1, Maret 2017
ABSTRACT
Family planning program in the future will be focussed, one of that is to increasing the use of contraceptives,
maturation on age of marriage, pregnancy spacing, arrange the number of child and many more the other targets
are to be increased. This research aimed to know the change in knowledge and the attitude of society before and
after the extended of counseling on arrangement of pregnancy spacing, arrangement of child number and level of
family welfare during the use of contraceptives. Design of this research is quasi-experiment with design one group
pretest – posttest. The object of this research is mothers that already have use contraceptives in Parepare. The
number of respondent is 117 people. The technique that used is accidental sampling. The technique of accumulating
data is using questionnaires that given to the respondent before and after counseling. Data analysis is using T test
to independent variable. Conclusion in this research, there is the change of knowledge level and attitude of society
before and after the extended of counseling on arrangement of pregnancy spacing, arrangement of child number
and level of family welfare during increasing the use of contraceptives in Parepare.
Keywords : Knowledge, attitude, use of contraceptives
91
Makhrajani Madjid : Pengembangan Metode Penyuluhan Meningkatkan Pemakaian Alat Kontrasepsi
92
JURNAL MKMI, Vol. 13 No. 1, Maret 2017
untuk melihat perbedaan sebelum dan sesudah dai dengan hasil sebagai berikut untuk kriteria
perlakuan. Analisis ini dilakukan dengan menggu- baik meningkat mencapai 37 orang (31,62%), kri-
nakan program SPSS 17. Keputusan uji statistik teria cukup 54 orang (46,15%) dan untuk kriteria
menggunakan taraf signifikan p<0,05. kurang 26 orang (22,23%). Kembali mengalami
pe- ningkatan pengetahuan setelah dilakukan post
HASIL 2, kriteria baik 71 orang (60,68%), cukup 33 orang
Distribusi responden berdasarkan kelom- (28,20%) dan kriteria kurang 13 orang (11,12%)
pok umur masyarakat yang tertinggi adalah 31-35 (Tabel 2).
tahun mencapai 33 orang (28,20%) dan kelompok Berdasarkan uji statistik bahwa sebelum
umur yang terendah adalah 15-20 tahun hanya dilakukan penyuluhan sikap responden mengenai
mencapai 10 orang (8,54%). Tingkat pendidikan jarak kehamilan, pengaturan jumlah anak, pening-
tertinggi responden mayoritas SLTA mencapai 45 katan keluarga sejahtera terhadap peningkatan alat
orang (38,46%), dan pendidikan terendah tamat kontrasepsi nilai pre-test untuk kriteria baik men-
SD hanya mencapai 15 orang (12,82%). Untuk capai 14 orang (11,96%), cukup 46 orang (39,32%)
pekerjaan responden rata-rata hanya sebagai ibu dan kurang 57 orang (48,72%), setelah dilakukan
rumah tangga, yang mencapai 43 orang (36,76%) post 1 maka hasil untuk kriteria baik mencapai 36
dan ada 8 orang (6,83%) yang bekerja sebagai orang (30,77%), kriteria cukup 50 orang (42,74%)
asisten rumah tangga (Tabel 1). dan kriteria kurang 31 orang (26,49%). Setelah
dilakukan post 2 kembali mengalami peningkat-
Tabel 1. Karakteristik Responden an untuk kriteria baik hingga mencapai 55 orang
Karakteristik n (117) % (47,00%), untuk kriteria cukup 42 orang (35,90%)
dan untuk kriteria kurang 20 orang (17,10%) (Ta-
Kelompok Umur (Tahun) bel 3).
15-20 10 8,54
Berdasarkan uji statistik untuk mengukur
21-25 21 17,95
26-30 30 25,65 perubahan skor hasilnya menunjukkan bahwa ter-
31-35 33 28,20 jadi peningkatan rata-rata skor pengetahuan res-
>36 23 19,66 ponden mengenai peningkatan pemakaian alat
Pendidikan kontrasepsi setelah diberikan edukasi (post-test
SD 15 12,82 1) dari 3,25 poin menjadi 8,07 poin. Juga terjadi
SLTP 27 23,07 peningkatan rata-rata skor sikap yaitu dari 5,01
SLTA 45 38,46 poin menjadi 8,28 poin. Sedangkan pada post-
PT 30 25,65 test 2 juga terjadi peningkatan rata-rata skor pen-
Pekerjaan getahuan responden mengenai pemakaian alat
IRT 43 36,76
kontrasepsi setelah diberikan edukasi dari 8,07
Asisten rumah tangga 8 6,83
Honorer 17 14,53 poin menjadi 8,53 poin. Juga terjadi peningkatan
Pegawai Negeri Sipil 22 18,81 rata-rata skor sikap yaitu dari 8,28 point menjadi
Wiraswasta 27 23,07 8,68 poin (Tabel 3).
93
Makhrajani Madjid : Pengembangan Metode Penyuluhan Meningkatkan Pemakaian Alat Kontrasepsi
Tabel 3. Perubahan Skor Pengetahuan dan Sikap Pemakaian Alat Kontrasepsi Sebelum
dan Sesudah Penyuluhan (Pre – Post I – Post II)
Pre Post I Beda Post II Beda
Variabel Nilai p Nilai p
(1) (2) (2-1) (3) (3-1)
Pengetahuan 3,25 8,07 4,77 0,002 8,53 5,3 0,000
Sikap 5,01 8,28 3,28 0,004 8,68 3,84 0,000
Sumber: Data Primer, 2015
akan mampu bertahan lama dari pada yang tidak Informasi mengenai alat kontrasepsi sangat
didasari oleh pengetahuan. Salah satu strategi penting dipahami sebelum memutuskan meng-
untuk memperoleh perubahan perilaku menurut gunakan alat kontasepsi tertentu. Dengan ber-
WHO yang dikutip oleh Notoatmodjo dalam Les- bekal pengetahuan mengenai alat-alat kontarsep-
tari dengan pemberian informasi untuk mening- si, beserta efek samping yang ditimbulkannya,
katkan pengetahuan sehingga menimbulkan ke- kekurangan dan kelebihannya. Masyarakat dapat
sadaran dan pada akhirnya orang akan berperilaku menentukan pilihan alat kontrasepsi yang se-
sesuai dengan pengetahuannya, dan salah satu suai sehingga memberi pengayoman lebih tinggi
upaya pemberian informasi yang dapat dilakukan yang akhirnya akan meningkatkan kelestariannya
adalah dengan melakukan penyuluhan.11 dalam berkeluarga berencana. Jadi, pengetahuan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak mengenai alat-alat kontrasepsi beserta efek sam-
kehamilan, pengaturan jumlah anak dan peningkat- ping, kekurangan dan kelebihan sangat diperlukan
an kesejahteraan keluarga merupakan prengaruh untuk menentukan pilihan alat kontrasepsi yang
yang paling dirasakan bagi para peserta KB. De- akan digunakan serta untuk mendukung program
ngan kata lain dapat dikatakan bahwa pengaruh KB yaitu agar masyarakat lebih menggunakan alat
penyuluhan terhadap tiga faktor sangat besar dira- kontarsepsi yang efektif.13
sakan keberhasilannya oleh peserta KB. Tingkat Setiap anak merupakan cerminan harapan
pengetahuan responden merupakan faktor penting serta keinginan orang tua yang menjadi pedoman
yang sangat menentukan dalam memutuskan un- dari pola pikir, sikap maupun perilaku dari orang
tuk ber-KB. Rendahnya peserta KB pria disebab- tua tersebut. Dengan demikian, setiap anak yang
kan oleh terbatasnya metode atau cara kontrasepsi dimiliki oleh pasangan suami istri akan memberi-
yang tersedia dan masih menganggap partisipasi kan pertimbangan tentang keinginan memiliki
pria tidak penting dilakukan serta pandangan yang anak dan jika ingin, jumlah yang diinginkan.14 Se-
cenderung menyerahkan tanggung jawab pelak- hingga wanita dapat mengambil keputusan yang
sanaan KB dan kesehatan reproduksi sepenuhnya tepat tentang cara atau alat kontrasepsi yang akan
kepada wanita.12 dipakai. Jumlah anak hidup yang dimiliki seorang
94
JURNAL MKMI, Vol. 13 No. 1, Maret 2017
wanita, akan memberikan pengalaman, pengeta- bahwa ada perubahan tingkat pengetahuan ma-
huan dan sikap yang baik mengenai pemakaian syarakat sebelum dan sesudah dilakukan penyuluh-
alat kontrasepsi lebih cenderung berkeinginan an tentang jarak kehamilan, pengaturan jumlah
anak dalam jumlah sedikit dengan mempertim- anak dan tingkat kesejahteraan keluarga terhadap
bangkan aspek kesehatan dan kemampuan untuk peningkatan pemakaian alat kontrasepsi di Kota
memberikan pendidikan yang layak.15 Parepare. Ada perubahan sikap masyarakat sebe-
Selain itu, jumlah anak hidup memengaruhi lum dan sesudah dilakukan penyuluhan tentang
pasangan usia subur dalam menentukan alat kon- jarak kehamilan, pengaturan jumlah anak dan ting-
trasepsi yang akan digunakan. Pada pasangan kat kesejahteraan keluarga terhadap peningkatan
dengan jumlah anak hidup masih sedikit terdapat pemakaian alat kontrasepsi di Kota Parepare. Bagi
kecenderungan untuk menggunkan metode kon- ibu yang telah memiliki anak banyak dan ingin
trasepsi dengan tingkat efektivitas rendah, sedang- mengatur jarak kelahiran atau bahkan tidak ingin
kan pada pasangan dengan jumlah anak hidup memiliki anak lagi dianjurkan untuk mengguna-
banyak terdapat kecenderungan menggunkaan kan alat kontrasepsi jangka panjang yang memi-
alat kontrasepsi dengan tingkat efektifitas tinggi.16 liki efektifitas yang tinggi, sehingga kemungkinan
Saran bagi ibu yang telah memiliki anak banyak, untuk mengalami kehamilan lagi cukup rendah.
yang ingin mengatur jarak kehamilan atau bahkan Bagi instansi terkait diharapkan lebih meningkat-
memiliki anak lagi dianjurkan untuk menggu- kan konseling mengenai jenis kontrasepsi, cara
nakan alat kontrasepsi jangka panjang yang memi- pemasangan dan efek samping kontrasepsi kepada
liki efektifitas yang tinggi, sehingga kemungkinan calon akseptor KB melalui poster dan informasi
untuk mengalami kehamilan lagi cukup rendah.17 yang disisipkan dalam kegiatan kemasyarakatan
Tujuan umum pelayanan kontrasepsi adalah seperti posyandu, pertemuan kader dan penyulu-
pemberian dukungan dan penetapan gagasan KB han KB.
yaitu dihayati NKKBS. NKKBS menganjurkan
setiap pasangan keluarga hanya mempunyai dua DAFTAR PUSTAKA
anak saja. Pasangan usia subur yang telah memili- 1. Tajuddin F. Beberapa Faktor yang Mempen-
ki anak satu, cara KB yang efektif adalah KB hor- garuhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi Pasangan
monal maupun AKDR, sedangkan pasangan usia Usia Subur Keluarga Miskin di Kelurahan
subur dengan dua anak dan lebih dan telah men- Lapadde Kecamatan Ujung Kota Parepare
capai umur 30 tahun atau lebih dianjurkan untuk [Skripsi]. Parepare: Universitas Muhamma-
mengakhiri kesuburannya dengan menggunakan diyah Parepare; 2009.
kontrasepsi.18 2. Sujudi A. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta:
Sasaran program KB adalah seluruh Pa- Departemen Kesehatan Republik Indonesia;
sangan Usia Subur (PUS) baik yang menunda ke- 2014.
lahiran anak pertama (postponing), menjarangkan 3. Munro, dkk. Penyuluhan Counselling. Suatu
anak (spaling) maupun membatasi jumlah anak Pendekatan Berdasarkan Keterampilan. Jakar-
yang diinginkan (limiting). Semua sasaran diatas ta: Ghalia Indonesia; 2003.
berperan penting. Karena keterbatasan waktu pe- 4. Hartanto, H. KB Keluarga Berencana dan
neliti sehingga yang hanya menjadi bagian sasaran Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan;
dari penelitian ini hanya pasangan usia subur yang 2004.
termasuk kedalam golongan risiko tinggi (limiting 5. Fienalia A R.. Faktor-Faktor yang Berhubung-
phase). Fase penghentian kehamilan/kesuburan an dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi
istilah lain adalah fase pembatasan kelahiran (lim- Jangka Panjang di Wilayah Kerja Puskesmas
iting phase) merupakan suatu fase seorang ibu ma- Pancoran Mas Kota Depok tahun 2012. [se-
suk dalam kategori risiko tinggi dalam melahirkan rial online] http:lontar.ui.ac.id/file?file=digi-
yaitu yang usia >34 tahun dengan paritas >3.19 tal/20294580-S Rainy%20Alus%20Fienalia;
2012 [25 April 2015].
KESIMPULAN DAN SARAN 6. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasi-
Berdasarkan uraian hasil dapat disimpulkan onal. Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun
95
Makhrajani Madjid : Pengembangan Metode Penyuluhan Meningkatkan Pemakaian Alat Kontrasepsi
96