Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/324942279

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DENGAN HASIL


BELAJAR BIOLOGI DENGAN MODEL READING-CONCEPT MAP-THINK PAIR
SHARE (REMAP TPS)

Conference Paper · May 2018

CITATIONS READS

2 744

4 authors, including:

Duran Corebima Aloysius Siti Zubaidah


State University of Malang Universitas Negeri Malang, Malang, Indonesia
116 PUBLICATIONS   180 CITATIONS    195 PUBLICATIONS   240 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Jurnal Pena Sains


Universitas Trunojoyo Madura
17 PUBLICATIONS   4 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Remap Coople View project

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR BERBASIS GREEN CHEMISTRY UNTUK MAHASISWA CALON GURU IPA View project

All content following this page was uploaded by Jurnal Pena Sains on 04 May 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


SCIENCE EDUCATION NATIONAL CONFERENCE 2017

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DENGAN HASIL


BELAJAR BIOLOGI DENGAN MODEL READING-CONCEPT MAP-THINK PAIR
SHARE (REMAP TPS)
Linda Tri Antika1,A.D. Corebima2, dan Siti Zubaidah3
1
Universitas Islam Madura
Pamekasan, 69351, Indonesia
lindatriantika@gmail.com
2
Pendidikan Biologi/Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang
Malang, 65145, Indonesia
duran.corebima.fmipa@um.ac.id
3
Pendidikan Biologi/Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang
Malang, 65145, Indonesia
sitizubaidahbioum@gmail.com

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) untuk menjelaskan hubungan antara keterampilan berpikir kritis dengan hasil
belajar biologi siswa yang diajar dengan model Reading-Concept Map-Think Pair Share yang kemudian disingkat
menjadi Remap TPS, dan 2) untuk menjelaskan kontribusi keterampilan berpikir kritis terhadap hasil belajar biologi
siswa. Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional. Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas X
di SMA Negeri 2 Malang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) ada hubungan yang signifikan antara
keterampilan berpikir kritis dengan hasil belajar siswa biologi, dan 2) kontribusi keterampilan berpikir kritis
terhadap hasil belajar siswa adalah 54,2% .

Kata Kunci: Hasil belajar, keterampilan berpikir kritis, RemapTPS

Abstract

The objectives of this study were: 1) to explain the correlation of critical thinking skill and student’s achievement
taught using Remap TPS; and 2) to explain contribution critical thinking skill to students’ achievement. This study
used correlational research design. Subjects of this research were the 10th grade students at SMAN 2 Malang. The
results of the study showed: 1) there was a significant correlation of critical thinking skill and students achievement;
and 2) the contribution of critical thinking skill to students’ achievement was 54,2%.

Keywords: Students achievement, critical thinking skill, Remap TPS

PROSIDING SENCO 2017 – PENDIDIKAN IPA | 80


SCIENCE EDUCATION NATIONAL CONFERENCE 2017

memperoleh kebenaran yang hakiki. Hal ini


Pendahuluan karena seorang pemikir kritis dapat melihat
secara tajam segala macam informasi yang
Hasil tes dan evaluasi PISA untuk materi diterima melalui pemahaman secara menyeluruh,
sains, membaca, dan matematika menunjukkan analisis, secara teliti, dan penilaian dengan
bahwa siswa-siswi Indonesia masih tergolong kriteria yang dapat dipertanggungjawabkan.
rendah. Berturut-turut rata-rata skor pencapaian Kaitannya dengan hasil belajar, hasil
siswa-siswi Indonesia untuk sains, membaca, dan belajar siswa menggambarkan kemampuan siswa
matematika berada di peringkat 62, 61, dan 63 dalam menyerap dan memahami bahan kajian
dari 69 negara yang dievaluasi. Peringkat dan yang diajarkan.Belajar adalah serangkaian
rata-rata skor Indonesia tersebut tidak berbeda kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan
jauh dengan hasil tes dan survey PISA terdahulu tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
pada tahun 2012 yang juga berada pada individu dalam interaksi dengan lingkungannya.
kelompok penguasaan materi yang rendah. Hasil Winkel (2004) menjelaskan bahwa belajar
tersebut menjadi tugas bagi seluruh warga merupakan suatu aktivitas mental atau psikis
Indonesia untuk bersama-sama meningkatkan yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
mutu pendidikan, salah satunya adalah dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-
meningkatkan keterampilan berpikir kritis. perubahan pada pengetahuan, pemahaman,
Johnson (2011) menjelaskan bahwa keterampilan, dan nilai-nilai sikap. Perubahan
berpikir kritis adalah kemampuan untuk yang dihasilkan bersifat relatif konstan dan
berpendapat dengan cara yang terorganisasi. berbekas. Pengertian belajar juga dijelaskan oleh
Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk Syah (2011) sebagai tahapan perubahan tingkah
mengevaluasi secara sistematis bobot pendapat laku individu yang relatif menetap sebagai hasil
pribadi dan orang lain. Berpikir kritis adalah pengalaman dan interaksi dengan lingkungan
sebuah proses sistematis yang memungkinkan yang melibatkan proses kognitif. Berdasarkan
siswa untuk merumuskan dan mengevaluasi pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
keyakinan dan pendapat diri sendiri. Berpikir seseorang yang melakukan aktivitas belajar akan
kritis adalah sebuah proses terorganisasi yang memperoleh perubahan yang relatif tetap.
memungkinkan siswa mengevaluasi bukti, Dimyati dan Mudjiono (2006) menjelaskan
asumsi, logika, dan bahasa yang mendasari hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi
pernyataan orang lain. Berpikir kritis adalah tindak belajar dan tindak mengajar. Sudjana
berpikir dengan baik, dan merenungkan tentang (2009) mendefinisikan hasil belajar siswa sebagai
proses berpikir merupakan bagian dari berpikir perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar.
dengan baik. Berpikir kritis memungkinkan siswa Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat
untuk menemukan kebenaran di tengah kejadian dikatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu
dan informasi yang terjadi setiap hari. Dimotivasi hal yang sangat penting artinya dari proses
oleh keinginan untuk menemukan jawaban dan pembelajaran karena merupakan indikator
mencapai pemahaman, pemikir kritis meneliti keberhasilan belajar.
proses berpikir dirinya sendiri dan proses berpikir Usman (2000) menjelaskan bahwa
orang lain untuk mengetahui apakah proses indikator keberhasilan belajar adalah daya serap
berpikir tersebut masuk akal. siswa terhadap bahan pelajaran dan perilaku yang
Elder dan Paul (2008:4) mengungkapkan dilakukan individu maupun kelompok dalam
definisi berpikir kritis sebagai seni dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar
menganalisis dan mengevaluasi berpikir melalui yang ditekankan dalam penelitian ini adalah hasil
sudut pandang bagaimana cara meningkatkannya. belajar kognitif yang telah diklasifikasikan oleh
Berpikir kritis merupakan metode berpikir Bloom dengan revisi dari Anderson dan
tentang berbagai subyek, isi, ataupun masalah, di Krathwohl, yang meliputi mengingat, memahami,
mana orang yang melakukan proses berpikir menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan
meningkatkan kualitas berpikirnya melalui proses mencipta.
mengambil alih struktur yang melekat dalam Penelitian hubungan antara keterampilan
proses berpikir dan menanamkan standar berpikir kritis dengan hasil belajar kognitif,
intelektual kepada dirinya. Pujiono (2012) misalnya dilakukan oleh Surachman (2010) pada
menjelaskan bahwa ciri seseorang mampu pembelajaran berbasis proyek dengan persamaan
berpikir kritis (critical thinking) adalah selalu regresi hubungan kedua variabel, yaitu
mempertanyakan suatu argumen untuk

PROSIDING SENCO 2017 – PENDIDIKAN IPA | 81


SCIENCE EDUCATION NATIONAL CONFERENCE 2017

Y=1,014X-0,761 dan memiliki nilai keterandalan makna frase, klause, kalimat, dan akhirnya
73,4%. Penelitian yang dilakukan oleh Resti makna seluruh bacaan. Green (2002)
(2014) menunjukkan hasil yang sama dengan menjelaskan bahwa membaca adalah cara untuk
koefisien korelasi sebesar 0,954 yang artinya memperoleh pengetahuan yang lebih baik pada
terdapat hubungan yang kuat antara keterampilan pengalaman seseorang dan bisa menjadi hal
berpikir kritis dengan hasil belajar kognitif siswa. menarik untuk melakukan self-discovery.
Hasil penelitian tersebut didukung oleh analisis Nasution (2000) mengartikan membaca adalah
yang dilakukan oleh Nurmaliah (2009) bahwa proses memetik serta memahami arti atau makna
berpikir kritis merupakan proses terorganisasi yang terkandung dalam bahasa.
yang melibatkan aktivitas mental, di antaranya Peta konsep (concept map) adalah alat
menganalisis asumsi, memunculkan inkuiri grafis untuk mengatur dan mewakili
biologi, dan pengambilan keputusan. Proses pengetahuan. Peta konsep mencakup konsep-
tersebut sangat erat kaitannya dengan hasil konsep, biasanya berbentuk lingkaran atau kotak
belajar yang didapatkan oleh siswa. dan hubungan antara konsep-konsep ditunjukkan
Ennis (1985)danMarzano (1988) oleh garis yang menghubungkan dua konsep.
menjelaskan bahwa berpikir kritis Kata-kata pada baris, disebut sebagai kata
meliputikomponen-komponen, sebagai berikut: penghubung atau frase penghubung yang
(1) merumuskan masalah, (2) memberikan menentukan hubungan antara dua konsep (Novak
argumen terhadap masalah, (3) melakukan dan Canas, 2008).
deduksi, (4) melakukan induksi,(5)melakukan Think Pair Shareatau dapat disingkat
evaluasi, dan (6) mengambilkeputusan serta TPSmerupakan salah satu model pembelajaran
melaksanakan. Pada penelitian ini, penskoran kooperatif yang berpusat pada keaktifan siswa.
berpikir kritis menggunakan rubrik khusus TPS dikembangkan oleh Frank Lyman beserta
berpikir kritis untuk soal essay menurut Finken rekan-rekannya pada tahun 1981 di Universitas
dan Ennis (1993:17) yang diadaptasi oleh Maryland. Slavin (2009) menjelaskan
Zubaidah (2015:15) yang terdiri atas komponen- bahwapembelajaran TPSterdiri atas tiga tahap,
komponen, yaitu: (1) focus (jawaban fokus), (2) yaitu tahap think (berpikir secara individu), pair
reasoning (alasan atau pemikiran), (3) (berpasangan), dan share (berbagi).
organization (alur berpikir), (4) conventions (tata
bahasa), dan (5) integration (integrasi).
Kajian hubungan antara keterampilan Metode Penelitian
berpikir kritis dengan hasil belajar akan lebih Penelitian ini menggunakan rancangan
baik jika dilakukan dalam model pembelajaran korelasional, di mana keterampilan berpikir kritis
tertentu karena dalam model pembelajaran, sebagai prediktor dan hasil belajar sebagai
keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar kriterium. Subyek penelitian ini adalah siswa
kognitif dapat diberdayakan kepada siswa. Pada kelas X MIA 2 di SMA Negeri 2 Malang
penelitian ini, kajian hubungan antarvariabel semester ganjil. Pengukuran keterampilan
menggunakan model pembelajaran kooperatif berpikir kritis siswa dilakukan dengan memberi
yang memiliki keunikan adanya integrasi skor pada jawaban pre test dan post test siswa,
beberapa aspek, yakni Reading (membaca), kemudian jumlah skor dikonversi ke nilai skor
Concept Map (peta konsep), dan model Think total. Pada penelitian ini, rubrik yang digunakan
Pair Share (TPS) atau dapat disingkat adalah rubrik keterampilan berpikir kritis yang
RemapTPS. Pembelajaran ini mengacu pada terintegrasi dengan tes tertulis essay pada pre
pembelajaran Remap Coople yang dikembangkan testdan post test berdasarkan Ennis dan Finken
oleh Zubaidah (2014:6). (1993:17) yang diadaptasi oleh Zubaidah
Wanjari dan Mahakulkar (2011) (2015:15). Sedangkan hasil belajar kognitif
menjelaskan membaca (reading) adalah suatu mengacu pada level kognitif C2 hingga C4
proses yang kompleks di mana si pembaca akan taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh
melakukan rekonstruksi kembali melalui Anderson dan Krathwohl.
beberapa tahapan, dari sebuah pesan penulis Instrumen penelitian ini meliputi silabus,
dalam sebuah bahasa grafis. Pada saat membaca, RPP, LKS, lembar observasi keterlaksanaan
mata mengenali kata, sedangkan pikiran sintaks Remap TPS, dan rubrik keterampilan
menghubungkan dengan maknanya. Makna kata berpikir kritis. Rubrik keterampilan berpikir kritis
dihubungkan satu sama lain sehingga menjadi secara rinci terdapat pada Tabel 1. Hipotesis

PROSIDING SENCO 2017 – PENDIDIKAN IPA | 82


SCIENCE EDUCATION NATIONAL CONFERENCE 2017

penelitian yang diajukan akan diuji dengan teknik keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar
analisis korelasi regresi sederhana dengan taraf kognitif siswa yang diberikan sebelum
signifikansi 0,05 (P < 0,05) menggunakan data perlakuan.
angket minat baca dan skor pretest - posttest. c. Melaksanakan proses pembelajaran dengan
Sebelum uji hipotesis, dilakukan uji normalitas sesuai dengan RPP yang berbasis Remap TPS.
data dengan uji Kormogolov-Smirnov. d. Melakukan post test untuk mengetahui
keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar
Tabel 1. Rubrik Keterampilan Berpikir Kritis kognitif siswa. Data keterampilan berpikir
krits diperoleh berdasarkan rubrik penskoran
Skor/
Deskriptor keterampilan berpikir kritis yang terintegrasi
Poin dengan tes tertulis. Data hasil belajar kognitif
5  Semua konsep benar, jelas dan spesifik diperoleh dari skorpre testdan post test
 Semua uraian jawaban benar, jelas, dan berdasarkan rubrik penskoran hasil belajar
spesifik, didukung oleh alasan yang kuat,
benar, argumen jelas melalui tes tulis dalam bentuk soal essay.
 Alur berpikir baik, semua konsep saling
berkaitan dan terpadu
 Tata bahasa baik dan benar Hasil Penelitian dan Pembahasan
 Semua aspek nampak, bukti baik dan
seimbang. Hasil uji konsistensi keterlaksanaan sintaks
4  Sebagian besar konsep benar, jelas namun pembelajaran menunjukkan bahwa kedua garis
kurang spesifik regresi sejajar dan tidak berhimpit. Ringkasan
 Sebagian besar uraian jawaban benar, jelas, hasil uji konsistensi sintaks Remap TPS terdapat
namun kurang spesifik
pada Tabel 2. Sedangkan Grafik garis regresi
 Alur berpikir baik, sebagian besar konsep
saling berkaitan dan terpadu keterlaksanaan sintaks Remap TPS dapat dilihat
 Tata bahasa baik dan benar, ada kesalahan kecil pada Gambar 1.
 Semua aspek nampak, namun belum seimbang
3  Sebagian kecil konsep benar dan jelas Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Konsistensi Sintaks
 Sebagian kecil uraian jawaban benar dan jelas Remap TPS
namun alasan dan argumen tidak jelas
 Alur berpikir cukup baik, sebagian kecil saling Model Sum of df Mean F Sig.
berkaitan Squares Square
 Tata bahasa cukup baik, ada kesalahan pada 1 Regression 17765,175 3 5921,725 2134,551 0,000
ejaan b1,b2 9,552 1 9,552 3,4433 0,072
 Sebagian besar aspek yang nampak benar b1,b2,b3 74,384 2 37,192 13,406 0,000
2  Konsep kurang fokus atau berlebihan atau Residual 160,905 58 2,774
meragukan Total 17926,080 61
 Uraian jawaban tidak mendukung
 Alur berpikir kurang baik, konsep tidak saling
berkaitan
 Tata bahasa baik, kalimat tidak lengkap
 Sebagian kecil aspek yang nampak benar
1  Semua konsep tidak benar atau tidak
mencukupi
 Alasan tidak benar
 Alur berpikir tidak baik
 Tata bahasa tidak baik
 Secara keseluruhan aspek tidak mencukupi
0 Tidak ada jawaban atau jawaban salah

Sumber:Finken dan Ennis (1993:17) yang diadaptasi oleh


Zubaidah (2015:15)

Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang Gambar 1. Grafik Garis Regresi Keterlaksanaan
dilakukan adalah sebagai berikut. Sintaks Remap TPS
a. Melakukan observasi di sekolah tempat
penelitian (SMA Negeri 2 Malang). Ringkasan hasil uji konsistensi sintaks
b. Melakukan pre test (dilakukan satu kali Remap TPS pada Tabel 2dan Gambar 1
selama penelitian) untuk mengetahui menunjukkan bahwa Fhitung pada uji kesejajaran
sebesar 3,4433 dengan nilai taraf signifikansi

PROSIDING SENCO 2017 – PENDIDIKAN IPA | 83


SCIENCE EDUCATION NATIONAL CONFERENCE 2017

0,072 lebih besar dari 0,05 yang artinya sejajar; berpikir kritis dengan hasil belajar kognitif
sedangkan Fhitung pada uji keberhimpitan sebesar terdapat pada Tabel 5.
13,406 dengan nilai taraf signifikansi sebesar
0,000 lebih kecil dari 0,05 yang berarti tidak Tabel 5. Analisis Koefisien Persamaan Regresi
berhimpit. Berdasarkan hasil analisis tersebut
Model Unstandardized Standardized t Sig.
dapat dikatakan bahwa pembelajaran biologi Coefficients
Coefficients
berbasis Remap TPSdari awal sampai akhir B Std. Beta
dilaksanakan secara konsisten. Error
Hasil analisis regresi untuk menjelaskan 1 (Constant) 8,407 4,103 2,049 ,050
bagaimana hubungan antara keterampilan B.KRITIS ,813 ,139 ,736 5,862 ,000
a. Dependent Variable: HB
berpikir kritis dengan hasil belajar kognitif siswa
yang mengikuti pembelajaran Remap-TPS
ditunjukkan pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui
bahwa persamaan garis regresi hubungan antara
Tabel 3. Ringkasan Hasil Regresi keterampilan berpikir kritis dengan hasil belajar
adalah Y = 8,407 + 0,813X1. Grafik yang
Mo R R Adjusted R Std. Error of menggambarkan hubungan kedua variabel
del Square Square the Estimate dengan persamaan tersebut dapat dilihat pada
1 ,736a ,542 ,527 4,27432 Gambar 2.
a. Predictors: (Constant), B_KRITIS

Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat


besarnya koefisien korelasi (R) sebesar 0,736
dengan nilai keterandalan (R2) sebesar 0,542.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa
keterampilan berpikir kritis memberikan
sumbangan sebesar 54,2% dalam menjelaskan
pencapaian hasil belajar siswa, sedangkan 45,8%
sisanya dijelaskan oleh faktor lain di luar
keterampilan berpikir kritis. Setelah itu, hasil
analisis dilanjutkan dengan uji anova untuk
mengetahui apakah prediktor dapat memprediksi
Gambar 2. Grafik Hubungan Keterampilan Berpikir
kriterium secara signifikan.
Kritis dengan Hasil Belajar Siswa yang Mengikuti
Pembelajaran Remap-TPS
Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Anova

Model Sum of df Mean F Sig.


Keterampilan berpikir kritis merupakan
Squares Square salah satu keterampilan yang perlu diberdayakan
1 Regre 627,831 1 627,831 34,364 ,000b oleh guru terhadap siswanya karena dengan
ssion keterampilan ini, siswa dapat berpendapat secara
Resid 529,825 29 18,270
kritis, logis, dan sistematis sehingga dapat
ual
Total 1157,656 30 meningkatkan peluang besar untuk mendapatkan
a. Dependent Variable: HB hasil belajar yang baik. Pada penelitian ini,
b. Predictors: (Constant), B_KRITIS keterampilan berpikir kritis memberikan
sumbangan sebesar54,2% terhadap hasil belajar
Hasil ringkasan anova pada Tabel 4, kognitif. Dapat dikatakan bahwa ada hubungan
menunjukkan p-value = 0,000. p-value >α yang signifikan antara keterampilan berpikir
(α=0,05), dengan demikian dapat disimpulkan kritis dengan hasil belajar siswa.
bahwa keterampilan berpikir kritis mampu Cottrel (2005) menyatakan bahwa berpikir
memprediksi pencapaian hasil belajar kritis adalah sebuah kegiatan kognitif yang
siswa.Dalam bahasa lain, dapat dikatakan bahwa berhubungan dengan penggunaan pikiran. Belajar
keterampilan berpikir kritis memiliki hubungan berpikir dengan cara analisis kritis dan evaluatif
yang signifikan dengan pencapaian hasil belajar berarti menggunakan proses-proses mental,
kognitif siswa. Selanjutnya, hasil analisis seperti perhatian, kategorisasi, seleksi, dan
persamaan regresi hubungan keterampilan keputusan. Berpikir kritis merupakan suatu
proses pertimbangan kompleks yang mencakup

PROSIDING SENCO 2017 – PENDIDIKAN IPA | 84


SCIENCE EDUCATION NATIONAL CONFERENCE 2017

skala yang luas pada keterampilan dan sikap, indikator mengevaluasi. Mengevaluasi
yaitu: (1) mengidentifikasi posisi orang lain, menuntut siswa memberikan penilaian
argumen, dan kesimpulan, (2) mengevaluasi tentang sesuatu nilai atau validasi yang
bukti pada sudut pandang alternatif, (3) diukur, yang berkaitan dengan suatu
mempertimbangkan pendapat yang menantang informasi tertentu dari wacana yang
dan bukti yang agak baik, (4) mampu membaca
dibacanya dengan menggunakan standar
antara permukaan dasar, tampak, dan terlindung
untuk mengidentifikasi asumsi yang salah atau tertentu. Kualitas kemampuan berpikir kritis
tidak adil, (5) mengenali teknik yang digunakan ketiga adalah indikator berkreasi/ membuat.
untuk membuat posisi tertentu lebih menarik Pertanyaan berkreasi menuntut siswa untuk
daripada yang lain, seperti logika palsu dan mampu menghubungkan dan atau
perangkat persuasif, (6) merefleksikan masalah menggeneralisasikan hal-hal, konsep-konsep,
dengan cara terstruktur, logis, dan meyakinkan masalah-masalah atau pendapat-pendapat
untuk bertahan, (7) menarik kesimpulan apakah yang terdapat dalam wacana.
masih berlaku dan dapat dibenarkan, berdasarkan Hubungan antara keterampilan berpikir
bukti dan asumsi yang baik dan masuk akal, dan kritis dengan hasil belajar siswa dijelaskan oleh
(8) menyajikan sudut pandang dengan cara yang Weissinger (2004) bahwa berpikir kritis berkaitan
terstruktur, jelas, well-reasoned yang dengan kesadaran berpikir sendiri (self-
meyakinkan orang lain. Selanjutnya, dijelaskan reflection), dan kemampuan (keterampilan dasar)
pula bahwa berpikir kritis termasuk serta kemauan untuk bertanya dalam rangka
mengembangkan keterampilan tambahan, seperti mengklarifikasi dan meningkatkan pemahaman
observasi, analisis, penalaran, pengambilan yang membantu dalam menarik kesimpulan yang
keputusan, keputusan, dan persuasi. tepat dan membuat keputusan terbaik. Elder dan
Susanto (2010) menjelaskan bahwa biologi Paul (2008:4) mengungkapkan berpikir kritis
sebagai bagian dari sains sebagai cara berpikir sebagai seni dalam menganalisis dan
dan bertindak di dalam atau di luar sekolah, cara mengevaluasi berpikir melalui sudut pandang
penyelidikan ilmiah, atau proses kerja ilmiah. bagaimana cara meningkatkannya.
Belajar biologi adalah mempelajari bagaimana Johnson (2011:183) menambahkan bahwa
belajar biologi (learning how to learn). Pada berpikir kritis sebagai sebuah proses yang terarah
pembelajaran biologi, siswa diharapkan dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental,
memperoleh kecakapan atau keterampilan yang seperti memecahkan masalah, mengambil
menemukan fakta dan membangun konsep/ keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan
prinsip keilmuan biologi, melalui pengamatan melakukan penelitian ilmiah. Dijelaskan lebih
langsung terhadap individu-individu atau lanjut bahwa berpikir kritis merupakan
sekelompok makhluk hidup beserta kemampuan untuk berpendapat dengan cara yang
kehidupannya. Berdasarkan pernyataan tersebut, terorganisasi, serta mengevaluasi secara
maka selama proses pembelajaran, siswa dituntut sistematis bobot pendapat pribadi dan orang lain.
untuk aktif dalam menemukan konsep-konsep Penjelasan tersebut diperkuat oleh Greenstein
utama dari materi biologi, baik melalui kegiatan (2012:63) bahwa keterampilan berpikir kritis
observasi, eksperimen, membuat gambar, grafik, mencakup konsep dalam menganalisis informasi,
tabel, dan mengkomunikasikan hasilnya pada menerapkan strategi untuk menentukan
orang lain. Proses tersebut sangat erat kaitannya keputusan, kesiapan dalam mempertimbangkan
dengan kemampuan berpikir kritis siswa. ide-ide, menggunakan penyelidikan logis,
Pickard (2007:50) mengungkapkan memperoleh bukti-bukti, menguji kesimpulan,
bahwa kualitas kemampuan berpikir kritis membuat keputusan yang tepat, dan menganalisis
yang pertama adalah menganalisis. asumsi.
Pertanyaan analisis menuntut siswa untuk Selain penjelasan di atas, hubungan
mengidentifikasi langkah-langkah logis yang keterampilan berpikir kritis dalam meningkatkan
digunakan dalam proses berpikir hingga hasil belajar kognitif berkaitan dengan komponen
sampai pada suatu kesimpulan, mengenali, dari keterampilan berpikir kritis itu sendiri.
Facione (2013:8) menjelaskan bahwa
mengidentifikasi, membedakan pesan/ keterampilan kognitif yang merupakan inti dari
informasi tertentu dalam wacana. Kualitas keterampilan berpikir kritis, meliputi interpretasi
kemampuan berpikir kritis yang kedua adalah (interpretation), analisis (analysis), evaluasi

PROSIDING SENCO 2017 – PENDIDIKAN IPA | 85


SCIENCE EDUCATION NATIONAL CONFERENCE 2017

(evaluation), inferensi (inference), penjelasan penuh dan well-reasoned, argumen dalam


(explanation), dan self-regulation. Interpretasi konteks mencari pemahaman terbaik.
(interpretation) adalah memahami dan Self-regulation berarti kesadaran diri untuk
mengungkapkan arti atau makna dari berbagai memantau aktivitas kognitif diri sendiri, unsur-
macam pengalaman, situasi, data, peristiwa, unsur yang digunakan dalam aktivitas tersebut,
keputusan, konvensi, keyakinan, aturan, serta hasil tersebut merupakan penerapan
prosedur, atau kriteria. Interpretasi mencakup keterampilan dalam analisis dan evaluasi
sub-keterampilan kategorisasi, decoding, dan terhadap keputusan suatu kesimpulan seseorang
memperjelas makna. dengan memperhatikan pertanyaan, konfirmasi,
Analisis (analysis) adalah mengidentifikasi validasi, atau membenarkan penalaran atau hasil
maksud dan hubungan kesimpulan aktual antara seseorang lainnya. Sub-keterampilan yang
pernyataan, pertanyaan, konsep, deskripsi, atau termasuk self-regulation adalah self-examination
bentuk-bentuk representasi lain yang dan self-correction (Facione, 2013).
dimaksudkan untuk mengungkapkan keyakinan, Penjelasan di atas, erat kaitannya dengan
keputusan, pengalaman, alasan, informasi, atau sub ranah kognitif yang menjadi acuan dalam
pendapat. Sub-keterampilan analisis, misalnya penelitian ini. Sub ranah kognitif secara rinci
memeriksa ide-ide, mendeteksi argumen, dan sebagai berikut: a) Mengingat (remember):
menganalisis argumen. Evaluasi (evaluation) Mengingat adalah kemampuan menarik kembali
berarti mengases kredibilitas pernyataan atau informasi yang tersimpan dalam memori jangka
representasi lain yang mendeskripsikan presepsi, panjang. Ranah ini meliputi aktivitas kognitif
pengalaman, situasi, keputusan, keyakinan, atau mengenali (recognizing) dan menyebutkan
pendapat seseorang. Evaluasi berarti mengases (recalling). b) Memahami (understand):
kekuatan logis yang aktual atau menginferensi Memahami merupakan kemampuan
secara mendalam hubungan antara pernyataan, mengkonstruk makna atau pengertian
deskripsi, pertanyaan atau bentuk-bentuk berdasarkan pengetahuan yang dimiliki, atau
representasi lain. mengintegrasikan pengetahuan yang baru dalam
Inferensi (inference) berarti skema yang telah ada dalam pemikiran siswa.
mengidentifikasi dan memperoleh unsur-unsur Ranah ini meliputi aktivitas kognitif
yang dibutuhkan untuk menarik kesimpulan yang menginterpretasikan atau menafsirkan
dapat diterima, untuk membentuk dugaan dan (interpreting), menunjukkan atau memberi
hipotesis, untuk mempertimbangkan informasi contoh (examplifying), mengklasifikasikan
yang relevan, dan untuk memutuskan (classifying), meringkas (summarizing),
konsekuensi dari data, pernyataan, prinsip, bukti, menginferensi (inferring), membandingkan
keputusan, keyakinan, pendapat, konsep, (comparing), dan menjelaskan (explaining). c)
deskripsi, pertanyaan, atau bentuk representasi Menerapkan (apply): Menerapkan atau
lain. Sub-keterampilan yang termasuk inferensi mengaplikasikan merupakan kemampuan
adalah membuat daftar bukti-bukti yang menggunakan suatu prosedur guna
meragukan, dugaan alternatif, dan menarik menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas.
kesimpulan. Ranah ini meliputi aktivitas kognitif melakukan
Penjelasan (explanation) adalah (executing) dan menerapkan (implementing). d)
kemampuan menghadirkan hasil penalaran siswa Menganalisis (analyze): Menganalisis merupakan
yang meyakinkan dan koheren. Ini berarti kemampuan menguraikan suatu permasalahan
kemampuan seseorang memberikan gambaran atau obyek ke unsur-unsurnya dan menentukan
yang jelas, yaitu menyatakan dan membenarkan bagaimana saling keterkaitan antara unsur-unsur
penalaran dalam hal bukti, konseptual, tersebut. Ranah ini meliputi aktivitas kognitif
metodologis, criteriological, dan pertimbangan membedakan (deferentiating),
kontekstual atas hasil seseorang yang didasarkan mengorganisasi atau mengelompokkan
pada bentuk penalaran dan argumen seseorang (organizing), dan memberi simbol (attributing).
yang meyakinkan. Sub-keterampilan yang e) Mengevaluasi (evaluate): Mengevaluasi adalah
termasuk explanation adalah menjelaskan metode kemampuan membuat suatu pertimbangan
dan hasil, membenarkan prosedur, mengusulkan, berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Ranah
dan mempertahankan alasan sebab seseorang ini meliputi aktivitas kognitif memeriksa
dengan baik dan penjelasan konseptual terhadap (checking), dan mengkritik (criticuing). f)
peristiwa atau sudut pandang, dan penyajian Mencipta (create): Mencipta merupakan

PROSIDING SENCO 2017 – PENDIDIKAN IPA | 86


SCIENCE EDUCATION NATIONAL CONFERENCE 2017

kemampuan menggabungkan beberapa unsur kegunaan sebagaimana dijelaskan sebagai


menjadi suatu bentuk kesatuan atau melibatkan berikut: (a) peta konsep dapat membantu untuk
elemen yang ditempatkan secara bersama-sama mengatur informasi tentang suatu topik; (b) peta
untuk membentuk suatu koherensi atau fungsi konsep dapat memfasilitasi pembelajaran
menyeluruh. Proses-proses yang terlibat dalam bermakna karena peta konsep dapat membantu
mencipta secara umum terkoordinasi dengan dalam hal mengorganisir dan memberikan
pengalaman belajar siswa sebelumnya. Meskipun pemahaman dalam materi pelajaran baru; (c) peta
mencipta memerlukan kreativitas berpikir siswa, konsep dapat digunakan untuk mengetahui ruang
hal ini bukanlah ekspresi kreatif yang memiliki lingkup materi secara keseluruhan; dan (d) peta
kebebasan penuh. Kategori orisinalitas dan konsep dapat berfungsi sebagai bantuan memori,
keunikan harus lebih ditekankan. Mencipta peta konsep dapat digunakan untuk mendesain
terkait dengan tiga aktivitas kognitif yaitu: bahan ajar.
melahirkan atau menghasilkan (generating), Model TPS secara eksplisit menjelaskan
merencanakan (planning), dan memproduksi bahwa guru memberikan pertanyaan untuk
(producing). dipikirkan oleh setiap siswa. Prosedur dalam TPS
Page dan Mukherjee (2006) berpendapat menetapkan bahwa siswa diberi waktu lebih
bahwa berpikir kritis berhubungan dengan banyak untuk menjawab dan saling membantu
berpikir kognisi tingkat tinggi seperti satu sama lain. Selanjutnya, guru membimbing
menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi. siswa untuk memikirkan secara lebih mendalam
Halpern (2013) menyatakan bahwa berpikir kritis tentang hal yang telah dialami oleh siswa dan
merupakan kemampuan atau strategi kognisi yang telah dijelaskan oleh guru, untuk kemudian
yang mampu meningkatkan peluang hal yang didiskusikan dalam pasangan dan dibagikan
ingin didapatkan, meliputi memecahkan masalah, kepada teman sekelas (Andayani, 2008). Oleh
merumuskan faktor-faktor yang berpengaruh, karena itu, dapat dikatakan bahwaTPS dalam
mengkalkulasi berbagai macam kemungkinan, pembelajaran akan melatih komunikasi siswadan
dan membuat keputusan. Berdasarkan penjelasan membangun hubungan sosial.
di atas, dengan demikian, siswa yang memiliki Pada tahap think (berpikir secara individu),
keterampilan berpikir kritis yang baik akan guru mengajukan pertanyaan atau masalah yang
terlatih untuk berpikir tingkat tinggi yang akan berhubungan dengan pelajaran. Selanjutnya,
membantu dalam meningkatkan pencapaian siswa memikirkan jawaban dari pertanyaan
belajarnya, utamanya aspek kognitif. tersebut secara mandiri untuk beberapa waktu
Berdasarkan sintaks pembelajarannya, tertentu. Pada tahap ini, terdapat “think time”
Remap TPS mengakomodasi siswa dalam melatih (waktu untuk berpikir) yang memberikan
kritis ketika membaca, membuat peta konsep, kesempatan kepada siswa untuk memikirkan
dan melakukan Think-Pair-Share dalam rangka jawaban sendiri (secara individu).
mendapatkan hasil belajar yang optimal, terutama Pada tahappair (berpasangan), siswa
pada aspek kognitif. Kartika (2004) menjelaskan berpasangan dengan siswa yang lain untuk
bahwa dengan membaca, siswa akan memperoleh mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada
pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi tahap think dengan waktu tertentu. Hasil dikusi
pertumbuhan dan perkembangan daya nalar, selama tahap pair dapat menambah informasi
sosial, dan emosionalnya. Membaca bagi bagi masing-masing siswa dari jawaban
manusia sebenarnya merupakan kebutuhan sebelumnya, sehingga hasil akhir yang didapat
mendasar seperti kebutuhan manusia akan akan lebih baik dari jawaban siswa pada tahap
makan, pakaian, dan lain sebagainya. Hasil akhir think.
dari proses membaca adalah seseorang mampu Pada tahapshare (berbagi), pasangan siswa
membuat intisari dari bacaan. Mengingat begitu berbagi hasil pemikiran dengan seluruh siswa di
pentingnya membaca, maka peranan guru sebagai kelas. Tahap ini memungkinkan semua kelompok
pengajar sekaligus pendidik sangat penting dalam mendapat tambahan informasi dan menjadi lebih
meningkatkan minat baca siswa untuk paham bagaimana cara yang benar untuk
menciptakan suatu kondisi pembelajaran yang memecahan masalah yang diberikan. Guru
memberdayakan atau meningkatkan minat baca bertugas memberikan koreksi terhadap jawaban
siswa. siswa dan memberikan penguatan pada akhir
Meltzer (2002) menjelaskan bahwa peta pembelajaran (Slavin, 2009).
konsep dalam pembelajaran memiliki beberapa

PROSIDING SENCO 2017 – PENDIDIKAN IPA | 87


SCIENCE EDUCATION NATIONAL CONFERENCE 2017

Berdasarkan hasil penelitian dan Mind: A Resource Book for Teaching


pembahasan di atas, maka seorang guru atau Thinking. Virginia: Association for
calon guru perlu mempertimbangkan aspek Supervisor and Curriculum Development
keterampilan berpikir kritis agar diberdayakan (ASCD).
dalam pembelajaran dengan model tertentu,
sehingga dengan harapan peningkatan Facione, P. A. (2010). The Disposition of Critical
keterampilan berpikir kritis juga akan diiringi Thinking Skills. Educational Leadership,
oleh peningkatan hasil belajar kognitif. 43 (2): 44-48.

Facione, P. A. (2013). Critical Thinking: What It


Kesimpulan dan Saran Is and Why It Counts. Insight Assessment,
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Measuring Thinking Worldwide. 13 (1): 1-
1) ada hubungan yang signifikan antara 28.
keterampilan berpikir kritis dengan hasil belajar
biologi siswa, dan 2) kontribusi keterampilan Finken, M. dan Ennis, R.H. (1993). Illinois
berpikir kritis terhadap hasil belajar siswa adalah Critical Thinking Essay Test. Illinois
54,2%, sedangkan 45,8% sisanya dijelaskan oleh Critical Thinking Project. Champaign:
faktor lain di luar keterampilan berpikir kritis. University of Illionis.
Pendidik (guru atau dosen) perlu
mempertimbangkan aspek keterampilan berpikir Green, P. (2002). Teachers Intervention in
kritis peserta didiksupaya diberdayakan dalam Children‟s Reading. Journal of Child Hood
pembelajaran pada semua mata pelajaran, Education. 46 (3): 147-149.
sehingga siswa memiliki keterampilan berpikir
kritis yang baik dan akan terlatih untuk berpikir Greenstein, L. (2012). Assesing 21st Century
tingkat tinggi,sehingga akan membantu dalam Skills: A Guide to Evaluating Mastery and
meningkatkan pencapaian belajarnya. Authentic Learning. California: Corwin A
Sage Company.

Daftar Pustaka Halpern, D.F. (2013). Critical Thinking


Workshop for Helping Our Students
Andayani. (2008). Pengaruh Penerapan Strategi Become Better Thinker. (Online),
Pembelajaran Think Pair Share terhadap (http://www.louisville.edu/ideastoaction/-
Pemahaman Konsep, Keterampilan 1files/teatured/halpern/critical-
Metakognitif, Kemampuan Berpikir Kritis, thinking.pdf), diakses 11 Desember 2014.
dan Respon Siswa kelas XII di MAN 3
Malang. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Johnson, E. B. (2011). Contextual Teaching &
Program Pascasarjana UM. Learning Menjadikan Kegiatan Belajar
Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna.
Cottrell, S. (2005). Critical Thinking Skills: Bandung: Penerbit Kaifa.
Developing Effective Analysis and
Argument. New York: Palgrave Kartika, E. (2004). Memacu Minat Membaca
Macmillan. Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan
Penabur, 3 (3): 113-128.
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Marzano, R. J. (1988). A Theory-based Meta-
analysis of Research on Instruction.
Elder, L. dan Paul, L. (2008). The Miniature Aurora, CO: Mid-continent Educational
Guide to Critical Thinking Concepts and Research Laboratory. (Online),
Tools. Makalah disajikan dalam 28th (http://www.mcrel.org/PDF/Instruction/59
Annual International Conference on 82RR_InstructionMeta_Analysis.pdf),
Critical Thinking. California, 19-24 Juli. diakses 2 November 2014.

Ennis, R. H. (1985). Goals for Critical Thinking Meltzer. (2002). The Relationship between
Curriculum, In A.L.Costa, Developing Mathematics Preparation and Conceptual

PROSIDING SENCO 2017 – PENDIDIKAN IPA | 88


SCIENCE EDUCATION NATIONAL CONFERENCE 2017

Learning Gains in Physics: A Possible Slavin, R. E. (2009). Cooperative Learning:


„„Hidden Variable‟‟ in Diagnostic Pretest Teori Riset dan Praktik. Bandung: Nusa
Scores. American Journal Physics. 70 Media.
(12): 1259-1268.
Sudjana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar
Nasution. (2000). Berbagai Pendekatan dalam Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
Bumi Aksara. Sugiyono. (2013). Metodologi Penelitian
Penelitian (Pendekatan Kuantitaif,
Novak, J. D. dan Canas, A. J. (2008). The Theory Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Underlying Concept Maps and How to
Construct and Use Them, Technical Report Surachman, Y. (2010). Hubungan Pemahaman
IHMC CmapTools. Florida Institute for Konsep dan Kemampuan Berpikir Kritis
Human and Machine Cognition. 2006-01 dalam Pembelajaran Berbasis Proyek
Rev 01-2008. MataPelajaran Biologi Kelas X di Malang.
Skripsi tidak diterbitkan. Malang:
Nurmaliah, C. (2009). Keterampilan Berpikir Universitas Negeri Malang.
Kritis, Metakognisi, dan Hasil Belajar
Biologi Siswa SMP Negeri Kota Malang. Susanto, P. (2010). Buku Petunjuk Teknis Praktik
Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Pengalaman Lapangan Bidang Studi
Universitas Negeri Malang. Pendidikan Biologi. Malang: UPT PPL
UM.
Page, D. dan Mukherjee, A. (2006). Using
Negotiation Excercises to Promote Critical Syah, M. (2011). Psikologi Pendidikan.
Thinking Skills. Business Simulation and Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Experimental Learning, 30 (1): 71-78.
Usman, M. U. (2000).Menjadi guru Profesional.
Pickard, M. J. (2007). The New Bloom‟s Bandung: Remaja Rosdakarya.
Taxonomy: An Overview Family and
Consumer Sciences. Journal of Family and Wanjari, S. dan Mahakulnar, V. (2011). Assesing
Consumer Sciences Education. 25 (1): 45- Reading Habits of D.Ed. Trainee Teachers.
55. Indian Streams Research Journal. 1: 76-
81.
Pujiono, S. (2012). Berpikir Kritis dalam Literasi
Membaca dan Menulis untuk Memperkuat Weissinger, P.A. (2004). Critical Thinking,
Jati Diri Bangsa. PIBSI XXXIV TAHUN Metacognition, and Problem-based
2012 UNSOED. Learning. Enhanching Thinking through
(Online),(http://staff.uny.ac.id/sites/default Problem-based Learning Approaches.
/files/penelitian/Setyawan%20Pujiono,%2 International Perspectives. Singapore:
0M.Pd./Berpikir%20Kritis%20dalam%20P Cengage Learning.
embel%20Membaca%20dan%20Menulis
%20%28Prisiding%20%20PIBSI%29.pdf), Winkel, W. S. (2004). Psikologi Pengajaran.
diakses 15 November 2014. Yogyakarta: PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Resti, S. N. E. (2014). Hubungan Motivasi
Berprestasi Siswa dan Kemampuan Zubaidah, S. (2014). Pemberdayaan
Berpikir Kritis Siswa dengan Hasil Belajar Keterampilan Penemuan dalam Scientific
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siswa. Approach melalui Pembelajaran Berbasis
Tesis. (Online), Remap Coople. Makalah disajikan pada
(http://www.pustaka.ut.ac.id/dev25/pdftesi Seminar Nasional XIbertema Biologi,
s2/41658.pdf), diakses 15 Januari 2015. Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya
di Universitas Sebelas Maret pada tanggal
7 Juni 2014.

PROSIDING SENCO 2017 – PENDIDIKAN IPA | 89

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai