Anda di halaman 1dari 6

STIMULASI

MATEMATIKA
LOGIS ANAK
TIM FASIL BUNDA SAYANG BATCH #3
Pada dasarnya setiap anak dianugerahi
kecerdasan matematika logis. 

Gardner mendefinisikan
kecerdasan matematika logis
sebagai kemampuan penalaran
ilmiah, perhitungan secara
matematis, berpikir logis,
penalaran induktif/deduktif,
dan ketajaman pola abstrak
serta hubungan satu sama lain.

Ada kaitan antara kecerdasan matematika logis dan


kecerdasan bahasa. Pada kemampuan matematika, anak
menganalisa atau menjabarkan alasan logis, serta kemampuan
mengkonstruksi solusi dari persoalan yang timbul. Kecerdasan
bahasa diperlukan untuk merunutkan dan menjabarkannya
dalam bentuk bahasa.

Banyak orangtua yang salah menstimulus dua kecerdasan ini,


seperti tidak memahami tujuannya untuk apa, ingin anak-anaknya
segera cepat menguasai dua hal tersebut, sehingga banyak
diantara anak-anak BISA menguasai dua kecerdasan tersebut,
tetapi mereka TIDAK SUKA.  Sebagaimana kita ketahui di materi
sebelumnya bahwa: 

MEMBUAT ANAK BISA 
ITU MUDAH,
MEMBUATNYA SUKA 
ITU TANTANGAN
Referensi:

1. Hernowo, Menjadi Guru yang Mampu dan Mau Mengajar dengan Menyenangkan, MLC, 2005
2. Howard Gardner, Multiple Intelligence, Gramedia, 2000
3. Septi Peni Wulandani, Jarimatika, Mudah dan Menyenangkan, Kawan Pustaka, Agromedia, 2009
Tim Fasil Bunda Sayang Batch #3
CIRI-CIRI ANAK DENGAN
KECERDASAN MATEMATIKA LOGIS

Anak gemar bereksplorasi untuk memenuhi rasa


ingin tahunya seperti menjelajah setiap sudut
yang dilihatnya.
Mengamati benda-benda yang unik baginya
Hobi mengutak-atik benda serta melakukan uji
coba.
Sering bertanya tentang berbagai fenomena dan
menuntut penjelasan logis dari tiap pertanyaan
yang diajukan.
Suka mengklasifikasikan berbagai benda
berdasarkan warna, ukuran, jenis serta gemar
berhitung.

Yang sering salah kaprah di dunia pendidikan dan keluarga saat ini
adalah
BURU-BURU menstimulus matematika logis anak
dengan cara memberikan pelajaran berhitung SEJAK DINI.
Padahal berhitung adalah
bagian kecil dari sekian banyak stimulus yang harus kita berikan ke
anak untuk merangsang kecerdasan matematika logisnya.
Dan harus diawali dengan berbagai macam tahapan pijakan
sebelumnya.

REFERENSI:

1. HERNOWO, MENJADI GURU YANG MAMPU DAN MAU MENGAJAR DENGAN


MENYENANGKAN, MLC, 2005
TIM FASIL BUNDA SAYANG BATCH #3
2. HOWARD GARDNER, MULTIPLE INTELLIGENCE,  GRAMEDIA, 2000
3. SEPTI PENI WULANDANI, JARIMATIKA, MUDAH DAN MENYENANGKAN, KAWAN
PUSTAKA, AGROMEDIA, 2009
STIMULASI MATEMATIKA LOGIS
DI SEKITAR KITA

BERMAIN PASIR BERMAIN DI MEJA MAKAN

Dengan bermain pasir anak Saat dimeja makan pun kita bisa mengajarkan
sesungguhnya belajar estimasi pembagian dengan bertanya pada anak,
misalnya bagaimana kita sekeluarga bisa
dengan menuang atau menakar yang
mendapatkan bagian, seperti roti, dengan
kelak semua itu ada dalam bertanya "Rotinya dipotong jadi berapa ya?"
matematika. Lalu bila roti sudah dipotong-potong, angkat
satu bagian dan tanyakan seberapa bagiankah
yang dipegang tersebut. Hal ini terkait dengan
konsep pecahan.

BERMAIN DI DAPUR
Saat berada di dapur, bisa dikenalkan konsep klasifikasi dan pengelompokan yang berkaitan dengan
konsep logika matematika.
Mengasah kemampuan berhitung dalam pengoperasian bilangan sederhana
Membuat bentuk-bentuk geometri melalui potongan sayuran. 
Membuat kue bersama, selain dapat menambah keakraban dan kehangatan keluarga, anak-anak
juga dapat belajar Matematika melalui kegiatan menimbang, menakar, menghitung waktu.
KEGIATAN DI LUAR RUMAH
Mengajak Anak Berbelanja; ketika kita
mengajak anak berbelanja, libatkan dalam
transaksi sehingga semakin melatih
keterampilan pengoperasian seperti
penjumlahan dan pengurangan.
Bisa juga dengan Bermain Toko-tokoan atau
Pasar-pasaran dengan teman-temannya.
Kita juga dapat memberikan anak mainan-
mainan yang edukatif seperti balok-balok,
tiruan bentuk geometri. Pengenalan bentuk
geometri yang baik akan membuat anak lebih
memahami lingkungannya dengan baik. Saat
melihat roda mobil misalnya anak akan tahu
kalau bentuknya lingkaran, meja bentuknya
segiempat, atap rumah segitiga dan
sebagainya.

Tim Fasil Bunda Sayang Batch #3

Permainan-permainan tradisional pun dapat


merangsang dan meningkatkan kecerdasan
matematika logis anak seperti permainan congklak,
patil lele, lompat tali, engklek dll.
Belajar Memecahkan Masalah (problem solving)
melalui mainan, seperti ,enyusun lego, puzzle.  Anak
berlatih menghadapi masalah, tetapi bukan masalah
sebenarnya. Masalah yang mengasyikkan yang
membuat anak tanpa sadar dilatih untuk
memecahkan sebuah masalah. Hal ini akan
memperkuat kemampuan anak keluar dari masalah.
Misalnya ketika sedang menalikan sepatu, anak akan
berusaha menggunakan seluruh kemampuannya
untuk menyelesaikan hingga tuntas. 
STIMULASI MATEMATIKA LOGIS

Dengan memberikan stimulus-stimulus tersebut


diharapkan anak akan menyukai pelajaran Matematika
karena ternyata ada disekitar mereka.
  
Mereka mengetahui tujuan belajar Matematika.
Dengan model stimulasi ini anak-anak akan paham
makna
KABATAKU (KAli, BAgi, TAmbah, KUrang)
sebagai sebuah proses alamiah sehari-hari, BUKAN
deretan angka yang bikin pusing.

Mereka jadi paham bahwa :

MENAMBAH ➡ PROSES MENGGABUNGKAN

MENGURANGI ➡ PROSES MEMISAHKAN

MENGALIKAN ➡ PROSES
MENAMBAH/MENJUMLAHKAN SECARA
BERULANG

MEMBAGI ➡ PROSES MENGURANGI SECARA


BERULANG

Tentu hal ini harus didukung dengan pola pengajaran Matematika


di  rumah dan di sekolah yang menyenangkan, kreatif,
kontekstual, realistis, menekankan pada proses dan pemahaman
anak dan "problem solving".

Kreatif dalam mengenalkan dan mengajarkan konsep Matematika


dengan berbagai macam permainan dan alat peraga yang menarik.

Dengan demikian Matematika akan menjadi pelajaran yang


menyenangkan dan ditunggu-tunggu.
-DAYMOND JOHNSON

Referensi:

1. Hernowo, Menjadi Guru yang Mampu dan Mau Mengajar dengan Menyenangkan, Tim Fasil Bunda Sayang Batch #3
MLC, 2005
2. Howard Gardner, Multiple Intelligence, Gramedia, 2000
3. Septi Peni Wulandani, Jarimatika, Mudah dan Menyenangkan, Kawan Pustaka,
Agromedia, 2009

Anda mungkin juga menyukai