Anda di halaman 1dari 4

Resume Pemberdayaan Masyarakat

1.1 Pemicuan
1.1.1 Pengertian Pemicuan
Pemicuan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mendorong masyarakat agar mau
melakukan perubahan perilaku melalui kegiatan partisipatif untuk mengkaji dampak dari
perilaku santasi yang mereka lakukan saat ini secara mendalam dan emosional.
Metode ini salah satunya diterapkan pada program STBM (Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat).

1.1.2 Bahan Pemicuan


Adapun cara-cara yang digunakan sebagai bahan pemicuan, yaitu:
1. Ancaman sakit, yaitu memberi pengetahuan kepada masyarakat bahwa kebiasaan
yang dilakukannya saat ini dapat menimbulkan ancaman sakit bagi dirinya sendiri
maupu orang lain. Contohnya kebiasaan masyarakat BABS, maka diberi
pengetahuan bahwa tinja mengandung virus dan bakteri yang dapat menularkan
penyakit melalui udara, vektor penyakit, air.
2. Ancaman dosa, yaitu dengan memberi pengetahuan bahwa agama menyukai
kebersihan bahkan kebersihan sebagian dari iman. Serta membujuk masyarakat
bahwa membuat orang lain tidak nyaman merupakan ancaman dosa.
3. Alasan ekonomi, upaya membujuk masyarakat bahwa sakit itu mahal untuk biaya
pengobatannya, maka hidup secara bersih dan sehat pun sangat dianjurkan agar tidak
sakit.
4. Modernitas dan gaya hidup,

1.1.3 Langkah-Langkah Pemicuan


Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan agar proses pemicuan dapat berjalan
dengan baik, yaitu:
1. Pilih lokasi yang mudah dan asyik
2. Bangun hubungan yang mesra dengan Kades, Kadus, Toga, Tomas, dll
3. Kunjungi lokasi dan temui warga. Observasi situasi dan kondisi masyarakat
4. Buat kesepakatan jadwal pemicuan (waktu dan tempat)
5. Lakukan pemicuan dan pastikan proses pemicuan berlangsung dengan efektif dan
mengasyikkan.

1.1.4 Tindak Lanjut


1. Jadwalkan kegiatan tindak lanjut dan kunjungan cek ulang
2. Pastikan “Tokoh Kunci” yang menyajikan rencana kinerja terpusat
3. Beri penghargaan kepada Tokoh Kunci atas perannya menjadi lokomotif perubahan
4. Sepakati untuk kegiatan pemicuan berikutnya dengan kader dan tokoh masyarakat
yang lainnya.
1.2 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
1.2.1 Pengertian
Sanitasi total berbasis masyarakat merupakan suatu pendekatan untuk merubah
perilaku hygiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metoda
pemicuan.

1.2.2 Tujuan STBM


Tujuan Program Sanitasi Total adalah menciptakan suatu kondisi masyarakat (pada
suatu wilayah) :
a. Mempunyai akses dan menggunakan jamban sehat
b. Mencuci tangan pakai sabun dan benar sebelum makan, setelah BAB, sebelum
memegang bayi setelah menceboki anak dan sebelum menyiapkan makanan.
c. Mengelola dan menyimpan air minum dan makanan yang aman.
d. Mengelola sampah dengan baik.
e. Mengelola limbah rumah tangga (cair dan padat).
Tantangan pembangunan sanitasi di Indonesia adalah masalah social budaya dan
perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar di sembarang tempat, sehingga tujuan
akhir pendekatan ini adalah merubah cara pandang dan perilaku sanitasi yang memicu
terjadinya pembangunan jamban dengan inisiatif masyarakat sendiri tanpa subsidi dari
pihak luar serta menimbulkan kesadaran bahwa kebiasaan BABS adalah masalah
bersama karena dapat berimplikasi kepada semua masyarakat sehingga pemecahannya
juga harus dilakukan dan dipecahkan secara bersama.

1.2.3 Prinsip STBM


Prinsip dalam pelaksanaan pemicuan ini yang harus diperhatikan adalah tanpa
subsidi, tidak menggurui, tidak memaksa dan mempromosikan jamban, masyarakat
sebagai pemimpin, totalitas dan seluruh masyarakat terlibat.

1.2.4 Metode STBM


1. Alat utama PRA dalam Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Pemetaan, yang bertujuan
untuk mengetahui / melihat peta wilayah BAB masyarakat serta sebagai alat
monitoring (pasca triggering, setelah ada mobilisasi masyarakat).
2. Transect Walk, bertujuan untuk melihat dan mengetahui tempat yang paling sering
dijadikan tempat BAB. Dengan mengajak masyarakat berjalan ke sana dan berdiskusi
di tempat tersebut, diharapkan masyarakat akan merasa jijik dan bagi orang yang
biasa BAB di tempat tersebut diharapkan akan terpicu rasa malunya.
3. Alur Kontaminasi (Oral Fecal); mengajak masyarakat untuk melihat bagaimana
kotoran manusia dapat dimakan oleh manusia yang lainnya.
4. Simulasi air yang telah terkontaminasi; mengajak masyarakat untuk melihat
bagaimana kotoran manusia dapat dimakan oleh manusia yang lainnya
5. Diskusi Kelompok (FGD); bersama-sama dengan masyarakat melihat kondisi yang
ada dan menganalisanya sehingga diharapkan dengan sendirinya masyarakat dapat
merumuskan apa yang sebaiknya dilakukan atau tidak dilakukan. Pembahasannya
meliputi:
a. FGD untuk menghitung jumlah tinja dari masyarakat yang BAB di sembarang
tempat selama 1 hari, 1 bulan, dan dalam 1 tahunnya.
b. FGD tentang privacy, agama, kemiskinan, dan lain-lain
c. Elemen-elemen yang harus dipicu, dan alat-alat PRA yang digunakan untuk
pemicuan faktor-faktor tersebut.

1.2.5 Strategi Nasional STBM


1. Penciptaan Lingkungan Yang Kondusif
a. Prinsip
Meningkatkan dukungan pemerintah dan pemangku kepantingan lainnya dalam
meningkatkan perilaku higienis dan saniter.
b. Pokok Kegiatan
 Melakukan advokasi dan sosialisasi kepada pemerintah dan pemangku
kepentingan lainnya secara berjenjang.
 Mengambangkan kapasitas lembaga pelaksana di daerah
 Meningkatkan kemitraan antara Pemerintah Pusat dan Daerah
 Organisasi masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Swasta

2. Peningkatan Kebutuhan
a. Prinsip
Menciptakan perilaku komunitas yang higienis dan saniter untuk mendukung terciptanya
sanitasi total.
b. Pokok kegiatan
 Meningkatkan peran seluruh pemangku kepentingan dalam perencanaan dan
pelaksanaan sosialisasi pengembangan kebutuhan
 Mengembangkan kesadaran masyarakat tentang konsekuensi dari kebiasaan buruk
sanitasi (buang air besar) dan dilanjutkan dengan pemicuan perubahan perilaku
komunitas
 Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memilih teknologi, material dan
biaya sarana sanitasi yang sehat.
 Mengembangkan kepemimpinan di masyarakat (natural leader) untuk
memfasilitasi pemicuan perubahan perilaku masyarakat.
 Mengembangkan system penghargaan kepada masyarakat untuk meningkatkan
dan menjaga keberlanjutan sanitasi total.

3. Peningkatan penyediaan
a. Prinsip
Meningkatkan ketersediaan sarana sanitasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
b. Pokok kegiatan
 Meningkatkan kapasitas produksi swasta local dalam penyediaan sarana sanitasi
 Mengembangkan kemitraan dengan kelompok masyarakat, koperasa, lembaga
keuangan dan pengusaha local dalam penyediaan sarana sanitasi.
 Meningkatkan kerjasama dengan lembaga penelitian perguruan tinggi untuk
pengembangan rancangan sarana sanitasi tepat guna

4. Pengelolaan pengetahuan (Knowledge Management)


a. Prinsip
Melestarikan pengetahuan dan pembelajaran dalam sanitasi total
b. Pokok kegiatan
 Mengembangkan dan mengelola pusat data dan informasi
 Meningkatkan kemitraan antar program-program pemerintah, non pemerintah dan
swasta dalam peningkatan pengetahuan dan pembelajaran sanitasi di Indonesia
 Mengupayakan masuknya pendekatan sanitasi total dalam kurikulum pendidikan.

5. Pembiayaan
a. Prinsip
Meniadakan subsidi untuk penyediaan fasilitas sanitasi dasar
b. Pokok kegiatan
 Menggali potensi masyarakat untuk membangun sarana sanitasi sendiri
 Mengembangkan solidaritas sosial (gotong royong)
 Menyediakan subsidi diperbolehkan untuk fasilitas sanitasi komunal

6. Pemantauan dan Evaluasi


a. Prinsip
Melibatkan masyarakat dalam kegiatan pemantauan dan evaluasi.
b. Pokok kegiatan
 Memantau kegiatan dalam lingkup komunitas oleh masyarakat
 Pemerintah Daerah mengembangkan system pemantauan dan pengelolaan data
 Mengoptimumkan pemanfaatan hasil pemantauan dari kegiatan-kegiatan lain
sejenis
 Pemerintah dan pemerintah daerah mengembangkan system pemantauan
berjenjang

Anda mungkin juga menyukai