Jtptunimus GDL Umarohchay 6305 2 Babii PDF
Jtptunimus GDL Umarohchay 6305 2 Babii PDF
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
1. Post Partum
ml yang terjadi setelah bayi lahir, perdarahan primer terjadi dalam 24 jam
2002 : 313)
ml selama dan atau setelah kelahiran dapat terjadi dalam 24 jam pertama
setelah kelahiran, atau lambat sampai 28 hari pasca partum (akhir dari
periode yaitu :
6
b. Early Puerperium yaitu keadaan yang terjadi pada permulaan
puerperium
enam
2. Perdarahan
dkk : 2000
ml selama dan atau setelah kelahiran dapat terjadi dalam 24 jam pertama
setelah kelahiran, atau lambat sampai 28 hari pasca partum (akhir dari
dalam masa 24 jam setelah anak lahir, menurut waktu terjadinya dibagi
atas 2 bagian :
7
Perdarahan Post partum diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
lebih dari 500 CC dalam 24 jam setelah bayi dan plasenta lahir (Rustam :
2000)
minggu. Akan tetapi seluruh alat genital baru pulih kembali seperti
Nifas atau pierinium,berasal dari kata puer yang artinya bayi dan
kembali(Ibrahim,1999).
kira 6 minggu(Saefudin,2001).
8
B. Anatomi Fisiologi
Plasenta Normal
Plasenta normal Ukuran dan Bentzik. Placenta berbentuk cakrarn yang bundar
atau lonjong (oval), inempuny.a ukuran 20 x 15.cm dan tebal 1.5 sampai 2.0cm.
Berat placenta, yang biasanya 20 persen dari berat janin, berkisar antara 425
dan.550 g.Pada sisi uterus terdapat delapan atau lebih cotyledon maternal yang
plasenta yang mendapat suplai darah dari pembuluh villus utama dan cabang-
Lokasi. Secara normal plasenta tertanam pada bagian atas uterus . Kadang-
kadang plasenta berada pada segmen bawah dan adakalanya terletak di atas cervik.
Keadaan terakhir ini disebut dengan istilah placenta previa dan menjadi penyebab
yang merupakan indikasi bagi plasenta previa, tetapi dalam pemeriksaan ulang
Kelainan-kelainan Placenta
yang berada dengan jarak tertentu dari placenta utama. Pembuluh darah yang
mensuplai lobus ini berjalan menembus selaput ketuban dan dapat terputus
9
ketika selaput ketuban tersebut robek atau pada saat kelahiran. Lobus
postpartum.
cm, yang terletak pada permukaan-fetal amnion. Nodulus ini berisi vernix,
dapat berkurang.
terpisah.
Berat. Placenta yang beratnya lebih dari 600 g atau di bawah 400 g biasanya
10
Pastmaturitas. Ukuran dan berat placenta biasanya normal. Terlihat warna
meconium terdapat infark atau fibrosis yang luas, fungsi placenta dapat
berkurang.
Diabetes Mellitus. .Placenta biasanya lebih hesar daripada normal, tetapi pada
kasus-kasus yang berat dengan sirkulasi darah ibu yang terganggu. placenta
tampak normal.
RETENTIO PLACENTAE
1. Terpisah tapi tertahan: Di sini tidak ada tenaga yang dalam keadaan
11
3. Melekat tapi dapat dipisahkan (adhesiva): Dalam situasi ini, placenta tidak
kontraksi-normal dan retraksi pada kala tiga, defek anatomis dalam uterus,
4. Melekat tapi tidak dapat dipisahkan: Di sini berupa placenta acreta dengan
berbagai
derajat. Decidua normal tidak ada, dan villi chorialis melekat langsung serta
menembus myometrium.
berbahaya sebagaimana anggapan yang pernah ada. Banyak hasil yang jelek
dari prosedur ini disebabkan oleh tindakan yang ditunda terlampau lama
disertai perdarahan dan pasien berada dalam kondisi yang balk, diper-
kondisi aseptik.
12
Gambar 1. Pengeluaran placenta secara manual
Uterus dipegang dengan salah satu tangan pada bagian fundus lewat dinding
abdomen ibu (Gambar 1). Tangan lainnya dimasukkan ke dalam vagina dan
Jewat
C. Etiologi
antonia uteri.
13
Kontrak uterus yang terlalu kuat dan terus menerus selama kala I dan kala
2) Umur telalu muda atau terlalu tua (kurang dari 20 tahun atau lebi dari 35
tahun)
3) Perietas sering terjadi atau dijumpai pada grande multipara dan multipara
4) Partus lama
5) Uterus terlalu tegang dan besar misalnya pada (gemeli, hidramnion, atau
janin besar). Pada kondisi ini miometrium teregang dengan hebat sehingga
terdahulu. pada kondisi ini akan timbul resiko terjadinya hal yang sama
uterus(Cunningham,2000).
9) Anemia.
14
kehilangan darah meskipun hanya sedikit. Anemia dihubungkan dengan
a) Kurang gizi(malnutrisi).
c) Malabsorbsi.
d) Kehilangan darah yang banyak pada persalinan yang lalu, dan haid.
12) Jalan lahir seperti robekan perineum, robekan vagina, robekan serviks,
a. Sclusio plasenta
D. Patofisiologi
pembuluh darah yang melebar tadi tidak menutup sempura sehinga pedarahan
15
terjadi terus menerus. Trauma jalan terakhir seperti epiostomi yang lebar,
shock hemoragik.
E. Manifestasi Klinis
jumlah banyak (500 ml), nadi lemah, haus, pucat, lochea warna merah,
gelisah, letih, tekanan darah rendah ekstremitas dingin, dapat pula terjadi syok
hemorogik
yaitu :
a) Antonia Uteri
setelah bayi lahir, konterksi uterus baik, plasenta baik. Gejala yang
16
c) Retensio plasenta
uterus baik.
e) Inversio uterus
nyeri berat.
darah berwarna merah muda, bila perdarahan hebat timbul syok, pada
F. Penatalaksanaan
perdarahan
17
4. Lakukan penjahitan
bundar.
robek pula dasar panggul seperti : luka jahit dua lapis dengan benang
c. Pada ruptur perineal tingkat III (ruptur perinei totalis) yang robek
rectum ikut robek maka harus dijahit terlebih dahulu dengan benang
endometriosis
18
4) Bila serviks hanya dapat dilalui oleh instrumen, lakukan
G. Komplikasi
syok. Bila terjadi syok yang berat dan pasien selamat, dapat terjadi komplikasi
lanjutan yaitu anemia dan infeksi dalam masa nifas. Infeksi dalam keadaan
anemia bisa berlangsung berat sampai sepsis. Pada perdarahan yang disertai
H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian fokus
Apa yang dirasakan saat itu ditujukan untuj mengenali tanda atau
19
b. Riwayat kesehatan sekarang
dan jantung
E,2001)
Sebagai berikut :
1) Aktivitas istirahat
2) Sirkulasi
3) Integritas ego
20
4) Eliminasi
sampai hari ke 5
6) Persepsi sensori
8) Seksualitas
9) Pengkajian Psikologis
masa penyembuhan
21
Dapat tampak pucat, anemik.
plasenta tertahan)
(hematoma)
3. Pemeriksaan Diagnostik
pasca partum
kandung kemih
(SDP/FSP)
yang tertahan.
22
I. Pathway
Masih ada
pembekuan Darah
yang tetap terbuka
Perubahan
perfusi jaringan
- Saiffudin, 2002 : 25 - 31
- Doenges, 2001 : 488 - 494
23
J. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
Intervensi :
horisontal.
Intervensi :
d.Kaji payudara setiap hari, perhtikan ada atau tidaknya laktasi dan
kematian .
Intervensi :
24
a.Evaluasi respon psikologis serta persepsi klien terhadap kejadian
intervensi
komunitas.
K. Diagnosa keperawatan
25
a.Defisit volume cairan b/d kehilangan aktif voluma cairan
Kriteria hasil :
3). Tidurkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi sedang badanya
tetap terlentang.
berat
sirkulasi darah.
26
6). Lakukan message uterus dengan satu tangan serta tangan lainnya
meningkatkan
serviks / perineum
intravasculer
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (luka jahitan perineum)
Kriteria hasil :
27
2). Pasien tampak tenang
Kriteria hasil :
terjadinya infeksi.
28
2) Obsevasi luka dan jahitan perineum tiap ganti balut.
antibuotika.
Kriteria hasil :
29
2) Pasien menyatakan kenyamanan terhadap kemempuan melakukan
aktivitas
selfcare
diri
melakukannya.
30
e. Cemas berhubungan dengan krisis situasional
Kriteria hasil :
respon fisiologis
31