Anda di halaman 1dari 7

CONTOH

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO DAN PENGENDALIAN BAHAYA


Resiko
Scenario Nilai Tingkat Dapat di
Pokok Uraian Dapat di
No. (kondisi/ situasi yang Resiko Bahaya & Nilai Resiko Re- Pengendalian Resiko Bahaya Resiko toleransi
Kegiatan toleransi
terlibat) siko (TR) /tidak
/ tidak
Uraian Bahaya S/C F/L Uraian Pengendalian S/C F/L
1. Pekerjaan Persiapan (Preparation Works)

1.1. Pekerjaan survey lahan


a. Pekerjaan
survey lahan
1. lingkungan alam masih
berupa hutan,dan
Tersengat racun
binatang melata / racun
4 4 16 N
- Setiap kelompok pekerja survey
1 3 3 Tidak
dapat
dan penuh belukar, serangga & nyamuk sebelum bekerja kelapangan sudah
penyelidikan malaria harus dibekali pengetahuan
kondisi tanah keselamatan dan kesehatan (higienes) /
pelatihan Penyuluhan) P3K dan,
- disediakan Obat-obatan P3K
2. belum ada Jalan masuk
ke area lokasi
Tersesat 4 4 16 N
- kelompok pekerja survey dilengkapi
2 2 4 Tidak
dapat
pengukuran dengan peta dan kompas arah,
- diberikan pemandu lapangan
1.2. Temporary Site Office
a. Kantor Proyek 1. lingkungan alam berupa
hutan,dan penuh
Terkena racun
serangga & berbisa
4 4 16 N
- Sesuai butir 1.1.a.1. diatas
1 3 3 Tidak
dapat
Sementara belukar,
(Temporary
Site Office).
2. pembagian penataan
area kerja
Terperosok 4 4 16 N
- Setiap pekerja diberikan penyuluhan
1 1 1 Dapat

bahaya- bahaya kecelakaan kerja,


3. Berinteraksi dengan
masyarakat sekitar
Terganggu keamanan
kerja
4 4 16 N
- Dimintakan ijin kerja ke pemerintah
1 2 2 Tidak
dapat
lokasi proyek setempat,
- Penyuluhan ke masyarakat setempat
mengenai keberadaan proyek

1
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO DAN PENGENDALIAN BAHAYA
Resiko
Scenario Nilai Tingkat Dapat di
Pokok Uraian Dapat di
No. (kondisi/ situasi yang Resiko Bahaya & Nilai Resiko Re- Pengendalian Resiko Bahaya Resiko toleransi
Kegiatan toleransi
terlibat) siko (TR) /tidak
/ tidak
Uraian Bahaya S/C F/L Uraian Pengendalian S/C F/L
a. Pengangkutan & 1. Menggunakan Kapal
Laut
Benda terlepas ikatan 4 3 12 Tidak Lakukan pemeriksaan ikatan pada benda
dan pastikan perkuatan pengamanan
2 1 2 Tidak
Pemindahan benda tidak terelpas
material
4 3 12
(Transportas
2. Kecelakaan dilaut
saat pengiriman
Barang rusak atau
hilang - Lakukan dan tentukan pemilihan
2 2 4 Dapat
Laut) kapasitas kapal lebih besar dari beban
barang
maximum muatan, dengan faktor
angka keamanan lebih besar dari 2,
dan
- Kondisi Kapal pengangkut laik untuk
berlayar
- Pastkan Vendor telah melakukan
prosedur paking dan pengikatan /
lasing barang – barang diatas kapal
dengan benar,
- Semua barang telah di asuransikan
kondisinya, dan menjadi tanggungan
vendor/pengirim baik kondisi barang
termasuk ketepatan waktu pengiriman
- Semua persyaratan yang ditetapkan
harus dimasukkan dalam klausul
SPK / kontrak
4 4 16 Tidak
3. Jembatan tidak
stabil(selalu
Personil/barang
tercebur ke laut - Dipasang rambu-rambu daerah aman
1 2 3 Tidak

bergoyang)
- Kondisi sandar kapal harus sempurna

- Personil harus diberikan sosialisasi


keamanan laut
- Personil harus menggunakan life jacket

2
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO DAN PENGENDALIAN BAHAYA
Resiko
Scenario Nilai Tingkat Dapat di
Pokok Uraian Dapat di
No. (kondisi/ situasi yang Resiko Bahaya & Nilai Resiko Re- Pengendalian Resiko Bahaya Resiko toleransi
Kegiatan toleransi
terlibat) siko (TR) /tidak
/ tidak
Uraian Bahaya S/C F/L Uraian Pengendalian S/C F/L
1.3. Earthwork (Cut & Fill Works
a. Site Clearing,
Earthwork
1. Penggunaan berat
(Buldozer, excavator)
Alat terperosok 4 4 16 Tidak
- Operasi Alat harus mengikuti
2 2 4 Ya

prosedur/petunjuk kerja yang ada,


- Peralatan harus kondisi baik (layak
operasi)
- Operator mempunyai kompetensi
sebagai operator Peralatan berat
(memiliki SIO)
- Lakukan survey pendahuluan tipe area /
medan operasi, sesuaikan dengan
kemampuan tekanan daya dukung
tanahnya (ground pressure) yang di
ijinkan
2. Medan kerja berat dan
bersinggungan dengan
Kecelakaan terhadap
penduduk
4 4 16 Tidak
- Pengoperasian Alat berat harus
3 2 6 Tidak

penduduk memiliki Ijin kerja (work permit) yang


disyahkan oleh petugas K3L
- Sosialisasi kegiatan proyek ke
penduduk
- Dipasang rambu – rambu peringatan,
keamanan, keselamatan umum
- Kerja sama dengan aparat penegak
hukum (pemda/polisi setempat)
setempat

3
3. Daerah kerja
kemungkinan melalui
Alat tenggelam 4 4 16 Tidak
- Menyiapkan landasan kayu atau bambu
3 3 9 Tidak

tanah rawa untuk mengurangi tingkat keamblesan


peralatan
- Daerah rawa, sebelum operasi harus
memiliki Ijin kerja (work permit) disertai
metode kerja yang didukung dengan
JSA (job safety analysis)

TABEL PENILAIAN RESIKO

Keseriusan (S/C)
1. No/trivial effect (hampir tidak ada efeknya/dapat diabaikan)
2. Minor injury (injury kecil/luka-luka ringan)

4
3. Mayor injury (luka berat/cacat sebagian/cacat tetap), lost time injury (injury menimbulkan waktu kerja hilang, sampai
1 hari)
4. Incapacty/major (hampir fatal/kecelakaan berat)
5. Fatality (fatal/bencana besar)
Kemungkinan (L/F)
1. Rare (jarang terjadi, 1 kali / tahun)
2. Unlikely (kecil kemungkinan, beberapa X / th)
3. Possible (mungkin terjadi, 1 kali / bulan)
4. Likely (sangat mungkin terjadi, 1 kali/minggu)
5. Almost certain (hampir pasti terjadi atau be berapa kali terjadi dalam sehari

KATAGORI TINGKAT RESIKO


1. N (Negligible): Tidak memerlukan tindakan khusus
2. L(Low risk): Pemantauan untuk memastikan tindakan pengendalian telah berjalan dengan baik
3. M(Moderate): Memerlukan perhatian dan tambahan Prosedur/WI
4. H(High Risk): Memerlukan perhatian pihak manajemen dan tindakan perbaikan
5. E(Extreme): Perlu segera dilakukan tindakan perbaikan

5
Keterangan :
S : Severity, C : Consequences, L : likelihood / probalility, F : Frequency
TR : Tingkat Resiko (Risk Scale) yang terjadi, TR = F X C atau L X S
Toleransi Resiko : Resiko yang dapat ditoleransi ditulis Ya / Tidak (Yes / No), TR < 6 dapat di toleransi,
Ketika resiko dipertimbangkan tidak dapat ditoleransi, proses pengujian harus diulang, dan langkah pengendalian resiko
ditulis kembali di-bawah langkah pengendalian resiko yang sudah ada, dengan tanda dicetak miring sebagai revisi
penambahannya.

Pedoman pengendalian resiko yang tidak dapat ditoleransi :


Untuk resiko yang tidak dapat dioteleransi, harus dilakukan uji ulang, setelah diuji ulang hasil tingkat resiko tetap
menunjukkan tetap tidak dapat ditoleransi, maka dalam pengendalian resiko harus menjelaskan secara detail langkah –
langkah / tindakan yang harus diambil diantaranya :
1. Eliminasi bahaya (menghilangkan bahaya sama sekali)
2. Subtitusi bahaya (mengganti alat atau tempat bekerja dsbnya)
3. Rekayasa (enjiniring) yang mencakup perubahan penggunaan teknologi dan metode metode kerja yang akan
digunakan,
4. Pengendalian administrasi yang mencakup perubahan prosedur / petunjuk kerja, atau berkaitan dengan peraturan dan
perundangan, kebijakan administartif yang diambil,
5. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

6
7

Anda mungkin juga menyukai