Anda di halaman 1dari 2

Pasien Tn. I, usia 20 tahun datang ke Poli Klinik THT-KL RS.

Abdul Aziz Kota


Singkawang dengan keluhan hidung tersumbat sejak 1 tahun SMRS. Keluhan semakin
memberat saat 1 bulan SMRS dan ketahuan terdapat benjolan dihidung saat melakukan
pemeriksaan kesehatan di salah satu RS Pontianak untuk daftar masuk TNI yaitu 2 minggu
SMRS. Keluhan muncul pada kedua hidung secara bergantian. Semakin lama keluhan terasa
semakin berat dan dalam 1 hari keluhan pasti muncul.
Hidung tersumbat terjadi karena adanya aliran udara yang terhambat dikarenakan rongga
hidung yang menyempit. Penyempitan rongga ini bisa terjadi akibat proses inflamasi yang
memberikan efek vasodilatasi atau sekresi mukus yang berlebih, kelainan struktural anatomi
yang mempersempit rongga, serta infeksi.6
Pada pasien ini penyebab dari hidung tersumbat adalah kelaianan anatomi yaitu hipertrofi
pada konka inferior yang juga dapat disebabkan oleh proses inflamasi yang terjadi pada rinitis
alergi dikarenakan pasien juga memiliki riwayat alergi terhadap cuaca dingin, debu, asap
rokok, asap pembakaran dan apabila mencium bau bensin, alkohol ataupun cat tembok yang
juga merupakan faktor eksogen dan faktor endogen yang mempengaruhi kejadin hipertrofi
konka. Pasien juga memiliki kebiasaan ngusap hidung dan mengisap udara seperti flu. Selain
itu dikeluarga pasien terdapat riwayat alergi dan asma. Pasien juga pernah mengalami keluhan
terdapat benjolan di hidung sebelah kanan dengan ukuran yang tidak begitu besar dan
dilakukan operasi dengan laser 2 tahun yang lalu di RS. DKT Singkawang.
Walaupun hidung tersumbat ini tidak mengancam nyawa tetapi mempengaruhi kualitas
hidup seseorang, kehidupan sosial sehari-hari dan bekerja.1 Hipertrofi konka merupakan istilah
yang diperkenalkan pertama kali tahun 1800 yang diartikan sebagai pembesaran konka inferior
dan istilah ini masih dipakai sampai sekarang. Hipertrofi adalah pembesaran dari organ atau
jaringan karena ukuran selnya yang meningkat. Sebaliknya hiperplasia adalah pembesaran
yang disebabkan oleh bertambahnya jumlah sel. Hiperplasia dan hipertrofi lapisan mukosa dan
tulang dari konka inferior merupakan dua faktor yang dapat menerangkan terjadinya
pembesaran konka inferior.2 Hipertrofi konka dapat disebabkan oleh rhinitis alergi dan non
alergi (vasomotor rhinitis) serta kompensasi dari septum deviasi kontralateral.8
Pada pemeriksaan endoskopi pada kedua rongga hidung didapatkan cavum nasi sempit,
hipertrofi konka inferior, terdapat sekret serous dan deviasi septum. Hal ini merupakan suatu
mekanisme kompensasi untuk memperkecil luasnya rongga hidung. Rangsangan yang
berlangsung berulang dan lama terhadap membran mukosa hidung akan mengakibatkan
penebalan pada mukosa konka dan pelebaran pada pembuluh darah mukosa terutama pleksus
kavernosus konka. Struktur lapisan epitel mukosa konka akan berubah menjadi kuboid
bertingkat, silia menghilang dan jumlah sel goblet meningkat apabila hal tersebut dibiarkan
dalam jangka waktu panjang. Lapisan submukosa akan terjadi edema, infiltrasi sel plasma, sel
bulat dan fibroblas serta pleksus kavernosus konka mengalami pelebaran sementara otot
polosnya mengalami atrofi.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan maka pasien ini akan
dilakukan terapi berupa terapi operatif yaitu dengan menggunakan teknik turbenoplasty dengan
teknik termal yaitu radiofrekuensi. Turbinopasty adalah teknik reduksi konka yang
mempertahankan agar mukosa hidung tetap utuh, sedangkan turbinektomi adalah teknik
reduksi konka yang memotong bagian konka yang mengalami pembesaran. Teknik reduksi
konka yang menjadi pilihan saat ini adalah teknik turbinoplasty dengan menggunakan
teknik mikrodebrider dan teknik termal seperti dengan radiofrekuensi atau koblasi.
Keunggulan dari teknik pembedahan reduksi konka radiofrekunsi adalah mukosa tetap
utuh, dapat dilakukan dalam anastesi lokal dan suhu panas yang dihasilkan pada lapisan
submukosa berkisar antara 60-90°C.
Tujuan utama dilakukannya tindakan operatif ini yaitu untuk menghilangkan sumbatan
hidung dan mempertahankan fungsi fisiologis hidung. Teknik pembedahan yang ideal
memang tidak ada, setiap teknik memiliki keunggulan dan kelemahan seperti adanya
kompilkasi jangka pendek dan panjang. Komplikasi jangka panjang yaitu perdarahan dan
rinitis atropi. Namun sebaiknya apabila keluhan masih dapat diberikan terapi medikamentosa
maka sebaiknya tidak dilakukan tindakan operatif terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai