Anda di halaman 1dari 5

Resume PISA (Programme for International Student Assessment)

A. PISA (Programme for International Student Assessment)


PISA (Programme for International Student Assessment) merupakan
sistem ujian untuk mengevaluasi sistem pendidikan dari 72 negara yang diinisiasi
oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan
dilaksanakan secara periodik tiap tiga tahun sekali. Tujuan diadakannya PISA
adalah untuk mengukur prestasi literasi membaca, matematika, dan sains siswa
sekolah berusia 15 tahun di negara-negara peserta (Kemendikbud, 2015).
Siswa diuji setiap tiga tahun di bidang kompetensi membaca, matematika
dan sains sebagai bagian dari studi PISA. Tes Kinerja studi PISA didasarkan pada
konsep literasi. Dalam konteks literasi fungsional PISA mencakup dua aspek yaitu
Kesenian dan Konektivitas.
1. Reading Literacy (Membaca Literasi)
Membaca literasi mencakup kemampuan untuk mengekstraksi informasi
yang relevan dari teks dan juga untuk memahami, menggunakan dan
merefleksikan teks tertulis. Aspek membaca literasi di era digital dengan
demikian diperiksa, termasuk kemampuan untuk menemukan,
menghubungkan dan menilai informasi melalui navigasi di situs web.
2. Mathematical Literacy (Literasi Matematika)
Literasi matematika dalam studi PISA didefinisikan sebagai kapasitas
individu untuk merumuskan, menggunakan dan menafsirkan matematika
dalam berbagai konteks. Termasuk membuat kesimpulan matematis dan
menerapkan konsep, prosedur, fakta dan alat matematika untuk
menggambarkan, menjelaskan dan memprediksi fenomena.
3. Science Literacy (Literasi Sains/ilmiah)
Literasi sains didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami
karakteristik sains dan signifikansi sains di dunia modern kita, untuk
menerapkan pengetahuan ilmiah, mengidentifikasi masalah, menggambarkan
fenomena ilmiah, menarik kesimpulan berdasarkan bukti, dan kesediaan untuk
mencerminkan dan terlibat dengan ide dan subjek ilmiah. Salah satu aspeknya
adalah siswa memahami makna sains dan teknologi dalam kehidupan sehari-
hari mereka.
Hasil studi PISA yang telah diikuti Indonesia sejak tahun 2000
menunjukkan bahwa rata-rata skor literasi Matematika siswa Indonesia pada
usia kisaran 15 tahun masih di bawah standar internasional dan cenderung
tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Posisi Indonesia dari tahun
2000 dan teakhir pada tahun 2015 selalu berada pada posisi urutan 5 sampai
10 besar terbawah.

B. Literasi matematika
Literasi matematika tidak hanya pada penguasaan materi saja akan tetapi
hingga kepada pengunaan penalaran, konsep, fakta dan alat matematika dalam
pemecahan masalah sehari-hari. Terdapat 4 komponen utama literasi
matematika dalam pemecahan masalah yaitu mengekplorasi, menghubungkan
dan menalar secara logis serta mengunakan metode matematis yang beragam.

C. Framework PISA
Pisa mempunyai kerangka kerja(framework) yang didasarkan pada 3
komponen :
1. Isi atau komponen matematika
2. Proses yang perlu dilakukan peserta didik
a. Saat mengamati suatu gejala
b. Menghubungkan gejala yang diberikan dengan matematika
c. Memecahkan masalah yang diamati
3. Situasi dan konteks.
Pisa dilaksanakan selama tiga tahun sekali. Terdapat beberapa
perbedaan yang terjadi pada framework PISA dari tahun 2000 sampai
dengan tahun 2015.
Gambar 1. Transformasi Framework PISA

D. Konten PISA
Konten pada PISA dapat berupa :
1. Perubahan dan hubungan (Change and relationship)
2. Ruang dan bentuk (Space and Shape)
3. Kuantitas (Quantity).
4. Probabilitas dan Data (Uncertainty and data)

E. Konteks PISA
Soal untuk PISA tahun 2012 (OECD, 2013), melibatkan empat konteks yaitu :
1. Konteks pribadi (personal) yang secara langsung berhubungan dengan
kegiatan pribadi siswa sehari-hari.
2. Konteks pekerjaan (occupational) yang berkaitan dengan kehidupan siswa di
sekolah dan atau di lingkungan tempat bekerja.
3. Konteks sosial (societal) yang berkaitan dengan penggunaan pengetahuan
matematika dalam kehidupan bermasyarakat dan lingkungan yang lebih luas
dalam kehidupan seharihari.
4. Konteks ilmiah (scientific) yang secara khusus berhubungan dengan kegiatan
ilmiah yang lebih bersifat abstrak dan menuntut pemahaman dan penguasaan
teori dalam melakukan pemecahan masalah matematika.

F. Kemampuan Matematis dalam PISA


Terdapat 7 kemampuan matematis dalam kerangka penilaian PISA 2015
(OECD, 2013), yaitu :
1. Komunikasi (Communication)
2. Matematisasi (Mathematising)
3. Representasi (Representation)
4. Penalaran dan Argumen (Reasoning and Argument)
5. Merumuskan Strategi (Devising Stategies)
6. Menggunakan bahasa simbol, formal, dan teknik bahasa, dan operasi (Using
Symbolic, Formal, and Technical Language, and Operation)
7. Menggunakan Alat-alat Matematika (Using Mathematicsl Tools)

G. Kemampuan Literasi Matematis Siswa berumur 15 tahun berdasarkan


PISA
Kategori Kemampuan Literasi Matematika . Kategori-kategori yang akan
digunakan sebagai penilaian adalah seperti berikut:
 Merumuskan situasi secara matematis
 Menerapkan konsep, fakta, dan prosedur
 Menafsirkan dan mengevaluasi hasil-hasil matematis.

H. Hubungan Kurikulum 2013 dengan PISA


PISA berfokus pada penekanan kompetensi dan keterampilan siswa yang
telah diperolehnya dan diaplikasikan dalam kehidupan dalam beragam situasi.
Munayati (2014), Berdasarkan publikasi hasil studi PISA oleh OECD, Indonesia
masih memiliki kualitas pendidikan yang tergolong rendah apabila ditinjau dari
segi literasi matematika, sains dan membaca. Ambarita (2017) Dari tahun 2000
hingga tahun 2015, Indonesia selalu menempati posisi 5 hingga 10 terbawah.
Muhammad Nuh selaku Mendikbud saat itu menyatakan bahwa hasil studi PISA
tersebut memperkuat pentingnya keberadaan kurikulum 2013. Penerapan
Kurikulum 2013 diyakini akan meningkatkan hasil studi PISA. Menurut
Murdaningsih (2015) tak hanya kurikulum, namun buku teks yang digunakan
juga harus menyesuaikan perkembangan zaman. Pembaharuan buku teks siswa
merupakan salah satu upaya pemerintah dalam pengimbangan pengembangan
kurikulum. Permdikbud (2013) menyatakan bahwa pembelajaran dalam buku teks
Matematika kurikulum 2013 akan selalu diawali dengan pengetahuan konkret
siswa. Melalui permadelan, masalah konkret tersebut dibawa menuju ke ranah
absrak yang kemudian diperkenalkan metode-metode matematika untuk
penyelesaiannya dan mengembalikan hasil yang didapat ke ranah
konkret.Ambarita (2017) Hal tersebut sesuai dengan karakter utama soal-soal
PISA. Zulkardi (2015) Penggunaan hasil PISA sebagai salah satu argumen dalam
perubahan kurikulum 2013 dari kurikulum 2006 bertujuan untuk mmemasukkan
lebih banyak soal yang menekankan pada kemapuan pemodelan, penalaran
dan pemevahan masalah serta penggunaan iptek dalam pengajaran materi
pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai