Anda di halaman 1dari 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 6, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

HUBUNGAN PAPARAN PANAS DENGAN TEKANAN DARAH PADA


PEKERJA PABRIK BAJA LEMBARAN PANAS

Dinda Tri Lestari, Mursid Raharjo, Nikie Astorina Yunita


Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email : Dindatrilestari96@gmail.com

Abstract
Heat stress exposure is often found in the industrial environment that exposed
workers at risk for increasing blood pressure. This study investigated the
associations of heat stress exposure with blood pressure on steel industry
workers. This research is an observational study with cross sectional design. The
study population was 27 workers in production area and 13 workers in control
room selected by probability sampling method. The data were analyzed by using
Rank Spearman Correlation with 95% confidence level. Workers in production
area had significantly higher levels of systolic blood pressure (SBP)
(137.52±14.98 mmHg) and diastolic blood pressure (DBP) (86.41±9.64 mmHg)
than workers in control room (SBP : 119.15±10.92 mmHg, DBP : 77.62±5.17
mmHg). The results of this study show that heat stress were positively correlated
with systolic (p=0,000) and diastolic (p=0,001). In conclusion, exposure to heat
was a major risk factor for hypertension. Exposure to heat can elevate blood
pressure. Therefore, workshops with high temperature must do their best to lower
environment temperature in order to control blood pressure.
Keywords: heat stress, blood pressure, steel industry

PENDAHULUAN Industri baja adalah satu jenis


Lingkungan kerja adalah kondisi industri yang memiliki lingkungan
dari segala sesuatu yang ada di kerja bertekanan
sekitar tempat bekerja yang mampu
memberikan pengaruh bagi panas tinggi.4 Heat stress yang
seseorang dalam melakukan tinggi ditemukan di industri baja
pekerjaan.1 Lingkungan kerja terutama di area penggulungan
meliputi lingkungan fisik dan non panas, pengecoran dan tungku.
fisik.2 Salah satu faktor fisik yang Penelitian sebelumnya dilakukan
dapat menyebabkan gangguan pada industri baja di India
kesehatan bagi tenaga kerja adalah menunjukkan tekanan panas
tekanan panas. Kondisi panas pada mencapai 28oC hingga 34oC.5
lingkungan kerja disebabkan oleh Keberadaan kawasan industri baja di
suhu tinggi, mesin atau alat yang kota Cilegon yang merupakan
menghasilkan panas, serta berasal produsen baja terpadu dan terbesar
dari sumber alami berupa sinar di Indonesia membuat kota ini
matahari yang memantulkan cahaya disebut sebagai Kota Baja.6
pada atap ruangan dapat Dalam jangka panjang, paparan
menimbulkan radiasi di dalam panas di lingkungan kerja dapat
ruangan kerja.3 menimbulkan gangguan kesehatan
seperti kelainan kulit, heat cramps,
heat exhaustion, heat syncope, heat

79
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 6, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

stroke dan hiperpireksia.7 Paparan (70,66%) dibandingkan pekerja yang


panas yang berlebihan di lingkungan tidak terpapar heat stress
kerja juga dikaitkan dengan (29,34%).11
dislipidemia, penyakit kardiovaskular Melihat permasalahan tersebut,
dan pencernaan, bahkan dapat maka peneliti ingin melakukan
menyebabkan kematian. Tekanan penelitian melalui pengukuran suhu
darah merupakan salah satu respon lingkungan kerja dan estimasi panas
fisiologis tubuh apabila terpapar heat metabolik tubuh pekerja untuk
stress. Tubuh akan merespon mengetahui hubungan antara
lingkungan yang panas dengan paparan panas dengan tekanan
vasodilatasi pembuluh darah kulit, darah pekerja Pabrik Baja Lembaran
sehingga banyak darah yang Panas.
mengalir menuju kulit untuk
mengeluarkan panas. Selain itu METODE PENELITIAN
kondisi tersebut menyebabkan Penelitian ini adalah penelitian
vasokontraksi pembuluh darah observasional dengan menggunakan
dalam sehingga curah jantung dan desain studi cross sectional yang
kebutuhan oksigen meningkat serta dilakukan pada industri baja X di
terjadi peningkatan tekanan darah.8 kota Cilegon. Populasi dalam
Hipertensi menjadi urutan penelitian ini yaitu semua pekerja di
pertama penyakit tidak menular di unit down coiler di Pabrik Lembaran
kota Cilegon pada tahun 2012 Baja Panas. Penentuan sampel
sampai 2014. Selain itu, hipertensi subjek menggunakan metode
menjadi urutan ketiga dalam 10 probability sampling, sehingga
penyakit terbanyak pada pasien jumlah sampel sebesar 40 pekerja
rawat jalan di puskesmas di kota yang berjenis kelamin laki-laki.
Cilegon tahun 2014. Kemudian pada Tekanan panas diukur dengan
tahun 2016, hipertensi naik menjadi menggunakan Thermal Environment
urutan kedua dalam kasus 10 Monitor Questempo36, sedangkan
penyakit terbanyak di kota Cilegon.6 pengukuran tekanan darah pekerja
Penelitian tentang hubungan menggunakan alat automatic blood
paparan panas terhadap tekanan pressure monitor Omron HEM-1872
darah pada pekerja di industri baja yang dilakukan setelah bekerja
yang dilakukan Wang et al 2014 dan selama 3 jam. Data dianalisis
Golbabaei et al 2016 menunjukkan menggunakan uji Rank Spearman
adanya korelasi positif sehingga correlation dengan tingkat
peningkatan paparan heat stress kepercayaan 95%.
akan meningkatkan tekanan
9,10
darah. Hal ini sejalan dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian Biswas et al tahun 2014 Penelitian ini dilakukan pada
yang dilakukan pada kelompok yang pekerja yang terbagi menjadi dua
terpapar heat stress dan kelompok kelompok yaitu area produksi dan
yang tidak terpapar heat stress pada control room dengan jumlah
sebuah industri baja di India. Dalam keseluruhan 40 pekerja. Area
penelitian ini, prevalensi hipertensi produksi adalah tempat dimana
pada kelompok yang terpapar panas pekerja yang melakukan melakukan
lebih tinggi daripada kelompok yang aktifitas pekerjaan penomoran coil,
tidak terpapar. Tekanan darah tinggi pengikatan coil, dan pemotongan
lebih banyak ditemukan pada sampel coil, sedangkan control room
pekerja yang terpapar heat stress adalah ruangan operator mesin.

80
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 6, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Adapun karakteristik pekerja pada kedua kelompok tersebut yaitu :


Tabel 1. Karakteristik Pekerja
No. Karakteristik Area produksi Control room
(n=27) (n=13)
1. Umur
- ≥ 40 tahun 20 (54,0%) 6 (46,15%)
- < 40 tahun 7 (26,0%) 7 (53,85%)
2. Tekanan Darah
- Hipertensi tingkat II 12 (44,4%) 0 (0%)
- Hipertensi tingkat I 12 (44,4%) 3 (23,1%)
- Prehipertensi 3 (11,2%) 3 (23,1%)
- Normal 0 (0%) 7 (53,8%)
3. Persentase lama kerja
- 75%-100% 0 (0%) 13 (100%)
- 50%-74% 15 (55,6%) 0 (0%)
- 25-%-49% 12 (44,4%) 0 (0%)
4. Beban kerja
- Berat (360-465 W) 2 (7,4%) 0 (0%)
- Sedang (235-359 W) 22 (81,5%) 0 (0%)
- Ringan (125-234 W) 3 (11,1%) 13 (100%)
Tabel 2. Hasil Pengukuran Parameter Suhu Lingkungan
Titik Suhu kering Suhu basah Suhu bola Indeks suhu basah
o o o
pengukuran ( C) ( C) ( C) dan bola (oC)
Area produksi 33,2 28 35,4 30,2
Control room 24,4 21 26 22,5
Tabel 3. Gambaran Kejadian Heat Stress pada Pekerja
Titik Beban Kerja n Lama kerja ISBB NAB Kejadian Heat
Pengukuran (oC) (oC) Stress
Area Produksi Penomoran coil
 Berat 0 25%-50% 30,2 29,0 -
 Sedang 11 30,0 Ya
 Ringan 0 32,0 -
Pemotongan dan
pengikatan coil
 Berat 2 50%-75% 30,2 27,5 Ya
 Sedang 11 29,0 Ya
 Ringan 3 31,0 Tidak
Control room Operator
 Berat 0 75%-100% 22,5 - -
0 28,0 -
 Sedang
13 31,0 Tidak
 Ringan
kerja sedang (81,5%). Sedangkan
Tabel 1 menunjukkan bahwa mayoritas pekerja di control room
mayoritas pekerja area produksi berumur kurang dari 40 tahun
berumur ≥ 40 tahun (54%), memiliki (53,85%), memiliki tekanan darah
tekanan darah hipertensi (88,8%) normal (53,8%), semua pekerja
yang terdiri dari hipertensi tingkat I memiliki lama kerja 75%-100% dan
(44,4%) dan tingkat II (44,4%), lama beban kerja ringan (100%).
kerja 50%-74% (55,6%), dan beban

81
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 6, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 2 menunjukkan bahwa aktifitas dua buah mesin yang


tekanan panas (WBGT) lingkungan digunakan untuk menggulung strip dan
kerja area produksi (30,2oC) lebih hasil produksi berupa coil yang sudah
besar daripada control room digulung yang memiliki suhu 550°C-
(22,5oC). Analisis hasil pengukuran 1700°C tergantung pada ketebalan coil
tekanan panas, lama kerja dan yang ditentukan. Paparan heat stress
beban kerja menunjukkan kejadian pada pekerja di area produksi terjadi
tekanan panas pada pekerja. ketika pekerja sedang melakukan
Analisis ini mengacu pada aktifitas pekerjaan karena dekatnya
Permenaker RI No. 5 tahun 2018. jarak pekerja dengan sumber panas.
Area produksi memiliki Hal ini menyebabkan sebagian besar
lingkungan yang lebih panas pekerja di area produksi yaitu
daripada control room. Hal ini sebanyak 24 pekerja (88,8%)
disebabkan karea produksi merupakan mengalami heat stress, sedangkan
titik yang berdekatan dengan sumber seluruh pekerja yaitu sebanyak 13
panas. Sumber panas yang terjadi pekerja (100%) di control room tidak
berasal dari proses produksi yaitu mengalami heat stress.
Tabel 4. Hasil Pengukuran Tekanan Tekanan Darah
Tekanan darah Area produksi (Mean±SD) Control room (Mean±SD)
Sistole 137,52±14,98 119,15±10,92
Diastole 86,41±9,64 77,62±5,17

Tabel 4 menggambarkan rata- Korelasi positif menunjukkan


rata rata-rata tekanan sistole dan bahwa peningkatan tekanan panas
diastole pekerja yang terpapar akan diikuti dengan peningkatan
adalah 137,52 mmHg dan 86,41 tekanan darah (sistole r = 0,567;
mmHg. Sedangkan pada pekerja diastole r = 0,486). Hal ini sejalan
yang tidak terpapar yaitu 119,15 dengan penelitian Ramdhan tahun
mmHg dan 77,62 mmHg. Hasil uji 2018 yang menunjukan bahwa
statistik Korelasi Rank Spearman semakin tinggi suhu lingkungan
diperoleh p value sebesar 0,000 maka akan meningkatkan tekanan
pada tekanan darah sistole dan darah sistole dan diastole (r sistole =
0,001 pada tekanan darah diastole 0,186, r diastole = 0,032).13 Analisis
(p < 0,05), maka terdapat hubungan korelasi pada penelitian Wang et al
yang signifikan antara tekanan 2014 dan Golbabaei et al 2016 juga
panas dengan tekanan darah sistole menunjukkan adanya korelasi positif
dan diastole pada pekerja. antara ISBB dan tekanan darah
Hal ini sejalan dengan penelitian sehingga peningkatan suhu udara
Ramdhan tahun 2018 yang akan meningkatkan tekanan
menunjukkan bahwa adanya darah.9,10
hubungan yang signifikan antara Peningkatan suhu menyebabkan
tekanan darah pekerja sebelum dan peningkatan frekuensi jantung yang
sesudah bekerja di lingkungan besar, dan penurunan suhu sangat
panas (p < 0,01).13 Penelitian serupa mengurangi frekuensi. Efek ini
dilakukan Wang et al 2014 dan mungkin sebagai akibat peningkatan
Golbabaei et al 2016 pada pekerja di membran otot terhadap berbagai ion
industri baja. Kedua penelitian ini pada suhu lebih tinggi dan
menunjukkan adanya hubungan mengakibatkan percepatan proses
antara ISBB dengan tekanan darah self – excitation. Kekuatan kontraksi
pada pekerja (p < 0,05).9,10 jantung meningkat sementara

82
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 6, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

dengan peningkatan suhu moderat dan vasodilatasi kulit sebagai respon


tetapi peningkatan suhu yang lama untuk mengurangi produksi panas.
dapat menyebabkan jantung lelah Jika vasodilatasi kulit maksimum
dan lemah.14 Tekanan darah tinggi tidak mampu mengurangi kelebihan
lebih banyak ditemukan pada panas tubuh, maka tubuh akan
pekerja yang terpapar panas mengeluarkan keringat melalui
dibandingkan pekerja yang tidak proses evaporasi. Apabila suhu
terpapar panas. Penelitian Wang et udara meningkat diatas suhu kulit
al tahun 2014 pada sebuah industri dengan vasodilatasi maksimum,
baja dilakukan menunjukkan bahwa gradien suhu akan berbalik sendiri,
tekanan darah tinggi lebih banyak sehingga tubuh memperoleh panas
ditemukan pada pekerja yang dari lingkungan. Penurunan aktifitas
terpapar heat stress yang tinggi.9 simpatis dapat menyebabkan
Penelitian NurIzzate et al dan vasodilatasi pembuluh kulit sebagai
Norhidayah tahun 2015 juga respon terhadap pajanan panas.17
menunjukkan ada peningkatan Selain itu, terjadi vasokontraksi
tekanan darah sistolik dan diastolik pembuluh darah dalam yang disertai
yang signifikan pada pada pekerja dengan meningkatnya denyut nadi
sebelum dan sesudah bekerja di dan tekanan darah.8 Untuk menjaga
lingkungan panas (p < 0,001).15,16 kestabilan tekanan darah ketika
Peningkatan tekanan darah tubuh terpapar tekanan panas,
terjadi seiring meningkatnya suhu jantung harus memompa darah lebih
lingkungan kerja. Paparan panas keras dan lebih cepat. Peningkatan
dalam jangka panjang dapat beban kerja jantung menyebabkan
mempengaruhi kejadian tekanan ketegangan sehingga berpotensi
darah tinggi (hipertensi). Bekerja di menjadi penyakit kardiovaskular,
lingkungan panas dapat salah satunya adalah tekanan darah
meningkatkan jumlah air yang hilang tinggi (hipertensi).18
dari plasma darah, sehingga Pekerja sudah melakukan upaya
mengurangi aliran darah ke vena dalam mengurangi paparan panas
sentral, jantung, dan kulit dan dengan penggunaan baju tahan
menyebabkan vasokonstriksi dan panas (Aluminized Coat). Namun
peningkatan denyut jantung untuk pekerja tidak nyaman dalam
memenuhi kebutuhan otot-otot yang menggunakannya karena membuat
bekerja. Kehilangan air dari plasma tubuh terasa lebih panas. Hal ini
darah, vasokonstriksi dan beban berdampak pada cara pemakaian
kardiovaskular yang tinggi dalam yang tidak baik yaitu tidak menutupi
jangka panjang akan meningkatkan seluruh tubuh. Pengendalian panas
viskositas darah dan viskositas pada sumber panas dapat dianggap
plasma. Ketika viskositas darah sebagai solusi pertama untuk
meningkat, resistensi perifer total mengurangi panas radiasi dengan
yang berhubungan dengan tekanan memasang penghalang (sekat)
darah juga meningkat. Adanya aluminium reflektif di industri baja,
korelasi positif antara viskositas hal ini dapat menurunkan ISBB
darah, viskositas plasma, dan sebesar 3,9oC.22 Selain itu
hematokrit dengan tekanan darah menyediakan kipas angin agar
pada pekerja baja (p < 0,05).9 sirkulasi udara dapat berjalan
Ketika tubuh terpajan panas, dengan baik dan mengurangi panas
anterior hipotalamus akan yang diterima oleh pekerja serta
menurunkan aktifitas otot rangka

83
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 6, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

mengembalikan suhu tubuh menjadi Coiler Pabrik Baja Lembaran Panas.


normal. (sistole p = 0,000; diastole p =
Kemampuan individu untuk 0,001). Peningkatan tekanan panas
mentolerir paparan panas sangat akan diikuti dengan peningkatan
bervariasi, bahkan di antara individu tekanan darah (sistole r = 0,567;
yang sehat dengan riwayat paparan diastole r = 0,486).
panas yang sama. Salah satu cara
untuk mengurangi paparan panas SARAN
dan gangguan kesehatan yaitu 1. Bagi Pekerja
dengan mengurangi atau a. Melakukan pemeriksaan
menghilangkan paparan terhadap kesehatan secara berkala
individu yang intolerir terhadap untuk mendeteksi gangguan
panas. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan akibat paparan
perlunya dilakukan skrining untuk panas.
mengidentifikasi individu yang b. Menggunakan alat pelindung
intoleransi terhadap panas. Program diri berupa baju tahan panas
pemantauan medis dilakukan untuk secara benar untuk
pekerja dengan paparan pekerjaan mengurangi paparan panas
terhadap lingkungan yang panas. 2. Bagi Perusahaan
Program pemantauan medis harus a. Melakukan skrining untuk
memasukkan unsur-unsur skrining mengidentifikasi individu
medis (pencegahan sekunder) dan yang intoleransi terhadap
pengawasan (pencegahan primer) panas dan memberikan
dengan tujuan identifikasi awal pertimbangan khusus kepada
tanda-tanda atau gejala yang pekerja intoleransi terhadap
mungkin terkait terkait panas.19 panas.
Pemantauan medis terhadap b. Melakukan pemantauan
pekerja sudah dilakukan oleh dalam keberjalan kegiatan
perusahaan berupa General Medical pemeriksaan kesehatan
Check Up (MCU) secara rutin untuk memastikan bahwa
kepada pekerja. Namun fasilitas ini pekerja sudah melakukan
hanya diberikan kepada pekerja pemeriksaan kesehatan
tetap, sehingga tidak mencakup sesuai dengan jadwal yang
seluruh pekerja. Selain itu, tidak ada telah ditentukan.
pemantuan terkait keberjalan MCU c. Pengoptimalan tempat
meningkatkan potensi pekerja tidak istirahat bagi pekerja di area
memeriksakan kesehatannya sesuai produksi yang dilengkapi
jadwal. Oleh karena itu sebaiknya dengan blower/kipas angin
fasilitas MCU diberikan kepada agar sirkulasi udara dapat
seluruh pekerja dan adanya berjalan dengan baik dan
pemantauan pelaksanaan MCU mengurangi panas dan
untuk memastikan bahwa pekerja mengembalikan suhu tubuh
sudah melakukan pemeriksaan menjadi normal.
kesehatan sesuai dengan jadwal d. Menurunkan suhu udara
yang telah ditentukan. lingkungan kerja dengan
penambahan kipas angin di
KESIMPULAN beberapa titik yang
Ada hubungan tekanan panas berdekatan dengan pekerja
dengan tekanan darah sistole dan yang sedang melakukan
diastole pada pekerja unit Down pekerjaannya.

84
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 6, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

e. Menurunkan panas radiasi Shendi A. Investigation of heat


dari sumber panas dengan stress and heat strain in outdoor
penambahan sekat atau workers : a case study in Iran. J
tameng aluminium reflektif Paramed Sci. 2016;7(4):30–8.
pada sumber panas. 11. Biswas MJ, Koparkar AR, Joshi
MP, Hajare ST, Kasturwar NB.
DAFTAR PUSTAKA A study of morbidity pattern
1. Saleh LM. Man Behind The among iron and steel workers
Scene Aviation Safety. Jakarta: from an industry in central India.
Penerbit Deepublish; 2018. Indian J Occup Environ Med.
2. Lubis A. Lingkungan Kerja yang 2014;18(3):122–8.
Kondusif dan Faktor-faktor yang 12. Kusnawa WS. Ergonomi dan
Mempengaruhinya. Al-Masharif. K3. Bandung: PT Remaja
2015;3(1):34–50. Kusdakarya; 2014.
3. Huda LN, Pandiangan KC. 13. Ramdhan DH, Farekha N,
Kajian Termal Akibat Paparan Aisyah U, Puspita N. Effect of
Panas dan Perbaikan Heat Stress on Body Weight ,
Lingkungan Kerja. J Tek Ind. Blood Pressure , and Urine
2012;14(2):129–36. Specific Gravity among
4. Subaris H, Haryono. Hygiene Underground Miners in PT X
Lingkungan Kerja. Yogyakarta: 2015. In: The 2nd International
Mitra Cendikia Press; 2008. Meeting of Public Health 2016
5. Parameswarappa SB, Narayana with theme “Public Health
J. Assessment of Heat Strain Perspective of Sustainable
Among Workers in Steel Development Goals: The
Industry - a Study. Int J Curr Challenges and Opportunities in
Microbiol Appl Sci. Asia-Pacific Region.” KnE Life
2014;3(9):861–70. Sciences; 2018. p. 434–41.
6. Badan Pusat Statistik Kota 14. Ronny, Setiwawan, Fatimah S.
Cilegon. Kota Cilegon dalam Fisiologi Kardiovaskular
Angka. 2017. berbasis masalah keperawatan.
7. International Labour Jakarta: Penerbit EGC; 2009.
Organization. Keselamatan dan 15. NurIzzate S, Bahri MTS,
Kesehatan Kerja Keselamatan Karmegam K, Guan NY. Study
dan Kesehatan Sarana untuk on Physiological Effects on
Produktivitas. Bahasa Ind. Palm Oil Mill Workers Exposed
Jakarta: International Labour to Extreme Heat Condition. J Sci
Office; 2013. Ind Res. 2015;74:406–10.
8. Summa’mur P.K. Higene 16. Norhidayah MS, Norhidayah A.
Perusahaan dan Kesehatan Physiological and Psychological
Kerja. Jakarta: PT Toko Gunung Effects on Heat Acclimatization
Agung; 2009. in Extreme Hot Environment. Int
9. Wang D, Tang Y, Liu W, Li Y, J Adv Sci Eng Technol.
Tian Z. Kinematic Mechanics in 2015;3(1):46–53.
Exposure to Heat and Blood 17. Guyton. Buku Ajar Fisiologi
Pressure among Male kedokteran. Jakarta: EGC;
Steelworkers. Appl Mech Mater. 2007.
2014;540:305–8. 18. Hanna EG, Tait PW. Limitations
10. Golbabaei F, Monazzam MR, to Thermoregulation and
Aval MY, Taban E, Rostami M, Acclimatization Challenge

85
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 6, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Human Adaptation to Global


Warming. Int J Environ Res
Public Health. 2015;12:8034–
74.
19. National Institute for
Occupational Safety and
Health. Occupational
Exposure to Heat and Hot
Environments. United States:
Department of Health and
Human Services, Centers for
Disease Control and
Prevention; 2016.

86
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 6, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

87

Anda mungkin juga menyukai