1. Pengertian Adalah infeksi saluran napas akut (ISPA) yang biasanya terjasi dalam bentuk
epidemic disebut common cold atau selesma bila gejala dihidung lebih menonjol.
Sementar “Influenza” dimaksudkan untuk kelainan yang disertai faringitis dengan
tanda demam dam lesu yang lebih nyata
2. Tujuan Diagnosis dan penatalaksanaan pasien influenza
3. Kebijakan - Dokter Umum
- Perawat diizinkan elaksanakan prosedur penatalaksanaan pada pasien influenza
sesuai dengan pelimpahan wewenang oleh dokter
4. Refrensi Pedoman Pengbatan Dasar di Puskesmas 2007
5. Prosedur Anamnesa
- Gejala sistemik khas berupa gejala infeksi virus akut yaitu demam, sakit
kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan nafsu makan hilang, disertai gejala local
berupa rasa menggelitik sampai nyeri tenggorokan, kadang batuk kering,
hidung tersumbat, bersin dan ingus encer
- Tenggorokan tampak hyperemia
- Dalam rongga hidung tampak konka yang sembab dan hyperemia
- Secret dapat bersifat serus, seromukus atau mukopurulen bila ada infeksi
sekunder
Diagnosis
Untuk mengetahui komplikasi perlu dilakukan pemeriksaan: auskultasi paru, status
telinga pada anak, EKG pada yang mengeluh nyeri dada
Penatalaksanaan
- Anjuran istirahat dan banyak minum sangat penting pada influenza ini
- Pengobatan simtomatis diperlukan untuk menghilangkan gejala yang terasa
berat atau menggangu
- Parasetamol 500 mg 3 x sehari atau asetosal 300-500 mg 3 x sehari baik untuk
menghilangkan nyeri dan demam
- Untuk anak, dosis parasetamol adalah : 10 mg/kgBB/kali, 3-4 x sehari
- Antibiotic hanya diberikan bila terjadi infeksi sekunder
- Anjurkan pasien untuk banyak minum dan istirahat/tirah baring
6. Unit Terkait BP
1. Pengertian Membuat surat keterangan dokter adalah cara untuk memberikan informasi tentang
hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik dokter dalam sebuah lembar kertas, sebagai
bukti keterangan pemeriksaan dari dokter
2. Tujuan Agar petugas dapat membuat surat keterangan dokter sesuai dengan prosedur
3. Kebijakan Sebagai pedoman bagi petugas dalam membuat Surat Keeterangan Dokter dan
memberikan penomoran dengan benar
Pelaksanaan pembuatan surat keterangan dokter harus mengikuti langkah-langkah
yang tertuang dalam SOP
4. Refrensi Modul CBT Perawat Puskesmas
1. Pengertian Menghitung denyut nadi adalah cara untuk mengetahui jumlah denyut nadi
2. Tujuan Agar petugas dapat menghitung denyut nadi dengan benar, dan hasilnya akurat.
3. Kebijakan Sebagai pedoman bagi petugas dalam melakukan penghitungan denyut nadi dengan
benar
Pelaksanaan penghitungan denyut nadi harus mengikuti langkah-langkah yang
tertuang dalam SOP
4. Refrensi Modul CBT Perawat Puskesmas
1. Pengertian Menghitung Pernafasan adalah cara untuk mengetahui jumlah frekuensi pernafasan
dengan menggunakan petunjuk waktu
2. Tujuan Agar petugas dapat menghitung pernafasan dengan benar, dan hasilnya akurat.
3. Kebijakan Sebagai pedoman bagi petugas dalam menghitung pernafasan dengan benar
Pelaksanaan menghitung pernafasan harus mengikuti langkah-langkah yang tertuang
dalam SOP
4. Refrensi Pedoman Perawatan Ruang Rumah Sakit PGI Tjikini
1. Pengertian Mengukur tinggi badan adalah tindakan untuk mengetahui tinggi badan seseorang
2. Tujuan Agar petugas dapat mengetahui tinggi badan pasien dengan benar dan akurat.
3. Kebijakan Sebagai pedoman bagi petugas dalam mengukur tinggi badan dengan benar
Pelaksanaan mengukur tinggi badan harus mengikuti langkah-langkah yang tertuang
dalam SOP
4. Refrensi Pedoman Perawatan Ruang Rumah Sakit PGI Tjikini
1. Pengertian Hepatitis Virus Akut adalah peradangan hati karena infeksi oleh salah satu dari kelima
virus hepatitis (A, B, C, D atau E). peradangan muncul secara tiba-tiba dan
berlangsung hanya selama beberapa minggu
2. Tujuan Mencegah komplikasi dari Hepatitis.
3. Kebijakan - Dokter Umum
- Perawat diizinkan melaksanakan prosedur penyakit Hepatitis sesuai dengan
pelimpahan wewenang yang diberikan oleh dokter
4. Refrensi Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas, Depkes RI, Tahun 2007
B. Pemeriksaan Fisik
1. Seklera ikterik
2. Hari teraba lunak dan kadang agak membesar
3. Nyeri tekan perut atas
1. Pengertian Rinitis (hay fever, polinosis) adalah suatu alergi terhadap serbuk sari yang terdapat
didalam udara
2. Tujuan Diagnosis dan Penatalaksanaan terhadap pasien Rhinitis
3. Kebijakan - Dokter Umum
- Perawat diizinkan melaksanakan prosedur penatalaksanaan pada pasien rhinitis
sesuai dengan pelimpahan wewenang yang diberikan oleh dokter
4. Refrensi Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007
5. Prosedur Anamnesis
- Hidung, langit-langit mulut, tenggorokan bagian belakang dan mata terasa
gatal,baik secara tiba-tiba maupun secara berangsur-angsur
- Biasanya akan diikuti dengan mata berair, bersin-bersin dan hidung meler
- Beberapa penderita mengeluh sakit kepala, batuk dan mengi (bengek), menjadi
mudah tersinggung dan depresi, kehilangan nafsu makan dan mengalami
gangguan tidur
- Terjadi peradangan pada kelopak mata bagian dalam dan pada bagian putih
mata (konjungtivitis)
- Lapisan hidung membengkak dan berwarna merah kebirua, menyebabkan
hidung meler dan hidung tersumbat
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya
Penatalaksanaan
- Pengobatan awal untuk rhinitis alergika musiman adalah antihistamin
- Pemberian antihistamin kadang disertai dengan dekongetan (misalnya
pseudoefedrin atau fenilpropanolamin) untuk melegakan hidung tersumbat
- Pemakaian dekongestan pada penderita tekanan darah tinggi harus diawasi
secara ketat
- Bisajuga diberikan obat semprot hidung natrim kromolin, efeknya terbatas
pada hidung dan tenggorokan bagian belakang
- Jika keadaan kronis rujuk kedokter spesialis THT
6. Unit Terkait
1. Pengertian Suatu penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri Streptokokus bethaemolitikus dan
Staphyllococccos aureus. Factor predisposisi yaitu hiegine yang kurang baik,
menurunya daya tahan tubuh (kurang gizi, DM, anemia). Pioderma dapat berbentuk
impetigo dan furunkel. Bentuk lain dari pioderma yatiu : folikulitis, ekimia, selulitis,
flegmon, pionika
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam penatalaksanaan penyakit kulit yang disebabkan karena
bakteri dan mencegah terjadinya komplikasi
3. Kebijakan
4. Refrensi
5. Prosedur 1. Dokter melakukan anamnesa : adanya gatal, keadaan umum penderita umumnya
baik
- Impetigo krustusa pada anak dihitung dan ulut. Tampak vesikal dan pustule
disekitarnya
Impetigo vesikelbulosa (cacar monyet) menyerang daerah ketiak, dada dan
punggung. Kadang disertai dengan koleret (yaitu saat penyembuhan dan
mongering)
Terkadang impetigo yang meluas seluruh tubuh disetai demam
Frunkel banyak ditemukan diketiak dan bokong. Nyeri sekitarnya dan
bernanah
Dokter melakukan pemeriksaan fisik
2. Dokter perlakukan terapi :
Dokter dan perawat bersihkan luka dengan sabun
Vesikal dan bula dipecahkan sedangkan abses diinsisi, lalu kulit dikompres
terbuka dengan rivanol 1 : 1000 untuk membersihkan. Furunkel dapat sembuh
sendiri dengan cara ini
Berikan antibiotic amoxilin 3 x 500 mg untuk dewasa selama 3 hari atau
eritromiocin 4 x 500 mg
Beri paracetamol 3 x 500 mg jika ada demam
6. Unit Terkait BP, KIA
1. Pengertian Memberikan tindakan pertolongan pada luka baru dengan cepat dan tepat
2. Tujuan Agar luka tidak terjadi infeksi lanjut
3. Kebijakan Seluruh perawat diizinkan melaksanakan penjahitan pada luka baru tetapi tidak pada
luka putus tendon
4. Refrensi
1. Pengertian Mencuci tangan yang baik dan benar untuk pencegahan infeksi dengan 6 langkah
2. Tujuan Memelihara tangan tetap bersih untuk mencegah infeksi silang
3. Kebijakan
4. Refrensi
1. Pengertian Penyakit akut, pada anak sangat menular, yang ditandai dengan 3 stadium : stadium
Kataral, Erupsi dan Konvalesensi. Penyakit ini disebabkan oleh golongan
paramyxovirus
2. Tujuan Mencegah komplikasi dari campak
3. Kebijakan
5. Prosedur A. Anamnesis
Anak panas 3-5 hari
Mata merah, tahi mata (secret +), fotopobi
Kadang diare dan muntah
Dapat disertai gejala perdarahan : Epistaksis, Peteki, Ekimosis
B. Pemeriksaan Fisik
Stadium kataral manifestasi yang mungkin hanya demam, nasofaringitis dan
konjungtivitis
Koplik spot pada erupsi pada hari ke 2-3 panas (akhir stadium kataral)
Pada stadium erupsi timmbul ruam (rash) yang khas :ruam makulopapular
yang muncul mulai dari belakang telinga, mengikuti pertumbuhan rambut ke
dahi, muka dan kemudian seluruh tubuh
1. Pengertian Penyakit infeksi yang diakibatkan toksin kuman Clostridium tetani, bermanifestasi
dengan kejang otot secara paroksismal dan diikuti kekakuan oto seluruh badan.
2. Tujuan Melaksanakan pengelolaan pasien dengan tetanus dengan cepat dan tepat.
Mencegah terjadinya komplikasi tetanus.
3. Kebijakan
5. Prosedur A. Pathogenesis
Berbagai keadaan dapat menyebabkan keadaan anaerob yang disukai
tumbuhnya kuman tetanus, luka tusuk, luka karena tabrakan dan luka ringan
seperti luka gores
B. Gejala Klinis
Masa tunas 2 – 21
Didahului dengan ketegangan oto rahang dan leher, lalu timbul trismus karena
spasme otot masseter
Kejang otot akan berlanjut ke kuduk (Epistotonus), dinding perut dan
sepanjang tulang belakang
Sering tampak rheus sardonicus
C. Tatalaksan
Umum
Merawat dan membersihkan luka sebaik-baiknua
Diet cukup kalori dan protein, bentuk makanan tergantung
kemampuan membuka mulut
Isolasi untuk menghindari rangsang luar seperti suara dan tindakan
terhadap penderita
Oksigen, pernafasan buatan dan trakeotomi bila perlu
Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
Obat-obatan
Antitoksin, biasanya memakai ATS dengan sosis 50000 u intrajuskuler
dan 500000 u intervena
Anti kejang :
Diazepam 0,5 1 kg//kgBB/ 4 jam intramuskuler
Meprobanat 300 – 400 mg/ 4 jam intramuskuler
Klorpromasin 25 – 27 mg/ 4 jam intramuskuler
Fenobarbital 50 – 100 mg/ 4 jam intramuskuler
Antibiotic : penicillin prokain 1,2 juta / hari intrapena
5. Prosedur 1. Pasien mendaftar di loket, untuk pasien > 5 tahun termasuk pasien BP
2. Panggil nama pasien sesuai nama, usia dan alamat pasien
3. Beri salam dan mempersilahkan pasien duduj diruangan BP
4. Lihat dalam list pasien mengenai kunjungan pasien (lama atau baru)
5. Lakukan anamnesa kepada pasien mengenai : keluhan utama, riwayat penyakit
dahulu dan riwayat penyakit sekarang
6. Pemeriksaan medis dilakukan oleh dokter
7. Untuk situasi tertentu, berikan inform consent (pernyataan tertulis dari pasien)
8. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, pasien dapat mengambil obat
dengan membawa resep yang ditulis oleh dokter ke Apotik atau untuk keadaan
tertentu pasien dapat dirujuk ke RS
6. Unit Terkait BP, Laboratorium, Gizi, Klinik sanitasi
1. Pengertian Pelayanan imunisasi asalah pelayanan imunisasi pada bayi/balita, bumil, WUS yang
diperlukan ditingkat puskesmas. Pelayanan imunisasi diselenggarakan secara khusu
dan berkesinambungan dengan kegiatan puskesmas lainnya, dilaksanakan oleh tenaga
paramedic dan bidan dengan didukung peran serta aktif masyarakat baik dalam
gedung maupun diluar gedung puskesmas. Pelayanan imunisasi akan mendukung
mutu pelayanan paripurna dasar dipuskesmas yang ditujukan individu dengan
dipioritaskan bayi/balita, bumil, WUS kepada masyarakat berpenghasilan rendah
tanpa mengabaikan masyarakat yang lain.
2. Tujuan A. Tujuan Umum
Diselenggarakannya pelayanan imunisasi secara berkesinambungan dan efektif
untuk mendukung peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan
monitoring secara rutin.
B. Tujuan Khusus
- Dikembangkannya kegiatan dibidang imunisasi sampai pada Rumah
Bersalin (RB), dokter praktek swasta, bidan praktek swasta untuk
meningkatkan derajat kesehatan
- Meningkatkan peran serta aktif petugas lapangan dan kader kesehatan
- Meningkatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan imunisasi sesuai
dengan kemampuannya.
3. Kebijakan
4. Refrensi
1. Pengertian Peemeriksaan khusu yang dilakukan pada kelumpuhan mendadak anak usia < 15
tahun
2. Tujuan 1. Memberikan pemeriksaan yang berkualitas
2. Deteksi dini Acute Flaccid Paralysis (AFP
3. Kebijakan Seluruh pasien yang dating dengan keluhan lumpuh layuh mendadak pada anak usia <
15 tahun dan bukan disebabkan ruda paksa
4. Refrensi
1. Pengertian Diabetes Melitus adalah kumpulalan gejala khas yang cepat terjadi poliuri, pilidipsi
dan polifagi
2. Tujuan Menegakkan diagnose dan pengelolaan pasien DM
3. Kebijakan
1. Pengertian Penyakit akut pada anak sangat menular yang ditandai dengan 3 stadium : stadium
Kataral, Erupsi dan konvalensi. Penyakit ini disebabkkan oleh golongan
paramyxovirus
2. Tujuan
3. Kebijakan
5. Prosedur
A. Anamnesis
- Anak panas 3-5 hari
- Mata merah, tahi mata (secret+),,fotopobi
- Kadang diare dan muntah
- Dapat disertai gejala perdarahan : epistaksis, peteki, ekimosis
B. Pemeriksaan Fisik
- Stadium kataral manifestasi yang mungkin hanya demam, nasofaringitis dan
konjungtivitis
- Koplik spot pada hari ke 2-3 panas (akhir stadium kataral)
- Pada stadium erupsi timbul ruam (rash) yang khas : ruam makulopapular yang
muncul mulai dari belakang telinga, mengikuti pertumbuhan rambut kedahi,
muka dan kemudian seluruh tubuh.
1. Pengertian Pemeriksaaan kesehatan adalah pemeriksaan status kesehatan oleh dokter aau teknisi
medis yang memenuhi syarat
2. Tujuan Untuk mengetahui status kesehatan
3. Kebijakan
4. Refrensi
5. Prosedur 1. Mulut
Trismus
Bibir - warna mukosa bibir
- Perleche
Gusi
Lidah
Faring
2. Leher
Vena dileher/tekanan vena juglaris
Kaku kuduk
Massa leher
PEMERIKSAAN DADA
Infeksi
Didinding dada
Bentuk dan besar dada
Simetri dada
Gerakan dada pada pernafasan
Deformitas
Penonjolan
Pembekakan
PARU-PARU
Palpasi
Simetri/asimetri
Fremitus suara
Krepitasi sub kutis
Perkusi
Sonor
Hipersonor atau timpani
Redup atau pekak
AUSKULTASI
Suara nafas dasar
- Vesicular
- Bronchial
- Amforik
- Cog wheek breath sound
Suara nafas tambahan
- Ronki basah
- Ronki kering
- Krepitasi
- Bunyi gesekan pleura
- Sukusio Hippocrates
JANTUNG
Infeksi/palpasi
Denyut apeks/iktus kordis
Detak pilmonal pada sela iga 2 tepi kiri
Sternum
Getaran bising (thrill)
Perkusi
Menentukan besar jantung
Auskultasi
Seluruh bagian dada, punggung, dan leher
Abdomen
Bunyi jantung I, II, III dan IV
Opening snap
Irama derap
Klip
Bunyi jantung bising sistolik
Bising diastolic
ABDOMEN
Infeksi
Ukuran dan bentuk perut
Dinding perut
Gerakan dinding perut
Palpasi
Ketagangan dinding perut dan nyeri tekan
1. Hati (dilakukan palpasi mono/bimanual)
Tentukan ukuran hati
Konsistensi
Tepi
Permukaan
Nyeri tekan
2. Limpa (dilakukan palpasi mono/bimanual)
Ukuran besar limpa cara Schuffer
3. Ginjal
Ada tidaknya pembesaran ginjal
4. Kandung kencing
5. Massa intra abdominal
Letak, ukuran, konsistensi, tepi, permukaan, nyeri tekan, mobilitas
Perkusi
Pada seluruh abdomen
Bunyi timpani
Bunyi pekak/redup
Auskultasi
Suara peristaltic adalah suara yang intensitasnya rendah terdengar tiap
10-30 detik (bising) bruit
ANAUS DAN REKTUM
Pemeriksaan colok dubur hanya dilakukan pada kasus sakit perut yang mengarah ke
gawat perut (abdomen akut)
6. Unit Terkait BP
1. Pengertian Urtikaria merupakan reaksi alergi yang terutama bermanifestasi dikulit berupa oedem
setempat yang timbul cepat dan menghilang perlahan. Reaksinya dapat berlangsung
akut dan kronik. Oedem dapat terjadi dijaringan yang lebih dalam misalnya di
subkutan, saluran nafas, atau organ kardiovaskular. Oedem yang terjadi dilaring dapat
terjadi fatal
Bebrapa penyebab urtikaria fatal adalah :
- Obat-obatan seperti pinisilin, golongan sulfa, dan obat lain yang ada orang
tertentu mengakibatkan hipersensitifitas yang tinggi
- Makan seperti : telur, gula, ikan, kacang dan lain-lain
- Gigitan serangga
- Zat penghisap seperti pulotan dan debu
- Zat terpanjang seperti cat rambut
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam pienatalaksanaan terjadinya alergi pada pasien.
3. Kebijakan
4. Refrensi
1. Pengertian Penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium tuberkuilosa atau bakteri tahan
asam (BTA) yang menyerang jaringan pwru-paru dan bronkus, bersifat kronik dan
dapat menular
Gejala TB paru-paru:
- Batuk lebih dari 4 minggu
- Nyeri dada
- Berkeringat dingin pada malam hari tanpa kegiatan
- Sesak nafas
- Penurunan berat badan yang bermakna
- Demam yang subfebris
Cara penularan :
- Melalui percikan (droplet infeksi)
Klasifikasi :
- Kategori I : pasien baru dengan BTA +
- Kategori II : pasien dengan BTA – pernah diterapi obat TB > 1 bulan
- Kategori III : pasien BTA – gambaran roentogen thorak + TBC
- Program DOTS (Directly Observed Treatment Short Cours) yaitu
adanya pengawasan langsung meminum obat oleh PMO (pengawas
minum obat) setiap hari dala pengobatan jangka pendek
Kegiatan meliputi :
- Penemuan penderita
- Pengolahan penderita
- penyuluhan
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam penatalaksanaan TB paru agar tercapai angka konvesi
sputum > 80 % dan angka kesembuhan > 85 %
3. Kebijakan
4. Refrensi
1. Pengertian Lumpuh/Stroke adalah kumpulan gejala kelainan Neurologis local yang timbul
mendadak akibat punggung peredaran darah ditolak akibat berbagai penyakit atau
keadaan lain yang merupakan factor resiko dan dapat disertai atau tidak dengan
gangguan kesadaran, manifestasi klinis tergantung lokasi lesi Neuroanatomis sentral.
2. Tujuan 1. Dapat menentukan diagnose dengan tepat dan cepat
2. Memberikan bantuan dan atau rujukan untuk menyelamatkan pasisen
3. Kebijakan
4. Refrensi Buku Standar Operasional Prosedur Departemen Kesehatan RI Jakarta Tahun 2002
halaman 49
5. Prosedur Anamnesis
- Factor-faktor resiko lumpuh/stroke
- Gejala/tanda kelainan neurologis : hemiplegic/parese satu sisi aatau bilateral,
Hemihipesthesi, spastisitas, disaethria, disphagia, aphasia
- Komplikasi/penyakit
Peeriksaan fisik
- Gejala / tanda nurologis
- Status umum : tanda-tanda vital, kordiovaskuler, respirasi
Pengelolaan
- Rujuk pada institusi / Rumah Sakit
6. Unit Terkait BP
1. Pengertian Usaha bantuan hidup tanpa memakai cairan infuse, obat ataupun alat bantu
2. Tujuan Mencegah agar mati klinis tidak berlanjut menjadi mati biologi
3. Kebijakan
A. Jalan Napas
- Jalan napas mulai hidung, mulut sampai kerongkongan (Trakea)
- Orang dewasa bernapas melalui hidung dan mulut
- Bayi bernapas melalui hidung
- Penyebab gangguan jalan napas adalah sumbatan bias total / partial
- Obstruksi jalan napas merupakan kematian tercepat
Gejala klinis :
- Napas gaduh / ngorok
- Penderita memegang leher/gelisah
- Sianosis
Penanganan :
- Immbilisasi kepala dan control servikal
- Bebaskan jalan napas dengan metode Chin Life
- Membersihkan rongga mulut dengan cara singger sweep (menyapu
jari penolong dalam rongga mulut) atau suction
- Pemberian O2 10-12 liter/menit
B. Pernapasan
Kecepatan orang barnafas pada :
- Orang dewasa : 12 – 20 x / menit
- Anak-anak : 15 – 30 x / menit
- Bayi : 30 – 50 x / menit
Pernapasan yang menunjukan tanda sesak
- Pernapasan cuping hidung
- Pernapasan cepat (takipnoe)
- Pernapasan berat (dispnoe)
Penanganan
- Pemberian O2 10 – 12 liter / menit
- Pernapasan buatan
- Tindakan resusitasi antara pasang WSD dll
C. Sirkulasi
- Terdiri dari jantung dan aliran darah
- Pemeriksaan ditujukan pada :
1. Denyut Jantung
- Orang dewasa : 60 – 80 x/ menit
- Anak (2- 10th) : 80 – 120 x / menit
- Bayi : 120 – 160 x /menit
2. Tekanan darah sistolik 90 – 140 mmhg
Anak = 70 – (2x usia dalam tahun)
- Penentuan denyut nadi pada orang dewasa dan anak meraba
A. Karotis
6. Unit Terkait BP, KIA, RS (kasus rujuk)
1. Pengertian Faringitis akut merupakan baagian dari infeksi akut dari orofaring yaitu Tonsilifaring
akut ataupun Ringo Faring (Influenza)
2. Tujuan - Sebagai acuan dalam pengobatan penderita dengan faringitis
- Dinas Kesehatan dapat dengan cepat mengetahui penyakit pada masyarakat untuk
melakukan penanggulangan sejak dini
3. Kebijakan Departemen Kesehatan RI
4. Refrensi
2. Pengobatan
Hamper sama dengan pengobatan influenza yaitu : istirahat dan banyak minum,
paracetamol 3 x 500 mg atau asetosal 3 x 300 – 500 mg untuk menghilangkan
nyeri dan demam. Efedrin 3 x 10 mg, pseudoefedrin 3 x 30 mg bila terdapat
edema dan ingus yang berlebihan
1. Pengertian Penyakit diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan
konsistensi tinja melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi dari biasa
2. Tujuan Menurunkan angka kesakitan dan kematian karena diare terutama pada bayi dan balita
3. Kebijakan
4. Refrensi
5. Prosedur 1. Prinsip utama tatalaksana diare akut adalah pemberian cairan da makanan seta
pengobatan medikametosa yang rsional yang jelas penyebabnya
- Hipertensi sedang bila tekanan dastolik antara 105 – 114 mmHg
2. Pemberian cairan
Cairan rehidrasi Oral (Oralit)
Diberikan kepada semua penderita diare dengan dosis
- Dibawah 1 th : 3 jam pertama 1,5 gelas lalu 0,5 gelas tiap hari
- 1 – 4 th : 3 jam pertama 3 gelas lalu 1 gelas diap diare
- 5 – 12 th : 3 jam pertama 6 gelas lalu 1, 5 gelas tiap diare
- > 12 th : 3 jam pertama 12 gelas lalu 2 gelas tiap diare
Cairan Rehidrasi Parenteral
Diberikan kepada enderita diare dengan dehidrasi berat atau keadaan umum menurun,
sangat lemah, muntah-muntah berat sehinngga tidak dapat minum sama sekali
kecepatan cairan :
- Pada Neonatus harus hari-hari diberikan dalam waktu 3 jam 20 ml/kgBB
- Pada bayi , anak, dewasa 100 ml/kgBB dengan perincian sebagai berikut :
< 12 bulan – awal 30 ml/kgBB/1 jam lalu 70 ml/kgBB/5 jam
>12 bulan – awal 30 ml/kgBB/0,5 jam lalu 70 ml/kgBB/5 jam
- Dievaluasi setiap 1 – 2 jam bila dehidrasi belum ada kemajuan cairan IV
diberikan lebih cepat. Bila anak sudah dapat minum berikan larutan oralit 50
ml/kgBB/jam. Bila dehidrasi telah diatasi beri oralit seperti penderita diare
dengan dehidrasi ringan/sedang.
3. Pengobatan Dietetik
- Beri makanan seperti semua sedini mungkin sesuai kebutuhan
- Bagi yang dapat ASI jangan dihentikan
- Bagi yang tidak mendapatkan ASI teruskan dengan susu formula
4. Pengobatan Medikametosa
- Hanya diberikan sesuai indikasi
- Anti diare tidak direkomendasikan
- Antibiotika atau antimikroba hanya diberikan pada Cholera, disentri,
Shigella dan Amoebiasis sesuai kebutuhan
6. Unit Terkait BP, KIA dan UGD
7. Rekaman historis perubahan
1. Pengertian ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut meliputi hidung, telinga, tenggorokan,
trakea, bronchous dan paru yang dibagi menjadi 3 klasifikasi :
1. ISPA berat (Pneumonia Berat) ditandai tarikan didinding pada bawah kedalam
pada waktu inspirasi
2. ISPA sedang (Pneumonia) ditandai nafas cepat > 1 th 50 x /menit/lebih < 1 tahun
40 x/menit atau lebih
3. ISPA Ringan (bukan Pneumonia) ditandai batuk pilek tanpa nafas cepat dan tanpa
tarikan bawah
2. Tujuan Menurunkan angka kesakitan dan kematian balita akibat ISPA
3. Kebijakan
4. Refrensi
5. Prosedur 1. Penderita dengan ISPA berat beri dosis pertama antibiotika dan rujuk kerumah
sakit
2. Penderita ISPA sedang (Pneumonia beri antibiotika selama 5 hari beri pelega
tenggorokan pada penderita batuk (missal OBH atau obat batuk tradisional)
- Bila ada demam beri parasetamol
- Nasehati ibu kunjungan ulang 2 hari
3. Pada penderita ISPA ringan (bukan Pneumonia)
- Jika batuk > 30 hari rujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut
- Beri pelega tenggorokan dan pereda batuk yang aman
- Nasehati ibu kapan harus kembali segera
- Kunjungan ulang setelah 5 hari bila tidak ada perbaikan
4. Dosis pemberian Antibiotika dan Parasetamol
Antibiotika pilihan pertama : Kotrimoksazole
Antibiotika pilihan kedua : Amoksilin
Ampisilin PCT
Kotrimoksazole 3 x sehari selama
2 x sehari selama 5 hari 5 hari
UMUM//BB
Tablet Tablet
Sirup Sirup
Dewasa Anak
4 – 12 bulan ( 4 - < 10 kg ) ½ 2 5 ml 5 ml