net/publication/324942279
CITATIONS READS
2 744
4 authors, including:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR BERBASIS GREEN CHEMISTRY UNTUK MAHASISWA CALON GURU IPA View project
All content following this page was uploaded by Jurnal Pena Sains on 04 May 2018.
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) untuk menjelaskan hubungan antara keterampilan berpikir kritis dengan hasil
belajar biologi siswa yang diajar dengan model Reading-Concept Map-Think Pair Share yang kemudian disingkat
menjadi Remap TPS, dan 2) untuk menjelaskan kontribusi keterampilan berpikir kritis terhadap hasil belajar biologi
siswa. Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional. Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas X
di SMA Negeri 2 Malang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) ada hubungan yang signifikan antara
keterampilan berpikir kritis dengan hasil belajar siswa biologi, dan 2) kontribusi keterampilan berpikir kritis
terhadap hasil belajar siswa adalah 54,2% .
Abstract
The objectives of this study were: 1) to explain the correlation of critical thinking skill and student’s achievement
taught using Remap TPS; and 2) to explain contribution critical thinking skill to students’ achievement. This study
used correlational research design. Subjects of this research were the 10th grade students at SMAN 2 Malang. The
results of the study showed: 1) there was a significant correlation of critical thinking skill and students achievement;
and 2) the contribution of critical thinking skill to students’ achievement was 54,2%.
Y=1,014X-0,761 dan memiliki nilai keterandalan makna frase, klause, kalimat, dan akhirnya
73,4%. Penelitian yang dilakukan oleh Resti makna seluruh bacaan. Green (2002)
(2014) menunjukkan hasil yang sama dengan menjelaskan bahwa membaca adalah cara untuk
koefisien korelasi sebesar 0,954 yang artinya memperoleh pengetahuan yang lebih baik pada
terdapat hubungan yang kuat antara keterampilan pengalaman seseorang dan bisa menjadi hal
berpikir kritis dengan hasil belajar kognitif siswa. menarik untuk melakukan self-discovery.
Hasil penelitian tersebut didukung oleh analisis Nasution (2000) mengartikan membaca adalah
yang dilakukan oleh Nurmaliah (2009) bahwa proses memetik serta memahami arti atau makna
berpikir kritis merupakan proses terorganisasi yang terkandung dalam bahasa.
yang melibatkan aktivitas mental, di antaranya Peta konsep (concept map) adalah alat
menganalisis asumsi, memunculkan inkuiri grafis untuk mengatur dan mewakili
biologi, dan pengambilan keputusan. Proses pengetahuan. Peta konsep mencakup konsep-
tersebut sangat erat kaitannya dengan hasil konsep, biasanya berbentuk lingkaran atau kotak
belajar yang didapatkan oleh siswa. dan hubungan antara konsep-konsep ditunjukkan
Ennis (1985)danMarzano (1988) oleh garis yang menghubungkan dua konsep.
menjelaskan bahwa berpikir kritis Kata-kata pada baris, disebut sebagai kata
meliputikomponen-komponen, sebagai berikut: penghubung atau frase penghubung yang
(1) merumuskan masalah, (2) memberikan menentukan hubungan antara dua konsep (Novak
argumen terhadap masalah, (3) melakukan dan Canas, 2008).
deduksi, (4) melakukan induksi,(5)melakukan Think Pair Shareatau dapat disingkat
evaluasi, dan (6) mengambilkeputusan serta TPSmerupakan salah satu model pembelajaran
melaksanakan. Pada penelitian ini, penskoran kooperatif yang berpusat pada keaktifan siswa.
berpikir kritis menggunakan rubrik khusus TPS dikembangkan oleh Frank Lyman beserta
berpikir kritis untuk soal essay menurut Finken rekan-rekannya pada tahun 1981 di Universitas
dan Ennis (1993:17) yang diadaptasi oleh Maryland. Slavin (2009) menjelaskan
Zubaidah (2015:15) yang terdiri atas komponen- bahwapembelajaran TPSterdiri atas tiga tahap,
komponen, yaitu: (1) focus (jawaban fokus), (2) yaitu tahap think (berpikir secara individu), pair
reasoning (alasan atau pemikiran), (3) (berpasangan), dan share (berbagi).
organization (alur berpikir), (4) conventions (tata
bahasa), dan (5) integration (integrasi).
Kajian hubungan antara keterampilan Metode Penelitian
berpikir kritis dengan hasil belajar akan lebih Penelitian ini menggunakan rancangan
baik jika dilakukan dalam model pembelajaran korelasional, di mana keterampilan berpikir kritis
tertentu karena dalam model pembelajaran, sebagai prediktor dan hasil belajar sebagai
keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar kriterium. Subyek penelitian ini adalah siswa
kognitif dapat diberdayakan kepada siswa. Pada kelas X MIA 2 di SMA Negeri 2 Malang
penelitian ini, kajian hubungan antarvariabel semester ganjil. Pengukuran keterampilan
menggunakan model pembelajaran kooperatif berpikir kritis siswa dilakukan dengan memberi
yang memiliki keunikan adanya integrasi skor pada jawaban pre test dan post test siswa,
beberapa aspek, yakni Reading (membaca), kemudian jumlah skor dikonversi ke nilai skor
Concept Map (peta konsep), dan model Think total. Pada penelitian ini, rubrik yang digunakan
Pair Share (TPS) atau dapat disingkat adalah rubrik keterampilan berpikir kritis yang
RemapTPS. Pembelajaran ini mengacu pada terintegrasi dengan tes tertulis essay pada pre
pembelajaran Remap Coople yang dikembangkan testdan post test berdasarkan Ennis dan Finken
oleh Zubaidah (2014:6). (1993:17) yang diadaptasi oleh Zubaidah
Wanjari dan Mahakulkar (2011) (2015:15). Sedangkan hasil belajar kognitif
menjelaskan membaca (reading) adalah suatu mengacu pada level kognitif C2 hingga C4
proses yang kompleks di mana si pembaca akan taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh
melakukan rekonstruksi kembali melalui Anderson dan Krathwohl.
beberapa tahapan, dari sebuah pesan penulis Instrumen penelitian ini meliputi silabus,
dalam sebuah bahasa grafis. Pada saat membaca, RPP, LKS, lembar observasi keterlaksanaan
mata mengenali kata, sedangkan pikiran sintaks Remap TPS, dan rubrik keterampilan
menghubungkan dengan maknanya. Makna kata berpikir kritis. Rubrik keterampilan berpikir kritis
dihubungkan satu sama lain sehingga menjadi secara rinci terdapat pada Tabel 1. Hipotesis
penelitian yang diajukan akan diuji dengan teknik keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar
analisis korelasi regresi sederhana dengan taraf kognitif siswa yang diberikan sebelum
signifikansi 0,05 (P < 0,05) menggunakan data perlakuan.
angket minat baca dan skor pretest - posttest. c. Melaksanakan proses pembelajaran dengan
Sebelum uji hipotesis, dilakukan uji normalitas sesuai dengan RPP yang berbasis Remap TPS.
data dengan uji Kormogolov-Smirnov. d. Melakukan post test untuk mengetahui
keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar
Tabel 1. Rubrik Keterampilan Berpikir Kritis kognitif siswa. Data keterampilan berpikir
krits diperoleh berdasarkan rubrik penskoran
Skor/
Deskriptor keterampilan berpikir kritis yang terintegrasi
Poin dengan tes tertulis. Data hasil belajar kognitif
5 Semua konsep benar, jelas dan spesifik diperoleh dari skorpre testdan post test
Semua uraian jawaban benar, jelas, dan berdasarkan rubrik penskoran hasil belajar
spesifik, didukung oleh alasan yang kuat,
benar, argumen jelas melalui tes tulis dalam bentuk soal essay.
Alur berpikir baik, semua konsep saling
berkaitan dan terpadu
Tata bahasa baik dan benar Hasil Penelitian dan Pembahasan
Semua aspek nampak, bukti baik dan
seimbang. Hasil uji konsistensi keterlaksanaan sintaks
4 Sebagian besar konsep benar, jelas namun pembelajaran menunjukkan bahwa kedua garis
kurang spesifik regresi sejajar dan tidak berhimpit. Ringkasan
Sebagian besar uraian jawaban benar, jelas, hasil uji konsistensi sintaks Remap TPS terdapat
namun kurang spesifik
pada Tabel 2. Sedangkan Grafik garis regresi
Alur berpikir baik, sebagian besar konsep
saling berkaitan dan terpadu keterlaksanaan sintaks Remap TPS dapat dilihat
Tata bahasa baik dan benar, ada kesalahan kecil pada Gambar 1.
Semua aspek nampak, namun belum seimbang
3 Sebagian kecil konsep benar dan jelas Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Konsistensi Sintaks
Sebagian kecil uraian jawaban benar dan jelas Remap TPS
namun alasan dan argumen tidak jelas
Alur berpikir cukup baik, sebagian kecil saling Model Sum of df Mean F Sig.
berkaitan Squares Square
Tata bahasa cukup baik, ada kesalahan pada 1 Regression 17765,175 3 5921,725 2134,551 0,000
ejaan b1,b2 9,552 1 9,552 3,4433 0,072
Sebagian besar aspek yang nampak benar b1,b2,b3 74,384 2 37,192 13,406 0,000
2 Konsep kurang fokus atau berlebihan atau Residual 160,905 58 2,774
meragukan Total 17926,080 61
Uraian jawaban tidak mendukung
Alur berpikir kurang baik, konsep tidak saling
berkaitan
Tata bahasa baik, kalimat tidak lengkap
Sebagian kecil aspek yang nampak benar
1 Semua konsep tidak benar atau tidak
mencukupi
Alasan tidak benar
Alur berpikir tidak baik
Tata bahasa tidak baik
Secara keseluruhan aspek tidak mencukupi
0 Tidak ada jawaban atau jawaban salah
Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang Gambar 1. Grafik Garis Regresi Keterlaksanaan
dilakukan adalah sebagai berikut. Sintaks Remap TPS
a. Melakukan observasi di sekolah tempat
penelitian (SMA Negeri 2 Malang). Ringkasan hasil uji konsistensi sintaks
b. Melakukan pre test (dilakukan satu kali Remap TPS pada Tabel 2dan Gambar 1
selama penelitian) untuk mengetahui menunjukkan bahwa Fhitung pada uji kesejajaran
sebesar 3,4433 dengan nilai taraf signifikansi
0,072 lebih besar dari 0,05 yang artinya sejajar; berpikir kritis dengan hasil belajar kognitif
sedangkan Fhitung pada uji keberhimpitan sebesar terdapat pada Tabel 5.
13,406 dengan nilai taraf signifikansi sebesar
0,000 lebih kecil dari 0,05 yang berarti tidak Tabel 5. Analisis Koefisien Persamaan Regresi
berhimpit. Berdasarkan hasil analisis tersebut
Model Unstandardized Standardized t Sig.
dapat dikatakan bahwa pembelajaran biologi Coefficients
Coefficients
berbasis Remap TPSdari awal sampai akhir B Std. Beta
dilaksanakan secara konsisten. Error
Hasil analisis regresi untuk menjelaskan 1 (Constant) 8,407 4,103 2,049 ,050
bagaimana hubungan antara keterampilan B.KRITIS ,813 ,139 ,736 5,862 ,000
a. Dependent Variable: HB
berpikir kritis dengan hasil belajar kognitif siswa
yang mengikuti pembelajaran Remap-TPS
ditunjukkan pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui
bahwa persamaan garis regresi hubungan antara
Tabel 3. Ringkasan Hasil Regresi keterampilan berpikir kritis dengan hasil belajar
adalah Y = 8,407 + 0,813X1. Grafik yang
Mo R R Adjusted R Std. Error of menggambarkan hubungan kedua variabel
del Square Square the Estimate dengan persamaan tersebut dapat dilihat pada
1 ,736a ,542 ,527 4,27432 Gambar 2.
a. Predictors: (Constant), B_KRITIS
skala yang luas pada keterampilan dan sikap, indikator mengevaluasi. Mengevaluasi
yaitu: (1) mengidentifikasi posisi orang lain, menuntut siswa memberikan penilaian
argumen, dan kesimpulan, (2) mengevaluasi tentang sesuatu nilai atau validasi yang
bukti pada sudut pandang alternatif, (3) diukur, yang berkaitan dengan suatu
mempertimbangkan pendapat yang menantang informasi tertentu dari wacana yang
dan bukti yang agak baik, (4) mampu membaca
dibacanya dengan menggunakan standar
antara permukaan dasar, tampak, dan terlindung
untuk mengidentifikasi asumsi yang salah atau tertentu. Kualitas kemampuan berpikir kritis
tidak adil, (5) mengenali teknik yang digunakan ketiga adalah indikator berkreasi/ membuat.
untuk membuat posisi tertentu lebih menarik Pertanyaan berkreasi menuntut siswa untuk
daripada yang lain, seperti logika palsu dan mampu menghubungkan dan atau
perangkat persuasif, (6) merefleksikan masalah menggeneralisasikan hal-hal, konsep-konsep,
dengan cara terstruktur, logis, dan meyakinkan masalah-masalah atau pendapat-pendapat
untuk bertahan, (7) menarik kesimpulan apakah yang terdapat dalam wacana.
masih berlaku dan dapat dibenarkan, berdasarkan Hubungan antara keterampilan berpikir
bukti dan asumsi yang baik dan masuk akal, dan kritis dengan hasil belajar siswa dijelaskan oleh
(8) menyajikan sudut pandang dengan cara yang Weissinger (2004) bahwa berpikir kritis berkaitan
terstruktur, jelas, well-reasoned yang dengan kesadaran berpikir sendiri (self-
meyakinkan orang lain. Selanjutnya, dijelaskan reflection), dan kemampuan (keterampilan dasar)
pula bahwa berpikir kritis termasuk serta kemauan untuk bertanya dalam rangka
mengembangkan keterampilan tambahan, seperti mengklarifikasi dan meningkatkan pemahaman
observasi, analisis, penalaran, pengambilan yang membantu dalam menarik kesimpulan yang
keputusan, keputusan, dan persuasi. tepat dan membuat keputusan terbaik. Elder dan
Susanto (2010) menjelaskan bahwa biologi Paul (2008:4) mengungkapkan berpikir kritis
sebagai bagian dari sains sebagai cara berpikir sebagai seni dalam menganalisis dan
dan bertindak di dalam atau di luar sekolah, cara mengevaluasi berpikir melalui sudut pandang
penyelidikan ilmiah, atau proses kerja ilmiah. bagaimana cara meningkatkannya.
Belajar biologi adalah mempelajari bagaimana Johnson (2011:183) menambahkan bahwa
belajar biologi (learning how to learn). Pada berpikir kritis sebagai sebuah proses yang terarah
pembelajaran biologi, siswa diharapkan dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental,
memperoleh kecakapan atau keterampilan yang seperti memecahkan masalah, mengambil
menemukan fakta dan membangun konsep/ keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan
prinsip keilmuan biologi, melalui pengamatan melakukan penelitian ilmiah. Dijelaskan lebih
langsung terhadap individu-individu atau lanjut bahwa berpikir kritis merupakan
sekelompok makhluk hidup beserta kemampuan untuk berpendapat dengan cara yang
kehidupannya. Berdasarkan pernyataan tersebut, terorganisasi, serta mengevaluasi secara
maka selama proses pembelajaran, siswa dituntut sistematis bobot pendapat pribadi dan orang lain.
untuk aktif dalam menemukan konsep-konsep Penjelasan tersebut diperkuat oleh Greenstein
utama dari materi biologi, baik melalui kegiatan (2012:63) bahwa keterampilan berpikir kritis
observasi, eksperimen, membuat gambar, grafik, mencakup konsep dalam menganalisis informasi,
tabel, dan mengkomunikasikan hasilnya pada menerapkan strategi untuk menentukan
orang lain. Proses tersebut sangat erat kaitannya keputusan, kesiapan dalam mempertimbangkan
dengan kemampuan berpikir kritis siswa. ide-ide, menggunakan penyelidikan logis,
Pickard (2007:50) mengungkapkan memperoleh bukti-bukti, menguji kesimpulan,
bahwa kualitas kemampuan berpikir kritis membuat keputusan yang tepat, dan menganalisis
yang pertama adalah menganalisis. asumsi.
Pertanyaan analisis menuntut siswa untuk Selain penjelasan di atas, hubungan
mengidentifikasi langkah-langkah logis yang keterampilan berpikir kritis dalam meningkatkan
digunakan dalam proses berpikir hingga hasil belajar kognitif berkaitan dengan komponen
sampai pada suatu kesimpulan, mengenali, dari keterampilan berpikir kritis itu sendiri.
Facione (2013:8) menjelaskan bahwa
mengidentifikasi, membedakan pesan/ keterampilan kognitif yang merupakan inti dari
informasi tertentu dalam wacana. Kualitas keterampilan berpikir kritis, meliputi interpretasi
kemampuan berpikir kritis yang kedua adalah (interpretation), analisis (analysis), evaluasi
Ennis, R. H. (1985). Goals for Critical Thinking Meltzer. (2002). The Relationship between
Curriculum, In A.L.Costa, Developing Mathematics Preparation and Conceptual