Anda di halaman 1dari 16

ISU-ISU KURIKULUM TERKINI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

KURNIA MEGA LESTARI ( 06101381722047 )

WAFIQA DINDA KENAMON (06101381722064)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

2019

i
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................iv
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................iv
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................................iv
1.3 Tujuan Masalah ...................................................................................................iv
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... v
2.1 Perkembangan Kurikulum 2013 ..................................................................... v
2.2 Aspek Penilaian dalam Kurikulum 2013 ........................................................vi
2.3 Isu Isu Aktual Tentang Kurikulum 2013 di Indonesia ..................................vi
2.4 Kelebihan dan Kelemahan Kurikulum 2013 ..................................................ix
2.5 Perbedaan Serta Perubahan Kurikulum 2013 dan kurikulum KTSP ............ xii
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... xv
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. xv
3.2 Saran ....................................................................................................................... xv
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kurikulum merupakan salah satu bagian penting terjadinya suatu proses
pendidikan. Karena suatu pendidikan tanpa adanya kurikulum akan terlihat tidak
teratur. Hal ini akan menimbulkan perubahan dalam perkembangan kurikulum,
khususnya di Indonesia. Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai
tujuan pendidikan, dan sekaligus digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar pada berbagai jenis dan tingkat sekolah.
Sejak isu reformasi pendidikan digulirkan, maka banyak bermunculan
gagasan-gagasan pembaharuan pendidikan. Reformasi sebagai sebuah gerakan
yang memiliki perspektif sejarah politik monumental, karena era reformasi
menjadi era pemerintahan substitusi pemerintahan orde baru. Tentunya gagasan
reformasi pendidikan ini memiliki momentum yang amat mendasar dan berbeda
dengan gagasan yang sama pada era sebelumnya.
Arah reformasi dalam mewujudkan pengembangan pendidikan terkait
dengan kebijakan kurikulum adalah ikut diperbaharuinya kurikulum yang ada
sebelumnya dari kurikulum 1994 diperbaharui menjadi kurikulum 2004 atau KBK
(Kurikulum Berbasis Kompetensi). Selang dua tahun kemudian KBK pun telah
mengalami pembaharuan kembali menjadi KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) atau kurikulum 2006, hingga kurikulum 2013.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana perkembangan kurikulum 2013?
2. Bagaimana aspek penilaian kurikulum 2013?
3. Bagaimana isu isu aktual tentang kirikulum 2013?
4. Apa kelebihan dan kelemahan kurikulum 2013?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui perkembangan kurikulum 2013
2. Mengetahui aspek penilaian kurikulum 2013
3. Mengetahui isu isu aktual tentang kirikulum 2013
4. Mengetahui kelebihan dan kelemahan kurikulum 2013

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan


Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah
untuk menggantikan Kurikulum-2006 (yang sering disebut sebagai Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan) yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun.
Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaanya pada tahun 2013 dengan
menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah rintisan.

Pada tahun ajaran 2013/2014, tepatnya sekitar pertengahan tahun 2013,


Kurikulum 2013 diimpelementasikan secara terbatas pada sekolah perintis, yakni
pada kelas I dan IV untuk tingkat Sekolah Dasar, kelas VII untuk SMP, dan kelas
X untuk jenjang SMA/SMK, sedangkan pada tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah
diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan
SMA Kelas X dan XI. Jumlah sekolah yang menjadi sekolah perintis adalah
sebanyak 6.326 sekolah tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.

Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat


materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang
dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb., sedangkan
materi yang ditambahkan adalah materi Matematika. Materi pelajaran tersebut
(terutama Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) disesuaikan dengan materi
pembelajaran standar Internasional sehingga pemerintah berharap dapat
menyeimbangkan pendidikan di dalam Negeri dengan pendidikan di luar negeri.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan,
nomor 60 tahun 2014 tanggal 11 Desember 2014, pelaksanaan Kurikulum 2013
dihentikan dan sekolah-sekolah untuk sementara kembali menggunakan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, kecuali bagi satuan pendidikan dasar dan
menengah yang sudah melaksanakannya selama 3 (tiga) semester, satuan
pendidikan usia dini, dan satuan pendidikan khusus. Penghentian tersebut bersifat
sementara, paling lama sampai tahun pelajaran 2019/2020.

2.2 Aspek Penilaian dalam Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 memiliki empat aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan,
aspek keterampilan, aspek sikap dan perilaku.
1. Aspek Pengetahuan
Aspek pengetahuan merupakan aspek yang ada di dalam materi
pembelajaran untuk menambah wawasan siswa di suatu bidang. Di dalam
struktur kurikulum ini, jenjang SD memiliki bobot pengetahuan sebanyak
20% dan 80% aspek karakter, jenjang SMP memiliki bobot pengetahuan
40% dan 60% aspek karakter, dan jenjang SMA memiliki bobot
pengetahuan 80% dan 20% aspek karakter. Kurikulum 2013 memang
diintegrasikan dengan pendidikan karakter yang sebelumnya telah
dicanangkan pemerintah sebelum terbentuknya kurikulum ini.

2. Aspek keterampilan
Aspek keterampilan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa
dalam membuat, melaksanakan, dan mengerjakan suatu soal atau proyek
sehingga siswa dapat terlatih sifat ilmiah dan karakter yang merujuk pada
aspek keterampilan. Aspek keterampilan dapat berupa keterampilan
pengerjaan soal, keterampilan pengerjaan dan pelaksanaan proyek,
keterampilan membuat teks, dan keterampilan dalam menjawab soal lisan.

3. Aspek penilaian sikap dan perilaku


Aspek penilaian sikap dan perilaku merupakan aspek penilaian dengan
menilai sikap dan perilaku peserta didik selama proses pembelajaran.
Aspek penilaian ini dinilai oleh guru dalam jurnal harian, teman sejawat
dalam sebuah lembaran nilai, dan oleh diri sendiri

2.3 Isu Isu Aktual Tentang Kurikulum 2013 di Indonesia


1. Kurikulum 2013 Masih Mentah
Rencana penerapan Kurikulum 2013 dinilai masih mentah. Masih banyak
detil kolaborasi rencana konseptual dan praktik yang belum jelas, bahkan
cenderung merugikan para pengajar dan siswa sendiri. Rencana peleburan
sejumlah mata pelajaran di jenjang sekolah dasar, salah satunya, yang masih sulit
diterima. Pengamat pendidikan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Suryadi menilai
upaya peleburan tersebut akan menimbulkan masalah, terutama terkait keberadaan
guru.
"Yang saya dengar melalui pemberlakuan kurikulum 2013 pada tahun
ajaran 2013/2014 sejumlah mata pelajaran akan diintegrasikan atau dilebur, ini
kemungkinan akan mengurangi jumlah guru, belum lagi guru yang didaulat
mengajar akan kesulitan karena integrasi tersebut," ujar Suryadi saat dihubungi
dari Jakarta, Senin (4/3/2013).
Memang, lanjutnya, sangat mudah melakukan integrasi isi pelajaran secara
kontekstual. Namun, pada akhirnya, praktik di lapangan yang akan membuktikan
keberhasilannya.Suryadi tak yakin rencana peleburan tersebut bisa direalisasikan
dengan mulus di sekolah meski Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemdikbud) telah menetapkan rencana untuk melatih ribuan guru untuk menjadi
guru inti atau master teacher. Menurutnya, waktu pelatihan guru-guru yang akan
membimbing guru-guru lain di daerahnya itu terlalu singkat."Tahun ajaran baru
semakin dekat, namun hingga saat ini belum terlihat pergerakan nyata. Selain itu
arah dari kurikulum 2013 ini belum begitu bisa ditangkap, karena tidak jelas
apakah pendidikan nantinya akan berbasis isi atau kompetensi, layaknya
pendidikan yang selama ini berlangsung," tambahnya.
Menurutnya, pemerintah tak perlu terburu-buru untuk merealisasikan
penerapan kurikulum baru dan menjadikan tahun ini sebagai tahun uji coba.
Setelah itu, pemerintah bisa melakukan evaluasi tahun depan untuk memutuskan
perlu atau tidaknya penerapan Kurikulum 2013.

2. Kurikulum 2013 Belum Maksimal


Sebelumnya, Anggota Komisi X DPR RI Raihan Iskandar juga meminta
pemerintah menunda sejenak implementasi kurikulum 2013 karena persiapan dan
sosialisasi dari pemerintah dirasakan masih belum maksimal.
"Kalau mau sebaiknya ditunda sebentar saja penerapannya, agar kita bisa
duduk kembali bersama-sama, saya yakin akan lebih bagus. Karena rasanya
belum maksimal sosialisasinya," kata Raihan saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu
(2/3/2013).
Raihan mengatakan sosialisasi kurikulum 2013 yang belum maksimal
tercermin melalui kunjungan kerja Komisi X ke Kalimantan Timur dan Sulawesi
Selatan, di mana para tenaga pengajar baru mengerti mengenai rencana pergantian
kurikulum, namun belum memahami secara detail isi dari kurikulum baru itu
sendiri.
"Mereka hanya mengerti ada pergantian kurikulum, tapi soal isinya belum
dikuasai. Jadi baru tahu ’kulit’-nya saja," tandasnya.

3. Isu Mengenai Pencabutan Kurikulum 2013


Praktisi pendidikan dari Universitas Negeri Malang, Jawa Timur, Suko
Wiyono, menilai kebijakan pencabutan kurikulum 2013 oleh Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Anies Baswedan merupakan diskriminasi dalam dunia
pendidikan. Pasalnya, kebijakan itu tidak diterapkan kepada seluruh
sekolah."Saya menyayangkan kebijakan pemerintah pusat yang mencabut
kurikulum 2013 ini, apalagi hanya diberlakukan bagi sekolah yang belum
menerapkan atau yang baru menerapkan (semester pertama) saja. Sedangkan
sekolah yang sudah berjalan selama tiga semester bisa melanjutkannya karena
dianggap sumber daya manusia (SDM)-nya sudah siap dan mumpuni," ujar Suko
Wiyono, Rabu (17/12/2014), seperti dikutip Antara. Menurut dia,
ketidakmerataan pemberlakuan kurikulum tersebut memicu diskriminasi dalam
dunia pendidikan karena ada sekolah yang dipaksa kembali memberlakukan
kurikulum 2006 (KTSP).

4. Kegagalan Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 dinilai mulai diragukan efektivitasnya. Ada beberapa hal penting
yang patut diperhatikan.
a. Guru tidak siap mengajarkan kurikulum ini.
b. Kedua, infrastruktur kurikulum belum tersedia sepenuhnya.
Hal lain yang berpotensi akan mempengaruhi penerapan kurikulum ini adalah
pergantian rezim di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
pasca pemilihan presiden (Pilpres) 2014. Kurikulum yang secara serentak
diberlakukan mulai tahun ajaran 2014/2015 di semua jenjang sekolah, mulai dasar
hingga menengah ini dinilai terlalu dipaksakan untuk diterapkan.
Berbagai masalah muncul ketika banyak sekolah mengeluh karena belum
tersedianya buku paket untuk murid maupun pegangan guru. Masalah lainnya
adalah minimnya kesiapan guru dalam menerapkan kurikulum ini karena banyak
guru yang belum mendapat pelatihan.

2.4 Kelebihan dan Kelemahan Kurikulum 2013

Kelebihan kurikulum 2013

1. Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap
pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah.
2. Adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi siswa bukan
hanya didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan,
religi, praktek, sikap dan lain-lain.
3. Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah
diintegrasikan ke dalam semua program studi.
4. Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional.
5. Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistic domain sikap,
ketrampilan, dan pengetahuan.
6. Banyak kompetensi yang dibutuhkan sesuai perkembangan seperti
pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft
skills dan hard skills, kewirausahaan.
7. Hal yang paling menarik dari kurikulum 2013 ini adalah sangat tanggap
terhadap fenomena dan perubahan sosial. Hal ini mulai dari perubahan
sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
8. Standar penilaian mengarahkan kepada penilaian berbasis kompetensi
seperti sikap, ketrampilan dan pengetahuan secara proporsional.
9. Mengharuskan adanya remediasi secara berkala.
10. Sifat pembelajaran sangat kontekstual.
11. Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan kompetensi
profesi, pedagogi, sosial dan personal.
12. Ada rambu-rambu yang jelas bagi guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran (buku induk)
13. Guru berperan sebagai fasilitator
14. Diharapkan kreatifitas guru akan semakin meningkat
15. Efisiensi dalam manajemen sekolah contohnya dalam pengadaan buku,
dimana buku sudah disiapkan dari pusat
16. Sekolah dapat memperoleh pendampingan dari pusat dan memperoleh
koordinasi dan supervise dari daerah
17. Pembelajaran berpusat pada siswa dan kontekstual dengan metode
pembelajaran yang lebih bervariasi
18. Penilaian meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik sesuai proporsi
19. Ekstrakurikuler wajib Pramuka meningkatkan karakter siswa terutama
dalam kedisiplinan, kerjasama, saling menghargai, cinta tanah air dan lain-
lain.

Kelemahan kurikulum 2013

1. Guru banyak salah kaprah, karena beranggapan dengan kurikulum 2013


guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas, padahal
banyak mata pelajaran yang harus tetap ada penjelasan dari guru.
2. Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental dengan kurikulum
2013 ini, karena kurikulum ini menuntut guru lebih kreatif, pada
kenyataannya sangat sedikit para guru yang seperti itu, sehingga
membutuhkan waktu yang panjang agar bisa membuka cakrawala berfikir
guru, dan salah satunya dengan pelatihan-pelatihan dan pendidikan agar
merubah paradigm guru sebagai pemberi materi menjadi guru yang dapat
memotivasi siswa agar kreatif.
3. Kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan scientific
4. Kurangnya ketrampilan guru merancang RPP
5. Guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik
6. Tugas menganalisis SKL, KI, KD buku siswa dan buku guru belum
sepenuhnya dikerjakan oleh guru, dan banyaknya guru yang hanya
menjadi plagiat dalam kasus ini.
7. Tidak pernahnya guru dilibatkan langsung dalam proses pengembangan
kurikulum 2013, karena pemerintah cenderung melihat guru dan siswa
mempunyai kapasitas yang sama.
8. Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil
dalam kurikulum 2013 karena UN masih menjadi factor penghambat.
9. Terlalu banyak materi yang harus dikuasai siswa sehingga tidak setiap
materi bisa tersampaikan dengan baik, belum lagi persoalan guru yang
kurang berdedikasi terhadap mata pelajaran yang dia ampu.
10. Beban belajar siswa dan guru terlalu berat, sehingga waktu belajar di
sekolah terlalu lama.
11. Timbulnya kecemasan khususnya guru mata pelajaran yang dihapus yaitu
KPPI, IPA dan Kewirausahaan dan terancam sertifikasiya dicabut.
12. Sebagian besar guru masih terbiasa menggunakan cara konvensional
13. Penguasaan teknologi dan informasi untuk pembelajaran masih terbatas.
14. Guru tidak tiap dengan perubahan
15. Kurangnya kekmampaun guru dalam proses penilaian sikap, ketrampilan
dan pengetahuan secara holistic.
16. Kreatifitas dalam pengembangan silabus berkurang
17. Otonomi sekolah dalam pengembangan kurikulum berkurang
18. Sekolah tidak mandiri dalam menyikapi kurikulum
19. Tingkat keaktifan siswa belum merata
20. KBM umumnya saat ini mash konvensional
21. Belum semua guru memahami sistem penilaian sikap dan ketrampilan.
22. Menambah beban kerja guru.
23. Citra sekolah dan guru akan menurun jika tidak berhasil menjalankan
kurikulum 2013
24. Pramuka menjadi beban bagi siswa yang tidak menyukai Pramuka,
sehingga ada unsur keterpaksaan.
2.5 Perbedaan Serta Perubahan Kurikulum 2013 dan kurikulum KTSP
Berikut ini perbedaan kurikulum 2013 dan kurikulum sebelumnnya yaitu KTSP

NO KURIKULUM 2013 KTSP


SKL (Standar Kompetensi SI (Standar Isi) ditentukan terlebih
Kelulusan) ditentukan terlebih dahulu, setelah itu baru ditentukan
1
dahulu setelah itu baru ditentukan SI SKL (Standar Kompetensi
(Standar Isi) Kelulusan)
Kompetensi lulusan meliputi aspek
soft skills dan hard skills yang Lebih menekankan pada aspek
2
meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan
ketrampilan dan pengetahuan
Di jenjang SD Tematik Terpadu Di jenjang SD Tematik Terpadu
3
untuk kelas I-VI untuk kelas I-III
Jumlah jam pelajaran perminggu
Jumlah pelajaran lebih sedikit dan
lebih banyak dan jumlah mata
4 jumlah mata pelajaran lebih banyak
pelajaran lebih sedikit disbanding
disbanding kurikulum 2013
KTSP
Proses pembelajaran setiap tema
dilakukan dengan penedkatan ilmiah
Standar proses dalam pembelajaran
yaitu standar proses dalam
5 terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi dan
pembelajaran terdiri dari mengamati,
Konfirmasi
menanya, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan dan mencipta
TIK bukan sebagai mata pelajaran,
6 melainkan sebagai media TIK sebagai mata pelajaran
pembelajaran

Standar penilaian menggunakan Penilaian lebih dominan pada aspek


7
penilaian otentik yaitu mengukur pengetahuan
semua kompetensi sikap,
ketrampilan, dan pengetahuan
berdasarkan proses dan hasil
Pramuka menjadi ekstrakurikuler
8 Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib
wajib
Penjurusan mulai kelas X untuk
9 Penjurusan mulai kelas XI
jenjang SMA/MA
BK lebih menekankan BK lebih pada menyelesaikan
10
mengembangkan potensi siswa masalah siswa

perubahan-perubahan yang ada dalam kurikulum 2013 dari kurikulum


sebelumnya antara lain adalah:

1. Perubahan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)


Penyempurnaan SKL memperhatikan pengembangan nilai, pengetahuan, dan
ketrampilan secara terpadu dengan fokus pada pencapaian kompetensi. Pada
setiap jenjang pendidikan rumusan empat kompetensi inti (penghayatan dan
pengamalan agama, sikpa ketrampilan, dan pengetahuan) menjadi landasan
pengembangan kompetensi dasar pada setiap kelas.

2. Perubahan Standar Isi


Perubahan Standar Isi dari kurikulum sebelumnya yang mengembangkan
kompetensi dari mata pelajaran menjadi fokus pada kompetensi yang
dikembangkan menjadi mata pelajaran melalui pendekatan tematik integrative
(Standar Proses).

3. Perubahan Standar Proses


Perubahan pada Standar Proses berarti perubahan strategi pembelajaran. Guru
wajib merancang dan mengelola proses pembelajaran aktif yang menyenangkan.
Peserta didik difasilitasi untuk mengamati, menanya, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan dan mencipta.
4. Perubahan Standar Evaluasi
Penilaian otentik yang mengukur kompetensi sikap, keterampilan, serta
pengetahuan berdasarkan hasil dan proses. Sebelumnya penilaian hanya
mengukur hasil kompetensi.

Beberapa konsekwensi akibat perubahan substansi tersebut adalah:

1. Penambahan jumlah jam belajar di SD yang sebelumnya 26 jam/minggu


menjadi 32 jam/minggu. Dari 10 mata pelajaran dipangkas menjadi 6 mata
pelajaran yaitu Bahasa Indonesia, PPKN, Agama, Matematika, Sosial
Budaya dan Olah Raga. Pelajaran IPA dan IPS ditiadakan dan
diintegrasikan ke mata pelajaran lain.
2. Penambahan jumlah jam belajar di SMP yang sebelumnya 32 jam/minggu
menjadi 38 jam/minggu. Kalau belajarnya 5 hari berarti setiap hari anak
belajar 8 jam setiap hari.
3. Penambahan Jumlah jam pelajaran Agama pada SD yang bertambah dari 2
jam/minggu menjadi 4 jam/minggu dan di tingkat SMP dari 2 jam/minggu
menjadi 3 jam/minggu.
4. Jumlah mata pelajaran dikurangi tapi jumlah jam belajar ditambah
5. Mata pelajaran IPA diintegrasikan dalam Mapel Bahasa Indonesia.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Isu Isu Actual Tentang Kurikulum 2013 Di Indonesia
Rencana penerapan Kurikulum 2013 dinilai masih mentah. Masih banyak
detil kolaborasi rencana konseptual dan praktik yang belum jelas, bahkan
cenderung merugikan para pengajar dan siswa sendiri.
Pemerintah tak perlu terburu-buru untuk merealisasikan penerapan
kurikulum baru dan menjadikan tahun ini sebagai tahun uji coba. Setelah itu,
pemerintah bisa melakukan evaluasi tahun depan untuk memutuskan perlu atau
tidaknya penerapan Kurikulum 2013.
2. Pendidikan Karakter
Sekolah menjadi seolah tidak berdaya menghadapi perilaku anak bangsa.
Menghadapi berbagai masalah berat menyangkut kurikulum yang overload,
fasilitas yang tidak memadai, kesekahteraan guru dan tenaga kependidikan yang
rendah, sekolah seolah kehilangan relevansinya dengan pembentukan karakter.
Sekolah, sebagai konsekuensinya, lebih merupakan sekadar tempat bagi transfer
of knogledge daro pada character building.

3.2 Saran
Semoga kita dapat mengambil hikmah dari apa yang telah kita bahas bersama,
tentang evaluasi pendidikan. Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah kami, dan kami sadar bahwa makalah kami masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan kami
terima demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Sholeh Hidayah, Pengembangan Kurikulum Baru, Bandung, PT. Remaja


Rosdakarya Offsed, 2013. Hlm: 120
https://nuraisyahaini.wordpress.com/2016/10/19/aspek-penilaian-kurikulum-2013/
https://ahmadbinhanbal.wordpress.com/2014/04/27/perihal-keunggulan-dan-
kelemahan-kurikulum-2013/

http://news.okezone.com

Anda mungkin juga menyukai