Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK.

P DI BANJAR TENGAH, DESA


KETEWEL, SUKAWATI GIANYAR

A. Pengkajian
I. Data umum
1. Nama keluarga (KK) : Bapak P
2. Alamat dan Telepon : Banjar Tengah, Desa Ketewel, Sukawati
3. Pekerjaan KK : Buruh bangunan
4. Pendidikan : SMA
5. Komposisi keluarga :
Hubungan
No Nama Gender Umur Pendidikan
Dengan Kk
1 Ibu S Perempuan Istri 49 tahun SMA
2 Anak E Laki- laki Anak 26 tahun S1
3 Anak D Laki-laki Anak 22 tahun Mahasiswa
4 Anak A Perempuan Anak 20 tahun Mahasiswa
5 Anak Y Laki-laki Anak 8 tahun SD

Genogram

Bp.P Ibu S

An.E An.D An. A An.Y


6. Tipe keluarga : Nuclear Family (Keluarga inti).
7. Suku bangsa : Bali
8. Agama : Hindu
9. Status sosial dan Ekonomi
a. Rata-rata penghasilan keluarga : -+ 7.000.000/bulan
b. Jenis pengeluaran : Kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah anak-anak
c. Tabungan khusus jaminan kesehatan : BPJS
d. Barang yang dimiliki : 1 mobil (avanza), 3 sepeda motor
10. Aktivitas dan rekreasi keluarga
Ibu S mengatakan jarang melakukan rekreasi bersama keluarga.

II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini : tahap V
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : tidak ada tahap
perkembangan keluarga yang dirasa belum terpenuhi
3. Riwayat keluarga inti
Riwayat keluarga inti Bapak P, dimulai sejak 26 tahun yang lalu Bapak P dan Ibu
S menikah dan memiliki 4 orang anak , tidak ada riwayat penyakit keturunan,
bapak P dan Ibu S keempat anaknya sudah mendapatkan imunisasi lengkap,
namun saat pengkajian Anak Y sedang mengalami ISPA dikarenakan makan-
makanan sembarangan. Tetapi bapak P sudah membawa anak Y ke dokter.
4. Riwayat keluarga sebelumnya :
Bapak P memiliki kedua orang tua yang sudah meninggal tetapi dahulu tidak ada
memiliki riwayat penyakit keturunan , saudara dari bapak P tidak ada yang
memiliki riwayat keluarga, saudara bapak P yang sudah meninggal karena
tersambar petir saat berusia 7 tahun. Ibu S memiliki kedua orang tua yang sudah
meninggal tetapi dahulu tidak memiliki riwayat penyakit keluarga dan memiliki 4
saudara dan tidak ada yang memiliki penyakit keturunan.
III. Lingkungan

1. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan :
a. Tipe tempat tinggal : bangunan permanen
b. Gambaran kondisi rumah :
1) Inferior rumah : terdiri dari 10 jumlah ruangan, 3 kamar tidur, 3 dapur, 2
toilet, 1 ruang tamu, jenis lantai yang digunakan adalah keramik,
kebersihan rumah terjaga dengan baik dibuktikan dengan Ibu S bersih –
bersih 2 kali sehari, jarak sumber air minum dan septic tank kurang lebih
600 meter, keadaan dapur bersih dan aman.
2) Eksterior rumah : Keluarga Bapak P dalam pengelolaan sampah, sampah
tersebut dikumpulkan terlebih dahulu, setelah itu akan diangkut DKP dan
dibawa ke TPA. Keluarga Bapak P juga mengatakan tidak ada kondisi
yang mengancam keberadaannya.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Tetangga Bapak P yang ada disekitar rumah Bapak P ramah-ramah dan baik.
Keluarga Bapak P tinggal di Banjar Tengah, Ketewel, Sukawati. . Perasaan Bapak
P selama tinggal di lingkungan rumahnya sangat nyaman. Masalah kesehatan
yang sering terjadi dan sedang terjadi di lingkungan rumah Bapak P yaitu anak
keempat atas nama Anak Y yang mengalami ISPA.
3. Mobilitas geografis keluarga
Sejak Bapak P menikah dengan Ibu S, keluarga Bapak P tinggal di br.Tengah
,Ketewel , Sukawati, bersama Anak Y dan Ibu S dan belum pernah pindah.
Sedangkan tiga anak Bapak P tidak tinggal di rumah, anak pertama Bapak P
tinggal di Tuban. Anak kedua Bapak P tinggal di Malang, dan Anak ketiga Bapak
P tinggal di Panjer.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Bapak P biasanya berkumpul pada hari raya besar seperti
Galungan,Kuningan,Nyepi, Keluarga juga berinteraksi baik dengan masyarakat.
Bapak P aktif mengikuti paruman di banjar, Ibu S . menjadi anggota PKK yang di
Banjar Tengah , Ketewel, Sukawati.
5. System pendukung
Keluarga Bapak P mengatakan yang menolong keluarga pada saat keluarga
membutuhkan bantuan adalah saudara terdekatnya yang tinggal tidak jauh dari
rumah keluarga Bapak P.
Sistem pendukung keluarga dapat dilihat dari :
a. Sistem pendukung informal
1) Jumlah keluarga yang sehat.
Seluruh anggota keluarga Bapak P mempunyai status kesehatan yang baik,
terkecuali pada saat pengkajian dilakukan Anak Y mengalami ISPA
(batuk, pilek) karena suka makan es dan jajan sembarangan.
2) Hubungan keluarga dengan komunitas
Hubungan keluarga Bapak P dengan lingkungan luar itu terjalin dengan
baik, baik dengan tetangga dan juga semua anggota banjarnya.
3) Proses pemecahan masalah
Proses pemecahan masalah di keluarga Bapak P adalah dengan berdiskusi
tentang masalah yang dialami, dan mencari jalan keluar terbaik dengan
berbagai pertimbangan.
b. Sistem pendukung formal
Belum ada system pendukung formal di Banjar Tengah, keluarga Bapak P
masih langsung pergi ke dokter ataupun rumah sakit terdekat saat ada
keluarganya yang sakit.

IV. Struktur keluarga

1. Pola komunikasi keluarga


Bahasa komunikasi yang digunakan dalam keluarga dan dengan masyarakat
adalah bahasa bali. Komunikasi keluarga kurang efektif karena kesibukan masing-
masing biasanya ibu S sendiri dirumah, Anak Y setelah pulang sekolah biasanya
mengikuti pelajaran tambahan (LES) setelah sore hari biasanya anak Y bermain
bersama teman-temannya. Ketika malam hari Anak Y setelah makan dan belajar
kemudian tidur malam. Sedangkan bapak P pergi bekerja pukul 07.00-17.00
sesampainya di rumah bapak P lebih memilih beristirahat. Komunikasi antara
keluarga di rumah dengan ketiga anaknya yang berada di rantauan kurang efektif
karena kesibukan masing-masing hanya sekedar lewat whatshApp massage dan
jarang menelepon.
2. Struktur kekuatan keluarga
Kekuatan keluarga berada pada Bapak P, meskipun ketiga anak Bapak P berada di
rantauan, Bapak P masih berperan dalam mengambil keputusan. Jika ada masalah
dalam keluarga Bapak P selalu melakukan diskusi untuk mencari penyelesaian
masalah dengan Ibu S.
3. Struktur peran
a. Struktur peran formal.
Bapak P berperan sebagai kepala keluarga dan pemberi keputusan di
keluarganya.
Bapak P berperan sebagai suami dari Ibu S, dan sebagai Ayah dari ke empat
anaknya.
Ibu S berperan sebagai seorang Ibu Rumah Tangga, dan Ibu S berperan
sebagai istri dari Bapak P dan Ibu dari keempat anaknya.
Anak E sebagai anak pertama berperan sebagai anak dari Bapak P dan Ibu S,
serta kakak dari ketiga adiknya dan sebagai panutan untuk ketiga adiknya,
selain itu Anak E sudah bisa membantu perekonomian keluarga.
Anak D sebagai anak kedua berperan sebagai anak dari Bapak P dan Ibu S,
dan adik dari Anak E, serta kakak dari kedua adiknya.
Anak A sebagai anak ketiga berperan sebagai anak dari Bapak P dan Ibu S,
serta adik dari Anak E dan Anak D, sebagai kakak dari Anak Y.
Anak Y berperan sebagai Anak dari Bapak P dan Ibu S, dan sebagai adik dari
ketiga kakaknya.
b. Struktur peran informal.
Tidak ada peran informal dari semua anggota keluarga Bapak P.
4. Nilai dan norma keluarga
Keluarga Bapak P menyakini bahwa kesehatan sangat penting, sehingga mereka
membiasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Keluarga juga
meyakini untuk selalu mengajarkan anak – anaknya mengatakan maaf, tolong dan
terimakasih.

V. Fungsi keluarga
1. Fungsi Afektif
Bapak P dan Ibu S sangat menyayangi keluarganya dan Bapak P mencari
nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari dan menyekolahkan ke
empat anaknya, supaya anak – anaknya besar nanti bisa menjadi anak
yang sukses dan membanggakan orang tua. Dan Bapak P menyekolahkan
anaknya sesuai dengan keinginan anak – anaknya, Bapak P dan Ibu S
selalu mendukung keputusan anaknya selama itu ke hal yang positif.
2. Fungsi Sosialisasi
Interaksi keluarga Bapak P terjalin baik, namun masing – masing anggota
keluarga mempunyai kesibukan tersendiri, seperti ketiga anaknya yang
kuliah dan tidak tinggal di rumah (kost). Masing – masing keluarga masih
menerapkan etika atau sopan santun dalam berperilaku. Keluarga Bapak P
juga membina hubungan yang baik dengan tentangga
3. Fungsi Reproduksi
Pada keluarga Bapak P, mempunyai empat orang anak, 3 orang laki – laki
dan 1 orang perempuan, dan keempat orang anaknya belum ada yang
menikah.
4.Fungsi Ekonomi
Penghasilan perbulannya perbulan keluarga bapak P kurang lebih 7juta
perbulan.
5. Fungsi Perawatan Kesehatan
Pengetahuan keluarga tentang penyakitnya dan penangannya adalah :
a. Mengenal Masalah
Saat dilakukan pengkajian Anak Y sedang mengalami ISPA (Batuk,
pilek), dengan hasil TTV : TD : 100/70 mmHg, RR : 22x/menit, HR :
80x/menit, Suhu : 37,80C, Anak Y sudah dibawa kedokter kemarin dan
sudah diberikan obat oleh dokter. Bapak P memiliki kebiasaan merokok
selama kurang lebih sejak usia 30 tahun, dan Bapak P sudah mengetahui
bahaya dari merokok, namun sulit untuk merubah kebiasaan merokoknya
tersebut.
b. Mengambil Keputusan
1) Keluarga mampu mengambil keputusan terhadap hal yang dilakukan
jika ada anggota keluarganya yang sakit yaitu segera membawa ke
tempat pelayanan kesehatan yang tersedia.
2) Anggota keluarga sangat memperhatikan kesehatan terbukti setiap
ada anggota yang sakit selalu diperiksakan ke dokter terdekat.
Keluarga tetap berusaha agar penyakit yang diderita tidak kambuh
dan selalu mencari solusi jika keluarga sakit.
3) Keluarga merasa cemas dengan kemungkinan penyakit yang
menyerang
anggota keluarga yang lain.
4) Keluarga mampu menjangkau fasilitas kesehatan yang ada karena
selain tidak terlalu jauh jarak keluarga dengan fasilitas kesehatan,
keluarga juga mempunyai sarana transportasi untuk pergi ke tempat
pelayanan kesehatan.
c. Merawat Anggota Keluarga yang Sakit
1) Pengetahuan keluarga mengenai penyakit cukup baik.
2) Jika keluarga ada yang sakit dan sekiranya perlu penanganan
tenaga kesehatan, maka keluarga akan mempercayakan perawatan
dan penyembuhan kepada tenaga kesehatan.
3) Setiap anggota keluarga mengerti akan fungsi dan tanggung jawab
masing-masing sebagai anggota keluarga.
4) Keluarga memberikan perhatian, kasih sayang, dan semangat agar
dapat
membantu proses penyembuhan.
d. Memodifikasi Lingkungan
1) Keluarga menyadari bahwa dengan menciptakan lingkungan yang
bersih dapat mencegah penyebaran berbagai jenis penyakit.
2) Keluarga sudah tau bagaimana cara menjaga hygiene sanitasi untuk
menciptakan rumah yang sehat. Terbukti dengan Ibu S mengatakan
menyapu dan membersihkan rumah setiap 2 kali sehari. Di lantai
rumah terbuat dari keramik , tempat pertukaran udara dan
pencahayaan cukup.
3) Keluarga sudah cukup mengetahui tentang cara pemberian gizi
untuk Anak Y , namun Anak Y sering jajan sembarangan saat diluar
rumah tanpa sepengetahuan Ibu S.
e. Memanfaatkan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
1) Keluarga sudah mengetahui bila ada fasilitas kesehatan yang dekat
dengan rumahnya. Ada puskesmas, dan dokter praktek dekat dari
rumahnya.
2) Keluarga memahami dan mengerti keuntungan yang diperoleh jika
mereka memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan optimal.
Keluarga dapat memanfaatkan fasilitas tempat pelayanan kesehatan
dengan baik, terbukti saat Anak Y sakit keluarga kelurarga
memeriksakannya di tempat pelayanan kesehatan terdekat

VI. Setress dan koping keluarga


1. Stressor jangka pendek
Sebelum dibawa ke dokter Bapak P dan Ibu S sedikit cemas karna memikirkan
anaknya, namun setelah mendapat obat dari dokter Bapak P dan Ibu S sedikit lega.
2. Respon terhadap stress
Bapak P ketika menghadapi kesulitan memilih untuk berbagi keluh kesah dengan
temannya.
Ibu S ketika menghadapi kesulitan memilih untuk diam dan jarang berkeluh kesah
dengan keluarganya.
Anak Y ketika kesal atau jengkel memilih untuk pergi ke rumah temannya.
3. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang dilakukan ibu s adalah menonton tv, bapak p memilih untuk
keluar bertemu dengan teman-temnnya, anak y memilih untuk keluar bersama
teman-temannya.

4. Strategi adaptasi yang disfungsional


Tidak terdapat adaptasi disfungsional, karena Bapak P dan Ibu S lebih suka
melakukan diskusi pada saat terjadi masalah, tidak menggunakan kekerasan,
ataupun perlakuan kejam terhadap anak – anaknya.

VII. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Bapak P Ibu S Anak Y


Fisik
Pemeriksaan tanda-
tanda vital :
Tekanan Darah 120/80 mmHg 110/70 mmHg 100/70 mmHg

Nadi 80x/menit 75x/menit 80x/menit

Respirasi 18x/menit 18x/menit 22 x/menit

Suhu tubuh 36.0 C 36,5 C 37,8 C


Pemeriksaan fisik
head to toe
o Kepala Simetris Simetris Simetris
o Rambut Hitam, lurus, bersih Hitam, panjang, lurus, Hitam, lurus bersih
bersih
o Mata Bentuk simetris Bentuk simetris Bentuk simetris
 Konjungtiva Tidak anemia Tidak anemia Anikterik
 Sklera Anikterik Anikterik Anisokor
 Pupil Anisokor Anisokor Tidak mengalami
 Perdarahan Tidak mengalami Tidak mengalami perdarahan tampak
/secret di hidung perdarahan perdarahan mengluarkan ingus
dari hidung
o Telinga Bentuk simetris Bentuk simetris Bentuk simetris
o Mulut Keadaan bibir lebab Keadaan bibir lebab Keadaan bibir lebab
 Keadaan gussi Tidak ada perdarahan Tidak ada perdarahan Tidak ada perdarahan
gusi dan gigi gusi dan gigi gusi dan gigi
 Keadaan lidah Tidak ada tanda Tidak ada tanda Tidak ada tanda
perdarahan perdarahan perdarahan
o Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid kelenjar tyroid kelenjar tyroid
o Integument
 Kebersihan klien Klien tampak bersih Klien tampak bersih Klien tampak bersih

 Turgor Turgor kulit baik Turgor kulit baik Turgor kulit baik

 Kelembaban Baik Baik Baik


o Pemeriksaan
thorax
 Inspeksi Bentuk thorak Bentuk thorak Bentuk thorak
 Bentuk thorax simetris. simetris. simetris.

 Pernafasan Irama teratur dan Irama teratur dan Irama teratur, ronchi
tidak ada suara tidak ada suara (+)
tambahan. tambahan.
o Pemeriksaan paru
 Palpasi Getaran suara Getaran suara Getaran suara
terdengar dengan terdengar dengan terdengar dengan
teratur teratur Teratur
 Perkusi Suara sonor Suara sonor Suara sonor
 Auskultasi Suara vesikuler Suara vesikuler Suara vesikuler
o Abdomen
 Inspeksi Bentuk simetris , tidak Bentuk simetris , tidak Bentuk simetris, tidak
ada luka ada luka ada luka
 Auskultasi Peristaltik usus 32 Peristaltik usus 28 Peristaltik usus
x/menit x/menit 25x/menit
 Perkusi Timpani Timpani Timpani

 Palpasi Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan
dan tidak ada benjolan dan tidak ada benjolan dan tidak ada benjolan

o Ekstremitas atas
dan bawah
 Atas
Simetris kanan dan Simetris kanan dan Simetris kanan dan
kiri, tidak ada luka, kiri, tidak ada luka, kiri, tidak ada luka,
tidak ada edema, tidak ada edema, tidak ada edema,
turgor kulit elastis < 3 turgor kulit elastis < 3 turgor kulit elastis < 3
detik , tidak ada hiper detik , tidak ada hiper detik , tidak ada hiper
atau hipopigmentasi atau hipopigmentasi atau hipopigmentasi
 Bawah
Simetris kanan dan Simetris kanan dan Simetris kanan dan
kiri, tidak ada luka, kiri, tidak ada luka, kiri, tidak ada luka,
tidak ada edema, tidak ada edema, tidak ada edema,
turgor kulit elastis < 3 turgor kulit elastis < 3 turgor kulit elastis < 3
detik , tidak ada hiper detik , tidak ada hiper detik , tidak ada hiper
atau hipopigmentasi, atau hipopigmentasi, atau hipopigmentasi,
tidak ada parises tidak ada parises tidak ada parises
Kesimpulan Sehat Sehat ISPA
VIII. Harapan keluarga
Keluarga Bapak P mengharapkan agar petugas kesehatan dapat berfungsi dengan
baik, mampu memberikan pelayanan kesehatan dengan baik dan tepat kepada siapa
saja yang membutuhkan, tidak hanya pasien di Rumah Sakit tapi juga warga
masyarakat yang membutuhkan bantuan pelayanan kesehatan, dalam pelayanan pun
tidak boleh membeda – bedakan baik kaya atau miskin.

B. Analisa Data

Keluarga : Bapak P

Tanggal pengkajian : 26 pebruari 2019

No Tanda dan gejala Masalah keperawatan


1 Data objektif : Ketidakefektifan koping
 Ibu S hanya diam di rumah dan keluarga bapak P
jarang keluar rumah
Data subjektif :
 Ibu S mengatakan merasa
kesepian di rumah
 Ibu S mengatakan berkomunikasi
dengan Bapak P hanya sekedar,
karena setelah pulang kerja Bapak
P lebih memilih untuk istirahat.
 Ibu S mengatakan punya 4 orang
anak dan Anak E, Anak D, Anak
A tidak ada dirumah karena sibuk
bekerja dan kuliah, dan untuk
komunikasi dengan ketiga
anaknya sangat jarang, hanya
sekedar menanyakan kabar lewat
whatsApp.
 Ibu S mengatakan Anak Y lebih
sering bermain di luar rumah saat
setelah pulang sekolah.
 Ibu S mengatakan jarang
melakukan rekreasi bersama
keluarga
 Ibu S mengatakan jika sedang
stress lebih memilih untuk diam
dan jarang berkeluh kesah dengan
keluarganya
2 Data objektif : Perilaku kesehatan cenderung
 Pemeriksaan fisik Anak berisiko
 RR : 22x/menit
 Terdapat nyeri saat
menelan
 Terdapat secret yang
menumpuk pada hidung
Data subjektif :
 Bapak P mengatakan mempunyai
kebiasaan merokok, sejak usia 30
tahun sampai sekarang dan sulit
untuk berhenti, meskipun Bapak
P sudah mengetahui bahaya yang
diakibatkan karena merokok.
 Anak Y mengatakan sering jajan
atau membeli makanan di luar
rumah seperti es, permen dan
makanan ringan dalam kemasan.
C. Scoring Diagnosa
Diagnosa 1 : Kurang Efektifnya Koping Keluarga
Kriteria Bobot Skor Pembenaran
Sifat masalah : 1 Aktual : 3 Masalah ini actual karena pola
Aktual Risiko : 2 komunikasi antara Ibu S dan
Potensial : 1 Anak E, Anak D, dan Anak A
3/3x1 = 1 sangat jarang dilakukan
komunikasi.
Begitupun dengan Bapak P,
biasanya Ibu S berkomunikasi
dengan Bapak P hanya saat
ketika terjadi suatu masalah
atau terjadi suatu kejanggalan,
seperti saat Anak Y sakit,
mereka berkomunikasi untuk
rencana mengajak Anak Y ke
dokter.
Kemungkinan 2 Mudah : 2 Kemungkinan masalah untuk
masalah untuk Sebagian : 1 diubah sebagian. Karena Ibu S
diubah : Sebagian Tidak dapat : 0 mengatakan komunikasi dengan
1/2x2=1 mungkin hanya dilakukan 2
minggu sekali bahkan sebulan
sekali. Saat ditanyakan adakah
keinginan untuk berbicara
secara kontinuitas dengan
Bapak P dan juga Anak –
anaknya ibu S mengatakan
ingin, namun karena kesibukan
Bapak P bekerja yang
membuatnya lelah dan sampai
di rumah langsung tidur dan
berkomunikasi hanya
sekedarnya, begitu pula
keinginan Ibu S untuk
berkomunikasi dengan anaknya
yang sulit dilakukan karena
kesibukan anak – anaknya di
tempat mereka bekerja atau
kuliah, hal itu menyebabkan
penyelesaian masalah rendah.
Namun, masalah komunikasi
antara Bapak P dan Ibu S dapat
diselesaikan saat dilakukan
intervensi.
Potensi masalah 1 Tinggi : 3 Potensi masalah yang dihadapi
untuk di cegah : Cukup : 2 Ibu S cukup bisa di cegah,
cukup Rendah : 1 karena saat pengkajian mulai
2/3 x 1 = 2 adanya kesadaran dari Bapak P
untuk lebih sering meluangkan
waktu untuk berkomunikasi
dengan Ibu S, dan Ibu S juga
mulai bisa menerima keadaan
anak – anaknya yang sibuk dan
Ibu S berniat untuk tetap
melakukan komunikasi dengan
anaknya setiap hari walaupun
hanya untuk menanyakan kabar
ketiga anaknya tersebut.Namun
hal tersebut baru direncanakan
oleh Ibu S dan juga Bapak P.
Oleh karena itu, masalah
komunikasi ini cukup bisa di
cegah.
Menonjolnya 1 Segera diatasi : 2 Pola komunikasi menjadi hal
masalah : segera Tidak segera yang sangat penting untuk
diatasi diatasi : 1 membangun keluarga yang
Tidak dirasakan harmonis, jika tidak
adanya masalah : 0 diselesaikan terlebih dahulu,
2/2 x 1 = 1 maka akan timbul masalah baru
dikarenakan salah komunikasi
ataupun persepsi. Maka dari itu,
masalah pola komunikasi ini
harus segera diatasi.
Total 5

Diagnosa 2 : Perilaku kesehatan cenderung beresiko


Kriteria Bobot Skor Pembenaran
Sifat masalah : 1 Aktual : 3 Masalah ini actual karena
Aktual Risiko : 2 sampai saat ini Bapak P masih
Potensial : 1 sering merokok setiap harinya,
3/3x1 = 1 baik di rumah dan juga saat
bekerja.
Kemungkinan 2 Mudah : 2 Kemungkinan masalah sulit
masalah untuk Sebagian : 1 bahkan tidak dapat untuk
diubah : tidak dapat Tidak dapat : 0 dirubah karena Bapak P sendiri
0/2x2=0 sudah mengetahui bagaimana
bahaya dari merokok, namun
Bapak P mengatakan tidak bisa
mengubah kebiasaannya
tersebut sampai sekarang karena
sudah terbiasa merokok sejak
usia 30 tahun, dan sebelumnya
sudah beberapa kali mengurangi
kebiasaan merokok tapi tidak
bisa. Oleh karena itu
kemungkinan masalah untuk
dapat diubah tidak dapat / tidak
bisa.
Potensi masalah 1 Tinggi : 3 Potensi masalah untuk dicegah
untuk di cegah : Cukup : 2 rendah, karena sudah ada
rendah Rendah : 1 kesadaran dari Bapak P
1/3 x 1 = 1/3 bagaimana bahaya yang akan
terjadi akibat kebiasaan
merokok, namun Bapak P tetap
melakukan kebiasaan tersebut
dan Bapak P mengatakan tidak
bisa berhenti untuk merokok,
Oleh karena itu maka potensi
masalah untuk di cegah sangat
rendah.
Menonjolnya 1 Segera diatasi : 2 Permasalahan kebiasaan
masalah : Tidak Tidak segera merokok Bapak P sudah
segera diatasi diatasi : 1 dirasakan oleh Bapak P sendiri
Tidak dirasakan dan juga Ibu S, namun
adanya masalah : 0 kesadaran dari bapak P sendiri
1/2 x 1 = 1/2 yang tidak mau mengatasi
kebiasaannya tersebut, maka
dari itu menonjolnya masalah
Bapak P tidak segera diatasi.
Total 1 5/6

D. Diagnosa.
1. Kurang efektifnya koping keluarga
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko

Anda mungkin juga menyukai