UJI PEMBEDAAN
[UJI PASANGAN, DUO TRIO, SEGITIGA]
Kelompok 8 / AP-2
665 923
849 P 024
3.2 Pembahasan
Pada praktikum mengenai Uji Pembedaan kali ini, kami diminta untuk
melakukan uji pasangan, uji duo trio, dan uji segitiga. Praktikum uji pasangan
dilakukan dengan membandingkan kedua sampel uji, apakah memiliki perbedaan
atau tidak. Uji duo trio dilakukan dengan cara membandingkan kedua sampel uji
dengan pembanding, lalu ditentukan sampel uji manakah yang sama dengan
pembanding. Uji segitiga dilakukan dengan cara menentukan sampel mana yang
berbeda dengan kedua sampel lainnya.
Pengujian pembedaan digunakan untuk menetapkan apakah ada perbedaan
sifat sensorik atau organoleptik antara dua contoh. Meskipun dalam pengujian dapat
saja sejumlah contoh disajikan bersama, tetapi untuk melaksanakan pembedaan selalu
ada dua contoh yang dapat dipertentangkan. Uji pembedaan digunakan untuk menilai
pengaruh macam-macam perlakuan modifikasi proses atau bahan dalam pengolahan
pangan bagi industri atau untuk mengetahui adanya perbedaan atau persamaan antara
dua produk dan komoditi yang sama
Uji pembedaan biasanya menggunakan anggota panelis yang berjumlah kira-
kira 15 orang yang terlatih. Dengan panelis demikian biaya penyelenggaraan Iebih
kecil dan hasil pengujiannya cukup peka. Segi kerugiannya ialah bahwa hasil
pengujiannya tidak dapat memberi petunjuk apakah ketidak sukaannya itu
dikehendaki atau tidak. Uji pembedaan terdiri dari uji pasangan (Pair Test, Duo Test,
Comparison Test), uji duo trio (Duo Trio Test), dan uji segitiga (Triangle Test)
(Susiwi 2009).
3.2.1 Uji Pasangan (Pair Test, Duo Test, Comparison Test)
Uji pembedaan pasangan yang juga disebut dengan paired
comperation, paired test atau comparation merupakan uji yang sederhana dan
berfungsi untuk menilai ada tidaknya perbedaan antara dua macam produk. Dalam
penggunaannya uji pembedaan pasangan dapat memakai produk baku sebagai acuan
atau hanya membandingkan dua contoh produk yang diuji. Sifat atau kriteria contoh
disajikan tersebut harus jelas dan mudah untuk dipahami oleh panelis (Ferasaldi
2006).
Pada praktikum uji pasangan, dilakukan uji rasa dan kerenyahan. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan kacang atom garuda dan kacang atom curah. Panelis
diminta untuk menilai adakah perbedaan pada kedua jenis kacang atom berdasarkan
rasa dan kerenyahan. Pada uji rasa, panelis disediakan dua buah kacang atom dengan
kode 423 dan 478, kemudian panelis membandingkan rasanya. Pada uji kerenyahan,
panelis disediakan dua buah kacang atom dengan kode 923 dan 665, kemudian
panelis membandingkan kerenyahannya. Cara memberikan penilaian dengan tanda 1
jika berbeda dan tanda 0 jika sama.
Berdasarkan hasil pengujian uji pasangan yang dilakukan terhadap 28 panelis.
Pada uji rasa, panelis yang menyatakan berbeda sebanyak 23 panelis menyatakan ada
perbedaaan, dan sebanyak 5 panelis menyatakan sama. Pada uji kerenyahan,
sebanyak 23 panelis menyatakan adanya perbedaan dan sebanyak 5 panelis
menyatakan tidak ada perbedaan atau sama.
Pada praktikum perbandingan rasa dalam uji persamaan, tabel perbandingan
beda nyata menunjukkan bahwa dari 23 panelis yang menyatakan adanya perbedaan
dari kedua contoh uji dibutuhkan minimal sebanyak 21 respon tepat untuk tingkat
5%, sehingga dapat dinyatakan bahwa kedua produk tersebut berbeda. Dibutuhkan
minimal 22 respon tepat untuk tingkat 1%, pada praktikum ini, maka dapat
dinyatakan bahwa kedua sampel tersebut berbeda. Dan dibutuhkan 24 respon tepat
untuk tingkat 0.1%, maka dapat dinyatakan bahwa kedua sampel tersebut berbeda.
Pada praktikum perbandingan kerenyahan menunjukkan bahwa 23 panelis
menyatakan perbedaan dari kedua contoh uji. Dibutuhkan minimal sebanyak 21
respon tepat untuk tingkat 5%, sehingga dapat dinyatakan bahwa kedua produk
tersebut sama. Dibutuhkan minimal 22 respon tepat untuk tingkat 1%, pada
praktikum ini, maka dapat dinyatakan bahwa kedua sampel tersebut berbeda. Dan
dibutuhkan 24 respon tepat untuk tingkat 0.1%, maka dapat dinyatakan bahwa kedua
sampel tersebut berbeda.
Berdasarka tabel 2, penilaian panelis terhadap uji pasangan pada uji rasa
menyatakan berbeda pada tingkat kepercayaan 82,14%, pada uji kerenyahan
menyatakan berbeda pada tingkat kepercayaan 82,14%. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa kedua sampel kacang atom memiliki karakteristik yang berbeda.
3.2.2 Uji Duo Trio (Duo Trio Test)
Seperti halnya uji segitiga, uji duo trio dapat digunakan untuk
mendeteksi adanya perbedaan yang kecil antara dua contoh. Uji ini relatif lebih
mudah karena adanya contoh baku atau pembanding dalam pengujian. Biasanya uji
duo trio digunakan untuk melihat perlakuan baru terhadap mutu produk ataupun
menilai keseragaman mutu bahan (Muda 2011).
Pada praktikum uji duo trio kacang atom, disediakan 9 piring plastik
dengan 2 contoh uji berkode beda dan 1 pembanding untuk masing-masing uji duo
trio rasa, kerenyahan, dan warna. Setelah itu kami diminta untuk mengenal contoh
pembanding terlebih dahulu lalu memilih salah satu dari kedua contoh uji yang
memiliki perbedaan dengan contoh pembanding dengan memberi tanda 1 dan tanda 0
jika tidak ada perbedaan atau sama. Untuk uji duo trio pada uji rasa sebanyak 28
orang menyatakan beda sedangkan untuk uji kerenyahan panelis menyatakan bahwa
beda sebanyak 17 orang , untuk tingkat kepercayaan pada uji rasa , minimal harus ada
21 panelis yang menyatakan bahwa sampel berbeda pada 5% sedangkan untuk pada
tingkat 1% membutuhkan 22 panelis menyatakan beda dan untuk tingkat kepercayaan
pada 0,1 % membutuhkan minimal 24 panelis menyatakan berbeda ,sehingga pada uji
rasa yang dilakukan mendapatkan 17 panelis menyatakan berbeda sehinggga sudah
belum memenuhi syarat , maka dapat dinyatakan jika sampel tersebut sama. Factor
yang memepengaruhi uji duo trio yaitu focus panelis terhadap sampel yang di lihat
karena bentuk serta warna dari sampel yang disajikan. Untuk persentase uji duo trio
sebesar 60,71% yang menatakan perbedaan terhadap kacang.
4.2 Saran
Dalam melakukan penilaian, panelis harus lebih mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan dari penyaji dengan baik agar tidak bingung dan salah
dalam melakukan penilaian. Sebelum mengisi form penilaian, panelis hendaknya
memperhatikan dan membaca instruksi yang telah dibuat serta lebih teliti dalam
mengisi agar tidak terjadi kesalahan penilaian. Penyaji hendaknya memerhatikan dan
mengawasi panelis dalam memberikan penilaian untuk menghindari kesalahan data.
Selain itu, tempat melakukan uji diharapkan dalam kondisi tenang sehingga dapat
meningkatkan kosentrasi panelis dan diberikan sekat sehingga tidak adanya sugesti
atau hasutan dari panelis lain yang dapat mengubah pemikiran seseorang. Panelis
yang sudah melakukan pengujian diharapkan tidak membocorkan rahasia kepada
panelis yng belum melakukan pengujian.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Pengujian Pengujian Organoleptik dalam Industri Pangan. Tersedia
pada http://tekpan.unimus.ac.id/. Diunduh pada 3 Maret 2019.
Kartika, B., Pudji, H., Wahyu, S. 1988. Pedoman Uji Indrawi Bahan Pangan. UGM
Press: Yogyakarta.
Susiwi. 2009. Penilaian Organoleptik. Tersedia pada http://file.upi.edu. Diakses pada
3 Maret 2019.