Anda di halaman 1dari 4

Diet penyakit ginjal kronik dengan hemodialisa

Diet yang diberikan pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal tahap akhir dengan terapi
pengganti, jika hasil tes kliren kreatinin < 15 ml/ menit.
1. Tujuan diet
 Mencukupi kebutuhan zat gizi sesuai kebutuhan perorangan agar status gizi
optimal.
 Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
 Menjaga agar penumpukan produk sisa metabolisme protein tidak berlebihan.
 Pasien mampu melakukan aktifitas normal sehari- hari.
2. Syarat diet
 Energi 30-35 kkal/kg BBI/hari.
 Protein 1,1-1,2 gr/kgBBI/hari, 50 % protein hewani dan 50 % protein nabati.
 Kalsium 1000 mg/hari.
 Batasi garam terutama bila ada penimbunan air dalam jaringan tubuh (edema)
dan tekanan darah tinggi.
 Kalium dibatasi terutama bila urin kurang dari 400 ml atau kadar kalium darah
lebih dari 5,5 m Eq/L.
 Jumlah asupan cairan = jumlah urin 24 jam + (500 ml – 750 ml).
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan
 Makanlah secara teratur,porsi kecil sering.
 Diet Hemodialisis ini harus direncanakan perorangan, karena nafsu makan pasien
umumnya rendah sehingga perlu diperhatikan makanan kesukaan pasien.
 Untuk membatasi banyaknya jumlah cairan , masakan lebih baik dibuat dalam
bentuk tidak berkuah misalnya: ditumis, dikukus, dipanggang, dibakar, digoreng.
 Bila ada edema (bengkak di kaki), tekanan darah tinggi, perlu mengurangi garam
dan menghindari bahan makanan sumber natrium lainnya, seperti minuman
bersoda, kaldu instan, ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan, vetsin,
bumbu instan.
 Hidangkan makanan dalam bentuk yang menarik sehingga menimbulkan selera.
 Makanan tinggi kalori seperti sirup, madu, permen, dianjurkan sebagai
penambah kalori, tetapi hendaknya tidak diberikan dekat waktu makan, karena
mengurangi nafsu makan.
 Agar meningkatkan cita rasa, gunakanlah lebih banyak bumbu-bumbu seperti
bawang, jahe, kunyit, salam, dll.
 Cara untuk mengurangi kalium dari bahan makanan : cucilah sayuran, buah, dan
bahan makanan lain yang telah dikupas dan dipotong-potong kemudian
rendamlah bahan makanan dalam air pada suhu 50-60 derajat celcius (air
hangat) selama 2 jam, banyaknya air 10 kali bahan makanan. Air dibuang dan
bahan makanan dicuci dalam air mengalir selama beberapa menit. Setelah itu
masaklah. Lebih baik lagi jika air yang digunakan untuk memasak banyaknya 5
kali bahan makanan.
4. Bahan makanan yang dianjurkan
 Bahan makanan sumber Hidrat Arang : nasi, roti putih, mie, makaroni, spageti,
sagu, lontong, bihun, jagung, makanan yang dibuat dari tepung-tepungan, gula,
madu, sirup, jam, permen, dll.
 Bahan makanan sumber protein : telur, ayam, daging, ikan, hati, susu skim, susu
whole, es krim, yogurt, kerang, cumi, udang, kepiting, lobster, sesuai anjuran.
 Buah-buahan : nanas, pepaya, jambu biji, sawo, pear, strawberi, apel, anggur,
jeruk manis, dll. Dalam jumlah sesuai anjuran.
 Sayur-sayuran : ketimun, terung, tauge, buncis, kangkung, kacang panjang, kol,
kembang kol, slada, wortel, jamur, dll dalam jumlah sesuai anjuran.
5. Bahan makanan yang dibatasi
 Bahan makanan tinggi kalium bila hiperkalemia : alpokat, pisang, belimbing,
durian,nangka, kailan, daun singkong,paprika, bayam, daun pepaya, jantung
pisang, kelapa, kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, coklat, kentang, ubi,
singkong, pengganti garam yang menggunakan kalium.
 Air minum dan kuah sayur yang berlebihan.

Diet protein rendah untuk penyakit ginjal kronik


Diberikan kepada pasien yang mengalami Penurunan Fungsi Ginjal yang menahun (Penyakit
Ginjal Kronik/Menahun).
1. Tujuan diet
 Mencukupi kebutuhan zat gizi agar status gizi optimal sesuai dengan fungsi
ginjal.
 Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
 Memperlambat penurunan fungsi ginjal lebih lanjut.
 Menjaga agar pasien dapat beraktifitas normal.
2. Syarat diet
 Bentuk makanan disesuaikan dengan kondisi pasien.
 Energi 35 kkal/kg BB Ideal (BBI).
 Protein 0,6-0,75 g/kg BBI, 50% protein hewani dan 50 % protein nabati.
 Lemak 25-30 % dari energi total, diutamakan lemak tidak jenuh.
 Karbohidrat 60-65 % dari energi total.
 Kebutuhan cairan sesuai dengan jumlah urine 24 jam + 500 ml (cairan yang
keluar melalui keringat dan pernapasan).
 Kalium dibatasi jika terjadi Hiperkalemia.
 Garam dapur/Natrium dibatasi apabila pasien mengalami edema/bengkak
karena penumpukan cairan serta hipertensi.
3. Cara mengatur diet
 Hidangkan makanan yang menarik, sehingga menimbulkan selera makan.
 Makanan diberikan Porsi kecil, padat kalori dan sering, misalnya 6 kali sehari.
 Piliihlah makanan sumber protein hewani dan protein nabati sesuai jumlah yang
telah ditentukan.
 Cairan lebih baik dibuat dalam bentuk minuman.
 Masakan lebih baik dibuat tidak berkuah, seperti di tumis, dipanggang, dikukus
atau dibakar.
 Bila harus membatasi garam, gunakanlah lebih banyak bumbu seperti gula, asam
dan bumbu dapur lainnya untuk menambah rasa (lengkuas, kunyit, daun salam,
dan lain-lain).
4. Cara mengatur diet
 Hidangkan makanan yang menarik, sehingga menimbulkan selera makan.
 Makanan diberikan Porsi kecil, padat kalori dan sering, misalnya 6 kali sehari.
 Piliihlah makanan sumber protein hewani dan protein nabati sesuai jumlah yang
telah ditentukan.
 Cairan lebih baik dibuat dalam bentuk minuman.
 Masakan lebih baik dibuat tidak berkuah, seperti di tumis, dipanggang, dikukus
atau dibakar.
 Bila harus membatasi garam, gunakanlah lebih banyak bumbu seperti gula, asam
dan bumbu dapur lainnya untuk menambah rasa (lengkuas, kunyit, daun salam,
dan lain-lain).
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan
 Hidangkan makanan yang menarik, sehingga menimbulkan selera makan.
 Makanan diberikan Porsi kecil, padat kalori dan sering, misalnya 6 kali sehari.
 Piliihlah makanan sumber protein hewani dan protein nabati sesuai jumlah yang
telah ditentukan.
 Cairan lebih baik dibuat dalam bentuk minuman.
 Masakan lebih baik dibuat tidak berkuah, seperti di tumis, dipanggang, dikukus
atau dibakar.
 Bila harus membatasi garam, gunakanlah lebih banyak bumbu seperti gula, asam
dan bumbu dapur lainnya untuk menambah rasa (lengkuas, kunyit, daun salam,
dan lain-lain).
6. Bahan makanan yang dianjurkan dan dibatasi
Bahan Dianjurkan Dibatasi
Makanan
Sumber Sumber karbohidrat sederhana: Sumber karbohidrat kompleks: nasi,
karbohidrat gula, selai, sirup, permen, madu jagung, kentang, macaroni atau
untuk menambah energi pasta, havermout, ubi/talas.
(suplemen) Agar-agar, jelly.
Sumber Daging kambing, ayam, ikan, hati,
protein keju, udang, telur.
hewani
Sumber Tahu, tempe, oncom, kacang tanah,
protein nabati kacang merah, kacang hijau, kacang
kedelai.
Sayuran Semua sayuran kecuali untuk Sayuran tinggi Kalium seperti
pasien dengan hiperkalemia. peterseli, buncis, bayam, daun
pepaya muda, dll apabila pasien
mengalami hiperkalemia.
Buah-buahan Semua buah kecuali untuk pasien Buah-buahan tinggi Kalium seperti
dengan hiperkalemia. apel, alpukat, jeruk, pisang, pepaya,
dll apabila pasien mengalami
hiperkalemia.
Lemak Minyak jagung, minyak kacang Minyak kelapa sawit, santan kental,
tanah, minyak kelapa , minyak mentega, dan lemak hewan.
kedelai, dan margarin rendah
garam.

Referensi:

Kementrian Kesehatan RI Direktorat Bina Gizi Subdit Bina Gizi Klinik. 2011. Diet Penyakit Ginjal
Kronik dengan Hemodialisa. http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2013/08/Brosur-
Diet-Penyakit-Ginjal-Kronik-dengan-Hemodialisis.pdf diakses pada 2 Maret 2019.
Kementrian Kesehatan RI Direktorat Bina Gizi Subdit Bina Gizi Klinik. 2011. Diet Protein Rendah
Untuk Penyakit Ginjal Kronik. http://gizi.depkes.go.id/wp-
content/uploads/2013/08/Brosur-Diet-Protein-Rendah-untuk-Penyakit-Ginjal-Kronik.pdf
diakses pada 2 Maret 2019.

Anda mungkin juga menyukai