Anda di halaman 1dari 22

KONSEP DASAR KELUARGA DAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

KONSEP KELUARGA

Definisi

Banyak definisi yang diuraikan tentang keluaga sesaai dengan perkembangan sosial masyarakat.
Berikut ini akan dikemukakan pengersian keluarga.

1. Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah.
perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama lain.

2. Menurut Duvall, keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya
yang umum; meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap
anggota

3. Menurut WHO (1969), keluarga adalah anggola rumah tangga yang saling berhubungan
melalui pertalian darah, adopsi. atau perkawinaa.

4. Meaurut Rergess (1952), keluarga terdiri atas kelompok orang yang mempunyai ikatan
perkawinan, keturunan/hubangan sedarah atau hasil adopsi, anggota tinggal bersama dalam
satu rumah, anggota berinteraksi dan berkomiunikasi dalam peran sosial, serta mempunyai
kebiasaan/kebudayaan yang berasal dari masyarakat, tetapi mempunyai keunikan
tersendiri

5. Menurut Helvie (1981), keluarga adalah sekelompok mamusia yang tinggal dalam satu
rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.

6. Menurut Salvicion G. Bailon dai Arucelis Maglaya, 1989. Keluarga adalah dua atau lebih
dua individu yang tergabung karena hubungan darah. hubungan perkawinan atau
pengangkkatan, dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi yatu sarma Iain,
dan perannya masing - masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
7. Menurut Departemen kesehatan RI, 1998, Keluarga adalah unit terkecil dari suatu
masyarakat yang terdin atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan
tinggal di suatu atap dalam keadaan saling ketergantangan.

Sesual dengan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik beluarga adalah :
1. terdiri atas dua atua lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkewinan, atau
adopsi
2. anggota keluarga biaisanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memerhatikan
satu sama lain
3. anggota keluurga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial
sebagei suami istri, anak, kakak, dan adik
4. mempunyai tujuan menciptakan, mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan
fisik, psikologis, dan sosial anggota
uraian di atas nenurjukan bahwa keluarga juga merupakan smatu sistem. Sebagai sistem
keluarga mempunyai anggota, yaitu ayah, ibu, dan anak atau semua individu yang tinggal di
dalam rumah tangga tersebut. Anggota keluarga tersebut saling berinteraksi, interclasi, dan
interdependensi untuk mencapai tujuan bersama. Keluarga merupakan sistem yang terbuka,
sehingga dipengaruhi oleh suprasistemnya, yaitu lingkungan atau masyarakat. Sebaliknya,
sebagal subsistem dari lingkungan atau masyarakat, kehuarga dapat memengaruhi masyarakat
(suprasistem). Oleh karena itu, betapa pentingnya peran dan fungsi keluarga dalam membentuk
manusia sebagai anggota masyarakat yang sehat bio psiko sosial dan spiritual. ladi. sangatlah
tepat bila keluarga sebagai titik sentral pelayanan keperawatan. Diyakini bahwa kekuarga yang
sehat akan mempunyai anggota yang sehat dan akan mewujdkan masyarakat yang sehat.

STRUKTUR KELUARGA
Macam-macam Struktur Keluarga
Strukiur keluarga terdiri stas bermacam-macam, diantaranya adalah.
1. Patrilineal
Patilineal adalsh keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal
Marilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi di mana bubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
3. Matrilokal
Matriokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
4. Patrilocal
patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sdarah suami.
5. Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar pembinaan keluarga dari beberapa anak saudara
yang mnjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.

Ciri-ciri Struktur Keluarga

1. Terorganisasi yaitu saling berhuhungan, saling ketergantungan antar anggora keluarga


2. Ada keterbatasan di mana setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga
mampunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
3. Ada perbedaan dan kekhususan, yaitu setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing

Menurut Friedmen (4998) struktar keluarga terdiri atas

1. Pola dan proses komumikasi:


2. struktur peran;
3. struktur kekuatan dan struktur nilai
4. Norma
Struktur keluarga oleh Friedman digambarkan sebagai berikut.

Pola dan Peran


proses
komunikasi

Nilai dan Kekuatan


Norma

1. Struktur Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara jujur,
terbuka melibatkan emosi, konflik selesai, dan ada hierarki kekuatan. Komunikasi
keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan pesan secara jelas dan berkualitas, serta
meminta dan menerina umpan balik. Penerima pesan mendengarkan pesan, memberikan
umpan balik dan valid.
Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila tertutup, adanya isu
atau berita negatif, tidak berfokus pada satu hal, dan selalu mengulang isu dan pendapat
sendiri. Komunikasi keluarga bagi pengirim bersifal asumsi, ekspresi perasaan tidak
jelas, judgemental espresi, komunikasi tidak sesua (bersifat negatuif),Penerima pesan
gagal mendengar, diskualifikasi, ofensif elksprest, dan terjadi miskomunikasi, dan kurang
atau tidak valid
2. Struktur Peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku ying diharapan sesauai dengan posisi sosial
yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal.
3. Struktur Kekuatan
Struktur kekuatan adaiah kemampuan dari individu untuk mengontrol, meméngaruhi,
atau mengubah perilaku orang lain. Hak (legitimate powar),ditiru (referent peiver pomer),
keahlian (expert power), hadiah (reward power), paksa (coereive power), dan affekiif
power .
4. Strulktur Nilai dan Norma
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota keluarga dalam
budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan
sosial tertentu lingkungan leluarga, dan lingkungan musyarakat sekitar keluarga.

TIPE KELUARGA
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macamm rpola
kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial, maks tipe keluarga herkembang mengikutinya.
Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan, maka
perawat perlu memahami dan mengetahui berbagai tipe keluarga
1. Traditional Nuclear. Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal
dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan,
satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah
2. Extended Family. Extended family adalah keluarga inti ditambah dengan sanak sandara
misalnya nenes, kakek, keponakan, sadara sepipu, paman, hibi, dan sebagainya,
3. Reconstitted Naclear Pembentukan baru dari keharga inti melalui perkawinan kembali,
suami istri, tinggal dalam pembeniukan satu rumah dengau anak-anaknya, baik itu
bawaan dari perkawinan lama maupin hasil dari perkawinan baru Satu atau keduanya
dapat bekerja di luar rumah
4. Midde Age/Aging Couple. Suami sebagai pencari uang, istri di rumah/kedua-duanya
bekerja
5. Dyadic Nuclear. Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak,
keduanya/salah .
6. Single Parent. Satu orang tua sebugai akibat perceraian/kematian pasangannya dan anak
7. Dual Carrier. Suami istri atau kduanya herkarier dan tanpa anak
8. Commuter Married. Suami istri keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu ter tentu.
9. Sigle Adult Wanita atau pria dewasa yang tingral sendiri dengan tidak adanya keinginan
untuk menikah.
10. three Generation. Tigu generasi atau lebih tinggal dalam satu rumali.
11. Institutional, Anak-anak atau orang orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti
12. Comunal. Satu rumah terdiri atas dua lebih pasangan yang monogami dengan anak-
anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
13. Group Murriage. Satu perumahan terdiri atasorag tua dan keturunannya di dalam satu
kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah dengau yang lain dan semua orang
tua dari anak-anak
14. Unmartd Purent and Child. Ibu dan anak di mans perkawinan tidak dikehendaki, anaknya
diadopsi.
15. Cohihing Caupie. Dua orang/satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan.

Dari sekian macam tipe keluarga, maka secara umum di negara Indonesia dikenal dua tipe
keluarga yaitu tipe keluarga tradisional dan tipe keluarga nontradisional. Termasuk tipe keluarga
tradisional adálah keluarga inti, extended jamily, single parent, keluarga lansia, dan single adult.
Sedangkan yang termasuk dalam tipe keluarga extended family adalah commune family, yaitu
lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah hidup serumah, orang tua atau ayah ibu yang tidak
ada perkawinan dan anak yang hidup bersama dalam satu rumah tangga, serta keluarga
homoseksual yaita dua individu yang sejenis hidup hersama dalam satu rumah tangga.
Di Indonesia dalam Undang-Undang No. 10 Tabua 1992 disebutkan bahwa keluarga adalah
unit terkecil dalam masyarakat, yang terdiri atas suami lstri dan anak atau ayah ibu dan anak.
Dalam konteks pembangunan, di Indonesia bertujuan menciptakan keluarga yang bahagia dan
sejahtera. Keluarga sejahtera dalam Undang-Undang No. 10 disebut sebugai kehuarga yang
dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, dan mampu memenuhi kebutuban hidup
spirilual dan material, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memililki hubungan yang serasi,
selaras, seimbang antar anggota dan dengan masyarakat

PERAN KELUARGA DAN PERAN PERAWAT KELUARGA


Teori dan Definisi Peran
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang dilharapkan oleh orang lain terhadap seseorang
sesuai kedudukanya dalam suatu sistem Ada dua perspektif dasar menyangkut peran yang
menekankan pengaruh normatif (kultural), yaitu pengaruh yang berkaitan dengan status status
tertentu dan peran-peran terkaitnya (Linton, 1945). Orientasi inleraksi dari Turner, 1970 yang
menekankan timbulnya kualitas peran yang lahir dari interaksi sesial. Dalam teks ini peran
didefinisikan dalam pemahaman yang lebih struktural, karena preskripsi-preskripsi normatif dalam
keluarga, meskipun berbeda-beda, secara relatif masih didefinisikan lebih baik (Nye, 1976)
orientasi strukturalis
Peran merujuk kepada beberapa set perilaku yang kurang lebih bersifat homogen, yang
didefinisikan dan diharapkan secara normatif dari seorang okupan pera (role occupation) dalam
situasi sosial tertentu. Peran didasarkan pada preskripsi dan harapan peran yang menerangkan apa
yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan
mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkul peran-peran tersebut. Peran dipengaruhi oleh
keadaan sosial, baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari
perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu. Peran perawat yang dimaksud
adalah cara untuk menyatakan aktivitas perawat dalam praktik, di mana telah menyelesaikan
pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah uatul menjalankan
tugas dan tanggung jawab keperawatan secara profesional sesuai dengan kode eti profesi. Di mana
setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi untuk kejelasan.

Konflik Peran
Konflik terjadi ketika okupan dari suatu posisi merasa bakwa ia berkonflik dengan harapan-
harapan yang tidak sesuai Sumber dari ketidakseimbangan tersebut boleh jadi disebabkan oleh
adanya perubahan-perubahan dalam harapan yang terjadi dalam diri perilaku, orang lain atau
dalam Lingkungan. Macam konfik peran di antaranya.

1. Konflik Antarperan

Konflik antarperan adalah konflik yang terjadi jika pola-pola perilakuatau orma-norma dari
suatu peran tidalk kongruen dengar peran lain yang dimainkin individu. Konflik antarperan
terjadi ketika peran yang kompleks dari seseorang individu (yaitu sekelompok peran yang
ia mainkan) termasuk sejumlah peran yang tidak seimbang. Tipe konflik ini disebabkan
oleh ketidakseimbangan perilaku yang berkaitan dengan berbagai peran atau besarnya
tenaga yang dibutuhkan oleh peran-peran ini, misalnya dalam sebuah kasus di keluarga
peran sebagai siswa, penjaga rumah, memasak, perkawinan, dan perawatan anak
dilaksanakan sekaligus

2. Konflik Peran Antarpengirim (Intersender Roie Confluct)

Konflik peran antarpengirim adalah suatu konfik di mana dua orang atau lebih memegang
harapan-harapan yang berkonflik menyangkut pemeranan suatu peran. Ilustrasi tentang
tipe konflik ini adalah adanya harapan-barapan yang berkonflik menyangkut bagaimana
peran seseorang,seperti seorang perawat yag menunjukkan peran yang profesional.
Seorang kepala perawat akan mengharapkan efisiensi dari suatu tindakan klien sedangkan
klien mengharapkan segalanya terpusat padia dirinya,. berdasarkan kebutuhan-kehutuhan
yang dirasakannya, sedangkan perawat mengharapkan agar dapat memberikan perawatan
individunya sesuai dengan standar profesinya.

3. Person-Rote Conlict

Person-rote confict meliputi suato konflik antara nilai-nilai internal individu, nilai-nilai
eksternal (yang dikomunikasikant kepada pelaku oleh orang lain), dan berperilaku pada
situasi yang sarat dengan stres peran. Tipe konflik peran ini sama dengan tipe konflik peran
yang kedua, kecuali dalam hal tidak adanya perbedaan dalam harapan-harapan peran di
antara orang urang diluar lingkiungan. Orang dapat berpikir person-role conflict yang
timbul dalam keluarga dengan anak remaja adalah apabila remaja tersebut memiliki
pemikiran internal menyangkut perannya sehagai seorang remaja dan sebayanya
menentukan suatu peran yang sangat berbeda.

Peran-peran Formal Keluarga


Setiap posisi formal dalam keluarga adalah peran-peran yang terkait, yaitu sejumlah
perilaku yan kıurang lebih bersifat homogen. Keluarga membagi peran secara merata
kepada para anggota seperti cara masyarakat menibagi peran-perannya menurut pentiagnya
pelakanaan peran bagi berfungsinya suatu sistem. Ada peran yang membutuhkan
keterampilan dan kemampuan tertentu ada juga peran yang tidak terlalu kompleks,
sehingga dapat didelegasikan kepada mereka yang kurang terampil atau kepada mereka
yang kurang memiliki kekuasaan.

Peran formal yang standar terdapat dalam keluarga (pencari nafkah, ibu rumah
tangga perbaiki rumah, sopir, pengasuh anak, manajer keuangan, dan tukang masak). Jika
dalam hanya terdapat sedikit orang yang memenuhi peran ini, maka akan lebih banyak
tuntutan dan kesempatan bagi anggota keluarga untuk memeranlkani beberapa peran pada
waktu yang berbeda.

jika seorang anggota keluarga meninggalkan rumah dan karenanya ia tidak memenuhi suatu peran
maka anggota lain akan mengambil alih kekosongan ini dengan memerankan perannya berfungsi.
Peran dasar yang memhentuk posisi sosial sabagai suami-ayah dan istri-ibu antara lain sebagai
berikut

1. Peran sebagai provider atau penyedia


2. Sebagai pengatur rumah tangga
3. Perawatan anak, baik yang sehat maupun yang sakit
4. Sosialisasi anak
5. Rekreasi.
6. Persaudaraan (kanship), memelihara hubungan keluarga paternal dan maternal
7. Peran terapeutik (memenuhi kebutuhan afektif dari pasangan)
8. Peran seksual

Peran Informal Keluarga


Peran-peran informal bersifit implisit, biasanya tidak tampak, dimainkan banya tuntuk memenuhi
kebutuhan kebutuhan enmosional individu dan/atau untuk menjaga keseimbangan dalam keluraga.
Peran infornal mempunyai tuntutan yang berbeda, tidak terlalu didasarkan pada usia, ataupun jenis
kelamin, melainkan lebih didasarkan pada atribut-atribut personalitas atau kepribadian anggota
keluarga individual. Beberapa contoh peran informal yang bersifat adapatif dan merusak
kesejahteraan keluarga di antaranya sebagai berikut. Peran adaptif antura lain :

1. Pendorong

Pendorong memiliki arti bahwa dalam keluarga terjadi kegiatan mendorong memuji, setuju
dengan, dan menerima kontribusi dari oranglain. Akibatnya ia dapal merangkul orang lain
dan membuat mereka merasa bahwa pemikiran mercka penting dan bernilai untul
didengarkan

2. Pengharmonis.

Pengharmonis, yaitu herperan menengahi perbedaan yang terdapat di antara para anggota,
penghibur, dan menyatukan kembali perbedaan pendapat

3. Iisiator-kontributor. Mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru atau cara cara


mengingat

4. Pendamai pendamai,berarti jika terjadi konlflik dalam keluarga maka konflik dapat
diselesaikan dengan jalan musyawarah atau damai.

5. Pencari nafkah. Pencari nafkah yaitu peran yang dijalankan oleh orang tua dalam
memenuhi kebutuhan, baik material maupun nonmaterial anggota keluarganya.

6. Perawatam keluarga. Perawatan keluarga yaitu peran yang dijalankan terkait merawat
anggota keluarga jika ada yang sakit

7. Penghubung keluarga. Perantara kehuarga adalah penghubung, biasanya ibu mengirim dan
memonitor komunikasi dalam keluarga

8. Pionir keluarga. Pionir keluarga yaitu membawa keluarga pindah ke suatu wilayah asing
dan mendapatkan pengalaman baru.
9. Sahabat penghibu, dan koordinator. Koordinator keluarga berarti mengorganisasi dan
merencanakan kegiatan-kegiatan keluarga yang berfungsi mengangkal keakraban dan
memerangi kepedihan.

10. Pengikut dan saksi.Saksi sama dengan pengikut. kecuali dalam. beberapa hal, saksi lebih
pasif. Saksi hanya mengamati dan tidak melibatkan dirinya

Peran yans merusak antara lain sebagai berikut:

1. Penghalang

2. Dominator. Domianator adalah kecenderun rungan memalsakan kekuasaan atäu superiotas


dergan memanipulasi anggota kelompok tertentu, membangpakan kekuassannya, bertindak:
seskan-akan ia mengetalhui segala-galanya, dan tampil sempurna

3. Penyalah (suka menyalähkan orang iain).

4. Martir. Martir yaito tidak menginginkan apa-apa untuk dirinya, ia hanya berkorban untuk
anggota keluarganya

5. Keras hati.

6. Kambing hitaut keluarga. Masalah anggota keluarga yang telah diidentifikasi dalam keluarga
sebagai korban atau tempat pelampiasan ketegangan dan rasa bermatistul maupun tidak.
Kambing hitam berfungsi sebagai tempat penyaluran.

7. Distraktor dan orang yang tidak relevan. Dlistraktor bersifat tidak relevan perilaku yang
menarik perkat persoalan-persoalan yang menyedihkan dan persoalau-persoalan yang sulit.

Peran Perawat Keluarga


Perawat keluarga memiliki peran untuk memandirikan keluarga dalam merawat anggota
keluarganya, sehingga keluarga mampu melakukan fungsi dan tugas kesehatan. Friedman
menyatakan balnwa keluarga diharapkan mampu mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, di
antaranya: fungsi atekti sosialisasi, reproduksi. ekonomi, dan fungsi perawatan keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang dilujukan pada keluarga sebagai
unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk
menyelesaikan kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan
tugas perawatan keschatan keluarga Peran perawat dalam meiakukan perawatan kesehatan
keluarga antara lain sebagai berikut

1. Pendidik (educator)

Perawat kesehatan keluarga harus mampu memberikan pendidikan kesehatan kepada


keluarga agar keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara
mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarganya. Kemampuan
pendidik perlu didukung oleh kemampuan memahami bagaimana keluarga dapat
melakukan proses belajar.

Secara umum tujuan proses pembelajaran adalah untuk mendorong perilaku sehat
atau mengubah perilaku yang tidak sehat. Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai
adalah untukn peningkatan kesehatan dan penanganan penyakit serta membantu keluarga
untuk mengembangkan keterampilan penyelesaian masalah yang sedang dialami atau
dibutuhkan. Disamping hal-hal di atas, perawat kesehatan keluarga juga melakukan
bimbingan antisipasi kepada keluarga, sehingga dapat terwujud keluarga yang sejahtera,
bertanggung jawab memberikan pendidikan keperawatan keluarga kepada sesama perawat
dan tim kesehatan lain.

2. Koordinator (coordinator)

Menurut ANA, praktik keperawatan kemunitas merupaka prakik keperawatan yang umum,
menyeluruh,dan berlanjut. Keperawatan berkelanjutan dapat dilaksanakan jika
direncanakan an perawatan lanjutan dan diknordinasikan dengan baik. Koordinasi
merupakan salah satu peran bekerja dengan keluarga. Klien yang pulang dari rumah sakit
memerlukan perawatan lanjutan diperlukan koordinasi lanjutan di rumah maka diperlukan
oordinasi lanjutan asuhan keperawatan di rumah. Programkegiatan atau terap dari berbagai
displin pada keluarga perlu pula dikoordinasikan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam
pelaksanaannya. Koordinasi diperlukan pada perawatan berkeanjutan agar tercapai
pelayanan yang komprehensif.

3. Pelaksana perawatan dan pengawas perawatan langsung

Kontak pertama perawat kepada keluarga dapat melalui anggota keluarganya yang sakit,
Perawat yang bekerja dengan klien dar keluarga, baik di rumah, klinik., maupun di rumah
sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung atau mengawasi keluarga
memberikan perawatan pada anggota yang dirawat di rumah sakit, perawat melakukan
perawatan langsung atau demonstrasi asuhan yang disaksikan oleh keluarga dengan
harapan keluarga mampu melakukannya di rumah, perawat dapat mendemonstrasikan dan
mengawasi keluarga untuk melakukan peran langsung selama di rumah sakit atau di rumah
oleh perawai kesehatan masyarakat.

4. Pengawas kesehatan

Perawat mempunyai tugas melakukan home visit yang teratur untuk mengidentifilkasi atau
melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga

5. Kansultan atau penasihat


Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan. Hubangan
perawat keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat
dipencaya. Dengan demikian, keluarga mau meminta nasihat kepada perawat yang bersifat
pribadi. Pada situasi ini perawat sangat dipercaya sebagal narasumber untuk mengatasi
masalah kesehatan keluarga

6. Kolaborasi Perawat komunitas jnga harus bekerja sama dengan pelayanan rumah salkit
atau anggota tim keschatan yang lain untulk mencapai tahap kesehatan keluarga yang
optimal

7. Advokasi

Keluarga sering kali tidak mendapatkaa pelayaman yang sesuai di masyaraat, kadang kala
keluarga tidak menyadari mereka telah dirugikan. Sebagai advokat lklien, perawat
berkewajiban untuk melindungi hak keluarga. Misalnya keluarga dengan sosial ekonomi
lemah yang tidak mampu memenuhi kebutuhaanya, maka perawat dapat membantu
keluarga mencari bantuan.

8. Fasilitator

Peran perawat komunitas di sini adalah membantu keluarga meningkatkan derajat


kesehatannya. Keluarga sering tidak dapat menjangkau pelayanan kesehatan karena
berbagai kendala yang ada, Kendala yang sering dialami keluarga adalah keraguan dalam
menggunakan pelayanan keschatan, masalah ckonomi, dan masalah sosial budaya. Agar
dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik, maka perawat komunitas harus
mengetahui sistem pelayanan keshatan, misalnya sistem rujukan darn dana sehat.

9. Penemu kasus Peran perawat komunitas yang juga sangat penting adalah mengidentifikasi
masalah keschatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan penyakit atau wabah.

10. Modifikasi lingkungan Perawat komunitas harus dapat memodifikasi lingkungan, baik
lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat, sehingga tercipta lingkungat yang
sehat.

FUNGSI DAN TUGAS KELUARGA


Berikut ini akan dijelaskan mengenai fungsi dan tugas keluarga.

Fungsi Keluarga

Dalam auntu keluarga ada beberapa fungsi dan tugas keluarga yang dapat dijalankan. Fungsi
keluarga adalah sehagai berikut:

1. Pungsi biologis, yaitu fougsi untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan
anak, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga
uku sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing, dan menerusisan .

2. Fungsi pakolagis, yuitu memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi keluarga,
memberikan perhatian di antara keluarga, memberikan kedewasaan kepribadian anggota
keluarga, serta memberikan identitas pada keluarga

3. Fungsi sosialisasi, yaltu membina sosialisusi pada anak, membentuk norma norma tingkah
budaya.

4. Fungsi ckonomi, yaitu mencari sumber sumber penghasian untuk memenuhi kebutuhan
keluarga stat ini dan menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di nasa yang akan
datang

5. Fungsi pendidikan, yaitu menyekolabkan anak untul memberikan pengetahuan.


keterampilan, membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang di milakinya,
mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
peranannya sebagai orang dewasa, serta mendidık anak sesuai dengan tingkat
perkembangannys

Friedman, 1988 mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, di antaranya adalah fungsi
atektif, fungsi sosialhisasi, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi, dan fungsi perawatan keluarga

1. Fungsi Afektif (The Affective Panction) Fungsi afektif berkaitan dengan fungsi internial
keluarga yang merupakan basis kekuatan dari keluarga. Fungsi alektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak melalui keluarga
yang gembira dan bahagia. Anggota keluarga mengembangkarn gambaran diri yang positif
perasan yang dimiliki, perasaan yang berarti, dan merupakan sumber kasih sayang
Dukungan (reinjorcement) yang semuanya dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi
dalam keluarga. Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan
keluarga. Adanya perceraian, kenakalan anak, atau masalah lain yang sering timbul dalam
keluarga dikarenakan fungsi afektif yang tidak terpenuhi. Komponen yang perlu dipenuhi
oleh keluarga untuk fungsi afektif antara lain

a. Memelihara saling asuh (mutual nurturance) Saling mengasuh, cinta kasih,


kehangatan, saling menerima, dan saling mendukung antaranggota. Setiap
anggota yang mendapat kassh sayang dan dukungan dari anggota yang lain,
maka kemampuannya untuk memberi akan meningkat, sehingga tercipta
hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim dalam keluarga
merupakan modal dasar dalam membina hubungan dengan orang lain di luar
keluarga. Prasyarat untuk mencapai saling asulh adalah komitmen dasar dari
masin masing pasangan dan hubungan perkawinan yang secara emosional mem
terpelibara. Brown (1989), memandang malial murturance spiral, karena setiap
anggota menerina kasih sayang dan perhatian dari anggota lain memuaskan dan
sebagai suatu fenomena dalam keluarga. sehingga kapasitasnya untuk memberi
kepada anggota lain meningkat. Dengan demikian, akan timbul adanya sikap
saling mendukung dan kehangatan emosional. Konsep kunci di sini adalah
mutualitas dan reproksitas

b. Keseiimbangan saling menghargai

Pendekatan yang cukup baik untuk menjadi saling menghagai. Adanya sikap
saling menghargai dengan mempertahankan iklim yang positif di mana tiap
anggota diakui serta dihargai keberadaan dan haknya sebagai orang tua maupun
sebagai anak. sehingga fungsi afekıif akan tercapai. Tujuan utama dari
pendekatan ini adalah keluarga harus memelihara suasana di mana harga diri,
hak kedua orangtua, dan hak anak sangat dijunjung tingi.

Keseimbangan saling menghormati dapat dicapai apabila setiap anggota


keluargs menghormati hak, kebutuhan, dan tanggung jawab anggota keluarga
yang lain. Orang tua perlu menyediakan struktur yang memadai dan panduan
yang konsisten, sehingga batas-batas bisa dibuat dan dipahami. Namun demikian,
perlu dibentuk fleksibilitas dalam sistem keluarga agar memberilan ruang gerak
bagi kebebasan untuk berkembang menjadi individu.

c. Pertalian dan identifikasi

kekuatan yang besar di balik persepsi dan kepuasan dari kebutuhan kebutuhan
individu dalam keluarga adalah pertalian (bonding) atau kasih sayang
(attachment) digunakan secara bergantian. Kasih sayang adalah ikatan
emosional yang relatif unik dan abadi antara dua orang tertentu. Ikatan dimulai
sejak pasangansepakat memulai hidup baru. Selanjutnya dikembangkan dengan
kesesuaian pada berbagai aspek kehidupan keinginan yang tidak dapat dicapai
senditi, misalnya mempunyai anak. Kasih sayang antara ibu dan bayi yang baru
lahir sangat penting, karena interaksi orang tua bayi yang dini memengaruhi sifat
dan kualitas hubungan kasih sayang selanjutnya, hubungan ini memengaruhi
perkembangan psikososial dan kognitif anak.

Hubungan dikembangkan dengan hubungan orang tua dan anak, antara


analk dengan anak melalui proses identifikasi. Identifikasi merupakan unsur
penting dalam pertalian dan inti dari hubungan keluarga. Turner (1970: 66),
menjelaskan bahwa dalam definisi yang sangat sederhana, identifikasi adalah
suatu sikap di mana seseorang mengalami apa yang terjadi dengan orang lain,
seolah-olah hal itu terjadi pada dirinya. Proses identifikasi adalah inti ikatan
kasih sayang. Oleh karena itu, perlu diciptakan proses identifikasi yang positif,
di mana anak meniru perilaku orang tua melalui hubungan interaksi mereka.
d. Keterpisahan dan kepaduan

Salah satu masalah pakok psikologis yang sentral dan menonjol yang meliputi
kehidupan keluarga adalah cara keluarga memenuhi kebutuhan psikologis,
memengaruhi identitas diri, dan harga diri individu. Selama masa awal
sosialisasi, keluarga membentuk dan memprogramkan rasa memiliki identitas.
Untuk merasakan dan memenuhi kebutuhan psikologis, anggota keluarga harus
mencapai pola keterpisahan (separatness) dan keterpaduan (connectedness) yang
memuaskan. Anggota keluarga berpadu dan berpisah satu sama lain. Setiap
keluarga menghadapi isu-isu keterpisahan dan kepaduan dengan cara yang unik,
beberapa keluarga lebih memberikan penekanan pada satu sisi daripada sisi lain.

2. Fungsi Sosialisusi (the Socinisation Function)

Sosialisasi dimulal pada saat lahir dan akan diakhiri dengan kematian. Soslalisasi
merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, di mana individu sccara kontinu
mengubah periaku mereka sebagat respons terhadap situasi yang terpola secara sosial yang
mereka alami. Ini termasuk internalisnai satu set norma norma dan nilai-nilai yang cocok
bagi remaja berusia 14 tahun, pergantian berusia 20 tahun, orang tua yang berusia 24 tahun,
kakek atau nenek yang berusla 50 tahun, juga orang yang telah penaiun dalam usía 65 tahun.

Sosialisasi mencakup semua proses dalam sebualı komunitas tertentu atau


kelompok di mana manusia, berdasarkan sifat kelenturannya, melalui pengalaman-
pengalaman yang diperoleh selaima hidup, mereka memperoleh karäkteristik yang terpola
Sosialisasi merujuk pada proses perkembangan atau perubahan yang dialamí oleh seorang
individu sebagai hasil dari interaksi sosial dan pembelajaran peran-peran sosial .Keluarga
merupakan tempat individu melakukan sosialisasi. Pada setiap tahap perkembangan dan
individu (anggota keluarga) dicapai melalui interaksi atau hubungan yang diwnjudlkan
dałam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya, serts pecilaku melalu
aubungan dan interaksi dalam keharga, sehingga individu mampu berperan di masyarakat,

3. Fungsi Reproduksi (The Reproductive Function)

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber


daya manusia. Dengan adanya program keluarga berencana, maka fungsi ini sedikit
terkontrol. Di sisi lain banyak kelahiran yang tidak diharapkan atau di luar ikatan
perkawinan, Sehingga lahirlah keluarga baru dengan satu orang tua

4. Fungsi Elkonomi (The Economic Functon)

Untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti: makanan, pakaian, dan perumahan, maka
keluarga memerlukan sumber keuangan Fungsi ini sulit dipenuhi oleh keluarga yang
berada di bawah garis kemiskinan. Perawat bertanggung jawab untuk mencari sumber-
sumber di masyarakat yang dapat digunakan oleh keluarga dalam meningkatkan status
kesehatan.

5. Fungsi Perawatan Keluarga Pemelitharaan Kesehatan (The Ifealth Care Function)

Bagi para profesional kesehatan keluarga. fungsi perawatan kesehatan merupakan


pertimhangan vital dalam pengkajian keluarga. Guna meaempatkan dalam sebuah persektif.
Fungsi ini merupakan salah satu fungsi keluarga yang memerlukan penyediaan kebutuhan
kebutuhan fisilk, eperti: makanan, pakaian, tempat tinggal, dan perawatan kesehatan. Jika
pektif masyarakat, keluarga merupakan sistem dasar, di mana perilaku sehat dan perawatan
kesebatan diatur, dilaksanakan, dan diamankan.

Keluarga memherikan perawatan kesehatan yang bersifat preventif dan secara bersama-
sama merawal anggota keluarga yang sakit. Lebih jauh lagi keluarga mempunyai tanggung jawab
utama untuk memulai dan mengoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh para profesional
perawatan kesehatan. Keluarga menyediakan makanan, pakaían, perlindungan, dan memelihara
kesehatan. Keluarga melakukan praktik asuhan kesehatan untuk mencegah terjadinya gangguan
atau merawat anggota yang sakit. Keluarga haruslah mampu menentukan kapan meminta
pertolongan kepada tenaga profesional ketika salah satu anggotanya mengalami gangguan
kesehatan.

Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan akan mempengaruhi


kesehatan keluarga dan individu. Tingkat pengetahuan kehiarga terkait konsep sehat sakit akan
memengaruhi perilaku keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan keuarga. Misalnya
sering ditemukan keluarga yang menganggap diare sebagai tanda perkembangan, imunisasi
menyebabkan penyakit (anak menjadi demam), mengonsumsí ikan menyebaban cacingan.
Kesanggupan keluarga melaksanakan perawatan atau pemeliharaan kesehatan dapar dilihat dari
tugas kesehatan keluarga yang diaksanakan. Keluarga yang dapat melaksunalan tugen keschatan
dengan bauic hes nti angemp menyelesaikan masalah kesebiaan eluargu. Selain keluarga mampu
melaksanakan füngsi deagan baik, keluarga juga harus mampu melakukan tugas kesehatan
keluarga. Tugas kesehataan keluarga adalah sebagai berikut .

1. Mengenal masalah kesehatan keluaga

Kesebatan merupakan kebutuhan keluarga yang tida. boleh diabaikan, karena tanpa
kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan
dan perubahan-perubahan yang dialami oleh anggota keluarganya. Perrubahan sekecil apa
pun yang dialami anggola keluarga, secara tidak langsung akan, menjadi perhatian keluarga
atau orang tua. Apabila menyadari adanya perubahan, keluarga perlu mencatat kapan
terjadinya perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar perubahannya.

2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat


Tugas ini merupakan upaya utama keluarga untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai
dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa di antara anggota keluarga yang
mempunyai kemampuan memutuskan sebuab tindakan. Tindakan kesehatan yang
dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan yang sedang terjadi dupet
dikurangi atau teratasi. jika keluarga mempanyai keterbatasan dalam mengambil
kepususan, maka kehuarga dapat meminta bantuan kepada orang lain di lingkungan tempat
inggainya.

3. Memberi perawatán pada anggota keluarga yang sakit

Sering kali keluarga telah mengabil tindakan yang tepat, terapi jika keluarga masih merasa
mengalami keterbatasan, maka anggota keluarga yang mengalami gargguan kesehatan
memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.
Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau telah memiliki
kemanapuan melakukan tindakan uatuk pertolongan pertama.

4. Mempertahankan suasana rumah yang sehat Rumah merupakan tempat bertecuh,


berlindung, dan bersosialisasi bagi anggota keharga. Sehingga anggota keluarga akan
memiliki waktu lehth banyak berbubungan dengan lingkungan tempat tiaggal. Oleh karena
itu, kondisi rumah haruslah dapat menjadikan lambang ketenangan, keindahan,
ketentraman, dan dapat menunjang derajat kesehatan bagi anggota keluarga.

5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat Apabila mengalami gangguan


atau masalah yang berkaitan dengan kesehatan keluarga atau anggota keluarga harus dapat
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di sckitarnya. Keluarga dapat berkonsultasi
atau meminta bantuan tenaga keperawatan untuk memecahkan masalah yaug dialami
anggota keluarganya, sehingga keluarga dapat bebas dari segala macam penyakit

Kelima tugas kesehatan keluarga tersebut saling terkait dan perlu dilakukan oleh keluarga,
perawat perlu mengkaji sejauh mana keluarga mampu melaksanakan tugas tersebut dengan baik
dan memberikan bantuan atau pembinaan terhadap keluarga untuk memenuhi tugas kesehatan
keluarga

Tugas keluarga
Dalam sebuah keluarga anda beberapa tugas disar yang di dalamnya terdapat delapan tugas pokok
antara ain

1. memelihara kesehatan fisik keluarga dan para anggotnya

2. berupaya untuk memelihara sumber sumber daya yang ada dalam keluarga

3. mengatur tugas masing-masing anggota sesusi dengan kedudukanya


4. melakukan sosialisusi antarangnggota keluiarga agar timbul keakraban dan kehangatan
para anggota keluaga

5. melakukan pengaturan jumiah anggota keluarga yang dinginkan

6. mmelihara ketertiban anggota keluargas

7. penempatan anggota -anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas

8. membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga.

KELUARGA SEJAHTERA
Definisi Keluarga Sejahtera
Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk atas dasar perkawinan yang sah srta kebutuhan
hidup spiritual dan material yang layak. Bertakwa kepada Tahan Yang Maha Esa memiliki
hubungan yang serasi, selaras, dan sdimbang antaranggota keluarga dengan masyarakat dan
lingkungin

Tujuan Keluarga Sejahtera


Tujuan dari terbentuknya keluarga sejahtera adalah sebagai berikut

1. Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang masalah yang dihadapi

2. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menganalisis potensi dan peluang yang


dimilikinya

3. Meningkatnya kemauan masyarakat dalam memecalkan masalahnya secara mandiri.

4. Meningkatnya gotong royong dan kesetiakawanan sosial dalam membantu keluarga,


khususnya keluarga prasejahtera untuk meningkatkan kesejahteraannya.

Tahapan Keluarga Sejahtera


Tahapan dari keluarga sejahtera adalah sebagai berikut.

1. Keluarga prasejahtera

Keluarga prasejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya
secara minimal, yaitu kebutuhan pengajaran ayama, pangan, sandang papan, dan kesehatan,
atau keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu arau lebih indikator keluarga
sejahtera tahap I.

2. Keluarga sejahtera tahap I


Keluarga sejahtera tahap 1 adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya
secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya psikologis
keluarga meliputi: kebutuhan pendidikan, keluarga berencana (KB), interaksi dalam
keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal, dan transportasi. Pada keluarga
sejahtera I kebutuhan dasar I sampai dengan 5 telah terpenuhi, yaitu:

a. Melaksanakan ibadah menurus agamaga olch masing-masing anggota keluarg

b. Pada uunumnya seluruh angola kelunrga makan dua kali atau lebih.

c. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untulk aktivitas di rumah,
bekerja, sekoluh, dan bepergian.

d. Lantai rumah terluas bukan lantai tanah.

e. Bila anak salkit dan atau pasangan usia subur ingin KB dibaswa ke sarana kesehatan

3. Keluarya sejahtera tahap II

Keluarga sejahtera tahap Iladalah keluarga yang di samping telah dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya secara minimal serta telah dapat memenuhi kebutuban sosial
psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya, seperti
kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi. Pada keluarga sejahtera II
kebutıhan fhsik seisial, dan psikologs telah terpenuhi. Indikatornya adalah sebagai berikut:

a. Anggota keluarga mclaksunakan ibadah secara teratur

b. Makan dua kali schari atau lebih

c. Pakaian yang berbeda untuk betbagai keperluan.

d. Lantai rumah bukan dari tanah.

e. Kesehatan anak sakit dan'atau pasangan usia subur ingin KB dibawa ke sarana
kesehalan atau pelugas kesehatan

f. Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur menurut agama masing-masing


yang dianut

g. Paling kurang sekali seminggu, keluarga menyediakan daging ikan telur.

h. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu setel pakaian haru per tahun.

i. Luas lantai rumah paling kurang 8 m untuk tiap penghuni rumah.

j. Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat, sehiagga dapat
melaksanakan fungsinya masing-masing
k. Paling kurang satu anggota keluarga 15 tahun ke atas herpenghasilan tetap

l. Seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa baca tulis huruf latin.

m. Anak usia sekolah 7-15 tahun bersekolah pada saat ini.

n. Bila anak hidup sebanyak 2 atau lcbih, keluarga yang masih pasangan usia subur
memakai kontrasepsi (kecuali sedang hamil)

4. Keluarga sejahtera tahap III

Keluarga sejahtera tahap III adalah keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan
dasar, sosial psikologis, dan pengembangan keluarganya, tetapi belum dapat memberikan
sumbangan (kontribusi) yang maksimal terhadap masyarakat secara teratur (dalam waktu
tertentu) dalam bentuk material, keuangan untuk sosial kemasyarakatan, dan belum
berperan aktif daliam kegiatan kemasyarakatan. Pada keluarga sejahtera II, kebututhan
fisik, sosial, psikologis, dan pengembangan telah terpenuhi. Namun, kepedulian sosial
belum terpenuhi. indikator keluarga sejaatera tahap III adalah indikator pada keluarga
sejahtera tahap II ditambah dengan komponea-komponen berikut ini

a. Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama.

b. Sebagian dari penghasilan dapat disisihkan untuk tabungan keluarga.

c. Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan itu dapat
dimanfaatkan untuk berkomunikasi antaranggota keluarga

d. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.

e. Mengadakan rekreasi bersama di luar rumah selcurang-kurangnyas 6 sekali dalam


bulan.

f. Dapat memperoleh berita dari surat kabar/radio/ TV/imajalah & Anggota keluarga
mampu menggunakan sarana transportasi sesuai ko

5. Keluarga sejahtera tahap III plus

Keluarga sejahtera tahap IiI płus adalah keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh
kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangannya telah terpenuhi, serta memiliki
sosial yang tinggi pada masyarakat. Indikator keluarga sejahtera tahap II plus adalah
indikator pada keluarga sejahtera tahap III ditambah dengan komponen-komponen berikut
ini

a. Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan suka kegiatan sosial masyarakat dalam
bentuk material.
b. Kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus perkumpulan/yayasaní
institusi masyarakat.

PERKEMBANGAN KELUARGA

Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada sistem keluarga.
Perkembangan keluarga meliputi perubaban pola interalsi dan hubungai antara anggotanya di
sepanjang waktu. Siklus perkembangan keluarga merupakan komponen kunci dalam setiap
kerangka kerja yang memandang keluarga sebagai suatu istern. Perkembangan ini terbagi nenjadi
beberapa tahap atau kurun waktu tertentu. Pada setiap tahapnya keluarga memiliki tugas
perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebul dapat dilalui dengan sukses.

Kerangka perkembangan keluarga menurut Evelyn Duvall memberikan pedoman untuk


memeriksa serta menganalisis perubahan dan perkembangan tugas-tugas dasar yang ada dalam
keluarga selama siklus kehidupan mereka. Tingkat perkenbangan keluarga ditandai oleh usia anak
yang tertua. Keluarga dengan anak pertama berbeda dengan keluarga dengan remaja. Meskipun
setiap keluarga melalui tahapan perkembangunnya secara unik, nanun secara umum seluruh
keluarga mengikuti pola yaag sama. Berikut tahap tahap perkembangan tersebut disertai dengan
fungsi atau tugas perawat pada setiap tahap perkembangan.

1. Tahap I pasangan baru atau keluarga baru (hergiuning fansl keluarga melalui perkawinan
yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing, secara keluarga haru tersebut perlu
mempersiapkan kehidupan yang baru karena keduawa Keluarga baru dirmulai pada saat
masing masing individu, yaitu suami dan istri membentub psilkologis keluarga tersehut
sudah memiliki keluarga bacu. Suami dan istri yang membentuk membutuhkan
penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari Masing masing pasangan menghadapi perpisahan
dengan keluarga orang tuanya dan mulai dengan keluarga dan kelompok sosial pasangan
masing masing. Masing-masing bersama šerta beradaptasi dengan kebiasaan sendini dan
pasanganya, Misalnya makan, tidur, bangun pug, bekerja, dan sebagainya. Hal lain yang
perlu diputuskan adalah kapan waktu yang tepat untak mempunyai anak dan berapa jumlah
anak yang dihurapkan.

Tugas perkembangan keluarga pada ahap ini antaro lain:

a. membina hubungan intim dan kepaasan bersama;

b. menetapkan tujuan hersama

c. membina hubungan dengan keluarga lain, teman. dan kelompok sasia

d. Merencaruakan anak (KB)

e. Meenyesuaikan diri dengan kehandan dan mempersapkan diri untuk menjadi orang tua
Sedangkan menurut Carter dan Mc.Goldrik, 1988, Duval an ller, 1985 tugas perkembangan
keluarga meliputi:

a. Membangaum perkawinan yang saling memuakan

b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis

c. Keluarga berencana (kepurasan tentang kcaudukan sebagal orang tua).

Fungsi perawat pada keluaga ini adalah selain melakukan kegiatan astuhan keperawatan
perawat juga melakukan konsultasi. Misaluya konsultasitang KB, perawatan prenatal, dan
komunikasi. Kurangnya informasi tentang berbagai hal tersebut dapat menimbulkan
masalah seksual, emosional, rasa takut atau cemas, rasa bersalah, dan kehamilan yang tidak
direncanakan.

2. Tahap II keluarga dengan kelahiran analk pertama (child bearing family)

Keluarga yang menantikan kelaluran di mulai dari kehamilan sampai kelahiran anak
pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan (2.5 tahun). Kehamilan dan
kelahiran bayi petlu dipersiapkan oleh pasangan suami-istri melalui heberapa tuigas
perkembangan yang penting. Kelahiran bayi pertanma memberi perubahan yang besar
dalam keluarga, schingga pasangan harus beradaptasi dengan perannya untuk memeauhi
kebutuhan bayi Masalah yang sering terjadi dengan kclahiran bayi adalah pasangan merasa
diabaikan karena fokus perhatian kedua pasangan tertoju pada bayi. Suami merasa beluma
siap menjadi ayah atau sebaliknya istri belum siap menjadi ibu. lugas perkembangan pada
masa ini antara lain

a. Persiapan menjadi orang tua.

b. Membagi peran dan tanggung jawab

c. Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumab yang menyenangkan.

d. Mempersiapkan biaya atan dana child bearing.

e. Memfasilitasi role leurning anggota keluarga.

f. Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita.

g. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.

Sedangkan menurut Carter dan Mc Goldrik, 1988, Duval dan Miller, 1985 tugas
perkembangan keluarga meliputi:

a. Membentuk keluarga muda scbagai sebuah unit yang mantap (mengintegrasikan bayi
baru ke dalam keluarga)
b. Rekonsilasilasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota
keluarga

c. Mempertahankam hubungan perkawinan yang memuaskan

d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-peran


orang tua. kakek, dan nenek.

Fungsi perawat dalam tahap ini adalah melakukan perawatan bagaimana merawat bayi,
mengenali gangguan kesehatan bayi secara dini dan cara mengatasinya, imunisasi, tumbuh
kembang anak, interaksi keluarga. keluarga bereacana, sena pemenuhan kebutuhan anak
terutama pada ibu yang bekerja

3. Tabap III keluarga dengan anak prasekolah (Families wiht preschool)

Tahap ini dimulai saat kelahiran anak berusia 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5
tahun. Pada tahap ini orang tua beradaptasi terhadap kebutuhan kebutuhan dan minat anak
prasekolah dalam meningkatkan pertumbuhannya. Kehidupan keluarga pada tahap ini
sangat sibuk dan anak sangat bergantung pada orang tua. Kedua orang tua harus waktunya
sedemitian rupa, sehingga kebutuhan anak, suami istri, dan pekerjaan (purna waktu/paruh
waktu) dapat terpenuhi. Orang tua menjadi arsitek keluarga dalam merancang dan
mengarahkann keluarga agar kehidupan perkawinan tetap utuh dan langgeng dengan cara
menguatkan kerja sama antara suami istri. Orang tua mempunya peran untuk menstimulasi
perkembangan individual anak, khususnya kemandirian anak agar tugas perkembangan
anak pada fase ini tercapai. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini. antara lain
sebagai berikut.

a. Mememuhi kebutuhan anggota keluarga seperti: kebutuhan tempat tinggal, privasi,


dan rasa aman

b. Membantu anak untuk bersosialisasi

c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga
harus terpenuhi

d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga


(keluarga lain dan lingkungan sekitar)

e. Pembagian waktu untuk individu. pasangan, dan anak (tahap paling repot).

f. Pembagian tanygung jawab anggota keluarga.

g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.


Sedangkan menurut Carter dan Mc. Goldrik, (1988) serta Duval dan Miller, (1985) tugas
perkembangan keluarga meliputi hal- hal berikut ini.

a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti: runah, ruang bermain, privasi, dan
keamanan

b. Mensosialisasikan anak

c. Mengintcgrasikan anak yang baru sementara tetap nnemenuhi kebut yang lain.

d. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan hubungan orang tua
dan analk) serta di luar keluarga (keluarga besar

Anda mungkin juga menyukai