PENDAHULUAN
berbahasa.
siswa adalah membaca. Hal itu dibuktikan, melalui kegiatan membaca, siswa
terdapat dalam buku dan berbagai media massa cetak. Kegiatan membaca
juga dapat memperluas wawasan dan memperdalam ilmu yang telah dimiliki.
1
2
kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat”. Kelancaran dan
oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam meliputi intelegensi, sikap, perbedaan
jenis kelamin, penguasaan bahasa, dan perbedaan ragam bahasa yang dikuasai
3
(dialek), sedangkan faktor dari luar meliputi bahan bacaan, status ekonomi
menentukan sifatnya. Perilaku guru dalam membina anak didik dalam belajar
satu setengah bulan yaitu sampai dengan sepertiga semester pertama, namun
Sekolah Dasar dalam hal membaca di kelas hasilnya masih kurang baik,
terbukti dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti di
membaca yang rendah, yaitu urutan kelima dari bawah dengan skor 407
(Tjalla, 2010: 15). Posisi Indonesia berada di atas Qatar, Kuwait, Maroko,
kurikulum, akan tetapi metode dan pendekatan tersebut belum bisa membuat
pembelajaran membaca, dalam hal ini guru lebih sering mendiktekan kalimat
dan dikuasai oleh para siswa di Sekolah Dasar, karena ketrampilan ini secara
Siswa yang tidak mampu membaca dengan baik akan mengalami kesulitan
khususnya membaca permulaan harus dikuasai oleh siswa kelas 1, selain itu
perlu adanya bimbingan dan motivasi dari guru, disitulah peran penting yang
Hairuddin dalam Admaja (2012: 5) metode SAS merupakan salah satu jenis
bagi siswa kelas awal. Pembelajaran membaca dengan metode ini mengawali
kalimat (subjek, predikat dan objek). Kemudian melalui proses analitik siswa
dengan metode SAS siswa akan dilatih mengenal huruf, suku kata dan
kalimat secara utuh, selain itu siswa juga akan dilatih menyuarakan huruf,
suku kata, hingga membaca kalimat. Metode SAS ini dirasa akan efektif
kelas 1, karena dilihat dari langkah-langkah yang telah dijelaskan, metode ini
membacanya.
SAS dapat memotivasi murid untuk belajar dengan gembira, bebas, aktif, dan
seperti rasa enggan, takut, malu dapat teratasi. Hal ini terlihat ketika murid
untuk mengenalinya, dari kurang mampu membaca huruf, suku kata, kata,
rupa membuat siswa mudah mengikuti prosedur dan dapat cepat membaca
dilakukan oleh Reni Dwi Astuti tahun 2014 dengan judul “Peningkatan
B. Diagnosis Masalah
3 Awirarangan Kuningan.
C. Fokus Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah
membaca permulaan.
b. Bagi siswa
Sintetik (SAS).
c. Bagi guru
pembelajaran
d. Bagi peneliti
ilmiah.
11