Disusun oleh:
AGUNG PRATAMA
20170310028
A. Latar Belakang
Upaya meningkatkan taraf kesehatan masyarakat selalu diupayakan
untuk meningkatkan kesejahteraan hidup oleh pemerintah. Fasilitas pelayanan
kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan swasta atau masyarakat
(Peraturan Pemerintah RI No. 47 Tahun 2016). pelayanan kesehatan
merupakan upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama - sama
dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat.
Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang
menjadi solusi untuk meningkatkan kesehatan perorangan secara paripurna
yaitu meliputi kegiatan promosi kesehatan, pencegahan terhadap suatu
penyakit, pengobatan, dan rehabilitatif (UU RI Nomor 44 Tahun 2009).
Dengan adanya rumah sakit diharapkan dapat mempermudah akses masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan juga memberi perlindungan atas
keselamatan pasien. Pelayanan kepada masyarakat terus ditingkatkan oleh
rumah sakit dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya baik itu
dari segi manusia serta teknologi sebagai penunjangnya.
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah salah satu aset terpenting Rumah
Sakit. Rumah Sakit yang baik pada pelayanan dan kepuasan pasien sudah tentu
memiliki kualitas Sumber Daya Manusia yang baik. Untuk itu, rumah sakit
memerlukan cukup banyak orang dengan berbagai keterampilan dan tenaga
yang berkompeten untuk dapat melaksanakan visi misi rumah sakit dan untuk
dapat memenuhi semua kebutuhan pasien.
Selain memegang peranan penting, sumber daya manusia juga memiliki
rentang terhadap faktor-faktor negatif jika tidak dikelola dengan baik. Kinerja
yang tidak dikontrol dan efektifitas kerja yang rendah sehingga produktifitas
1
2
rumah sakit menurun adalah sedikit dari efek negatifnya. Untuk meningkatkan
kinerja karyawan, rumah sakit perlu mempertimbangkan proses manajemen
sumber daya manusia yang meliputi antara lain, motivasi, kompensasi,
promosi, kepemimpinan, disiplin, pendidikan dan pelatihan, dan lain
sebagainya. Apabila proses diatas berjalan dengan baik, maka rumah sakit akan
terus berkembang seiring dengan visi misi rumah sakit.
Faktor teknologi sebagai penunjang pelayanan kesehatan memiliki
peranan penting juga untuk meningkatkan efisiensi pelayanan baik terhadap
pasien maupun rumah sakit itu sendiri. Teknologi informasi yang berkembang
pesat saat ini telah menjangkau berbagai bidang kehidupan, diantaranya adalah
bidang kesehatan. Teknologi informasi yang diterapkan dengan baik dapat
mendukung proses pengelolaan manajemen rumah sakit.
Coustasse et al (2013) menyatakan bahwa manfaat teknologi Radio
frequency Identification (RFID) dapat meningkatkan efektifitas manajemen
dengan mengurangi biaya pada pelacakan peralatan medis dan suplai,
memperbaiki patient safety, mencegah pencurian barang, dan juga billing
pasien. Noer et al (2016) melakukan analisis pengaruh penggunaan teknologi
informasi terhadap kualitas pelayanan secara explanatory bahwa penggunaan
teknologi informasi (TI) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas
pelayanan dan kualitas pelayanan itu sendiri akan memengaruhi keunggulan
bersaing rumah sakit. Sedangkan Saptono (2015) dalam penelitian analisis
pengaruh penggunaan Sistem informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)
dan teknologi jaringan terhadap efisiensi kerja karyawan menyatakan bahwa
penggunaan SIMRS dan teknologi jaringan berkontribusi sebesar 86,7%
terhadap efisiensi kinerja karyawan.
Salah satu rumah sakit yang memanfaatkan perkembangan teknologi
informasi yaitu RSUD Cipayung. Rumah sakit yang dimiliki pemerintah DKI
Jakarta yang diresmikan 15 Agustus 2018 ini menggunakan EMR dari awal
pengoperasian awal rumah sakit. EMR berjalan pada aplikasi Sistem Informasi
Manajemen (SIM) RSUD Cipayung yaitu Khanza. Untuk pelayanan rawat
jalan, sistem EMR berjalan dengan baik walaupun harus ada beberapa
3
kendalanya terdapat pada SIMRS eror ketika membuka data yang dibutuhkan
dengan jumlah yang banyak atau sistem tidak merespon sehingga pekerjaan
menjadi terhambat. Data riwayat pasien tersebut cukup sering diperlukan
sekitar 5 kali diakses dalam 1 hari. Sedangkan dari sisi koneksi jaringan
memiliki kendala lambat dalam pengaksesan data yang dibutuhkan karena wi-
fi yang disediakan memiliki kecepatan akses 20 mbps untuk satu lantai dengan
pemakaian oleh 5 unit/ruangan. Maka dari itu diperlukan suatu perencanaan
untuk mengatasi hal tersebut untuk meningkatkan pemanfaatan data dari
SIMRS. Dari sisi sumber daya manusia, petugas IT yang dipercaya untuk
menangani SIMRS/RME berjumlah 1 orang dengan latar belakang pendidikan
S1 Sistem Informasi. Petugas untuk menangani SIMRS masih kurang sehingga
menyebabkan proses realisasi pengerjaannya membutuhkan waktu lebih.
PMIK dan petugas IT sendiri berkoordinasi merencanakan alur rekam medis
yang diseuaikan dengan SIMRS di RSUD Cipayung.
Dari hal tersebut penulis tertarik untuk mengetahui perencanaan unit
rekam medis di dalam sistem yang sudah terkomputerisasi dengan judul “Peran
Perekam Medis dan Informasi Kesehatan dalam Perencanaan Rekam Medis
Elektronik di RSUD Cipayung”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang maka dapat dibuat suatu rumusan masalah dalam
laporan praktek belajar ini yaitu bagaimana peran PMIK dalam perencanaan
Rekam Medis Elektronik di RSUD Cipayung?
C. Tujuan PBL
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui peran PMIK dalam perencanaan rekam medis
elektronik.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan policy (Kebijakan) terkait perencanaan RME oleh
PMIK di RSUD Cipayung.
b. Menguraikan proses perencanaan RME di RSUD Cipayung.
c. Mendeskripsikan brainware (orang) yang terlibat dalam perencanaan
RME di RSUD Cipayung.
5
D. Manfaat
1. Manfaat bagi pengembangan ilmu/khasanah ilmu secara teoritis, laporan
ini diharapkan dapat memberi kontribusi ilmiah terhadap disiplin ilmu
manajemen informasi kesehatan tentang pelaksanaan unit kerja rekam
medis di lapangan. Laporan praktek belajar lapangan ini diharapkan
mampu menyediakan referensi baru tentang peran PMIK dalam
perencanaan RME.
2. Dari segi manfaat praktis dalam pelayanan, laporan ini diharapkan
memberi manfaat kepada praktisi rekam medis / manajemen informasi
kesehatan. Tidak hanya itu, namun juga bermanfaat bagi instansi lain
yang berkaitan dengan manajemen informasi kesehatan. Melalui kajian
ini diharapkan PMIK, stakeholder, dan profesi lain memiliki bahan
bacaan dan diskusi yang bisa menambah wawasan tentang manajemen
informasi kesehatan.
3. Manfaat bagi institusi yaitu laporan ini diharapkan menjadi sumber
referensi dalam meningkatkan kualitas pendidikan perguruan tinggi
khususnya Manajemen Informasi Kesehatan dan juga bagi institusi
semoga bisa dapat mendukung peneliti untuk menciptakan karya-karya
lainnya.
4. Manfaat bagi pendidikan yaitu laporan PBL ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan ilmu kepada dunia pendidikan secara umum
guna meningkatkan wawasan keilmuan bangsa Indonesia.
5. Manfaat bagi penulis yaitu dapat menambah pengetahuan tentang
disiplin ilmu penelian yang baik dan benar yang diharapkan dapat
bermanfaat untuk penelitian yang akan dilakukan peneliti selanjutnya
dan di kemudian hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
3. Kompetensi PMIK
Berdasarkan Kepmenkes No. 377 tahun 2007, dalam manajemen
unit kerja rekam medis, PMIK harus mampu mengelola unit kerja yang
berhubungan dengan perencanaan, pengorganisasian, penataan dan
pengontrolan unit kerja rekam medis. Adapun kompetensi PMIK yang
berkaitan dengan perencanaan yaitu:
a. Melaksanakan rencana strategis, goal dan objektif untuk area
tanggung jawabnya.
b. Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana untuk memenuhi
kebutuhan kerja.
Kedua pernyataan tersebut berkaitan dengan perencanaan rekam
medis, akan tetapi dalam Kepmenkes tersebut tidak dijelaskan adanya
perencanaan rekam medis elektronik. Di dalam peraturan tersebut hanya
menjelaskan bahwa PMIK melaksanakan rencana strategis dan
merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana kerja.
Menurut Permenkes RI No. 55 tahun 2013, ada beberapa butiran
yang berkaitan dengan kegiatan perencanaan RME bahwa dalam
pelaksanaan kerjanya, PMIK (Sarjana terapan rekam medis dan informasi
kesehatan) mempunyai kewenangan sesuai dengan kualifikasi
pendidikannya, yaitu:
9
D. Perencanaan
a. Definisi Perencanaan
Perencanaan adalah fungsi yang sangat vital yang hanya tugas
seorang pemimpin tetapi harus melibatkan setiap orang dalam sebuah
organisasi guna menentukan apa yang harus dikerjakan dan bagaimana
cara mencapainya. (Zanah dan Sulaksana 2016). Menurut Siagian di dalam
Zanah (2016) menjelaskan bahwa perencanaan adalah keseluruhan proses
perkiraan dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di
masa yang akan datang dakam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.
Berdasarkan Syamsuddin (2017), Planning adalah menentukan
tujuang yang hendak dicapai selama suatu masa yang akan datang dan apa
yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu.
Dikutip juga dari Jufrizal (2016), menjelaskan pula bahwa
perencanaan (Planning) adalah fungsi dasar manajemen, karena fungsi-
fungsi lain (organizing, actuating/directing, controlling, dll.) harus
terlebih dulu direncanakan. Perencanaan adalah proses penentuan tujuan
dan pedoman pelaksanaannya dengan memilih yang terbaik dari alternatif-
alternatif (kemungkinan) yang ada. Secara implisit perencanaan
mengandung makna penentuan tujuan, pengembangan kebijakan,
program, proyek, sistem, dan prosedur guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian perencanaan mengandung tiga
karakteristik: 1) Selalu berhubungan dengan waktu mendatang, 2)
17
b. Pentingnya Perencanaan
Diantara fungsi manajemen, perencanan dan pengendalian
mempunyai peran yang penting. Dalam fungsi perencanaan, manajer
menetapkan apa yang ingin dicapai pada waktu tertentu sementara
pengendalian berusaha untuk mengevaluasi apakah tujuan yang telah
ditetapkan dapat dicapai dan apabila tujuan tersebut tidak tercapai dapat
dilakukan tindakan perbaikan dengan mengetahui faktor penyebab dari
tujuan yang tidak tercapai tersebut (Arumsari, 2017).
Perencanaan menurut Jufrizal (2016) penting dikarenakan:
1. Tanpa perencanaan dan rencana berarti tidak ada tujuan yang ingin
dicapai.
2. Tanpa perencanaan dan rencana tidak ada pedoman pelaksanaan
sehingga akan banyak pemborosan.
3. Tanpa perencanaan dan rencana tidak ada alat pengendalian.
4. Tanpa perencanaan dan rencana tidak akan ada keputusan, berarti
proses manajemen pun tidak ada.
Untuk membentuk organisasi yang kuat dan bertahan lama
diperlukan suatu planning yang matang. Dalam ilmu manajemen
perencanaan mempunyai fungsi yang sangat penting untuk mengejar suatu
hasil yang diinginkan. Perencanaan merupakan suatu proses untuk
menentukan tujuan serta sasaran yang ingin dicapai dengan mengambil
metode yang strategis guna mencapai tujuan tersebut. Planning adalah
18
c. Tahapan Perencanaan
Planning menunjukkan gabungan dan perkiraan bagaimana
menggunakan sumber daya untuk mencapai efektifitas yang optimal.
Planning juga menunjukkan cara afiliasi yang baik dari faktor-faktor
kekuatan, sumber daya dan hubungan yang diperlukan untuk mengarahkan
dan memotivasi karyawan. Suatu tujuan apabila mudah tercapai akan
memberikan sedikit kepuasan sementara sasaran yang tidak tercapai akan
membuat pekerjaan semakin berat tanpa adanya motivasi. Oleh sebab itu,
sasaran harus menantang dan tetap dapat dicapai. Sasaran dikembangkan
pada setiap level manajemen (Arumsari, 2017). Menurut Arumsari (2017)
Tahap-tahap dalam suatu perencanaan meliputi:
19
a. menetapkan tujuan
b. Merumuskan keadaan saat ini
c. Mengumpulkan data serta menetapkan dugaan-dugaan serta ramalan-
ramalan
d. menetapkan alternatif cara bertindak
e. memilih alternatif
E. Software
Perangkat Lunak (Software) berarti keseluruhan perintah yang
digunakan untuk membuat sebuah informasi. Perangkat lunak dapat berwujud
program maupun prosedur yang didalamnya merupakan kumpulan perintah
yang dimengerti oleh komputer sedangkan prosedur adalah perintah yang
dibutuhkan oleh pengguna dalam memproses informasi (Swara dalam M.
Agustin dkk, 2017).
Menurut Iswahyudi (2017) Perangkat lunak atau software adalah istilah
umum untuk data yang diformat dan disimpan secara digital, termasuk program
komputer, dokumentasinya, dan berbagai informasi yang bisa dibaca dan
ditulis oleh komputer. Dengan kata lain, bagian sistem komputer yang tidak
berwujud. Istilah ini menonjolkan perbedaan dengan perangkat keras
komputer.
Berdasarkan Rahman & Alfaizi (2014) Software atau perangkat lunak
adalah program komputer yang berfungsi sebagai sarana interaksi
(penghubung) antara pengguna (user) dan perangkat keras (hardware).
Software bisa juga dikatakan sebagai "penerjemah" perintah-perintah yang
dijalankan pengguna komputer untuk diteruskan atau diproses oleh perangkat
keras (Hardware).
Software adalah program komputer yang isi intruksinya dapat diubah
dengan mudah. Software pada umumnya digunakan untuk mengontrol
perangkat keras (yang sering disebut device driver), melakukan proses
perhitungan, berinteraksi dengan Software yang lain dan lebih mendasar
(seperti sistem operasi, dan bahasa pemrograman), dan lain- lain.
20
F. Hardware
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) hardware atau
perangkat keras adalah barang-barang yang terbuat dari logam (pesawat
televisi, proyektor, dan peralatan lain) yang berkaitan dengan suatu sistem, atau
peralatan fisik (komputer dan sebagainya).
Perangkat Keras (Hardware) adalah Sumber daya komputasi dasar,
misal: CPU, memory, I/O devices (Mufadhol, 2017). Menurut Sakka (2011)
dalam bukunya mengatakan bahwa perangkat keras komputer adalah semua
bagian fisik komputer, dan dibedakan dengan data yang berada di dalamnya
atau yang beroperasi di dalamnya, dengan perangkat lunak (software) yang
menyediakan instruksi untuk perangkat keras dalam menyelesaikan
tugasnya. Hardware ini terdiri dari:
1. Perangkat masukan (Input device)
Input device berfungsi sebagai media untuk memasukkan data dari
luar sistem ke dalam suatu memori dan processor untuk diolah dan
menghasilkan informasi yang diperlukan. Data yang dimasukkan ke dalam
sistem komputer dapat berbentuk signal input dan maintenance input.
Signal input berbentuk data yang dimasukkan ke dalam sistem komputer,
sedangkan maintenance input berbentuk program yang digunakan untuk
mengolah data yang dimasukkan. Jadi Input device selain digunakan untuk
memasukkan data dapat pula digunakan untuk memasukkan program.
Berdasarkan sifatnya, peralatan input dapat digolongkan menjadi dua
yaitu:
a. Peratalan input langsung, yaitu input yang dimasukkan langsung
diproses oleh alat pemroses. Contohnya: keyboard, mouse, touch
screen, light pen, digitizer graphics tablet, scanner.
22
24
25
C. Definisi Operasional
b. Wawancara
Penulis mewawancarai 2 orang perekam medis, 1 petugas
bagian kepegawaian dan 1 petugas IT untuk memperoleh informasi
yang relevan dalam praktek belajar lapangan ini.
27
28
DIREKTUR
KASIE PELAYANAN
KEPERAWATAN DAN PENUNJANG
MEDIS
REKAM MEDIS
& CASEMIX
RME sangan penting untuk memiliki user dapat diandalkan yaitu si pengguna
RME dan perancang dan yang memperbaiki RME tersebut.
pada aplikasi RME, formulir yang terkait dengan rekam medis, serta penyajian
pelaporan informasi kesehatan rumah sakit.
Terkait tenaga programmer yang berjumlah 1 orang, petugas
programmer membutuhkan tenaga tambahan untuk bisa mempercepat proses
kerja RME yang dibutuhkan akan kebutuhan user.
A. Kesimpulan
1. Kebijakan mengenai perencanaan rekam medis elektronik oleh PMIK
termuat dalam beberapa peraturan dari pemerintah yaitu PERMENKES RI
Nomor 55 tahun 2013 tentang penyelenggaraan pekerjaan perekam medis
dan pada PERMENPAN RI Nomor 30 Tahun 2013 tentang Jabatan
Fungsional Perekam Medis dan Angka Kreditnya.
2. Proses perencanaan RME meliputi analisis kebutuhan yang termuat di
dalamnya yaitu kebutuhan akan hardware, software, dan kebutuhan user.
Aplikasi khanza sudah mencakup berbagai kebutuhan user di dalam fitur-
fiturnya, user hanya mengevaluasi kekurangan dari khanza dan kebutuhan
akan pengoperasiannya seiring berjalannya waktu.
3. (SDM) dalam perencanaan RME berjumlah 7 orang. Direktur sebagai
pengawas berjalannya RME dalam proses perbaikan yang dibutuhkan oleh
user dan kepala seksi dibawahnya sebagai pengawas langsung di lapangan.
4. Software RME yang dipakai di RSUD Cipayung adalah software SIMRS
Khanza. Khanza dievaluasi sesuai kebutuhan user rumah sakit.
Pengembangan oleh tim IT sendiri dilakukan dari sisi user interface,
kemudahan, fitur, performa, dan koneksi.
5. Hardware yang dibutuhkan mengikuti aplikasi khanza dengan minimal
komputer CPU i3 dan RAM 2GB serta dibutuhkan printer untuk mencetak
hasil dari RME itu sendiri, dan scanner untuk memasukan data berupa
gambar ke dalam RME.
6. Dalam perencanaan RME, PMIK mengidentifikasi permasalahan
teknologi dan informasi yang berkaitan dengan pelayanan manajemen
rekam medis. PMIK mengkaji permasalahan dari aplikasi Khanza dengan
melihat kekurangan dari SIMRS tersebut.
B. Saran
34
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, M. I., Kurniawan, H., Amalia, D., & Sari, P. (2017). Perancangan dan
Implementasi Perangkat Lunak Sistem Monitoring Rekapitulasi Cuaca.
Coustasse, A., Tomblin, S., & Slack, C. (2013). Impact of radio frequency
identification (RFID) technologies on the hospital supply chain: A literature
review. Perspectives in Health Information Management.
https://doi.org/10.1016/j.ijpe.2010.07.039
Kepmenkes RI. (2007). Standar profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan.
Retrieved from https://rusmanefendi.files.wordpress.com/2010/11/standar-
profesi-perekam-medis.pdf
35
36
Pergub No. 388. (2016). In Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja RSUD Kelas
D (pp. 2014–2016).
Rahman, W., & Alfaizi, F. (2014). Mengenal Berbagai Macam Software. Surya
University, 100.
Rinehart-thompson, L. A., Hjort, B. M., & Bonnie, S. (2009). Redefining the Health
Information Management Privacy and Security Role, 1–11.