Anda di halaman 1dari 17

PENDAHULUAN

Sistem konsinyasi atau menitipkan barang atau jasa untuk dijual dan
pembayarannya oleh si penjual setelah periode tertentu (misal satu bulan).
Metode konsinyasi ini sering dilakukan oleh pedagang grosir maupun retail
barang dagangan, serta agen-agen atau biro jasa untuk penjualan tiket. Sistem
konsinyasi bermodal kepercayaan yang tinggi antara penitip barang (consignor)
dengan penjual konsinyasi (consignee) atau komisioner oleh karena itu
diperlukan system akuntansi pencatatan yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Dengan demikian sangatlah penting untuk mempelajari
bab ini guna mengetahui dan mamahami sejauh mana pelaksanaan pencatatan
untuk konsinyasi dan pertanggungjawabannya. Adapun tujuan khusus bagi
mahasiswa dalam mempelajari bab ini dengan baik dan benar diharapkan:
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengertian dan alasan
memilih konsinyasi.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tujuan dan manfaat
konsinyasi.
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami syarat-syarat dan
operasional konsinyasi.
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami perlakuan akuntansi/
pencatatan akuntansi konsinyasi baik dengan metode terpisah maupun
metode tidak terpisah.
5. Mahasiswa dapat melakukan pencatatan akuntansi konsinyasi baik
dengan metode terpisah maupun metode tidak terpisah dari sisi
consignor maupun consignee (komisioner).

173
A. PENGERTIAN

Definisi konsinyasi adalah penyerahan harta tetap tanpa pemindahan hak milik
dengan kontrak perjanjian penjualan yang telah disepakati. Penitip barang
dagangan = consignor atau sering disebut sebagai pengamanat. Agen bagi
Consignor untuk menjual barang disebut sebagai consignee atau komisioner
(yang berhak atas pembayaran kembali biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan
dengan perjanjian ini komisi)

B. ALASAN MEMILIH KONSINYASI


Alasan dari sisi Pengamanat/ Consignor:
1. Daerah pemasaran samakin luas sehingga lebih dikenal oleh masyarakat
dan meningkatkan penjualan.
2. Harga jual dan syarat penjualan dapat dikendalikan.
3. Barang lebih terjamin untuk kembali.
4. Menghemat biaya pemasaran, seperti sewa tempat, gaji wiraniaga dan
lain-lain.

Alasan dari sisi Consignee Komisioner: .


1. Terhindar dari resiko kerugian secara fiiansial bila barang tidak laku
maupun kerusakan fisik barang
2. Barang dagangan bisa lebih bervariasi, apalagi kalau consignornya lebih
dari satu perusahaan
3. Ada kepastian persediaan barang dagangan.
4. Mendapat komisi dari penjualan tanpa meneluarkan modal kerja sendiri
berupa persediaan barang dagangan.

C. TUJUAN DAN MANFAAT KONSINYASI:


1. Konsinyasi mungkin merupakan satu-satunya cara yang memungkinkan
produsen atau distributor memperoleh daerah pemasaran yang lebih
luas.
2. Consignor dapat memperoleh spesialis penjualan, terutama untuk
penjualan gandum, ternak dan hasil bumi.

174
3. Harga jual eceran barang konsinyasi dapat dikendalikan oleh pihak
consignor yang masih menjadi pemilik barang ini. Pengendalian ini sulit
atau bahkan tidak mungkin dilakukan apabila barang ini dijual kepada
agen penjual.

D. OPERASI KONSINYASI
Dalam penyerahan barang-barang atas dasar konsinyasi harus disusun kontrak
yang menunjukkan sifat hubungan antara pihak yang menyerahkan dan pihak
yang menerima barang hal-hal yng mencakup :
1. Syarat kredit yang harus diberikan oleh pihak consignee kepada para
pelanggan.
2. Beban yang dikeluarkan oleh pihak consignee/ komisioner harus diganti
oleh pihak consignor. Namun hal ini juga tergantung oleh kesepakatan
karena ada beberapa biaya yang memang harus ditanggung oleh
consignee/ komisioner misalnya seperti: biaya penyimpanan, biaya sewa
tempat, furniture untuk memamerkan barang, biaya wiraniaga dan lain-
lain. Atau bisa juga biaya perakitan yang melebihi harga wajarnya maka
consignor berhak untuk tidak mengganti.
3. Pengiriman uang dan penyelesaian keuangan oleh pihak consignee
4. Laporan harus dikirimkan oleh pihak consignee.
Hak dan kewajiban pihak consignee ditetapkan dan ditentukan oleh Undang-
undang penitipan dan keagenan yang dimodifikasi oleh Uniform Commercial
Code.

1Hal-hal yang terpenting bagi consignee (hak consignee) adalah :


1. Pihak consignee berhak memperoleh penggantian atas pengeluaran yang
dibutuhkan berkaitan dengan barang konsinyasi dan juga berhak
memperoleh imbalan atas penjualan barang konsinyasi
2. Pihak consignee berhak menawarkan garansi biasa atas barang konsinyasi
yang dijual dan sementara itu pihak consignor terikat pada syarat
pemverian garansi seperti ini.

Kewajiban Pihak consignee :


1. Pihak consignor harus melindungi barang-barang pihak pemilik dengan
cara yang baik dan sesuai dengan sifat barang dan kondisi konsinyasi. Jika
pihak consignee telah menerima instruksi khusus, maka ia harus
melaksanakannya dengan baik untuk menghindari kewajiban.
2. Pihak consignee harus menjual barang konsinyasi dengan harga yang
telah ditentukan atau jika ada ketentuan mengenai harga, ia harus
menjualnya dengan harga yang memuaskan kepentingan pihak pemilik.
3. Pihak consignee harus memisahkan barang konsinyasi dari barang
dagangannya yang lainnya.
4. Pihak consignee harus mengirimkan laporan berkala mengenai kemajuan
penjualan barang konsinyasi.

175
E. AKUNTANSI UNTUK TRANSAKSI KONSINYASI

Faktor-faktor yang membedakan konsinyasi dari penjualn biasa harus ditetapkan


dalam
mencatat penyerahan barang konsinyasi dan trasaksinya yang timbul kemudian.
Prosedur akutansi yang biasanya diikuti oleh pihak consignor tergantung pada
apakah :
 Transaksi konsinyasi harus diikhtisarkan terpisah dan laba atas masing-
masing konsinyasi harus dihitung terpisah dari laba atas penjualan biasa,
ataukah
 transaksi konsinyasi harus disatukan dengan transaksi lain pihak
consignee, tanpa pemisahan antara laba atas penjualan konsinyasi dan
laba atas penjualan biasa.

1. Akuntansi oleh Pengamanat (Consignor)

Pada dasarnya akuntansi consignor dapat dibedakan menjadi 2, yaitu


metode terpisah dan metode tidak terpisah.

Metode Terpisah Metode tidak terpisah


Metode terpisah akan memisahkan antara Metode tidak terpisah tidak
laba-rugi dari kegiatan konsinyasi dengan memisahkan antara laba-rugi dari
laba- rugi dari kegiatan usaha biasa. Oleh kegiatan konsinyasi dengan laba- rugi
karena itu pendapatan dan biaya dari dari kegiatan usaha biasa. Oleh karena
kegiatan konsinyasi juga dipisahkan. Pada itu pendapatan dan biaya dari
umumnya kegiatan konsinyasi akan kegiatan konsinyasi juga tidak
berengaruh pada debet-kreditnya dipisahkan dengan kegiatan biasa.
rekening “Barang konsinyasi”.
 Barang konsinyasi –Debet bila terkait
dengan biaya-biaya.
 Barang konsinyasi –Kredit bila terkait
dengan pendapatan.
Pencatatan di pihak consignor dengan Pencatatan di pihak consignor dengan
metode terpisah meliputi transaksi sbb: metode tidak terpisah meliputi
transaksi sbb:
Metode Terpisah Metode Tidak Terpisah
a) Pengiriman barang konsinyasi, a) Pengiriman barang jurnalnya
jurnalnya: tidak dicatat.
Barang konsinyasi xxx ---
Persediaan xxx
b) Pembayaran biaya angkut, jurnalnya: b) Pembayaran biaya angkut,
Barang konsinyasi xxx jurnalnya:
Kas xxx Biaya transpot xxx
Pada dasarnya biaya-biaya pada Kas xxx
metode terpisah dicatat sebagai

176
debet barang konsinyasi. c) Menerima lap.
c) Menerima laporan Pertanggung- Pertanggungjawaban dari
jawaban dari komisioner, jurnalnya: komisioner, jurnalnya:
Piutang-komisioner xxx Piutang-komisioner xxx
Barang konsinyasi xxx Biaya xxx
Barang konsinyasi xxx Penjualan xxx
d) Menerima pembayaran dari
komisioner, jurnalnya:
d) Menerima pembayaran dari Kas xxx
komisioner, jurnalnya: Piutang komisioner xxx
Kas xxx
Piutang komisioner xxx

Contoh soal :
Pada awal tahun 2007 PT. PIA mengadakan peranjian konsinyasi dengan Toko KIU,
dengan isi perjanjian sebagai berikut :
 PT. PIA akan menitipkan barang kepada Toko KIU.
 Toko KIU berhak atas komisi sebesar 20% dari hasil penjualan.
 Semua biaya ditanggung oleh PT. PIA.
 Toko KIU harus membuat pertanggungjawaban secara bulanan.

Transaksi yang terjadi antara PT. PIA dan toko KIU terkait dengan perjanjian
tersebut adalah sebagai berikut :

1. PT. PIA mengirim 100 unit barang yang dalam keadaan CKD ke toko KIU.
Harga pokok barang tersebut @ Rp. 30.000 sedangkan harga jual
ditentukan Rp. 50.000
2. PT. PIA membayar biaya angkut sebesar Rp. 50.000
3. Toko KIU menerima kiriman barang dari PT. PIA dan membayar biaya
perakitan sebesar Rp. 20.000
4. Toko KIU berhasil menjual seluruh barang dagangan secara tunai
5. Toko KIU mengirimkan laporan atas hasil penjualan pada PT. PIA
6. Toko KIU mengirimkan kas yang menjadi hak PT. PIA yaitu :
— Penjualan : 100 x Rp. 50.000 = Rp. 5.000.000
— Komisi 20% x 5000.000 =(Rp. 1.000.000)
— Biaya perakitan 20.000 =(Rp. 20.000) +
— Kas yang dikirim = Rp. 3.980.000

Buatlah jurnal untuk trnsaksi yang dicatat oleh pengamanat/conignor baik


dengan metode terpisah maupun dengan metode tidak terpisah.

177
Jawab :

Metode Terpisah Metode tidak terpisah

Pencatatan di pihak consignor dengan metode Pencatatan di pihak consignor dengan metode
terpisah meliputi transaksi sbb: tidak terpisah meliputi transaksi sbb:
1). Transaksi No. 1 tidak dicatat PT. PIA
1). Pengiriman barang konsinyasi, jurnalnya:
Barang konsinyasi 3000.000
Persediaan 3000.000

2). Pembayaran biaya angkut, jurnalnya: 2). Pembayaran biaya angkut, jurnalnya:
Barang konsinyasi 50.000 Biaya transpot 50.000
Kas 50.000 Kas 50.000

3). Transaksi no. 3 tidak dicatat oleh PT. PIA. 3). Transaksi no. 3 tidak dicatat oleh PT. PIA.
4). Transaksi no. 4 tidak dicatat oleh PT. PIA. 4). Transaksi no.4 tidak dicatat oleh PT. PIA.

5). Menerima laporan Pertanggung-jawaban dari 5). Menerima lap. Pertanggungjawaban dari
komisioner, jurnalnya: komisioner, jurnalnya:
Piutang-komisioner 3.980.000 Piutang-komisioner 3.980.000
Barang konsinyasi 1.020.000 Biaya 1.020.000
Barang konsinyasi 5.000.000 Penjualan 5.000.000

6). Menerima pembayaran dari komisioner, 6). Menerima pembayaran dari komisioner,
jurnalnya: jurnalnya:
Kas 3.980.000 Kas 3.980.000
Piutang komisioner 3.980.000 Piutang komisioner 3.980.000

178
2. Akuntansi oleh komisioner (consignee)
Pada dasarnya akuntansi consignee juga dapat dibedakan menjadi 2, yaitu
metode terpisah dan metode tidak terpisah. Sistem pencatatan keduanya
adalah sebagai berikut:

Metode Terpisah Metode tidak terpisah

Pencatatan di pihak komisioner dengan metode Pencatatan di pihak komisioner dengan metode
terpisah meliputi transaksi sbb: tidak terpisah meliputi transaksi sbb:

a) Pembayaran biaya angkut/perakitan, a) Pembayaran biaya angkut/perakitan


jurnalnya: jurnalnya:
Barang komisi xxx Utang pengamanat xxx
Kas xxx Kas xxx

b) Menjual barang komisi, jurnalnya: b) Menjual barang komisi, jurnalnya:


Kas xxx Kas xxx
Barang komisi xxx Penjualan xxx
Harga Pokok Penj. xxx
c) Mengirim laporan pertanggungjawaban Utang pengamanat xxx
kepada pengamanat (consignor), jurnalnya:
Barang komisi xxx c) Laporan pertanggungjawaban tidak
Utang pengamanat xxx dicatat.

d) Mengirim pembayaran kepada pengamanat


(consignor), jurnalnya: d) Mengirim pembayaran kepada
Utang pengamanat xxx pengamanat (consignor), jurnalnya:
Kas xxx Utang pengamanat xxx
Kas xxx

Contoh soal :
Pada awal tahun 1993 PT PIA mengadakan perjanjian konsinyasi dengan toko KIU,
dengan isi perjanjian sebagai berikut :
• PT. PIA akan menitipkan barang kepada Toko KIU.
• Toko KIU berhak atas komisi sebesar 20% dari hasil penjualan
• Semua biaya ditanggung oleh PT. PIA.
• Toko KIU harus membuat pertanggungjawaban secara bulanan
Transaksi yang terjadi antara PT. PIA dan toko KIU terkait dengan perjanjian
tersebut adalah sebagai berikut :
1. PT PIA mengirimkan 100 unit barang yang dalam keadaan CKD ke toko
KIU. Harga pokok barang tersebut @ Rp. 30.000 sedangkan harga jual
ditentukan @ Rp. 50.000
2. PT. PIA membayar biaya angkut sebesar Rp. 50.000.
3. Toko KIU menerima kiriman barang dari PT. PIA dan membayar biaya
perakitan sebesar Rp. 20.000
4. Toko KIU berhasil menjual seluruh barang dagangan secara tunai
5. Toko KIU mengirimkan laporan atas hasil penjualan ke PT. PIA.
6. Toko KIU mengirimkan kas yang menjadi hak PT. PIA yaitu :

179
— Penjualan : 100 x Rp. 50.000 = Rp. 5.000.000
— Komisi 20% x 5000.000 =(Rp. 1.000.000)
— Biaya perakitan 20.000 =(Rp. 20.000) +
— Kas yang dikirim = Rp. 3.980.000
Buatlah jurnal untuk trnsaksi yang dicatat oleh pengamanat/conignor baik
dengan metode terpisah maupun dengan metode tidak terpisah.

Jawab :
Metode Terpisah Metode tidak terpisah

Pencatatan di pihak komisioner dengan metode Pencatatan di pihak komisioner dengan


terpisah meliputi transaksi sbb: metode tidak terpisah meliputi transaksi
sbb:
Transaksi 1 dan 2 tidak dicatat
oleh toko KIU Transaksi 1 dan 2 tidak dicatat
oleh toko KIU.
3) Pembayaran biaya perakitan, jurnalnya:
Barang komisi 20.000 3) Pembayaran biaya perakitan, jurnalnya:
Kas 20.000 Utang Pengamanat 20.000
Kas 20.000
4) Menjual barang komisi, jurnalnya:
Kas 5.000.000 4) Menjual barang komisi, jurnalnya:
Barang komisi 5.000.000

5) Mengirim laporan pertanggungjawaban kepada


pengamanat (consignor), jurnalnya:
Barang komisi 3.980.000
Utang pengamanat 3.980.000

6) Mengirim pembayaran kepada pengamanat


(consignor), jurnalnya:
Utang pengamanat 3.980.000
Kas 3.980.000

180
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan anda
mengerjakan latihan berikut ini !

1. Apa yang dimaksud dengan konsinyasi, jelaskan!


2. Apa yang diamksud dengan pengamanat dan komisioner?
3. Sebutkan dan jelaskan alasan yang dimiliki oleh pengamanat maupun
komisioner untuk menggunakan usaha dagang dengan metode konsinyasi!
4. Apa perbedaan antara metode terpisah dengan metode tisak terpisah?
5. Sebutkan perbedaan jurnal yang dicatat dengan metode tidak terpisah
antara pengamanat dan komisioner!
6. Kasus:
Pada awal tahun 1993 PT HOTAHE mengadakan perjanjian konsinyasi dengan
Toko KUCHI-KUCHI, dengan isi perjanjian sebagai berikut:
 PT. HOTAHE akan menitipkan barang kepada Toko KUCHI-KUCHI.
 Toko KUCHI-KUCHI berhak atas komisi sebesar 20% dari hasil penjualan.
 Semua biaya ditanggung oleh PT. HOTAHE.
 Toko KUCHI-KUCHI harus membuat pertanggungjawaban secara
bulanan.
Transaksi yang terjadi antara PT. HOTAHE dan toko KUCHI-KUCHI terkait
dengan perjanjian tersebut adalah sebagai berikut:
• PT. HOTAHE mengirim 300 unit barang yang dalam keadaan CKD ke toko
KUCHI-KUCHI. Harga pokok barang tersebut @ Rp. 40.000, sedangkan harga
jual ditentukan Rp. 50.000.
 PT. HOTAHE membayar biaya angkut sebesar Rp. 75.000.
 Toko KUCHI-KUCHI menerima kiriman barang dari PT. PIA dan membayar
biaya perakitan sebesar Rp. 150.000.
 Toko KUCHI berhasil menjual seluruh barang dagangan secara tunai.
 Toko KUCHI-KUCHI mengirimkan laporan atas hasil penjualan ke PT.
HOTAHE.
 Toko KUCHI-KUCHI mengirimkan kas yang menjadi hak PT. HOTAHE,
yaitu:
— Penjualan : 300 x Rp. 50.000 = Rp. 15.000.000
— Komisi 20% x 15.000.000 = (Rp. 3000.000)
— Biaya perakitan 150.000 = (Rp. 150.000)
— Kas yang dikirim = Rp. 11.850.000

Diminta :
a) Buatlah semua jurnal transaksi baik di pengamanat maupun komisioner
dengan metode akuntansi terpisah.
b) Buatlah semua jurnal transaksi baik di pengamanat maupun komisioner
dengan metode akuntansi tidak terpisah.

181
1). Konsinyasi adalah penyerahan harta tetap tanpa pemindahan hak
milik dengan kontrak perjanjian penjualan yang telah disepakati.
2). Penitip barang dagangan = consignor atau sering disebut sebagai
pengamanat. Agen bagi Consignor untuk menjual barang disebut
sebagai consignee atau komisioner.
3). Tujuan konsinyasi yaitu:
 Konsinyasi mungkin merupakan satu-satunya cara yang
memungkinkan produsen atau distributor memperoleh daerah
pemasaran yang lebih luas.
 Consignor dapat memperoleh spesialis penjualan, terutama
untuk penjualan gandum, ternak dan hasil bumi.
 Harga jual eceran barang konsinyasi dapat dikendalikan oleh
pihak consignor yang masih menjadi pemilik barang ini.
Pengendalian ini sulit atau bahkan tidak mungkin dilakukan
apabila barang ini dijual kepada agen penjual.
4). Akuntansi untuk mencatat pembukuan pada sisi consignor dicatat
dengan metode terpisah atau dengan metode tidak terpisah,
demikian juga untuk penjurnalan pada pembukuan consignee juga
dilakukan dengan metode terpisah dan metode tidak terpisah.

182
A. AKUNTANSI UNTUK KONSINYASI YANG TELAH SELESAI

Catatan Pihak Consignee- Jika Laba Konsinyasi Ditetapkan Tersendiri.


1. Penyerahan barang kepada Pihak Consignee. Di pihak consignee mencatat
barang atas konsinyasi dengan suatu memorandum dalam buku harian atau
dalam buku tersendiri yang diselenggarakan untuk tujuan ini.
2. Beban Pihak Consignor Ditetepkan Pada Konsinyasi. Pihak Consignee tidak
dipengaruhi oleh transaksi pihak consignor.
3. Beban Pihak Consignee ditetapkan Pada Konsinyasi .
4. Penjualan oleh Pihak Consignee.
5. Komisi atau Laba yang Masih Harus Diterima Bagi consignee.
6. Pengiriman Uang Kas dan Perkiraan Penjualan Konsinyasi Oleh Pihak
Consignee.

Catatan Pihak Consignee- Jika Laba Konsinyasi tidak Ditetapkan Tersendiri.


Pengiriman barang Kepada Pihak Consignee. Pihak consignee mencatat barang
konsinyasi dengan ayat jurnal memorandum.
1. Beban pihak Consignor Ditetapkan Pada Konsinyasi.
2. Penjualan Oleh Pihak Consignee.
3. Komisi atau laba yang masih diterima bagi pihak consignee tidak membuat
ayat jurnal untuk komisi atau laba atas penjualan konsinyasi.
4. Pengiriman Uang Kas Dan Perkiraan Penjualan Konsinyasi Oleh Pihak
Consignee. Pihak consignee mencatat pembayaran kepada pihak consignor
dengan mendebet perkiraan pihak consignor dan menkredit perkiraan Kas.

Catatan Pihak Consignor- Jika Laba Konsinyasi Ditetapkan Tersendiri.


1. Penyerahan Barang Kepada Pihak Consignee. Pihak consignor mencatat
penyerahan barang kepada pihak consignee dengan mendebet perkiraan
Konsinyasi-Keluar dan mengkredit perkiraan persediaan, jika untuk saldo
persediaan diselenggarakan dengan system persediaan perpetual.
2. Beban Pihak Consignor Yng Ditetapkan Pada Konsinyasi. Pihak consignor
mencatat beban yang berkaitan dengan konsinyasi dengan mendebet
perkiraan konsinyasi-keluar dan mengkredit Kas atau perkiraan Kewajiban.
3. 4 dan 5 Beban Pihak Consignee Yang DiTetapkan Pada Konsinyasi-Penjualn
oleh Pihak Consignee – Pembebanan komisi oleh Pihak Consignee

183
4. Pengiriman Uang kas Dan Perkiraan Penjualan Konsinyasi Oleh Pihak
Consignee.

Catatan Pihak Consignor- Jika Laba Konsinyasi Tidak Ditetapkan Tersedia.


1. Penyerahan Barang Kepada Pihak Consignee
2. Beban Pihak Consignor Yang Ditetapkan Pada Konsinyasi. Perkiraan bisanya
dibebani dengan beban konsinyasi, tanpa pemisahan antara beban
konsinyasi dab beban yang berkaitan dengan penjualan biasa.
3. 4, dan 5 Beban Pihak Consignee yang Ditetapkan Pada Konsinyasi-Penjualan
Oleh Pihak Consignee-Pembebanan Komisi oleh Pihak Consignor tidak
menyusun ayat-ayat jurnal untuk transaksi yang diselesaikan olek pihak
consignee sampai pihak consignor menerima laporan dari pihak consignee.
4. Pengiriman Uang Kas dan Perkiraan Penjualan Konsinyasi oleh pihak
Consignee

1
B. AKUNTANSI UNTUK KONSINYASI YA NG TIDAK DISELESAIKAN TUNTAS.

1. Catatan Pihak Consignee-Jika laba Konsinyasi Ditetapkan Tersendiri

Laba atas penjualan konsinyasi sebelum laporan keuangan disusun pada tiap
akhir periode, dengan mendebet perkiraan Konsinyasi-Masuk dan
mengkredit perkiraan pendapatan untuk komisi atas penjualan konsinyasi
sampai dengan tanggal itu. Jika laba Konsinyasi tidak Ditetapkan Tersendiri,
maka tidak membutuhkan penyusunan jurnal pada akhir periode jika jurnal
telah dibuat pada waktu barang konsinyasi dijual, yang menetapkan
pembelian atau harga pokok penjualan dan kewajiban kepada pihak
consignor.

2. Catatan Pihak Consignor- Jika Laba Konsinyasi Ditetapkan Tersendiri.


Pihak consignor membutuhkan laporan penjualan komisinya pada akhir
periode fiskalnya sendiri, agar ia dapat mencatat laba atau rugi sampai
dengan tanggal itu. Jika laba konsinyasi tidak ditetapkan tersendiri, maka
beban yang dikeluarkan oleh pihak consignee dan yang dibebankan pada
hasil penjualan konsinyasi akan ditetapkan dalam buku pihak consignor
dengan mendebet perkiraan beban yang bersangkutan.

184
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan anda
mengerjakan latihan berikut ini !

1). Apa yang dimaksud dengan masalah khusus di dalam konsinyasi?


2). Bagaimana catatan pihak consignee pada kasus konsinyasi yang telah
selesai apabila laba konsinyasi ditetapkan tersendiri?
3). Bagaimana catatan pihak consignee pada kasus konsinyasi yang telah
selesai apabila laba konsinyasi tidak ditetapkan tersendiri?
4). Bagaimana catatan pihak consignee pada kasus konsinyasi yang telah
selesai apabila laba konsinyasi tidak ditetapkan tersedia?
5). Apa perbedaan antara konsinyasi yang telah selesai dengan konsinyasi
yang belum tuntas?
6). Bagaimana catatan pihak consignee pada kasus konsinyasi yang belum
tuntas apabila laba konsinyasi tidak ditetapkan tersendiri?
7). Bagaimana catatan pihak consignee pada kasus konsinyasi yang belum
tuntas apabila laba konsinyasi tidak ditetapkan tersedia?

1). Masalah khusus konsinyasi ada dua macam yaitu pertama apabila
akuntansi untuk konsinyasi telah selesai, kedua akuntansi untuk
konsinyasi yang tidak diselesaikan tuntas.
2). Akuntansi untuk konsinyasi yang telah selesai perlakuan aku dibagi
dua yaitu pertama jika laba konsinyasi ditetapkan tersendiri, kedua
jika laba konsinyasi tidak ditetapkan tersendiri. Masing-masing
perlakuan tersebut di catat secara berbeda baik oleh consignor
maupun oleh consignee.
3). Akuntansi untuk konsinyasi yang tidak diselesaikan tuntas maka
perlakuan akuntansinya yaitu laba konsinyasi ditetapkan tersendiri,
dan perlakuan tersebut di catat secara berbeda baik oleh consignor
maupun oleh consignee.

185
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan !

1). Berikut ini dapat diartikan sebagai konsinyasi, kecuali:


A. Penyerahan harta tetap tanpa pemindahan hak milik dengan tujuan
untuk dijual.
B. Penitipan barang untuk dijualkan selama periode tertentu. . .
C. Penitipan barang dimana yang dititipi mendapat komisi apabila barang
yang dititipkan terjual.
D. Menitipkan barang kemudian diambil kembali setelah beberapa saat.

2). Orang atau tempat usaha yang diberi mandat atau dititipi barang untuk
dijual disebut:
A. Consignor atau komisioner
B. Komisioner atau Consignee
C. Consignee atau Agen
D. Komisioner atau Agen.

3). Tujuan konsinyasi adalah:


A. Consignor menjual barang secara konsinyasi dengan harga tinggi karena
untuk komisi.
B. Harga jual eceran dapat dikendalikan oleh pihak consignee.
C. Konsinyasi mungkin merupakan satu-satunya cara yang memungkinkan
produsen atau distributor memperoleh daerah pemasaran yang lebih
luas.
D. Konsinyasi untuk meningkatkan persaingan dan menguasai daerah
pemasaran.

4). Pencatatan pengiriman barang konsinyasi yang dicatat consignor dengan


metoda terpisah sebagai berikut:
A. Persediaan xxxx
Barang konsinyasi xxxx
B. Tidak dijurnal
C. Barang konsinyasi xxxx
Persediaan xxxx
D. Barang konsinyasi xxxx
Kas xxxx

5). Pencatatan pembayaran biaya angkut konsinyasi yang dicatat consignor


dengan metode terpisah adalah sebagai berikut:
A. Barang konsinyasi xxxx
Kas xxxx
B. B.Biaya angkut xxxx
Kas xxxx

186
C. Biaya angkut xxxx
Persediaan xxxx
D. Biaya angkut xxxx
Konsinyasi xxxx

6). Pecatatan laporan pertanggungjawaban dari komisioner yang dicatat dengan


metode tidak terpisah oleh consignor adalah sebagai berikut:
A. Penjualan xxxx
Biaya xxxx
Hutang-komisioner xxxx
B. Piutang-komisioner xxxx
Biaya xxxx
Penjualan xxxx
C. Biaya xxxx
Persediaan xxxx
Penjualan xxxx
D. Penjualan xxxx
Biaya xxxx
Piutang-komisioner xxxx

7). Pencatatan pembayaran biaya angkut oleh consignor dengan metode tidak
terpisah, jurnalnya :
A. Biaya transport xxxx
Kas xxxx
B. Kas xxxx
Biaya transport xxxx
C. Biaya transport xxxx
Konsinyasi xxxx
D. Biaya transport xxxx
HPP xxxx

8). Pencatatan penjualan barang komisi dengan metode tidak terpisah yang
dicatat oleh consignee adalah sebagai berikut:
A. Kas xxxx
Utang pengamanat xxxx
HPP xxxx
Penjualan xxxx
B. Kas xxxx
Penjualan xxxx
HPP xxxx
Utang pengamanat xxxx
C. HPP xxxx
Penjualan xxxx
Kas xxxx
Utang pengamanat xxxx

187
D. Utang pengamanat xxxx
Penjualan xxxx
Kas xxxx
HPP xxxx

9). Pencatatan oleh pihak consignor apabila laba konsinyasi tidak ditetapkan
tersedia maka:
A. Penyerahan barang kepada pihak ketiga
B. Pengiriman uang kas danperkiraan penjualan konsinyasi oleh pihak
consignor.
C. Beban pihak consignor yang ditetapkan pada konsinyasi, perkiraan
biasanya dibebani dengan beban konsinyasi, tanpa pemisahan antara
beban konsinyasi dan beban yang berkaitan dengan penjualan biasa.
D. Pembebanan komisi oleh pihak consignor menyusun ayat-ayat jurnal
dari transaksi yang diselesaikan oleh pihak consignee.

10). Pencatatan oleh pihak consignee apabila konsinyasi tidak


diselesaikan secara tuntas dan laba konsinyasi tidak ditetapkan tersendiri,
maka :
A. Tidak membutuhkan penyusunan jurnal pada akhir periode.
B. Jika jurnal dibuat pada waktu barang konsinyasi dijual yang menetapkan
pembelian atau harga pokok adalah pihak consignee.
C. Beban yang dikeluarkan oleh pihak consignee dibebankan pada hasil
penjualan konsinyasi.
D. Hasil konsinyasi akan ditetapkan dalam buku pihak consignor dengan
mendebet perkiraan beban yang bersangkutan

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di
bagian akhir modul ini, dan hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar.
Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda dalam materi Kegiatan Belajar

Rumus

Jumlah jawaban anda yang benar


Tingkat Penguasaan   100%
10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 % - 100 % = baik sekali
80 % - 89 % = baik
70 % - 79 % = sedang
< 70 % = kurang sekali

Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, anda dapat meneruskan


ke modul berikutnya. Bagus! Tetapi kalau nilai Anda di bawah 80 %, Anda harus
mengulangi Kegiatan Belajar 12, terutama yang belum Anda kuasai.

188
Allan R. Drubin. (1999), Advanced Accounting, 5th edition, South
Western, reissue by Binarupa Aksara, Jakarta.

Beam, John (1998), Advanced Accounting, 5th edition, Prentice Hall,


London, reissue by Salemba Empat, Jakarta.

Suparwoto, L (1999), Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 Buku 1, Cetakan


Ke-7, BPFE, UGM, Yogyakarta.

Suparwoto, L (1999), Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 Buku 2, Cetakan


Ke-6, BPFE, UGM, Yogyakarta.

Supriyono, RA dan Suparwoto (1986), Akuntansi Keuangan Dasar, bagian


penerbitan STIE YKPN, Yogyakarta.

189

Anda mungkin juga menyukai