Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. R DENGAN PERFORASI GASTER


DI RUANG RR BEDAH RSUP M.DJAMIL PADANG
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Oleh :

SUCI INDAH PUTRI


1841312096

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2019
BAGIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
a. Nama : Tn. R
b. No.RM : 01.04.00.76
c. Ruang Rawat : RR Bedah
d. Usia : 60th
e. Jenis Kelamin : Laki-laki
f. Tanggal pengkajian : 15 februari 2019
g. Dx Medis : Perforasi gaster

2. Riwayat Kesehatan
a. ALASAN MASUK
Pasien masuk melalui IGD dengan keluhan nyeri pada seluruh perut dan terasa
kembung. Nyeri dirasakan sejak 4hari yg lalu sebelum masuk rumah sakit. Keluhan
diawali oleh muntah yang kemudian nyeri perut dirasakan terus memberat dan
meluas, pasien mengaku perutnya sering kembung dalam 1 minggu terakhir dan
tidak bisa kentut & BAB 2 hari terakhir, nafsu makan berkurang, mual dan sesak
nafas, Pasien tidak pernah mengeluhkan gangguan dalam berkemih

b. Riwayat Kesehatan Sekarang


Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 15 februari 2019, pasien sudah
menjalani operasi laparatomy repair gaster. Pasien mengatakan nyeri pada luka post
op dan terasa gatal-gatal. Nyeri sedang terasa seperti menusuk-nusuk, nyeri dirasa
hilang timbul, skala nyeri 4. Setelah dilihat pada luka operasi berukuran sekitar 8-12
cm. Kesadaran pasien saat ini composmentis dengan GCS15 E4V5M6.
Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan TD: 116/59 mmHg, N:61x/i, P:18x/i,
T: 36,5’. Saat ini pada pasien terpasang NGT alir, drain, O2 3liter/i, IVFD D40%
20tetes/i.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan tidak pernah memliki riwayat kesehatan yang sama sebelumnya
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan, dikeluarganya ada yang menderita penyakit DM dan hipotensi..

2. Pengkajian Fungsional Gordon dan Pemeriksaan Fisik


a. Pola presepsi dan penanganan kesehatan
Pasien ingin kondisinya lebih baik dan luka operasinya segera sembuh agar bisa
diizinkan pulang kerumah oleh dokter. Pasien sebelumnya seorang perokok,
dalam sehari dapat menghabiskan 1-2 bungkus rokok, pasien bukan pecandu
alkohol dan obat-obatan lain. Tidak ada riwayat alergi obat.
b. Pola nutrisi metabolik
Saat dirawat pasien masih diinstrusikan untuk puasa. Cairan dilambung pasien
masih dialirkan, cairan lambung pasien berwarna hijau pekat. Pasien mengalami
penurunan BB dalam 1 bulan terakhir sekitar 2-3kg. Permasalan kulit pada pasien
tidak ada, namun kulit pasien tampak kering dan mukosa bibir kering.
c. Pola eleminasi
Kebiasaan pasien defekasi 2x1hari, terakhir defeksi pada tanggal 14 februari 2019
di pagi hari. BAB hanya sedikit dan berwarna hitam encer.
d. Pola aktivitas/olahraga
Pasien tidak mengunakan alat bantu jalan. Kekuatan otot pasien sedang/cukup
kuat. Saat ini pada ekstremitas bawah pasien mengalami pembengkakan yang
mengakibatkan pasien tidak bisa berjalan. Dalam beraktivitas pasien butuh
dibantu oleh orang lain.
e. Pola istirahat tidur
Kebisaan tidur pasien selama di RS tidak menentu, untuk tidur malam berkisar 5-
6jam/malam. Pasien mangatakan terkadang tidak bisa tidur akibat nyeri yang
dirasa.
f. Pola kognitif persepsi
Status mental pasien, pasien sadar. Bicara pasien kurang jelas karena tidak
nyaman dengan selang NGT yang terpasang, bahasa sehari-hari yang digunakan
ialah bahasa daerah. Kemampuan membaca cukup baik, kemampuan
berkomunikasi baik, kemampuan memahami baik. Tingkat ansietas sedang.
Keterampilan interaksi pasien tepat. Pendengaran pasien normal. Penglihatan
pasien baik dalam batas normal, pasien tidak menggunakan alat bantu
penglihatan. Pasien mengeluhkan ketidaknyamanan nyeri, nyeri karena adanya
luka operasi pada perut dan perut terasa begah dan sedikit keras, nyeri sedang,
skala nyeri 4, nyeri dirasa pada area perut, nyeri dirasa saat beraktivitas dan terasa
hilang timbul (berkurang jika diberi obat analgesik).
g. Pola peran hubungan
Pasien bekerja sebagai wiraswasta. Sistem pendukung pasien adalah keluarga.
Masalah keluarga yang berkenaan dengan perawatan rumah sakit tidak ada.
h. Pola seksualitas reproduksi
Pasien tidak pernah melakukan pemeriksaan testis mandiri bulanan. Tida ada
masalah seksual yang berhubungan dengan penyakit yang diderita pasien.
i. Pola koping toleransi stress
Perhatian saat perawatan diRS adalah terpenuhinya ADL dan perawatan diri
pasien karena dalam pemenuhan ADL dan perawatan diri, pasien bergantung pada
orang lain. Hal yang dilakukan saat ada masalah adalah mencari solusi terbaik.
Pasien tidak menggunakan obat penenang, keadaan emosi sehari-hari santai.
j. Pola keyakinan nilai
Pasien beragama islam. Tidak ada pantangan keagaamaan, agama sangat
berpengaruh dalam kehidupannya dan sebagai pedoman hidup serta membawa
ketentraman jiwa.
k. Pola persepsi diri
Pasien merasa cemas terhadap penyakitnya. Pasien merasa takut selama
menunggu jadwal untuk operasinya.

Pemeriksaan Fisik
a. Tanda vital
TD: 116/80 mmHg, N: 61x/i, P: 18x/i, T: 36,5’c.
b. Kulit: Turgor kulit kering, akral hangat, sedikit pucat, tidak ada jejas atau lesi.
c. Kepala: simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi dan tidak ada nyeri tekan.
d. Rambut: diribusi normal, warna rambut sedikit beruban, kulit rambut tampak
kering
e. Mata: konjungtiva anemis, sklera non ikterik, pupil isokor.
f. Hidung: simetris kiri dan kanan, sekret berlebih tidak ada, tidak ada nyeri tekan,
terpasang NGT.
g. Telinga: simetris kiri dan kanan, lesi tidak ada, serumen tidak ada, bengkak tidak
ada.
h. Mulut: mukosa bibir kering, ada karies gigi.
i. Leher
 Trakea: Tidak ada pembengkakan
 Karotid bruit: Tidak ada kelainan, tidak ada suara bruit
 Vena: tidak ada pembesaran JVP
 Kelenjar: tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening
 Tiroid: tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
j. Dada (paru)
I: Dada simetris, paru kanan dan kiri tampak normal, penggunaan otot bantu
napas tidak ada, tidak retraksi dan tidak ada ketinggalan gerak
P: taktil fremitus kiri sama dengan kanan
P: sonor seluruh lapang paru
A: vasikular
k. Jantung
I: ictus cordis tidak tampak
P: ictus cordis teraba
P: Batas kiri atas SIC II LMC sinistra
Batas kanan atas SIC II LPS dextra
Batas kiri bawah SIC V LMC sinistra
Batas kanan bawah SIC IV LPS dextra
A: Bunyi jantung 1-2, reguler, gallop tidak ada
l. Abdomen
I: perut tampak membesar, terdapat luka post operasi laparatomy, distended, lebih
tinggi dari dada
P: tidak teraba hepar dan limfe, terdapat nyeri tekan, perut teraba keras,
P: Hipertimpani
A: peristaltik menurun
m. Nodus limpa
Tidak ada pembengkakan
n. Neurologi
 Status mental: composmentis,GCS 15 E4V5M6
 Motoris: pasien bisa untuk bergerak secara mandiri
 Sensoris: ada respon terhadap rangsang
o. Ekstremitas
Kekuatan otot baik, akral hangat, terdapat edema pada ekstremitas bawah, tidak
ada lesi, tidak ada deformitas, terpasang IVFD D40% 20tts/i pada kaki kiri pasien.
p. Vaskular perifer
Tidak ada varises
q. Payudara
Tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri
r. Genetalia
Tidak terkaji
s. Rectal
Tidak terkaji

3. Pemeriksaan Penunjang
a. CT scan abdomen
Kesan:
b. Pemeriksaan Hematologi 14 Februari 2019
 Hb : 11,,2 g/dl
 Leukosit : 21. 460/mm3
 Trombosit : 371.000/mm3
 Hematokrit : 33%
Kesan : Anemia ringan, leukositosis.
c. Pemeriksaan kimia klinik
 GDS : 121 mg/dl
 Ureum darah : 47 mg/dl
 Kreatinin darah: 0,7 mg/dl
 Total protein : 4,6 g/dl
 Albumin : 2,3 g/dl
 Globulin : 2,3 g/dl
 Kalsium : 9,3 mg/dl
 Natrium : 143 Mmol/l
 Kalium : 3,6 Mmol/l
 Klorida serum : 111 Mmol/l
Kesan: Total protein menurun, albumin menurun
d. AGD
 pHtc : 7.504
 pCO2tc : 36,1 mmHg
 pO2tc : 122,8 mmHg

4. Terapi Farmakologi
a. Infus RL 20tetes/i
b. Ceftriaxone 2x1g
c. Metronidazol 3x500g
d. Asam tranexamat 3x1 gr
e. Vit. K 3x10gr
f. Paracetamol 2x2 gr
g. Ranitidine 2x50gr
B. RENCANA KEPERAWATAN

No. NANDA TUJUAN Dan KRITERIA HASIL INTERVENSI


1. Nyeri Akut Pain Control Manajemen Nyeri
Defenisi : Pengalaman Pain level Definisi : mengurangi nyeri dan
emosional dan sensori yang menurunkan tingkat nyeri yang
tidak menyenangkan yang Setelah dilakukan tindakan keperawatan dirasakan pasien.
muncul dari kerusakan selama ...... x24 jam pasien dapat Aktivitas :
jaringan secara aktual dan mengontrol nyeri dengan indikator:  lakukan pengkajian nyeri secara
potensial atau menunjukkan komprehensif termasuk lokasi,
adanya kerusakan  Mengenali faktor penyebab karakteristik, durasi, frekuensi,
(Assosiation for Study of  Mengenali onset (lamanya sakit) kualitas dan faktor presipitasi
Pain) : serangan mendadak  Menggunakan metode pencegahan  observasi reaksi non verbal dari
atau perlahan dari intensitas  Menggunakan metode nonanalgetik ketidaknyamanan
ringan sampai berat yang untuk mengurangi nyeri  gunakan teknik komunikasi
diantisipasi atau diprediksi  Menggunakan analgetik sesuai terapeutik untuk mengetahui
durasi nyeri kurang dari 6 kebutuhan pengalaman nyeri pasien
bulan.  Mencari bantuan tenaga kesehatan  kaji kultur yang mempengaruhi
 Melaporkan gejala pada tenaga respon nyeri
kesehatan  evaluasi pengalaman nyeri masa
Batasan karakteristik:
 Menggunakan sumber-sumber yang lampau
 Perubahan nafsu makan
tersedia  evaluasi bersama pasien dan tim
 Perubahan tekanan darah  Mengenali gejala-gejala nyeri kesehatan lain tentang
 Perubahan frekuensi  Mencatat pengalaman nyeri ketidakefektifan kontrol nyeri
jantung sebelumnya masa lampau
 Perubahan frekuensi  Melaporkan nyeri sudah terkontrol  bantu pasien dan keluarga untuk
pernafasan mencari dan menemukan
 Laporan isyarat dukungan
 diaforesis  kontrol lingkungan yang dapat
 Prilaku diatraksi (mis; mempengaruhi nyeri seperti
mondar-mandir, mencari suhu ruangan, pencahayaan dan
orang lain dan/atau kebisingan
aktivitas lain, aktivitas  kurangi faktor presipitasi
yang berulang )  pilih dan lakukan penanganan
 Mengekspresikan prilaku nyeri (farmakologi, non
( mis: gelisah,merengek, farmakologi dan inter personal)
menangis, wadata,  kaji tipe dan sumber nyeri untuk
iritabilitas, mendesah) menentukan intervensi
 ajarkan tentang teknik non
 Masker wajah Fokus
farmakologi
(mis : mata kurang
 berikan analgetik untuk
bercahaya, tampak
mengurangi nyeri
kacau, gerakan mata
 evaluasi keefektifan kontrol
berpencar atau tetap
nyeri
pada satu fokus  tingkatkan istirahat
meringis)
 Prilaku berjaga jaga, Analgetic Administration
Melindungi area nyeri Aktivitas :
 Fokus menyempit (mis :  tentukan lokasi, karakteristik,
gangguan persepsi nyeri, kualitas, dan derajat nyeri
hambatan proes berfikir, sebelum pemberian obat
penurunan interaksi  cek instruksi dokter tentang
dengan orang yang dan jenis obat, dosis dan frekuensi
lingkungannya )  cek riwayat alergi
 Indikasi nyeri yang dapat  pilih analgetik yang diperlukan
diamati atau kombinasi dari analgetik
 Perubahan posisi untuk ketika pemberian lebih dari satu
menghindari nyeri  tentukan pilihan analgetik
 Sikap melindungi tubuh tergantung tipe dan beratnya
 Dilaktasi pupil nyeri
 Melaporkan nyeri  tentukan analgetik pilihan, rute
 Fokus pada diri sendiri pemberian dan dosis optimal
 pilih rute pemberian secara IV,
 Gangguan tidur
IM untuk pengobatan nyeri
secara teratur
 monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgetik
pertama kali
 berikan analgetik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
 evaluasi efektifitas analgetik,
tanda dan gejala (efek samping)

2 Perfusi jaringan Bowl Elimination Monitor TTV


gastrointestinal tidak efektif  Circulation status Aktivitas:
DS:  Electrolite and Acid  Monitor elektrolit
- Nyeri perut Base Balance  Monitor irama jantung
- Mual  Fluid Balance  Catat intake dan output
DO  Hidration secara akurat
- Distensi abdominal  Tissue perfusion: abdominal organs  Kaji tanda-tanda gangguan
- Bising usus turun/ tidak ada Kriteria hasil: keseimbangan cairan dan
 Jumlah, warna, konsistensi dan bau elektrolit (membran mukosa
feses dalam batas normal kering, sianosis, jaundice)
 Tidak ada nyeri perut  Kelola pemberian suplemen
 Bising usus normal elektrolit sesuai order
 Tekanan systole dan diastole dalam  Kolaborasi dengan ahli gizi
rentang normal jumlah kalori dan jumlah
 Distensi vena leher tidak ada zat gizi yang dibutuhkan
 Pasang NGT jika perlu
 Gangguan mental, orientasi  Monitor output gaster
pengetahuan dan kekuatan otot
normal
 Na, K, Cl, Ca, Mg dan Biknat
dalam batas normal
 Tidak ada bunyi nafas tambahan
 Intake output seimbang
 Tidak ada oedem perifer dan asites
 Tidak ada rasa haus yang abnormal
 Membran mukosa lembab
 Hematokrit dalam batas normal

3 Kerusakan Integritas Tissue Integrity : Skin and Mucous Pressure Management


Jaringan Membranes Aktivitas:
 Anjurkan pasien untuk
Definisi : Perubahan pada Setelah dilakukan tindakan keperawatan menggunakan pakaian yang
epidermis dan dermis selama ...... x24 jam pasien dapat longgar
mengontrol nyeri dengan indikator:  Hindari kerutan padaa
tempat tidur
Batasan karakteristik : Kriteria Hasil :
 Jaga kebersihan kulit agar
 Gangguan pada bagian  Integritas kulit yang baik bisa
tetap bersih dan kering
tubuh dipertahankan (sensasi, elastisitas,
 Kerusakan lapisa kulit temperatur, hidrasi, pigmentasi)  Mobilisasi pasien (ubah
(dermis)  Tidak ada luka/lesi pada kulit posisi pasien) setiap dua
 Gangguan permukaan kulit jam sekali
 Perfusi jaringan baik
(epidermis)  Monitor kulit akan adanya
 Menunjukkan pemahaman dalam
Faktor yang berhubungan : kemerahan
proses perbaikan kulit dan mencegah
Eksternal :
terjadinya sedera berulang  Oleskan lotion atau
 Hipertermia atau
 Mampu melindungi kulit dan minyak/baby oil pada derah
hipotermia mempertahankan kelembaban kulit yang tertekan
 Substansi kimia dan perawatan alami  Monitor aktivitas dan
 Kelembaban udara
mobilisasi pasien
 Faktor mekanik
(misalnya : alat yang dapat  Monitor status nutrisi
menimbulkan luka, pasien
tekanan, restraint)  Memandikan pasien dengan
 Immobilitas fisik sabun dan air hangat
 Radiasi
 Usia yang ekstrim
 Kelembaban kulit
 Obat-obatan

Internal :
 Perubahan status metabolik
 Tulang menonjol
 Defisit imunologi

Faktor yang berhubungan


dengan perkembangan :
 Perubahan sensasi
 Perubahan status nutrisi
(obesitas, kekurusan)
 Perubahan status cairan
 Perubahan pigmentasi
 Perubahan sirkulasi
 Perubahan turgor
(elastisitas kulit)

4 Resiko Infeksi Infection Severity Infection control


 Tidak ada kemerahan  Bersihkan lingkungan setelah
Definisi : Peningkatan resiko  Tidak terjadi hipertermia digunakan oleh klien.
masuknya organisme patogen  Tidak ada pembengkakan  Jaga agar barier kulit yang
 Tidak ada drainase purulen -WBC terbuka tidak terpapar
 Faktor-faktor resiko : dalam batas normal) lingkungan dengan cara
Prosedur Infasif menutup dengan kasa streril.
 Ketidakcukupan Risk Control  Batasi jumlah pengunjung.
pengetahuan untuk  Klien mampu menyebutkan factor-  Ajarkan klien dan keluarga
menghindari paparan faktor resiko penyebab infeksi tekhnik mencuci tangan yang
patogen  Klien mampu memonitor lingkungan benar.
penyebab  Gunakan sabun anti mikrobial
 Trauma
 Klien mampu memonitor tingkah laku untuk mencuci tangan.
 Kerusakan jaringan dan
penyebab infeksi -Tidak terjadi paparan  Cuci tangan sebelum dan
peningkatan paparan
saat tindakan keperawatan sesudah melakukan tindakan
lingkungan
keperawatan..
 Ruptur membran amnion  Terapkan Universal precaution.
 Agen farmasi  Pertahankan lingkungan aseptik
(imunosupresan) selama perawatan.
 Malnutrisi  Anjurkan klien untuk
 Peningkatan paparan memenuhan asupan nutrisi dan
lingkungan patogen cairan adekuat.
 Imonusupresi  Ajarkan klien dan keluarga
 Ketidakadekuatan imum untuk menghindari infeksi.
buatan  Ajarkan pada klien dan
keluarga tanda-tanda infeksi.
 Tidak adekuat pertahanan
 Kolaborasi pemberian
sekunder (penurunan Hb,
antibiotik bila perlu.
Leukopenia, penekanan
respon inflamasi)
Infection protection
 Tidak adekuat pertahanan
 Monitor tanda dan gejala
tubuh primer (kulit tidak
infeksi sistemik dan lokal
utuh, trauma jaringan,  Monitor hitung granulosit,
penurunan kerja silia, WBC
cairan tubuh statis,  Berikan perawatan kulit.
perubahan sekresi pH,  Inspeksi kulit dan membran
perubahan peristaltik) mukosa terhadap kemerahan,
 Penyakit kronik panas dan drainase
 Inspeksi kondisi luka

Wound care
 Monitor karakteristik luka,
meliputi warna, ukuran, bau
dan pengeluaran pada luka
 Bersihkan luka dengan normal
salin
 Lakukan pembalutan pada luka
sesuai dengan kondisi luka
 Pertahankan teknik steril dalam
perawatan luka pasien
C. CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
NAMA PASIEN : TN. R
DIAGNOSA MEDIS : Perforasi Gaster
RUANG RAWAT : RR BEDAH
Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
15-2-2019 Nyeri akut b.d kerusakan  Melakukan pengkajian nyeri secara S: - pasien mengatakan nyeri pada
jaringan sekunder iritasi komprehensif perut masih terasa menusuk-nusuk
P: Post laparatomi repair gaster  Perut terasa begah dan
mukosa lambung
Q: menusuk-nusuk
kembung
R: Abdomen
O: - Pasien tampak meringis
S: 4
 Pasien kesulitan mengubah
T: Hilang timbul, muncul saat beraktivitas
 Mengobservasi reaksi nonverbal dan posisi tidur agar
ketidaknyamanan ( Pasien tampak meringis nyaman
 Pasien memegangi perut saat
saat mencoba mengubah posisi)
 Memberikan posisi nyaman untuk terasa nyeri
 Skala nyeri 4
mengurangi nyeri (Posisi semifowler)
A: Nyeri belum teratasi
 Mengajarkan teknik relaksasi nafas
P: Intervensi dilanjutkan,
dalam
manajemen nyeri
 Memberikan obat untuk mengurangi
nyeri (Keterolac drip)
 Monitor vital sign
Kerusakan Integritas  Menganjurkan pasien untuk S: Pasien mengatakan luka post
Jaringan menggunakan pakaian yang longgar operasi pada bagian perutnya
 Mengobservasi jenis dan ukuran luka O: - terdapat luka post op laparatomi
 Melakukan perawatan luka dengan  Luka berukuran 10-13cm
 Luka tampak basah
prinsip steril A: masalah belum teratasi
 Menjaga kelembaban luka P: Intervensi dilanjutkan
 Memberikan obat antibiotik melalui IV
Resiko Infeksi  Monitor vital sign S: pasien mengatakan luka operasi
 Memonitor tanda-tanda infeksi pada luka terasa perih dan gatal-gatal
 Mengajarkan pasien dan keluarga untuk O: - Luka post laparatomi repair gaster
mencuci tangan dengan benar  Ku baik
 Menganjurkan pasien untuk menjaga  Luka operasi tampak basah
 TD: 116/59mmHg, N: 61x/i, P:
lokasi luka agar tetap lembab
 Melakukan perawatan luka 18x/i, S: 36,5’c
 Memberikan injeksi obat antibiotik A: Resiko Infeksi
P: manajemen resiko, lakukan
perawatan luka dengan prinsip steril
16-2-2019 Nyeri akut  Melakukan pengkajian nyeri secara S: - Pasien mengatakan nyeri pada
komprehensif luka post op terasa seperti menusuk-
P: Post laparatomi repair gaster nusuk.
Q: menusuk-nusuk dan terasa begah
 Perut terasa begah dan
R: Abdomen
S: 4 kembung
T: Hilang timbul, muncul saat beraktivitas O: - Pasien tampak meringis
 Mengobservasi reaksi nonverbal dan  Pasien kesulitan mengubah
ketidaknyamanan ( Pasien tampak meringis posisi tidur agar nyaman
 Perut tampak membesar dan
saat mencoba mengubah posisi)
 Memberikan posisi nyaman untuk terasa keras
 Terpasang NGT alir
mengurangi nyeri (Posisi semifowler)
 Pasien memegangi perut saat
 Mengajarkan teknik relaksasi nafas
terasa nyeri
dalam
 Skala nyeri 4
 Memberikan obat untuk mengurangi
 TD: 161/81mmHg, N: 77x/i,
nyeri
P:20x/i, S: 37,3’c
 Monitor vital sign
A: Nyeri belum teratasi
P: Manajemen nyeri, ajarkan teknik
relaksasi
Kerusakan Integritas  Menganjurkan pasien untuk S: Pasien mengatakan luka post
Jaringan menggunakan pakaian yang longgar operasi pada bagian perutnya
 Mengobservasi jenis dan ukuran luka O: - terdapat luka post op laparatomi
 Melakukan perawatan luka dengan  Luka berukuran 10-13cm
 Luka tampak basah
prinsip steril A: masalah belum teratasi
 Menjaga kelembaban luka P: Intervensi dilanjutkan
 Memberikan obat antibiotik melalui IV
Resiko Infeksi  Monitor vital sign S: pasien mengatakan luka operasi
TD: 161/81mmHg, N: 77x/i, P:20x/i, S: terasa perih dan basah
37,3’c O: - Luka post laparatomi repair gaster
 Memonitor tanda-tanda infeksi pada luka  Terdapat rembesan pada
(Luka mengeluarkan pus) balutan luka
 Mengajarkan pasien dan keluarga untuk  Luka operasi tampak basah dan
mencuci tangan dengan benar mengeluarkan pus
 Menganjurkan pasien untuk menjaga  TD: 161/81mmHg, N: 77x/i,
lokasi luka agar tetap lembab P:20x/i, S: 37,3’c
 Melakukan perawatan luka  Pasien tampak demam
 Memberikan injeksi obat antibiotik A: Resiko Infeksi
 Mengajarkan pasien dan keluarga untuk P: manajemen resiko, lakukan
mencuci tangan dengan benar perawatan luka dengan prinsip steril

Anda mungkin juga menyukai