OLEH :
KELOMPOK 4B
OLEH :
KELOMPOK 4B
Mengetahui
.................................................. ........................................................
NIP. NIP .
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KRITIS
A. DATA UMUM
Nama Mhs : Nama Pasien : Tn.D
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
Keluhan Utama Nyeri post operasi
Riwayat Pada tanggal 24 Februari 2019 pasien ingin melakukan kontrol jantung ke
kejadian/penyakit poli namun setelah pemeriksaan pasien disarankan untuk operasi dan hari
sekarang selasa dilakukan operasi hingga akhirnya setelah pasien operasi pada jam
15.00 tanggal 27 pasien dipindahkan ke ruang ICU PHC yang menempati
bad 01. Saat pengkajian tanggal 27 Februari 2019 di ruangan ICU dengan
kesadaran Compos mentis, nafas reguler, napas spontan, pasien
menggunakan O2 Nasal : 6lpm, tidak terdapat suara napas tambahan, px
tidak terpasang ETT dan ventilator, suara jantung S1 S2 tunggal atau tidak
terdengar suara jantung tambahan, irama jantung Sinus Ritme, terdapat
nyeri dada post oprasi, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk atau hilang
timbul, nyeri dirasakan di dada kanan bekas operasi, skala 05, nyeri
bertambah parah apabila pasien batuk, CRT <2 detik, tidak terpasang CVC
:6, Nadi 76x/menit. GCS 456, SPO2 : 98%, TD : 115/66 mmHg, MAP : 70
mmHg, Suhu 37,2oC, RR : 22x/menit, GDA jam 16.00 = 213, pupil normal
bulat isokor 2mm/2mm terpasang kateter dengan ukuran 18 jumlah urine
yang dikeluarkan pada saat jam 15.00 250cc/3jam warna kuning jernih
tidak ada endapan , tidak ada distensi kandung kemih. Mukosa bibir lembab
dan tidak kotor, tidak ada gigi palsu, tidak terpasang NGT, tidak terdapat
nyeri tekan pada abdomen, bising usus normal (6x/menit) dan terdengar
suara timpani pada abdomen dan tidak asites. Pada bagian pergerakan
pasien tidak bisa bergerak dengan normal, tonus otot dengan kekuatan
normal, kulit sawo matang terdapat luka bekas operasi di dada bagian
kanan, akral hangat, pada saat di palpasi bagian tulang tidak ada krepitasi,
turgor kulit elastis, CRT <2detik dan tidak fraktur maupun deformitas.
Riwayat penyakit Tn.E mempunyai riwayat penyakit Hipertensi, DM, Kardiomegali dan
dahulu Koleterol
Riwayat Allergi Pasien tidak mempunyai riwayat alergi dengan obat-obatan dan makanan
GCS E : 4 V: 5 M: 6 Total : 15
Skala Nyeri (PQRST) : Nyeri dada post oprasi, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk atau hilang
timbul, nyeri dirasakan di dada kanan bekas operasi, skala 05, nyeri bertambah parah apabila
pasien batuk,
SIRKULASI 1. Inspeksi
Terdapat nyeri dada, konjengtiva anemis, sklera ikterik, terpasang CVC
:6
2. Palpasi
Aklral hangat, nadi 76x/menit, irama reguler, CRT >2dtk
3. Perkusi
Perkusi jantung pekak
4. Auskultasi
Irama jantung sinus ritme, bunyi jantung S1 S2 tunggal tidak terdengar
suara jantung tambahan
TD : 155/65 mmHg
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
NEUROLOGI 1. Inspeksi :
Kesadaran koma, GCS E2 VX M2, pupil bulat isokor 2mm/2mm
- Nervus I (Ofaktorius) : Penciuman normal, pasien mampu
mengenali bau pengharum ruangan, dan bau minyak kayu putih
(tidak ada gangguan penciuman)
- Nervus II (Optikus) : pasien mampu mengenal warna
- Nervus III (Occulomotorius) : Pasien mampu menggerakkan bola
mata, serta mengangkat kelopak mata.
- Nervus IV (Trochlearis): Pasien mampu menggerakkan mata
kebawah dan kearah dalam
- Nervus V (Trigeminus) : Pasien mampu mengunyak karena
terpasang ETT
- Nervus VI (Abdusen): Pasien mampu menggerakkan mata kearah
lateral
- Nervus VII (Fasialis) : Perasaan bias merakan pahit, manis dan
asin
- Nervus VIII (Vestibulocochlearis) : Pasien mampu mendengar
dengan baik (tidak ada gangguan pendengaran)
- Nervus IX (Glosofaringeal) : Pasien mampu menelan karena
menggunakan ETT
- Nervus X (Vagus) : tidak terkaji karena pasien menggunakan
ETT
- Nervus XI (Aserosius): Pasien mampu menggerakkan leher dan
kepala dengan bebas, pasien juga tidak mampu mengangkat bahu
dengan baik.
- Nervus XII (Hipoglosus) : Pasien tidak mampu berbicara
karena menggunakan ETT
URINARY 1. Inspeksi
Pasien terpasang kateter no.18 dengan jumlah urine jam 15.00 250cc,
warna urine kuning kecoklatan
Balance cairan pada tanggal 27 Februari 2019
Input
- Amiparen 500 cc
- Triofusin 500 cc
Total 1000 cc/24 jam
Output
- Urine 1050 cc
Total balance cairan = + 50cc/24jam
2. Palpasi
tidak terdapat distensi kandung kemih
3. Perkusi
Terdengar bunyi pekak pada daerah abdomen
GASTROINTESTIN 1. Inspeksi
AL Mulut bersihr, produksi sekret (-), membran mukosa lembab, tidak
terdapat gigi palsu, terpasang NGT ukuran 16
2. Palpasi
tidak terdapat nyeri tekana pada abdomen
3. Auskultasi
Peristaltik usus normal, bising usus 6x/menit
4. Perkusi
Terdengar suara timpani pada abdomen
15 Mei 2018
Oral :
1. Cancor 2.5 mg - Digunakan untuk
mengobati tekanan darah
tinggi
2. Conde Serian 8 mg
5 mg - Untuk menurunkan nyeri
3. Fasorbid
- Untuk mengobati dan
mencegah angina pada
penyakit jantung
koroner
20 mg - Untuk mengatasi rasa
4. Atoruastatin
1x100 mg sakit yang hebat dan
5. Aspirin
150 kg/15 menurunkan demam
6. Cordaron
mnt - Untuk mengobati
3x 1gr penyakit jantung yang
7. Cefotaxim
serius (mungkin fatal)
denyut jantung yang
tidak teratur seperti
takikardi
Intravena :
1. santagesik 3x1 ampul - Membantu untuk
2. ranitidine 2x50 mg menurunkan demam
dan rasa sakit
- Untuk menurunkan rasa
2x8 mg nyeri
3. Ondansention - Untuk mencegah mual
3x1gr dan muntah
4. cefoktasim - Obat antibiotic untuk
5. dexamifason
150 mengatasi virus
6. cordarone
kg/15mnt - Untuk mencegah
pertumbuhan kuman
- Untuk mengobati
pengobatan jantung
Drip: - Obat analgesikyang
1. Fentanol 25 biasanya di blus dengan
2. NE 125 nn cairan lain
3. Dopamin 3 - Bekerja untuk
4. Lasix 5 mg/jam peningkatan kekuatan
pompa jantung dan
aliran darah ke ginjal
- Digunakan untuk
mengeluarkan cairan
melewati kandung
kemih
Parenteral
1. RL 250 cc/jam - untuk penambah cairan
dan elektrolit baik pada
anak maupun dewasa.
ANALISA DATA
Tanggal
No. Masalah Keperawatan Paraf
Ditemukan Teratasi
1. Bersihan jalan napas tidak efektif 27 februari 2019 02 februari 2019 Nisa
berhubungan dengan produksi (belum teratasi)
sputum yang berlebihan
Masalah
No. Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Bersihan jalan napas Setelah dilakukan 1. Tidak ada suara 1. Lakukan suction setiap 4 1. Membantu membersihkan
tidak efektif asuhan keperawatan napas tambahan jam sekali jalan napas
berhubungan dengan selama 1 x 24 jam atau suara ronchi 2. Kaji status pernapasan 2. Mendeteksi tanda awal
produksi sputum diharapkan produksi berkurang setiap 4 jam bahaya apabila ada
yang berlebihan sputum berkurang 2. Jalan napas paten
3. Sputum tidak 3. Gunakan posisi fowler dan 3. Membantu bernapas dan
pekat atau encer sanggah lengan pasien ekspansi dada serta
4. Lakukan fisioterapi dada ventilasi lapang paru
basilor
4. Mencairkan secret yang
ada di dalam tubuh pasien.
2. Ketidakstabilan Setelah dilakukan 1. Gula darah dalam 1. Pantau kesadaran/ GCS 1. mengantisipasi penurunan
kadar glukosa darah asuhan keperawatan batas normal (70– pasein serta pantau kadar atau peningkatan
berhubungan dengan selama 1 x 24 jam 115 mg/dL) gula darah kesadaran akibat
gangguan toleransi diharapkan kadar penurunan kadar glukosa
glukosa darah gula darah menjadi dalam darah
stabil 2. Lakukan chek GDA 2JPP 2. mengetahui
setiap setelah makan perkembangan hasil GDA
pada pasien
3. Kolaborasi dengan ahli gizi 3. mengantisipasi kenaikan
untuk pemberian diit DM kadar gula darah lewat
makanan
4. Kolaborasi dengan dokter 4. Untuk menstabilkan gula
untuk terapi penyetabilan darah dalam tubuh
gula darah
3 Penurunan curah Setelah dilakukan 2. 5. 5.
jantung asuhan keperawatan
berhubungan dengan selama 1 x 24 jam
perubahan irama diharapkan irama
jantung jantung membaik.
IMPLEMENTASI & EVALUASI
Jam Tensi RR HR SUHU MAP SPO2 CVP Resp Mode FIO2 Input (cc) Output (cc)
Jam Tensi RR HR SUHU MAP SPO2 CVP Resp Mode FIO2 Input (cc) Output (cc)