PENDAHULUAN
Ikan merupakan hewan yang hidup didalam air, bernapas dengan insang,
bergerak dengan sirip, bertulang belakang dan berdarah dingin. Perairan umum
indonesia yang meliputi dua pertiga wilayah tanah air Indonesia memiliki Potensi
sumber daya hayati perikanan yang besar dan belum seluruhnya dapat dikelola.
Mengingat sangat mendesaknya kebutuhan akan protein hewani yang berasal dari ikan,
maka sudah seharusnya memanfaatkan sumber-sumber hayati perairan yang ada dan
pada makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan. Dalam hal ini akan
mempelajari fungsi, mekanisme, dan cara kerja dari organ-organ, jaringan, dan
2004).
keseluruhan organisme. Organ artinya alat-alat tubuh seperti hati, paru- paru,
insang, jantung, ginjal yang merupakan bagian tubuh hewan sedangkan pada
tumbuhan oragn antara lain meliputi akar, batang, daun, bunga. Organ-organ
tersebut
2
(berukuran besar, dapat dilihat dengan mata manusia tanpa bantuan alat)
maupun yang mikroskopis (berukuran kecil, tidak dapat dilihat dengan mata
manusia tanpa bantuan alat). Fisiologi mencakup pembahasan tentang apa yang
dilakukan oleh makhluk hidup dan bagaimana mereka melakukan agar mereka
lulus hidup dan dapat mengatasi berbagai tantangan dari lingkungan hidupnya
(Yuwono, 2001).
Darah adalah suatu fluida yang bewarna merah yang disebut juga
leucocyte dan beberapa bahan lain tersuspensi. Sistem peredaran darah terdiri
dari jantung (yang merupkan pusat pemompaan darah), arteri (pembuluh darah
dari jantung) kapiler (yang menghubungkan arteri dengan vena) dan vena
(pembuluh darah yang menuju ke jantung). Sistem peredaran darah pada ikan
dan plasma darah. Sel-sel darah terbagi lagi menjadi sel darah merah (eritrosit),
sel darah putih (leukosit) dan sel pembeku darah atau bitir-butir darah
pecahnya sel darah merah hingga isinya menyebar keseluruh larutan), agar kita
mengetahui proses apa yang terjadi terhadap rupa sel darah merah ikan ketika
diberi aquades dan NaCl 3%.dan juga untuk mengetahui tahanan osmotik sel-
sel-sel darah merah’’ adalah dapat membedakan kombinasi darah setelah diberi
suatu larutan baik dari aquades maupun larutan NaCL yang diambil dari tubuh
ikan dengan bantuan jarum suntik yang telah diisi larutan asam sitrat dan
mengetahui lapisan apa yang ada dibagian atas suatu darah apakah lapisan
termasuk kedalam filum Chordata, kelas Pisces, sub kelas Teleoistei, ordo
Clarias gariepinus
(SUSANTO, 2002).
organ yang memerlukana. Pertumbuhan oksigen dari aior denga CO2 terjadi
Selain itu didaerah insang terjadi pengeluaran kotoran yang bernitrogen. Insang
juga mengeliminir mineral yang berdifusi. Jantung mengeluarkan darah yang
Darah biasanya tidak tembus cahaya, hal ini disebabkan sifat-sifat optik
eritrosit yang terdapat dalam darah. Jika sel-sel ini dilarutkan dalam suatu
cairan yang berbeda konsentrasi garamnya atau jika sel-sel ini membengkak
karena proses difusi dan osmosa maka haemoglobin akan lepas dan darah
Darah yang tidak tembus cahaya mempunyai sifat seperti cat penutup,
sedangkan darah yang tembus cahaya mempunyai sifat seperti cat lak(pernis).
Suatu larutan garam yang pekat akan menyebabkan butir-butir darah mengisut,
sehingga konsentrasi hemoglobin akan meningkat dan sifat darah yang seperti
cat penutup akan bertambah kuat, (penuntun praktikum fisiologi hewan air,
2016).
Butir-butir darah merah adalah suatu bola gepeng (seperti cakram) yang
berisi cairan intraseluler. Bila sel-sel ini dimasukkan kedalam suatu cairan yang
diluar sel masuk kedalam sel, sehingga sel tersebut pecah. Bila tekanan osmosa
pada cairan luar sel sama dengan tekanan osmosa cairan intraseluler, maka sel-
sel darah tidak mengalami perubahan. Bila cairan didalam sel hypertonis
terhadap cairan diluar sel maka sel-sel akan kehilangan air dan akan
Praktikum fisiologi hewan air mengenai ’’rupa darah secara makroskopis dan
mikroskopis sebelum dan sesudah haemolisis dan menentukan tahanan osmotik sel-sel
darah merah’’ dilaksanakan pada hari selasa tanggal 14 februari 2017 bertempat di
Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau
Pekanbaru.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah darah ikan lele
(Clarias gariepinus), EDTA/Heparin, etanol, aquades ,larutan Giemsa dan larutan NaCl
Sedangkan alat yang digunakan dalam pratikum adalah, kain lap, buku gambar,
buku pratikum, mikroskop, tes tube, objek gelas, cover glass, jarum suntik, tabung
Adapun prosedur yang dilakukkan pada percobaan 1 untuk cara kerja pertama
adalah Bius ikan dengan minyak cengkeh secukupnya (sekitar 5 tetes/liter) sampai
pingsan .arum suntik dibasuh dengan EDTA 10%Guna mencegah pembekuan darah.
Darah ikan diambilmelalui Vena darah dimasukkan ke dalam tbung opendorf yang
sudah di basahi dengan EDTA 10% kemudian sediakan 3 tabung reaksi (label A,B
kocok,lalu biarkan selama 5 menit. Buatlah Preparat ulas /usap darah dari darah yang
sudah diperlakukan tersebut dari setiap tabung ambil 1 tetes darah ,teteskan pada bagian
ujung dari objek glass lain ,sentuhkan salah satu ujungnya pada tetesan darah tersebut
dan geser panjang objek glass,Kemudian angkat objek glass dengan ulasan darah
bentuk sel darah Kemudian gambarkan dan amati perubahan yang terjadi.Selanjutnya
,darah pada tabung A ditambah lagi dengan 1cc larutan NaCl 3%.Pada tabung B
,air,dan larutan NaCl 3% pada tabung A dan B menjadi sama. Perhatiakn sifat tembus
cahaya di tabung A dan B juga sama,Untuk lebih jelasnya buatlah preparat ,dan amati
dibawah mikroskop.
dilakukan adalah sediakan tabung rekasi sebanyak 9 buah masing-masing diisi larutan
1%dan 3%. Pada tabung 2-9 tambahkan 10 tetes darah ikan biarkan selama 30 menit.
Setelah 30 menit perhatikan lapisan mana yang tidak terlihat lapisan merah dilapisan
atas atau lapisan putih yang duluan muncul. Ambil dari masing-masing tabung 1 tetes
4.1.Hasil
mikroskopis sebelum dan sesudah haemolisis yaitu diperoleh suatu hasil dari pada
ditambahkan larutan NaCL sel-sel darahnya bentuknya padat atau sel-sel darahnya
mengkerut dan tidak tembus cahaya. Untuk darah yang dijadikan sebagai kontrol bentuk
berbagai macam konsentrasi yang berbeda mulai dari 0%, 0,3%, 0,5%,0,6%,0,7%,0,8%
0,9% 1%dan 3% larutan NaCL yaitu yang tidak memiliki 0,6% dan 0,9% yang bentuk
sel-sel darahnya sangat padat. Sedangakn tabung darah yang lainnya tetap memiliki
lapisan merah pada permukaannya bahkan warna merah merata diseluruh darah. Untuk
NaCL 0,3% dan 3% tidak terbentuk lapisan putih namun warna merah pada darah lebih
4.2.Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dan percobaan yang dilakukan pada rupa darah
secara makroskopis dan mikroskopsis sebelum dan sesuada haemolisis diperoleh suatu
hasil yaitu darah setelah ditambahkan aquades sel-sel darah merahnya mengembang, ini
disebabkan membran sel darah merah sifatnya permiabel terhdapa air tetapi
impermiabel terhadap garam-garam. Air dapat mengalir melaui membran sel, oleh
karena itu bila darah dimasukkan kedalam larutan yang hipotonis maka sel darahnya
akan mengembang dan kemudian pecah. Peristiwa pecahnya sel darah merah hingga
isinya menyebar keseluruh larutan yang disebut sebagai haemolisa Pulungan (2004).
sifatnya bisa tembus cahaya, dan warnanya merah pekat. Sedangkan darah
setelah ditambahkan larutan NaCl sel-sel darahnya bentuknya padat atau sel-sel
darahnya mengkerut, tidak tembus cahaya, dan warnanya merah tidak pekat. Untuk
darah yang dijadikan sebagai kontrol bentuk sel-sel darahnya padat atau mengkerut.
darah bewarna lebih terang dan terurai dan darah tercampur sempurna, dengan kata lain
darah kembali pada keadaan normal. Hasil pengamatan 1 ml darah ikan + 1 ml NaCl 3
% + 1 ml aquades adalah darah menggumpal di dasar tabung reaksi dan bewarna lebih
Pengamatan yang dapat dibahas pada penentuan tekanan osmotik sel-sel darah
merah adalah darah yang ditambah dengan larutan Nacl 0 % darah terlihat berwarna
merah terang, darah yang ditambah dengan larutan NaCl 0,3 % darah terlihat berwarna
merah agak terang dan tidak terdapat endapan, darah yang ditambah dengan NaCl 0,5 %
darah terlihat berwarna merah agak terang, darah yang ditambah dengan NaCl 0,6 %
darah terlihat warna merah agak cerah, darah ditambah dengan NaCl 0,7 % darah
terlihat warna merah pekat, darah ditambah dengan NaCl 0,8 % darah terlihat berwarna
merah kecoklatan dan membeku, darah yang ditambah dengan Nacl 0,9 % darah terlihat
berwarna merah kecoklatan pekat dan mengental, darah ditambah dengan 1 % darah
berwarna pekat dan mengental terlihat sudah mulai terjadi pembekuan, dan darah
Eritrosit (sel darah merah) ikan berinti, bewarna merah kekuningan. Erotrosit
dewasa berbentuk lonjong, kecil dan berdiameter 7-36 mikron bergantung kepada
spesies ikannya.
V.KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pada
percobaan 1 untuk mengetahui suatu sel darah merah apakah mengalami haemolisis
setelah ditambahkan aquadest dan larutan NaCL. Darah akan tembus cahaya bila diberi
aquades tetapi bila darah diberi larutan NaCl maka darah tidak tembus cahaya ini
disebabkan karena bila semakin banyak larutan yang diberikan maka darah akan
semakin mengisut sehingga darah akan semakin tidak tembus cahaya maka bentuknya
menyatu dan akan sangat rapat bila dibandingkan dengan yang diberi aquades yang
Dari hasil praktikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pada
percobaan 2 dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tahanan osmotik sel-
sel darah merah melalui darah setelah ditambahkan larutan NaCL dengan berbagai
konsentrasi dengan melihat apakah ada lapisan merah dilapisan atas tabung atau lapisan
5.2.Saran
Agar pratikum Fisiologi Hewan Air ini berjalan dengan lancar dimasa yang akan
datang bahwa banyak para praktikan belum mahir dalam melakukkan penyuntikan
bahkan teknik dalam menyuntik itu sendiri belum mendalamsehingga menyiksa ikan
dan darah yang didapatkan sedikit tidak sesuai dengan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Penuntun praktikum Fisiologi Hewan Air, 2016. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Universitas Riau.
LAMPIRAN
16