Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI DAN

MIKOLOGI VETERINER I
( Pewarnaan Gram dan Identifikasi Bakteri/Jamur )

OLEH :

Nama : RANI UTAMI PUTRI


NIM: 1609511088
Kelompok : 3
Kelas : A

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017
I. PENDAHULUAN

1.1 Landasan Teori

Bakteri adalah domain yang terdiri dari makhluk hidup yang tidak memiliki membran inti
(prokariota). Bakteri memiliki beragam variasi bentuk,seperti coccus, basil, dan spiral, serta dapat
hidup soliter maupun berkoloni.Habitat bakteri sangat bervariasi dari air, tanah, udara, hingga
dalam tubuh hewan. Bakteri umumnya tidak memiliki pigmen sehingga tidak berwarna dan hampir
tidak kelihatan karena tidak kontras dengan medium dimana mereka hidup. Oleh karena itu, perlu
dilakukan pewarnaan agar bakteri tampak jelas bila diamati dengan mikroskop (Dwidjoseputro,
2005). Pewarnaan gram merupakan salah satu teknik pewarnaan atau pengecatan yang dikerjakan
di laboratorium mikrobiologi untuk kepentingan identifikasi bakteri. Morfologi mikroskopik
mikroorganisme yang diperiksa dan sifatnya yang khas terhadap pengecatan tertentu (pengecatan
gram) dapat digunakan untuk identifikasi awal. Dengan metode pengecatan gram, bakteri dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau
sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi
dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang
tidak mempunyai dinding sel. Dalam proses ini, olesan bakteri yang sudah terfiksasi dikenai
larutan-larutan berikut : zat pewarna kristal violet, larutan iodium, larutan alkohol (bahan
pemucat), dan zat pewarna tandingannya berupa safranin.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dalam praktikum ini sebagai berikut :

 Untuk melakukan pewarnaan gram , membedakan bakteri gram positif dan gram negatif
 Untuk mengidentifikasi bakteri yang telah ditanami pada media TSIA, Simon Citrat Agar,
MRVP, dan SIM .
II. MATERI DAN METODE

2.1 Alat dan Bahan

2.1.1 Pewarnaan Gram dan Identifikasi

 Objek glass
 Pipet tetes
 Jarum Ose
 Bunsen
 Mikroskop
 Kristal Violet
 Lugol
 Safranin
 Aceton Alkohol

2.1.2 Penanaman Bakteri pada Media

 Jarum ose
 Cawan petri yang berisi bakteri
 Media TSIA ( Triple Sugar Iron Agar )
 Media MRVP ( Methyl Red Voges Proskauer )
 Media SIM ( Sulfide Indol Motil )
 Media SCA ( Simon Citrat Agar )

2.2 METODE

Metode yang digunakan adalah metode pewarnaan gram untuk mengidentifikasi bakteri
gram positif dan gram negatif.

2.2.1 Langkah – langkah Pewarnaan Gram

1. Membersihkan objek glass dengan tissue, kemudian objek glass ditetesi aquadest dengan
menggunakan spuid.
2. Setelah itu, mendekatkan cawan petri dengan api Bunsen sambil memberikan goresan
pada cawan petri yang telah berisi bakteri dengan menggunakan ose.
3. Setelah mengambil bakteri pada cawan petri dengan ose, kemudian langsung
meletakkannya ke objek glass dengan memberikan goresan zigzag pada objek glass.
4. Objek glass tersebut ditetesi Kristal violet selama 3 menit, kemudian dibersihkan dengan
air kran. Setelah itu, ditetesi Lugol selama 1 menit, kemudian dicuci dengan air kran.
Setelah itu ditetesi safranin selama 2 menit, kemudian dicuci dengan Aseton.
5. Setelah itu dikeringkan, kemudian mengamati objek glass tersebut dibawah mikroskop.
III. HASIL PENGAMATAN

3.1 Pewarnaan Gram


No. Hasil Keterangan

Hasil pengamatan pada Mikroskop, perbedaan warna


tidak begitu jelas. Namun terdapat bulatan yg kecil-
kecil. Jika terbentuk warna ungu maka termasuk
1. golongan bakteri gram positif , dan jika terbentuk
warna merah atau merah muda maka termasuk
golongan bakteri gram negatif. Apabila Bakteri Gram
positif terlihat berwarna ungu karena dinding selnya
mengikat Kristal violet lebih kuat. Bakteri tersebut
akan menyerap warna ungu dikatakan sebagai Gram
positif dan menyerap dominan warna merah berarti
Gram negatif. Hal itu disebabkan karena perbedaan
struktur dinding sel diantara keduanya.

2. Setelah penanaman bakteri :


 Pada bidang miring, tetap berwarna merah
 Pada bidang tegak, tetap berwarna merah
 Tidak memfermentasi semua karbohidrat :
bila pada dasar (butt) media berwarna merah
(bersifat basa) dan lereng (slant) berwarna
merah (bersifat basa)
 Fermentasi pada TSIA juga disertai dengan
pembentukan gas CO2 yang dapat dilihat dari
pecahnya dan terangkatnya agar. Akan tetapi,
pada hasil praktikum kami, media tersebut
tidak terangkat sehingga produksi gas ( - )

3. Pada media SCA ( Simon Citrat Agar ) apabila dalam


keadaan normal berwarna hijau namun setelah
ditanami bakteri, media tersebut berubah warna
menjadi biru itu menunjukkan jika bakteri tersebut
mampu memanfaatkan sitrat sebagai sumber karbon
untuk proses metabolisme dengan menghasilkan
kondisi yang alkali, sehingga dengan adanya indicator
Brom Thymol Blue menyebabkan warna biru pada
media
4. Pada media MRVP ini sebelum ditanami bakteri
berwarna kuning, namun setelah ditanamin bakteri
tetap berwarna kuning artinya tidak mengalami
perubahan warna.

 Uji Methyl Red (MR) digunakan untuk


menentukan apakah glukosa dapat diubah
menjadi produk asam seperti asam laktat, asam
asetat, atau asam format. Hasil positif
menunjukkan warna merah muda pada broth
 Uji Voges – Proskauer (VP) diguna kan untuk
menentukan apakah glukosa dapat diubah
menjadi asetil metil karbinol. Reaksi positif
ditunjukkan dengan adanya perubahan warna
menjadi pink atau merah yang
mengindikasikan a danya kehadiran aseton.

5. Pada media SIM ( Sulfide Indol Motil ) dalam keadaan


normal berwarna kuning namun setelah ditanami
bakteri tetap berwarna kuning. Akan tetapi pada teori
sebenarnya, media SIM yang terdapat cincin merah
setelah ditetesi reagen Kovach menunjukkan indol
positif dan apabila terdapat pergerakan bakteri berarti
motilitas positif.
IV. KESIMPULAN

 Jika terbentuk warna ungu maka termasuk golongan bakteri gram positif , dan jika
terbentuk warna merah atau merah muda maka termasuk golongan bakteri gram negatif.
 Pada media TSIA jika tidak memfermentasi semua karbohidrat : bila pada dasar (butt)
media berwarna merah (bersifat basa) dan lereng (slant) berwarna merah (bersifat basa)
 Pada media Simon Citrat Agar , media tersebut berubah warna menjadi biru itu
menunjukkan jika bakteri tersebut mampu memanfaatkan sitrat.
 Pada media MRVP, untuk uji MR : Hasil positif menunjukkan warna merah muda pada
broth sedangkan uji VP : Reaksi positif ditunjukkan dengan adanya perubahan warna
menjadi pink atau merah yang mengindikasikan a danya kehadiran aseton.
 Pada media SIM yang terdapat cincin merah setelah ditetesi reagen Kovach menunjukkan
indol positif dan apabila terdapat pergerakan bakteri berarti motilitas positif.
DAFTAR PUSTAKA

Nufailah, et, al. 2008. http: //eprints. Undip.ac.id/2833/1/Jurnal Dina-Nufailah.PDF. Diakses


pada tanggal 17 Oktober 2011 pukul 17.00WIB.

Hadioetomo. 1988. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT Gramedia:Jakarta.

Lay dan Hartono.1992. Mikrobiologi. Jakarta : Rajawali Pers.

Cowan,ST. 2004. Manual for the Identification of Medical Fungi. Cambridge University Press.
London.

Ratna, Siri .2012. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek: Teknik dan Prosedur dasar
Laboratorium. PT Gramedia,Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai