Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mengenal berbagai macam karakteristik akar tanaman
2. Menggambarkan berbagai struktur akar tanaman
3. Menyebutkan bagian - bagian akar tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Weier, Stoeking dan Barbour (1974) Root berasal dari kata Rot
bahasa Anglosaxon (Inggris). Root is the descending axis of a plant, artinya akar
adalah poros tanaman yang arah geraknya ke bawah (Agustina. 2004).
Tiga fungsi utama akar bagi tanaman adalah alat pertautan tanaman ke
tanah, alat penyalur larutan nutrisi dari tempat sarapan ke organ lain tanaman.
Fungsi tambahannya adalah tempat aktivitas metabolik, misalnya: respirasi,
tempat penyimpanan bahan cadangan makanan, misalnya kabohidrat, tempat
penghasil fitohormon, misalnya sitokinin(Agustina. 2004)
a. Morfologi Akar
Secara umum, tanaman tingkat tinggi mempunyai empat bagian penting
akar, yaitu
a) akar utama atau akar primer,
b) akar lateral atau akar sekunder atau akar cabang,
c) rambut atau bulu akar, dan
d) tudung akar (Hidayat, 1995).
Akar mempunyai variasi yang besar dalam bentuk dan strukturnya. Variasi
ini secara langsung berhubungan dengan fungsi atau karakteristik spesies
tanaman, misalnya: berfungsi sebagai penyimpan, fleshy (berdaging), akuatik, dan
areal. Pada spesies tanaman tertentu bisa jadi mempunyai dua macam akar yang
berbeda fungsinya, misalnya: pada tanaman ubi kayu dan ubi jalar. Selain kedua
tanaman tersebut mempunyai akar yang berfungsi sebagai penyerap unsur hara
dan air, ada beberapa akar yang berfungsi sebagai penimbun karbohidrat
(Agustina. 2004).
b. Struktur Akar
Akar mempunyai dua tipe pertumbuhan, yaitu: pertumbuhan primer dan
sekunder. Pada suatau fase tertentu pertumbuhan tanaman, dapat terjadi akarnya
mengalami pertumbuhan primer dan sekunder pada waktu yang bersamaan, hanya
saja letaknya berbeda. Perbedaan kedua pertumbuhan itu berasal dari asalnya
jaringan meristem. Pertumbuhan primer berasal dari jaringan meristem apikal,
sedangakan pertumbuhan sekunder berasal dari jaringan meristem cambium
(Agustina. 2004).
Akar adalah bagian pokok yang nomor tiga (di samping batang dan daun)
bagi tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan kormus. Akar biasanya
mempunyai sifat-sifat berikut:
a. Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah,
dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotop),
meninggalkan udara dan cahaya,
b. Tidak berbuku-buku, jadi juga tidak beruas dan tidak mendukung daun-
daun atau sisik-sisik maupun bagian-bagian lainya,
c. Warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan,
d. Tumbuh terus pada ujungnya, tetapi umumnya pertumbuhannya masih
kalah jika dibanding dengan batang,
e. Bentuknya sering kali meruncing, hingga lebih mudah untuk menembus
tanah (Hidayat, 1995).
Akar bagi tumbuhan mempunyai tugas untuk:
Memperkuat berdirinya tumbuhan,
Untuk menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut di dalam air tadi
dari dalam tanah,
Mengangkut air dan zat-zat makanan tadi ke tempat-tempat pada tubuh
tumbuhan yang memerlukan,
Kadang-kadang sebagai tempat untuk penimbunan makanan (Hidayat,
1995).
Pada akar umumnya dapat dibeda-bedakan bagian-bagian berikut:
a. Leher akar atau pangkal akar (collum), yaitu bagian akar yang bersambung
dengan pangkal batang
b. Ujung akar (apex radicis), bagian akar yang paling muda, terdiri atas
jaringan-jaringan yang masih dapat mengadakan pertumbuhan
c. Batang akar (corpus radicis), bagian akar yang terdapat antara leher akar
dan ujungnya
d. Cabang-cabang akar (radix lateralis), yaitu bagian-bagian akar yang tak
langsung bersambung dengan pangkal batang, tetapi keluar dari akar pokok dan
masing-masing dapat mengadakan percabangan lagi
e. Serabut akar (fibrilla radicalis), cabang-cabang akar yang halus-halus dan
berbentuk serabut
f. Rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (pilus radicalis), yaitu bagian
akar yang sesungguhnya hanyalah merupakan penonjolan sel-sel kulit luar akar
yang panjang. Bentuknya seperti bulu atau rambut, oleh sebab itu dinamakan
rambut akar atau bulu akar. Dengan adanya rambut-rambut akar ini bidang
penyerapan akar menjadi amat diperluas, sehingga lebih banyak air dan zat-zat
makanan yang dapat dihisap
g. Tudung akar (calyptra), yaitu bagian akar yang letaknya paling ujung,
terdiri atas jaringan yang berguna untuk melindungi ujung akar yang masih muda
dan lemah (Tjitrosoepomo, 2005).
Sewaktu tumbuhan masih kecil, yaitu dalam bentuk lembaga di dalam biji,
calon akar itu sudah ada, dan disebut akar lembaga (radicula). Pada
perkembangan lanjutannya, kalau biji mulai berkecambah sampai menjadi
tumbuhan dewasa, akar lembaga dapat memperlihatkan perkembangan yang
berbeda hingga pada tumbuhan lazimnya dibedakan dua macam sistem perakaran:
a. Sistem akar tunggang, jika akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok
yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar pokok yang
berasal dari lembaga disebut akar tunggang (radix primaria). Susunan akar yang
demikian ini biasa terdapat pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) dan
tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae) (Tjitrosoepomo, 2005).
b. Sistem akar serabut, yaitu jika akar lembaga dalam perkembangan
selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih
sama besar dan semuanya keluar dari pangkal batang. Akar-akar ini karena bukan
berasal dari calon akar yang asli dinamakan akar liar, bentuknya seperti serabut,
oleh karena itu dinamakan akar serabut (radix adventicia) (Tjitrosoepomo, 2005).
Melihat percabangan dan bentuknya, akar tunggang dapat dibedakan
dalam:
a. Akar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang, dan jika ada
cabang-cabangnya, biasanya cabang-cabang ini terdiri atas akar-akar yang halus
berbentuk serabut. Akar tunggangnya bersifat demikian sering kali berhubungan
dengan fungsinya sebagai tempat penimbunan zat makanan cadangan lalu
mempunyai bentuk yang istimewa, misalnya:
1. Berbentuk sebagai tombak (fusiformis), misalnya akar lobak (Raphanus
sativus L.), wortel atau (Daucus carota I.).
2. Berbentuk gasing (napiformis), misalnya bengkoang (Pachyrrhizus erosus
Urb.) dan biet (Beta vulgaris L.).
3. Berbentuk benang (filiformis), misalnya pada kratok (Phaseolus lunatus
L.) (Tjitrosoepomo, 2005).
b. Akar tunggang yang bercabang (ramosus). Akar tunggang ini berbentuk
kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang-cabang banyak dan cabang-
cabangnya bercabang lagi, sehingga dapat memberi kekuatan yang lebih besar
kepada batang dan juga daerah perakaran menjadi amat luas, hingga dapat diserap
air dan zat-zat makanan yang lebih banyak. Susunan akar yang demikian terdapat
pada pohon-pohon yang ditanam dari biji (Tjitrosoepomo, 2005).
Berhubung dengan cara-cara hidup yang harus disesuaikan dengan keadaan-
keadaan tertentu, pada berbagai jenis tumbuhan kita dapati akar-akar yang
mempunyai sifat dan tugas khusus, misalnya:
a. Akar udara atau akar gantung (radix aereus).
b. Akar penggerek atau akar penghisap (haustorium).
c. Akar pelekat (radix adligans).
d. Akar pembelit (cirrhus radicalis).
e. Akar nafas (pneumatophora).
f. Akar tunjang atau akar egrang.
g. Akar lutut.
h. Akar banir (Tjitrosoepomo, 2005).
Akar yaitu bagian pertama yang tumbuh dari suatu biji yang berkecambah yang
kemudian tumbuh tegak ke bawah dan berkembang menjadi akar utama.
Selanjutnya tumbuh cabang yang lebih kecil. Sistem akar ini disebut sistem akar
tunggang dan merupakan salah satu ciri dari kelas dikotil. Jika cabang akar
tumbuh sama besar dengan akar utama atau kadang-kadang akar utama
berdegenerasi dan diganti dengan akar-akar samping yang keluar dari akar utama
yang tidak berkembang, maka sistem akar ini disebut sistem akar serabut. Sistem
akar ini merupakan salah satu ciri dari kelas monokotil (Loveles, 1998).
Adapun fungsi dari akar adalah untuk melekat dalam tanah, untuk menyerap air
dan garam-garam yang terlarut sebagai nutrisi dan pada beberapa tumbuhan
berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan zat makanan cadangan misalnya pada
umbi-umbian (Tjitrosoepomo, 2005).
Istilah akar tambahan digunakan bagi akar yang tumbuh pada bagian tumbuhan
diatas tanah, pada batang dibawah tanah dan pada akar yang sudah cukup tua,
terutama yang sudah mengalami pertumbuhan sekunder. Selain itu, akar tambahan
dapat dibentuk pada tumbuhan utuh yang tumbuh pada kondisi normal, atau
tumbuh sehubungan infeksi oleh hama dan penyakit tumbuhan atau luka. Akar
tambahan tumbuh pula pada potongan tanaman (Begonia sedum) atau pada kalus
dalam kultur jaringan (Loveles, 1998).
BAB III
METODOLOGI
4.1 Hasil
No GAMBAR AKAR SISTEM JENIS FUNGSI KETERANGAN
TANAMAN PERAKARAN PERAKARAN AKAR GAMBAR
1. Lobak (Raphanus Akar Akar - tempat a. Leher akar
sativus) Tunggang Tombak menimbun b. Batang akar
zat makanan c. Ujung akar
cadangan. d. Tundung
- menyerap akar
air dari zat e. Serabut akar
makanan
-
memperkuat
berdirinya
tanaman.
2. Benalu (Loranthus) Akar Akar - a. Inang
Tunggang Penggerek mengambil b. Batang
sari-sari akar
makanan di
inang
b. Umbi (tuber)
Umbi pun biasanya merupakan suatu badan yang membengkak, bangun bulat
seperti kerucut atau tidak beraturan, merukan tempat penimbunan makanan, dapat
pula merupakan penjelmaan batang atau akar, oleh sebab itu umbi di bedakan
menjadi dua macam yaitu :
Umbi batang (tuber coulogenium) kalau umbi ini merupakan penjelmaan
dari batang
Umbi akar (tuber rhizogenum), merupakan metamorfosis akar
Umbi batang umumnya tidak memiliki sisa-sisa daun atau penjelmaannya, oleh
karena itu seringkali permukaannya tampak licin, buku-buku batang dan ruasnya
tidak terlihat.
Umbi akar adalah umbi yang merupakan penjelmaan akar, dan akrena akar tidak
pernah mempunyai daun, umbi yang berasal dari dasarnya selalu masuk dalam
umbi telanjang. Melihat akar yang mana yang mengalami metamorfosis menjadi
umbi itu, maka umbi akar dapat merupakan penjelmaan :
Akar tunggang, misalnya umbi akar pada lobak (Raphanus sativus L.)
bangkuang (Pachyrrhizus erosus Urb.)
Akar serbut, misalanya umbi akar pada umbi kayu (Manihot utilissima
Pohl.) dahlia (Dahlia cariabilis Desf.)
Umbi akar tak tumbuh mungkin dijadikan alat perkembangan seperti umbi
batang. Kalau dari umbi dahlia dapat tumbuh tumbuhan baru itu hanya mungkinn
jika umbi ini disertai sebagian pangkal batang dan dari pangkal batang inilah
tumbuh tunas yang menjadi tumbuhan baru.
c. Alat pembelit atau sulur (cirrhus)
Yang dinamakan alat-alat pemebelit adalah bagaian-bagian tumbuhan yang
biasanya menyerupai spriral dan berguna untuk membelit benda-benda yang di
sentuhnya, yaitu untuk berpegangan pada waktu tumbuhan ini berusaha
mendapatkan penunjang untuk dapat naik ke atas. Maka alat itu hanya kita jumpai
pada tumbuhan memanjat saja.
Alat-alat ini pada hakekatnya juga merupakan penjelmaan salah satu diantara ke
tiga bagain pokok tumbuhan. Biasanya merupakan metamorfosis dahan, daun atau
merupakn metamorfosis akar
Akar pembelit, yaitu akar yang berubah menajadi suatu alat pembelit
seperti misalnya pada panili (Vanila plannifollia)
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum ini, dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
Macam-macam akar pada tumbuhan yaitu akar serabut dan akar tunggang.
Akar serabut merupakan akar yang terdapat pada tumbuhan monokotil
sedangkan akar tunggang terdapat pada tumbuhan dikotil
Macam-macam modifikasi akar pada tumbuhan, yaitu akar udara atau akar
gantung (radix aereus), akar penggerek atau akar penghisap (haustorium),
akar pelekat (radix adligans), akar pembelit (cirrhus radicalis), akar nafas
(pneumatophora), akar tunjang atau akar egrang, akar lutut dan akar banir.
Adapun fungsi dari akar adalah untuk melekat dalam tanah, untuk menyerap
air dan garam-garam yang terlarut sebagai nutrisi dan pada beberapa
tumbuhan berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan zat makanan cadangan
misalnya pada umbi-umbian.
5.2 Saran
Sebaiknya untuk bahan praktikum ditambah lagi macamnya seperti akar
bunga mawar agar praktikan mengetahui lebih banyak lagi macam-macam akar
pada tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA