terstruktur yang


memungkinkan untuk indentifikasi kebutuhan gizi dan
penyediaan asuhan untuk memenuhi kebutuhan tersebut
2. Tujuan Sebagai acuan untuk pasien yang pada kajian awal yang berada
pada risiko nutrisi, mendapat terapi gizi
3. Kebijakkan Strategis status gizi dalam upaya pembangunan manusia
Indonesia, sehingga ditetapkan sebagai salah satu sasaran dan
target Rencana Pembangunan Jangka Panjang
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas melihat hasil pemeriksaan pisik

Pemeriksaan Pemeriksaan Satuan Normal


Hasil Nilai

Tekanan Darah - mmHg 120/80

Nadi Kali/menit 80-100


0
Suhu C 36-37

Pernapasan Kali/ 20-24


menit

Keluhan Umum

Sumber : Data Rekamedik Pasien


2. Petugas gizi mempersilahkan pasien yang datang
keruangan konseling gizi untukmasuk dan duduk di trmpat
yang telah disediakan
3. Petugas gizi melakukan pengkajian status gizi pasien
meliputi tinggi badan, berat badan, umur, kebiasaan
makan,serta riwyat gizi
4. Petugas gizi menentukan kebutuhan gizi sesuai dengan
status gizi dan penyakit yang diderita pasien

5. Petugas gizi menentukan macam dan jenis diet sesuai


dengan status gizi dan penyakitnya serta cara pemberian
makanan kepada pasien
6. Petugas gizi melakukan konseling gizi kepada pasien dan
keluarganya
7. Petugas gizi mengisi leaplet masing–masing pasien sesuai
disgnose gizi
8. Petugas gizi melakukan pemantauan dan evaluasi serta
tindak lanjut terapi gizi dengan menyarankan kepada pasien
untuk melakukan kunjungan ulang dan bila diperlukan
petugas gizi melakukan kunjungan kerumah pasien

7. Diagram Alir
8. Unit terkait Petugas Gizi

PEMULANGAN PASIEN DAN TINDAKAN


LANJUT PASIEN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :
TTD
Puskesmas
Pakuan baru
dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP: 19750417200604 2 009

1 Pengertian Adalah suatu proses dimana pasien mulai mendapat pelayanan


kesehatan yang diberikan dengan kesinambungan perawatan baik
dalam proses penyembuhan maupun mempertahankan derajat
kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk kembali
kelingkungannya
2 Tujuan Sebagai acuan untuk memastikan proses pemulangan pasien dapat
berjalan efektif dan efisien dengan menghormati hak-hak pasien dan
tidak merugikan pasien
3 Kebijakan
4 Referensi
5 Prosedur 1. Status pasien
2. Resume pasien
3. Kartu kontrol ulang
4. Surat jaminan perawatan pasien
5. Buku pulang
6. Obat pulang
6 Langkah-langkah 1. Petugas bertanggung jawab kepada pasien tentang keadaan
pasien yang boleh pulang , memberikan resep pulang
2. Petugas memberikan informasi kepada bagian gizi bahwa
pasien akan pulang
3. Petugas melengkapi catatan pemakaian obat, alat serta noner
dokter dikomputer dihari terakhir pasien pulang
4. Peugas menyerahkan resep ke apotik sekaligus mengambil
obat pasien
5. Petugas administrasi perawatan menerima catatan rekap dari
perawat/bidan
6. Petugas dministrasi menyerahkan rekap kekasir utama
7. Petugas keuangan menghitung dan merinci biaya dan mencetak
serta mengesahkan biaya dan bukti pembayaran
8. Petugas menyarankan keluarga pasien diberikan informasi dan
diminta ke kasir
9. Petugas meminta keluarga pasien membayar dan diberikan
bukti pembayaran
10. Petugas meminta keluarga pasien menyerahkan bukti
pembayaran kepada perawat/bidan
11. Petugas menyerahkan obat dan memberikan informasi tentang
dosis dan cara konsumsi obat serta menyerahkan kartu kontrol
pasien
7 Diagram Alir

Pasien datang Rawat inap

Dokter melakukan identifikasi pasien boleh pulang

Perawat memberitahukan ke pasien dan keluarga


bahwa pasien sudah boleh pulang

Dokter melangkapi resume pasien, sementara


perawat melangkapi dokumentasi administrasi
kepulangan pasien dan obat pulang

Pasien dengan kartu jaminan melengkapi persyaratan


kelengkapan pemulangan. Pasien yang tidak
menggunakan kartu jaminan melakukan pembayaran
dikasir

Penyerahan obat pulang, pengisian


registrasi pasien pulang, dan kartu
kontrol ulang pasien

8 Unit terkait Unit kasir


Unit rekam medik
Unit gizi
Unit rawat inap
Unit farmasi
TINDAK LANJUT TERHADAP UMPAN BALIK
DARI SARANA KESEHATAN RUJUKAN YANG
MERUJUK BALIK
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
dr. Elvi Roza, M.Kes
Pakuan baru
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Tindak lanjut terhadap umpan balik sarana rujukan adalah hubungan
kerjasama antara petugas yang merujuk pasien dengan petugas di
tempat rujukan yaitu tempat rujukan mengirim umpan balik mengenai
keadaan penderita beserta anjuran tindak lanjut pasca rujukan terhadap
penderita ke petugas yang merujuk (puskesmas). Tindak lanjut dari
petugas yang merujuk adalah dengan menerima anjuran terhadap
penatalaksaan terhadap penderita sesuai dengan kondisi dan
pemeriksaan pasca rujukan.
2. Tujuan Sebagai acuan agar setiap penderita mendapat pertolongan dan
perawatan yang sebaik-baiknya, memudahkan penderita untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan pasca rujukan sesuai anjuran dari
tempat rujukan sebelumnya, menjalin perubahan pengetahuan dan
keterampilan (transfer of knowledge and skill) petugas
3. Kebijakkan
4. Referensi
5. Prosedur Alat dan Bahan
a. Rekam medik pasien
b. Surat jawaban rujukan
c. Resep rujuk balik penderita
6. Langkah – langkah 1. Petugas menyapa pasien dengan ramah
2. Petugas menyuruh pasien membawa lembar jawaban rujukan
dan menyerahkan kepada petugas
3. Petugas menerima jawaban rujukan dan menanyakan kondisi
pasien sekarang
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
5. Petugas melanjutkan penatalaksanaan sesuai dengan jawaban
dan anjuran dari tempat rujukan
6. Petugas menuliskan resep pengobatan
7. Petugas mencatat dalam rekam medic

7. Diagram Alir
8. Unit terkait Poli umum, poli anak, poli gii, KIA, loket dan apotek
ALTERNATIF PENANGANAN PASIEN
YANG MEMERLUKAN RUJUKAN TETAPI
TIDAK MUNGKIN DIRUJUK
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP: 19750417200604 2 009

1 Pengertian Alternatif adalah cara lain atau pilihan lain yang bisa dilakukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenangf dan tanggung jawab atas kasus
penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal
balik, baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan
kesehatan kesastra sarana pelayanan kesehatan lainnya, mampu secara
orizontal, dalam arti antar strata saran pelayanan kesehatan yang sama.
2 Tujuan Sebagai acuan dalam menentukan alternative penanganan pasien yang
memerlukan rujukan tetapi tidak mungkin dilakukan
3 Kebijakan
4 Referensi
5 Prosedur
6 Langkah-langkah 1. Petugas melakukan pemeriksaan terhadap pasien
2. Petugas melakukan pemeriksaan, pasien masuk kriteria yang harus
dirujuk
3. Petugas memanggil keluarga pasien keruang perawat
4. Petugas menjelaskan keadaan pasien
5. Petugas memberikan alternative pilihan rumah sakit tujuan rujukan
yang bisa dipilih pasien atau keluarga pasien
6. Petugas memberikan surat pernyataan penolakkan rujukan jika
keluarga pasien menolak untuk dirujuk
7. Petugas menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa pasien tetap
menjalani perawatan dipuskesmas dengan menerima kemungkinan
dampak buruk yang akan terjadi
7 Diagram alir
8 Unit terkait 1. UGD
2. INSTALASI FARMASI
EVALUASI TERHADAP PROSEDUR
PENYAMPAIAN INFORMASI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
Pakuan baru
dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Evaluasi terhadap kejelasan informasi yang disampaikan petugas


pelayanan klinis adalah penilaian terhadap kejelasan informasi
petugas pelayanan klinis yang diterimaoleh pasien selama pelayanan
klinis
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan evaluasi terhadap penyampaian
informasi ke pasien pada saat pelayanan klinis
3. Kebijakkan 1. Sebagai acuan pedoman dalam pelaksanaan evaluasi
penyampaian informasi ke pasien pada saat pelayanan klinis
2. Pelaksanaan evaluasi penyampaian informasi ke pasien pada
saat pelayanan klinis harus mengikuti langkah-langkah yang
tertuang dalam SOP
4. Referensi

5. Prosedur

6. Langkah – langkah 1. Petugas penanggung jawab pelayanan klinis menyiapkan


instrumen evaluasi kejelasan informasi yang disampaikan
2. Petugas penanggung jawab pelayanan klinis menentukan
sasaran kegiatan & yaitu pasien yang diberikan pendidikan
kesehatan

7. Diagram Alir

8. Unit terkait
TRANSPORTASI RUJUKAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

TTD

Puskesmas
Pakuan baru
dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Transportasi rujukan ditujukan bagi pasien yang memerlukan


rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut dan memerlukan
pendampingan dalam perjalanan

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk transportasi pasien


rujukan ke tempat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi

3. Kebijakkan SK Kepala Puskesmas No.

4. Referensi

5. Prosedur

6. Langkah – langkah 1. Petugas/ Dokter menyatakan pasien perlu dirujuk


2. Petugas menjelaskan dan meminta persetujuan dari pasien dan
keluarga bahwa pasien perlu dirujuk
3. Petugas melengkapi persetujuan rujukan apabila pasien dan
keluarga bersedia atau penolakan rujukan jika pasien dan
keluarga tidak bersama dirujuk
4. Petugas melengkapi surat rujukan dan resume pasien
5. Petugas memastikan pasien/ keluarga pasien telah
menyelesaikan asministrasi pasien
6. Petugas menilai pasien perlu diantar dengan ambulance untuk
rujukan ke fasilitas kesehatan lanjutan
7. Petugas menyiapkan ambulans
8. Petugas memastikan kondisi pasien stabil untuk dirujuk, infus
dan oksigen terpasang jika diperlukan
9. Petugas mendampingi dan mengantarkan pasien dengan
ambulans ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut yang ditentukan
10. Petugas menyerahkan pasien beserta surat rujukan dan resume
pasien pada petugas fasilitas kesehatan yang dituju

7. Diagram Alir
8. Unit terkait Poliklinik, IGD
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

TTD

Puskesmas
Pakuan baru
dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Suatu prosedur untuk melakukan pemeriksaan laboratorium dengan


memperhatikan kenyamanan dan keselamatan pasien
2. Tujuan Sebagian acuan penerapan langkah-langkah melaksanakan
pemeriksaan laboratorium
3. Kebijakkan
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Pasien datang mendaftarkan diri di loket pendaftaran
Puskesmas
2. Pasien menuju ruang pemeriksaan dokter untuk diperiksa dan
bila diperlukan, diberi formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium
3. Pasien rujukan dokter dari luar Puskesmas yang datang ke
Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan laboratorium, setelah
mendaftar di loket pendaftaran Puskesmas, langsung menuju
ruang laboratorium untuk menyerahkan formulir permintaan
rujukan pemeriksaan laboratorium dari dokter yang merujuknya
(formulir)
4. Pasien menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium kepada petugas laboratorium
5. Setelah menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium, pasien diambil spesimennya
6. Spesimen yang telah diambil diperiksa oleh petugas
laboratorium hasil pemeriksaan diserahkan kepada penanggung
jawab laboratorium untuk dilakukan validasi
7. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium dibawa oleh pasien ke
ruang pemeriksaan dokter tentang hasil pemeriksaan
laboratorium tersebut
8. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium langsung dibawa ke
dokter yang merujuk, untukpasien rujukan
9. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium diserahkan oleh dokter
pemeriksa kepada pasien

7. Diagram Alir
8. Unit terkait

PERMINTAAN PEMERIKSAAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Suatu prosedur untuk menerima suatu permintaan


pemeriksaan dengan memperhatikan kenyamanan dan
keselamatan pasien
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah –langkah dalam
permintaan pemeriksaan
3. Kebijakkan SK
4. Referensi 1. UU RI No. 30 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Buku Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan
Yang Benar Depkes RI tahun 2008
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas Pasien dari poli umum, poli anak, poli
usila, poli gigi membawa formulir permintaan
pemeriksaan yang berisi data pasien dengan
identitas lengkap dan pemeriksaan laboratorium
yang diminta
2. Petugas Formulir permintaan pemeriksaan yang
berasal dari Pasien UGD / Rawat inap maka petugas
laboratorium atau perawat mengambil sampel atau
bahan sesuai dengan permintaan
3. Petugas Petugas laboratorium mengambil spesimen
sesuai dengan prosedur pengambilan spesimen
untuk pemeriksaan yang tercantum pada formulir
permintaan pemeriksaan laboratorium
4. Petugas labor menanyakan identitas pasien dan
mencocokan dengan yang ada di formulir
permintaan pemeriksaan laboratorium
5. Petugas menginformasikan lamanya waktu yang
diperlukan dalam pemeriksaan
6. Data pasien pada formulir pemeriksaan
laboratorium dicatat pada buku register labor,
kemudian spesimen dapat segera di analisa oleh
petugas laboratorium
7. Diagram Alir
8. Unit terkait Dokter, perawat dan bidan

PENERIMAAN SPESIMEN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Suatu prosedur untuk menerima spesimen pemeriksaan dengan


memperhatikan kenyamanan dan keselamatan pasien
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah –langkah dalam penerimaan
spesimen
3. Kebijakkan SK
4. Referensi 1. UU RI Nomor 30 tahun 2009 tentang kesehatan
2. Buku pedoman prakik laboratorium kesehatan yang benar
Depkes RI tahun 2008
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Pasien yang datang ke laboratorium
 Petugas mencocokkan identitas pasien dengan
formulir permintaan pemeriksaan
2. Perawat / petugas lain yang membawa sampel / spesimen

 Petugas mencocokkan identitas pasien dengan


formulir atau identitas yang tertempel dibotol
sampel
 Petugas mencocokkan jenis pemeriksaan dengan
spesimen yang diterima
 Petugas memastikan spesimen yang diterima sudah
memenuhi syarat
 Petugas menolak spesimen bila tidak memenuhi
syarat dan dicatat pada buku spesimen tidak
memenuhi syarat
 Pembawa spesimen diberi keterangan agar
membawa sampel ulang sesuai dengan yang
dibutuhkan
 Petugas menCatat semua dalam buku register
pemeriksaan sampel (Nomor, tanggal terima, nama
pasien, ruang pengirim, jenis spesimen, nama dan
paraf petugas pengirim, nama dan paraf petugas
penerima)

7. Diagram Alir
8. Unit terkait

PENYIMPANAN SPESIMEN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Suatu prosedur untuk menyimpanan spesimen pemeriksaan


dengan memperhatikan kenyamanan dan keselamatan
pasien
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah –langkah dalam
penyimpanan spesimen
3. Kebijakkan SK
4. Referensi 1. UU RI Nomor 30 tahun 2009 tentang kesehatan
2. Buku pedoman prakik laboratorium kesehatan yang
benar Depkes RI tahun 2008
3. Permenkes nomor 43 tahun 2013
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas menyimpan spesimen yang tidak diperiksa
secara langsung dengan memperhatikan beberapa
cara penympanan spesimen :
 Disimpan pada suhu kamar
 Disimpan pada lemari es dengan suhu 2 – 8 0C
 Dibekukan suhu -200C, -700C atau -1200C
(jangan sampai terjadi beku ulang)
 Dapat diberikan bahan pengawet
 Penyimpanan spesimen darah sebaiknya
didalam bentuk serum atau lisat

7. Diagram Alir
8. Unit terkait Petugas laboratorium
PEMANTAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
dr. Elvi Roza, M.Kes
Pakuan baru
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Penilaian atas proses penetapan indikator kinerja. Juga


membandingkan antara pencapaian indikator kinerja dengan
target. Kesenjangan yang ada harus dianalisis sehingga diperoleh
penyebab sebenarnya. Indikator kinerja adalajh deskripsi
kualitatif dari kerja yang dapat digunakan oleh manajemen
sebagai salah satu alat untuk menilai dan melihat perkembangan
yang dicapai selama ini dalam jangka waktu tertentu
2. Tujuan Sebagai acuan untuk menilai efisiensi dan efektivitas beberapa
aktifitas utama guna menyarankan dan mendorong
pengembangan rencana aksi untuk peningkatan kinerja
3. Kebijakkan 1. Sebagai pedoman pemantauan pelaksanaan prosedur
laboratorium di puskesmas
2. Pemantauan pelaksanaan prosedur pemeriksaan
laboratorium harus mengikuti langkah-langkah yang
tertuang dalam SOP
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas Tim mutu Puksesmas melakukan Pemantauan
pelaksanaan prosedur pemeriksaan laboratorium
2. Petugas Tim mutu Puskesmas membuat instrumen
penilaian Pemantauan pelaksanaan prosedur pemeriksaan
laboratorium
3. Petugas Tim mutu Puskesmas merencanakan jadwal
Pemantauan pelaksanaan prosedur pemeriksaan
laboratorium
4. Petugas Tim mutu Puskesmas melakukan pembagian
tugas antar anggota dalam melakukan Pemantauan
pelaksanaan prosedur pemeriksaan laboratorium
5. Petugas Tim mutu Puskesmas melaksanakan kegiatan
Pemantauan pelaksanaan prosedur pemeriksaan
laboratorium sesuai dengan rencana pelaksanaan
6. Petugas Tim mutu Puskesmas mengisi instrumen
pemantauan berdasarkan hasil pengamatan
7. Petugas Tim mutu Puskesmas menyimpulkan hasil
Pemantauan pelaksanaan

7. Diagram Alir
8. Unit terkait
EVALUASI PENILAIAN KETEPATAN WAKTU
PENYERAHAN HASIL DAN TINDAK LANJUT
EVALUASI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

Puskesmas
dr. Elvi Roza, M.Kes
Pakuan baru
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Proses evaluasi dan tindak lanjut ketepatan waktu penyerahan


hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan secara berkala di
Puskesmas Pakuan Baru
2. Tujuan Sebagai acuan dalam pelaksanaan pelayanan laboratorium yang
tepat waktu sesuai prosedur yang berlaku
3. Kebijakkan 1. Ketepatan waktu penyerahan hasil pmeriksaan
laboratorium harus sesuai dengan prosedur yang berlaku
2. Pemantauan dilakukan oleh koordinator UKP 2 kali dalam
setahun
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas Setiap pemeriksaan laboratorium yang dilakukan
kepada pasien harus sesuai dengan SOP pemeriksaan
laboratorium
2. Petugas Pemantauan pelaksanaan prosedur pemeriksaan
laboratorium dilakukan oleh koordinator UKP atau waktu
yang ditunjuk
3. Petugas Koordinator UKP akan membandingkan waktu
penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium dengan SOP
yang berlaku
4. Petugas Hasil Evaluasi oleh koordinator UKP medis
dilaporkan secara lisan maupun tulisan kepada pimpinan
puskesmas sebagai rencana tindaklanjut
5. Petugas Koordinatotor UKP menyampaikan rencana
tindak lanjut keada penanggungjawab laboratorium untuk
dilaksanakan sesuai arahan dari pimpinan puskesmas
6. Petugas Evaluasi penilaian ketepatan waktu penyerahan
hasil laboratorium dilaksanankan 2 kali dalam setahun

7. Diagram Alir
8. Unit terkait Pimpinan puskesmas, TIM UKP, petugas laboratorium

PELAYANAN DI LUAR JAM KERJA


No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

TTD

Puskesmas
dr. Elvi Roza, M.Kes
Pakuan baru
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Pelayanan di luar jam kerja adalah pelayanan laboratorium


untuk memenuhi kebutuhan pasien di luar jam kerja
2. Tujuan Sebagai acuan guna tercapainya pelayanan laboratorium
dengan mutu, cakupan dan efiseiensi yang optimal melalui
pelayanan di luar jam kerja
3. Kebijakkan SK
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Dokter menuliskan dan memberikan jenis
pelayanan laboratorium yang akan dilakukan
petugas laboratorium
2. Perawat jaga menghubungi petugas laboratorium
dan menginformasikan ada pelayanan lab yang
harus dilakukan
3. Petugas laboratorium datang ke puskesmas dan
mengambil sampel pasien yang akan diperiksa
4. Petugas laboratorium melakukan pemeriksaan
sampel sesuai instruksi dokter yang telah diberikan
dengan tetap menggunakan SOP pemeriksaan
laboratorium
5. Petugas memberikan hasil pemeriksaan
laboratorium diberikan kepada dokter atau perawat
jaga untuk ditindak lanjuti

7. Diagram Alir
8. Unit terkait

PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG


BERESIKO TINGGI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Pemeriksaan laboratorium beresiko tinggi adalah suatu


pemeriksaan laboratorium yang mempunyai resiko tinggi
terhadap petugas laboratorium seperti pemeriksaan dari bahan
infeksius
2. Tujuan Sebagai acuan petugas laboratorium dalam melaksanakan
pemeriksaan laboratorium yang beresiko tinggi
3. Kebijakkan SK
4. Referensi Good laboratorium practice 2008
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas melakukan pemeriksaan terhadap bahan yang
beresiko tinggi harus dilakukan sesuai dengan prosedur
yang berlaku.
2. Petugas mempersiapkan tempat, ruangan, APD dan
mengetahui prosedurpenanganan terhadap bahan yang
beresiko tinggi sesuai SOP
3. Alat pelindung diri harus berada dekat pemeriksaan.
4. Petugas harus menggunakan alat pelindung diri seperti ;
jas lab, sarung tangan, masker
5. Petugas memberlakukan semua spesimen sebagai bahan
yang infeksius.
6. Petugas melakukan Pengelolaan limbah sesuai protap
yang berlaku
7. Petugas melakukan desinfeksi dan sterilisasi tempat kerja
dan ruangan.
8. Petugas mencatat setiap tindakan yang dilakukan
9. Petugas melaporkan segala kegiatan kepada penanggung
jawab laboratorium

Pemeriksaan sampel dahak/ sputum untuk pemeriksaan BTA

 Petugas harus memakai alat pelindung diri seperti jas kerja,


sarung tangan, masker
 Ventilasi ruangan harus terbuka, matikan pendingin
ruangandan jendala di buka
 Tidak boleh mengerjakan sampel sputum dengan arah angin
yang berlawanan atau menyalakan kipas angin
 Setelah selesai pemeriksaan, lakukan desinfektan tempat
kerjadan ruangan. Wadah tempat sputum diberikan
desinfektanterlebih dahulu kemudian dimasukan ke
penampungan limbahmedis hasil pemeriksaan untuk segera di
musnahkan
 Biarkan ruangan dalam keadaan terbuka selama 1 jam untuk
sirkulasi udara segar

Pemeriksaan sampel serum HIV


 Petugas laboratorium harus memakai alat pelindung diri
seperti jas kerja, sarung tangan dan masker
 Jangan sampai ada tumpahan atau percikan sampel
 Semua alat pemeriksaan seperti tip pipet,pipet
tetes,tabungdarah, cup tabung, tissue, harus di buang pada
wadah khusus yang sudah di berikan label dan tertutup rapat
 Kemudian ditampung pada wadah limbah medis
hasilpemeriksaan untuk segera di musnahkan
 Bersihkan tempat kerja, ruangan dan peralatan yang
digunakandengan desinfektan dan lakukan sterilisassi tempat
kerja
7. Diagram Alir
8. Unit terkait Rawat inap, rawat jalan, laboratorium, UGD
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
BAGI PETUGAS LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian SOP Kesehatan dan Keselamatan Kerja laboratorium adalah


suatu standar operasi dari Unit Manajemen untuk memberikan
kenyamanan dan keamanan bagi setiap pekerja yang secara
langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan efisiensi
dan produktifitas petugas laboratorium
2. Tujuan 1. Sebagai Acuan dalam melaksanakan program
keselamatan/ keamanan laboratorium di Puskesmas Pakuan
Baru
2. Meningkatkan pengetahuan petugas terhadap risiko
terjadinya kesecelakaan dan gangguan kesehatan akibat
kegiatan laboratorium di Puskesmas Pakuan Baru
3. Menjamin mutu pekerjaan di laboratorium Puskesmas
Pakuan Baru
3. Kebijakan SK
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah Cara melaksanakan kegiatan dan sasaran
1. Cara melaksanakan kegiatan
Melaksanakan program, meliputi:
a) Identifikasi :
 Alur proses dan cara kerja yang digunakan
 Bahan kimia, media dan reagen yang digunakan
 Spesimen yang diperiksa
 Sarana prasarana dan alat laboratorium
 Limbah yang dihasilkan
 Efek kesehatan dari semua bahan berbahaya di tempat
dan lingkungan kerja
 Perkiraan petugas yang potensial terpapar/ terpajan

b) Perencanaan :
 Analisa situasi kesehatan dan keselamatan kerja di
laboratorium puskesmas
 Identifikasi masalah kesehatan dan keselamatan kerja di
laboratorium puskesmas dan bahaya potensial di
laboratorium puskesmas.
c) Pelaksanaan :
 Sosialisasi K3 laboratorium
 Membuat SOP melakukan revisi
 Meningkatkan kerja sama antara personil Tim K3
 Membuat laporan pelaksanaan kegiatan program
 Koordinasi pemeriksaan kesehatan dan imunisasi
karyawan
d) Pengawasan
 Pengawasan dan pengendalian penerapan program
keselamatan/keamanan laboratorium
 Penyelidikan jika terjadi pelepasan bahan infeksi dan
bahan berbahaya
 Melaporkan kejadian yang berkaitan dengan Mencatat
kejadian atau masalah K3 di laboratorium puskesmas
e) Upaya perbaikan
 Menetapkan kebutuhan tahun depan
 Memperbaiki sistem, prosedur dan manajeman yang
kurang .
Sasaran:
 Tempat kerja dan lingkungan kerja yang menunjang K3
 Pelaksanaan praktek laboratorium yang sesuai dengan
standar dan peraturan yang berlaku
 Tersedianya peralatan keamanaan sesuai praktek di
laboratorium (tempat cuci tangan dengan air yang mengalir
dan alat pemadam kebakaran)
 Penggunaan APD (jas lab, masker, sarung tangan atau alas
kaki) di laboratorium
 Pelaksanaan cuci tangan yang baik dan benar
 Tidak ada pengelolaan spesimen yang tidak sesuai dengan
standar dan peraturan yang berlaku
 Tidak ada pengelolaan bahan kimia yang menyalahi aturan
 Tidak ada pengelolaan limbah yang menyalahi aturan
 100% insiden keselamatan laboratorium di laporkan dan
ditindaklanjuti

7. Diagram Alir
8. Unit terkait Petugas laboratorium,TIM K3 Puskesmas

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI


PETUGAS LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang


digunakan oleh petugas laboratorium untuk melindungi seluruh
atau sebagian tubuh terhadap kemungkinan adanya potensi
bahaya atau kecelakaan kerja.
Penggunaan alat pelindung diri adalah cara untuk menggunakan
alat pelindung diri sesuai standar sehingga petugas dapat
terlindung dari bahaya dan keselamatan kerja
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah petugas untuk
menggunakan alat pelindung diri agar tidak tertular penyakit
3. Kebijakkan SK
4. Referensi BUKU Good Laboratory Practice 2008
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas Laboratorium menyiapkan Alat Pelindung Diri
yang akan dipakai
2. Petugas Laboratorium mencuci tangan terlebih dahulu
sebelum menggunakan APD
3. Petugas Laboratorum memakai jas laboratorium
4. Petugas laboratorium memakai masker
5. Petugas laboratorium memakai sarung tangan saat
pemeriksaan
6. Petugas laboratorium melepaskan semua APD sesuai
dengan prosedur, bila peugas memakai ketiga APD (jas
lab, masker dan sarung tangan) maka urutan melepaskan
APD yang pertama adalah melepaskan sarung tangan,
kedua masker dan yang terakhir adalah jas laboratorium
7. Petugas laboratorium melakukan cuci tangan dengan
sabun sesuai ketentuan cuci tangan yang benar.
7. Diagram Alir
8. Unit terkait Petugas laboratorium

PEMANTAUAN TERHADAP PENGGUNAAN


ALAT PELINDUNG DIRI PETUGAS
LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Suatu proses evaluasi terhadap penggunaan alat pelindung


diri (APD) yang dilakukan untuk meningkatkan
keselamatan dan keamanan bagi petugas laboratorium
2. Tujuan Sebagai acuan penilaian kepatuhan petugas terhadap
penggunaan alat pelindung diri (APD) dalam bekerja di
laboratorium
3. Kebijakkan SK
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas membuat suatu dokumentasi laporan
penggunaan alat pelindung diri (APD)
2. Setiap bulan di laporkan kepada kepada
penanggung jawab labor dan diteruskan ke kepala
puskesmas untuk ditindak lanjuti
7. Diagram Alir
8. Unit terkait Petugas laboratorium, Kepala Puskesmas

PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN


BERACUN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Suatu prosedur penanganan bahan berbahaya dan beracun yang


melputi bahan berbahaya dan beracun, bahan yang dapat
menimbulkan iritasi dan bahan yang mudah terbakar
2. Tujuan Sebagai acuan untuk melindungi petugas analis dari resiko
kecelakaan kerja
3. Kebijakkan SK
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas menyimpan stok bahan kimia atau reagen di
dalam suatu penyimpanan dengan melihat label yang
terdapat pada kemasan
2. Petugas memisahkan bahan kimia yang bersifat asam dan
basa untuk menghindari terjadinya reaksi
3. Pemakaian bahan kimia (reagen) untuk harian dipisahkan
pada botol kecil dan diletakkan pada tempat khusus dan
mudah terjangkau
4. Petugas memberi label pada botol kecil sessuai dengan
label pada stok reagen (botol besar) dan tempel pada botol
kecil sesuai dengan label masing-masing
5. Petugas menjauhkan bahan-bahan berbahaya yang mudah
terbakar pada sumber api
7. Diagram Alir
8. Unit terkait Laboratorium, Tim K3 Puskesmas

PENGELOLAAN LIMBAH HASIL


PEMERIKSAAN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Suatu cara untuk pengelolaan limbah hasil laboratorium


sehingga dapat terkelola dengan baik
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas agar dapat melakukan pengelolaan
limbah dengan baik
3. Kebijakan SK
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah-langkah 1. Botol gelas berwarna gelap : Botol ini digunakan untuk
menyimpan reagen yang mudah rusak bila terkena paparan
sinar matahari langsung
2. Botol transparan : otol ini digunakan untuk menyimpan
reagen yang berwarna dan tidak mudah rusak bila terkena
paparan sinar matahari langsung
3. Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang
digunakan untuk pemeriksaan di laboratorium puskesmas.
Penanganan dan penyimpanan harus sesuai persyaratan
antara lain :
 Perhatikan tanggal kadaluarsa dan suhu penyimpanan
 Pemakaian reagen dengan metode First in - First Out
(sesuai urutan penerimaan)
 Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan
dikembalikan kedalam sediaan induk
 Perhatikan perubahan warna, adanya endapan,
kerusakan yang terjadi pada sediaan reagen setelah
digunakan
 Lindungi label dari kerusakan
 Reagen HIV harus sudah di evaluasi oleh laboratorium
rujukan nasional
7. Diagram Alir
8. Unit terkait Petugas laboratorium, petugas kesehatan lingkungan

PENGELOLAAN REAGEN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Suatu cara untuk pengelolaan reagensia di laboratorium


2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas agar dapat melakukan
pengelolaan reagensia dilaboratorium
3. Kebijakkan SK
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Botol gelas berwarna gelap : Botol ini digunakan
untuk menyimpan reagen yang mudah rusak bila
terkena paparan sinar matahari langsung.
2. Botol transparan : Botol ini digunakan untuk
menyimpan reagen yang berwarna dan tidak mudah
rusak bila terkena paparan sinar matahari langsung.
3. Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan
metode yang digunakan untuk pemeriksaan
dilaboratorium puskesmas .penanganan dan
penyimpanan harus sesuai persyaratan antar lain :
 Perhatikan tanggal kadaluarsa dan suhu
penyimpanan
 Pemakaian reagen dengan metode First in-First
Out (sesuai urutan penerimaan)
 Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan
dikembalikan kedalam sediaan induk
 Perhatikan perubahan warna, adanya endapan,
kerusakan yang terjadi pada sediaan reagen
 Segera tutup kembali botolsediaan reagen
setelah digunakan
 Lindungi label dari kerusakan
 Reagen HIV harus sudah di evaluasi oleh
laboratorium rujukan nasional
7. Diagram Alir
8. Unit terkait

PEMANTAUAN WAKTU PENYAMPAIAN


HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
UNTUK PASIEN URGEN ATAU GAWAT
DARURAT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Pemantauan waktu penyampaian hasil pemeriksaan


laboratorium yang telah diperiksa oleh petugas
laboratorium untuk pasien urgen cito dalam kegiaatan
pelayanan laboratorium
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
digunakan sebagai perecanaan dan pemantauan dan
evaluasi serta pengambilan keputusan dalam suatu tindakan
untuk peningkatan dan pelayanan laboratorium
3. Kebijakkan 1. SK
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas melaporkan hasil pemeriksaan laboratorium
yang urgent dengan menyerahkan hasil secara tertulis
kepada bagian yang menangani pasien (dokter atau
perawat)
2. Petugas mencocokkan hasil dengan identitas pasien
dengan pada bagian dengan yang menangani pasien
(dokter atau perawat)
3. Petugas memeriksa kembali pemeriksaan laboratorium
yang diminta
4. Petugas menulis bukti pelaporan hasil yang diterima
pada buku serah terima hasil pemeriksaan laboratorium
(nama, paraf dan waktu penyerahan hasil)
7. Diagram Alir
8. Unit terkait Petugas laboratorium, dokter, perawat

PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN


LABORATORIUM YANG KRITIS
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Suatu metode yang menggambarkan kolaboratif antar petugas


kesehatan dalam mewaspadai hasil kritis laboratorium, dimana
Nilai kritis adalah nilai dari hasil pemeriksaan laboratorium
yang bila tidak segera ditangani dapat menyebabkan pasien
dalam kondisi yang serius atau mengancam jiwa pasien
2. Tujuan Sebagai acuan langkah- langkah petugas melakukan pelaporan
nilai kritis laboratorium sehingga dapat terdokumentasi dengan
benar
3. Kebijakkan 1. SK
2. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang Kebijakan
Dasar Puskesmas
4. Referensi

5. Prosedur

6. Langkah – langkah KRITERIA LAPORAN HASIL KRITIS


1. Tiap hasil pemeriksaan laboratorium yang termasuk
kategori kritis (lampiran)
2. Hasil pemeriksaan kritis yang dilaporkan hanya
pemeriksaan yang diminta saja
CARA PELAPORAN
1. Petugas laboratorium melaporkan hasil pemeriksaan
yang masuk kategori kritis kepada dokter
2. Petugas laboratorium melaporkan hasil kritis
disampaikan via telepon / lisan
3. Bila tidak ada dokter penanggung jawab/ dokter
tersebut tidak bisa dihubungi petugas laboratorium
menghubungi perawat jaga tempat pasien dirawat atau
poli tempat pasien berobat
4. Pada lembaran hasil pemeriksaan, hasil yang kritis
diberi tanda stabilo
5. Laporan hasil kritis didokumentasikan di buku laporan
hasil kritis
WAKTU PELAPORAN
1. Hasil laboratorium yang masuk kategori nilai kritis
dilaporkan ke dokter penanggung jawab / perawat
maksimal 10 menit setelah hasil terdeteksi kategori
nilai kritis
7. Diagram Alir
8. Unit terkait Petugas laboratorium, perawat, dokter penanggung jawab
pasien
MONITORING PELAKSANAAN PROSEDUR
PENYAMPAIAN HASIL LABORATORIUM
YANG KRITIS
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengawasi pelaksanaan


prosedur pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas laboratorium agar petugas
labotarorium mematuhi prosedur pelaporan hasil pemeriksaan
laboratorium yang kritis
3. Kebijakkan SK
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas Kepala Puskesmas melakukan pemantauan
terhadap pelaksanaan prosedur pelaporan hasil pemeriksaan
laboratorium yang kritis
2. Petugas Kepala Pukesmas melakukan penilaian terhadap
hasil pemantauan
3. Petugas Kepala Puskesmas melakukan evaluasi terhadap
hasil penilaian
7. Diagram Alir
8. Unit terkait Petugas Laboratorium, Kepala Puskesmas

PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI


REAGENSIA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Suatu tindakan menyimpan bahan reagensia sesuai dengan sifat


reagen masing-masing kedalam suatu wadah atau tempat yang
memilki kriteria dimana apabila reagen tersebut disimpan
didalamnya, reagen tersebuat awet dan efek yang ditimbulkan
regen tersebut tidak menimbulkan gejala-gejala negatif baik di
dalam laboratorium maupun di luar laboratorium
2. Tujuan Sebagai acuan menyimpan berbagai macam reagen tepat pada
tempatnya, sesuai sifat yang dimiliki reagen tersebut ( asam kuat,
asam lemah dan basa lemah) supaya reagen tidak mudah rusak
dan dapat digunakan berulang-ulang
3. Kebijakkan Permenkes Nomor 37 Tahun 2012
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Botol gelas berwarna gelap : Botol ini digunakan untuk
menyimpan reagen yang mudah rusak bila terkena paparan
sinar matahari langsung.
2. Botol transparan : Botol ini digunakan untuk menyimpan
reagen yang berwarna dan tidak mudah rusak bila terkena
paparan sinar matahari langsung.
3. Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang
digunakan untuk pemeriksaan dilaboratorium puskesmas
penanganan dan penyimpanan harus sesuai persyaratan antar
lain:
 petugas Perhatikan tanggal kadaluarsa dan suhu
penyimpanan
 petugas Pemakaian reagen dengan metode First in-First
Out (sesuai urutan penerimaan)
 petugas Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan
dikembalikan kedalam sediaan induk
 petugas Perhatikan perubahan warna, adanya endapan,
kerusakan yang terjadi pada sediaan reagen
 petugas Segera tutup kembali botolsediaan reagen setelah
digunakan
 petugas Lindungi label dari kerusakan
 petugas Reagen HIV harus sudah di evaluasi oleh
laboratorium rujukan nasional
7. Diagram Alir
8. Unit terkait

PELABELAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Pelabelan adalah tata cara menulis identitas yang lengkap


dengan memberikan label yang ditempelkan pada kemasan
atau botol reagensia
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah untuk
pelabelan reagensia sehingga dapat memberikan informasi
kepada petugas laboratorium mengenai reagen agar diketahui
jenis dan perbedaan perlakuan penyimpanan
3. Kebijakkan SK KAPUS
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas Pelabelan dilaksanakan oleh dilaksanakan oleh
analis laboratorium yang bertugas
2. Petugas Pemberian label harus berisi nama reagen,
tanggal penerimaan, konsentrasi, label wadah juga
mencantum nama bahan, tingkat bahaya dan tanggal
dipakai
7. Diagram Alir
8. Unit terkait Petugas laboratorium

EVALUASI RENTANG NILAI


LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Evaluasi adalah penilaian yang di lakukan terhadap suatu


indikator
2. Tujuan Untuk mengetahui kualitas kerja suatu alat pemeriksaan
laboratorium
3. Kebijakkan SK
4. Referensi Permenkes 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
laboratorium Puskesmas
5. Prosedur -
6. Diagram Alir 1. Petugas laboratorium mendapatkan alat atau reagen
baru
2. Petugas laboratorium memahami prinsip kerja alat
baru dan reagen baru tersebut
3. Petugas laboratorium memahami adanya perbedaan
rentang nilai antara alat dan reagen baru tersebut
dengan reagen yang lama
4. Petugas laboratorium melaporkan kepada pokja
yanis adanya perbedaan rentang nilai rujukan pada
alat dan prosedur baru tersebut
5. Tim pokja yanis melaporkan kepada kepala
puskesmas adanya perbedaan rentang nilai rujukan
tersebut
6. Kepala Puskesmas membuat disposisi kepada tim
pokja yanis untuk melakukan evaluasi
7. Tim pokja yanis melakukan evaluasi
8. Tim pokja yanis melaporkan kepada kepala
puskesmas hasil evaluasi tersebut
9. Kepala puskesmas merubah rentang nilai lama
menjadi rentang nilai baru dengan membuatkan
Surat Keputusan
7. Diagram alir
8. Unit terkait Petugas laboratorium, pokja pelayanan klinis, kapus

PENGENDALIAN MUTU LABOTRATORIUM


No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Serangkaian kegiatan dalam pengujian terhadap kualitas


suatu laboratorium meliputi tahap pre analitik, analitik dan
post analitik
2. Tujuan Sebagai acuan kerja petugas laboratorium dalam
menjalankan pengendalian mutu laboratorium sehingga
hasil laboratorium dapat mencerminkan mutu lab tersebut
3. Kebijakkan SK
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas Tim Manajemen mutu memastikan bahwa
petugas
laboratorium melakukan pemantapan mutu
internal
2. Petugas Tim Manajemen mutu memastikan bahwa
adanya bukti petugas laboratorium melakukan
pemantapan mutu internal
3. Petugas Tim Manajemen mutu memastikan bahwa
petugas laboratorium melakukan pemantapan mutu
eksternal
4. Petugas Tim Manajemen mutu memastikan bahwa
adanya bukti petugas laboratorium melakukan
pemantapan mutu eksternal
5. Petugas Tim Manajemen mutu memastikan bahwa
petugas laboratorium selalu memverifikasi setiap
kegiatan laboratorium meliputi tahap pra analitik,
analitik, pasca analitik
6. Petugas Tim Manajemen mutu memastikan bahwa
petugas laboratorium mempunyai bukti verifikasi
7. Petugas Tim Manajemen mutu memastikan bahwa
petugas laboratorium melakukan validasi hasil?
8. Petugas Tim Manajemen mutu memastikan bahwa
petugas laboratorium mengikuti kegiatan audit
internal dan eksternal
9. Petugas Tim Manajemen mutu memastikan bahwa
adanya bukti bahwa telah diadakan audit untuk
semua kegiatan
10. Petugas Tim Manajemen mutu memastikan bahwa
petugas laboratorium mengikuti pendidikan dan
pelatihan-pelatihan

7. Diagram Alir

8. Unit terkait Petugas laboratorium, tim manajemen mutu


KALIBRASI DAN VALIDASI INSTRUMEN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk menstandarisasi alat


ukur laboratorium dengan cara membandingkan alat ukur
tersebut dengan peralatan standar dapat di identifikasi dan
ditelusuri ke standar nasional dan internasional
Validasi adalah kegiatan untuk menentukan satu atau lebih
karakteristik dari suatu badan atau instrumen sehingga dapat
dipastikan kesesuaian antara karakteristik dengan
spesifikasinya
2. Tujuan Sebagai acuan untuk memastikan kesesuaian karakteristik
terhadap spesifikasi terhadap suatu bahan bakar ukur atau
instrument, menentukan peviasi kebenaran konvensional nilai
penunjukan suatu instrumen ukur atau deviasi dimensi nominal
yang seharusnya untuk suatu bahan ukur, menjamin hasil-
hasil pengukuran sesuai dengan standar nasional/ internasional
3. Kebijakkan SK KAPUS
4. Referensi Depkes RI, tentang pedoman pengujian dan validasi alat
kesehatan
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Tim pengelola barang mengidentifkasi alat ukur
yang akan divalidasi dan di kalibrasi
2. Tim pengelola barang membuat perencanaan
jadwal validasi dan kalibrasi eksternal setiap satu
tahun sekali
3. Pelaksanaan validasi dan kalibrasi eksternal
oleh badan kalibrasi yang sudah ditunjuk dengan
bukti catatan kalibrasinya
4. Tim pengelola barang menyimpan alat ukur
yang sudah di kalibrasikan validasi eksternal untuk
dijadikan masterh
5. Tim pengelola barang merecanakan jadwal
validasi dan kalibrasi internal yaitu setiap enam bulan
sekali
6. Tim pegelola barang berkoordinasi dengan
koordinator poli/ bagian
7. Diagram Alir
8. Unit terkait Laboratorium , tim pengelola barang

PELAKSANAAN PERBAIKAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Perbaikan seluruh perlatan yang ada dilaboratorium baik medis


dan non medis
2. Tujuan Sebagai acuan agar peralatan medis dan non medis
dilaboratorium dapat dilakukan dengan cepat dan sesuai standar
3. Kebijakkan 1. Semua proses kegiatan perbaikan alat harus melalui
prosedur yang sudah ditetapkan pimpinan puskesmas
2. Perbaikan alat medis dan non medis dilaporkan ke
penanggung jawab inventaris barang
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Koordinator ruangan mengisi blangko perbaikan alat dan
melaporkan kerusakan peraltan yang perlu diperbaiki
kepada penanggungjawab sarana prasarana puskesmas
2. Penanggung jawab inventaris akan melakukan
pengecekan peraltan tersebut masih bisa diperbaiki atau
tidak termasuk biaya yang diperlukan dan kemungkinan
perlu menunjuk pihak untuk pelaksanaan perbaikan
selanjutnya
3. Bila kegiatan perbaikan tersebut memerlukannya
penanggung jawab inventaris terlebih dahulu
melaporkan kepada pimpinan puskesmas untuk
mendapatkan persetujuan
4. Pimpinan puskesmas akan memberikan pertimbangan
tentang perbaikan alat tersebut apakan dapat dilakukan
perbaikan oleh bagian pemeliharaan puskesmas atau
perbaikan dengan pihak ketiga
5. Petugas atau pihak luar segera melakukan perbaikan
perlatan dilaboratorium yang mengalami kerusakan
6. Jika alat yang rusak akan dibawa oleh petugas, maka
petugas inventaris akan membuat catatan bahwa alat
sedang dalam perbaikan
7. Setelah selesai perbaikan petugas segera mengembalikan
alat yang sudah diperbaiki kelaboratorium dan meminta
tanda tangan koordinator laboratorium sebagai bukti
bahwa perbaikan alat sudah selesai dilakukan
8. Diagram Alir
10. Unit terkait Petugas laboratorium, pengelola barang inventaris, pimpinan
puskesmas
RUJUKAN LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Rujukan laboratorium adalah tata cara penyimpanan dan


pengemasan spesimen untuk dikirim ke laboratorium rujukan
2. Tujuan Sebagai acuan untuk menjamin mutu pemeriksaan
3. Kebijakkan SK KAPUS
4. Referensi Permenkes RI no 37 tahun 2012
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Prosedur klinis
 Petugas mengemas dan menyimpan spesimen dengan
3 lapis :
- Wadah kedap
- Wadah kedap air dengan bantalan absorban
- Wadah yang melindungi dari pengaruh luar
 Petugas mengemas dengan memperhatikan beberapa
aspek :
- Sterilitas
- Kontaminasi penularan penyakit
- Kelayakan
- Suhu sesuai jenis pemeriksaan yang diminta
2. Prosedur administrasi
 Petugas mengisi formulir rujukan yang meliputi :
- Nomor surat
- Jaminan kesehatan
- Identitas pasien
- Jenis pemeriksaan yang diminta
- Jenis specimen
- Diagnosa sementara
 Petugas mencatat informasi yang didapat dari buku
register
7. Diagram Alir
8. Unit terkait Petugas laboratorium

PEMANTAPAN MUTU INTERNAL


No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

TTD

Puskesmas
Pakuan baru
dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan


pengawasan yang dilakukan oleh masing-masing laboratorium
secara terus menerus agar tidak terjadi error/ penyimpangan,
sehingga diperoleh hasil yang tepat
2. Tujuan Sebagai acuan untuk mempertinggi kesiagaan petugas sehingga
pengeluaran hasil yang salah tidak terjadi dan perbaikan
penyimpangan dapat dilakukan segera
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas tentang pengendalian mutu laboratorium
4. Referensi Kesepakatan bersama
5. Prosedur Alat dan bahan :
1. Banner, poster, leaflet, spanduk
2. Papan informasi
3. Alat tulis kantor
6. Langkah – langkah 1. Petugas mempersiapkan buku laporan PMI
2. Petugas mempersiapkan pasien untuk diambil sampelnya
3. Petugas melakukan pengambilan specimen dengan prosedur
4. Petugas melakukan pengolahan specimen sesuai
pemeriksaan yang diminta
5. Petugas melakukan kalibrasi peralatan laboratorium secara
rutin sesuai SPO
6. Petugas melakukan uji kualitas reagen
7. Petugas melakukan uji kualitas antisera
8. Petugas melakukan uji ketelitian dan ketepatan
9. Petugas melakukan QC dengan serum control
10. Petugas mencata semua kegiatan pada buku laporan PMI

7. Diagram Alir
Informasi :
Petugas Pelanggan
-Papan informasi

-Banner/ Poster

8. Unit terkait Laboratorium

PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL


No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

TTD
Puskesmas
Pakuan baru

dr. Elvi Roza, M.Kes


NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Pemantapan mutu eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan


secara periodic oleh pihak lain diluar laboratorium guna memantau
dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang
pemeriksaan yang diberikan untuk petugas laboratorium yang
bersangkutan.
2. Tujuan Sebagai acuan agar pemeriksaan yang dilakukan menjamin
kesediaan dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium.
3. Kebijakkan SK Kepala Puskesmas
4. Referensi Kesepakatan bersama
5. Prosedur Alat dan bahan :
1. Banner, poster, leaflet, spanduk
2. Papan informasi
3. Alat tulis kantor

6. Langkah – langkah 1. Petugas menerima specimen control dari BLK


2. Petugas mencatat tanggal penerimaan specimen
3. Petugas menulis tanggal pelaksanaan pemeriksaan specimen
4. Petugas mencatat kondisi specimen saat menerima
5. Petugas melakukan pemeriksaan specimen sesuai ketentuan
pemantapan mutu eksternal
6. Petugas menuliskan hasil pemeriksaan dalam formulir hasil
PNPME yang telah disediakan dan ditanda tangani oleh kepala
puskesmas
7. Petugas melaporkan hasil pemeriksaan PME kepada
penangggungjawab laboratorium
8. Petugas mengirim hasil pemeriksaan PME
9. Petugas mendapat hasil balik dari laboratorium penyelenggara
10. Petugas mendapatkan bukti berupa sertifikat

j7. Diagram Alir


Informasi :
Petugas Pelanggan
-Papan informasi

-Banner/ Poster

8. Unit terkait Laboratorium


PELAPORAN PROGRAM KESELAMATAN
DAN PELAPORAN INSIDEN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009
1. Pengertian Pelaporan program keselamatan adalah kegiatan yang dilakukan
oleh petugas laboratorium untuk memberikan informasi tentang
programkeselamatan pasien yang di lakukan di Puskesmas
Pakuan Baru
2. Tujuan Sebagai acuan agar diketahui kegiatan keselamatan pasien yang
dilakukan di unit laboratorium, untuk dilakukan evaluasi dan
perbaikan
3. Kebijakan 1. UU RI No. 36 th 2009 tentang kesehatan
2. Kepmenkes RI No. 364/Menkes/SK/III/2008 tentang
laboratorium kesehatan
3. Kepmenkes RI No. 298/Menkes/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
4. Kepmenkes RI No. 37 tentang penyelenggaraan
laboratorium pusat kesehatan masyarakat
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas Melakukan kegiatan keselamatan pasien di unit
laboratorium
2. Petugas Bekerja sesuai panduan keselamatan pasien
Puskesmas Pakuan Baru.
3. Petugas Mencatat semua upaya keselamatan pasien yang
telah di lakukan.
4. Petugas Melaporkan upaya keselamatan npasien di unit
laboratorium.
5. Petugas Melakukan evaluasi terhadap upaya keselamtan
pasien yang telahdilakukan
6. Petugas Melakukan perbaikan jika ada yang masih harus
diperbaiki.
7. Petugas Mendokumentasikan tindakan perbaikan dalam
buku bukti pelaksanaan perbaikan.
7. Diagram Alir
8. Unit terkait Semua unit pelayanan klinis

PENANGANAN DAN PEMBUANGAN BAHAN


BERBAHAYA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009
1. Pengertian Suatu cara untuk penanganan dan pembuangan bahan
berbahaya
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam menangani dan membuang
bahan berbahaya atau infeksius
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Pemisahan tempat sampah medis
 Petugas menyiapkan tempat sampah bertutup lapisi
bagian dalam dengan kantong plastik hitam dan
diberi label non medis
 Petugas menyiapkan tempat sampah bertutup lapisi
bagian dalam dengan kantong plastik kuning dan
diberi label bahan infeksius
 Safety box warna kuning sebagai tempat benda
tajam (lancet, jarum suntik, benda kaca)
2. Pengelolaan dan pembuangan limbah khusus cair sisa
spesimen (urine, serum)
 Petugas laboratorium harus menggunakan sarung
tangan dan jas labor
 Sisa urine dibuang dalam bak pembuangan limbah
(westafel) yang mengalir ke IPAL (septictank) dan
tempat urin direndam dlam air yang sudah di beri
desinfektan
 Sisa spesimen serum dan darah beserta tabung
dimasukkan dalam kantong kuning (sampah medis)
 Tempat sampah medis yang telah penuh diikat
 Masukkan kedalam ember besra penampungan
yang ada pada TPS (Tempat pembungan
Sementara)
7. Diagram Alir
8. Unit terkait

PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO


LABORATORIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009
1. Pengertian Manajemen risiko merupakan kombinasi dari kemungkinan
suatu kejadian dan konsekuensinya
2. Tujuan Sebagai acuan Mewujudkan pengelolaan laboratorium yang
berkualias dengan mengidentifikasi dan menganalisis risiko
serta mengelola konsekuensinya
3. Kebijakkan
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas laboratorium menggunakan alat suntik sekali
pakai
2. Petugas laboratorium mematikan centrifuge dan tidak
membuka selama 30 menit jika diduga ada tabung yang
pecah saat sentrifugasi
3. Petugas laboratorium menggunakan sarung tangan yang
tebal untuk mengambil forsep/pecahan untuk mencegah
penularan spesimen yang infeksius
4. Pipet otomatis dan tidak menggunakan pemipetan
dengan mulut untuk mencegah tertelannya organisme
patogen
5. Menggunakan masker saat koiling dan fiksasi bta
6. Menggunakan jas laboratorium yang telah terstandar
7. Melakukan desinfeksi meja kerja sebelum dan sesudah
bekerja di laboratorium
7. Diagram Alir
8. Unit terkait Petugas laboratorium

ORIENTASI PROSEDUR DAN PRAKTIK


KESELAMATAN / KEAMANAN KERJA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009
1. Pengertian Kecelakaan kerja sering terjadi dilaboratorium untuk
mencegah timbulnya bahaya yang lebih luas maka dibutuhkan
oerientasi dan praktik keamanan kerja
2. Tujuan Sebagai acuan untuk penanganan timbulnya kecelakaan
dilaboratorium, menjamin keselamatan dan kesehatan kerja
dilaboratorium
3. Kebijakkan Sebagai pedoman mengenalkan pada orientasi prosedur dan
praktik K3
4. Referensi Good Laboratory Practice 2008
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas Kepala puskesmas membentuk tim pelaksana
K3 di laboratorium
2. Petugas Tim K3 membuat rencana orientasi prosedur
praktek K3 dilaboratorium
3. Petugas Tim K3 melaporkan kepada kepala puskesmas
pelaksanaan pelatihan K3 dilaboratorium
4. Petugas Tim K3 memberikan orientasi prosedur
keselamatan kepada petugas laboratorium
5. Petugas Tim K3 memberikan orientasi praktek
keselamatan kerja kepada petugas laboratorium
6. Petugas Tim K3 membuat bukti pelaksanaan orientasi
7. Petugas Tim K3 melaporkan kepada kepala puskesmas
hasil pelaksanaan orientasi pelatihan prosedur dan
praktek keselamatan kerja
8. Petugas Tim K3 memantau pelaksanaan keselamatan
dan kesehatan kerja dilaboratorium
9. Petugas Tim K3 m3laksanakan evaluasi secara berkala
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja
dilaboratorium secara berkala melaui daftar tilik
10. Petugas Tim K3 menyusun jadwal orientasi secara
berkala
7. Diagram Alir
8. Unit terkait

PELATIHAN DAN PENDIDIKAN UNTUK


PROSEDUR BARU, BAHAN BERBAHAYA,
PERLATAN BARU
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
Puskesmas TTD
Pakuan baru

dr. Elvi Roza, M.Kes


NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Suatu kegiatan yang bertujuan menginformasikan kepada


petugas laboratorium guna penggunaan prosedur baru, bahan
berbahaya atau alat baru
2. Tujuan Sebagai acuan pedoman guna menginformasikan tentang tata
cara penggunaan prosedur baru, bahan berbahaya ataupun
peralatan yang baru
3. Kebijakan 1. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelatihan dan
pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya dan
peralatan baru
2. Pelaksanaan pelatihan dan pendidikan untuk prosedur
baru, bahan berbahaya dan peralatan baru sesuai
dengan SOP
4. Referensi Good Laboratory Practice 2008
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Ka TU melaporkan kepada kepala puskesmas
bahwa akan ada pelatihan pendidikan untuk
prosedur bahan berbahaya, atau alat yang baru bagi
petugas laboratorium
2. Kepala puskesmas menginstruksikan kepada
petugas laboratorium untuk mengikuti pelatihan
dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan
berbahaya, atau alat yang baru
3. Petugas melaporkan kepada kepala puskesmas
bahwa pelatihan dan pendidikan untuk prosedur
baru, bahan berbahaya, dan perlatan baru telah
selesai dilaksnakan
4. Petugas membuat hasil laporan pelatihan dan
pendidikan untuk prosedur yang baru, bahan
berbahaya dan peraltan baru
5. Petugas menyampaikan hasil pelatihan dan
pendidikan melalui rapat lokmin puskesmas
6. Petugas membuat SOP tentang prosedur yang baru,
bahan berbahaya atau alat yang baru
7. Petugas menerapkan pelatihan dan pendidikan
untuk prosedur yang baru, bahan berbahaya dan
alat yang baru melalui kegiatan pelayanan
dilaboratorium
8. Petugas berusaha meningkatkan kinerja pelayanan
laboratorium di puskesmas sesuai SOP

9. Petugas Koordinator layananklinik melakukan


evaluasi pelaksanaan penggunaaan prosedur baru,
bahan berbahaya dan alat yang baru mrnggunakan
daftar tilik
10. Petugas Koordinator layanan klinis melaporkan
kepada kepala puskesmas bahwa telah
dilakukannya evaluasi

8. Diagram Alir
10. Unit terkait Petugas laboratorium, koordinator layanan medis, kepala
puskesmas

PENILAIAN PENGENDALIAN PENYEDIAAN


DAN PENGGUNAAN OBAT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Adalah Evaluasi terhadap pengendalian penyediaan dan


penggunaan obat.Pengendalian adalah suatu kegiatan yang
memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai
dengan strategi dan program yang telah ditetapkan.
2. Tujuan Sebagai acuan agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan
obat serta penggunaan obat yang tidak rasional.
3. Kebijakan
4. Referensi Buku standar pelayanan kefarmasian di puskesmas,Kemenkes
RI tahun 2015
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas farmasi menginformasikan kepada petugas
medis obat yang stok berlebih untuk menghindari obat
kadaluarsa.
2. Petugas farmasi menginformasikan kepada petugas
medis obat yang kosong stok untuk diganti dengan
obat pengganti lain dengan fungsi yang sama.
3. Petugas farmasi mengevaluasi penggunaan obat di
puskesmas dengan melihat LPLPO untuk menghindari
ketidaksesuaian pemakaian obat dan kelebihan obat.
4. Petugas farmasi mengevaluasi penyediaan obat di
gudang puskesmas dengan melihat stok obat,jika
terjadi kekurangan maka diusulkan permintaan bon
obat tambahan.
7. Diagram alir Informasi stok berlebih→informasi Obat kosong→evaluasi
penggunaan Obat→Evaluasi penyediaan obat Gudang
9. Unit terkait

Rekaman historis

No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan tgl

PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN OBAT


SOP No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit : 1/8/2016
Halaman :½

TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Adalah suatu kegiatan pengadaan obat sehingga dapat


digunakn oleh setiap unit pelayanan di puskesmas.
2. Tujuan sebagai acuan Untuk menjamin kelangsungan ketersediaan
dan keterjangkauan obat yang efisien,efektif,dan rasional.
3. Kebijakkan
4. Referensi Buku standar pelyanan kefarmasian di
puskesmas,Kemenkes RI tahun 2015
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas farmasi merencanakan kebutuhan obat
selama satu tahun.
2. Petugas farmasi mengajukan usulan rencana
kebutuhan obat ke IFK.
3. Petugas farmasi menerima obat dari IFK
berdasarkan permintaan yang diusulkan tiap 3 bulan
sekali.
4. Petugas farmasi menyimpan obat yang datang dari
IFK di gudang puskesmas.
5. Obat dapat didistribusikan / digunakan oleh setiap
sub unit puskems dan jaringannya.
6. Pendistribusian ke jarinagn puskesmas (Pustu,
Posyandu, Pusling, dll) dilakukan sesuai kebuthan
masing2 unit.
7. Diagram alir
8. Unit terkait
PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN
KETERSEDIAAN OBAT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
Pakuan baru
dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Adalah pengadaan obat dalam rangka memenuhi kebutuhan


puskesmas.
2. Tujuan Sebagai acuan untuk menjamin kelangsungan ketersediaan obat.
3. Kebijakan
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30
tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas.
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas yang diberi wewenang untuk membuat
perencanaan obat, membuat daftar perbekalan yang di
butuhkan puskesmas Pakuan baru selama 1 tahun.
2. Petugas membuat perencanaan berdasarkan pemakaian
obat tahun sebelumnya
3. Petugas melakukan perhitungan permintaan obat sesuai
dengan kebutahn ditambah waktu tunggu dan buffer stok.
4. Petugas mengajukan ke kepala pukesmas, setelah disetujui
rencana kebutuhan obat akan diajukan ke Dinas
Kesehatan Kota Jambi
5. Petugas setiap bulan membuat laporan LPLPO dan
membuat permintaan setiap triwulan Untuk mendapatkan
obat dari Instalasi Farmsi Kota Jambi.
6. Petugas membuat pengadaan per-Triwulan yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan mengacu pada daftar
perencanaan yang sudah disusun.
7. Petugas dalam menetapkan jumlah dan jenis obat selalu
dengan mempertimbangkan penggunaan obat,jumlah
kunjungan dan ketersediaan di Instalasi Farmasi.
8. Petugas membuat permintaan obat melalui LPLPO.
LPLPO ditandatangani oleh Kapus dan diajukan ke IFK .
7. Diagram Alir
8. Unit terkait IFK, Dinkes, Puskesmas
EVALUASI KETERSEDIAAN OBAT
TERHADAP FORMULARIUM HASIL
EVALUASI DAN TINDAK LANJUT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan


sampai sejauh mana ketersediaan obat terhadap formularium
telah tercapai
2. Tujuan Sebagai acuan Untuk mengetahui kesesuaian ketersediaan obat
dengan kebutuhan obat, hasil evaluasi menjadi umpan balik
terhadap kebutuhan yang belum terlayani
3. Kebijakkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Pakuan Baru No. tahun
2016 tentang Standar Pelayanan di Puskesmas Pakuan Baru
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republk Indonesia Nomor 30
tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas.
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas farmasi menghitung total penggunaan beberapa
jenis obat berdasarkan laporan tahunan obat
2. Petugas farmasi menghitung total kebutuhan obat itu
dalam 1 tahun
3. Petugas farmasi mencatat sisa stok obat pada akhir tahun
4. Petugas farmasi menghitung persentase ketersediaan obat
itu dengan cara :

Sisa stok obat pada akhir tahun +total penggunaan 1 tahun


---------------------------------------------------------------------
x100%
Kebutuhan 1 tahun
7. Diagram alir

9. Unit terkait Instalasi Farmasi Kota Jambi

Rekaman historis

No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan tgl


EVALUASI KESESUAIAN PERESEPAN
DENGAN FORMULARIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 1/08/2016
Halaman :1/2
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Adalah suatu proses yang sistematik untuk menentukan


kesesuaian peresepan dengan formularium.
2. Tujuan Sebagai acuan Menghitung persentase peresepan yang
tidak sesuai dengan formularium dan tindak lanjut
evaluasi.
3. Kebijakkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas
tentang Standar Pelayanan di Puskesmas Pakuan Baru
4. Referensi Modul TOT pelayanan kefarmasian di puskesmas tahun
2008
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas farmasi mencatat jenis obat yang
diresepkan yang tidak masuk dalam daftar
formularium puskesmas.
2. Petugas farmasi mencatat jumlah jenis obat yang
diresepkan yang tidak masuk dalam daftar
Formularium Nasional (A)
3. Petugas farmasi menghitung jumlah jenis obat di
puskesmas yang tercantum dalam formularium (B)
4. Petugas farmasi menghitung persentase antara obat
yang diresepkan yang tidak sesuai formularium
dengan jumah obat di puskesmas yang tercantum di
formularium dengan rumus:
A X 100% = C%
B
5. Petugas farmasi melaporkan hasil evaluasi
kesesuaian peresepan dengan formularium kepada
kepala puskesmas.
6. Kepala puskesmas menindaklanjuti hasil evaluasi
kesesuaian peresepan dengan formularium.
7. Diagram alir
8. Unit terkait

PERESEPAN, PEMESANAN/ PERMINTAAN


DAN PENGELOLAAN OBAT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Prosedur ini mengatur pelaksanaan peresepan, pemesanan/


permintaan dan pegelolaan obat.
2. Tujuan Sebagai acuan pedoman dalam melaksanakan peresepan,
pemesanan/ permintaan dan pengelolaan obat.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Pakuan Baru No. tahun
2016 tentang Standar Pelayanan di Puskesmas Pakuan Baru
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republk Indonesia Nomor 30
tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas.
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Peresepan obat.
a. Obat diresepkan sesuai terapi atas diagnosis pasien.
b. Pemberian resep dilakukan oleh apoteker atau petugas
farmasi.
2. Pemesanan/permintaan obat
a. Permintaan obat untuk kebutuhan puskesmas dilakukan
oleh petugas farmasi gudang obat puskesmas.
b. Permintaan obat untuk kebutuhan pelayanan dilakukan
oleh petugas unit pelayanan terkait kepada petugas
farmasi gudang obat puskesmas.
3. Pengelolaan obat
Pengelolaan obat di gudang obat dilakukan oleh petugas
farmasi gudang obat puskesmas meliputi:
- Kegiatan perencanaan kebutuhan obat untuk 1 tahun
- Permintaan obat untuk kebutuhan 3 bulan ke Instalasi
Farmasi Kota Jambi
- Penerimaan obat dari Instalasi Farmasi Kota Jambi
- Penyimpanan obat di gudang obat puskesmas
- Pendistribusian obat
Obat dari gudang obat puskesmas didistribusikan ke
Puskesmas pembantu, poliklinik, laboratrium, apotik,
KIA dan perawatan
- Administasi dan pelaporan

7. Diagram alir
Peresepan Permintaan Pengelolaan
Obat obat obat

9. Unit terkait Poliklinik, gudang obat puskesmas, Instalasi Farmasi Kota


Jambi
MENJAGA TIDAK TERJADINYA
PEMBERIAN OBAT KADALUARSA KEPADA
PASIEN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Merupakan suatu prosedur yang dilakukan petugas farmasi agar tidak
terjadi pemberian obat yang kadaluarsa kepada pasien
2. Tujuan Sebagai acuan untuk menghindari pemberian obat yang kadaluarsa,
yang tidak terjamin mutu, potensi dan kenyamanannya kepada pasien
3. Kebijakkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan di Puskesmas
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 30 tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas gudang obat memeriksa tangal kadaluarsa secra berkala
satu bulan sekali, obat yang mendekati tanggal kadaluarsa
disusun di depan
2. Menetapkan petugas yang ditunjuk bertanggungjawab terhadap
pemeriksaan tanggal kadaluarsa
3. Petugas Untuk obat yang mendekati tanggal kadaluarsa (3 bulan
sebelumnya) diberi perhatian khusus agar di distribusikan
sebelum tanggal kadaluarsa dengan cara konfirmasi dengan
dokter yang menulis resep
4. petugas Menyisihkan obat yang telah kadaluarsa dan disimpan di
tempat tersendiri dengan diberi tulisan obat kadaluarsa

7. Diagram alir
Obat dari Pustu,
Gedung poliklinik,
Instalasi Obat
Puskesmas perawatan/UGD
Farmasi Kota ,
Jambi
Laboratorium,

KIA
Obat Exp. Date dikembalikan ke Instalasi
Farmasi Kota Jambi

9. Unit terkait Pustu, Poliklinik, Perawatan/ UGD, Laboratorium


PERESEPAN PSIKOTROPIKA DAN
NARKOTIKA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Adalah resep psikotropika dan narkotika yang ditulis oleh


dokter yang mempunyai Surat Izin Praktek
2. Tujuan Sebagai acuan Memastikan semua proses dalam pelayanan obat
golongan psikotropika dan narkotika memenuhi Undang-
undang yang berlaku.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Pakuan Baru No. tahun
2016 tentang Standar Pelayanan di Puskesmas Pakuan Baru
4. Referensi - Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1997
tentang psikotropika
- Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009
tentang Narkotika
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas menanyakan keluhan pasien penyakitnya kepada
dokter.
2. Petugas yang mempunyai Surat Izin Prakek menuliskan
resep sesuai indikasi medis.
3. Petugas memberikan pasien resep dan membawa resep ke
apotik untuk mengambil obat.
7. Diagram alir Ruang
Loket Pengunjung Apotik
datang pliklinik
kk
Pengunjung
pulang

8. Unit terkait Poliklinik


PENGGUNAAN OBAT YANG DIBAWA
SENDIRI OLEH PASIEN/KELUARGA YANG
RAWAT INAP
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Adalah pengelolaan obat-obat yang dibawa pasien atau


keluarganya untuk rawat inap yang pengelolaannya tidak melalui
puskesmas.
2. Tujuan Sebagai acuan untuk menjamin keamanan penggunaan obat di
lingkungan puskesmas.
3. Kebijakkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Pakuan Baru no. tahun
2016 tentang Standar Pelayanan di Puskesmas Pakuan Baru
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas memberikan rekomendasi kepada pasien untuk rawat
inap oleh dokter jaga. Dokter jaga menanyakan obat yang
dibawa pasien. Pasien yang membawa obat sendiri harus
menyerahkan obat yang dibawa kepada dokter jaga untuk
mendapatkan pesetujuan penggunaan.
2. Petugas jaga memberikan rekomendasi penggunaan obat yang
dibawa oleh pasien.
a. Jika setuju dokter jaga membuat memo persetujuan untuk
penggunaan obat tersebut. Obat tersebut diserahkan
kepada perawat jaga. Perawat jaga melakukan penyerahan
obat sesuai dengan SOP penyerahan obat untuk pasien
rawat inap.
b. Jika memo merupakan memo tidak setuju penggunaan
obat yang dibawa pasien, maka perawat jaga meyimpan
obat tersebut pada tempat tersendiri dan dilengkapi dengan
identitas pasien. Penyeraan kembali obat pasien yang
disimpan pasien dilakukan pada saat akan pulang dari
puskesmas oleh perawat.
7. Diagram alir

Pasien datang Ruang Rawat Pasien


IGD Inap
Pulang

8. Unit terkait Rawat Inap

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN


PENGGUNAAN PSIKOTROPIKA DAN
NARKOTIKA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Prosedur ini mengatur pengawasan dan pengendalian


penggunaan psikotropika dan narkotika.
2. Tujuan Sebagai acuan pedoman dalam pengawasan dan pengendalian
penggunaan psikotropika dan narkotika.
3. Kebijakkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Pakuan Baru No. tahun
2016 tentang Standar Pelayanan di Puskesmas Pakuan Baru
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republk Indonesia Nomor 30
tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas.
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas Resep psikotropika dan narkotika harus ditulis
dokter yang mempunyai Surat Izin Praktek.
2. Petugas farmasi melakukan pemeriksaan terhadap
kelengkapan administrasi.
3. Petugas farmasi melakukan pemeriksaan terhadap
kesesuaian farmasetik.
4. Petugas Resep psikotropika dan narkotika diberi
penandaan khusus.
5. Petugas Mencatat pemasukan dan pengeluaran obat
psikotropika dan narkotika pada kartu stok.
6. Petugas Setiap bulan menghitung stok opname narkotika
dan psikotropika.
7. Diagram alir
Instalasi
Gudang
puskesmas Apotek
Farmasi

Kota Jambi

8. Unit terkait Poliklinik dan rawat inap

PENYIMPANAN OBAT DI GUDANG


PUSKESMAS
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 1/8/2016
Halaman : 1/2
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Kegiatan pengaturan terhadap obat yang diterima agar


aman(tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun
kimia dan mutunya tetap terjamin sesuai persyaratan yang
ditetapkan.
2. Tujuan Sebagai acuan agar mutu obat yang tersedia di pusksmas
dapat dipertahankan.
3. Kebijakan
4. Referensi Buku standar pelayanan kefarmasian di
puskesmas,KEMenkes RI tahun 2014.
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas Penanggungjawab gudang menerima obat/
alkes dari GFK.
2. Petugas Mencata jumlah,no batch, tanggal kadaluarsa
obat di dalam kartu stok.
3. Petugas Penyimpanan dilakukan secara baik, teratur
sesuai alfabet agar mutu tetap terjamin, mudah dicari
dengan cepat dan aman.
4. Petugas Cara penyimpanan dilakukan dengan metode
FIFO (first in firstout) dan FEFO ( first expired first
out)
5. Obat luar, sirup, dan tablet dipisahkan letaknya.
6. Petugas Narkotik dan psikotropika di simpan di
lemari khusus.
7. Obat injeksi, obat–obat yang tidak tahan panas di
simpan di tempat yang terhindar dari sinar matahari.
8. Obat yang disimpan dilantai diletakkan diatas pallet.
9. Tumpukan dus sebaiknya sesuai petunjuk.
10. Kartu stok diisi setiap penambahan dan pengambilan
obat

7. Diagram alir
8. Unit terkait Instalasi Farmasi Kota Jambi

Rekaman historis

No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan tgl


PEMBERIAN OBAT KEPADA PASIEN DAN
PELABAELAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 1/8/2016
Halaman : 1/2
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Merupakan suatu proses yan dilakukan dalam pemberian obat kepada
pasien
2. Tujuan Sebagai acuan untuk menjamin keamanan penggunaan obat dan
tercapainya efek terapi pengobatan
3. Kebijakkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Pakuan Baru No. tahun 2016
tentang Standar Pelayanan di Puskesmas Pakuan Baru.
4. Referensi Modul TOT Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Penerimaan resep
Setelah menerima resep dari pasien dilakukan hal-hal sebagai
berikut :
a. Pemeriksaan kelengkapan administrasi resep yaitu nama dokter,
tanggal penulisan resep, nama obat, jumlah obat, cara
penggunaan, nama pasien, umur pasien.
b. Pemeriksaan kesesuaian farmasetik yaitu dosis, cara
penggunaan
c. Pertimbangan klinis seperti interaksi, kesesuaian dosis
d. Konsultasikan dengan dokter apabila ditemukan keraguan pada
resep atau obatnya tidak tersedia.
2. Peracikan obat
a. Memasukan obat ke dalam wadah yang sesuai dan terpisah
untuk obat yang berbeda.
b. Penulisan nama pasien, tanggal pemberian obat dan cara
penggunaan obat pada wadah obat, serta pemberian etiket biru
untuk obat luar dan cara penggunaan.
3. Penyerahan obat
Setelah peracikan obat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Sebelum obat diserahkan pada pasien, dilakukan pemeriksaan
kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara
penggunaan, serta jenis dan jumlah obat.
b. Memanggil nama dan umur pasien, memastikan bahwa yang
menerima obat adalah pasien atau keluarganya.
c. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal lain yang
terkait dengan obat.
7. Diagram alir
Pengunjung Ruang
Loket
poliklinik
datang

Pengunjung Apotik
Pulang

8. Unit terkait Poliklinik, rawat inap, KIA dan KB


PEMBERIAN INFORMASI TENTANG EFEK
SAMPING OBAT ATAU EFEK YANG TIDAK
DIHARAPKAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Merupakan kegiatan pelayanan informasi tentang efek


samping obat atau efek yang tidak diharapkan yang
dilakukan oleh petugas farmasi kepada pasien/keluarga
pasien
2. Tujuan Sebagai acuan Pasien mengetahui efek samping obat dari
obat yang dimakannya atau efek yang tidak diharapkan dari
obat yang dimakannya
3. Kebijakkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Pakuan Baru No.
tahun 2016 tentang Standar Pelayanan di Puskesmas Pakuan
Baru
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republk Indonesia Nomor 30
tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas.
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 4. Petugas farmasi memanggil nama pasien dan umur pasien
yang tertera pada kertas resep
5. Petugas farmasi menyerahkan obat dan memberikan
informasi tentang efek samping obat atau efek yang tidak
diharapkan kepada pasien atau keluarga pasien
6. Mencatat pemberian informasi efek samping obat pada
buku register pelayanan informasi obat
7. Diagram alir
Penyeraha Peracikan Penyerahan
n resep di obat obat dan
apotik informasi

8. Hal-hal yang perlu


diperhatikan
9. Unit terkait Poliklinik
10. Dokumen terkait - Resep pasien pada kertas resep
- Buku register pelayanan informasi obat
Rekaman historis

No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan tgl

Petunjuk penyimpanan obat di rumah


No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

Kepala Puskesmas
Pakuan Baru
Pemerintah
Daerah Kota
dr. Elvi Roza, M.Kes
Jambi
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Merupakan suatu kegiatan petunjuk penyimpanan obat di


rumah kepada pasien yang diberikan oleh tenaga farmasi
2. Tujuan Sebagai acuan Agar obat terhindar dari kerusakan fisik
maupun kimia dan mutunya tetap terjamin
3. Kebijakkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Pakuan Baru No.
tahun 2016 tentang Standar Pelayanan di Puskesmas
Pakuan Baru
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republk Indonesia Nomor
30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas.
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas farmasi memanggil nama pasien dan umur
pasien yang tertera pada kertas resep.
2. Petugas farmasi menyerahkan obat kepada pasien
dengan memberikan informasi tentang penggunaan
obat
3. Petugas farmasi memberika petunjuk penimpanan
obat di rumah kepada pasien,obat disimpan di
tempat yang sejuk dan kering terhindar dari sinar
matahari,suppositria di simpan di lemari es.
7. Diagram alir
Penyerahan Peracikan Penyerahan
resep Obat obat dan
informasi

9. Unit terkait Poliklinik


Penanganan Obat Kadaluarsa/Rusak
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

Kepala Puskesmas
Pakuan Baru
Pemerintah
Daerah Kota
dr. Elvi Roza, M.Kes
Jambi
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh petugas


farmasi untuk memeriksa obat kadaluarsa/rusak dan
penanganan obat kadaluarsa/rusak.
2. Tujuan Sebagai acuan Menghindari pemakaian obat yang tidak
terjamin mutu, potensi dan keamanannya.
3. Kebijakkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Pakuan Baru No.
tahun 2016 tentang Standar Pelayanan di Puskesmas
Pakuan Baru
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas.
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 4. Petugas Melakukan pemeriksaan tanggal kadaluarsa
secara berkala 1 bulan sekali.
5. Menetapkan petugas yang ditunjuk bertanggung
jawab terhadap pemeriksan tanggal kadaluarsa.
6. petugas Untuk obat yag mendekati tanggal kadaluarsa
( 3 bulan sebelumnya) beri perhatian khusus agar
didistribusikan sebelum tanggal kadaluarsa dengan
cara konfirmasi dengan dokter yang menulis resep.
obat yang telah kadaluarsa dan disimpan di tempat
tersendiri dengan diberi label obat kadaluarsa.
7. petugas Mencatat hasil pemeriksaan tanggal
kadaluarsa pada buku tersendiri.
8. Petugas Obat yang telah kadaluarsa dkembalikan
setiap akhir tahun ke Instalasi Farmasi Kota Jambi
dan dibuat berita acaranya.
7. Diagram alir

Obat dari Gudang ®® Pustu
Instalasi obat
 Poliklin
Farmasi Koa puskesmas
Jambi ik

 Perawa
tan/IG
D

Obat kadaluarsa
dikembalikan ke
Instalasi Farmasi
Kota Jambi

8. Hal-hal yang perlu


diperhatikan
9. Unit terkait - Puskesmas pembantu
- Poliklinik
- Perawatan/IGD
- Laboratorium
- KIA
10. Dokumen terkait Kartu stok obat
Pelaporan Efek Samping Obat
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 1/8/ 2016
Halaman :½

Kepala Puskesmas
Pakuan Baru
Pemerintah
Daerah Kota
dr.Elvi Roza, M.Kes
Jambi
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Adalah suatu kegiatan pelaporan yang dibuat oleh


petugas farmasi terhadap setiap respon tubuh terhadap
obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi
pada dosis normal yang digunakan manusia untuk
pengobatan.
2. Tujuan 1. Sebagai acuan Agar kasus kejadian efek samping obat
dicatat secara baik.
2. Sebagai acuan Agar pasien mendapat penanganan
segera dari dokter
3. Kebijakkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Pakuan Baru No.
tahun 2016 tentang Standar Pelayanan di Puskesmas
Pakuan Baru.
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republk Indonesia Nomor
30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas.
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 9. Petugas Mengidentifikasikan obat dan pasien yang
mempunyai resiko mengalami efek samping obat.
10. Petugas Mengisi formulir Monitoring Efek
Samping Obat
11. Petugas Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek
Samping Obat Nasional
7. Diagram alir

8. Hal-hal yang perlu Kerjasama dengan tim kesehatan lain


diperhatikan
9. Unit terkait Poliklinik dan rawat inap
10. Dokumen terkait Rekam medis pasien
Pencatatan, Pemantauan, Pelaporan efek
samping obat, KTD
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Kepala Puskesmas
Pakuan Baru
Pemerintah
Daerah Kota
dr. Elvi Roza, M.Kes
Jambi
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh petugas


farmasi untuk melakukan pencatatan, pemantauan dan
pelaporan terhadap efek samping obat dan KTD
2. Tujuan Sebagai acuan untuk mengevaluasi pasien terhadap
kejadian yang tidak diharapkan
3. Kebijakkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Pakuan Baru No.
tahun 2016 tentang Standar Pelayanan di Puskesmas
Pakuan Baru
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas.
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 12. Petugas kesehatan mencatat semua keluhan
pasien terkait efek samping obat dan KTD
13. Petugas kesehatan melaporkan kepada dokter
tentang keluhan yang dialami pasien
14. petugas Dokter mangambil tindakan untuk
mengatasi efek samping obat dan KTD dalam rekam
medis pasien
15. Petugas poliklinik menginformasikan ke petugas
farmasi tentang kejadian efek samping obat dan
petugas farmasi membuat laporan efek samping obat
16. Petugas farmasi melakukan pemantauan terhadap
kejadian efek samping obat dan KTD
17. Petugas Bila terjadi kesalahan pemberian obat
petugas farmasi mencatat dalam buku kesalahan
pemberian obat yang diketahui oleh kepala puskesmas
7. Diagram alir
Mencatat Melapor ke Tindakan
Keluhan Dokter Dokter

Laporan efek pemantauan Mencatat


samping obat

8. Hal-hal yang perlu Kerjasama dengan tim kesehatan lain


diperhatikan
9. Unit terkait - Poliklinik
- Rawat inap
10. Dokumen terkait Rekam medis pasien
Tindak Lanjut Efek Samping Obat dan KTD
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :1/8/2016
Halaman :1/2

Kepala Puskesmas
Pakuan Baru
Pemerintah
Daerah Kota
dr. Elvi Roza, M.Kes
Jambi
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas puskesmas


(petugas farmasi perawat, bidan atau dokter) untuk
melakukan pemantauan dan tindak lanjut terhadap efek
samping penggunaan obat
2. Tujuan - Sebagai acuan Untuk menghindari kejadian yang
tidak diinginkan tehadap reaksi efek samping
obat dan KTD
- Sebagai acuan Untuk mencegah resiko lebih
lanjut bagi pasien
3. Kebijakkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Pakuan Baru No.
tahun 2016 tentang Standar Pelayanan di Puskesmas
Pakuan Baru
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republk Indonesia Nomor
30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas.
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 18. Petugas kesehatan mencatat semua kesalahan
pasien terkait efek samping obat dan KTD
19. Petugas kesehatan melaporkan kepada dokter
tentang keluhan yang dialami pasien
20. Petugas Melanjutkan instruksi dokter untuk
tindakan keselamatan dan kenyamanan pasien
21. Petugas kesehatan menyampaikan kejadian efek
samping obat ke bagian farmasi,petugas farmasi
mencatat kejadian efek samping obat dan tindak lanjut
dari efek samping obat
7. Diagram alir
Mencatat Melaporkan Intruksi
kesalahan dokter

Tindakan
lanjutan

8. Hal-hal yang perlu Kerjasama dengan tim kesehatan lain


diperhatikan
9. Unit terkait Poliklinik, rawat inap
10. Dokumen terkait Rekam medis pasien

Rekaman historis

No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan tgl


IDENTIFIKASI DAN PELAPORAN
KESALAHAN PEMBERIAN OBAT DAN (KNC)
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
Pakuan baru
dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian keselamatan pasien

2. Tujuan sebagai acuan mengetahui tentang indikator keselamatan pasien pada


kesalahan pemberian obat

3. Kebijakkan surat kuputusan kepala puskesmas pakuan baru No. tahun 2016
tentang standar pelayanaan puskesmas pakuan baru

4. Referensi peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun


2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di puskesmas.

5. Prosedur

6. Langkah – langkah 1. petugas unit obat mengulangi penjelasan kepada pasien


mengenai kegunaan obat, dosis dan efek samping onat.
2. petugas memberikan kesempatan kepada pasien untuk
menanyakan kembali hal-hal yang belum dimengerti
3. petugas menuliskan pada buku lapor khusus apa bila terjadi
kesalahan dalam pemberin obat
4. petugas unit obat melaporkan kepada kepala puskesmas
untuk di tindak lanjut
7. Diagram Alir
petugas mengulangi bertanya menulis
pemberian informasi obat kepada pasien buku
laporan

melaporkan
kepada kepala
puskesmas

8. Unit terkait poliklinik


PENYEDIAAN OBAT – OBAT EMERGENSI
DI UNIT KERJA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
TTD

puskesmas
pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Suatu upaya mengadakan dan menyiapkan obat


emergency di ruangan IGD dan ruang bersalin sebagai
alat untuk pertolongan pertama bila ada sesuatu yang
terjadi pada pasien
2. Tujuan Sebagai acuan
1. Agar obat selalu tersedia dan siap pakai
2.Mempercepat dalam penanganan pasien bila terjadi
sesuatu
3. Memberikan rasa aman kepada pasien
3. Kebijakkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Pakuan Baru No.
tahun 2016 tentang Standar Pelayanan di Pakuan Baru.
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 22. Petugas Obat emegency disiapkan dengan cara
mengamprah setiap bulan kegudang obat puskesmas.
23. Petugas Obat di letakkan di tempat yang
aman,mudah dijangkau,dan diketahui oleh semua
petugas.
24. Petugas Pemakaian obat emergency dicatat dalam
rekam medis pasien.
25. Petugas Obat emergency dicek setap
bulan,perubahan warna, atau kerusakan obat dan
tanggal kadaluarsa
26. Petugas Mengembalikan obat yang rusak dan
kadaluarsa ke gudang obat puskesmas dan
menganfrah obat yang baru
7. Diagram alur
Obat dari Gudang IGD dan
Instalas obat ruang
Farmasi puskesm bersalin
Kota Jambi as

8. Hal-hal yang perlu Penyimpanan obat harus disesuaikan dengan suhu


diperhatikan penyimpanan masing-masng obat supaya obat tidak
rusak
9. Unit terkait IGD dan ruang bersalin
10. Dokumen terkait Buku pencatatan penerimaan dan pengeluaran obat
emergency di perawatan

PENYIMPANAN OBAT EMERGENSI DI UNIT


PELAYANAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

puskesmas
pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Suatu kegiatan penyimpanan obat emergensi di ruang


IGD dan ruang bersalin, sebagai alat untuk pertolongan
pertama bila ada sesuatu yang terjadi pada pasien.
2. Tujuan Sebagai acuan Agar mudah dilihat dan dapat dipakai
sesuai standar sehingga selalu teredia dan siap pakai.
1. Memelihara mutu obat.
2. Menghindari penggunaan obat yang tidak
bertanggung jawab.
3. Menjaga kelangsungan persediaan.
3. Kebijakkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Pakuan Baru No.
tahun 2016 tentang Standar Pelayanan di Puskesmas
Pakuan Baru
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 27. Petugas Obat disimpan dalam lemari obat dan
terhindar dari matahari langsung.
28. Petugas Obat disimpan di tempat aman, mudah
dijangkau dan diketahui oleh semua petugas.
29. Petugas jangan menyimpan obat yang telah
kadaluarsa atau rusak.
30. Petugas Pemakaian obat emergensi sesuai dengan
instruksi dokter yang dicatat dalam rekam medis
pasien.
31. Petugas bagian obat di unit pelayanan mencatat
jumlah pemakaian obat setiap hari di buku register
harian pengeluaran obat.
32. Petugas setap akhir bulan petugas bagian obat
menghitung stok opname obat emergensi.
7. Diagram alir
Obat dari
Gudang Ruang IGD
gudang
obat dan ruang
farmasi
puskesmas bersalin
Dinas
Kesehatan

8. Unit terkait IGD dan ruang bersalin

Monitoring penyediaan obat emergensi di unit


kerja
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Kepala Puskesmas
Pakuan Baru
Pemerintah
Daerah Kota
dr. Elvi Roza, M.Kes
Jambi
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Melakukan pengawasan obat emergensi untuk kebutuhan


pasien di unit kerja.
2. Tujuan Sebagai acuan Untuk menghindari pemakaian obat
emergensi yang tidak terjamin mutu, potensi dan
keamanannyan, serta obatnya cukup tersedia untuk
pasien.
3. Kebijakkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Pakuan Baru No.
tahun 2016 tentang Standar Pelayanan di Puskesmas
Pakuan Baru
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 33. Petugas bagian obat di unit kerja memeriksa fisik
obat emergensi dan kadaluarsa obat emergensi setiap
bulan.
34. Petugas memisahkan obat yang mutu/kualitasnya
menurun seperti perubahan warna dan gumpalan.
35. Obat yang kadaluarsa dipisahkan.
36. Obat emergensi yang dipisahkan itu
dikembalikan ke gudang obat puskesmas.
37. Petugas unit kerja meminta obat emergensi yang
persediaannya tinggal sedikit ke gudang puskesmas
melalui buku permintaan obat.
7. Diagram alir
Obat dari
Gudang IGD dan
gudang
obat ruang
farmasi
puskesmas bersalin
dinas
Kesehatan

8. Hal-hal yang perlu


diperhatikan
9. Unit terkait IGD dan ruang bersalin
10. Dokumen terkait - Buku pencatatan penerimaan dan pengeluaran obat
emergensi di perawatan.
- Buku register pengeluaran obat gudang puskesmas.

TENTANG AKSES TERHADAP REKAM


MEDIS
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

dr. Elvi Roza, M.Kes


NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Rekam medis adalah catatan kondisi kesehatan pasien,


pengobatan, rencana tindakan dan terapi pasien yang harus
terjamin kerahasiaannya.
2. Tujuan Sebagai acuan Mulai pencatatan selama pasien
mendapatkan pelayanan medik, dilanjutkan dengan
penanganan berkas rekam medis yang meliputi
penyelenggaraanpenyimpanan serta pengeluaran berkas
dari tempat penyimpanan untuk melayani
permintaan/peminjaman apabila dari pasien atau untuk
keperluan lainnya
3. Kebijakkan Semua rekam medis tidak bisa diakses oelh sembarangan
orang atau pihak tertentu
4. Referensi PERMENKES NO.269 TAHUN 2008
5. Prosedur
6. Langkah – langkah A. Pihak Internal
a. Petugas Peminjam menghubungi petugas rekam
medis untuk meminjam status rekam medis
b. Petugas menulis pada buku peminjaman status
rekam medis
c. Petugas meletakan tracer pada tempat map RM
yang diambi.
d. Petugas Waktu peminjaman 1 x 24 jam
e. Petugas Berkas rekam medis tidak boleh dibawa
keluar dari puskesmas
B. Pihak Eksternal
a. Pihak eksternal yang boleh mengakses rekam
medis dalam hal :
 Petugas Untuk kepentingan kesehatan pasien
 Petugas Memenuhi permintaan aparatur penegak
hukum dalam rangka penegakkan hukum atas
perintah pengadilan
 Petugas Permintaan dan/atau persetujuan pasien
sendiri
 Petugas Permintaan institusi/lembaga berdasarkan
ketentuan perundang-undangan
 Untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan
audit medis sepanjang tidak menyebutkan identitas
pasien
b. Petugas rekam medis menulis pada buku
peminjaman rekam medis
c. Petugas Peminjaman hanya pada lingkungan
puskesmas tidak boleh di bawa keluar
puskesmas
d. Petugas Peminjaman selama jam kerja
e. Petugas Berkas rekam medis tidak boleh dibawa
keluar dari puskesmas

7. Interpretasi Hasil
8. Diagram Alir
9. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
10. Unit terkait Petugas pendaftaran, dokter, paramedis, tenaga kesehatan
lainnya
PENYIMPANAN REKAM MEDIS
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

TTD

Puskesmas
Pakuan baru
dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian penyimpanan rekam medis adalah upaya penyimpanan data medis


yang berisi catatan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penyimpanan


rekam medis di puskesmas
3. Kebijakkan keputusan kepala puskesmas No. 800/ /2016

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


269/Menkes/Per/III/2008

5. Prosedur

6. Langkah – langkah 1. Petugas menyimpan rekam medis pasien di ruang


penyimpanan
2. Petugas rekam medis pasien wajib disimpan sekurang
kurangnya untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung dari
tanggal terakhir pasien berobat
3. Petugas dapat memusnahkan rekam medis pasien yang telah
melewati batas penyimpanan

7. unit terkait ruang penyimpanan

8. dokumen terkait rekam medis


PENILAIAN KELENGKAPAN DAN
KETEPATAN ISI REKAM MEDIS
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

Puskesmas
pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Rekam medis adalah catatan kondisi kesehatan pasien,


pengobatan, rencana tindakan dan terapi pasien yang harus
terjamin kerahasiaannya. Rekam medis harus dinilai dan
diisi dengan lengkap dan jelas
2. Tujuan Sebagai acuan Menilai dan melengkapi isi rekam medis,
membuat bukti pelaksanaan, hasil dan tindak lanjut
penilaian
3. Kebijakkan Semua rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap
dan jelas
4. Referensi PERMENKES NO.269 TAHUN 2008
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas Berkas rekam medis dinilai 10% dari
jumlah kunjungan setiap harinya
2. Petugas Berkas rekam medis dinilai setiap har
3. Petugas Penilaian dilakukan dengan ceklist
4. Petugas Diilakukan rekapan hasil penilaian
5. Petugas Dilakukan tindak lanjut setelah penilaian

7. Interpretasi Hasil
8. Diagram Alir
9. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
10. Unit terkait Petugas pendaftaran, dokter, tenaga kesehatan lainnya
11. Dokumen terkait
8.4.42
KERAHASIAAN REKAM MEDIS
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

TTD

Puskesmas
Pakuan baru
dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksa, pengobatann tindakan dan pelayanan
lain yang telah diberikan kepada pasien yang tidak boleh
diperlihatkan atau dipublikasikan kepada orang lain tanpa
persetujuan pasien.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menjaga


kerahasiaan rekam medis di puskesmas

3. Kebijakkan keputusan kepala puskesmas No. 800/ /2016

4. Referensi
peraturan menteri kesehatan republik indonesian No.
269/Menkes/Per/III/2008
5. Prosedur

6. Langkah – langkah 1. Petugas (Dokter,dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu,


petugas pengelola dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan)
harus menjaga kerahasiaan tentang informasi identitas,
diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan
riwayat pengobatan pasien.
2. Petugas melihat adanya permintaan tertulis kepada pimpinan
sarana pelayanan kesehtan
3. Petugas membuka rekam medis hanya dalam hal :
- untuk kepentingan kesehatan pasien
- memenuhi kebutuhan permintaan aparatur penegak hokum
dalam rangka penegakan hokum atas perintah pengadilan
- permintaan dan/ persetujuan pasien sendiri
- permintaan institusi / lembaga berdasarkan ketentuan
perundang-undangan : Dll
- kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis,
sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien.
4. petugas yang boleh memberikan penjelasan tentang isi rekam
medis hanya dokter atau dokter gigi yang merawat pasien
dengan izin tertulis pasien atau berdasarkan peraturan
petundang-undangan.
5. petugas pimpinansarana pelayanan kesehatan dapat
menjeladskan isi rekam medis secara tertulis atau langsung
kepada pemohon tan[a izin pasien berdasarkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan

7. unit terkait seluruh petugas puskesmas

8. dokumen terkait 1. rekam medis


PEMANTAUAN LINGKUNGAN FISIK
PUSKESMAS
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
Pakuan baru
dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian pemantauan lingkungan fisik puskesmas adalah aktifitas yang


dilakukan untuk memastikan lingkungan fisik dalam keadaan bersih,
nyaman dan siap untuk digunakan

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memastikan


pemantauan lingkungan fisik puskesmas dilakukan secra berkala
sehingga terjaga kebersihan dan kenyamanan.

3. Kebijakkan SK Kepala Puskesmas No.

4. Referensi

5. Prosedur

6. Langkah – langkah 1. Petugas mengidentifikasi semua ruangan, gudang dan


halaman untuk membuat jadwal pemeliharaan lingkungan
kerja
2. Petugas membuat jadwal pemantauan sesuai identifikasi
lingkungan kerja, yaitu jadwal pemeliharaan ruangan,
gedung dan halaman.
3. Petugas mengkoordinasi dengan bagian ruangan
4. Petugas menginformasikan jadwal ke petugas kebersihan
5. Petugas kebersihan menerima informasi jadwal pemantauan
lingkungan fisik/kebersihan ruangan/ halaman
6. petugas kebersihan melaksanakan sesuai jadwal
7. petugas mendapat informasi pelaksanaan jadwal dari petugas
kbersihan
8. petugas melakukan verifikasi dan pemantauan
9. petugas bila hasil pemantauan lingkungan fisik telah sesuai
maka petugas mendatangi ceklist pemantauan lingkungan
kerja, bila belum sesuai maka maminta petugas kebersihan
untuk mengulang
7. unit terkait 1. petugas sanitasi dan kebersihan

8. dokumen terkait 1. jadwal pemeliharaan ruangan, gedung dan halaman


2. ceklist pemantauan lingkungan
KEGIATAN PEMELIHARAAN DAN
PEMANTAUAN INSTALASI LISTRIK
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian pemeliharaan dan pemantauan instalasi listrik merupakan


kegiatan pemntauan dari instalasi listrik meliputi kondisi
fisik kabel listrik, panel listrik dan fungsi dari listrik
2. Tujuan Sebagai acuan mengetahui ketersediaan kapasitas daya
listrik sesuai dengan penggunaan beban dayanya serta
mengetahui instalasi sesuai dengan standar prosedur
keselamatan
3. Kebijakkan SK Kepala Puskesmas Pakuan Baru
4. Referensi buku pedoman perawat dasar Depkes RI tahun 2005
5. Prosedur Alat.
1. daftar pemantau lingkungan fisik
2. alat tulis
Bahan
6. Langkah – langkah 1. Petugas memastikan peralatan listrik terpasang dalam
kondisi yang baik
2. Petugas memastikan bahwa tidak ada kabel listrik yang
menghalang jalan, kering dan tidak terkelupas
3. Petugas memastikan penempatan voltage dan outle yang
benar dan sesuai
4. Petugas memastikan lampu penerangan cukup baik
7. Diagram Alir
memastikan memastikan kabel listrik
peralatan listrik kering dan tidak terkelupas
terpasang baik

memastikan lampu memastikan


penerangan cukup penempatan voltage
baik dan outlet yang benar

8. Unit terkait puskesmas pakuan baru


PENANGANAN KEBAKARAN,
KETERSEDIAAN APAR, PELATIHAN
PENGGUNAAN APAR, PELATIHAN JIKA
TERJADI KEBAKARAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian prosedur jika terjadi kebakaran, ketersediaan APAR,


pelatihan pengguna APAR, pelatihan jika terjadi kebakaran
adalah aktifitas yang dilakukan untuk memastika adanya
proteksi kebakaran sejak dini agar dapat dicegah atau
ditangani dengan cepat, dengan pengetahuan dan ikut aktif
terhadap mitigasi kebakaran untuk keamanan dan
kenyamanan melakukan aktifitas pelayanan
2. Tujuan Sebagai acuan prosedur ini bertujuan untuk menghadapi
kemungkinan musibah kebakaran agar terjaga sistem
proteksi kebakaran pada bangunan dan lingkungan
puskesmas pakuan baru sehingga roses pelayanan
berlangsung aman dan nyaman
3. Kebijakkan SK kapus
4. Referensi
5. Prosedur peralatan
1. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
2. air, selang air, handuk/kain
6. Langkah – langkah A. jika terjadi kebakaran
1. Petugas jangan panik dan identifikasi titik api
2. petugas bila kemungkinan padamkan api
dengan menggunakan APAR atau alat pemadam
yang lain
3. petugas jika tidak berhasil, lakukan evakuasi
menghubungi pemadam kebakaran,
menyelamatkan barang / dokumen jika masih
memungkinkan, mematikan sumber arus listrik
4. petugas setelah sampai titik kumpul memastikan
semua karyawan dan pasien/ keluarga sudah di
evakuasi semua
B. Cara pemadaman api
1. cara tradisional
petugas memakai goni,handuk,keset, selimut
yang dibasahi, angkat kedua ujung dengan
posisi ibu jari didepan, badan dan wajah
dilindungi dengan goni lalu kita berjalan miring
kemudian goni ditutupkan dibagian yang
terbakar, jika masih ada api tambahkan goni
yang sudah dibasahi lagi.
2. Cara modren
menggunakan APAR
APAR ini berisi : gas, powder, busa, sebelum
menggunakan kocok dulu APAR beberapa kali
langkah-langkah pengguna APAR
a. sebelum digunakan diposisikan dahulu agar
tidak menggumpal
b. peganglah APAR dan katup pemancar
dengan satu tangan tekuat sedangkan tangan
yang lain memegang selang pemancar
c. kemudian dipanggul, setelah itu alat
diangkat
d. membuka pemantik untuk mengelurkan isi
APAR
e. arahkan sesuai arah angin (sejajar dengan
sumber api)
f. semprotkan pada jarak 3-4 meter dari
sumber api pada jarak yang aman.
semprotkan selang pada titik pusat api,
padamkan dari api yang kecil terlebih dahu.
g. semprotkan secara merata sampai api padam
3. Menggunakan selang
penggunaan ketika memadamkan api yang
sangat besar / kebakaran bias kita memanggil
DAMKAR kota jambi dengan tangki
pemadaman kebakaranyang dilengkapi selang
besar dengan air disemprotkan.

7. hal-hal yang perlu a. penempatan APAR pada ketinggian kurang lebih


diperhatikan 1,5 meter di dinding dan peletakkannya di
tempatkan yang mudah terlihat
b. isi APAR setahun sekali,jika tidak habis dan sudah
jatuh tempo isi APAR bisa digunakan untuk latihan
pemadaman sehingga APAR benar-benar kosong
dan untuk di isi kembali
8. Unit terkait seluruh unit pelayanan dan sanitasi
PEMANTAUAN, PEMELIHARAAN,
PERBAIKAN SARANA DAN PERALATAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian pemantauan, pemeliharaan, perbaikan saran dan peralatan


adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam upaya
tersedianya sarana kerja dan peralatan dengan kondisi yang
sesuai dengan persyaratan kesehatan dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan
2. Tujuan Sebagai acuan tersedianya saana kerja yang nyaman dan
peralatan yang berada dalam kondisi baik serta aman
3. Kebijakkan pemantauan, pemeliharaan, perbaikan sarana dan peralatan
dilakukan oleh unit umum bekerja sama dengan sanitarian
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas memeriksa secara berkala sarana dan peralatan
yang digunakan
2. Petugas menerima pengaduan dari pasien maupun petugas
kesehatan mengenai kerusakan dari sarana maupun peralatan
yang digunakan dalam pelayanan kesehatan
3. Petugas menginventarisir sarana dan peralatan yang harus
dilakukan perbaikan
4. Petugas merencanakan perbaikan sarana dan peralatan
bekerja sama dengan sanitarian
5. petugas mengusulkan perbaikan sarana dan peralatan ke
kepala puskesmas pakuan baru

7. Diagram Alir
8. Unit terkait sanitarian, unit umum
INVENTARISASI PENGELOLAAN
PENYIMPAN DAN PENGGUNAAN BAHAN
BERBAHAYA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian suatu rangkaian kegiatan yang mencangkup pencatatan atau


pendaftaran, penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan,
penggunaan, pengelolaan bahan, yang karena sifat kimia
maupun kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan
gangguan pada kesehatan manusia, kerusakan properti dan
atau lingkungan
2. Tujuan Sebagai acuan untuk menerangkan mekanisme
inventarisasi, pengelolaan penyimpanan, dan penggunaan
bahan berbahaya.
3. Kebijakkan a. inventarisasi bahan berbahaya
b. penyimpanan bahan berbahaya
c. monitoring penggunaan bahan berbahaya
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. sanitarian
a. petugas mengidentifikasi semua bahan
berbahaya untuk penanganan dan penyimpanan
sesuai ketentuan
b. petugas menrima informasi telah dilaksanakan
pengelolahaan bahan berbahaya
c. petugas memonitor atau melakukan pengawasan
pelaksanaam pengelolaan bahan berbahaya
d. petugas melakukan verifikasi di shecklist
monitoring
2. pengelola barang
a. petugas mengiventarisasi semua bahan
berbahaya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
3. petugas laboratorium
a. membuat jadwal monitoring penggunaan bahan
berbahaya
b. mengkoordinasikan dengan petugas yang terkait
c. menginformasikan hasil monitoring dengan
petugas yang terkait
7. unit terkait - petugas sanitarian
- pengelola bahan
- petugas laboratorium
8. dokumen terkait
PENGENDALIAN DAN PEMBUANGAN
LIMBAH BERBAHAYA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian limbah bahan beracun dan berbahaya adalah sisa suatau usaha an
atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun
yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya baik
secara langsunga mau pun tidak langsung dapat mencemarkan dan
atau merusak lingkungan hidup dan atau membahaykan lingkungan
hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk
hidup lainnya.
2. Tujuan Sebagai acuan untuk mencegah dan menanggulangi prncemaran
atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah
bahan beracun dan berbahaya. agar dapat dilakukan pemulihan
kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai dengan
fungsinya kembali
3. Kebijakkan SK kapus
4. Referensi - http://www.dinkes.baliprov.go.id/id/PENGELOLAAN
LIMBAH-MEDIS
- http://www.indonesia-publichealt.com/2014/08/prosedur-
pengelolaan-limbah-medis. html?fdx-switcher+true
- http://limbahb3-limbahb3.blogspot.com/2010/05/limbah-
b3.html?m-1
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Pemilahan limbah
petugas dilakukan pemilihan jenis limbah medis mulai dari
sumber yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi,
limbah benda tajam, limbah farmasi, sitotoksiss, limbah kimia,
limbah radio aktif, limbah kontainer, bertekanan dan dengan
kandungan logam berat yang tinggi. kategori limbah beracun
dan berbahaya berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a. mudah meledak
b. budah terbakar
c. bersifat reaktif
d. beracun
e. menyebabkan infeksi
f. bersifat korosit

2. pengumpilan limbah medis


a. petugas pengumpulan limbah medis dari setiap ruangan
penghasil limbah menggunakan troli khusus yang tertutup
b. petugas penyimpanan limbah medis harus sesuai iklim tropis
yaitu pada musim hujan paling lama 48 jam dan musim
kemarau paling lama 48 jam
3. persyaratan pewadahan limbah medis
a. terbuat dari bahan yang kuat , cukup ringan, tahan karat,
kedap air dan mempunyai permukaan yang halus pada
bagian dalamnya, misalnya fiberglass.
b. disetiap sumber penghasil limbah medis harus tersedia
tempat pewadahan yang terpisah dengan limbah non medis
c. kantong plastik diangkat dengan setiap hari atau kurang
sehari apa bila 2/3 bagian telah terisi limbah.
d. untuk bendah-benda tajam hendaknya ditampung pada
tempat khusus (safety box) seperti botol atau karton yang
aman
e. tempat pewadahan limbah medis infeksius dan sitotoksik
yang tidak langsung kontak dengan limbah harus segera
dibersihkan dengan larutan desinfektan apabila akan
dipergunakan kembali, sedangkan kantong plastik yang telah
dipakai dan kontak langsung dengan limbah tersebut tidak
boleh digunakan lagi
f. tempat limbah memiliki minimal 2 macam tempat limbah,
satu untuk limbah medis (warna kuning atau merah) dan
satunya lagi untuk non medis (warna hitam)
g. semua limbah dari ruangan perawatan dan unit gawat darurat
harus dianggap sebagai limbah medis
h. semua limbah dari kantor biasanya berupa alat-alat tulis
dianggap sebagai limbah non medis
i. tempat pewadahan limbah non medis sebagai berikut:
- terbuatdari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat,
kedap air dan mempunyai permukaan yang halus pada
bagian dalamnya misalnya fiberglass
- mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa
mengotori tangan
- terdapat minimal 1 buah untuk setiap ruangan atau sesuai
dengan kebutuhan
j. limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi
3x24 jam atau apabila 2/3 bagian kantong sudah berisi
limbah maka harus diangkat supaya tidak menjadi
perindukanvector penyakit atau binatang pengganggu
4. tempat penampungan sementara
a. jika terdapat insenerator maka limbah harus dibakar
selambat-lambatnya 24 jam
b. jika tidak mempunyai insenerator, limbah medis harus
dimusnahkan melalui kerjasama dengan puskesmas atau
pihak lain yang memiliki insenerator untuk dilakukan
pemusnahan selambat-lambatnya 24 jam apabila disimpan
pada suhu ruang
5. transportasi
a. petugas pengangkutan limbah keluar puskesmas
menggunakan kendaraan khusus
b. petugas kantong limbah medis sebelumnya dimasukkan ke
kendaraan pengangkut harus diletakkan dalam container
yang kuat dan tertutup
c. petugas kantong limbah medis harus aman dari jangkauan
manusia maupun binatang
d. petugas yang menangani limbah harus menggunakan alat
perlindungan diri yang terdiri dari topi/helm, masker,
perlindungan mata, pakaian panjang, apron untuk industry,
pelindung kaki/sepatu boot, dan sarung tangan khusus,
disposable gloves atau heavy duty gloves
6. pengelolaan
a. lokasi pengolahan pengolahan limbah bahan beracun
dan berbahaya dapat dilakukan didalam lokasi
penghasilan limbah. syarat lokasi pengolahan didalam
area penghasil harus :
- daerah bebas banjir
- jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter
- jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktifitas
umum minimum 300 meter
b. fasilitas pengolahan
fasilitas pengolahan harus menerapkan sistem operasi
meliputi :
- system keamanan fasilitas
- system pencegahan terhadap kebakaran
- system penanggulangan keadaan darurat
- system pengujian peralatan
- pelatihan karyawan
c. pengolahan limbah
proses insenerasi dengan cara melakukan pembakaran
materilimbah menggunakan alat khusus insenerator
dengan efisiensi pembakaran harus mencapai 99,99%
atau lebih. artinya jika suatu materi limbah bahan
beracun dan bahan berbahaya ingin dibakar dengan
berat 100 kg maka abu sisa pembakaran tidak boleh
melebihi 0,01 kg atau 10 gr

7. Diagram Alir
8. Unit terkait SANITARIAN
PEMANTAUAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN
DAN PROSEDUR PENANGANAN BAHAN
BERBAHAYA, BUKTI PEMANTAUAN DAN
TINDAK LANJUT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Setiap kegiatan yang berkaitan dengan penanganan bahan


dan limbah berbahaya dalm lingkup
2. Tujuan Sebagai acuan untuk memastikan pelaksanaan penanganan
bahan dan limbah berbahaya tidak menimbulkan
pencemaran dan dan membahayakan lingkungan sekitar
sehingga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dapat
ditelusuri penyebabnya.
3. Kebijakkan 1. pemantauan penanganan dan limbah berbahaya
dilakukan dalam periode tertentu
2. prosedur pelaksanaan harus mengikuti langkah-
langkah yang bertuang dalam SOP
4. Referensi PP RI No. 101 tahun 2014 tentang pengolahan limbah
berbahaya dan beracun
5. Prosedur
6. Langkah – langkah A. identifikasi limbah berbahaya
1. sanitarian dan petugas terkait
a. Petugas masing- masing unit penghasil
limbah berbahaya mengidentifikasi jenis
limbah berbahaya yang secara priodik
dihasilkan
b. Petugas identifikasi ditulis dalam buku
inventaris limbah berbahaya
B. pengumpulan limbah berbahaya
1. petugas laboratorium
c. Petugas mengidentifikasi jenis, jumlah
limbah berbahaya yang ssecara priodik
dihasilkan oleh unit tersebut
d. Petugas melaporkan kepada sanitarian
mengenai hasil identifikasi tersebut
e. Petugas mengangkut limbah berbahaya dari
unitnya ketempat sampah khusus
pembuangan sementara limbah berbahaya
f. petugas laboratorium dan sanitarian
memverifikasi limbah berbahaya yang sudah
ditampung dan memberikan simbol / label
( dengan check list inventaris limbah
berbahaya)
g. Petugas masa simpan sementara adalah
maksimal.....hari sesuai persyerataan atau
bila limbah berbahaya sudah mencapai 50
kg/hari
h. Petugas pengelolaan limbah berbahaya oleh
pihak ketiga
i. Petugas pihak ketiga sebagai pengumpul,
pengelola limbah berbahaya memiliki izin
dari kementerian lingkungan hidup republik
indonesia
j. Petugas pihak transportir harus mempunyai
izin dari dirjren perhubungan darat
kementerian perhubungan RI dan mendapat
rekomendasi dari kementerian lingkungan
hidup republik indonesia. izin sesuai dengan
jalur transportasi yang dilalui limbah
berbahaya \
k. Petugas adanya surat kerjasama antara
puskesmas dengan pihak ketiga prihal
pembuangan limbah berbahaya
l. Petugas berita acara serah teri limbah
berbahaya harus selalu dilampirkan setiap
pihak ketiga mengambil limbah berbahaya
dari tempat penyimpanan sementara di
puskesmas

7. unit terkait 1. petugas sanitarian


2. unit laboratorium
3. unit-unit pelayanan kesehatan di puskesmas
4. pihak ketiga pengumpul limbah berbahaya
8. dokumen terkait 1. buku investaris bahan/limbah berbahaya
2. check list identifikasi limbah berbahaya
3. surat kerjasama puskesmas dengan pihak ketiga
4. berita acara pengambilan limbah berbahaya dari
tempat penampung sementara
MEMISAHKAN ALAT YANG BERSIH DAN
ALAT YANG KOTOR ALAT YANG
MEMERLUKAN STERILISASI DAN
MEMBUTUHKAN PERAWATAN LEBIH
LANJUT SERTA ALAT YANG
MEMBUTUHKAN PERSYARATAN KHUSUS
PELETAKANNYA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD
Puskesmas
Pakuan baru
dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP: 197504172006042009

1 Pengertian Kegiatan memisahkan barang yang bersih, kotor dan memerlukan proses
sterilisasi
2 Tujuan sebagai acuan untuk memisakhan peralatan yang bersih dengan perlu
dicuci dibersihkan serta peralatan yang perlu disterilkan
3 Kebijakan
4 Referensi
5 Prosedur
6 Langkah –langkah 1. Petugas mencuci tangan sesuai protaf
2. Petugas menggunakan sarung tangan disposable
3. Petugas setelah memakai alat , cuci dengan sabun pada air yang
mengalir, jika perlu gunakan sikat untuk mengangkat kotoran yang
sulit hilang lalu rendam dengan larutan klorin 0,5 dalam baskom
selama 10 menit
4. Petugas mengankat peralatan dengan sarung tangan membelas
dengan air mengalir dan mengeringkan dengan lap kering dan bersih
5. Petugas memisahkan alat yang membutuhkan tindakan sterilisasi dan
alat hanya digunakan dalam keadaan bersih
6. Petugas menempatkan dalam wadah yang tertutup yang berbahan
dasar steinlees dan dilakukan sterilisasi dalam keadaan terbuka
7. Petugas melakukan desinfektan pada alat yang tidak membutuhkan
sterilisasi dengan alcohol 70 % lalu menempatkan alat tersebut pada
wadah kusus dan bisa langsung diletakkan dilemari medis
8. Petugas membutuhkan perawatan khusus untuk peralatan seperti
nebulizer,mencuci sungkup dengan sabun pada air mengalir, lalu
mengerinkan dengan lap kering dan dilakukan sterilisasi diletakkan
diruang atas tempat alat khusus benda yang tidak tahan panas
( kain,karet, bahan yang tidak terbuat dari steinless)
7 Diagram alir
8 Unit terkait Petugas dan dokter
STERILASI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian suatu tindakan untuk membunuh kuman phatogen dan


aphatogen beserta sporannya pada peralatan perawatan dan
kedokteran dengan cara merebus, stoom panas tinggi, atau
menggunakan bahan kimia.
2. Tujuan Sebagai acuan mencegah terjadinya infeksi dan memelihara
peralatan dalam keadaan siap pakai.
3. Kebijakkan peralatan yang di bungkus harus diberi label jelas dengan
mencantumkan : nama, jenis peralatan, tanggal dan jam
disterilkan. jika peralatan baru disterilkan terbuka, maka
harus disterilkan kembali.
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah jenis peralatan yang dapat disterilkan :
1. peralatan yang terbuat darai logam (pinset, gunting,
dll )
2. peralatan yang terbuat dari kaca (tabung kimia, dll)
3. peralatan yang terbuat dari karet (kateter,sarung
tangan, dll )
4. peralatan yang terbuat dari ebonite (kanule rectum,
kanule trachea, dll )
5. peralatan yang terbuat dari email (waskom, dll)
6. peralatan yang terbuat dari porselen (cangkir,
piring, dll)
pelaksanaan :

1. Petugas mensterilisasi dengan cara merebus :


mensterilisasi peralatan dengan merebusnya di
dalam air sampai mendidih (1000c) dan ditunggu
antara 15 sampai 30 menit. misalnya dari logam,
kaca, dan karet. langkah-langkah :
a. yakinkan sterilisator dalam keadaan siap
pakai
b. masukan alat yang sudah dicuci bersih
kedalam stelisator
c. isi air hingga alat terendam

d. tutup stelisator dengan rapat


e. atur waktu selama 30 menit
f. tekan tombol on pada stelisator
g. setelah 30 menit, alat dapat diangkat
h. matikan dengan menekan tombol off dan
lepaskan stop kontak

2. Petugas mensterilisasi dengan cara stoom (uap) :


mensterilisasikan peralatan denga uap panas dengan
autoclave dengan waktu, suhu dengan tekanan
tertentu. misalnya alat tenun, obat-obatan, dll
3. petugas sterilisasi dengan cara stoom (uap) :
mensterilkan peralatan dengan uap panas dengan
autoclave dengan waktu, suhu dan tekanan tertentu.
misalnya alat tenun, obat-obatan, dll
4. petugas sterilisasi dengan cara panas kering :
mensterilkan peralatan dalam oven dengan panas
tinggi. misalnya peralatan logam yang tajam,
peralatan dari kaca dan obat tertentu.
5. petugas sterilisasi dengan cara bahan kimia (alcohol,
sublimat, uap formalin untuk peralatan yang cepat
rusak bila terkena panas : sarung tangan, kateter

7. Diagram Alir
8. Unit terkait unit keperawatan gawat darurat, rawat jalan, rawat inap
PEMANTAUAN BERKALA PELAKSANAAN
PROSEDUR PEMELIHARAAN DAN
STERILISASI INSTRUMEN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Prosedur ini untuk memantau secara berkala pelaksanaan


prosedur pemeliharaanalat serta pelaksanaan prosedur
sterilisasi
2. Tujuan Sebagai acuan memantau secara berkala alat medis mulai
dari pemeliharaan sampai pemantauan setelah proses
sterilisasi
3. Kebijakkan
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas mengeluarkan alat dari almari medis,
menempatkan pada meja untuk dilakukan
pemantauan
2. Petugas memeriksa satu persatu alat, meliputi
fungsi, keadaan fisik, kekuatan baterai
3. Petugas memeriksa etiket tan!!al dilakukan
sterilisasi jika alat tersebut belum digunakan,
apabila sudah 1 minggu dari tanggal dilakukan
sterilisasi maka segera dilakukan sterilisasi ulang
4. Petugas memisahkan alat yang rusak untuk segera
dilakukan perbaikan atau diganti baterai bila perlu
5. Petugas mencatat pada buku pemantauan dan
melaporkan hasil pemantauan
6. Petugas mengembalikan atal-alat pada tempatnya

7. Diagram Alir
8. Unit terkait Paramedis
TENTANG PENANGANAN BANTUAN
PERALATAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Prosedur ini mengatur penerimaan bantuan peralatan.


2. Tujuan sebagai acuan agar barang yang diterima sesuai dengan
spesifikasi dan dapat terinventaris
3. Kebijakkan Barang yang diterima benar benar dalam kondisi baik
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. petugas barang yang datang diverifikas
2. petugas bila sudah sesuai ( spesifikasi barang,
dokumen dokumen barang, berita acara serah
terima barang ) diterima dan dicatat dalam buku
penerimaan barang.
3. petugas barang disimpan, dicatat dalam blangko
stock barang

7. Diagram Alir
8. Unit terkait Pengelola barang
KONTROL PERALATAN, TESTING, DAN
PEARWATAN SECARA BERKALA RUTIN
UNTUK PERALATAN KLINIS YANG
DIGUNAKAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

puskesmas
pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Prosedur ini mengatur kontrol peralatan, testing dan


perawatan secara rutin untuk peralatan klinis yang
digunakan
2. Tujuan sebagai acuan agar semua peralatan klinis dalam kondisi
baik, saat akan digunakan
3. Kebijakkan Semua peralatan klinis yang digunakan untuk pelayanan
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. petugas Kontrol keberadaan semua peralatan klinis
yang akan digunakan, test dan pastikan semua alat
dalam kondisi baik, sebelum pelayanan
2. petugas Laporkan kepada pengurus barang bila
terjadi kerusakan/ ketidak sesuaian alat
3. petugas Lakukan pemeliharaan rutin sesuai
spesifikasi alat

7. Interpretasi Hasil
8. Diagram Alir
9. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
10. Unit terkait Pengelola barang, Koordinator unit
11. Dokumen terkait
8.6.2.3
PENGGANTIAN DAN PERBAIKAN ALAT
YANG RUSAK
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

puskesmas
pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Menginventarisir barang dan menggolongkan kondisi


barang yang layak pakai, rusak ringan, sedang dan berat,
Serta menindaklanjuti penghapusan barang yang rusak
berat dan pengadaan barang baru
2. Tujuan sebagai acuan menjamin ketersediaan peralatan kesehatan
yang layak pakai di unit pelayanan klinis
3. Kebijakkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 17 tahun 2007
tentang Pedoman pengelolaan barang daerah
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. petugas Penanggung jawab ruanfan melakukan
pemantauan alat pada masing-masing ruangan
untuk alat yang rusak
2. petugas Penanggung jawab ruangan berkoordinasi
dengan bendahara baranguntuk melaporkan alat
yang rusak
3. petugas Bendahara barang menginventarisir barang
untuk menggolongkan kondisi barang rusak ringan,
sedang dan berat
4. petugas Bendahara barang melaporkan ke Kepala
Puskesmas
5. petugas untuk barang yang rusak ringan dan sedang
Kepala Puskesmas mengajukan permohonan
perbaikan alat kepada Kepala Dinas Kesehatan
6. petugas untuk alat yang rusak berat, Kepala
Puskesmas mengajukan permohonanpenghapusan
barang kepada Dinas Kesehatan
7. Petugas Kepala Puskesmas mengajukan permintaan
alat baru sesuai kebutuhan

7. Interpretasi Hasil
8. Diagram Alir
9. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
10. Unit terkait Pengelola barang, penanggungjawab ruangan, kepala
puskesmas
11. Dokumen terkait
8.6.2.5

PENILAIAN KUALIFIKASI TENAGA DAN


PENETAPAN KEWENANGAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

puskesmas
pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Suatu penilaian kewenangan terhadap tenaga medis


dengan instrumen kewenangan tenaga medis
2. Tujuan sebagai acuan untuk mengetahui seorang tenaga medis
apakah sudah sesuai kewenangan.
3. Kebijakkan
4. Referensi
5. Prosedur Peralatan dan Bahan
 Instrumen penilaian kewenangan tenaga medis
6. Langkah – langkah 1. Petugas Tim mutu menilai tenaga medis
2. Petugas Penilaian menggunakan instrumen
kewenangan tenaga medis
3. Hasil penilaian didokumentasikan

7. Interpretasi Hasil
8. Diagram Alir
9. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
10. Unit terkait Bp Umum, Ruang Tindakan, Kia, Bp Gigi, Gizi, Kesehatan
Lingkungan, Laboratorium, Farmasi
11. Dokumen terkait
8.7.1.1
KREDENSIAL, TIM KREDENSIAL, BUKTI
SERTIFIKASI DAN LISENSI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

Puskesmas
pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Proses yang dilaksanakan dalam rangka evaluasi terhadap


tenaga medis untuk menentukan apakah yang bersangkutan
layak diberi kewenagan klinis menjalankan tindakan medis
tertentu dalam lingkungan Puskesmas Pakuan Baru
2. Tujuan 1. sebagai acuan tercapainya peningkatan mutu
pelayanan medis di Puskesmas Pakuan Baru
2. Terseleksinya kompetensi tenaga medis yang akan
menjalankan praktek keprofesian di Puskesmas
Pakuan Baru
3. Terseleksinya kompetensi tenaga medis secara
lengkap sesuai dengan :
 Standar profesi
 Standar Etika
 Standar pelayanan medis profesi
3. Kebijakkan SK Kapus
4. Referensi
5. Prosedur 
6. Langkah – langkah 1. Petugas berkas kredensial diserahkan ke tata usaha
2. Petugas Ketua tim kredensial melakukan penkajian
lebih lanjut, apakah yang bersangkutan perlu
dipanggil untuk dilakukan test penilaian sesuai
kebutuhan tenaga kesehatan yang diperlukan di
Puskesmas
3. Petugas Tim kredensial melakukan pengkajian
terhadap berkas pelamar tenaga medis yaitu
pengkajian kompetensi sesuai keahlian yang
dimiliki
4. Petugas melakukan pemanggilan terhadap calon
yang akan dilakukan kredensial
5. Petugas Ketua tim kredensial melakukan test
wawancara
6. Petugas melakukan test wawancara
7. Petugas pelaksanaan raat tim kredensial untuk
membahas persepsi penilaian kredensial
8. Petugas memberikan rekomendasi kelulusan beserta
hasil test penilaian disampaikan kepada kepala
Puskesmas yang meliputi profesionalitas,
kredibilitas dan mentalitas tenaga medis tersebut
sebagai bahan pertimbangan Kepala Puskesmas
untuk penempatannya
9. Petugas Kepala Puskesmas akan menempatkan
tenaga medis tersebut sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan pertimbangan/rekomendasi yang ada
10. Petugas segala urusan administrasi dan perjanjian
kerjasama akan di tangani oleh bagian tata usaha

7. Interpretasi Hasil
8. Diagram Alir
9. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
10. Unit terkait Tata Usaha
11. Dokumen terkait
8.7.1.3
PENINGKATAN KOMPETENSI, PEMETAAN
KOMPETENSI, RENCANA PENINGKATAN
KOMPETENSI, BUKTI PELAKASAAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

Puskesmas
pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian 1. Kompetensi adalah Seperangkat pengetahuan,


keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan
dalammelaksanakan tugas keprofesionalan
2. Peningkatan kompetensi adalah Suatu kegiatan
yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi
yang sudah ada di Puskesmas Tanggul
3. Pemetaan Kompetensi adalah Pengelompokan
tenaga pelayanan klinis sesuaidengan bidang
masing-masing petugas pelayanan klinis
4. Rencana Peningkatan Kompetensi adalah Suatu
rencana yang bertujuan untuk meningkatkan
kompetensi dengan cara mengikuti pelatihan-
pelatihan tambahan
2. Tujuan sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
pelayanan dan manajemen di Puskesmas Pakuan Baru
3. Kebijakkan
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. petugas bagian tata usaha menganalisa kebutuhan
pelatihan tiap-tiap personil untuk meningkatkan
kompetensi dengan menyebarkan Form kebutuhan
pelatihan
2. petugas bagian tata usaha membuat rekapitulasi
kebutuhan pelatihan, Berdasarkan hasil analisa
tersebut
3. Petugas Pihak puskesmas menghadirkan nara
sumber untuk melakukan pelatihan, jika pelatihan
dapat dilakukan secara internal oleh puskesmas
4. Petugas bagian tata usaha memberikan rekomendasi
kepada Kepala Puskesmas untuk mengirimkan
personil yang benar-benar membutuhkan pelatihan
agar peningkatan kompetensi tepat sasaran, jika ada
informasi pelatihan yang diadakan oleh pihak
pemerintah
5. Petugas pelaksanaan pelatihan secara internal hrus
dilengkapi dengan pengumuman adanya pelatihan,
daftar hadir pelatihan
6. Petugas pelaksanaan pelatihan yang dilakukan
secara eksternal (pemerintah atau pun lembaga
lainnya) harus dilengkapi adanya sertifikat, adanya
surat tugas mengikuti pelatihan
7. Petugas sertifikat yang didapat dari pelatihan
eksternal harus di fotocopy oleh personil yang
mengikuti dan diserahkan kebagian tata usaha
8. Petugas Kepala Puskesmas mengevaluasi setipa
personil yang mengikuti pelatihan

7. Interpretasi Hasil
8. Diagram Alir
9. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
10. Unit terkait Seluruh petugas yang terkait di Puskesmas pakuan baru
11. Dokumen terkait
8.7.1.4
PENILAIAN KINERJA PETUGAS PEMBERI
LAYANAN KLINIS, PROSES EVALUASI,
HASIL EVALUASI, BUKTI PELAKSANAAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

Puskesmas
pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Penilaian kinerja adalah suatu upaya untuk melakukan


penilaian hasil kerja atau prestasi petugas Puskesmas
pakuan baru
2. Tujuan Sebagai acuan Kepala Puskesmas pakuan Baru untuk
melakukan evaluasi terhadap kinerja dengan menggunakan
indikator yang jelas sebagai dasar perbaikan
penyelenggaraan pelayanan dan perencanaan pada periode
berikutnya
3. Kebijakkan
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas Penaggung jawab upaya dan pelaksanaan
kegiatan melaporkan hasil capaian kegiatan
2. Petugas Kepala Puskesmas secara periodik
menganalisa hasil capaian kegiatan penanggung
jawab upaya dan pelaksanaan kegiatan
3. Petugas Kepala Puskesmas melakukan penilaian
terhadap hasil capaian kegiatan dan disampaikan
kepada pelaksana kegiatan secara periodik
4. Petugas Penanggung jawab upaya dan pelaksana
kegiatan menerima hasil penilaian kinerja dan
mencatat arahan yang diberikan oleh kepala
Puskesmas
5. Petugas Penanggung jawab upaya dan pelaksana
kegiatan membuat rencana tindak lanjut terhadap
penilaian yang telah diberikan dalam bentuk
kegiatan bulan berikutnya
6. Petugas Kepala Puskesmas memberikan arahan
untuk perbaikan kinerja semua karya dan dalam
upaya peningkatan mutu pelayan

7. Interpretasi Hasil
8. Diagram Alir
9. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
10. Unit terkait Semua unit pelayanan
11. Dokumen terkait

EVALUASI HASIL MENGIKUTI


PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, BUKTI
PELAKSANAAN EVALUASI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

Puskesmas
pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Suatu penilaian terhadap petugas yang telah mengikuti


pendidikan dan pelatihan
2. Tujuan sebagai acuan untuk mengembangkan SDM para pegawai
di Puskesmas pakuan Baru dalam rangka peningkatan mutu
pelayanan
3. Kebijakkan
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas Pegawai mendapat tugas untuk mengikuti
pendidikan dan pelatihan dengan membawa surat
tugas
2. Petugas Setelah mengikuti diklat pegawai
melaporkan hasil pedidikan dan pelatihan secara
tertulis kepada tim peningkatan mutu
3. Petugas Tim peningkatan mutu mendokumnetasi
hasil pedidikan dan pelatihan dan melaporkan
kepadaKepala Puskesmas
4. Petugas Tim peningkatan mutu melakukan evaluasi
hasil pendidikan dan pelatihan

7. Interpretasi Hasil
8. Diagram Alir
9. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
10. Unit terkait Semua penanggungjawab program
11. Dokumen terkait
8.7.3.3
EVALUASI TERHADAP URAIAN TUGAS DAN
PEMBERIAN KEWENANGAN PADA
PETUGAS PEMBERI LAYANAN KLINIS
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

puskesmas
pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian 1. Evaluasi terhadap uraian tugas dan kewenagan


petugas pemberi layanan klinis adalah suatu
penilaian / evaluasi terhadap pelaksanaan uraian
tugas dan kewnangan petugas pemberi layanan
klinis dengan instrumen penilaian yang telah
ditentukan sesuai untuk masing-masing pemberi
layanan klinis
2. Pemberi pelayanan klinis meliputi pelayanan
pendaftaran, pelayanan kesehatan umum, pelayanan
kesehatan gigi, pelayanan kesehatan ibu dan anak,
pelayanan kefarmasian, pelayanan laboratorium,
pelayanan kesehatan lingkungan dan pelayanan gizi
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menilai
pelaksanaan uraian tugas dan kewenagna petugas pemberi
layanan klinis
3. Kebijakkan SK Kapus tentang pembentukan tim Mutu
4. Referensi 1. PMK No. 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
2. UU Repubik Indonesia no. 29 tahun 2004 tentang
praktik kedokteran
5. Prosedur Peralatan :
a. Instrumen penilaian uraian tugas dan kewenagan
b. Alat Tulis Kantor
6. Langkah – langkah 1. Petugas Tim mutu puskesmas mengumpulkan dan
uraian tugas dan kewenagna pada masing-masing
petugas pemberi layanan klinis
2. Petugas Tim mutu puskesmas menetapkan kriteria
evaluasi dalam bentuk instrumen penilaian
3. Petugas Tim mutu puskesmas membuat jadwal
pelaksanaan evaluasi
4. Petugas Tim mutu puskesmas melaksanakan
evaluasi sesuai dengan instrumen penilaian
5. Petugas Tim peningkatan mutu puskesmas
mendokumentasikan hasil evaluasi sebagai bukti
pelaksanaan kegiatan

7. Interpretasi Hasil
8. Diagram Alir
9. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
10. Unit terkait Tim mutu puskesmas
11. Dokumen terkait
PENANGANAN KTD, KTC, KPC, KNC
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Prosedur ini mencakup semua kegiatan yang terkait dengan


identifikasi, dokumentasi dan pelaporan kasus KTD, KTC,
KPC dan KNC
2. Tujuan Sebagai acuan Pelayanan klinis yang bermutu sangat
dipengaruhi oleh kemampuan puskesmas dalam
mengidentifikasi, mendokumentasi, menganalisis dan
melaporkan permasalahan mutu pelayanan klinis seperti
KTD,KTC, KPC, KNC untuk itu perlu dibuat suatu standar
prosedur yang dapat membakukan manajemen resiko klinis
3. Kebijakkan SK Kepala Puskesmas tentang kebijakan mutu dan
keselamatan pasien
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas Pemberi pelayanan klinis yang
mendapatkan KTD atau resiko medis melakukan
pertolongan dan penanganan awal sesuai kondisi
2. Petugas Pemberi pelayanan klinis yang mengetahui
adanya KTD, KTC, KNC, KPC dan resiko klinis
melakukan pengaman berupa isolasi bukti, laporan
dan lingkungan, selanjutnya melaporkan kondisi
tersebut kepada tim peningkatan mutu pelayanan
klinis dan petugas klinis yang berkompeten
3. Petugas Pemberi pelayanan klinis memberi
tindakan medis dan observasi sesuai kondisi
4. Petugas Ketua tim peningkatan mutu pelayanan
klinis melakukan identifikasi dengan
mengumpulkan informasi dan bukti yang
menyangkut input, proses dan output terjadinya
KTD, KTC, KNC, KPC dan resiko klinis
5. Petugas semua hasil identifikasi di dokumentasikan
dalam lembar manajemen KTD, KTC, KNC, KPC
dan resiko medis formulir pelaporan insiden
keselamatan
6. Petugas Kepala puskesmas dan tim peningkatan
mutu pelayanan mengadakan analisis penyebab dan
tindak lanjut penanganan
7. Petugas sosialisasi rencana tindak dan
pelaksanaannya pada rapat rutin puskesmas

7. Diagram Alir
8. Unit terkait Kepala puskesmas, penanggung jawab klinis, tim
peningkatan mutu pelayanan klinis, dokter, perawat, bidan,
analis kesehatan, nutrisionis, sanitarian
TENTANG PENYUSUNAN INDIKATOR
KLINIS DAN INDIKATOR PERILAKU
PEMBERI LAYANAN KLINIS DAN
PENILAIANNYA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian 1. Penyusunan indikator klinis adalah kegiatan yang


dilakukan untuk menyusun kriteria penialian
layanan klinis (target kesembuhan dari pasien
yangbberobat ke puskesmas) guna menunjang mutu
layanan klinis
2. Penyusunan indikator perilaku pemberi layanan
klinis adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menentukan kriteria penilaian perilaku layanan
klinis dalam memberikan asuhan klinis
2. Tujuan Sebagai acuan dalam menyusun indikator klinis dan
indikator perilaku pemberi layanan dan penilaiannya
3. Kebijakkan 1. Sebagai pedoman dalam menyusun indikator klinis
dan indikator perilaku pemberi layanan dan
penilainnya
2. Pelaksanaan kegiatan menyusun indikator klinis
dan indikator pemberi layanan dan penilainnya
harus mengikuti langkah-langkah yang tertuang
dalam SOP
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas Tim mutu puskesmas membuat rencana
pertemuan untuk menyusun indikator klinis dan
indikator perilaku pemberi layanan klinis serta
penilainnya
2. Petugas Tim mutu puskesmas mengundang semua
tenaga klinis untuk membahas penyusunan
indikator klinis dan indikator perilaku pemberi
layanan klinis beserta penilainnya
3. Petugas Ketua tim mutu puskesmas memimpin
pertemuan pembahasan indikator
4. Petugas anggota pertemuan mengidentifikasi
indikator yang di gunakan dalam menilai layanan
klinis dan perilaku pemberi layanan klinis
5. Petugas anggota pertemuan menetapkan indikator
klinis dan indikator perilaku pemberi layanan klinis
6. Petugas anggota pertemuan menentukan cara dalam
menilai indikator yang sudah ditentukan tersebut
7. Petugas anggota pertemuan menentukan target dari
amsing-masing inndikator yang sudah ditentukan
tersebut
8. Petugas anggota pertemuan menentukan waktu
penilaian terhadap indijator yang sudah ditetapkan
tiap 6 bulan
9. Petugas sekretaris tim mutu mendokumentasikn
hasil pembahasan penyusunan indikator klinis dan
indikator perilaku pemberi layanan klinis
10. Petugas semua petugas klinis melakukan layanan
dengan menerapkan indikator klinis dan indikator
perilaku pemberi layanan klinis

7. Diagram Alir
8. Unit terkait Tim mutu, semua petugas layanan klinis
MEMILIH PELAYANAN PRIORITAS YANG
DIPERBAIKI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian memilih proses dan proses pelayanan yang prioritas untuk


diperbaiki adalah merupakan suatu upaya untuk
meningkatkan pelayanan di puskesmas dengan memilih
prioritas fungsi dan proses pelayanan yang akan diperbaiki
berdasarkan kriteria jenis penyakit, kelompok sasaran atau
pertimbangan lain.
2. Tujuan Sebagai acuan untuk memperbaiki fungsi dan proses
pelayanan demi peningkatan pelayanan di puskesmas
3. Kebijakkan SK Kepala Puskesmas No. /PKM.PB/2016 tentang
standar pelayanan publik puskesmas
4. Referensi
5. Prosedur Alat dan bahan :
1. ATK
6. Langkah – langkah 1. Petugas ketua tim akreditas membuat perencanaan /
agenda rapat memilih fungsi dan proses pelayanan
yang prioritas untuk diperbaiki.
2. Petugas sekretaris akreditas mengundang anggota
tim akreditas untuk rapat dengan menulis undangan
rapat berikut agenda yang akan dibahas di papan
pengumuman karyawan puskesmas
3. Petugas ketua tim akreditas memimpin rapat dan
diskusi
4. Petugas ketua tim akreditas menerima usulan atau
saran dari anggota tim akreditas
5. petugas ketua tim akreditasi menentukan hasil
keputusan rapat penetapan prioritas fungsi dan
proses pelayanan yang perlu diperbaiki berdasarkan
kesepakatan bersama
6. petugas sekretaris tim akreditasi mencatat hasil
keputusan rapat di buku notulen rapat akreditasi
7. petugas ketua tim akreditasi melaporkan hasil
keputusan rapat kepada kepala puskesmas dan
tindak lanjut

7. unit terkait loket pendaftaran, poliklinik, apotik, laboratorium


8. dokumen terkait notulen rapat

LAYANAN KLINIS YANG MENUNJUKKAN


ADANYA ACUAN REFERENSI YANG JELAS

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

Puskesmas
pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Posedur ini mencakup Semua prosedur klinis yang dibuat


dipuskesmas
2. Tujuan sebagai acuan untuk menjamin mutu pelayanan klinis perlu
dilakukan pembakuan stadart dan prosedur layanan
klinis berdasarkan acuan yang jelas dan
dapatdipertanggung jawabkan dengan tetap
mempertimbangkan kemampuan puskesmas
3. Kebijakkan SPO Pelayanan klinis meliputi:
1. Pelayanan pendaftaran
2. Pelayanan Kesehatan Umum
3. Pelayanan Kesehatan Gigi
4.Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
5. Pelayanan Kefarmasian
6. Pelayanan Laboratorium
7. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
8. Pelayanan Giz
4. Referensi UU RI No.36 th 2009 ps. 5 tentang pelayanan, monitoring,
dan evaluasi pelayanan kesehatan di puskesmas
5. Prosedur
6. Langkah – langkah 1. Petugas Setiap unit pelayanan mengajukan bahan
refferensi yang akandipergunakan dalam penyusunan
SPO
2.Petugas Kepala puskesmas dan tim mutu pelayanan
klinis membahas criteriarefferensi yang dapat
dipergunakan sebagai acuan
3. Petugas selanjutnya memilih bahan refferensi yang telah
diajukan
4.Petugas Tim mutu pelayanan klinis menyusun SPO
berdasarkan acuan yang telahdipilih

7. Interpretasi Hasil
8. Diagram Alir
9. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
10. Unit terkait Kepala Puskesmas, Tim mutu pelayanan klinis, dokter,
perawat, bidan, analis, sanitarian, nutrisionis
11. Dokumen terkait
TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN
LAYANAN MEDIS DAN DOKUMENTASI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
TTD

Puskesmas
Pakuan baru dr. Elvi Roza, M.Kes
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian prosedur ini meliputi segala upaya yang dipakai sebagai


dasar untuk menyusun pelayanan klinis
2. Tujuan Sebagai acuan pelayanan klinis yang diselenggarakan
berdasarkan prosedur standar diharapkan dapat
meningkatkan mutu pelyanan kesehatan
3. Kebijakkan SPO Pelayanan klinis meliputi :
1. pelayanan pendaftaran
2. pelayanan kesehatan umum
3. pelayanan kesehatan gigi
4. pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA)
5. pelayanan kefarmasian
6. pelayanan laboratorium
7. pelayanan kesehatan lingkungan
8. pelayanan gizi
4. Referensi - SK No. 39 tahun 2009 ps. 5 tentang pelayanan,
monitoring,dan evaluasi pelayanan kesehatan di
puskesmas
- permenkes 75 tahun 2014 tentang puskesmas
5. Prosedur
6. Langkah – langkah Petugas kepala puskesmas dan tim peningkatan mutu
pelayanan klinis mengadakan pertemuan membahas :
1. prioritas prosedur layanan klinis yang harus
disussun dengan mempertimbangkan : visi misi
puskesmas, tingkat kegawatan penyakit, kondisi 10
besar penyakit yang ditemui di puskesmas,
kemampuan puskesmas
2. petugas data literatur yang diperlukan dalam
penyusunan
3. petugas tim mutu pelayanan klinis membuat SPO
layanan klinis
4. petugas pertimbangan masing-masing unit dalam
penyusunan SPO
5. petugas pelayanan SPO

7. Diagram Alir
8. Unit terkait Ka puskesmas, tim mutu pelayanan klinis
HEMOGLOBIN SAHLI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

UPTD
Puskesmas dr. Elvi Roza, M.Kes
Pakuan baru NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Hemoglobin adalah zat yang dikandung oleh sel darah


merah yang membuat warna pada darah yang berfungsi
mengikat O2 dan CO2
2. Tujuan Sebagai acuan untuk pemeriksaan hb
3. Kebijakkan SK
4. Referensi Buku penuntun laboratorium klinik R.Ganda Subrata 1989
5. Prosedur Persiapan alat
1. Satu set tabung Sahli standar tabung serta pipet
Persiapan Reagensia
1. HCl 0,1 N
2. Kapas alcohol
3. Kapas Kering
4. Aquadest
Persiapan Pasien
1. Petugas mengatur posisi duduk yang nyaman untuk
pasien
Persiapan Petugas
1. Petugas menggunakan APD dan mengetahui prosedur
kerja yang akan dilakukan.
6. Langkah – langkah 1. Petugas mengisi tabung haemometer dengan HCl 0,1
N sampai batas angka 2
2. Petugas membersihkan ujung jari tangan pasien
dengan kapas alcohol lalu biarkan kering
3. Petugas menusuk jari yang sudah dibersihkan dan
menghapus darah pertama yang keluar.
4. Petugas menghisap darah kapiler dengan
menggunakan pipet hemoglobin sampai garis tanda 20
ul
5. Petugas menghapus darah yang melekat pada sebelah
luar ujung pipet
6. Petugas segera memasukkan darah dalam pipet
dengan hati hati ke dalam larutan HCl yang sudah ada
dalam tabung, bagian luar dibilas dengan aquadest,
jangan ada gelembung udara
7. Petugas mencampur isi tabung supaya darah dan asam
bersenyawa, warna campuran menjadi coklat tua
8. Petugas menambah air aquadest setetes demi setetes,
tiap kali diaduk dengan batang pengaduk yang
tersedia, persamaaan warna campuran dan batang
standar harus dicapai dalam waktu 3-5 menit setelah
saat darah dan HCl tercampur
9. Petugas membaca kadar hemoglobin dengan satuan gr
%
10. Petugas melaporkan hasil kepada petugas administrasi
11. Petugas administrasi mencatat ke buku register
laboratorium dan blangko hasil laboratorium
12. Petugas administrasi menyerahkan hasil kepada
pasien
7. Diagram Alir
8. Unit terkait
PEMERIKSAAN JUMLAH LEKOSIT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

UPTD
Puskesmas dr. Elvi Roza, M.Kes
Pakuan baru NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Pmeriksaan jumlah lekosit adalah cara menghitung jumlah


lekosit dengan volume tertentu dengan mengenakan faktor
konversi jumlah lekosit per ul darah
2. Tujuan Sebagai acuan untuk pemeriksaan leukosit
3. Kebijakkan SK
4. Referensi Buku penuntun laboratorium klinik R.Ganda Subrata 1989
5. Prosedur Persiapan alat
1. Mikroskop
2. Kapas alcohol
3. Auto klik
4. Torniquet
5. Hemocytometer
6. Pipet tetes
7. Lancet
8. Kapas kering
Persiapan regensia
1. Alkohol 70 %
2. Larutan Turk
Persiapan pasien
1. Petugas mengatur posisi duduk yang nyaman untuk
pasien
Persiapan petugas
1.Petugas menggunakan APD dan mengetahui prosedur
kerja yang akan dilakukan.
6. Langkah – langkah Mengisi Pipet Lekosit
1. Petugas menusuk ujung jari pasien yang telah kering
setelah olesi dengan kapas alkohol, darah yang pertama
keluar dihapus dengan kapas kering
2. Petugas memipet Darah kapiler dengan pipet lekosit
sampai batas garis tanda 0,5
3. Petugas menghapus Kelebihan darah yang melekat pada
ujung pipet dengan kapas kering.
4. Petugas memasukkan pipet lekosit ke dalam botol yang
berisi larutan pengencer turk, pipet dipegang dengan
sudut 45 derajat dan larutan pengencer dihisap perlahan
lahan sampai garis tanda 11 (jangan sampai terjadi
gelembung udara)
5. Petugas mengangka tpipet dari larutan pengencer, ujung
pipet ditutup dengan jari dan dikocok selama 15 – 20
detik

Mengisi Kamar Hitung


1. Petugas meletakkan Kamar hitung yang bersih dan
kering dengan kaca penutupnya secara mendatar diatas
meja
2. Pertugas mengocok Pipet pengencer yang sudah di isi
tadi dan cairan yang ada di ujung pipet dibuang 3 – 4
tetes
3. Petugas meletakkan Ujung pipet dengan sudut 30
derajat pada permukaan kamar hitung dengan
menyinggung kaca penutup
4. Petugas membiarkan kamar hitung selama 2-3 menit
agar lekosit dapat mengendap

Menghitung Jumlah Lekosit


1. Petugas meletakkanKamar hitung di mikroskop pada
posisi mendatar
2. Petugas menurukan Kondensor dan diafragma ditutup,
Lensa obyektif yang digunakan yaitu dengan
pembesaran10x
3. Petugas memfokuskan lensa pada garis garis bilik
hitung, dengan sendirinya lekosit akan terlihat sebagai
bintikl biru kecil seperti titik.
4. Petugas menghitung Semua lekosit yang terdapat pada
ke empat bidang besar lekosit, yang atas (L1) terus
mendatar ke kamar (L2) lalu turun ke bawah lagi terus
mendatar ke kanan (L3) dan sudut kiri (L4)
Perhitungan
Jumlah sel yang dihitung X 50 = jumlah lekosit per ul
darah
5. Petugas melaporkan hasil kepada petugas
administrasi
6. Petugas administrasi mencatat ke buku register
laboratorium dan blangko hasil laboratorium
7. Petugas administrasi menyerahkan hasil kepada
pasien

7. Diagram Alir
8. Unit terkait
PEMERIKSAAN JUMLAH TROMBOSIT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

UPTD
Puskesmas dr. Elvi Roza, M.Kes
Pakuan baru NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Pemeriksaan jumlah trombosit adalah cara menghitung


jumlah trombosit dengan volume tertentu dengan
mengenakan faktor konversi jumlah trombosit per ul darah
2. Tujuan Sebagai acuan tuk pemeriksaan trombosit
3. Kebijakkan SK
4. Referensi Buku penuntun laboratorium klinik R.Ganda Subrata 1989
5. Prosedur Persiapan alat
1. Mikroskop
2. Kapas alcohol
3. Auto klik
4. Torniquet
5. Hemocytometer
6. Pipet tetes
7. Lancet
8. Kapas kering
Persiapan regensia
1. Alkohol 70 %
2. Larutan Turk
Persiapan pasien
1. Petugas mengatur posisi duduk yang nyaman untuk
pasien
Persiapan petugas
1.Petugas menggunakan APD dan mengetahui prosedur
kerja yang akan dilakukan.
6. Langkah – langkah Mengisi Pipet Lekosit
1. Petugas menusuk ujung jari pasien yang telah
kering setelah olesi dengan kapas alkohol, darah
yang pertama keluar dihapus dengan kapas kering
2. Petugas memipet Darah kapiler dengan pipet
lekosit sampai batas garis tanda 0,5
3. Petugas menghapus Kelebihan darah yang melekat
pada ujung pipet dengan kapas kering.
4. Petugas memasukkan pipet eritrosit ke dalam botol
yang berisi larutan pengencer reesecker, pipet
dipegang dengan sudut 45 derajat dan larutan
pengencer dihisap perlahan lahan sampai garis
tanda 101 (jangan sampai terjadi gelembung udara),
segera kocok selama 3 menit

Mengisi Kamar Hitung


1. Petugas meletakkan Kamar hitung yang bersih dan
kering dengan kaca penutupnya secara mendatar
diatas meja
2. Pertugas mengocok Pipet pengencer yang sudah di
isi tadi dan cairan yang ada di ujung pipet dibuang
3 – 4 tetes
3. Petugas meletakkan Ujung pipet dengan sudut 30
derajat pada permukaan kamar hitung dengan
menyinggung kaca penutup
4. Petugas membiarkan kamar hitung selama 10 menit
agar lekosit dapat mengendap

Menghitung Jumlah Trombosit


1. Petugas meletakkan Kamar hitung di mikroskop
pada posisi mendatar
2. Petugas menurukan Kondensor dan diafragma
ditutup, Lensa obyektif yang digunakan yaitu
dengan pembesaran10x dan diteruskan pembesaran
40X
3. Petugas memfokuskan lensa pada garis garis bilik
hitung, dengan sendirinya trombosit akan terlihat
sebagai bintikl biru kecil seperti titik.
4. Petugas menghitung jumlah seluruh trombosit
dalam seluruh bidang besar ditengah-tengah (1
mm2) memakai lensa objektif besar
Perhitungan
Jumlah sel yang dihitung X 2000 = jumlah trombosit per
ul darah
5. Petugas melaporkan hasil kepada petugas
administrasi
6. Petugas administrasi mencatat ke buku register
laboratorium dan blangko hasil laboratorium
7. Petugas administrasi menyerahkan hasil kepada
pasien
7. Diagram Alir
8. Unit terkait
PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH LED /
BBS
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

UPTD
Puskesmas dr. Elvi Roza, M.Kes
Pakuan baru NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Pemeriksaan laju Endap Darah adalah Darah yang sudah


tercampur antikoagulan, bila dibiarkan beberapa saat
lamanya, maka eritrosit akan mengendap (terpisah dari
plasmanya). Kecepatan mengendapnya eritrosit eritrosit ini
dikenal sebagai LED yang diperhitungkan lapisan
plasmanya

2. Tujuan Sebagai acuan untuk pemeriksaa LED


3. Kebijakkan SK
4. Referensi Buku penuntun laboratorium klinik R.Ganda Subrata 1989
5. Prosedur Persiapan Alat
1. Spuit injeksi
2. Kapas alcohol
3. Botol penampung darah
4. Tabung westergen dan raknya
5. Timer
6. Pipet volume 1 ml
Persiapan Bahan
1. Darah Vena
Reagensia
1. Natrium citrate 3,8 %
2. Alkohol 70 %
Persiapan Pasien
1. Petugas mengatur posisi duduk yang nyaman untuk
pasien
Persiapan Petugas
1. Petugas menggunakan APD dan mengetahui
prosedur kerja yang akan dilakukan
6. Langkah – langkah 1. Petugas memipet 0,4 ml Natrium Citrat 3,8 % dengan
pipet volum 1 ml, kemudian masukkan ke dalam botol
penampung
2. Petugas meLakukan punksi vena dengan spuit injeksi
dan hisaplah 0,6 ml darah, kemudian masukkan dalam
botol penampung tadi yang sudah berisi Natrium
citrate, sehingga mendapatkan 2 ml campuran.
Dicampur dengan baik
3. Petugas memipet dengan menggunakan pipet westergen
sampai garis tanda 0 mm. Kemudian letakkan pipet
tersebut dalam sikap tegak lurus pada rak westergen,
baca setelah 60 menit
4. Petugas membaca tinggi lapisan plasma dengan
millimeter daqn dilaporkan angka itu sebagai laju endap
darah
5. Petugas melaporkan hasil kepada petugas administrasi
6. Petugas administrasi mencatat ke buku register
laboratorium dan blangko hasil laboratorium
7. Petugas administrasi menyerahkan hasil kepada pasien

7. Diagram alir

8. Unit terkait
PEMERIKSAAN WARNA DAN KEJERNIHAN
URINE
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

UPTD
Puskesmas dr. Elvi Roza, M.Kes
Pakuan baru NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Pemeriksaan warna dan kejernihan urin adalah


pemeriksaan yang memperhatikan warna dan kejernihan
urine yang kadang-kadang didapat kelainan yang berarti
untuk klinik
2. Tujuan Sebagai acuan Untuk mengetahui warna dan kejernihan
urine pasien
3. Kebijakkan SK
4. Referensi Buku penuntun laboratorium klinik R.Ganda Subrata 1989
5. Prosedur Persiapan Alat
1. Tabung reaksi dan rak tabung
2. Corong
3. Beacker glass
Persiapan Bahan
1. Urine segar
Persiapan Pasien
1. Petugas Menjelaskan kepada pasien cara pengambilan
sampel urine
Persiapan petugas
1. Petugas menggunakan APD dan mengetahui
prosedur kerja yang akan dilakukan
6. Langkah – langkah 1. Petugas mengisi tabung reaksi dengan urine ¾ penuh,
warna dan kejernihan urine dalam sikap serong dengan
cahaya tembus
2. Petugas menyatakan warna urine dengan perkataan
seperti : tidak berwarna, kuning muda, kuning, kuning
tua, kuning bercampur merah, merah bercampur
kuning, merah, coklat kuningbercampur hijau, putih
serupa susu dsb
3. Petugas menyatakan kejernihan urine dengan
perkataan : jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh
4. Petugas melaporkan hasil kepada petugas administrasi
5. Petugas administrasi mencatat ke buku register
laboratorium dan blangko hasil laboratorium
6. Petugas administrasi menyerahkan hasil kepada pasien
7. Diagram Alir
8. Unit terkait

PEMERIKSAAN PROTEIN URINE


DENGAN ASAM SULFOSALICYL 20%
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

UPTD
Puskesmas dr. Elvi Roza, M.Kes
Pakuan baru NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Pemeriksaan protein urine adalah untuk menyatakan


adanya protein dalam urine berdasarkan pada timbulnya
kekeruhan yang mana dengan pemberian suatu asam akan
lebih m,endekatkan ke titik isoelektrik dari protein mudah
menggumpal, pemanasan selanjutnya untuk mengadakan
denaturasi sehingga terjadilah presipitasi yang dinilai
secara semi kuantitatif

2. Tujuan Sebagai acuan pedoman untuk mengetahui ada tidak nya


protein dalam urine pasien
3. Kebijakkan SK
Referensi Buku penuntun laboratorium klinik R.Ganda Subrata 1989

4.
5. Prosedur Persiapan alat
1. Rak dan tabung reaksi
2. Penjepit tabung reaksi
3. Lampu bunsen
4. Pipet tetes
Persiapan bahan
1. Urine segar
Reagensia
1. Asam Sulfosalysil 20%
2. Alkohol 70%
Persiapan pasien
1. Menjelaskan kepada pasien cara pengambilan sampel
urin
Persiapan Petugas
1. Petugas menggunakan APD danmengetahui
prosedur kerja yang akan dilakukan
6. Langkah – langkah 1. Petugas menyediakan 2 tabung reaksi diisi dengan
masing-masing 2 ml urin
2. Petugas menambahkan 8 tetes asam sulfosalysil 20% ke
tabung 1, kocok
3.Petugas membandingkan isi tabung dan nilai hasilnya
secara semikwantitatif
4. jika tabung 1 lebih keruh dari tabung 2, petugas
memanasi an tabung 1 di atas lampu bunsen sampai
mendidih, dinginkan pada air yang mengalir.
5. jika kekeruhan tetap ada pada waktu pemanasan dan
tetap ada juga setelah dingin kembali, test terhadap protein
adalah positif.
6. Petugas melaporkan hasil kepada petugas administrasi
7.Petugas administrasi mencatat ke buku register
laboratorium dan blangko hasil laboratorium
8.Petugas administrasi menyerahkan hasil kepada pasien
7. Interpretasi Hasil 1. ( - ) tidak ada kekeruhan sedikitpun
2. ( + ) ada kekeruhan ringan tanpa butir butir protein kira
kira 0,5 %
3. ++ ( +2 ) kekeruhan mudah dilihat dan tampak butir
butir kadarnya 0,05 – 0,2 %
4. +++ ( +3 ) urine keruh dan kekeruhan berkeping keping
kadarnya 0,2 – 0,5 %
5. ++++ ( +4 ) urine sangat keruh dan kekeruhannya
berkeping keping besar / menggumpal kadarnya 0,5 %
8. Diagram alir

9. Unit terkait
PEMERIKSAAN REDUKSI URINE
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

UPTD
Puskesmas dr. Elvi Roza, M.Kes
Pakuan barui NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Pemeriksaan reduksi urine adalah pemeriksaan terhadap


adanya glukosa dalam urine dimana glukosuria dapat
dibuktikan juga dengan cara spesifik yang menggunakan
enzim glukosa oxidase untuk merintis serentetan reaksi dan
berakhir dengan perubahan warna dalam reagen yang
digunakan
2. Tujuan Sebagai acuan untuk mengetahui ada tidaknya glukosa
dalam urine pasien
3. Kebijakkan SK
4. Referensi Buku penuntun laboratorium klinik R.Ganda Subrata 1989
5. Prosedur Persiapan alat
1. Rak dan tabung reaksi
2. Penjepit tabung reaksi
3. Lampu bunsen
4. Pipet tetes
Persiapan bahan
1. Urine segar
Persiapan Reagensia
1. Larutan benedict
Persiapan pasien
1. Petugas Menjelaskan kepada pasien cara pengambilan
sampel urin
Persiapan petugas
1. Petugas menggunakan APD dan mengetahui
prosedur kerja yang akan dilakukan
6. Langkah – langkah 1. Petugas mengIsi tabung reaksi dengan 5ml reagen
benedic
2. Petugas meneetesi tabung tersebut dengan 8 tetes urine
3. Petugas memanaskan tabung yang sudah dicampur
urine dan reagen diatas lampu spirtus sampai mendidih
4. petugas mengocokk, dinginkan dan tunggu kurang lebih
1 menit lalu dibaca
5. Petugas melaporkan hasil kepada petugas administrasi
6. Petugas administrasi mencatat ke buku register
laboratorium dan blangko hasil laboratorium
7. Petugas administrasi menyerahkan hasil kepada pasien
7. Diagram alir
8. Unit terkait
PEMERIKSAAN BILIRUBIN URINE
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

UPTD
Puskesmas dr. Elvi Roza, M.Kes
Pakuan baru NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Pemeriksaan bilirubin urine adalahAdanya bilirubin dalam


urine akan di oksidasi oleh reagen fouchet menjadi
beliverdin yang berwarna hijau, dimana sebelumnya
bilirubin di presipitasikan oleh Ba Cl2

2. Tujuan Sebagai acuan untuk mengetahui ada tidaknya bilirubin


dalam urine
3. Kebijakkan SK
4. Referensi Buku penuntun laboratorium klinik R.Ganda Subrata 1989
5. Prosedur Persiapan alat
1. Tabung reaksi
2. Gelas ukur
3. Corong
4. Rak tabung
5. Kertas saring
6. Reagen Fouchet
Persiapan bahan
1. Urine segar
Persiapan Reagensia
1. Reagen Fouchet
2. BaCl2 10%
Persiapan pasien
1. Petugas Menjelaskan kepada pasien cara pengambilan
sampel urin
Persiapan petugas
1. Petugas menggunakan APD dan mengetahui
prosedur kerja yang akan dilakukan
6. Langkah – langkah 1. Petugas meMasukkan 5 ml urine kedalam tabung
reaksi, dan menambahkan 5 ml Ba Cl 2 10 % campur
dan saringlah
2. Petugas mengangkat Kertas saring yang berisi presipitat
dari corong, dibuka lipatannya dan diletakkan mendatar
di atas corong, biarkan kering
3. Petugas meneteskan 2-3 tetes reagen Fouchet
keataspresipitat diatas kertas saring
4. Adanya warna hijau yang menandakan adanya bilirubin
(positif)
5. Petugas melaporkan hasil kepada petugas administrasi
6. Petugas administrasi mencatat ke buku register
laboratorium dan blangko hasil laboratorium
7. Petugas administrasi menyerahkan hasil kepada pasien
7. Diagram alir
8. Unit terkait
PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

UPTD
Puskesmas dr. Elvi Roza, M.Kes
Pakuan baru NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Pemeriksaan sedimen urine adalah pemeriksaan


mikroskopis urine diana menyebutkan hasil pemeriksaan
secara semikuantitatif dengan menyebut jumlah unsur
sedimen yangbermakna per lapangan penglihatan
2. Tujuan Sebagai acuan untuk mengetahui unsur unsur yang terdapat
dalam urine pasien
3. Kebijakkan SK
4. Referensi Buku penuntun laboratorium klinik R.Ganda Subrata 1989
5. Prosedur Persiapan alat
1. Tabung alat centrifuge
2. Object glss / deck glass
3. Pipet tetes
4. Mikroskop
Persiapan Bahan
1. Urine segar
Persiapan pasien
1. Petugas Menjelaskan kepada pasien cara pengabilan
sampel urin
Persiapan petugas
1. Petugas menggunakan APD dan mengetahui
prosedur kerja yang akan dilakukan
6. Langkah – langkah 1. Petugas menghomogen urine yang akan diperiksa
2. Petugas meMasukkan urine kedalam tabung
centrifuge sampai 7-8 ml
3. Petugas mensentrifus selama 5 menit pada 1500 –
2000 rpm
4. Petugas memBuang filtrate (supernatant) diatasnya
sampai tersisa volume cairan kira kira ½ ml
5. Petugas mengaAduk untuk meresuspensikan
sedimen
6. Petugas meTeteskan 1 tetes sedimen diatas objek
glass dan tutup dengan deck glass
7. Periksa dibawah mikroskop lensa 10 X 10 dan
10x40
8. Petugas melaporkan hasil kepada petugas
administrasi
9. Petugas administrasi mencatat ke buku register
laboratorium dan blangko hasil laboratorium
10. Petugas administrasi menyerahkan hasil kepada
pasien

7. Interpretasi hasil  Jumlah lekosit dan eritrosit dilaporkan rata-rata per


LPB ( Lapangan Pandang Besar)
 Jumlah silinder dilaporkan rata-rata per LPK
(Lapangan Pandang Kecil)
 Unsur lain seperti sel epithel atau kristal-kristal
cukup dilaporkan dengan tanda +1 (ada) ; +2
(banyak) ; +3 (banyak sekali)
NILAI NORMAL
 Lekosit : 0 – 5 sel / lpb
 Eritrosit : 0 – 1 sel / lpb
 Epitel : ( + ) ada / positif
 Silinder : ( - ) negatif
Kristal kristal lain : ( - ) negaif
8. Diagram alir
9. Unit terkait
PEMERIKSAAN DARAH RUTIN
(SYSMEX XP – 100)
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

UPTD
Puskesmas dr. Elvi Roza, M.Kes
Pakuan baru NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Pemeriksaan darah rutin meliputi :


(WBC, RBC, HGB,HCT,MCV, MCH, MCHC, PLT, LYM
%, MXD%, NEUT%, LYM#, MXD#, NEUT#, RDW-SD,
RDW-CV, PDW, MPV, P-LCR, PCT)
2. Tujuan Sebagai acuan untuk mengetahui ada tidaknya kelainan sel-
sel darah
3. Kebijakkan SK
4. Referensi  Buku INSTRUKTIONS FOR USE BY SYSMEX
XP 100
 BUKU PT SYSMEX INDONESIA 2013 XP-
SERIES
5. Prosedur Persiapan alat
Reagensia
1. Tabung K3EDTA
2. Larutan Cellpack
3. Larutan Stromatolyser
4. Larutan Cellclean
Cara menjalankan Quality Control (EightCheck Series)
1. Petugas memastikan alat dalam keadaan ready
2. Petugas menekan tombol QC pada layar
3. Petugas memilih dan menekan kolom file QC yang
dikehendaki, layar analisis kemudian akan muncul
4. Petugas mengeluarkan darah kontrol (Eightcheck
series) dari kulkas dan mendiamkan selama 15
menit dalam suhu ruangan
5. Petugas menghomogenisasikan darah kontrol yang
akan diperiksa dengan baik, dengan cara
membolakbalikan botol kontrol selama kurang lebih
15X
6. Petugas melmbuka tutup botol kontrol dan
meletakkan dibawah aspiration probe
7. Petugas memastikan ujung probe menyentuh dasar
botol agar tidak menghisap udara
8. Petugas menekan Strat Switch untuk memulai
proses
9. Petugas menarik bontol kontrol setelah terdengar
bunyi beep 2X dan running
10. Petugas menekan OK untuk menyimpan hasil pada
chart atau pilih NG apabila tidak ingin menyimpan
hasil
Persiapan pasien
1. Petugas mengatur posisi duduk yang nyaman pada
pasien
2. Petugas melakukan fungsi vena atau pengambilan
darah kapiler pada pasien sesuai kebutuhan
Persiapan petugas
38. Petugas menggunakan APD dan mengetahui
prosedur kerja yang akan dilakukan
6. Langkah – langkah Pengerjaan sampel
1. Petugas memastikan alat dalam status ready. Mode
default adalah whole blood
2. Petugas menekan tombol “sample nomor” pada
layar untuk memasukkan identitas sampel dengan
cara berikut :
3. Input identitas sampel secara manual berupa nama
kemudian tekan tombol “ENTER”
4. Petugas mendaftarkan identitas operator, dengan
menekan tombol “operator” pada layar, kemudian
mendaftarkan identitas operator dengan cara berikut
:
5. Input identitas operator secara manual berupa nama
kemudian tekan tombol “ENTER”
6. Petugas memilih operator ID dengan menekan di
sebelah tombol “OPERATOR” pada layar,
kemudian tekan operator ID yang sesuai
7. Petugas menghomogenisasikan darah yang akan
diperiksa dengan baik
8. Petugas membuka tutup vacum dan diletakkan
dibawah aspiration probe dan memastika ujung
probe menyentuh dasar botol sampel darah agar
tidak menghisap udara
9. Petugas menekan start witch untuk memulai proses
10. Petugas menurunkan tabung sampel darah dari
probe setelah terdengar bunyi beep dua kali,
Running muncul di layar, dan rinse cup turun
11. Petugas memperhatikan hasil analisis yang muncul
secara otomatik tercetaj pada kertas printer
12. Petugas melaporkan hasil kepada petugas
administrasi
13. Petugas administrasi mencatat ke buku register
laboratorium dan blangko hasil laboratorium
14. Petugas administrasi menyerahkan hasil kepada
pasien

7. Diagram alir

8. Unit terkait
PEMERIKSAAN MALARIA (DDR)
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

UPTD
Puskesmas dr. Elvi Roza, M.Kes
Pakuan baru NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Pemeriksaan malaria adalah suatu pemeriksaan terhadap


darah penderita yang diduga malaria, baik secara
pemeriksaan mikroskopis maupun pemeriksaan cepat
dengan Rapid Test Diagnostik (RDT)
2. Tujuan Sebagai acuan untuk mengetahui ada tidak nya parasit
plasmodium dalam darah pasien
3. Kebijakkan SK
4. Referensi Pedoman Teknis Pemeriksaan Parasit Malaria
KEMENKES RI 2011
5. Prosedur Persiapan alat
1. Objek gelas
2. Autoclick
3. Blood lancet
4. Kapas
5. Rak pewarna
6. Botol semprot
7. Pipet tetes
8. Pensil/spidol
Reagensia
1. Larutan Giemsa stock
2. Alkohol 70%
3. Methanol
4. Larutan Buffer Phosfat pH 7,2
5. Immersi oil
Persiapan pasien
1. Pertugas mengAtur posisi yang menyenangkan
(duduk) pasien, tangan yang akan ditusuk
diletakkan diatas meja
Persiapan petugas
1. Petugas menggunakan APD dan mengetahui
prosedur kerja yang akan dilakukan
6. Langkah – langkah Pengenceran Giemsa stock
1. Petugas mengencerkan 0,3 ml giemsa stock
dicampur dengan 1 ml buffer pH 7,2
Pembuatan sediaan
1. Petugas memBeri kode pada objek gelas
Petugas membersihkan ujung jari yang akan ditusuk
dengan kapas alkohol 70%
2. Dipetugas menusuk jari dengan lancet, tetesan
darah pertama dihapus dengan kapas kering, tetesan
darah kedua diteteskan pada bagian tengah kaca
sediaan untuk sediaan darah tipis
3. Petugas meneteskan lagi pada ¼ bagian kaca
sediaan untuk sediaan darah tebal
4. Petugas mengeringkan pada suhu kamar pada posisi
datar
5. Petugas memfixasi Sediaan darah tipis dengan
methanol
Pewarnaan sediaan
1. Petugas meletakkan sediaan darah diatas rak
pewarna dan tetesi dengan larutan giemsa yang
sudah diencerkan biarkan selama 30 – 45 menit
2. Petugas menCuci sediaan dengan labu semprot
secara perlahan-lahan sampai zat warna hilang
3. Petugas mengeringkan sediaan pada suhu kamar
Pemeriksaan sediaan
1. Petugas memeriksa sediaan dibawah mikroskop
dengan lensa 10 x 100 rendam minyak
2. Petugas melaporkan hasil kepada petugas
administrasi
3. Petugas administrasi mencatat ke buku register
laboratorium dan blangko hasil laboratorium
4. Petugas administrasi menyerahkan hasil kepada
pasien

7. Diagram Alir
8. Unit terkait
PEMERIKSAAN PLANOTEST (TEST
KEHAMILAN)
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

UPTD
Puskesmas dr. Elvi Roza, M.Kes
Pakuan baru NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Pemeriksaan planotest adalahTerjadi reaksi antara HCG


didalam urine dengan anti-HCG didalam strip test,
terbentuk dua garis menandakan reksi positif
2. Tujuan Sebagai acuan Untuk mengetahui ada tidaknya hormon
HCG pada urine pasien
3. Kebijakkan SK
4. Referensi Buku penuntun laboratorium klinik R.Ganda Subrata 1989
5. Prosedur Persiapan alat
1. Botol penampung urine
Reagensia
1. Strip pemeriksaan
Persiapan pasien
1. Petugas menjelaskan kepada pasien cara
pengambilan sampel urin
Persiapan petugas
1. Petugas menggunakan APD dan mengetahui
prosedur kerja yang akan dilakukan
6. Langkah – langkah Pemeriksaan sampel
1. Strip test dicelupkan kedalam urine dengan anti-
HCG sampai tanda batas
2. Dibiarkan meresap, dilihat garis yang terbentuk
3. Hasil dibaca setelah lima menit
4. Catat hasil pemeriksaan pada buku register
laboratorium
5. Lampirkan hasil pada buku pasien
Pasien dipersilahkan kembali kepada poli yang dituju.
8. Diagram Alir
9. Unit terkait
PEMERIKSAAN SPUTUM BTA (BAKTERI
TAHAN ASAM)
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

UPTD
Puskesmas dr. Elvi Roza, M.Kes
Pakuan baru NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Pemeriksaan Sputum BTA adalah Diagnosa tuberculosis


secara laboratorium dengan pemeriksaan mikroskopik
dahak
2. Tujuan Sebagai acuan Untuk menegakkan diagnosis
tuberculosis
3. Kebijakkan SK
4. Referensi Modul Refresing Integritas Kerja Petugas Program dan
Laboratorium TB Puskesmas dalam mempertahankan
kualitas pemeriksaan dahak secara mikroskopis di
provinsi Jambi tahun 2010
5. Prosedur Persiapan alat
1. Pot dahak
2. Kaca sediaan / objeck glass
3. Ose
4. Lampu spirtus
5. Rak sediaan
6. Pinset
7. Stop watch
8. Tisuue
Reagensia
1. Larutan Carbon fuchsin 0,3 %
2. Larutan Methylen blue 0,3 %
3. HCl 3 % dalam etanol
4. Xylol
Persiapan pasien
1. Petugas Menjelaskan kepada pasien cara pengambilan
sampel dahak
- S (sewaktu pertama)
dahak dikumpulkan pada saat datang kunjungan pertama
di laboratorium
- P (Pagi)
dahak dikumpulkan pagi segera setelah bangun tidur
pada hari ke-2 dan dibawa langsung ke laboratorium
mulai jam kerja
- S (Sewaktu kedua)
Dahak dikumpulkan di laboratorium pada hari kedua
saat menyerahkan dahak pagi
 Petugas menginstruksikan pada pasien untuk
mengeluarkan dahak di luar ruangan
laboratorium di ruang terbuka dengan sinar
matahari langsung

Persiapan petugas
1. Petugas menggunakan APD dan mengetahui
prosedur kerja yang akan dilakukan
6. Langkah – langkah Pembuantan hapusan
1. Petugas menulis pada bagian frosted kode pasien
sesuai TB-05 XX/YY/ZZZ.A (sesuai tata cara
penomoran sediaan)
2. Petugas mengambil sampel dahak dengan lidi
pada bagian yang purulen
3. Petugas menyebarkan secara spiral kecil-kecil
dahak pada permukaan kaca sediaan dengan
ukuran 2x3 cm
4. Petugas mengeringkan sediaan pada suhu kamar
5. Petugas memasukkan lidi bekas kedalam wadah
berisi desinfektan
6. Petugas memfixasi sediaan dengan cara sediaan
kaca dijepit dan difixasi 2-3 kalimmelewati api
bunsen
7. Petugas memastikan apusan menghadap keatas
Pewarnaan sediaan
1. Petugas mengatur sediaan di atas rak jangan
terlalu rapat, buat jarak
2. Petugas menuangkan karbol fuchsin 0,3%
hingga menutupi seluruh permukaan sediaan
3. Petugas memanaskan sediaan dengan api sampai
keluar uap(jangan sampai mendidih), dan
didinginkan selama minimal 5 menit
4. Petugas membuang CF perlahan-lahan satu per
satu
5. Petugas membilas dengan air mengalir mulai
dari frosted
6. Petugas menuangkan asam alkohol 3% sampai
tidak tampak warna merah, bilas dengan air
mengalir
7. Petugas menuangkan Methylen Blue 0,3%
hingga menutupi seluruh sediaan dan biarkan 10-
20 detik
8. Petugas membuang Methylen Blue satu per satu
sediaan
9. Petugas membilas dengan air mengalir dan
mengeringkan sediaan pada rak pengering
Pembacaan sediaan
1. Petugas menggunakan lensa objektif 10X untuk
menentukan fokus
2. Petugas meneteskan 1 tetes minyak imersi dan
memutar lensa objektif 100x
3. Karakteristik BTA adalah berbentuk Bacil dan
berwarna merah
7. Diagram Alir
8. Unit terkait
PEMERIKSAAN
GOLONGAN DARAH
10.

SOP

11. No. Dokumen

No. Revisi

Tanggal Terbit :
Halaman :
Kepala Puskesmas : 20 Juli 2016
Pakuan Baru

dr. Elvi Roza, M.Kes


NIP:
197504172006042009
:1

1. Pengertian Pemeriksaan golongan darah adalah pemeriksaan yang


menetukan jenis aglutinogen yang ada dalam sel darah
dengan reaksi serologi antigen antibodi
2. Tujuan Sebagai acuan Untuk mengetahui golongan darah pada
pasien
3. Kebijakkan SK
4. Referensi Buku penuntun laboratorium klinik R.Ganda Subrata 1989
5. Prosedur Persiapan alat
1. Kartu golongan darah
2. Autoklik
3. Kapas
4. Objek gelas
Reagensia
1. Alkohol 70%
2. Anti A
3. Anti B
4. Anti AB
5. Anti D IgM
Persiapan pasien
1. Petugas mengatur posisi yang menyenangkan
(duduk), tangan yang akan ditusuk diletakkan diatas
meja
Persiapan petugas
1. Petugas menggunakan APD dan mengetahui
prosedur kerja yang akan dilakukan
6. Langkah – langkah Pemeriksaan sampel
1. Petugas mencatat identitas pasien pada kartu
golongan darah
2. Petugas meneteskan masing-masing reagensia
golongan darah pada tiap-tiap lingkaran
3. Petugas mendesinfeksi Jari yang akan ditusuk
menggunkan kapas alkohol 70%, setelah kering
tusuk dengan autoklik
4. Petugas menghapus tetesan darah pertama dengan
kapas kering
5. Petugas meneteskan darah berikutnya dengan cara
menempelkan pada 4 ujung objek gelas
6. Petugas mencampur darah pada masing-masing
antisera golongan darah hingga homogen, goyang
dengan gerakan melingkar
7. Petugas mengeringkan kartu golongan darah pada
suhu kamar
8. Petugas melaporkan hasil kepada petugas
administrasi
9. Petugas administrasi mencatat ke buku register
laboratorium
10. Petugas administrasi menyerahkan kartu golongan
darah kepada pasien
7. Diagram Alir

8. Unit terkait
PEMERIKSAAN GULA DARAH
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

Kepala Puskesmas
Pakuan Baru
Pemerintah
Daerah Kota
dr. Elvi Roza, M.Kes
Jambi
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Pemeriksaan gula darh adalah pemeriksaan yang dilakukan


untuk mengetahui kadar gula darah seseorang. Prinsip yang
digunakan pada metode ini adalahSampel akan menarik
garis sampai keujung pada strip, glukosadalam sampel akan
bereaksidengan glukosa dehydroginase dan
heksammineruthenium cloride yang terdapat di strip test.
Heksammineruthenium cloride, merupakan bagian dari
konsentrasi glikosa dalam sampel darah
2. Tujuan Sebagai acuan Untuk mengetahui kadar gula darah pada
pasien
3. Kebijakkan SK
4. Referensi
5. Prosedur Persiapan alat
1. Alat pemeriksan gula darah (Gluco DR)
2. Autoklik
3. Blood lancet
4. Strip test
Reagensia
1. Alkohol 70%
2. Kapas
Persiapan pasien
1. Petugas mengatur posisi yang menyenangkan
(duduk), tangan yang akan ditusuk diletakkan diatas
meja
Persiapan petugas
1. Petugas menggunakan APD dan mengetahui
prosedur kerja yang akan dilakukan
6. Langkah – langkah Pemeriksaan sampel
1. Petugas memasang strip test gula darah pada alat
Gluco DR, pastikan kode yang tampil pada layar
sesuai dengan kode pada tube
2. Petugas membersihkan ujung jari yang akan ditusuk
dengan kapas alkohol 70%
3. Petugas menusuk jari dengan lancet, tetesan darah
pertama dihapus dengan kapas kering, tetesan darah
berikutnya disentuhkan keujung strip hingga darah
terhisap penuh pada strip pengukur
4. Petugas menempelkan kapas kering pada ujung jari
yang telah ditusuk
5. Petugas membaca hasil yang tertera pada layar alat
dengan satuan mg/dl
6. Petugas melaporkan hasil kepada petugas
administrasi
7. Petugas administrasi mencatat ke buku register
laboratorium dan blangko hasil laboratorium
8. Petugas administrasi menyerahkan hasil kepada
pasien
7. Interpretasi Hasil Nilai Normal
8. Diagram Alir
9. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
10. Unit terkait
11. Dokumen terkait
PEMERIKSAAN ASAM URAT DARAH
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

Kepala Puskesmas
Pakuan Baru
Pemerintah
Daerah Kota
dr. Elvi Roza, M.Kes
Jambi
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Pemeriksaan asam urat darah adalah pemeriksaan yang


dilakukan untuk mengetahui kadar asam urat darah
seseorang. Prinsip yang digunakan pada metode ini adalah
Ukuran berdasarkan pada perubahan yang terjadi antara
asam urat didalam sampel darah dengan asam urat oksidase
pada elektroda yang terdapat didalam strip. Ketika sampel
darah yang dimasukkan ke dalam alat mencapai area target
secara otomatis akan tertarik kedalam zona reaksi. Hasil
reaksi antara asam urat enzim dan elektroda akan diukur
dan ditampilkan pada display alat setelah 16 detik
2. Tujuan Sebagai acuan Untuk mengetahui kadar asam urat darah
pada pasien
3. Kebijakkan SK
4. Referensi
5. Prosedur Persiapan alat
1. Alat pemeriksan asam urat darah (Nesco
multicheck)
2. Autoklik
3. Blood lancet
4. Strip test
Reagensia
1. Alkohol 70%
2. Kapas
Persiapan pasien
1. Petugas mengatur posisi yang menyenangkan
(duduk), tangan yang akan ditusuk diletakkan diatas
meja
Persiapan petugas
1. Petugas menggunakan APD dan mengetahui
prosedur kerja yang akan dilakukan
6. Langkah – langkah Pemeriksaan sampel
1. Petugas memasang strip test asam urat darah pada
alat Nesco Multicheck, pastikan kode yang tampil
pada layar sesuai dengan kode pada tube
2. Petugas membersihkan ujung jari yang akan ditusuk
dengan kapas alkohol 70%
3. Petugas menusuk jari dengan lancet, tetesan darah
pertama dihapus dengan kapas kering, tetesan darah
berikutnya disentuhkan keujung strip hingga darah
terhisap penuh pada strip pengukur
4. Petugas menempelkan kapas kering pada ujung jari
yang telah ditusuk
5. Petugas membaca hasil yang tertera pada layar alat
dengan satuan mg/dl
6. Petugas melaporkan hasil kepada petugas
administrasi
7. Petugas administrasi mencatat ke buku register
laboratorium dan blangko hasil laboratorium
8. Petugas administrasi menyerahkan hasil kepada
pasien
7. Interpretasi Hasil Nilai Normal
8. Diagram Alir
9. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
10. Unit terkait Petugas laboratorium
11. Dokumen terkait
PEMERIKSAAN CHOLESTEROL TOTAL
DARAH
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
Kepala Puskesmas
Pakuan Baru
Pemerintah
Daerah Kota
dr. Elvi Roza, M.Kes
Jambi
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian
2. Tujuan Sebagai acuan Untuk mengetahui kadar Cholesterol total
darah pada pasien
3. Kebijakkan SK
4. Referensi
5. Prosedur Persiapan alat
1. Alat pemeriksan asam urat darah (Nesco
multicheck)
2. Autoklik
3. Blood lancet
4. Strip test
Reagensia
1. Alkohol 70%
2. Kapas
Persiapan pasien
1. Petugas mengatur posisi yang menyenangkan
(duduk), tangan yang akan ditusuk diletakkan diatas
meja
Persiapan petugas
1. Petugas menggunakan APD dan mengetahui
prosedur kerja yang akan dilakukan
6. Langkah – langkah Pemeriksaan sampel
1. Petugas memasang strip test cholstero darah pada
alat Nesco Multicheck, pastikan kode yang tampil
pada layar sesuai dengan kode pada tube
2. Petugas membersihkan ujung jari yang akan ditusuk
dengan kapas alkohol 70%
3. Petugas menusuk jari dengan lancet, tetesan darah
pertama dihapus dengan kapas kering, tetesan darah
berikutnya disentuhkan keujung strip hingga darah
terhisap penuh pada strip pengukur
4. Petugas menempelkan kapas kering pada ujung jari
yang telah ditusuk
5. Petugas membaca hasil yang tertera pada layar alat
dengan satuan mg/dl
6. Petugas melaporkan hasil kepada petugas
administrasi
7. Petugas administrasi mencatat ke buku register
laboratorium dan blangko hasil laboratorium
8. Petugas administrasi menyerahkan hasil kepada
pasien
7. Interpretasi Hasil Nilai Normal
8. Diagram Alir
9. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
10. Unit terkait Petugas laboratorium
11. Dokumen terkait
UJI MUTU GIEMSA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

Kepala Puskesmas
Pakuan Baru
Pemerintah
Daerah Kota
dr. Elvi Roza, M.Kes
Jambi
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Uji mutu giemsa adalah suatu uji pengendalian mutu


giemsa stok yang digunakan untuk melakukan pewarnaan
2. Tujuan Sebagai acuan Untuk mengetahui apakah giemsa stok yang
digunakan masih dapat dipakai pada pewarnaan atau tidak
3. Kebijakkan SK
4. Referensi Pedoman Teknis Pemeriksaan Parasit Malaria
KEMENKES RI 2011
5. Prosedur Persiapan alat
1. Pipet tetes
2. Kertas saring whatman no. 02
3. cawan petri
Reagensia
1. Giemsa Stock
2. Methanol
6. Langkah – langkah 1. Petugas Melakukan pewarnaan pada 1-2 SD ,
kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Kalau
hasilnya sesuai dengan kriteria standar pewarnaan
yang baik, berarti giemsa pengencerannya masih
bagus dan dapat digunakan. Pengujian seperti ini
perlu di lakukan setiap kali akan melakukan
pewarnaan masal.
2. Petugas Melakukan test menggunakan kertas
whatman no. 2 dan metanol (metil alkohol) :
- Letakkan kertas saring diatas oetri disk supaya
bagian tengah kertas tidak menyentuh sesuatu.
- Teteskan 1 – 2 tetes giemsa stock pada kertas saring
tunggu sampai meresap dan menyebar.
3. Petugas meneteskan 3 – 4 tetes metanol absolut di
tengah bulatan giemsa perlahan dengan jarak waktu
beberapa detiksampai garis tengah giemsa menjadi
5 – 7 cm, maka akan terbentuk :
 Lingkaran biru (methilen blue) di tengah.
 Lingkaran cincin ungu (methilen azur)
diluarnya, serta
 Lingkaran tipis warna merah(eosin) pada
bagian tepi.
7. Interpretasi Hasil
8. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait
10. Dokumen terkait
PEMERIKSAAN SYPHILIS (RPR)

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
Kepala Puskesmas
Pakuan Baru
Pemerintah
Daerah Kota
dr. Elvi Roza, M.Kes
Jambi
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Pemeriksaan Syphilis merupakan pemeriksaan salah satu


IMS (infeksi menular seksual) yang menimbulkan kondisi
cukup parah misalnya infeksi otak (neurosifilis), kecacatan
tubuh (guma). Metode yang digunakan adalah flokulasi.
2. Tujuan Sebagai acuan Untuk mengetahui apakah seseorang
terinfeksi syphilis atau tidak
3. Kebijakkan SK
4. Referensi Buku Uraian Materi Penatalaksanaan Infeksi Menular
Seksual
5. Prosedur Persiapan alat
1. Rotator digital
2. Sentrifuge
3. Mikropipet 5 – 50 ul
4. Tip kuning
5. Kit RPR
6. Sarung tangan
7. Spuit 3 cc
8. Karet pembendung
Reagensia
1. RPR Shield @500 test, yang dilengkapi dengan
control (-) dan Control (+)
2. NaCl 0,9%
3. Hipoclorit 0,05%
Bahan pemeriksaan
1. Serum
Persiapan pasien
1. Petugas mengatur posisi yang menyenangkan
(duduk), tangan yang akan dilakukan fungsi vena
diletakkan diatas meja
Persiapan petugas
1. Petugas menggunakan APD dan mengetahui
prosedur kerja yang akan dilakukan
6. Langkah – langkah Pemeriksaan sampel
1. Petugas meletakkan reagensia pada suhu kamar 30
menit sebelum di gunakan
2. Petugas menyiapkan test card, beri kode
3. Petugas mengIsi antigen ke dalam botol penetesnya
dengan menghisapnya langsung dari botol antigen,
lalu pasang tutup/ jarum dispensernya
4. Petugas mengambil 1 tetes sampel dengan
menggunakan pipet dalam kit
5. Petugas melebarkan sampel sampai memenuhi
lingkaran
6. Petugas mengocok antigen, teteskan 2 tetes
menggunakan jarum dispenser
7. Petugas meletakkan diatas rotator, putar selama 8
menit dengan kecepatan 100 rpm
8. Petugas melakukan kontrol (-) dan (+) setiap kali
pemeriksaan dan perlakuan kontrol sama dengan
sampel.
9. Petugas melaporkan hasil kepada petugas
administrasi
10. Petugas administrasi mencatat ke buku register
laboratorium dan blangko hasil laboratorium
11. Petugas administrasi menyerahkan hasil kepada
pasien
7. Interpretasi Hasil (-) Negatif : tidak terjadi flokulasi pada sampel
(+) Positif : terjadi flokulasi pada sampel
Bila (+) positif lanjutkan pengenceran RPR pada
pemeriksaan TPHA
8. Diagram Alir
9. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
10. Unit terkait Petugas laboratorium
11. Dokumen terkait
PEMERIKSAAN ANTI HIV (RAPID TEST)
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

Kepala Puskesmas
Pakuan Baru
Pemerintah
Daerah Kota
dr. Elvi Roza, M.Kes
Jambi
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Pemeriksaan Anti HIV rapid test adalah suatu pemeriksaan


secara langsung terhadap adanya antibody HIV pada serum
pasien
2. Tujuan Sebagai acuan Untuk mengetahui adanya antibody HIV
pada serum pasien
3. Kebijakkan SK
4. Referensi Kit insert SD HIV-1/2 3.0 (Multi)
5. Prosedur Persiapan alat
1. Reagen SD BIOLINE HIV-1/2 (100 test/kit)
2. Assay diluent (2x8.5ml/vial)
3. Autoklik
4. Blood lancet
5. Spuit injeksi 3 cc
6.
3. Alkohol 70%
4. Kapas
Persiapan pasien
1. Petugas mengatur posisi yang menyenangkan
(duduk), tangan yang akan ditusuk diletakkan diatas
meja
Persiapan petugas
1. Petugas menggunakan APD dan mengetahui
prosedur kerja yang akan dilakukan
6. Langkah – langkah Pengerjaan sampel
1. Petugas mengeluarkan rapid test dari alumunium
foil, letakkan di tempat datar dan kering
2. Apabial petugas Menggunakan darah kapiler
Petugas memasukkan 20 ul darah kapiler kedalam
lubang sampel
3. Apabila petugas Menggunakan serum atau plasma
petugas memasukkan 10 ul sampel serum atau
plasma ke dalam lubang sampel
4. petugas meneteskan 4 tetes (120 ul) diluen tegak
lurus ke lubang sampel
5. Setelah test bekerja, petugas melihat garis ungu di
tengah jendela rapid test
6. Petugas membaca hasil setelah 10 – 20 menit, baca
setelah 10 menit tetapi jangan lebih dari 20 menit
7. Petugas melaporkan hasil kepada petugas
administrasi
8. Petugas administrasi mencatat ke buku register
laboratorium dan blangko hasil laboratorium
9. Petugas administrasi menyerahkan hasil kepada
pasien
7. Interpretasi Hasil  Negatif : terdapat 1 garis pada garis control
(C) pada jendela rapid
 Positif HIV-1 : terdapat 1 garis pada garis
control (C) dan 1 garis pada test 1 (1)
 Positif HIV-2 : terdapat 1 garis pada garis
control (C) dan 1 garis pada test 2 (2)
 Positif HIV-1 dan atau HIV-2 : terdapat 1
garis pada garis control (C) dan 1 garis pada
Test 1 (1)dan test 2 (2)
 Invalid : tidak ada garis merah muda atau
ungu pada garis control (C)

8. Diagram Alir
9. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
10. Unit terkait Petugas laboratorium
11. Dokumen terkait
PEMERIKSAAN ANTI SYPHILIS (RAPID
TEST)
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1
Kepala Puskesmas
Pakuan Baru
Pemerintah
Daerah Kota
dr. Elvi Roza, M.Kes
Jambi
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Pemeriksaan Anti Syphilis rapid test adalah suatu


pemeriksaan secara langsung terhadap adanya antibodi
Syphilis pada serum pasien
2. Tujuan Sebagai acuan Untuk mengetahui adanya antibody syphilis
pada serum pasien
3. Kebijakkan SK
4. Referensi Kit insert SD Syphlis
5. Prosedur Persiapan alat
1. Reagen SD BIOLINE syphilis (100 test/kit)
2. Assay diluent (2x8.5ml/vial)
3. Autoklik
4. Blood lancet
5. Spuit injeksi 3 cc
6.
5. Alkohol 70%
6. Kapas
Persiapan pasien
2. Petugas mengatur posisi yang menyenangkan
(duduk), tangan yang akan ditusuk diletakkan diatas
meja
Persiapan petugas
2. Petugas menggunakan APD dan mengetahui
prosedur kerja yang akan dilakukan
6. Langkah – langkah Pengerjaan sampel
7. Petugas mengeluarkan rapid test dari alumunium
foil, letakkan di tempat datar dan kering
8. Apabial petugas Menggunakan darah kapiler
Petugas memasukkan 20 ul darah kapiler kedalam
lubang sampel
9. Apabila petugas Menggunakan serum atau plasma
petugas memasukkan 10 ul sampel serum atau
plasma ke dalam lubang sampel
10. petugas meneteskan 4 tetes (120 ul) diluen tegak
lurus ke lubang sampel
11. Setelah test bekerja, petugas melihat garis ungu di
tengah jendela rapid test
12. Petugas membaca hasil setelah 5 – 20 menit, baca
setelah 5 menit tetapi jangan lebih dari 20 menit
13. Petugas melaporkan hasil kepada petugas
administrasi
14. Petugas administrasi mencatat ke buku register
laboratorium dan blangko hasil laboratorium
15. Petugas administrasi menyerahkan hasil kepada
pasien
7. Interpretasi Hasil  Negatif : terdapat 1 garis pada garis control
(C) pada jendela rapid
 Positif : terdapat 2 garis warna (T) dan (C)
 Invalid : tidak ada garis merah muda atau
ungu pada garis control (C)

8. Diagram Alir
9. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
10. Unit terkait Petugas laboratorium
11. Dokumen terkait
PEMERIKSAAN SEKRET VAGINA (IMS)
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

Kepala Puskesmas
Pakuan Baru
Pemerintah
Daerah Kota
dr. Elvi Roza, M.Kes
Jambi
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Sekret vagina atau eksudat dapat langsung diperiksa untuk


mengetahuai ada tidaknya yeast, trichomonas vaginalis,
atau clue cells. Dengan menggunakan sediaan basah saline.
Sedangkan preparat KOH digunakan untuk melarutkan
mukus dan jaringan dari bahan pemeriksaan untuk
mempermudah pemeriksaan yesat atau elemen dari
jamur/candida sebagai tambahan, bau amine dapat
diobservasi untuk pasien dengan bakterial vaginosis dan T.
Vaginalis ketika sediaan ditetesi dengan KOH 10%. pH
vagina lebih dari 4,5 juga mengindikasikan adanya
bakterial vaginosisdan T. Vaginalis

2. Tujuan Sebagai acuan Untuk mengetahui ada tidaknya yeast


(jamur), trichomonas vaginalis, atau clue cells.

3. Kebijakkan SK
4. Referensi Buku Uraian Materi Penatalaksanaan Infeksi Menular
Seksual
5. Prosedur Persiapan alat
1. Objek gelas
2. Deck glass
3. Pipet tetes
4. Mikroskop
Reagensia
1. NaCl 0,9%
Bahan pemeriksaan
1. Sekret vagina yang diambil dengan kapas sengkelit
dimana pengambilan sekret dilakukan oleh tenaga
medis yang sudah terlatih.
Persiapan petugas
1. Petugas menggunakan APD dan mengetahui
prosedur kerja yang akan dilakukan
6. Langkah – langkah Pemeriksaan sampel
1. Sampel yang sudah diambil oleh petugas terlatih di
oleskan pada objek gelas yang bersih di dua tempat
terpisah pada 1 kaca objek gelas.
2. Petugas meneteskan NaCl 0,9% secukupnya pada 1
olesan dan KOH 10% pada olesan lainnya.
3. Petugas menutup dengan deck glass
4. Petugas memeriksa dengan mikroskop
5. Petugas melaporkan hasil kepada petugas
administrasi
6. Petugas administrasi mencatat ke buku register
laboratorium dan blangko hasil laboratorium
7. Petugas administrasi menyerahkan hasil kepada
pasien

7. Interpretasi Hasil 1. Trichomonas hanya dapat terlihat pada sediaan


basah saline (hancur dengan KOH). Berbentuk
amoboid(umumnya oval), lebih besar dari lekosit
PMN dan dalam sediaan segar dapat di kenali dari
gerakannya yang menghentak-hendak. Diagnosa
ditegakkan dengan ditemukannya Tichomonas
walaupun hanya 1.
2. Beberapa Clue Cells dan sedikit atau tidak adanya
PMN adalah indikasi baktero vaginosis. Clue Cells
adalah sel epitel vagina yang ditutupi oleh berbagai
bakteri vagina sehingga memberikan gambaran
granular dengan batas sel yang kabur karena
melekatnya bakteri batang atau kokus yang kecil.
Clue cells hanya terlihat pada sediaan basah saline.
3. Jamur mungkin tertutupi oleh epitel pada preparat
saline oleh karena itu penambahan KOH 10%
sangat membantu dalam menemukan pseudohyphae
dan jamur pada preparat basah.
8. Diagram Alir
9. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
10. Unit terkait petugas
11. Dokumen terkait
PEMERIKSAAN BAKTERI DIPLOCOCCUS
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
Halaman :1

Kepala Puskesmas
Pakuan Baru
Pemerintah
Daerah Kota
dr. Elvi Roza, M.Kes
Jambi
NIP:
197504172006042009

1. Pengertian Diplococcus adalah bakteri coccus gram negatif yang dapat


menyebabkan penyakit GO atau biasa disebut kencing
nanah.
2. Tujuan Sebagai acuan Untuk mengetahui ada tidaknya bakteri
diplococcus.
3. Kebijakkan SK
4. Referensi Buku Uraian Materi Penatalaksanaan Infeksi Menular
Seksual
5. Prosedur Persiapan alat
1. Objek gelas
2. Pipet tetes
3. Mikroskop
4. Rak pewarna
Reagensia
1. Larutan metilen blue 1%
2. Minyak immersi
Bahan pemeriksaan
1. Sekret vagina atau uretra yang diambil dengan
kapas sengkelit dimana pengambilan sekret
dilakukan oleh tenaga medis yang sudah terlatih.
Persiapan petugas
1. Petugas menggunakan APD dan mengetahui
prosedur kerja yang akan dilakukan
6. Langkah – langkah Pemeriksaan sampel
1. Petugas mengolesi sekret pada objek gelas dengan
gerakan memutar.
2. Petugas memBiarkan kering di udara kemudian
fiksasi di atas nyala api
3. Petugas memuulas dengan methilen blue selama 3
menit
4. Petugas menCuci dengan air, keringkan dan periksa
dengan mikroskop pembesaran objektif 100x
5. Petugas melaporkan hasil kepada petugas
administrasi
6. Petugas administrasi mencatat ke buku register
laboratorium dan blangko hasil laboratorium
7. Petugas administrasi menyerahkan hasil kepada
pasien
7. Interpretasi Hasil Bakteri diplococcus adalah coccus yang berbentuk seperti
biji kopi (berdua-dua) dilaporkan sebagai diplococcus
intrasel uretra/serviks
8. Diagram Alir
9. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
10. Unit terkait Petugas laboratorium
11. Dokumen terkait

PEMERIKSAAN MALARIA (DDR)


No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit : 20 Juli 2016
SOP Halaman :1
KLINIK PRATAMA
DENKESYAH dr. Neneng Tresna
02.04.02

1. Pengertian Pemeriksaan malaria adalah suatu pemeriksaan terhadap


darah penderita yang diduga malaria, baik secara
pemeriksaan mikroskopis maupun pemeriksaan cepat
dengan Rapid Test Diagnostik (RDT)
2. Tujuan Sebagai acuan untuk mengetahui ada tidak nya parasit
plasmodium dalam darah pasien
3. Kebijakkan SK
4. Referensi Pedoman Teknis Pemeriksaan Parasit Malaria
KEMENKES RI 2011
5. Prosedur Persiapan alat
9. Objek gelas
10. Autoclick
11. Blood lancet
12. Kapas
13. Rak pewarna
14. Botol semprot
15. Pipet tetes
16. Pensil/spidol
Reagensia
6. Larutan Giemsa stock
7. Alkohol 70%
8. Methanol
9. Larutan Buffer Phosfat pH 7,2
10. Immersi oil
Persiapan pasien
2. Pertugas mengAtur posisi yang menyenangkan
(duduk) pasien, tangan yang akan ditusuk
diletakkan diatas meja
Persiapan petugas
2. Petugas menggunakan APD dan mengetahui
prosedur kerja yang akan dilakukan
6. Langkah – langkah Pengenceran Giemsa stock
2. Petugas mengencerkan 0,3 ml giemsa stock
dicampur dengan 1 ml buffer pH 7,2
Pembuatan sediaan
6. Petugas memBeri kode pada objek gelas
Petugas membersihkan ujung jari yang akan ditusuk
dengan kapas alkohol 70%
7. Dipetugas menusuk jari dengan lancet, tetesan
darah pertama dihapus dengan kapas kering, tetesan
darah kedua diteteskan pada bagian tengah kaca
sediaan untuk sediaan darah tipis
8. Petugas meneteskan lagi pada ¼ bagian kaca
sediaan untuk sediaan darah tebal
9. Petugas mengeringkan pada suhu kamar pada posisi
datar
10. Petugas memfixasi Sediaan darah tipis dengan
methanol
Pewarnaan sediaan
4. Petugas meletakkan sediaan darah diatas rak
pewarna dan tetesi dengan larutan giemsa yang
sudah diencerkan biarkan selama 30 – 45 menit
5. Petugas menCuci sediaan dengan labu semprot
secara perlahan-lahan sampai zat warna hilang
6. Petugas mengeringkan sediaan pada suhu kamar
Pemeriksaan sediaan
5. Petugas memeriksa sediaan dibawah mikroskop
dengan lensa 10 x 100 rendam minyak
6. Petugas melaporkan hasil kepada petugas
administrasi
7. Petugas administrasi mencatat ke buku register
laboratorium dan blangko hasil laboratorium
8. Petugas administrasi menyerahkan hasil kepada
pasien

7. Diagram Alir
8. Unit terkait

Anda mungkin juga menyukai